Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Geografi Pariwisata”

Disusun oleh :

Alifya Judo 21110117140004

Della Diana F 211101171200

Elly Indah 211101171200

Mahardika Radya 211101171400

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang Semarang Telp. (024) 76480785, 76480788
e-mail: geodesi@undip.ac.id
2018
KATA PENGANTAR
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

I.2 Rumusan masalah


A. Apa itu geografi parawisata?
B. Bagaimana keterkaitan geografi dan pariwisata?
C. Bagaimana Sumberdaya Geografi untuk Pengembangan Pariwisata?
D. Apa saja jenis-jenis pariwisata?
E. Bagaimana Ruang lingkup analisis Daerah Wisata?
F. Apa Peranan Mempelajari Geografi Pariwisata?
G. Bagaimana dampak dari geografi pariwisata?
I.3 Tujuan
 Untuk megetahui geografi parawisata
 Untuk mengetahui keterkaitan geografi dan pariwisata
 Untuk mengetahui Sumberdaya Geografi untuk Pengembangan Pariwisata
 Untuk mengetahui jenis-jenis pariwisata
 Untuk mengetahui Ruang lingkup analisis Daerah Wisata
 Untuk mengetahui peranan Mempelajari Geografi Pariwisata
 Untuk mengetahui dampak dari geografi pariwisata
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian geografi pariwisata


Geografi adalah ilmu yang menguraikan dan menganalisis variasi ruang keadaan
permukaan bumi serta umat manusia yang menempatinya.
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan
pemerintah daerah.
Geografi Pariwisata adalah cabang dari pada bidang ilmu geografi yang mengkaji
berbagai hal yang terkait dengan aktivitas perjalanan wisata, meliputi karakteristik
destinasi (objek) wisata, aktivitas dan berbagai fasilitas wisata serta aspek lain yang
mendukung kegiatan pariwisata di suatu daerah (wilayah).
Dalam mengembangkan kepariwisataan harus pula memerhatikan konsep
geografi, karena hal tersebut sangat erat berkaitan. Apabila dijalankan konsep geografi
dalam dunia pariwisata akan terasa perkembangannya. Adapun konsep geografi adalah
sebagai berikut.
1. Lokasi
Lokasi dalam geografi dibagi dua yaitu lokasi absolute dan relatif. Lokasi
absolute yaitu lokasi yang mutlak berdasar letak astronomis garis lintang maupun
bujur. Contoh, lokasi wisata Kawah Putih terletak pada titik koordinat 7° 8’ 31.2” LS,
107° 23’ 53.8” BT dengan ketinggian 1718 m di atas permukaan laut.
Lokasi relatif yaitu lokasi yang tidak tetap dan dapat berubah sesuai situasi dan
kondisi. Contoh, lokasi wisata Kawah Putih dari pintu masuk menuju pusat kawah
apabila dengan menggunakan mobil akan menempuh waktu 10 menit, berbeda dengan
jalan kaki menempuh waktu 1.30 menit.
2. Jarak
Jarak berkaitan dengan dekat/panjang antara dua tempat juga berkaitan dengan lokasi.
Contoh, jarak dari rumah ke lokasi wisata.
3. Keterjangkauan
Berkaitan dengan keadaan permukaan bumi serta ketersediaan sarana dan
prasarana angkutan atau komunikasi. Contoh, wisata Taman Mini Indonesia Indah
sangat mudah dijangkau dengan menggunakan sarana transportasi apapun karena
lokasinya sangat strategis.
4. Pola
Berkaitan dengan persebaran fenomena geosfer di permukaan bumi. Contoh,
lokasi wisata Kawah Kamojang harus dijauhkan dari pola pemukiman karena akan
sangat berbahaya jika lokasi wisata tersebut berdekatan dengan pemukiman warga.
5. Morfologi
Berkaitan dengan bentuk permukaan bumi. Paiwisata harus disesuaikan dengan
keadaan sekitar landai atau curamnya lokasi yang sesuai untuk dijadikan potensi
pariwisata. Contoh, perhotelan harus berada di daerah yang landai karena berhubungan
dengan aspek keterjangkauan yang biasanya hotel digunakan bagi orang-orang
penting. Jadi hotel biasanya harus ditempatkan di lokasi yang strategis.
6. Aglomerasi
Berkaitan dengan penggerombolan. Contoh, hotel tidak boleh di bangun jika
berdekatan dengan hotel lain yang sifatnya menggerombol, karena akan menimbulkan
ketidak larisan salah satu hotel.
7. Nilai kegunaan
Lokasi wisata harus dibangun atas asas manfaat baik sebagai hiburan, refreshing,
edukasi, dll. Contoh, lokasi wisata museum umumnya sebagai wahana edukasi bagi
para wisatawan.
8. Differensiasi area
Berkaitan dengan perbedaan corak antar wilayah di permukaan bumi dengan ciri
khusus yang dapat dibedakan dengan wilayah lain. Contoh lokasi wisata harus
memiliki karakteristik yang berbeda dengan wisata lain, lokasi Kawah Putih dengan
kawahnya, Dufan dengan wahana permainannya, museum dengan koleksi sejarahnya.
9. Interaksi dan interdependensi
Berkaitan dengan saling memengaruhi antar berbagai fenomena geosfer dan
peristiwa saling ketergantungan. Contoh, hotel harus berinteraksi dengan adanya
pengadaan pasokan air bersih bagi para penginap.
10. Keterkaitan keruangan
Berhubungan dengan persebaran suatu fenomena dengan fenomena lain di suatu
tempat. Contoh, fenomena sebuah patahan atau sesar akan mengakibatkan kemunculan
air terjun sebagai wahana wisata alam.

B. Keterkaitan geografi dan pariwisata


Setiap ilmu pasti tidak ada yang dapat berdiri sendiri. Setiap ilmu saling
berhubungan satu sama lainnya. Begitupun dengan ilmu pariwisata tidak dapat
dilepaskan hubungannya dengan geografi.
Seperti yang dikemukakan oleh Robinson (1976) yang dikutip oleh Maryani
(2000:67) pariwisata menjadi bidang kajian geografi, dengan beberapa alasan dibawah
ini:
1. Geografi berhubungan dengan lingkungan baik alam maupun manusia. Ilmu
geografi selalu berhubungan dengan lokasi suatu fenomena, hubungan antara
fenomena dan distribusi keruangan. Pariwisata erat kaitannya pada pemanfaatan
ruang, lokasi-lokasi daerah tujuan wisata, lokasi dimana wisatawan bergerak dari
satu daerah ke daerah lain. Dengan demikian geografi mempunyai peranan yang
sangat penting dalam menyediakan ruang sebagai daerah tujuan wisata yang sesuai
dengan permintaan wisatawan dan memberikan kepuasan wisatawan yang berbeda
karakternya.
2. Pariwisata erat kaitannya dengan struktur, bentuk, penggunaan lahan dan
perlindungan bentang alam (landscape). Di satu sisi pariwisata menyebabkan
berubahnya bentang alam menjadi kawasan budaya. Geografi sebagai ilmu tata
guna lahan dapat memberikan solusi bagaimana ruang dapat dimanfaatkan sesuai
dengan daya dukung dengan meminimalkan resiko kerusakan.
3. Pariwisata adalah aktivitas ekonomi komersial, berbagai aktivitas ekonomi di
permukaan bumi secara khusus dikaji oleh geografi ekonomi. Pariwisata
mendorong timbulnya berbagai aktivitas baik yang secara langsung memanfaatkan
alam maupun tidak.
4. Geografi selalu tertarik pada pergerakan barang dan orang, dalam bentuk
transportasi dan perdagangan. Pariwisata telah memberikan kontribusi yang cukup
signifikan terhadap adanya perdagangan secara regional, nasional dan internasional.
Distribusi orang, barang, dan uang antara satu tempat ke tempat lain sangat
diperlukan untuk mendukung berlangsungnya usaha pariwisata.
5. Antar hubungan (relationship) dan pengaruh (effect) suatu fenomena terhadap
fenomena lain, baik di dalam suatu tempat maupun ke tempat lain selalu menjadi
kajian geografi. Pariwisata memberikan dampak yang luas baik secara ekonomi,
budaya, sosial, maupun alam. Lingkup dampaknya pun secara lokal, regional,
nasional maupun internasional. Hal ini menunjukkan bahwa pariwisata sangat
relevan menjadi kajian geografi.
C. Sumberdaya Geografi untuk Pengembangan Pariwisata
Sumberdaya adalah segala sesuatu yang bernilai apabila diproduksi, diolah dan
digunakan. Pengertian bernilai disini sangat subyektif, tergantung pada pandangan
individu, kemajuan teknologi dalam masyarakat dan waktu. Sumberdaya geografi untuk
pariwisata adalah segala sesuatu baik yang berupa alam maupun hasil budaya manusia
yang menarik dan unik bagi wisatawan. Ada beberapa ciri sumberdaya geografi menurut
Abdurrahman dan Maryani (1997:77) bagi pariwisata:
1. Sumberdaya tersebut dapat berupa kenampakan dalam dan budaya yang bernilai
ekonomis untuk diolah dalam industri pariwisata.
2. Sumberdaya yang dipasarkan tidak berdiri sendiri, artinya harus selalu ditunjang oleh
pengelolaan, penataan, dan ditunjang fasilitas yang terkait dengan kepariwisataan.
3. Sumberdaya pada umumnya mempunyai fungsi ganda, jadi tidak hanya sebagai objek
wisata yang dapat dilihat saja, tapi harus ada sesuatu yang dapat dikerjakan dan dibeli
sebagai oleh-oleh. Ruang untuk kawasan wisata pun berfungsi ganda, seperti kawasan
pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, cagar alam, konservasi dan sebagainya.
