SURVEY REKAYASA
Disusun oleh:
Kelompok VII-C
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Survey Rekayasa ini telah disetujui dan disahkan oleh
Asisten Praktikum dan Dosen Pembimbing Praktikum Survey Rekayasa,
Departemen Teknik Geodesi, Universitas Diponegoro.
Disusun oleh:
Kelompok VII-C
Menyetujui,
Asisten Praktikum,
Yakub Hariana
NIM. 2111011930068
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Praktikum Survey Rekayasa dan Laporan Praktikum Survey Rekayasa dengan
baik. Laporan tersebut kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Survey
Rekayasa. Selama melaksanakan praktikum, kami telah dibantu oleh beberapa
pihak, oleh karena itu ucapan terima kasih kami ucapkan kepada :
1. Bapak Dr. Yudo Prasetyo, S.T., M.T selaku Ketua Departemen Teknik
Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
2. Bapak Nurhadi Bashit, S.T., M.Eng. dan Bapak Fauzi Janu A, S.T., M.Eng
selaku dosen pengampu mata kuliah Survey Rekayasa.
3. Saudara Yakub Hariana selaku Asisten Dosen mata kuliah Survey
Rekayasa yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan ini.
4. Seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyusun laporan
praktikum Survey Rekayasa.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan untuk hasil yang lebih baik. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa Program Studi Teknik Geodesi Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro dan masyarakat pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
BAB II PENDAHULUAN............................................................................II-1
III.6 Bowplank.......................................................................................III-13
IV.4.5 Bowplank...................................................................................IV-21
V.5 Bowplank............................................................................................V-10
BAB VI PENUTUP.......................................................................................VI-1
VI.1 Kesimpulan.....................................................................................VI-1
VI.2 Saran...............................................................................................VI-1
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
II.1 Latar Belakang
Survey rekayasa merupakan cabang ilmu dari Geodesi. Survey rekayasa
adalah salah satu bidang khusus dalam penerapan keahlian rekayasa yang
mencakup kegiatan surveying dan pemetaan yang diperlukan untuk mendukung
pekerjaan yang akan dilakukan seperti perencanaan, desain, konstruksi,
pemeliharaan dan operasi proyek-proyek rekayasa, kecuali survei-survei untuk
pencarian kembali (retracement) dari batas kepemilikan tanah atau penetapan
batas-batas baru (Sinamarta, 2021).
Pada dasarnya pelaksanaan survey rekayasa ini diterapkan dalam rencana
konstruksi untuk pembuatan jalan raya, saluran air, dan lain sebagainya dimana
masih berhubungan erat dengan pekerjaan galian dan timbunan. Pengukuran yang
dilakukan dalam kegiatan praktikum survey rekayasa ini meliputi pengukuran
stake out lengkung horizontal, pengukuran transfer elevasi, as built drawing, dan
pengukuran ketegakan bangunan.
Pengukuran stake out merupakan tahapan awal dalam pekerjaan konstruksi.
Proses stake out merupakan pemindahan atau penentuan lokasi titik-titik yang
telah diketahui koordinatnya dari hasil perencanaan yang telah dibuat, baik
berdasarkan koordinat (X, Y, Z) maupun berdasarkan besaran sudut horizontal
dan jarak datarnya. Sebelum dilakukan pemasangan bowplank, tentunya harus
dilakukan transfer elevasi menggunakan Waterpass (WP). Sedangkan transfer
elevasi merupakan cara penentuan elevasi suatu titik di lapangan berdasarkan data
ketinggian yang telah tertera pada gambar kerja. Penentuan tersebut didasarkan
dari suatu titik yang telah diketahui elevasinya. Kemudian pada pemasangan
bowplank atau pembatas sebagai penentu titik bidang kerja suatu proyek
konstruksi bertujuan untuk menentukan titik mana saja yang akan digunakan
untuk membuat dan meletakan ukuran suatu bangunan nantinya sebagai sarana
bantu pembuatan pondasi. Sehingga proses pengukuran dan pemasangan
bowplank juga harus dilakukan dengan seksama supaya dihasilkan posisi pondasi
yang sesuai. Pada praktikum Survey Rekayasa ini dilakukan proses stake out,
transfer elevasi, dan pembuatan bowplank menggunakan alat Total Station (TS)
dan WP. Pengukuran ini dilakukan dibeberapa lokasi/tempat yaitu untuk
pengukuran stake out perencanaan jembatan dan transfer elevasi di Area 2 Taman
Undip, pengukuran stake out kelengkungan horizontal di area Widya Puraya
Undip, As built drawing di Masjid Teknik Undip.
Selain proses perencanaan suatu konstruksi, proses pengecekaan dari
ketegakan bangunan juga dibutuhkan untuk memeriksa dan mengontrol verticality
suatu bangunan. Lokasi pengukuran ketegakkan bangunan pada praktikum survey
rekayasa kali ini adalah gedung Teknik Lingkungan Undip dengan menggunakan
alat survey yaitu Total station (TS) untuk pengambilan datanya karena memiliki
tingkat akurasi dan ketepatan yang cukup baik.
Oleh karena itu, dengan adanya praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat
meningkatkan keterampilan, wawasan, dan kompetensinya dalam melakukan
pengukuran survey rekayasa ini.
II.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa rumusan
masalah pada pelaksanaan praktikum Survey Rekayasa ini, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil dan analisis dari pengukuran stake out menggunakan alat
Total Station (TS) ?
2. Bagaimana hasil dan analisis dari pengukuran transfer elevasi dan
pembuatan bowplanc menggunakan alat Waterpass (WP) ?
3. Bagaimana hasil dan analisis dari pengukuran stake out kelengkungan
horizontal dengan metode perpanjangan tali busur?
4. Bagaimana hasil dan analisis dari pengukuran ketegakan bangunan
menggunakan alat Total Station (TS) Reflectorless?
II.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari pelaksanaan praktikum ini agar praktikan dapat mengetahui
dan memahami terkait pekerjaan dasar proyek konstruksi, seperti stake out,
transfer elevasi, pembuatan bowplank, dan ketegakan bangunan. Selain itu,
praktikan dapat memahami proses pengukuran di lapangan dan perhitungan
analisis mengenai stake out, trasfer elevasi, pembuatan bowplank, dan ketegakan
bangunan.
Tujuan dari praktikum Survey Rekayasa ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui hasil dan analisis dari pengukuran stake out menggunakan alat
Total Station (TS).
2. Mengetahui hasil dan analisis dari pengukuran transfer elevasi dan
pembuatan bowplanc menggunakan alat Waterpass (WP).
3. Mengetahui hasil dan analisis dari pembuatan bowplank
4. Mengetahui hasil dan analisis dari pengukuran ketegakan bangunan
menggunakan alat Total Station (TS) Reflectorless.
II.4 Ruang Lingkup Praktikum
Adapun ruang lingkup dari pelaksanaan praktikum Survey Rekayasa ini
yaitu:
1. Pengukuran ketegakan bangunan
Pengukuran ketegakan bangunan bertujuan untuk menentukan nilai
kemiringan suatu bangunan yang kemudian dianalisis apakah bangunan
tersebut masih memenuhi toleransi kemiringan sesuai dengan standar
yang berlaku atau tidak.
2. Pengukuran stake out
Pematokan atau stake out merupakan pemindahan titik-titik yang
sebelumnya telah ada di peta perencanaan ke lapangan (permukaan
bumi). Stake out dilakukan menggunakan alat ukur Total Station (TS)
dengan ketelitian bacaan sudut satuan detik.
3. Pengukuran transfer elevasi
Transfer elevasi dilakukan untuk mentransfer ketinggian suatu titik
yang telah diketahui ketinggiannya. Pengukuran ini digunakan untuk
membuat titik degan ketinggian yang diinginkan ataupun direncanakan
sehingga nantinya dapat dipasang papan bowplank.
4. Pengukuran As Built Drawing
Pengukuran as built drawing bertujuan untuk pengelolaan fisik suatu
proyek setelah pelaksanaan konstruksi diselesaikan. Pembuatan as built
drawing akan mempermudah kontraktor dalam merekap semua
Gambar I-2 Pengukuran Stake Out dan Transfer Elevasi di Taman Universitas
Diponegoro
Pada BAB IV berisi tentang hasil data yang didapat dari pengkuran dengan
menggunakan alat Waterpass dan Total station. Menjelaskan tentang pengolahan
data stake out dan ketegakan bangunan.
BAB V PENUTUP
Pada BAB V menguraikan tentang kesimpulan yang didapatkan dari pelaksanaan
kegiatan praktikum ini serta saran dalam melakukan praktikum Survey Rekayasa
ini agar dalam proses selanjutnya dapat terlaksana dengan lebih baik.
BAB III
BAB IV
DASAR TEORI
IV.1 Survey Rekayasa
Pengetahuan survey rekayasa didasarkan pada teori ilmu ukur tanah atau
surveying dan diaplikasikan dalam berbagai keperluan. Survey rekayasa atau lebih
dikenal sebagai survey teknik sipil merupakan bagian dari ilmu geodesi yang
menerapkan metode-metode pengukuran dan pemetaan serta perhitungan analisa
data pengukuran dalam menunjang pelaksanaan konstruksi (Sasongko, 2018).
Pengukuran yang dilakukan untuk keperluan konstruksi berupa pengukuran
poligon, pengukuran beda tinggi, pengukuran profil memanjang dan profil
melintang. Kaitannya dengan galian dan timbunan, maka perhitungan luas dan
volume dari galian dan timbunan sangat diperlukan. Sesuai dengan aplikasi dan
keperluan secara umum pengukuran tanah dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu
(Irawan, 2017):
a) Pengukuran untuk perencanaan
b) Pengukuran untuk pelaksanaan
c) Pengukuran untuk kontrol atau monitoring
Survey rekayasa (engineering surveying) mencakup pemetaan topografi
skala besar sebagai dasar dari perencanaan dan desain rekayasa dengan
didefinisikan sebagai kegiatan yang dilibatkan dalam perencanaan dan
pelaksanaan survey-survey untuk lokasi, desain, kontruksi, operasi dan
pemeliharaan dari proyek-proyek sipil dan proyek rekayasa lainnya. Survey
rekayasa merupakan bidang khusus dalam praktek keahlian survey rekayasa,
termasuk semua kegiatan surveying dan pemetaan yang diperlukan untuk
mendukung perencanaan lokasi, desain, kontruksi, dan operasi dari proyek-proyek
rekayasa kecuali surveying tentang batas, right of way, atau surveying kadastral
lainnya seperti pencarian kembali (retracement) dari batas kepemilikan tanah atau
penetapan batas-batas baru (Simarmata, 2021).
Pada dasarnya dalam kaitan dengan klasifikasi, maka survey rekayasa
termasuk dalam pengukuran untuk tahap pelaksanaan staking out. Beberapa hal
yang meliputi survey rekayasa konstruksi yaitu (Sasongko, 2018):
1. Alat yang digunakan berupa sipat datar dengan sepasang rambu, pita ukur,
mistar dan kuas
2. Dirikan Total station di lokasi pematokan dan bidikkan ke titik back sight
3. Setelah penginputan titik ketinggian tempat berdiri alat dan titik orientasi
back sight, masukkan koordinat dan bacaan sudut untuk menentukan titik
realisasi dari peta rencana.
Keterangan :
Rc = Jari-jari lingkaran
Keterangan:
Rc = Jari-jari lingkaran
Keterangan:
Rc = Jari-jari lingkaran
Keterangan:
Gambar II-11 Metode Absis dan Ordinat Bentuk Spiral (Saodang, 2010)
BAB V
BAB VI
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
VI.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum survei rekayasa kelompok
VII-C adalah sebagai berikut:
1. Total Station
2. Prisma
3. Jalon
4. Waterpass
5. Statif
6. Rambu ukur
7. Meteran
8. Palu
9. Paku
11. Kayu
13. Bolpoin
14. Payung
BM 5
X : 437951,000 m
Y : 9220057,6330 m
Z : 219,128 m
*Tekan F3 NEZ
Tampilan Layar
E : 1000.000 m
N : 1000.000 m
Z : 0.000 m
PT#:
Koordinat BS
BM 2
X : 437953,810 m
Y : 9220075,960 m
Z : 0,000 m
*Tekan F3 NE/AZ
Tampilan layar
N : 0,000 m
E : 0,000 m
Input … AZ Enter
Tampilan layar
Back Sight
HR:
*Tekan F1
Tampilan Layar
Back Sight
HR : 90 ° 57' 58
Tampilan layar
Layout
F3: Layout P
Tampilan Layar
Layout
PT#:
Tampilan Layar
Reflector Height
R.Ht: 0,000 m
Tampilan layar
Calculated
HR : 90 ° 25' 10
HD : 57,58 m
Angle Dist … …
Tampilan Layar
PT#: 101
HR : 5 ° 30 ' 20
dHR : 25 ° 50 ' 10
Dist … NEZ …
*Tempatkan target pada arah tersebut ukur jarak dari alat target
dengan tombol F1 DIST. Lakukan pergerakan maju atau mundur
sampai dHD menjadi 0 (Nol).
Tampilan Layar
HD* : 5102.95 m
dHD : 5791.96 m
dZ : 104.55 m
*Tekan F3 NEZ
Tampilan Layar
E : 1000.000 m
N : 1000.000 m
Z : 0.000 m
a. Melakukan orientasi ke back sight (BS) dari menu layout (F2) back
sight.
Dengan menggunakan data koordinat titik back sight:
* Tampilan layar
Back Sight
PT#:
*Tekan F3 NE/AZ
Tampilan layar
N : 0,000 m
E : 0,000 m
Input … AZ Enter
Dengan menggunakan data azimuth dari alat ke back sight tekan AZ.
*Tekan F3 AZ
Tampilan layar
Back Sight
HR:
*Tekan F1
Tampilan Layar
Back Sight
HR : 90 ° 57' 58
Tampilan layar
Layout
F1 : Occ. Pt Input
F2 : Back Sight
F3 : Layout P
Tampilan Layar
Layout
PT#:
Tampilan Layar
Reflector Height
Input
R.Ht: 0,000 m
*Tekan tombol F1 Angle terlebih dahulu untuk mencari arah dari titik
yang akan di stake out
Tampilan layar
Calculated
HR:90 ° 25' 10
HD: 57,58 m
Angle Dist … …
Tampilan Layar
PT#: 101
HR : 5 ° 30 ' 20
dHR : 25 ° 50 ' 10
Dist … NEZ …
*Tempatkan target pada arah tersebut ukur jarak dari alat target dengan
tombol F1 DIST. Lakukan pergerakan maju atau mundur sampai dHD
menjadi 0 (Nol).
Tampilan Layar
HD* : 5102.95 m
dHD : 5791.96 m
dZ : 104.55 m
2. Pemasangan Bowplank
1. Perhitungan
Perhitungan stake out dengan metode perpanjangan tali busur kelompok
7C:
Gambar III-28 Stake Out Metode Perpanjangan Tali Busur (Undip, 2022)
B. Mengitung koordinat
φ
X1 = a cos ( )
2
α = arctan ( a−bz )
BAB VII
HASIL DAN PEMBAHASAN
VII.1 Uji Alat
VII.1.1 Hasil Uji Alat
VII.1.2 Analisis Uji Alat
VII.2 Stake Out
VII.2.1 Hasil Stake Out
VII.2.2 Analisis Stake Out
VII.3 Stake Out Lengkung Horizontal
VII.3.1 Hasil Stake Out Lengkung Horizontal
Hasil dari stake out kelengkungan kelompok VII-C adalah sebagai berikut:
a = 3,916 m
Rc = 15 m
n =6
a
φ = 2 arc sin( )
2R
3 , 916
= 2 arc sin( )
2R
= 2 arc sin( 0 ,1305)
= 15,00082537
= 15°0’2,97”
φ
X1 = a cos ( )
2
X2 = a cos (φ)
= 3,916 ∙ cos(15 ° 0 ’2 , 97 ”)
= 3,782550941 m
X3 = a cos (φ)
= 3,916 ∙ cos(15 ° 0 ’2 , 97 ”)
= 3,782550941 m
X4 = a cos (φ)
= 3,916 ∙ cos(15 ° 0 ’2 , 97 ”)
= 3,782550941 m
X5 = a cos (φ)
= 3,916 ∙ cos(15 ° 0 ’2 , 97 ”)
= 3,782550941 m
X6 = a cos (φ)
= 3,916 ∙ cos(15 ° 0 ’2 , 97 ”)
= 3,782550941 m
φ
Y1 = a sin ( )
2
15° 0 ’2 , 97 ”
= 3,916∙ sin( )
2
= 0,5111685207 m
Y2 = a sin (φ)
= 3,916 ∙ sin(15 ° 0’ 2, 97 ”)
= 1,013589846 m
Y3 = a sin (φ)
= 3,916 ∙ sin(15 ° 0’ 2, 97 ”)
= 1,013589846 m
Y4 = a sin (φ)
= 3,916 ∙ sin(15 ° 0’ 2, 97 ”)
= 1,013589846 m
Y5 = a sin (φ)
= 3,916 ∙ sin(15 ° 0’ 2, 97 ”)
= 1,013589846 m
Y6 = a sin (φ)
= 3,916 ∙ sin(15 ° 0’ 2, 97 ”)
= 1,013589846 m
Ukuran Ukuran
No Titik Selisih (m)
Rencana (m) Lapangan (m)
P1 15 14.991 0.009
P2 15 14.99 0.01
P3 15 14.95 0.05
P4 15 14.951 0.049
P5 15 14.94 0.06
P6 15 14.85 0.15
Kami
menganalisis perbedaan tersebut disebabkan karena adanya bidang penyikunya
yang mungkin masih kurang atau lebih dari 90° , permukaan yang tidak rata juga
dapat menyebabkan pelurusan tali yang tidak lurus. Hal lainnya juga dapat
disebabkan karena peralatan yang digunakan hanya mengandalkan pita ukur saja
sehingga tidak dapat mengetahui secara pasti apakah perpotongan antara titik di
Data BM 2
Elevasi (m) BT
218,650 1,302
= 1,302 – 0,50
= 0,802 m
BT Bowplanc ∆h Hasil
Titik BT BM Pengecekan ∆Rencana ∆ Elevasi
Pengecekan (m) (m)
Bowplanc 1 0.801 0.499 0.5 0.001
Bowplanc 2 0.804 0.52 0.5 -0.02
Bowplanc 3 0.805 0.502 0.5 -0.002
Bowplanc 4 0.799 0.49 0.5 0.01
1.302
Bowplanc 5 0.804 0.503 0.5 -0.003
Bowplanc 6 0.803 0.502 0.5 -0.002
Bowplanc 7 0.8 0.51 0.5 -0.01
Bowplanc 8 0.804 0.502 0.5 -0.002
Elevasi Elevasi
Titik Rencana Pengecekan Koreksi (m)
(m) (m)
1 0.5 0.499 0.001
2 0.5 0.502 -0.002
3 0.5 0.502 -0.002
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa koreksi terbesar ada pada titik 4 dan 7
yaitu Sebesar -0,010 meter dan koreksi terkecil pada titik ke 1 yaitu 0,001 meter
dari elevasi yang seharusnya. Adanya selisih ini dapat dipengaruhi saat
pemasangan bowplank yang kurang berhimpit dengan tanda batas elevasi dan
faktor kemiringan dari permukaan bowplank itu sendiri
VII.5 Bowplank
VII.5.1 Hasil Bowplank
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan, hasil yang didapatkan
sudah cukup bagus. Walaupun masih terdapat perbedaan hasil ukuran antara
perhitungan AutoCAD dan pengukuran sebenarnya, namun perbedaannya tidak
terlalu jauh. Hal ini wajar karena dalam pemindahan titik yang telah direncanakan
ke titik langsung dilapangan tentunya mengandung kesalahan. Perbedaan hasil
pengukuran dapat disebabkan oleh paku tanah yang mungkin bergeser. Selain itu
alat Total Station dan meteran juga memiliki ketelitian yang berbeda.
1 A1 1,6°
2 A2 3,0°
3 B1 1,8°
4 B2 2,6°
5 C1 2,2°
6 C2 2,0°
7 D1 2,6°
8 D2 2,2°
= 11.637 m
Sisi kedua gedung
a = √( x 6−x 5)2+( y 6− y 5)2
= 0,09872 m
b = √ (x 7−x 8)2+( y 7− y 8)2
= 0,11607 m
z = z3 – z2
= 11.607 m
2. Menghitung nilai kemiringan
Sisi pertama gedung
(b−a)
Tan a =
z
(0,11476−0,10149)
Tan a =
11.637
𝖺 = -0,001140328263
𝖺 = - 0˚ 0’ 4,11”
(0,1165−0,09872)
Tan a =
11.607
𝖺 = 0,001531834238
𝖺 = 0˚ 0’ 5,527”
Tabel IV-8 Kemiringan Gedung
dapat diperoleh nilai rata-rata kemiringan dari setiap sudut bangunan. Hasil rerata
dapat dilihat pada tabel berikut ini
Kemiringan Rata-
Rerata
NO Sudut Sisi Kemiringan Rata
° ´ " ° ´ "
1
2
sisi 1 0 0 4.10284
3
4
A 0.00134 0 0 4.809052
5
6
sisi 2 0 0 5.51527
7
8
9
10
sisi 3 0 0 15.0605
11
12
B 0.00362 0 0 13.03052
13
14
sisi 4 0 0 11.0005
15
16
17
18
sisi 5 0 0 6.34729
19
20
C 0.00169 0 0 6.092454
21
22
sisi 6 0 0 5.83762
23
24
25
26
sisi 7 0 0 5.88943
27
28
D 0.00195 0 0 7.017436
29
30
sisi 8 0 0 8.14544
31
32
Sesuai dengan hasil pengukuran rerata diatas, bahwa titik sudut yang
memiliki nilai kemiringan cukup tinggi terdapat di titik B sebesar 0˚ 0’ 13,0305”
dan kemiringan terkecil terletak di titik A sebesar 0˚ 0’ 4,809052”. Dengan
demikian adanya kemiringan ini dapat dipengaruhi oleh faktor struktur bangunan,
pergerakan tanah, atau usia bangunan sehingga dari hasil pengukuran bangunan
Teknik Lingkungan tersebut sedikit terdapat kemiringan.
BAB VIII
BAB IX PENUTUP
IX.1 Kesimpulan
IX.2 Saran