Kesalahan kontrol keamanan produk dari perusahaan dapat berakibat fatal pada
keberlanjutan usaha, mulai dari hilangnya kepercayaan konsumen, pemboikotan
produk, penetapan kebijakan pemerintah, pencabutan ijin usaha, dan sanksi
hukum denda dan pidana jika menyebabkan kerugian material dan jiwa.
Hal ini berbeda dengan hasil uji Lab terhadap susu Nestle yang beredar di
Indonesia, karena menurut BPOM tidak ada satupun produk susu formula yang
tercemar bakteri Enterobacter Sakazakii. Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) melakukan pengambilan sampel sebanyak 96 pada susu formula
berbagai merek pada tahun 2008 hingga 2011 dan tidak menemukan cemaran
bakteri termasuk produk NESTLE.
Perusahaan Nestle menjadi salah satu perusahaan terbesar dunia dengan fokus
produk untuk meningkatkan gizi, kesehatan, dan keafiatan dari konsumennya.
Produk-produk Nestle diproduksi dengan dedikasi para karyawannya agar
menghasilkan produk yang berkualitas dan membangun brand guna memnuhi
kebutuhan dan menyelesaikan permasalahan konsumen.
Upaya Perusahaan Nestle sebagai perusahaan global yakni terus meningkatkan
dan melakukan penelitian dan pengembangan dalam menyempurnakan produk
yang bertujuan pada kehidupan yang sejahtera dan lebih berkualitas. Tujuan
bisnis perusahaan Nestle mewakili tujuan umum suatu bisnis mulai dari
mendapatkan keuntungan, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan,
meningkatkan pertumbuhan perusahaan, dan yang terpenting dapat bertanggung
jawab secara sosial terhadap lingkungan dan masyarakat (Febrianty dkk, 2020)
Founder Nestle sejak awal 140 tahun membangun bisnis dengan perencanaan
dan pelaksanaan untuk tujuan jangka panjang dan memberikan keuntungan
yanag sustainable bagi para pemegang saham. Prinsip bisnis Nestle yaitu dapat
melaksanakan semua kegiatan sesuai syarat hukum yang berlaku serta dapat
menciptakan nilai yang tinggi di masyarakat.