Sumberdaya geografi untuk pariwisata menunjukkan adanya keterkaitan satu
sama lain, contoh iklim dengan morfologi, morfologi dengan penggunaan lahan dan
aktivitas penduduk. Sumberdaya geografis yang dijadikan objek wisata menurut
Abdurrahman dan Maryani (1997:77-78) antara lain:
1. Iklim
Unsur-unsur iklim yang erat kaitannya dengan pariwisata adalah suhu, angin,
curah hujan, dan awan (kecerahan). Rekreasi di luar rumah, selain dipengaruhi oleh
waktu libur, juga ditentukan oleh iklim. Permintaan rekreasi di luar rumah meningkat
tatkala cuaca sedang baik. Kondisi cuaca pun akan menentukan jenis aktivitas yang
dilakukan dan perlengkapan yang harus dibawa selama berwisata. Misalnya berwisata di
daerah dingin berbeda dengan daerah panas, baik dalam hal jenis pakaian, makanan
maupun kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama berpariwisata.
2. Morfologi
Dipermukaan bumi terdapat bermacam-macam bentuk lahan. Tapi pada umunya
dapat dibedakan atas pegunungan, perbukitan, dataran tinggi (plato) dan dataran (plan).
Morfologi ini akan berkaitan erat dengan cuaca. Di daerah pengunungan banyak
dikembangkan objek wisata berupa cagar alam dan taman nasional, dengan segala
keanekaragaman flora dan faunanya. Objek wisata lain yang erat kaitannya dengan
pegunungan adalah fenomena gunung api, berupa kawah dan sumber air panas.
3. Tata air
Air permukaan bumi menduduki persentase terbesar. Air ini dapat berupa laut,
sungai, danau, dan air dalam tanah. Laut menjadi objek wisata yang menarik sepanjang
zaman.
4. Flora dan Fauna
Flora dan fauna suatu tempat mempunyai kaitan erat dengan iklim baik secara
horizontal maupun vertikal. Setiap daerah umumnya mempunyai flora dan fauna khas
yang menjadi unggulan daya tarik wisata.[4]
Adapun beberapa sumberdaya yang dapat dijadikan daya tarik bagi wisatawan
untuk datang ke suatu daerah tujuan wisata, yaitu:
1. Sumberdaya yang bersifat alamiah (Natural Amenities) meliputi:
a. Iklim: cuaca cerah, banyak cahaya matahari, sejuk, kering, panas, hujan dan lain-
lain
b. Bentuk tanah dan pemandangan: tanah yang datar, lembah pegunungan, danau,
sungai, pantai, air terjun, gunung berapi dan pemandangan yang menarik.
c. Hutan belukar
d. Flora dan fauna, seperti tumbuhan yang aneh, burung-burung, ikan, binatang buas,
cagar alam, daerah perburuan dan lain-lain.
e. Pusat kesehatan, yang termasuk kelompok ini adalah: sumber air mineral, mandi
lumpur, sumber air panas.
2. Sumberdaya buatan manusia (man made supply) seperti:
a. Monumen bersejarah dan sisa peradaban masa lampau.
b. Museum, art galery, perpustakaan, kesenian rakyat.
c. Acara tradisional, pameran, festival, upaca perkawinan, khitanan.
d. Rumah-rumah beribadah, seperti masjid, gereja, pura, kuil, candi.
3. Tata cara hidup masyarakat (way of life). Seperti: tarian, sandiwara, drama, upacara-
upacara keagamaan.
D. Jenis-jenis pariwisata
1. Menurut letak Geografis :
a. Pariwisata Lokal (Local Toursm)
Adalah pariwisata setempat yang mempunyai ruang lingkup yang relatif
sempit dan terbatas dalam tempat tertentu saja, misalnya Narmada, Senggigi,
Ancol, Bromo, Danau Kelimutu..
b. Pariwisata Regional (Regional Toursm)
Ialah kegiatan kepariwisataan yang berkembang disuatu daerah yang agak luas
mis. Bali, Yogyakarta, Lombok, Kupang dsb.
c. Pariwisata Nasional (Nasional Toursm)
Istilah ini sinonim dengan Domestic Tourism atau wisnu, di mana titik
beratnya orang yang melakukan perjalanan wisata adalah warga negara sendiri
dan orang asing yang berdomisili di negara tersebut.
d. Regional International Toursm
