Anda di halaman 1dari 12

Pelanggaran Etika Bisnis Pt

Nestle Indonesia
Kelompok 1
Anggota :
01 Cici Nonci 222210062

02 Aji Saputra 222210004

03 Revina Demiati S. 222210110

04 Karmilah 222210006

05 Risa Mutiara 222210073

06 Afriliyanti 222210103

07 Muh. Fajar Arianto 222210069

08 Alfi Rahma Salsabila 222210057


Latar Belakang
Banyak perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik
adalah bisnis yang beretika. Etika bisnis merupakan etika
terapan. Etika bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita
tentang apa yang baik dan benar untuk beragam instusi,
teknologi, transaksi, aktivitas dan usaha yang kita sebut
bisnis.

Nestlé Indonesia adalah anak perusahaan Nestlé SA,


perusahaan yang terdepan dalam bidang gizi, kesehatan
dan keafiatan, yang berkantor pusat di Vevey, Swiss.
Nestle SA dibangun lebih dari 140 tahun yang lalu oleh
Henri Nestlé, seorang ahli farmasi yang berhasil meramu
bubur bayi guna membantu seorang ibu menyelamatkan
bayinya yang sangat sakit dan tidak mampu menerima air
susu ibu.

Kantor pusat di Vevey, Vaud, Swiss


RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH
1 Apa pelanggaran yang dilakukan PT Nestle
Indonesia?
2 Mengapa bisa terdapat bakteri di dalam susu
produksi ?
3 Bagaimana peran stakeholder dalam
menanggapi pelanggaran itu?
KASUS PELANGGARAN PT. NESTLE
INDONESIA

Nestlé telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1971, dan pada saat ini PT tersebut telah
melatih lebih dari 2.600 karyawan untuk menghasilkan beragam produk Nestle. Moto
Nestlé "Good Food, Good Lifie" menggambarkan komitmen perusahaan yang Ikatan
untuk mengkombinasikan ilmu dan teknologi guna menyediakan produk-produk yang
mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia akan makanan dan minuman berbayar, serta
aman untuk dikonsumsi serta lezat rasanya.
Pada tahun 2004 Produk Susu Nestlé telah ditarik dari peredaran di sejumlah negara eropa
karena mengandung Bakteri Sakazakii yang menyebabkan meningitis, infeksi pembuluh
darah atau inflamasi sistem pencernaan yang mematikan bagi bayi maupun orang dewasa.
Industri susu Nasional Indonesia rupanya telah meremehkan masalah dari Bakteri
Enterobacter sakazaki yang mencemarkan produk susu formula anak-anak.
Permasalahan dalam PT. Nestle Indonesia

Dari penelitian yang dilakukan di 35 negara


ditemukan tingkat pencemaran bakteri Enterobacter
sakazaki pada susu formula bayi sebesar 14 persen
atau 20 kaleng dari 141 kaleng yang diteliti.
Penelitian ini menemukan bahwa bakteri
Enterobacter Sakazaki ditemukan pada debu yang
ada dilantai pabrik pembuatan susu formula bayi
tersebut, padahal pabrik pembuatan susu formula
atau makanan apapun menurut standar sudah
seharusnya bersih dari semua virus, kuman ataupun
bakteri yang berbahaya.

Enterobacter Sakazakii
Permasalahan dalam PT. Nestle Indonesia
Nestle dikecam karena memproduksi susu formula
untuk bayi yang mengandung bakteri Enterobacter
Sakazaki. Berbeda dengan pemerintah kita, yaitu
lembaga BPOM yang menyatakan bahwa tidak ada
satu pun formula susu yang tercemar bakteri
Enterobacter Sakazaki di indonesia.

Pada tahun 2011 BPOM melakukan pengambilan 96


sampel produk susu formula dari berbagai merek
untuk menguji kemungkinan adanya bakteri
Enterobacter Sakazaki. Dalam pengujian sampel
tersebut, BPOM tidak menemukan satu pun susu
Formula (termasuk didalamnya adalah NESTLE)
yang terkontaminasi, pengujian ini dilakukan pada
2008 sampai 2011.

Enterobacter Sakazakii
ETIKA BISNIS DALAM PT. NESTLE
INDONESIA
Nestlé berkomitmen untuk menganut Prinsip Bisnis berikut ini di semua negara, disesuaikan dengan undang-undang lokal,
praktek-praktek budaya dan agama:
Gizi, Kesehatan dan Keafiatan Bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan para konsumen
setiap hari, dimanapun mereka berada dengan menawarkan pilihan
produk makanan dan minuman yang lezat dan sehat, serta mendorong
gaya hidup sehat. Diungkapkan melalui motto 'Good Food, Good Life’.

Jaminan Mutu dan Keamanan Dimana saja di seluruh dunia, nama Nestlé menjanjikan produk yang
Produk aman dan berkualitas baik kepada konsumen.

Komunikasi kepada Konsumen Berkomitmen terhadap komunikasi kepada konsumen yang


bertanggung jawab dan dapat dipercaya, yang memberdayakan
konsumen untuk menggunakan hak mereka atas pilihan yang
bersandarkan pada informasi yang benar, dan mempromosikan pola
makan yang lebih sehat.
Hak Asasi Manusia dan Kegiatan Mendukung penuh prinsip-prinsip Global Compact-Persatuan Bangsa
Usaha Bangsa tentang hak asasi manusia dan ketenagakerjaan, dan bertujuan
untuk memberikan contoh-contoh mengenai hak asasi manusia dan
praktik ketenagakerjaan di seluruh kegiatan bisnis.
Peran Stakholder pada Pelanggan
Dalam beroperasi, masyarakat maupun pemerintah
sentiasa memastikan standar perilaku bisnis yang ketat
dan mendukung pelestarian lingkungan sebagaimana
tercantum dalam Nestle Corporate Business Principles.
Termasuk Prinsip-prinsip Global Compact PBB tentang
Hak Azas Manusia, Tenaga kerja, Lingkungan dan
Korupsi. Dengan landasan strategi bisnis inilah Nestle
memastikan sukses jangka panjang bagi perusahaan.
Kesimpulan
Meskipun pada tahun 2004 Produk Susu Nestle telah ditarik dari
peredaran di sejumlah negara eropa karena mengandung Bakteri
Sakazakii. Namun, di Indonesia sendiri pada tahun 2011 Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan pengambilan 96
sampel produk susu formula dari berbagai merek untuk menguji
kemungkinan adanya bakteri Enterobacter Sakazaki. Dalam
pengujian sampel tersebut, BPOM tidak menemukan satu pun susu
formula (termasuk didalamnya adalah Nestle) yang terkontaminasi,
Pengujian ini dilakukan pada 2008 sampai 2011.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai