Anda di halaman 1dari 126

ANGGARAN RUMAH TANGGA

GERAKAN MASYARAKAT PERANGI


ERANGI
KORUPSI
(GMPK)
DRAFT REVISI -1

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 1


BABBBIB
PENGERTIAN,BKEDUDUKAN,BAKTIVITAS,B
PENDANAANBDANBPENGELOLAANBKEUANGANBB
GerakanBMasyarakatBPerangiBKorupsiB
(GMPK)B
B
PasalB1.B
PengertianBB
B
GERAKANBMASYARAKATBPERANGIBKORUPSIB
B
Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi adalah suatu Organisasi
Kemasyarakatan, yang selanjutnya disingkat GMPK, merupakan sebuah
Badan Hukum yang didirikan berdasarkan Akta Pendirian Gerakan
Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) Nomor : 10 tahun 1013 yang
diperbarui dengan nomor 6 tanggal 6 Oktober 1016, kemudian
diperbaharui dengan nomor ... tanggal .... 1019, Notaris YULKHAIZAR
PANUH SH, GMPK merupakan wadah kegiatan sosial yang mengajak warga
masyarakat untuk berperan serta dalam mencegah dan menangkal korupsi
di lingkungan masing-masing.
GMPK merupakan gerakan moral yang dilakukan oleh warga bangsa yang
mempunyai kepedulian terhadap masalah korupsi di negara Republik
Indonesia, baik masalah yang masih berupa faktor-faktorB potensial yang
menyebabkan korupsi (masalah kesisteman / regulasi yang masih menjadi
peluang terjadinya korupsi, masalah moral yang terdegradasi dari idealism
menjadi pragmatisme sempit, penghasilan yang tidak rasional,
pengawasan yang lemah dan ketaatan pada aturan yang rendah) maupun
masalah yang sudah menjadi kerawananB (hazard)B korupsiB ( lokasi rawan
korupsi, manusia rawan korupsi. barang-barang yang rawan dikorupsi,
kegiatan rawan korupsi serta kebijakan rawan korupsi), agar tidak menjadi
TindakB PidanaB KorupsiB (TPK), serta berperan serta dalam membantuB
penindakanB korupsi baik menghimpun laporan indikasi korupsi maupun
membantu menangani tindak kesewenang-wenangan pihak lain kepada
warga masyarakat di negara Republik Indonesia.
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 2
PasalB2B
KedudukanB
B
1. Dewan Pengurus Pusat Perhimpunan GMPK berkedudukan di Ibu
Kota Negara Republik Indonesia, DKI Jakarta, atau di tempat yang
memungkinkan.
1. Perwakilan GMPK di daerah dalam bentuk Dewan Pengurus Daerah
Tingkat Provinsi dan Dewan Pengurus Daerah Tingkat
Kabupaten/Kota berkedudukan di Ibu Kota Daerah masing-masing,
atau di tempat yang memungkinkan.
B
PasalB3B
KegiatanB/AktivitasB
B
Untuk merealisasikan kegiatan dalam rangka memenuhi tujuan organisasi,
maka GMPK beraktivitas mewujudkan upaya memerangi korupsi,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tersebut diatas, dengan menyusun
program-program kegiatan.
GMPK melakukan program-program kegiatan sebagai berikut :
1. Melakukan PENGKAJIANB terhadap permasalahan korupsi melalui
kegiatan :
a. Penelitian untuk menemukan perbuatan korupsi, kerawanan dan
akar masalah korupsi di segenap aspek kehidupan bangsa (Dasa
Gatra), dengan produk Anatomi Permasalahan Korupsi pada
setiap Gatra Kehidupan Bangsa, untuk selanjutnya
mendistribusikan kepada masyarakat luas, dunia usaha dan
aparat Birokrasi sesuai bidang tugasnya masing-masing untuk
secara bersama-sama melakukan dan atau mengantisipasi
penanganan akar permasalahannya.
b. Mencari solusi pemecahan masalah, kerawanan dan akar
masalah korupsi dari hasil penelitian melalui kegiatan-kegiatan :
SOLUSI, antara lain berupa : seminar, lokakarya, studi banding,
sehingga ditemukan jalan keluar terbaik.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 3


c. Jalan keluar terbaik tersebut digunakan untuk merumuskan
Program-Program Kegiatan Nyata untuk dijadikan bahan kegiatan
KONSULTASI yang ditawarkan dan kemudian dilaksanakan baik
oleh komunitas-komunitas yang ada di dalam masyarakat,
pengusaha maupun sebagai masukan bagi Birokrasi, dunia usaha
dan komunitas social yang dijadikan sasaran pengkajian.
d. Dalam melakukan kegiatannya GMPK dapat membentuk Badan
Usaha di Bidang Pengkajian sesuai dengan aturan yang berlaku
di negeri ini, baik dilakukan secara mandiri atau bekerja sama
dengan Entitas yang bergerak di bidang pengkajian atau entitas
yang memerlukan bantuan untuk melaksanakan kegiatan
pengkajian.
1. Melakukan PENDIDIKANBANTIBKORUPSI melalui kegiatan :
a. Pendidikan Anti Korupsi dalam rangka menyadarkan warga
masyarakat, dunia usaha maupun petugas birokrasi tentang
bahaya korupsi serta membangun Komunitas-komunitas
Integritas di dalam masyarakat, dunia usaha dan birokrasi secara
bertahap, baik melalui pendidikan formal, pendidikan non formal
maupun pendidikan social kemasyarakatan. Pendidikan Anti
Korupsi dilakukan baik secara mandiri dengan mendirikan
Lembaga-lembaga Pendidikan Anti Korupsi maupun bekerjasama
dengan Entitas tertentu, utamanya bidang pendidikan.

b. Dalam rangka melakukan kegiatan Pendedekan Ante Korupse,


GMPK dapat bekerja sama dengan entitas lain yang bergerak di
bidang Pendidikan Anti Korupsi maupun secara mandiri
mendirikan lembaga Pendidikan Anti Korupsi sebagai berikut :

1) LembagaMlembaga Pendidikan anti korupsi baik di tingkat DPP


maupun DPD baik tingkat Propinsi maupun Kabupaten / kota.
Adapun kegiatan Pendidikan Anti Korupsi dapat dilakukan
melalui upaya menyadarkan masyarakat, dunia usaha dan
birokrasi akan bahaya korupsi, agar mereka tidak menjadi
korban korupsi, tidak membuka peluang terjadinya korupsi,
berani menutup peluang terjadinya korupsi dan tidak menjadi
koruptor,

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 4


2) Wujud Lembaga Pendidikan Anti korupsi, dapat berbentuk
Pusat Edukasi Anti Korupsi (PEAK), Sekolah Anti Korupsi,
Akademi Integritas dan kerjasama dengan Entitas Publik,
Dunia Usaha dan Entitas Sosial dalam melakukan kegiatan
Pendidikan Anti Korupsi,

3) Disamping kegiatan tersebut, dalam rangka Pendidikan Anti


Korupsi di negeri ini, GMPK melakukan kegiatan :

a) Pemantauan dan Pengawasan Kegiatan Perumusan dan


Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Pendidikan pada
umumnya dan Pendidikan anti korupsi pada khususnya.
b) Pemantauan dan Penguatan Pengawasan Kegiatan
Pendidikan Anti Korupsi di Lingkungan Entitas Publik,
Entitas Privat dan Entitas Sosial
c) Pemantauan dan Penguatan Pengawasan Kegiatan
Pendidikan Anti Korupsi di Lingkungan GMPK.

3. Melakukan PENCEGAHANBKORUPSI melalui kegiatan :


a. PemantauanB danB PenguatanB PengawasanB terhadapB LokasiB
RawanB Korupsi, mulai dari aturan, mekanisme kerja, kode etik
perilaku, proses pengelolaan kegiatan, penilaian kinerja dan
kemanfaatan kegiatan tersebut bagi masyarakat luas. Untuk
melaksanakan kegiatan ini GMPK bisa membentuk Lembaga
Pemantauan Lokasi Rawan Korupsi secara mandiri maupun
bekerjasama dengan Entitas lain yang bergerak di bidang itu atau
entitas yang memerlukan bantuan untuk melakukan pengawasan
lokasi rawan korupsi.
b. PemantauanB danB PenguatanB PengawasanB terhadapB kegiatanB
rekrutmen karyawan dan pejabat, mulai dari aturan, mekanisme
kerja, kode etik perilaku, proses pengelolaan, penilaian kinerja
dan kemanfaatannya bagi masyarakat luas. Untuk melakukan
kegiatan ini GMPK bisa membentuk Lembaga Jasa Rekrutmen
pegawai secara mandiri atau bekerjasama dengan entitas
birokrasi atau dunia usaha yang bergerak di bidang itu atau yang
membutuhkan bantuan. Dalam hal rekrutmen pejabat negara
GMPK berusaha untuk bekerja sama dengan KPU untuk bisa
diikutkan sebagai Lembaga Pemantau Pemilu dan Pilkades/
Pilkada / Pilpres.
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 5
c. PemantauanB danB PenguatanB PengawasanB terhadapB KegiatanB
PengelolaanB barangB yangB rawanB korupsi. Mulai dari aturan,
mekanisme kerja, kode etik perilaku, proses pengelolaan,
penilaian kinerja dan kemanfaatannya bagi masyarakat luas.
Untuk melakukan ini GMPK bisa membentuk Lembaga
Pemantauan Barang- dan kegiatan rawan korupsi secara mandiri
atau bekerjasama dengan pihak lain atau dengan entitas yang
memerlukan bantuan.
d. PemantauanB danB PenguatanB PengawasanB terhadapB KegiatanBB
RawanB korupsi. Mulai dari aturan, mekanisme kerja, kode etik
perilaku, proses pengelolaan, penilaian kinerja dan
kemanfaatannya bagi masyarakat luas. Untuk melakukan ini
GMPK bisa membentuk Lembaga Pemantauan kegiatan
pengelolaan Barang- dan kegiatan yang rawan korupsi secara
mandiri atau bekerjasama dengan pihak lain atau dengan entitas
yang memerlukan.
e. PemantauanB danB PenguatanB PengawasanB terhadapB prosesB
pengambilaanB danB pelaksanaanB keputusanB publik. Mulai dari
aturan, mekanisme kerja, kode etik perilaku, proses pengelolaan,
penilaian kinerja dan kemanfaatannya bagi masyarakat luas.
Untuk melakukan ini GMPK bisa membentuk Lembaga
Pemantauan Kebijakan public secara mandiri atau bekerjasama
dengan entitas lain atau entitas yang memerlukan bantuan.