Yaitu kegiatan kepariwisataan yang berkembang di wilayah internasional yang
terbatas tetapi melewati batas dari dua Negara, Asean.
e. International Toursm
Pengertian ini sama dengan World Toursm yaitu kegiatan kepariwisataan yang
berkembang diseluruh negara, termasuk semua di atas.
2. Menurut pengaruh terhadap Neraca Pembayaran :
a. Pariwisata Aktif (In Toursm)
Yaitu kegiatan pariwisata yang ditandai dengan gejala masuknya wisatawan
asing ke suatu negara tertentu. Disebut sebagai pariwisata aktif karena
masuknya wisatawan asing, berarti pemasukan devisa bagi negara yang
dikunjungi.
b. Pariwisata Pasif (Out Going Toursm)
Yaitu kegiatan kepariwisataan yang ditandai dengan gejala keluarnya warga
negara sendiri ke luar negeri sebagai wisatawan. Ini disebut pasif karena
uangnya dibelanjakan di luar negeri. Uang yang seharusnya berada di
Indonesia, tapi dipindahkan ke luar negeri.
3. Menurut Obyeknya :
a. Pariwisata Kebubadayaan (Cultural Toursm)
Yaitu jenis pariwisata, di mana motivasi orang melakukan perjalanan karena
adanya daya tarik dari segi budaya (hasil ciptaan manusia). Jadi obyek
kunjungannya adalah warisan nenek moyang, benda kuno.
b. Pariwisata Kesehatan (Recupational Toursm)
Yaitu tujuan orang mengadakan wisata karena untuk menyembuhkan
penyakit, seperti mandi air panas, mandi lumpur dan mandi kopi di Jepang
yang khasiatnya agar awet muda.
c. Pariwisata Perdagangan (Comercial Toursm)
Disebut demikian karena perjalanan wisata dikaitkan dengan kegiatan
perdagangan nasional maupun internasional, misalnya exposition fair,
exhibition dll.
d. Pariwisata Olah Raga (Sport Toursm)
Ialah perjalanan wisata kesuatu negara karena menyaksikan pesta olah raga di
negara tertentu mis. Olimpiade, All England, Tinju di Last Vegas, sepak bola
atau orang yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
e. Pariwisata Politik (Political Toursm)
Yaitu perjalanan yang tujuannya untuk melihat atau menyaksikan suatu
peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan kegiatan negara, misalnya
Hari ABRI, sepuluh Oktober di Rusia.
f. Pariwisata Sosial (Social Toursm)
Peristiwa yang penyelenggaraannya untuk kegiatan sosial, misalnya studi tour,
piknik, youth toursm (pariwisata Remaja), bakti sosial mahasiswa, bakti sosial
KNPI dsb.
g. Religion Toursm (Wisata Agama)
Orang mengadakan perjalanan wisata untuk melihat atau menyaksikan
upacara keagamaan misalnya kunjungan ke Muntilan Pusat Pengembangan
Agama Kristen di Jateng, Umroh bagi umat Islam, Hindu di Sekenan Bali.
E. Ruang lingkup analisis Daerah Wisata
Analisis daerah (wilayah) Pariwisata yang dapat dilakukan oleh geografi
meliputi :
1. Analisis sistem perwilayahan
2. Analisis sosial kemasyarakata.
3. Analisis geografi
4. Analisis ekonomi
5. Analisis fisik/daya dukung lingkungan
6. Analisis kondisi sarana dan prasarana
7. Analisis struktur dan pola masyarakat
8. Analisis potensi dan sumberdaya alam, buatan manusia
Dalam melaksanakan kegiatan analisis dapat menerapkan rumus-rumus,
statistik, analisis peta dan hasil interpretasi citra serta pengolahan data
spasial dengan SIG Ruang lingkup analisis Daerah WisataPerumusan Rencana
Pengembangan Destinasi Wisata.
Kegiatan perumusan rencana pengembangan destinasi dapat dilakukan pula oleh
ahligeografiyangmeliputi :
1. Perumusan arahan pemanfaatan ruang dan masalah pembangunan pariwisata
2. Perumusan konsep dan strategi pengembangan destinasi pariwisata
3. Penjabaran konsep dan strategi pengembangan tata ruang wilayah pariwisata
Penyajian informasi rencana tata ruang wilayah wilayah pariwisata dapat
