ABSTRACT
Pada praktikum yang di lakuakan kali ini kami membuat model
anomali kenampakan bawah tanah yang akan di olah di software oasis dan
Gymsis dan menggunakan data slice CBA residual daerah karawang yang telah
di olah .Secara umum metoda pemodelan ini membutuhkan waktu cukup lama
karena sifatnya yang tidak otomatis sebagaimana pemodelan inversi. Namun
pada kasus-kasus tertentu metode pemodelan ini cukup efektif. Pada kasus
dimana data mengandung noise yang cukup besar maka metode yang bersifat
otomatis dan sangat ”obyektif” seperti metode inversi akan berusaha mencari
model yang responsnyafit data. Termasuk noise-nya.Pada kedua kasus tersebut
model dianggap optimal jika responsnya telah cocok secara garis besar dengan
pola data lapangan.
PENDAHULUAN
Bumi memiliki struktur berlapis-lapis yang tersusun atas batuan-batuan.
Batuan merupakan benda padat yang terbentuk secara alami dan tersusun oleh
mineral-mineral dan kimia. Batuan terdapat dan terbentuk di bawah
permukaan bumi (litosfer). Setiap batuan memiliki densitas yang berbeda-beda.
Dimana densitas merupakan jumlah materi yang terdapat dalam suatu benda.
Distribusi densitas yang tidak homogen ini dapat disebabkan oleh struktur yang
ada dibawah permukaan bumi, dimana distribusi densitas yang tidak homogen
pada batuan penyusun kulit bumi.
Struktur di bawah permukaan bumi dipengaruhi oleh faktor geometri,
kedalaman, ketebalan dari benda anomali, sifat-sifat batuan penyusunnya dan
gaya-gaya yang mempengaruhinya. Rapat massa (densitas) merupakan
parameter fisis yang akan dicari dalam penelitian geofisika ini. Hipotesis
penelitian didasarkan asumsi bahwa respon gaya berat yang terukur dengan
rapat massa (densitas) pada titik pengukuran, dimana operator ini bergantung
pada geometri dan posisi sumber. Dengan mendesain suatu operator
dekonvolusinya maka distribusi rapat massa ( densitas ) sumber dibawah
permukaan bumi.
Anomali gaya berat ditimbulkan oleh adanya variasi densitas bawah
permukaan pada arah lateral maupun vertikal yang digambarkan oleh
persamaan konvolusi antara kontras densitas dengan bentuk benda penyebab
anomali. Dengan demikian, maka semua kegiatan eksplorasi yang
menggunakan matode gaya berat adalah untuk mendapatkan target
berdasarkan variasi densitas dari suatu bentuk anomali terhadap
lingkungannya, sehingga diperoleh gambaran distribusi bawah permukaan pada
arah lateral dan vertikal.
METODOLOGI PENELETIAN
MULAI
Selesai
Dengan informasi data pendukung, maka model di buat dengan body – body
surface yang berbea tadi. Model yang tepat adalah model yang dapat
mengakomodasi data geologi dan data pendukung lainnya serta misfit antara
data observasi dan data calculated kecil. Dengan kata lain garis putus – putus
harus berhimpitan dengan garis tegas yang terbentuk nantinya.
KESIMPULAN
1. Pengolahan data gravity hasil pengukuran di lapangan pada daerah
Karangsambung, dimana untuk memperoleh nilai koreksi tidal yang
bertujuan untuk menghilangkan perubahan nilai gravitasi akibat adanya
pasang surut.
2. Nilai koreksi tidal dan koreksi drift pada setiap titik pengukuran di
daerah karangsambung memiliki nilai sangat bervariasi. Pengukuran di
base station di awal dan diakhir pengukuran memiliki nilai yang berbeda
yang diakibatkan karena pengaruh pembacaan alat maupun faktor
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, Richard. 1995. Potential Theory in Gravity and Magnetic Application.
New York: Cambridge University Press.
Budi, Aditya. 2009. Teori Dasar Metode Gravitasi. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Suhadiyanto. 2008. Metode Gravitasi. Jakarta: FMIP Universitas Indonesia.