4. Melakukan PENANGKALANB KORUPSI,B melalui kegiatan sebagai


berikut :
a. MelakukanB PemantauanB danB PenataanB RegulasiB /B Kesisteman,B
mulai dari aturan, mekanisme kerja, kode etik perilaku, proses
pengelolaan kegiatan, penilaian kinerja dan kemanfaatan
kegiatan tersebut bagi masyarakat luas. Untuk melakukan ini
GMPK bisa membentuk Lembaga Pemantauan dan Penataan
regulasi / kesisteman secara mandiri atau bekerjasama dengan
entitas lain atau entitas yang memerlukan bantuan.
b. MelakukanB PemantauanB danB PenguatanB SistemB PengamananB /B
PengawasanBInternal,Bmulai dari aturan, mekanisme kerja, kode
etik perilaku, proses pengelolaan kegiatan, penilaian kinerja dan
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 6
kemanfaatan kegiatan tersebut bagi masyarakat luas. Untuk
melakukan ini GMPK bisa membentuk Lembaga Pemantauan dan
Penguatan sistem Pengamanan / Pengawasan Internal secara
mandiri atau bekerjasama dengan entitas lain yang bergerak di
bidang itu atau entitas yang memerlukan bantuan.
c. MelakukanB PemantauanB danB PenguatanB DisiplinB /B KepatuhanB
terhadapBaturan,Bmulai dari aturan, mekanisme kerja / SOP, kode
etik perilaku, proses pengelolaan kegiatan, penilaian kinerja dan
kemanfaatan kegiatan tersebut bagi masyarakat luas. Untuk
melakukan ini GMPK bisa membentuk Lembaga Pemantauan dan
Penguatan Disiplin / Kepatuhan Terhadap aturan secara mandiri
atau bekerjasama dengan entitas lain yang bergerak di bidang itu
atau entitas yang memerlukan bantuan.
d. MelakukanBPemantauanBdanBPenguatanBPengaturanBPenggajianB
yangB rasional,B mulai dari aturan, mekanisme kerja, kode etik
perilaku, proses pengelolaan kegiatan, penilaian kinerja dan
kemanfaatan kegiatan tersebut bagi masyarakat luas. Untuk
melakukan ini GMPK bisa membentuk Lembaga Pemantauan dan
Penguatan Pengaturan Penggajian yang rasional secara mandiri
atau bekerjasama dengan entitas lain yang bergerak di bidang itu
atau entitas yang memerlukan bantuan.
e. MembangunB TradisiB /B BudayaB AntiB KorupsiB dan/atauB AntiB
Kecurangan,B melalui pola P3K (Pendidikan, Pelatihan,
Pembiasaan dan Keteladanan) dalam memahami dan
mengaktualisasikan Nilai-nilai Anti Korupsi dalam sikap, perilaku
dan Budaya baik individu maupun kelompok atau lembaga, yang
dilakukan secara bertahap di lingkungan komunitas-komunitas
baik pada Entitas Sosial, Entitas Publik maupun Entitas Privat.
Kegiatan ini bisa dilakukan secara mandiri maupun bekerja sama
dengan Entitas lain yang bergerak di bidang itu atau Entitas yang
memerlukan bantuan. Peran tokoh-tokoh masyarakat,
budayawan dan pendidik menjadi dominan dalam pembangunan
tradisi dan budaya anti korupsi / anti kecurangan untuk dapat
diajak kerjasama dengan GMPK.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 7


5. Melakukan BANTUANBPENINDAKANB
a. Dalam rangka penindakan, GMPK memiliki dua peran yang bisa
dimainkan yaitu:
i. Menerima laporan adanya indikasi perbuatan korupsi
untuk diteruskan kepada Aparat Penegak Hukum apabila
dinilai cukup jelas perbuatannya dan didukung oleh alat
bukti.
ii. Menerima laporan adanya tindak kesewenang-wenangan
oleh pihak lain terhadap pelapor (warga masyarakat), dan
memberikan advokasi (bantuan penyelesaian masalah)
baik secara musyawarah maupun secara hukum.
b. Untuk dapat melakukan kegiatan ini GMPK bisa secara mandiri
membentuk Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum atau
Kantor Pengacara ( Law Firm) sesuai dengan aturan yang berlaku
atau bekerjasama dengan entitas lain.
c. Kewenangan GMPK (masyarakat pada umumnya) dalam
melaksanakan tugas pemberantasan korupsi berasal dari
pengbawasan masyarakat ( societal control) baik di bidang
deteksi, pencegahan, penangkalan dan bantuan penindakan
serta rehabilitasi akibat tgerjadinya korupsi,
d. Dalam kaitan penindakan tugas GMPK hanya sebagai tugas
bantuan penindakan yaitu membantu peyedik dan penyidik
Aparat Penegak HUkum dalam menangnani kasus korupsi,
berupa menerima laporan masyarakat, melakukan analisis /
pengkajian perbuatan nyata koriupsinya yang dikdukung alat
bukti / indikasi alat bukti yang valid, kemudian melaporkannya
kepada apparat penegakl hokum.
e. Dalam rangka melaksanakan bantuan penindakan GMPK
membentuk sub bidang
i. Penerimaan Laporan
ii. Sub bidang Analisis
iii. Sub Bidang Hubungan Masyarakat dan
iv. Sub Bidang Dokumentasi perkara.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 8


6. Melakukan kegiatanB Funds RisingB melaluiB pembentukanB BADANB
USAHAB
a. Dalam mengumpulkan pembiayaan (Funds Rising) GMPK dapat
membentuk Badan Usaha sesuai dengan aturan yang berlaku di
negeri ini, pada setiap bidang kegiatan GMPK.
b. Badan usaha yang dibentuk pada setiap bidang kegiatan dengan
mengikuti aturan yang berlaku di negri ini maupun di negeri lain
yang menjadi wilayah kegiatan badan usaha tersebut. Badan
Usaha bisa dibentuk secara mandiri ataupun bekerja sama
dengan entitas lain yang memiliki kegiatan usaha yang sama atau
sejenis.
c. Badan Usaha juga bisa dibentuk secara lintas bidang dan bisa
melibatkan setiap unit organisasi GMPK maupun secara individu
anggota GMPK yang memiliki minat dan kemampuan untuk
melakukan kegiatan Badan Usaha tersebut.
d. Badan usaha dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain baik
di dalam maupun di luar negeri dengan mematuhi aturan-aturan
yang berlaku pada lingkup badan usaha tersebut.
e. Badan Usaha bisa membentuk kantor cabang baik di tingkat
Propinsi maupun Kabupaten / Kota yang telah memiliki DPD
GMPK di tempat tersebut.
f. Badan usaha dibentuk dengan surat Keputusan Ketua Umum
GMPK di tingkat Pusat dan Ketua DPD GMPK Provinsi dan Ketua
DPD GMPK kabupaten / kota, untuk selanjutnya digunakan
mengurus perijinan kegiatan Badan Usaha tersebut sesuai
dengan aturan yang berlaku, baik secara mandiri atau
merupakan cabang dari badan Usaha yang dimiliki oleh DPP
GMPK.
B
PasalB4.B
PendanaanB
B

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 9


Guna mendukung terlaksananya program-program kegiatan sebagaimana
tercantum dalam Pasal 3 diatas, maka GMPK bisa menghimpun dana
melalui :
1. IuranB anggota,B sesuai dengan kesanggupan anggota bisa dilakukan
secara periodik berupa sejumlah uang tertentu, bisa mengumpulkan
uang receh kembalian dari belanja melalui pundi-pundi yang disiapkan
padakantor secretariat GMPK atau pada setiap pertemuan GMPK,
menyisihkan sebagian hasil usaha secara legal, menyisihkan 10 % dari
penghasilan yang diperoleh dari usaha / kegiatan GMPK, dll, baik
secara manual maupun elektronik atas kesepakatan anggota.
1. SumbanganB dariB Donatur baik dari Dalam Negeri maupun dari Luar
Negeri sepanjang sifatnya tidak mengikat dan dari usaha yang tidak
melanggar aturan hukum yang berlaku.
3. Usaha-usahaB B yangB sah pada setiap bidang kegiatan dengan
membentuk Badan Usaha GMPK, sesuai dengan aturan yang berlaku,
dngan menyisihkan 10 % dari margin yang didapat dalam kegiatan
Badan Usaha GMPK.
4. SponsorB yangB tidakB mengikat, pada setiap kegiatan / event-event
penting GMPK, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

