Anda di halaman 1dari 2

D.

Dampak Masalah (Terhadap Organisasi dan Karyawan)

Kesalahan kontrol keamanan produk dari perusahaan dapat berakibat fatal pada
keberlanjutan usaha, mulai dari hilangnya kepercayaan konsumen, pemboikotan
produk, penetapan kebijakan pemerintah, pencabutan ijin usaha, dan sanksi
hukum denda dan pidana jika menyebabkan kerugian material dan jiwa.

Dampak masalah terhadap perusahaan Nestle yaitu sempat diboikot oleh


konsumen, sehingga perusahaan nestle kehilangan kepercayaan konsumen
yang selalu membeli produknya. Dampak lain terhadap perusahaan dan
karyawan yaitu tentang keberlanjutan perusahaan dimana jika sudah tidak ada
kepercayaan dari konsumen berakibat pada perusahaan akan bangkrut dan para
karyawan akan di PHK. Dampak lainnya semua produk Nestle pada tahun 2004
tidak diizinkan beredar dan dipasarkan dimana-mana, yang membuat
perusahaan Nestle tercoreng namanya pada tahun 2004.

Perusahaan besar tentu mempunyai standar (SOP) dalam memproduksi


produknya sesuai standar internasional mulai dari bahan baku , peralatan,
hingga lingkungan produksi yang steril serta terbebas dari kuman dan bakteri
yang membahayakan.

Hal ini berbeda dengan hasil uji Lab terhadap susu Nestle yang beredar di
Indonesia, karena menurut BPOM tidak ada satupun produk susu formula yang
tercemar bakteri Enterobacter Sakazakii. Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) melakukan pengambilan sampel sebanyak 96 pada susu formula
berbagai merek pada tahun 2008 hingga 2011 dan tidak menemukan cemaran
bakteri termasuk produk NESTLE.

E. Alternatif Penyelesaian Masalah

Perusahaan Nestle menjadi salah satu perusahaan terbesar dunia dengan fokus
produk untuk meningkatkan gizi, kesehatan, dan keafiatan dari konsumennya.
Produk-produk Nestle diproduksi dengan dedikasi para karyawannya agar
menghasilkan produk yang berkualitas dan membangun brand guna memnuhi
kebutuhan dan menyelesaikan permasalahan konsumen. 
Upaya Perusahaan Nestle sebagai perusahaan global yakni terus meningkatkan
dan melakukan penelitian dan pengembangan dalam menyempurnakan produk
yang bertujuan pada kehidupan yang sejahtera dan lebih berkualitas. Tujuan
bisnis perusahaan Nestle mewakili tujuan umum suatu bisnis mulai dari
mendapatkan keuntungan, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan,
meningkatkan pertumbuhan perusahaan, dan yang terpenting dapat bertanggung
jawab secara sosial terhadap lingkungan dan masyarakat (Febrianty dkk, 2020)

Perusahaan Nestle melakukan kemitraan disetiap tahapan proses


pengembangan produk dengan pemasok, proses awal hingga akhir hingga
biotek. Jalinan kemitraan tersebut diharapkan setiap proses dapat terkontrol
dengan baik dan diawasi oleh para ahli sehingga aman dikonsumsi bagi
konsumen diseluruh dunia dalam hal gizi, nutrisi, rasa, kenyamanan, dan
kesehatan, sebagai bentuk upaya agar para karyawan lebih teliti lagi dalam hal
pengecekan suatu produk.

Upaya selanjutnya dari perusahaan Nestle yaitu edukasi konsumen melalui


informasi kesehatan yang tercantum pada kemasan produk. Standar perilaku
bisnis sangat dijaga ketat sesuai Nestle Corporate Business Principle. 

Jalannya prinsip tersebut sesuai dengan landasan strategi prinsip global


Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang hak Asasi Manusia,
ketenagakerjaan, lingkungan dan korupsi. Salah satu program tanggung jawab
sosial yang dilaksanakan PT. Nestle indonesia yaitu program CSV sebagai
program Corporate Social Responsibility untuk melaukan bina lingkungan,
kemitraan dengan UMKM, koperasi dan program langsung kepada masyarakat
yang bisa mempererat customer relationship (Farida dkk, 2019).

Founder Nestle sejak awal 140 tahun membangun bisnis dengan perencanaan
dan pelaksanaan untuk tujuan jangka panjang dan memberikan keuntungan
yanag sustainable bagi para pemegang saham. Prinsip bisnis Nestle yaitu dapat
melaksanakan semua kegiatan sesuai syarat hukum yang berlaku serta dapat
menciptakan nilai yang tinggi di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai