LAPORAN PRAKTIKUM
PEMETAAN DIGITAL
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemetaan Digital)
Disusun oleh:
Kelompok I-A
Kelompok I-A i
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
Wikan Isthika M
Ghazian Hazazi
Meiga Nugrahani
Argnes Dionanda
Diyanah
Nurrahmawati
Wiwit Purwanti
Dani Purba
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Pemetaan Digital telah disetujui dan disahkan oleh
Dosen Pembimbing Mata Kuliah Pemetaan Digital, Program Studi Teknik
Geodesi, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Disusun oleh:
Kelompok I-A
(21110114120009)
(21110114120014)
(21110114120016)
(21110114120025)
(21110114120033)
(21110114120039)
(21110114120045)
(21110114120048)
Semarang, 21 Desember 2015
Mengetahui,
Asisten Dosen
Kelompok I-A ii
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
KATA PENGANTAR
Pertama kali dan yang paling utama patut kita panjatkan puja dan puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat, taufik,
hidayah serta inayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Pemetaan Digital
ini tanpa menemui hambatan yang berarti. Tidak lupa pula kami ucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Ir. Sawitri Subiyanto, M.Si. selaku ketua jurusan Teknik
Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
2. Bapak Bandi Sasmito, ST., MT. dan Bapak Bambang Darmo Yuwono,
ST., MT selaku dosen pengampu mata kuliah Pemetaan Digital yang
telah membimbing kami dalam penyusunan laporan ini.
3. Rizki Widya Rasyid selaku asisten dosen mata kuliah Pemetaan Digital
yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan ini.
4. Seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyusun laporan
praktikum Pemetaan Digital yang tidak dapat kami sebutkan namanya
satu persatu
Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pemetaan Digital serta menjadikannya sebagai suatu media pembelajaran
bagi kita semua.
Kami sadar bahwa laporan yang kami susun masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu masukan dan kritikan yang bersifat membangun
sangat kami harapkan sebagai acuan agar menjadi lebih baik lagi. Terima kasih
kami sampaikan.
Semarang, 21 Desember 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................. Error! Bookmark not defined.
Kelompok I-A vi
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.28 Kerapatan garis kontur pada daerah curam dan daerah landai .... II-39
Gambar II.29 Garis kontur pada curah dan punggung bukit ............................. II-40
Gambar II.30 Garis kontur pada bukit dan cekung ............................................ II-40
Gambar II.31 Potongan memanjang dari potongan garis kontur ....................... II-41
Gambar II.32 Bentuk, luas, dan volume daerah genangan berdasarkan garis kontur
............................................................................................................................II-41
Gambar II.33 Rute dengan kelandaian tertentu ................................................. II-41
Gambar II.34 Titik dengan ketinggian sama berdasarkan garis kontur ............. II-42
Gambar III.1 Sketsa Pengukuran ....................................................................... III-1
Gambar III.2 Total Station Topcon GTS-105 .................................................... III-3
Gambar III.3 Prisma / Reflektor ......................................................................... III-3
Gambar III.4 Statif / Tripod ............................................................................... III-4
Gambar III.5 Payung .......................................................................................... III-4
Gambar III.6 Jalon / Pole ................................................................................... III-4
Gambar III.7 Paku Payung ................................................................................. III-5
Gambar III.8 Meteran ....................................................................................... III-5
Gambar III.9. Diagram alir pelaksanaan praktikum .......................................... III-6
Gambar III.10 Diagram pelaksanaan pengukuran ............................................. III-7
Gambar III.11 Pelaksanaan praktikum Total Station ......................................... III-8
Gambar III.12 Tempat Kedudukan Total Station .............................................. III-8
Gambar III.13 Cara membuka Topcon Link .................................................... III-13
Gambar III.14 Topcon Link .............................................................................. III-13
Gambar III.15 Membuka file ........................................................................... III-14
Gambar III.16 Box Windows Explorer ............................................................. III-15
Gambar III.17 Tampilan kotak open pada Topcon Link .................................. III-15
Gambar III.18 Data hasil pengukuran .............................................................. III-15
Gambar III.19 Compute Coordinates .............................................................. III-16
Gambar III.20 Data hasil pengukuran yang telah diproses .............................. III-16
Gambar III.21 Convert File ............................................................................. III-17
Gambar III.22 Select a File .............................................................................. III-17
Kelompok I-A ix
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
Kelompok I-A x
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
Kelompok I-A xi
Laporan Praktikum Pemetaan Digital
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
a. Vektor
Tiap detail alam dipresentasikan sebagai sebuah entitas berupa titik, garis,
atau area (poligon) yang memiliki nilai besar dan arah. Format data yang
dinyatakan oleh suatu koordinat ( titik dan garis termasuk polygon ) format
ini yang dipakai untuk pembuatan peta digital atau sketsa. Contoh format
ini : dxf (autocad ), fix (xfig), tgif dan ps/eps ( postscrft )
b. Raster
Melihat begitu besar manfaat yang didapat melalui proses pemetaan secara
digital ini maka selayaknya ilmu pemetaan digital ini mendapat prioritas dalam
kajian ilmu geodesi yang kemudian secara lebih mendalam dipelajari dalam mata
kuliah Pemetaan Digital.
November Desember
I II III IV I II III IV
Pelaksanaan
Praktikum
Pengolahan Data
Pembuatan
Laporan
Penggambaran
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
BAB II
DASAR TEORI
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala
tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani
mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Secara umum pengertian
peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar
yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah
representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi.
Peta dapat disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta
konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer.
Fungsi peta adalah untuk menyeleksi data, memperlihatkan ukuran, menunjukkan
lokasi relatif, dan memperlihatkan bentuk.
Peta digital berbeda dengan peta konvensional, yang dimaksud dengan peta
konvensional adalah peta kertas hasil teknologi analog. Peta semacam ini cukup
sulit untuk dimutakhirkan, karena praktis seluruhnya harus digambar ulang, tidak
cukup bagian yang berubah saja. Selain itu penggunaannya juga terbatas, tidak
mudah ditampilkan dalam format berbeda, dan tidak bisa langsung diproses
dengan teknologi digital lainnya, misalnya dalam Sistem Informasi Geografi.
Orientasi di alat
Model digital
Plotting manuskrip
peta digital
Manuskrip digital
Tahapan atau proses dari pembuatan peta digital adalah sebagai berikut :
1. Input
Proses pemasukan peta tercetak atau data analog menjadi data dalam
format digital. Data-data analog ini perlu dilakukan digitalisasi
(mengubah informasi dari analog ke digital), melalui vektorisasi
dengan perangkat keras meja digitizer atau rasterisasi (scanning) yang
kemudian diubah ke data vektor juga.
2. Transformasi Koordinat
3. Edit
4. Organisasi layer
Melihat hasil keluaran dari pengerjaan peta digital. Pada tahap ini
dapat digunakan untuk mengecek kekurangan dan cacat-cacat yang
6. Pencetakan
Setelah semua tahap terselesaikan, tahap akhir dari pembuatan peta
digital adalah melakukan pencetakan.
Data kolektor menyimpan hasil ukuran secara digital, yang dapat didownload ke
PC. Micro computer sebagai pengganti kalkulator dalam perhitungan, yang
memungkinkan total station melaukan perhitungan jarak, koordinat, dan sudut.
Total station dianggap sebagi total solusi menggantikan theodolite dan alat
pengukur jarak. Dengan alat ini diharapkan hasil pengukuran lebih teliti, akurat,
serta dapat memudahkan dan mempercepat pengukuran.
1. Tipe Objek
Objek atau detail yang kita ukur di lapangan secara grafis dapat
dinyatakan melalui tipe objek bentuk garis dan titik. Artinya dengan titik
dan bentuk geometri garis yang tertentu dapat digunakan untuk mewakili
atau menerangkan tentang suatu objek di lapangan (contoh: peta).
3 4
4 3
Pengaturan posisi, urutan dan kerapatan titik dapat dilakukan dengan cara
penempatan target bidikan pada saat pengukuran, sedangkan tipe objek
dilakukan dengan cara pengkodean (memberi kode) titik tersebut.
Disamping itu, pengkodean dapat digunakan untuk memberi identitas dan
sifat titik atau garis yang berkaitan dengan penarikan garis kontur.
tentunya akan sangat banyak penggunaan kode-kode, untuk itu agar mudah
pemakaiannya pada saat pelaksanaan perlu pengelompokan jenis detail
dalam grup tertentu.
2000 : Taman
3000 : Spothigh
4000 : Jalan
BGN : Bangunan
JLN : Jalan
PRK : Parkiran
LB : Line Breakline
PC : Point Countourable
1. TOPCON (1)
2. Plastic carrying case (1)
3. On-board sattery BT-52QA (2)
4. Battery charger BC-27 (1), AC cabie (1)
5. Sun shade (1)
6. Plastic rain cover (1)
7. Plumb bob set (1)
8. Tool kit with case (1). Termasuk rod pin (2), screwdriver, hexagonal
wrench (2), cleaning brush
9. Instruksi manual
10. Silicon cloth (1)
Selain beberapa kelengkapan di atas, ada beberapa alat lagi yang merupakan
kelengkapan dalam pengunaan total station, yaitu :
1. Tripod
Prisma / Reflektor adalah sudut kubus kaca dimana disisi tegak lurus
terhadap toleransi yang sangat dekat. Karakteristik Prisma, Jika ada cahaya datang
dipantulkan sejajar dengan dirinya sendiri, sehingga kembali ke sumbernya.
1. Metode pulsa
2. Metode beda phase
3. Metode beda phase antara dua signal
4. Interferometry
Objek titik atau garis harus didefinisikan sesuai dengan sifat atau
statusnya terhadap penarikan garis kontur (planimetrik, countourable
dan breakline).
c. Atribut
Pada pengukuran poligon tertutup, data hasil ukuran sudut dan jarak tidak
terlepas dari adanya kesalahan.Kesalahan pengukuran sudut dan jarak dapat
terjadi karena kesalahan personil, kesalahan alat, dan keslahan yang diakibatkan
oleh keadaan alam.Oleh karenaitu pada setiap perhitungan perlu dilakukan
perhitungan koreksi, agar hasilnya dapat memenuhi persyaratan geometris.
1. Syarat geometris
Xij =0 .(2.11)
c. Jumlah selisih ordinat=0
Yij =0 .(2.12)
Keterangan:
2.
Jika n=4, maka bi =(4-2) 180= 360
3.
Jika n=12, maka bi =(12-2) 180 =1800
Contoh geometri poligon tertutup (diukur sudut dalam)
b2 b3
b4
1
b6 b5
1. 1= Besarnya sudut
2. 12 = Azimuth awal poligon tertutup
D
E
C
F
AB
A B
o
= (n-2).180 sudut dalam
o ....................................................(2.1)
= (n+2).180 sudut luar
2. Syarat absis
d sin = 0
..................................................................
d cos = 0 (2.2)
Azimuth adalah sudut mendatar yang dihitung dari arah utara searah
jarum jam sampai ke arah yang dimaksud.
n = jumlah titik
f = koreksi dudut
Jumlah sudut-sudut luar pada sebuah poligon tertutup yang benar
secara geometris :
sudut luar = ( n 2 ) 180+f .................................................. .... (2.2)
Koreksi sudut per titik fb ....................................................... ... (2.3)
n
terkoreksi = ij Koreksi sudut per titik ................................... .... (2.4)
2. Menghitung azimuth
Azimut adalah sudut mendatar yang dihitung dari arah utara searah
jarum jam sampai ke arah yang dimaksud. Dalam menghitung azimut
harus digunakan sudut-sudut yang telah diratakan terhadap jumlah sudut
secara geometris, jika tidak azimut garis pertama akan berbeda hasilnya
dengan hitungan yang menggunakan kesalahan penutup sudut (didapat
dengan penerapan sudut berurutan keliling poligon tertutup).