PasalB5B
PengelolaanBKeuangan.B
B
Pengelolaan Keuangan dilakukan dengan :
1. Menekankan aspek Kejujuran, akuntabilitas dan Transparansi,
menggunakan aturan dan prinsip-prinsip umum dalam pengelolaan
keuangan, yang dituangkan dalam petunjuk keuangan GMPK,
dilaksanakan oleh Bendara GMPK dan Bendahara pada setiap badan
Usaha GMPK serta staf keuangan di Bidang Administrasi Umum,
selanjutnya setiap tahun dilakukan audit oleh Biro Audit internal
GMPK, dan akuntan publik bila GMPK sudah mampu membiayai
sendiri kegiatannya melalui kegiatan bisnis dari Badan Usahanya.
1. Dewan Penyantun ikut memikirkan bagaimana mengumpulkan funds
raising dalam rangka pembiayaan kegiatan GMPK baik menyangkut
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 10
pola pen gumpiulan dananya maupiun kontribusi Dewan Penyantun
dalam pembiayaan kegiatan GMPK.
3. Ketua Umum dan wakil ketua umum 1q dan 1 pada terbentuknya
GMPK menjadi “Ujung Tombok” dalam pengumpulkan dana iuntuk
membiayaio GMPK baik melalui sumbangan sponsor dan donator
maupun kontribusi pribadi mereka. Wakil Ketua Umum 1 menyatakan
sanggup menjadi PIC dlam hal pengumpulan dana guna membangun
kantor GMPK.
4. Badan Usaha yang didirikan GMPK melakukan pengelolaan
keuangananya sendiri dan setiap tahun diaudit oleh Biro Internal
GMPK dan Akuntan Publik yang ditunjuk oleh Ketua Umum GMPK
atas Usul Bendara Umum GMPK, dengan memperhatikan usul / saran
pemdapat dari masing-masing Badan Usaha GMPK, selambat-
lambatnya tanggal 31 Maret setiap Tahunnya.
5. GMPK baik secara organisatoris maupun perseorangan dapat ikut
menyertakan modal dalam kegiatan Badan Usaha GMPK sesuai
dengan aturan yang berlaku pada setiap Badan Usaha yang dibentuk
pada setiap Bidang Kegiatan GMPK.
6. Bendahara Umum mengatur pengelolaan keuangan GMPK sesuai
dengan dengan aturan yang berlaku di bidang keuangan dan membagi
tugas dimana Wakil Bendahara I ditugasi memantau dan
mengendalikan pemngelolaan keuangan DPP GMPK termasuk
pengelolaan Petty Cash yanbg di kelola oleh Staf keuangan pada Biro
Administrasi Umum DPP GMPKdan. Wakil Bendahara 1 ditugasi
memantau dan mengendalikan pengelolaan keuangan pada setiap
Badan Usaha GMPK.
7. Staf keuangan Biro Administrasi Umum memegang petty cash ( kas
kecil) untuk pengelolaan keuangan dalam membiayai kegiatan
secretariat GMPK dan keperluan-keperluan lain seharti-hari maupun
pengadaan barang yang berskala kecil ( tidak lebih dari RP 1000.000,-
(satu juta rupiah), yang dipertanggung jawabkan kepada Bendahara
Umum GMPK.
8. Dalam hal pembiayaan besar Bendahara Umum mengajukan
kebutuihan keuangan kepada Ketua Umum GMPK melalui EWakil
Ketua Umujm 1 selanjutnya penge;lolaannya diserahkan kepada PIC
yang ditunjuk per surat keputusan Pimpinan GMPK.
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 11
BABBIIB
ORGANBBGMPKB
B
PasalB6B
1. Pembinaan dan Pengelolaan GMPK dilakukan oleh ORGAN
sebagaimana dimaksud dalam Bab V Anggaran Dasar yang terdiri dari
Musyawarah Nasional dan Dewan Pengurus.
1. Kewenangan Musyawarah Nasional untuk Pertama kalinya dalam
rangka pembentukan Dewan Pengurus Pusat GMPK dilaksanakan oleh
Dewan Pendiri.
B
PasalB7B
MUSYAWARAHBNASIONALBGMPKB
1.BB Musyawarah NasionalB GMPKB merupakan pemegang kekuasaan
tertinggi GMPK yang beranggotakan DPP GMPK dan 34 (tiga puluh
empat) DPD Propinsi serta seluruh DPD GMPK Kabupaten / Kota yang
sudah terbentuk, dilaksanakan setiap 5 (lima ) tahun sekali.
2.B Musyawarah nasional pertama diadakan setelah terbentuk 34 DPD
Propinsi dan stiap Propinsi sudah memiliki minimal 1 ( satu ) DPD
Kabupaten / Kota.
3. Musyawarah Nasional diselenggarakan oleh DPP secara mandiri atau
bersama dengan DPD Propinsi yang bersedia ketempatan
terselenggaranya Musyawarah Nasional secara bergiliran.

PasalB8B
DewanBPendiriB
1. Dewan Pendiri adalah sekelompok Tokoh Nasional dan warga
masyarakat sebanyak 13 (dua puluh tiga) Orang yang merasa
terpanggil dan memiliki kepedulian terhadap nasib bangsanya yang
memiliki kesamaan Visi dan Misi dengan GMPK serta bersedia

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 12


memberikan kontribusinya terhadap tujuan dan aktifitas GMPK,
mereka menanda tangani Notulen Rapat Pendirian Perhimpunan
GMPK, yang digunakan untuk mengurus perijinan Badan Hukum di
depan Notaris dan Kemenkumham. Dewan Pendiri terdiri dari
Pemrakarsa dan tokoh-tokoh masyarakat lain yang tertarik dan
bersedia bergabung untuk mendirikan Perhimpunan Gerakan
Masyarakat Perangi Korupsi.
1. Pemrakarsa pendirian GMPK terdiri dari sembilan Orang Pemrakarsa,
yang melanjutkan kegiatan pemrakarsa sebelumnya yang telah
membentuk Forum Peduli Memerangi Korupsi (FPMK) sebagai
embrio lahirnya GMPK. Kemudian mereka bersama-sama tokoh-tokoh
masyarakat lainnya sehingga berjumlah 13 (dua puluh tiga) orang
mengadakan rapat pembentukan Perhimpunan GMPK dan menanda
tangani Hasil Notulensi Rapat Pendirian GMPK di Kantor GMPK
(kantor Inkopad) di jalan Senen raya no 10 Jakarta Pusat. Akta
Pendirian Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) disahkan oleh
Notaris YULKHAIZAR PANUH SH dengan Nomor : 10 tahun 1013,
Untuk selanjutnya diajukan kepada Kemenkumhan untuk disahkan
sebagai Badan HUkum.
3. Dewan Pendiri bersepakat untuk memilih Ketua Dewan Pendiri dengan
Susunan Dewan Pendiri terdiri dari :
a. Ketua Dewan Pendiri : 1 Orang merangkap anggota.
b. Anggota Dewan Pendiri : 11 Orang.
4. Tugas dan kewajiban Dewan Pendiri .
a. Menanda tangani akta notaris pendirian Organisasi Gerakan
Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) di Tingkat Pusat.
b. Mengangkat anggota Dewan Pengurus Pusat untuk
kepengurusan pertama kali, kemudian selanjutnya perubahan
susunan kepengurusan DPP dilaksanakan oleh Pimpinan DPP
GMPK yang dilakukan secara musyawarah untuk mufakat, yang
dilaporkan kepada Rapat Koordinasi Nasional GMPK, sampai
dengan terbentuknya Musyawarah Nasional GMPK pertama.
c. Setelah dilaksanakan Musyawarah Nasional, kewenangan ini
beralih kepada Musyawarah Nasional GMPK.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 13


B
PasalB9B
DewanBPendiriBTingkatBDaerahB
1. Dewan Pendiri Tingkat Daerah adalah sekelompok tokoh masyarakat di
daerah yang punya kepedulian terhadap kondisi bangsa di daerahnya
dan berkeinginan untuk menggabungkan diri ke dalam kegiatan GMPK
dengan membentuk DPD GMPK di daerahnya.
1. Dewan Pendiri Tingkat Daerah dipimpin oleh Pemrakarsa Pendirian
DPD GMPK, dengan anggota sebanyak tokoh masyarakat di daerah
yang bersedia bergabung, menggelar pertemuan pembentukan DPD
GMPK, kemudian membubuhkan tanda tangan masing-masing dalam
Notulen Hasil Rapat yang dijadikan prasyarat untuk pembentukan DPD
GMPK Daerah, yang diajukan oleh Pemrakarsa (pemegang mandat)
kepada DPP GMPK. Dewan Pendiri tingkat daerah menyusun
kepengurusan DPD GMPK untuk disahkan oleh DPP GMPK
3. Selanjutnya perubahan kepengurusan DPD GMPK dilaksanakan oleh
DPD GMPK secara musyawarah daerah untuk mengambil keputusan
secara mufakat kemudian disahkan oleh DPP GMPK.
4. Apabila dalam musyawarah tersebut tidak berhasil mencapai mufakat
maka masalah perubahan kepengurusan DPD GMPK diserahkan
kepada DPP GMPK melalui audit internal dengan melibatkan Dewan
Pendiri Daerah (apabila masih ada).

PasalB10BB
DEWANBPENGURUSB
1. Dewan Pengurus, adalah sejumlah orangB yang sehari-hari bertugas
mengelola, menjalankan dan mengurusi Aktivitas GMPK, guna
tercapainya tujuan organisasi GMPK.B
1. Susunan Dewan Pengurus :
Dewan Pengurus terdiri dari :B
a. Dewan Pengurus Pusat disingkat DPP.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 14


b. Dewan Pengurus Daerah, disingkat DPD, yang terdiri dari :
1) DPD Propinsi
1) DPD Kabupaten / Kota
3) DPD Gabungan Kabupaten / Kota, yang sudah terbentuk
sebanyak 5 (lima) daerah, yaitu : Kediri Raya, Kepulauan
Nias, Malang Raya, Bandung Raya dan Luwuk Raya, Secara
berangsur akan dilikuidasi saat masing-masing kabupaten /
kota melepaskan diri untuk mendirikan DPD GMPK
Kabupaten / Kota tersendiri.
B
PasalB11B
DewanBPengurusBPusatBB(DPP)B
1. Dewan Pengurus Tingkat Pusat (DPP) sebagaimana diatur dalam Bab
VI A Anggaran Dasar GMPK, adalah sejumlah orang yang sehari-hari
mengelola, menjalankan dan mengurusi Aktivitas GMPK Tingkat
Pusat, serta memonitor dan mengendalikan aktivitas Dewan
Pengurus Tingkat Daerah, sesuai dengan bidang tugas masing masing
guna tercapainya tujuan organisasi GMPK.
1. Dewan Pengurus tingkat Pusat (DPP) terkomposisi dalam :
a. Dewan Penyantun atau Dewan Penasihat
Seorang Ketua Dewan Penyantun / Dewan Penasihat merangkap
anggota (anggotanya minimal dua orang dan bisa dikembangkan
tergantung kepentingan organisasi), ditunjuk oleh Ketua Umum
atas persetujuan Yang bersangkutan.
b. Dewan Pengawas
Seorang Ketua Dewan Pengawas dengan anggota sesuai dengan
ketersediaan pengurus yang ditunjuk oleh Ketua Umum GMPK
atas persetujuan yang bersangkutan.
c. Dewan Pakar
Seorang Ketua Dewan Pakar merangkap anggota, yang dipilih
secara musyawarah oleh kelompok Pakar yang membidangi 10

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 15


(sepuluh) bidang kehidupan yang ditunjuk dan atas persetujuan
Yang bersangkutan.
Dalam rangka mengkoordinir pelaksanaan kegiatan Dewan
Pakar dilakukan oleh Seorang sekretaris Dewan Pakar yang
dittunjuk oleh Ketua Umum GMPK, atas persetujuan yang
bersangkutan.
d. Ketua Umum, merangkap anggota, yang dipilih oleh Dewan
Pendiri pada awal pendirian GMPK dan selanjutnya dapat dipilih
kembali oleh Musyawarah Nasional.
Dalam hal Ketua Umum berhalangan tetap dan Musyawarah
Nasional belum terbentuk, pengganti Ketua Umum dapat
dipilih oleh rapat pleno DPP GMPK atas kesediaan yang
bersangkutan..
e. Wakil ketua Umum, merangkap anggota, yang ditunjuk oleh
Ketua Umum atas persetujuan yang bersangkutan. Jumlahnya
tergantung pada dinamika organisasi GMPK dan tersedianya
SDM yang memenuhi persyaratan.
Dalam Perbaikan Organisasi GMPK saat ini disepakati ada 1 (dua)
Wakil Ketua Umum, dimana wakil Ketua Umum 1 bertugas
membantu ketua umum dalam mengendalikan pengelolaan
penanggulangan korupsi, dan Wakil Ketua Umum 1 membantu
Ketua Umum dalam mengendalikan Pendidikan anti korupsi dan
menyiapkan dukiungan GMPK.
g. Sekretaris Umum GMPK, yang ditunjuk oleh Ketua Umum yang
dibantu oleh dua orang Wakil Sekretaris Umum dan 3 ( tiga)
orang Ketua Biro ( Administrasi Umum, Hubungan Masyarakat
dan Teknologi informasi) yang ditunjuk oleh Ketua Umum atas
persetujuan yang bersangkutan.
Wakil Sekretais Umum 1 bertugas membantu Sekretaris Umum
dalam menyiapkan dukungan kegiatan penanganan korupsi dan
Wakil Sekretaris Umum 1 bertugas membantu Sekretris Umum
dalam menyiapkan diukungan kegiatan Pendidikan Anti Korupsi
dan penyiapan dukungan lainnya dalam pengelolaan GMPK.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 16


g.. Bendahara Umum GMPK, dibantu oleh bendahara I membidangi
pengelolaan Keuangan DPP GMPK dan Wakil Bendahara II yang
membidangi Pengelolaan keuangan Badan Ugsaha GMPK.
Bendahara Umum dan wakil bendahara I dan II, ditunjuk oleh
Ketua Umum atas persetujuan yang bersangkutan.
h. Ketua Koordinator Korwil bertugas untuk membantu Ketua Umum
dalam yang dibantu oleh 1 (dua) orang Kepala Biro (Biro
Organisasi dan Biro Kaderisasi), 5 (lima) orang Ketua dan 5 (lima)
orang Wakil Ketua Korwil, yang terdiri dari :
1) Korwil I Sumatera, yang meliputi 10 (sepuluh) Propinsi yaitu :
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan
Riau, Bengkulu, Jambi, Lampung, Sumatera Selatan dan
Bangka - Belitung.
1) Korwi II Jawa - Bali, yang meliputi 7 (tujuh ) Propinsi, yaitu :
Banten, DKi - Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali.
3) Korwil III Kalimantan - NTB - NTT, yang meliputi 7 (tujuh)
Propinsi, yaitu : Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara,
Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
4) Korwil IV Sulawesi, yang meliputi 6 (enam) Propinsi, yaitu :
Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawqesi Tengah, Sulawesi
Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
5) Korwil V Maluku - Papua, yang meliputi 4 (empat) Propinsi,
yaitu : Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Ketua Koordiator Korwil, Ketua dan Wakil Ketua Kowil, Ketua
Biro Organisasi dan Ketua Biro Kaderisasi ditunjuk oleh Ketua
Umum GMPK atas persetujuan yang bersangkutan.
i. Ketua Bidang, merangkap anggota, yang ditunjuk oleh Ketua
Umum atas persetujuan yang bersangkutan, yang terdiri dari
Bidang-bidang
1) Bidang Pengkajian yang memiliki sub bidang penelitiian,
pencarian solusi dan konsultasi)
1) Bidang Pendidikan Anti Korupsi, yang memiliki Sub Bidang
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 17
a) Pemantauan dan Penguatan Pengawasan Perumusan
dan Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Nasional
b) Peemantauan dan penguatan pengawasan kegiatan
perumusan danpelaksanaan kebijakan Pendidikan
anti korupsi,
c) Pemantauan dan Penguatan Pengawasan Pendidikan
Anti Korupsi pada Entitas Publik, Entitas Privat dan
Entitas Sosial,
d) Penyelenggara Pendidikan Anti Korupsi GMPK yuang
terdiri dari Pusat Edukasi Anti Korupsi, Sekolah Anti
<Korupsi dan ASkademi Integritas.
e) Pemantauan dan Penguatan Pengawasan Pelaksanaan
Pendidikan Anti Korupsi di Lingkungan GMPK.
3) Bidang Pencegahan Korupsi yang memiliki sub Bidang :
a) Pemantauan dan Penguatan Pengawasan kegiatan di
Lokasi Rawan Korupsi,
b) Pemantauan dan Penguatan Pengawasan Kegiatan
Rekrutmen karyawan dan pejabat,
c) Pemantauan dan Penguatan Pengawasan Kegiatan
Rawan Korupsi
d) Pemantauan fdan Penguartan Pengawasan kegiatan
Pengelolaan Barang yang rawan dikorupsi
e) Pemantauan dan penguatan pengawasan kegiatan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
3) Bidang Penangkalan Korupsi yang memiliki sub bidang :
a) Pemantauan dan Penataan Regulasi / Kesisteman,
b) Pemantauan dan penguatan pengawasan pengelolaan
Sistem Pengamanan / Pengawasan Internal,
c) Pemantauan dan penguatan pengawasan Disiplin /
Kepatuhan kepada Aturan,
d) Pemantauan dan Penguatan Pengawasan kegiatan
Pengaturan Penggajian yang Rasional
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 18
e) Pemantauan, Penguatan pengawasan dan berperan
serta dalam kegiatan pembangunan tradisi dan budaya
anti korupsi.
4) Bidang Bantuan Penindakan yang memiliki sub bidang :
a) Penerimaan laporan masyarakat tentang adanya
indikasi korupsi dan laporan tentang tindak
kesewenang-wenangan oleh pihak lain kepada pelapor
(korban), s
b) Analisis terhadap laporan baik terhadap indikasi
korupsi untuk dilaporkan kepada aparat penegak
hukum maupun trrhsdap perbuatan sewenang-
wenang untuk dilakukan kegiatan advokasi.
c) Hubungan antar lembaga dalam rangka memfolow up
I hasil analisis laporan adanya indikasi korupsi kepada
aparat penegak hukum melalui kegiatan advokasi dan
litigasi.
d) Hubungan antar Lembaga dalam rangka memfollow
up I laporan tindak ke sewenang – wenangan kepada
pihak1 lain yang terkait pelaporan dengan kegiataan
advokasi dan atau kegiatan penanganan secara yuridis
melalui kegiatan litigasi,
e) Pengelolaan dokumentasi perkara yang dilaporkan
kepada GMPK dengan membuat Data based Perkara
Korupsi dan tindak kesewenang-wenangan GMPK.
5) Bidang Badan Usaha, yang dibentuk untuk setiap bidang
yaitu Pengkajian, Pencegahan Korupsi, Penangkalan Korupsi
dan Bantuan Penindakan serta Pendidikan Anti Korupsi.
Pengaturan lebih lanjut diatur dalam Peraturan GMPK dan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga GMPK serta
Peraturan Perusahaan masing-masing sesuai dengan aturan
yang berlaku.
j. Ketua Biro, yang ditunjuk oleh Ketua Umum atas persetujuan
yang bersangkutan, terdiri dari:

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 19


1) Biro Adsminstrasi Umum, dibawah kendali Sekretaris
Umum
1) Biro Hubungan Masyarakat dibawah Kendali Sekretaris
Umum
3) Biro Taknologi Informasi di Bawah kendali Sekretaris Umum
4) Biro Audit Internal dibawah kendali Dewan Pengawas
5) Biro Organisasi dibawah kendali Ketua Koordinator Korwil
6) Biro Kaderisasi dibawah kendali Ketua Koordinator Korwil

PasalBB12B

DewanBPengurusBDaerahBTingkatBPropinsiB(DPDBGMPKBPropinsi)B
1. Dewan Pengurus Daerah (DPD) GMPK Tingkat Propinsi sebagaimana
dimaksud dalam BAB VI B Anggaran Dasar GMPK, terdiri dari
beberapa bagian mengikuti Struktur Organisasi Dewan Pengurus
Pusat (DPP) yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah dan
ketersediaan personel Pakar yang ada di daerah.
1. Dewan Pengurus Daerah Propinsi, sehari-hari mengelola kegiatan di
tingkat Propinsi, dan membantu DPP GMPK memonitor dan
mengkoordinasikan kegiatan DPD-DPD Kabupaten / Kota yang berada
di propinsinya.
3. Bekerjanya DPD Propinsi berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga GMPK serta petunjuk dan arahan dari DPP GMPK.
4. Dewan Pengurus Daerah Propinsi, pada awal pembentukkannya
diusulkan oleh Dewan Pendiri Daerah yang selanjutnya bila ada
perubahan kepengurusan karena suatu hal, dibicarakan dan diusulkan
oleh fungsionaris DPD GMPK Propinsi kepada DPP GMPK berdasarkan
hasil musyawarah dalam Sidang Pleno DPD Propinsi untuk ditetapkan
perubahannya oleh Pimpinan DPP GMPK.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 20