diwujudkan dalam bentuk peta-peta hasil rumusan rencana yang diperoleh
atas dasar studi kompilasi data dan analisis data wilayah
F. Peranan Mempelajari Geografi Pariwisata
1. Mengetahui dan Memahami karakteristik sumberdaya pariwisata yang ada di
setiap wilayah (daerah).
2. Mengetahui dan memahami karakteristik aktivitas para wisatawan berdasarkan
pada asal wisatawan dan tempat tujuan wisatanya.
G. Dampak dari geografi pariwisata
Banyak sekali manfaat yang dapat diberikan oleh pengembangan sektor industri
pariwisata. Menurut buku Pegangan Penatar dan Penyuluh Kepariwisataan Indonesia
yang diterbitkan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, sedikitnya manfaat
dan dampak negatif yang ditimbulkan tersebut dapat ditinjau dari empat aspek:
a. aspek ekonomi,
b. aspek social-budaya,
c. aspek berbangsa dan bernegara, dan
d. aspek lingkungan.
Di samping manfaat yang diberikan dari perkembangan dan pertumbuhan industri
pariwisata, juga perlu diantisipasi dampak-dampak negatif yang mungkin ditimbulkan
bila perlu mengurangi atau bahkan dapat menghilangkannya.
 Dampak Positif
1. Aspek Ekonomi
a. Menambah devisa negara
b. Membuka kesempatan berusaha
c. Menambah lapangan kerja
d. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah
e. Mendorong pembangunan daerah
2. Aspek Sosial Budaya
a. Pelestarian budaya dan adat
b. Meningkatkan kecerdasan masyarakat
c. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
d. Mengurangi konflik sosial mental dengan demikian pengembangan
pariwisatamerupakan salah satu cara dalam upaya untuk melestarikan
lingkungan
e. Memperoleh nilai tambah atas pemanfaatan dari lingkungan yang ada
3. Aspek Berbangsa dan Bernegara
a. Mempererat persatuan dan kesatuan
b. Menumbuhkan rasa memiliki dan kecintaan terhadap tanah air
c. Memelihara hubungan baik secara internasional
4. Aspek Lingkungan
a. Melestarikan lingkungan
b. Menumbuhkan suasana hidup tenang dan bersih
c. Meningkatkan kesegaran fisik dan mental
d. Jauh dari polusi, santai dapat mengembalikan kesehatan fisik dan
mental dengan demikian pengembangan pariwisata merupakan salah
satu cara dalam upaya untuk melestarikan lingkungan
e. Memperoleh nilai tambah atas pemanfaatan dari lingkungan yang ada
 Dampak Negatif
1. Aspek ekonomi
a. Harga barang dan jasa pelayanan menjadi naik, karena banyaknya
pengunjung atau wisatawan yang dianggap selalu membawa uang
banyak
b. Harga tanah naik akibat dari banyaknya para investor yang
memerlukan tanah untuk pembangunan hotel dan sarana penunjang
industri pariwisata
2. Aspek Sosial Budaya
Penduduk khususnya remaja suka mengikuti pola hidup para
wisatawan yang tidak sesuai dengan budaya dan kepribadian bangsa kita
sendiri
3. Aspek Berbangsa dan Bernegara
Banyaknya peluang dan pemanfaatan wisatawan juga mengandung
perilaku yang tidak bertanggung jawab misalnya: pemerasan, perjudian,
prostitusi, pencurian, peredaran barang-barang terlarang, penipuan dan
lain sebagainya
4. Aspek Lingkungan
Terjadi pengrusakan lingkungan, baik karena pembangunan
prasarana dan sarana pariwisata, maupun karena ulah pengunjung atau
tangan-tangan jahil orang yang tidak bertanggung jawab

BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar pustaka:

http://www.smartgeografi.com/2017/01/geografi-pariwisata.html

https://konsepblackbook.blogspot.co.id/2013/04/geografi-pariwisata.html

http://akank-sutha.blogspot.co.id/2012/04/geografi-pariwisata.html

https://dhemajad92.wordpress.com/geografi/geografi-pariwisata/

Anda mungkin juga menyukai