Rumus azimut :
Pada poligon tertutup jumlah dari selisih absis semua sisi maupun
jumlah selisih ordinat semua sisi harus nol, jika tidak berarti hal tersebut
merupakan kesalahan penutup jarak.
d sin a = 0 ........................................................................... ....(2.6)
d cos a = 0 ........................................................................... ....(2.7)
Besarnya koreksi tiap sisi terhadap sumbu X yaitu :
d
dimana fx merupakan kesalahan penutup jarak arah X.
kxij terkoreksi=dij sin aij + kxij (2.10)
Yang dimaksud dengan detil atau titik detil adalah semua benda / titik-titik
benda dilapangan yang merupakan kelengkapan daripada sebagian permukaan
bumi. Jadi disini tidak hanya dimaksud benda-benda buatan manusia seperti
bangunan-bangunan, jalan-jalan, dengan segala perlengkapannya, tetapi juga
benda-benda alam seperti gunung-gunung, bukit-bukit, sungai-sungai, jurang,
vegetasi, dan lain-lain.
1. Peta kadaster
AutoCAD Land Development (ALD) adalah salah satu prangkat lunak yang
berbasis pada program AutoCAD, namun lebih diarahkan secara khusus untuk
dapat diaplikasikan dalam mengelola pemetaan dan dasar-dasar perancangan
pekerjaan sipil rekayasa. Setelah program AutoCAD Land Development
dijalankan, maka dapat dilihat pada monitor tampilan seperti Gambar 2.2 di
bawah ini. Pada layar monitor dibagi menjadi dua ruang.Ruang di bagian kiri
dinamakan layer proyek. Ia berfungsi sebagai petunjuk nama gambar (Drawing
name) yang sedang diaktifkan pada file proyek dan file khusus lainnya seperti
drawings, topologies, link templates, data sources, dan query library. Sedangkan
ruang di bagian kanan disebut layer kerja yang digunakan sebagai tempat untuk
menggambar.
1. File kerja menunjukkan sebuah nama file yang sedang digunakan untuk
bekerja,
2. Menu bar merupakan deretan menu yang telah disediakan dalam bentuk
tulisan, sehingga dapat dibaca,
3. Tool bar juga merupakan susunan lembar-lembar gambar seperti halnya
media transparan yang digunakan untuk melukis banyak gambar, yang
pada tiap layernya terlukis potongan dari gambar utama (lengkap),
File Aktif
MenuBar
Tool Bar
Layer
Kursor
Icon
LayarKerja
Layar Proyek
Salib Sumbu
Perintah Ketik
Indikator Program
1. OSNAP
2. GRID
3. SNAP
4. ORTHO
1. Point setting untuk mengatur besar kecil atau jenis-jenis point yang
akan digunakan.
Setelah program ALD dibuka, akan tampak tampilan seperti pada Gambar
2.6. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah membuat file baru (open new
file). Hal ini dapat dilakukan dengan klik pada toolbar atau menu bar, sehingga
pada layer monitor terlihat tampilan seperti pada Gambar 2.14 dibawah yakni
berupa kotak dialog New Drawing Project Base. Selanjutnya untuk memberi nama
direktori atau folder baru (Project Path), nama gambar (Drawing name), dan file,
dapat dilakukan dengan cara mengetik atau menggunakan file yang sudah ada.
Akhirnya pembuatan file baru dan nama gambar sudah terlaksana dengan
susunan: .1.\.....2..\dwg\....3.dwg, yang artinya nama pertama direktori,
nama kedua file/proyek, nama ketiga gambar dan ekstensinya.
Nama Gambar Directory Buat Proyek/File Baru
1. OSNAP
Untuk mengarahkan kursor agar mengunci maupun mencari suatu titik
yang merupakan bagian suatu objek secara akurat.
2. GRID
Grid menggambarkan titik-titik grid dengan interval yang juga dapat
diatur.
3. SNAP
Untuk mengunci gerakan kursor pada interval jarak tertentu (bisa
diatur) searah sumbu X dan atau sumbu Y.
4. ORTHO
Untuk mengarahkan kursor agar bergerak searah dengan sumbu X
atau sumbu Y sehingga memudahkan pengguna untuk menggambar
garis lurus atau menggerakkan objek searah sumbu hoisontal dan
vertikal tersebut.
II.4.4 Memodifikasi Gambar
II.5 Kontur
Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan
dan merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang berdekatan.
ik 1 ........................................................................................................................ (2.18)
2000 skala
Indeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap
kelipatan interval kontur tertentu.
Interval kontur = 25 m
Pada suatu peta tofografi interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik
dengan skala peta. Semakin besar skala peta, jadi semakin banyak informasi yang
tersajikan, interval kontur semakin kecil.
Gambar II.28 Kerapatan garis kontur pada daerah curam dan daerah
landai (Kelompok I-A, 2015)
Gambar II.32 Bentuk, luas, dan volume daerah genangan berdasarkan garis
kontur
(Kelompok I-A, 2015)
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Persiapan Praktikum
1. Pembagian daerah praktikum di sekitar kampus Universitas
Diponegoro, Tembalang.
2. Pembagian alat praktikum berupa Total Station.
3. Pengaturan jadwal pemakaian alat. Hal ini terkait dengan jumlah alat
yang dipinjamkan serta target waktu yang diberikan.
4. Pembuatan sketsa pengukuran
5. Perizinan kelengkapan praktikum
3-4 4 4 1 2 1-3
2. Pengukuran Pemetaan
digital
3. Asistensi
4. Perhitungan,
Penggambaran, dan
laporan
d. Payung
g. Meteran
h. Komputer
Spesifikasi Komputer
F2 : LAYOUT F2 : BACKSIGHT
f. Memasukkan informasi tempat berdiri alat, tekan tombol [F1] OCC.
ST# INPUT
BACKSIGHT
P1# : 13
N : 2000.000 m
E : 2000.000 m
Z : 100.000 m
N : 1000.000 m
E : 1000.000 m
Z : 100.000 m
BS# P13
Tekan [F2] SD (Slope Distance) atau
PCODE : PTK
[F3] NEZ
R.HT : 1.50 m
SD : untuk perekaman data jarak, sudut
FN : >OK ?
FN
<sending data>
Keterangan :
Titlebar : terdiri dari nama-nama program
System Button :minimizes, maximizes dan close
Menubar : terdiri dari menu drop-down fungsi Topcon Link
Toolbar : terdiri dari tombol menu shortcut fungsi Topcon Link
Work Area : tampilan dialog box, informasi job file,Pop-Upmenu
Statusbar : tampilan informasi tentang Topcon Tools dan file-file.
File Information:tampilan untuk Linear Unit, Angular Unit, tipe koordinat
sistem dan informasi job yang sedang dibuka.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
2. Pilih skala 1:1000, kemudian klik Next, secara otomatis komputer sudah
berskala 1:1000, sehingga 1 unit linear = 1 m. Selanjutnya akan muncul
gambar 4.6, seperti berikut:
4. Setelah itu lakukan pemilihan skala, misal skala horisontal 1:1000 dan
skala vertikal 1: 100, serta pilihan ukuran kertas. Setelah dipilih klik
Next, sehingga muncul gambar 4.8.
Pada kotak dialog ini dapat dilakukan pilihan Text Style yang
diinginkan, kemudian klik Next.
7. Setelah klik Next pada poin 6 maka akan muncul kotak dialog
selanjutnya seperti pada gambar 4.11 sebagai berikut:
9. Kemudian klik Finish, kemudian akan muncul gambar 4.13 lalu klik
OK.
Gambar 4.14 ini digunakan untuk mengatur Format titik, klik Coords,
lalu pilih Easting-Northing, lalu klik OK.
Pada tampilan di atas pilih Use, Use next point number, dan Overwrite,
kemudian klik OK. Maka akan muncul titik-titik koordinat sesuai
dengan data input.
3. Setelah klik Create New Surface maka akan muncul tampilan sebagai
berikut :
4. Klik kanan Point Files pilih Add Point File, maka akan muncul
tampilan sebagai berikut :
pada menu Terrain pilih Create Contours maka akan muncul tampilan
sebagai berikut :
Hasil gambar :
9 438540.568 9220908.466
10 438607.224 9220925.114
11 438657.225 9220933.965
12 438664.551 9220956.953
= 170451,08
Jarak total diperoleh dari hasil penjumlahan jarak antar patok poligon yaitu
sebesar : 639,973 meter.