5. DPD Propinsi terdiri dari :
a. Dewan Penyantun atau Dewan Penasihat DPD GMPK Propinsi.
Seorang Ketua Dewan Penyantun / Dewan Penasihat
(anggotanya dua orang atau lebih, ditunjuk oleh Ketua DPD
GMPK Propinsi, atas persetujuan yang bersangkutan).
b. Dewan Pengawas DPD GMPK Propinsi
Seorang Ketua Dewan Pengawas DPD GMPK Propinsi dengan
anggota minimal 1 (satu) orang ditunjuk oleh Ketua DPD GMPK
Propinsi atas persetujuan yang bersangkutan.

c. Dewan Pakar DPD GMPK Propinsi


Ketua DPD GMPK Propinsi atas dasar pertimbangan kondisi yang
dihadapi DPD GMPK Propinsi dapat menunjuk 1 (satu) atau lebih
Pakar pada gatra kehidupan masyarakat yang dinilai perlu
dijadikan sasaran pengamatan oleh pakar di bidangnya untuk
membantu memecahkan permasalahan pada gatra yang diamati
tersebut. .
Seorang Ketua Dewan Pakar dipilih secara musyawarah oleh
kelompok Pakar yang ada di DPD Propinsi tersebut. Anggota
Dewan Pakar Propinsi ditunjuk oleh Ketua DPD Propinsi atas
persetujuan Yang bersangkutan.
Sekretaris Dewan Pakar Propinsi dijabat oleh Ketua Biro
Administrasi Umum DPD GMPK Propinsi.’
d. Ketua DPD Propinsi, merangkap anggota, yang dipilih oleh
Dewan Pendiri Daerah pada awal pendirian DPD GMPK Propinsi
dan dapat dipilih kembali oleh Rapat Pleno DPD GMPK Propinsi
atas kesediaan yang bersangkutan, untuk diusulkan ke DPP
GMPK guna pengesahan.
e. Wakil ketua DPD GMPK Propinsi, merangkap anggota, yang
ditunjuk oleh Ketua DPD GMPK Propinsi atas persetujuan yang
bersangkutan.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 21


f. Sekretaris DPD GMPK Propinsi, merangkap anggota, yang dalam
pelaksanaan tugasnya dibantu oleh 4 (empat) ketua Biro yaitu
Biro Administrasi Umum, Biro Hubungan Masyarakat, Biro
Teknologi Informasi dan Biro Organisasi dan Kaderisasi.
Sekretaris DPD GMPK Propinsi dan para kepala Biro ditunjuk oleh
Ketua DPD GMPK Propinsi atas persetujuan yang bersangkutan.
g. Bendahara DPD GNPK Propinsi, yang dapat dibantu oleh dua
orang yaitu wakil bendahara 1 yang mengelola Keuangan DPD
GMPK Propinsi dan wakil bendahara II yang mengelola keuangan
Badan Usaha DPD GMPK Propinsi. Bendahara dan Wakil
Bendahara ditunjuk oleh Ketua DPD GMPK Propinsi atas
persetujuan yang bersangkutan.
h. Koordinator wilayah DPD GMPK Propinsi dimungkinkan bisa
dibentuk, apabila Propinsi tersebut telah memiliki lebih dari 10
DPD Kabupaten / Kota, kedudukannya dibawah Sekretaris DPD
Propinsi. Jumlah korwil DPD GMPK Propinsi disesuaikan dengan
kondisi geografi dan sejarah pemerintahan setempat.
Koordinator wilayah ditunjuk oleh Ketua DPD GMPK Propinsi atas
persetujuan yang bersangkutan.
f. Ketua Bidang DPD GMPK Propinsi, merangkap anggota, yang
ditunjuk oleh Ketua DPD GMPK Propinsi atas persetujuan yang
bersangkutan, yang terdiri dari :
1) Bidang Pengkajian DPD GMPK Propinsi yang memiliki sub
bidang penelitian, pencarian solusi dan konsultasi.
1) Bidang Pendidikan Anti Korupsi DPD GMPK Propinsi, yang
memiliki Sub Bidang Pemantauan dan Penguatan
Pengawasan Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan tingkat Propinsi dan kebijakan Pendidikan anti
korupsi di tingkat propinsi, Pemantauan dan Penguatan
Pengawasan Pendidikan Anti Korupsi pada Entitas Publik,
Entitas Privat dan Entitas Sosial, Pengelolaan Pendidikan
Anti Korupsi di DPD GMPK baik Pusat Edukasi Anti Korupsi
(PEAK) dan Sekolah Anti Korupsi baik mandiri ataupun
bekerjasama dengan Entitas lain serta Pemantauan dan
Penguatan Pengawasan Pelaksanaan Pendidikan Anti

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 22


Korupsi di tingkat DP{D GMPK yang ada di Propinsi yang
bersangkutan.
3) Bidang Pencegahan Korupsi DPD GMPK Propinsi, yang
memiliki subbidang Pemantauan dan Penguatan
Pengawasan: Lokasi Rawan Korupsi, Penantauan dan
Penguatan Pengawasan Rekrutmen karyawan dan pejabat,
Pemantauan dan Penguartan Pengawasan Kegiatan
Pengelolaan Barang yang rawan dikorupsi, Pemantauan dan
Penguatan Pengawasan Kegiatan Rawan Korupsi serta
Pemantauan dan Penguatan Pengawasan terhadap
Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Publik di tingkat
Propinsi.
4) Bidang Penangkalan Korupsi DPD GMPK Propinsi, yang
memiliki sub bidang : Pemantauan dan Penataan Regulasi /
Kesisteman, pemantauan dan penguartan Sistem
Pengamanan / Pengawasan Internal, Disiplin / Kepatuhan
kepada Aturan, Pemantauan terhadap kebijakan dan
pelaksanaan Pengaturan Penggajian yang Rasional serta
pemantauan dan penguatan pengawasan pembangunan
tradisi dan budaya anti korupsi di tingkat Propinsi.
5) Bidang Bantuan Penindakan DPD GMPK Propinsi, yang
memiliki sub bidang : penerimaan laporan masyarakat
tentang adanya indikasi korupsi dan laporan tentang tindak
kesewenang-wenangan oleh pihak lain kepada pelapor
(korban), sub bidang analisis terhadap laporan, hubungan
antar lembaga dan dokumentasi perkara di tingkat Propinsi.
6) Bidang Badan Usaha DPD GMPK Propinsi, yang dibentuk
untuk setiap bidang yaitu Pengkajian, Pencegahan Korupsi,
Penangkalan Korupsi dan Bantuan Penindakan serta
Pendidikan Anti Korupsi, sesuai dengan kondisi dan situasi
setempat baik menyangkut SDM, Permodalan dan Peluang
yang dimiliki Propinsi. Pengaturan lebih lanjut diatur dalam
Peraturan Perusahaan masing-masing sesuai dengan aturan
yang berlaku.
Jenis badan usaha sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
propinsi masing-masing, baik diusahakan sendiri, bersama

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 23


dengan pihak lain maupun bekerja sama dengan Badan
Usaha DPP GMPK, atau menjadi Cabang dari Badan Usaha
DPP GMPK.
g. Ketua Biro DPD GMPK Propinsi, yang terdiri dari:
1) Ketua Biro Organisasi dan Kaderisasi DPD GMPK Propinsi
ditempatkan di bawah kendali Sekretaris DPD GMPK
Propinsi, ditunjuk oleh Ketua DPD GMPK Propinsi atas
persetujuan yang bersangkutan.
1) Ketua Biro Hubungan Masyarakat DPD GMPK dibawah
kendali Sekretaris DPD GMPK Propinsi, ditunjuk oleh Ketua
DPD GMPK Propinsi atas persetujuan yang bersangkutan.
3) Ketua Biro Administrasi Umum DPD GMPK Propinsi
dibawah kendali Sekretaris DPD GMPK Propinsi, ditunjuk
oleh Ketua DPD GMPK Propinsi atas persetujuan yang
bersangkutan.
4) Kepala Biro Teknologi Informasi DPD GMPK Propinsi,
dibawah kendali Sekretaris DPD GMPK Propinsi, ditunjuk
oleh Ketua DPD GMPK Propinsi atas persetujuan yang
bersangkutan.
5) Kepala Biro Audit Internal DPD GMPK Propinsi, dibawah
Kendali Dewan Pengawas DPD GMPK Propinsi, ditunjuk
oleh Ketua DPD GMPK Propinsi atas persetujuan yang
bersangkutan.

PasalBB13B

DewanBPengurusBDaerahBTingkatBKabupatenB/BKotaBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
(DPDBKabupatenB/BKota)B

B
1. Dewan Pengurus Daerah (DPD) GMPK Tingkat Kabupaten / Kota
sebagaimana dimaksud dalam BAB VI C Anggaran Dasar GMPK terdiri
dari beberapa bagian mengikuti Struktur Organisasi Dewan Pengurus
Propinsi yang disesuaikan dengan kebutuhan Kabupaten / Kota dan
ketersediaan personel yang ada di daerah kabupaten / kota.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 24


1. DPD Kabupaten/Kota diusulkan oleh Dewan Pendiri pada awal
pembentukan yang selanjutnya oleh hasil musyawarah dalam rapat
pleno DPD Kabupaten / kota dan ditetapkan oleh Pimpinan DPP
diketahui oleh Pimpinan DPD Propinsi yang bersangkutan.
a. Dewan Penyantun atau Dewan Penasihat DPD GMPK Kabupaten
/ Kota.
Seorang Ketua Dewan Penyantun / Dewan Penasihat DPD
Kab/Kota (anggotanya minimal satu orang), ditunjuk oleh Ketua
DPD GMPK Kab/Kota, atas persetujuan yang bersangkutan.
b. Dewan Pengawas DPD GMPK Kab/Kota
Seorang Ketua Dewan Pengawas DPD GMPK Kab / Kota dengan
anggota minimal satu orang yang ditunjuk oleh Ketua DPD GMPK
Kab / Kota.

c. Dewan Pakar DPD GMPK Kab / Kota


Dewan Pakar DPD GMPK Kab / Kota dapat dibentuk di DPD
GMPK Kab / Kota tergantung kebutuhan DPD Kabupaten / Kota
dan ketersediaan SDM Pakar yang berada di kabupaten / Kota
yang bersangkutan.
d. Seorang Ketua DPD GMPK Kab / Kota, merangkap anggota, yang
dipilih oleh dewan pendiri daerah pada awal pendirian DPD
GMPK Kab / Kota dan dapat dipilih kembali oleh Rapat Pleno
DPD GMPK Kab / Kota atas kesediaan yang bersangkutan, untuk
disahkan oleh Ketua Umum DPP GMPK.
e. Seorang Wakil ketua DPD GMPK Kab / Kota, merangkap anggota,
yang ditunjuk oleh Ketua DPD GMPK Kab / Kota atas persetujuan
yang bersangkutan.
f. Seorang Sekretaris DPD GMPK Kab / Kota, dibantu oleh 4 orang
Kepala Biro yaitu Kepala Biro Umum, Kepala Biro Hubungan
Masyarakat, Kepala Biro Teknologi Informasi dan Kepala Biro
Organisasi dan Kaderisasi DPD GMPK Kab / Kota.
Sekretaris DPD GMPK Kab / Kota dan para kepala biro dibawah
kendalinya ditunjuk oleh Ketua DPD GMPK Kab / Kota atas
persetujuan yang bersangkutan.
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 25
g. Seorang Bendahara, DPD GMPK Kab / Kota, dibantu oleh satu
orang wakil bendahara.
Bendahara dan wakil Bendahara DPD GMPK Kab / Kota, ditunjuk
oleh Ketua DPD Kabupaten / Kota atas persetujuan yang
bersangkutan.
h. Ketua Bidang DPD GMPK Kab / Kota, merangkap anggota, yang
ditunjuk oleh Ketua DPD GMPK Kab / Kota, atas persetujuan yang
bersangkutan, yang terdiri dari Bidang-bidang :
1) Ketua Bidang Pengkajian DPD GMPK Kab / Kota, yang
memiliki sub bidang penelitiian, pencarian solusi dan
konsultasi)
1) Ketua Bidang Pendidikan Anti Korupsi DPD Kabupaten /
Kota, yang memiliki Sub Bidang Pemantauan dan Penguatan
Pengawasan Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan tingkat Kabupaten / Kota, Pemantauan dan
Penguatan Pengawasan Pendidikan Anti Korupsi pada
Entitas Publik, Entitas Privat dan Entitas Sosial, Pemantauan
dan Penguatan Pengawasan Pelaksanaan Pendidikan Anti
Korupsi di lingkungan DPD GMPK di tingkat Kabupaten /
Kota.
3) Ketua Bidfang Pencegahan Korupsi DPD GMPK Kab / Kota,
yang memiliki subbidang Pendidikan Anti Korupsi,
Pemantauan, Penguatan Pengawasan: Lokasi Rawan
Korupsi, Rekrutmen karyawan dan pejabat, Kegiatan dan
Barang yang rawan dikorupsi serta perumusan dan
pelaksanaan kebijakan publik di tingkast kabupaten / kota.
4) Ketua Bidang Penangkalan Korupsi DPD GMPK Kab / Kota,
yang memiliki sub bidang : Pemantauan dan Penataan
Regulasi / Kesisteman, pemantauan dan penguatan Sistem
Pengamanan / Pengawasan Internal, Disiplin / Kepatuhan
kepada Aturan, Pengaturan Penggajian yang Rasional serta
pembangunan tradisi dan budaya anti korupsi di tingkat
Kabupaten / Kota.
5) Ketua Bidang Bantuan Penindakan DPD GMPK Kab / Kota,
yang memiliki sub bidang : penerimaan laporan masyarakat

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 26


tentang adanya indikasi korupsi dan laporan tentang tindak
kesewenang-wenangan oleh pihak lain kepada pelapor
(korban), sub bidang analisis terhadap laporan, hubungan
antar lembaga dan dokumentasi perkara di tingkat
Kabupaten / Kota.
5) Ketua Bidang Badan Usaha DPD GMPK Kab / Kota, yang
dibentuk untuk setiap bidang yaitu Pengkajian,
Pencegahan Korupsi, Penangkalan Korupsi dan Bantuan
Penindakan. Pengaturan lebih lanjut diatur dalam
Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga maupun
Peraturan Perusahaan masing-masing sesuai dengan
aturan yang berlaku di kabupaten / Kota.
Jenis badan usaha DPD GMPK Kab / Kota sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi kabupaten / kota masing-masing,
baik diusahakan sendiri maupun bekerja sama dengan
dengan pihak lain maupun dengan Badan Usaha DPP GMPK
atau menjadi Cabang DPP GMPK.
h. Ketua Biro DPD GMPK Kab / Kota, yang terdiri dari:
1) Ketua Biro Organisasi dan Kaderisasi GMPK Kab/ Kota
ditempatkan di bawah kendali Sekretaris DPD GMPK Kab/
Kota, ditunjuk oleh Ketua DPD GMPK Kab/Kota atas
persetujuan yang bersangkutan.
1) Kepala Biro Hubungan Masyarakat DPD GMPK Kab / Kota,
dibawah kendali Sekretaris Umum GMPK, ditunjuk oleh
Ketua Umum atas persetujuan yang bersangkutan.
3) Ketua Biro Administrasi Umum DPD GMPK Kab/ Kota,
dibawah kendali Sekretaris DPD GMPK Kab / Kota, ditunjuk
oleh Ketua DPD Kab / Kota atas persetujuan yang
bersangkutan.
4) Kepala Biro Teknologi Informasi DPD GMPK Kab / Kota,
dibawah kendali Sekretaris DPD GMPK Kab / Kota, ditunjuk
oleh Ketua DPD GMPK Kab / Kota, atas persetujuan yang
bersangkutan.
5) Biro Audit Internal DPD GMPK Kab / Kota di bawah Kendali
Dewan Pengawas DPD GMPK Kab / Kota, ditunjuk oleh
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 27
Ketua DPD GMPK Kab / kota atas persetujuan yang
bersangkutan.

B
B
B
B
B
B
B
B
B
BABBBIIIB
TUGASBDANBKEWAJIBANBORGAN-2BGMPK.B
PasalB14BB
TugasBdanBKewajibanBMusyawarahBNasionalBGMPKB
1. Musyawarah Nasional Perhimpunan GMPK bertugas :
a. Musyawarah NasionalB bertugas merumuskan Arah Kebijakan
Organisasi dalam Rencana Jangka Panjang (RJP), yang dijabarkan
ke dalam Rencana Jangka Menengah dalam 5 (lima) tahun
mendatang (RJM), memilih Ketua Umum GMPK dan menetapkan
kepengurusan DPP GMPK atas usulan Ketua Umum GMPK.
b. Sebelum Musyawarah Nasional terbentuk, kewenangan ini
dilakukan oleh DPP GMPK, dan untuk pertama kalinya
pembentukan kepengurusan DPP GMPK dilakukan oleh Dewan
Pendiri GMPK, selanjutnya perubahan kepengurusan GMPK bila
ada dengan alasan yang disepakati bersama dilakukan oleh DPP
GMPK. Kewenanganan ini berlanjut sampai dengan
terselenggaranya Musyawarah Nasional GMPK pertama.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 28


c. Dalam rangka merumuskan Kebijakan tahunan, sebagai jabaran
Rencana Jangka Menengah (RJM), DPP GMPK menyelenggarakan
Rapat Koordinasi Nasional Tahunan yang diselenggarakan oleh
DPP GMPK di Jakarta dan secara bergiliran di Korwil-Korwil I
sampai dengan V pada salah satu ibu kota Provinsi, juga secara
bergiliran atas persetujuan DPD Provinsi yang bersangkutan.
d. Rapat Koordinasi DPD Provinsi dapat dilaksanakan sebelum dan
atau sesudah Rakornas pada Ibukota Propinsi atau di salah satu
DPD Kabupaten / Kota di Provinsinya, yang membahas tentang
persiapan Rakornas dan atau penjabaran hasil-hasil Rakornas di
DPD masing-masing.
e. Rapat koordinasi DPD Kabupaten / Kota dilaksanakan baik
sebelum maupun sesudah Rapat Koordinasi DPD Propinsi
dilakukan dalam Rapat Pleno DPD Kabupaten / Kota.
1. Kewajiban Musyawarah Nasional :
a. Memantau kesesuaian pelaksanaan kegiatan GMPK dengan arah
dan strategi yang telah ditetapkan oleh Musyawarah Nasional.
b. Mengevaluai hasil pelaksanaan kegiatan GMPK seberapa baik
melalui Rakornas maupun Musyawarah Nasional.
c. Memberikan koreksi atas pertanggung jawaban pelaksanaan
kegiatan GMPK dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.
3, Musyawarah Nasional dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan
Musyawarah Nasional yang diketuai oleh Ketua Umum GMPK dengan
anggota salah satu anggota dewan Penyantun, Satu orang dewan
Pengawas, satu orang Dewan Pakar dan salah Satu Ketua DPD GMPK
Propinsi dan satu Ketua DPD Kabupaten / Kota.