-17,5795 m
KX = D (Kx)
D
Contoh perhitungan :
KX(BM-P1) = 38,4 (0,014)
639,973
= -0,001 m
b. Perhitungan D Cos
= -34,1397 m
KY = D (Ky)
D
Contoh perhitungan :
KY (BM-P1) = 38,4 (0,264)
639,973
= 0,016 m
= 438678,926
b. Koordinat Y
= 9220921,182
fd = ( kx) 2 ( ky) 2
fd = (-0,014)2 (0,264)2
= 0,26407 m
Ketelitian Linier = fd
D
= 0,26407
639,973
= 1 : 2423,510
IV.4 Pembahasan
Alat yang digunakan dalam pengukuran terestris ini adalah Total Station.
Dalam prakteknya, Total Station lebih praktis dibandingkan dengan Theodolite.
Hasil yang didapatkan pun lebih akurat karena dengan menggunakan sinar infra
merah yang diarahkan ke Reflektor, kita bisa langsung dapat menemukan
koordinat sekaligus elevasi titik tersebut, tanpa memerlukan proses perhitungan
seperti perhitungan poligon jika kita menggunakan Theodolite.
Titik yang dibidik pada pengukuran kali ini berjumlah 124. Wilayah
pemetaannya sendiri dimulai dari titik Benchmark GD 37 yang letaknya di depan
pintu masuk Rumah Sakit Nasional Diponegoro hingga mengitari Rumah Sakit
Nasional Diponegoro. Sebagai tempat berdiri alat adalah P2, dengan Backsight
P1. Objek yang dipetakan meliputi bangunan, jalan, lahan parkir, dan taman.
Selain itu, Spot Height pun juga ikut dibidik.
Jarak antar grid adalah 100 mm. Untuk penempatan grid pada Frame
sendiri dipilih tempat yang terbaik. Baru setelah itu, koordinatnya dicari dengan
menggunakan ID. Dan untuk kontur, agar lekukan kontur tidak terlalu tajam, pada
Contour Style Manager, kontur diSetting agar lebih Smooth, yaitu melalui menu
Contour Apparence, lalu Smoothing Options, dan pada Add Vertices ditingkatkan
hingga angka 10.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Data hasil pengukuran berupa data digital yang siap diolah di Autodesk
Land Desktop 2009.
2. Pengukuran menggunakan Total Station akan lebih memudahkan
karena semua data hasil pengukuran langsung diolah di software tanpa
menghitung secara manual.
3. Pengukuran menggunakan Total Station lebih meminimalisir kesalahan
karena menggunakan System Electronic Distance Meter
(EDM).
4. Dalam praktikum pemetaan digital ini, hasil akhir yang diperoleh yaitu
berupa situasi dan kontur. Kendala-kendala yang terjadi dalam
praktikum pemetaan digital kelompok I-A antara lain :
a. Data koordinat Benchmark GD 37 dan GD 38 belum ada,
sehingga kami menggunakan data koordinat melalui aplikasi
mobile topographer pada smartphone
b. Daerah pengukuran yang merupakan area parkir mobil Rumah
Sakit Nasionanl Diponegoro menyebabkan kelompok kami
kesulitan menembak detail.
c. Selain itu, kesalahan personal dalam Centering alat juga
mempengaruhi hasil pengukuran kelompok
5. Ketelitian linier dari pengukuran ini yaitu 1 : 2423,510
V.2 Saran
2. Dalam pengukuran detail jangan lupa mengukur tinggi alat dan tinggi
prisma.
3. Setiap perubahan tinggi prisma perlu dicatat dalam Total Station.
4. Untuk memberikan koreksi akan penggambaran dari data yang didapat
maka perlu melakukan penggambaran sketsa area.
5. Lakukan download data hasil pengukuran sesegera mungkin agar dapat
mengantisipasi bila terjadi kesalahan maupun data hilang karena
terhapus oleh pemakai alat selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Slamet. 2002. Ilmu Ukur Tanah. Yoyakarta. Jurusan Teknik Geodesi
UGM.
LAMPIRAN
Lampiran 9 Dokumentasi
(Kelompok I-A, 2015)
Kelompok I-A xx
Laporan Praktikum Pemetaan Digital