PasalB15BB
TugasBdanBkewajibanBDewanBPengurusBTingkatBPusatB(BDPPB)B
1. Dewan Pengurus Pusat (DPP) bertugas dan berkwajiban untuk :
a. Menyiapkan konsep tentang Arah Kebijakan Organisasi secara
menyeluruh dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 29


diajukan kepada Rakornas GMPK Tahunan dan Musyawarah
nasional.
b. Menyiapkan Strategi Organisasi dalam menemukan Metoda
Pencegahan dan Penangkalan serta Bantuan Penindakan
terhadap masalah Korupsi yang dimungkinkan akan timbul di
wilayah Republik Indonesia serta metoda advokasi kepada
korban tindak kesewenang-wenangan oleh pihak lain.
Metoda Pencegahan dan Penangkalan dimulai dari yang bersifat
himbauan, motivasi untuk memahami akan bahanya korupsi,
upaya menghindari perbuatan korupsi, melakukan kegiatan
mencegah peluang yang masih terbuka agar tidak dimanfaatkan
oleh para koruptor atau calon koruptor serta menangani
masalah pada hulu permasalahan sehingga dapat menghasilkan
hasil (output) tidak terjadinya Tindak Pidana Korupsi (TPK) pada
lingkungan kita berada, Sedangkan Bantuan Penindakan
dilakukan dengan menerima laporan masyarakat tentang
indikasi korupsi dan tindak ke sewenang - wenangan oleh pihak
lain kemudian terhadap indikasi korupsi apabila diketahui
perbuatan kongkritnya yang didukung oleh dua alat bukti yang
solid GMPK tinggal melaporkannya kepada aparat penegak
hukum setempat; dan terhadap terjadinya tindak kesewenang-
wenangan GMPK bisa memberikan advokasi yang merupakan
bantuan penanganan masalah secara musyawarah dan/atau
jalur hukum atas tindak kesewenang - wenangan pihak lain.
c. Menyiapkan Peraturan-peraturan GMPK untuk megatur hal-hal
yang belum diatur di dalam Anggaran Dasar maupun Anggaran
Rumah Tangga GMPK yang tidak bertentangan dengan aturan
yang berlaku.
d. Menyiapkan SOP (standart uperationg Prosedure) atau Standar
Baku Operasional (SBO) untuk setiap unit organisasi pada GMPK
untuk dipedomani dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
e. Menyiapkan Buku-buku Petunjuk Teknis dan Buku Petunjuk
Pelaksanaan sebagai penjabaran peraturan-peraturan GMPK
secara teknis sesuai dengan disiplin ilmu yang berlaku di negeri
ini, dengan melibatkan para Pakar GMPK dan masukan dari DPD
yang memiliki pengalaman keberhasilan dalam menangani

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 30


permasalahan tertentu di daerahnya, atau keberhasilan dalam
melakukan kegiatan tertentu terkait dengan tugas pokoknya
untuk mewujudkan Indonesia Tanpa Korupsi.
e. Merumuskan dan melaksanakan Program Kerja Organisasi di
bidang pengkajian, pencegahan, penangkalan, Pendidikan anti
korupsi, Bantuan Penindakan dan kegiatan pendukung agar
operasionalisasi kegiatan GMPK dapat berjalan serta upaya
menggalang dana guna mendukung kegiatan GMPK melalui
Badan Usaha GMPK yang dibentuk sesuai dengan aturan yang
berlaku.
f. Mengevaluasi Pelaksanaan Program Kerja dan melakukan
tindakan koreksi atas penyimpangan serta pemberian reward
dan punishment atas pelaksanaan tugas GMPK.
g. Melakukan koreksi dan tindakan atas deviasi dan penyimpangan
dalam pelaksanaan kegiatan dari rencana / program / aturan
dan atau / pelanggaran aturan yang berlaku
h. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Musyawarah Nasional dan / atau Rapat Koordinasi Nasional.

1. Dewan Penyantun/Dewan Penasihat GMPK bertugas & berkewajiban :


a. Dewan Penyantun / Penasihat GMPK untuk ikut memecahkan
permasalahan organisasi termasuk berkontribusi dalam
mengatasi kesulitan pembiayaan kegiatan DPP GMPK.
b. Dewan Penyantun GMPK brkewajiban memberikan Kontribusi
kepada Dewan Pengurus Pusat baik berupa idea1 untuk
memecahkan masalah atau kesulitan yang dihadapi GMPK
maupun berupa dana yang didapatkan secara tidak melanggar
hukum.
3. Dewan Pengawas GMPK Bertugas dan berkewajiban :
a. Dewan Pengawas GMPK bertugas untuk membantu Ketua DPP
GMPK dalam melakukan pengawasan kegiatan GMPK,
memberikan saran koreksi atas terjadinya deviasi, penyimpngan
dan pelanggaran dalam pelaksanaan tugas GMPK serta
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 31
memberikan saran penjatuhan sanksi mulai dari tegoran tertulis,
skorsing serta pemrosesan hukum pidana bila dijumpai
pelanggaran pidana serta pembekuan DPD GMPK kepada Ketua
Umum GMPK, baik atas temuan sendiri maupun atas usul dari
Dewan Pengurus DPD Propinsi yang disampaikan di depan Rapat
Pleno DPP GMPK atau melalui media komunikasi GMPK maupun
masyarakat.
b. Dewan pengawas GMPK berkewajiban menggerakkan dan
memanfaatkan kegiatan audit internal untuk memantau
pelaksanaan kegiatan GMPK pada setiap level komando,
melaporkan hasil audit, memberikan saran perbaikan atas
temuan-temuan yang didapatkan dan mengajukan saran
penjatuhan sanksi terhadap pelanggaran yang terjadi.
3. Dewan Pakar GMPK Bertugas dan berkewajiban :
a. Dewan Pakar GMPK bertugas menganalisis setiap gatra
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara sesuai dengan
keahliannya disertai rekomendasi upaya perbaikannya kepada
Ketua Umum GMPK dalam rapat Pleno DPP GMPK, maupun
melalui media komunikasi yang tersedia di GMPK maupun
masyarakat..
b. Dewan Pakar GMPK berkewajiban secara internal bekerjasama
dengan Bidang-bidang dan Biro serta Badan Usaha dalam
pelaksanaan tugasnya dalam merumuskan saran perbaikan
dalam upaya memecahkan setiap permasalahan pada gatra yang
dibidanginya. Secara eksternal Dewan Pakar bisa nekerjasama
dengan pihak manapun baik di dalam negeri maupun luar negeri
atas persetujuan Ketua Umum GMPK dalam rangka
memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat, dan
negara menuju Indonesia Tanpa Korupsi.
c. Sekretaris Dewan Pakar berkewajiban menghimpun hasil kerja
Dewan Pakar dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan
tugasnya kepada Ketua Umum GMPK.
4. Ketua Umum GMPK bertugas dan berkewajiban :
a. Ketua Umum GMPK bertugas :B

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 32


1) Memimpin dan mengendalikan pengelolaan Organisasi
GMPK, dibantu oleh segenap pengurus DPP GMPK sesuai
bidang tugas masing-masing berdasarkan Anggaran Dasar
dan Anggaran rumah Tangga GMPK dengan memperhatikan
petunjuk / saran dari Dewan Penyantun, Dewan Pengawas
dan Dewan Pakar dalam melaksanakan amanah
Musyawarah Nasional dan atau Rapat Kerja NasionalB
1) Menunjuk dan menetapkan Susunan Pengurus DPP atas
hasil musyawarah dalam Rapat Pleno DPP atau dalam
Rakornas dan / atau Musyawarah Nasional, menetapkan
pembentukan DPD GMPK baik tingkat Propinsi dan atau
tingkat Kabupaten / Kota atas usul Dewan Pendiri Daerah (
cq. Pemegang Mandat) yang diputuskan dalam Rapat Pleno
atau rapat Pimpinan GMPK sesuai dengan Petunjuk Teknis
Pembentukan dan Pembekuan DPD GMPK.B
3) Memberikan arahan atas kegiatan dan penanganan
masalah yang dimintakan petunjuk oleh fungsionaris DPP
dan/ atau DPD GMPK yang dijumpai dalam pelaksanaan
tugasnya. Untuk hal ini Ketum dibantu oleh staf yang
membidangi (Bidang, Biro dan Korwil), Dewan Pakar,
Dewan Pengawas maupun Dewan Penyantun. B
b. Ketua Umum GMPK berkewajiban mempertanggung Jawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada Musyawarah Nasional dan atau
Rapat Koordinasi Nasional GMPK.
5. Wakil Ketua Umum GMPK bertugas dan bertanggung jawab ;
a. Wakil Ketua Umum I GMPK bertugas membantu Ketua Umum
GMPK dalam memimpin pengendalian kegiatan GMPK dalam
pemantauan dan penguatan pengawasan kegiatan
penanggulangan korupsi yang dilakukan oleh ketiga Entitas
Pembangunan dan mewakili Ketua Umum GMPK dalam
menjalankan tugas pada saat Ketua Umum GMPK berhalangan
dalam bidang :
1) Pengkajian akar masalah korupsi baik yang merupakan
penyebab langsung (Corruption hazards atau kerawanan
korupsi) dan potensi masalah penyebab korupsi (PMPK),
kemungkinan timbuilnya korban / kerugian serta
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 33
kemungkinan jenis korupsinya, mencari solusi terbaik dan
kegiatan mengantisipasinya.
1) Pencegahan korupsi dengan mengantisipasi kerawanan
korupsi yang terdiri dari lokasi rawan korupsi, manujsia
rae=wan korupsi, pengelolaan barang1 yang rawan
dikorupsi, kegiatan rawan korupsi dan kebijakan yang
koruptif,
3) Penangkalan korupsi (preemtive action) sdengan
mengantisipasi potensi masalah penyebab korupsi (PMPK)
baik berupa kesisteman, moral yang terdegradasi,
penghasilan yang tidak rasional, pengawasan yang tidak
efektif dan ketaatan terhadap aturan yang lemah,
4) Bantuan Penindakan baik terhadap indikasi korupsi maupun
tindak kesewenang-wenangan dengan jalan menerima
laporan, menganalisis laporan, melaksanakan hubungan
antar Lembaga dalam rangka advokasi, litigasi dan
pendataan perkara korupsi.
5) Pengendalian Koordinator wilayah yang dibagi ke dalam 5
(lima ) wilayah koordinasi yaitu: Sumatera, Jawa dan Bali,
Kalimantan, NTB dan NTT, Sulawesi serta Maluku dan
Papua,
6) Menyiapkan Kaderisasi untuk menyiapkan kapasitas
anggota GMPK dalam memahami konsep GMPK serta
permasaslahan bangsa dalam menemukan solusi
pemecahannya menuju Indonesia Tanpa Korupsi; dan
pengorganisasian GMPK dalam rangka membentuk,
memantau, memperbaiki, mengembangkan dan menindak
apabila terjadi pelanggaran Bersama Biro Auydit Internal.
b. Wakil Ketua Umum II GMPK bertugas membantu Ketua Uum
GMPK dalam memimpin pengendalian PENDIDIKAN ANTI
KORUPSI dan penyiapan dukungan dan mewakili Ketua Umum
GMPK njalankan tugas pada saat Ketua Umum GMPK bila
berhalanghan. Penyiapan dukungan meliputi :
1) Kesekretariatan
1) Perbendaharaan
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 34
3) Hubungan Masyarakat, Dukungan Teknologi Informasi serta
Administrasi Umum
4) Pengawasan Internal
5) Badan Usaha GMPK
6) Dukungan Pembangunan Gedung Kantor GMPK
c. Wakil Ketua Umum I dan II GMPK berkewajiban
mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua
Umum GMPK.
6. Sekretaris Umum GMPK bertugas dan berkewajiban :
a. Sekretaris Umum GMPK bertugas :
1) Membantu Ketua Umum GMPK dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengendalikan kegiatan GMPK dibantu
oleh dua orang Wakil Skretaris Umum dan 3 orang Kepala
Biro yaitu Kepala Biro Umum, Kepala Biro Hubungan
Masyarakat dan Kepala Biro Teknologi Informasi.
1) Mengkoordinir proses perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian Organisasi GMPK dalam rangka pencapaian
tujuan GMPK menuju Indonesia Tanpa Korupsi.
3) Menyiapkan produk-produk pengaturan, pengarahan,
kebijakan, strategi yang dibuat DPP bekerjasama dengan
segenap unit organisasi DPP GMPK dalam rangka
menggerakkan GMPK mencapai tujuan menuju Indonesia
Tanpa Korupsi.

4) Mendukung pelaksanaan tugas Ketua Koorninator Korwil,


para Ketua Bidang dan para Ketua Biro dalam pelaksanaan
tugasnya.
b. Sekretaris Umum GMPK berkewajiban :
Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Ketua Umum GMPK melalui Wakil Ketua Umum II.
7. Wakil Sekretaris Umum GMPK bertugas dan berkewajiban :
a. Wakil Sekretaris Umum I GMPK bertugas membantu Sekretaris
Umum dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Wakil
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 35
Ketum I dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan kegiatan GMPK dalam penanggulangan korupsi.
b. Wakil Sekretaris Umum II GMPK bertugas membantu Sekretaris
Umum dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas Wakil
Ketum II dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan kegiatan GMPK dalam Pendidikan anti korupsi
dan penyiapan dukungan.
c. Wakil Sekretaris Umum GMPK I dan II bertugas mewakili
Sekretaris umum pada saat yang bersangkutan berhalangan
dalam melaksanakan tugasnya, sesuai dengan bidang tugasnya
masing-masing.
d. Wakil Sekretaris Umum GMPK I dan II berkewajiban
mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Wakil
Ketua Umum I dan II sesuai dengan bidang tugasnya melalui
Sekretaris Umum GMPK.
8. Bendahara Umum bertugas dan berkewajiban :
a. Bendahara Umum GMPK bertugas untuk membantu Ketua
Umum GMPK dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan keuangan GMPK dalam rangka mendukung
kegiatan GMPK, mulai dari funds rising (melalui partisipasi
anggota, bantuan donatur yang tidak mengikat, sponsorship
dalam penyelenggaraan kegiatan GMPK dan kegiatan Badan
Usaha GMPK), menyelenggarakan administrasi keuangan GMPK
(secara transparan, jujur, bersih, sehat, efektif dan efisien serta
akuntabel).
b. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan Dana
berdasarkan kebijakan Ketua Umum yang dalam pelaksanaan
tugasnya dibantu staf bendahara sesuai keperluan organisasi.
c. Bendahara Umum berkewajiban mempertanggung jawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum GMPK, melalui Wakil
Ketum II.
9. Wakil Bendahara I GMPK bertugas dan berkewajiban :
a. Wakil Bendahara I GMPK bertugas membantu Bendahara Umum
GMPK dalam mengelola Keuangan GMP (merencanakan, mencari

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 36


/ mengumpulkan, melaksanakan dan mengendalikan) Keuangan
GMPK dalam rangka mendukung kegiatan GMPK.
b. Wakil Bendahara I mempertanggung jawabkan pelaksanaan
tugasnya kepada Ketua Umum GMPK melalui Bendahara Umum.
10. Wakil Bendahara II GMPK bertugas dan berkewajiban :
a. Wakil Bendahara II GMPK bertugas membantu Bendahara Umum
GMPK dalam mengkoordinir pengelolaan (merencanakan,
mencari /mengumpulkan, melaksanakan dan mengendalikan)
para bendahara pada masing-masing Badan Usaha GMPK dalam
rangka mendukung pelaksanaan kegiata GMPK.
b. Wakil Bendahara II GMPK berkewajiban mempertanggung
jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum GMPK
melalui Benhadara Umum GMPK,
11. Ketua Koordinator Korwil (Koordinator Wilayah) GMPK bertugas dan
berkewajiban :
a. Ketua Koordinator Korwil bertugas memimpin, merencanakan
dan menyelenggarakan upaya mengkoordinir kegiatan
Koordinator Wilayah (1 sampai dengan 5 ), Biro Organisasi dan
Biro Kaderisasi dalam rangka mempersiapkan organisasi dan
Sumberdaya Manusia GMPK agar dapat melaksanakan tugasnya
secara berhasil guna dan berdaya guna.
b. Memantau kegiatan GMPK, melakukan penilaian kinerja,
menampung dan membantu memecahkan permasalahan yang
dihadapi oleh DPD Propinsi dan DPD Kabupaten / Kota pada
semua Wilayah Koordinasinya (Korwil).
c. Mengelola Organisasi GMPK, dalam arti membentuk, menjaga,
memelihara dan mengembangkan Organisasi GMPK sesuai
dengen dinamika organisasi, perkembangan masyarakat dan
ilpengtek seirama dengan perkembangan hasil-hasil
pembangunan nasional menuju Indonesia tanpa Korupsi.
d. Mengelola proses kaderisasi SDM GMPK baik untuk kepentingan
organisasi GMPK maupun kepentingan massyarakat, bangsa dan
negara menuju Indonesia Tanpa Korupsi.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 37


e. Ketua Koordinator Korwil berkewajiban mempertanggung
jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum GMPK,
melalui Wakil Ketum I.
11. Koordinator Wilayah (1 s/d 5) GMPK bertugas dan berkewajiban :
a. Koordinator Wilayah (Korwil) bertugas melaksanakan kegiatan
koordinasi dalam rangka menyiapkan organisasi dan sumberdaya
manusia di wilayah penugasannya agar dapat melaksanakan
tugasnya secara berhasil guna dan berdaya guna.
b. Koordiator Wilayah (yang terdiri dari Korwil 1 sampai dengan
korwil 5 ) bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
Ketua Umum melalui Ketua Koordinator Korwil.
13. Ketua Bidang Pengkajian GMPK bertugas dan berkewajiban :
a. Ketua Bdang Pengkajian GMPK bertugas memimpin pengeloilaan
Bidang Pengkajian dalam melakukan penelitian tentang Korupsi
pada segenap aspek kehidupan bangsa ( 10 gatra) untuk
mengidentifikasi kemungkinan terjadinya TPK, kerawanan
korupsi, Potensi Masalah Penyebab Korupsi serta kemungkinan
terjadinya korban/ kerugian; mencari solusi terbaik melalui
kegiatan seminar, simposium, loka karya dan yang sejenisnya;
serta upaya konsultasi terhadap entitas yang diteliti atau yang
memerlukan bantuan dalam memperbaiki kelemahan pada
entitasnya,
b. Dalam melaksanakan tugas membantu Ketua Umum GMPK
tersebut Ketua Bidang Pengkajian GMPK juga melaksanakan :
1) Tugas memimpin, merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan Program-program penelitian korupsi
melalui kegiatan penelitian dan pengkajian kerawanan
korupsi (corruption hazards) serta potensi masalah
penyebab korupsi yang ada dalam setiap gatra kehidupan
masyarakat bangsa, yang memerlukan pembuktian untuk
ditemukan akar permasalahannya yang dapat dilaksanakan
bersama komunitas masyarakat, dunia usaha dan birokrasi
yang memiliki bidang garapan yang sama dibantu oleh
tenaga pelaksana penelitian dan para Pakar di bidangnya
masing-masing.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 38


uutput kegiatan Riset (Penelitian) adalah informasi tentang
kemungkinan terjadinya korupsi dan akar permasalahan
korupsi baik berupa kerawanan korupsi (Corruption
Hazards) maupun Potensi Masalah Penyebab Korupsi
(PMPK) yang terdapat pada bidang yang diteliti,
kemungkinan korban dan / atau kerugian yang dapat
ditimulkannya bila terjadi korupsi.
1) Tugas memimpin, merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan Program-program pencarian solusi
permasalahan korupsi (yang tidak memerlukan pembuktian
maupun sebagai hasil kegiatan penelitian dan
pengembangan) melalui kegiatan seminar, simposium,
lokakarya dan yang sejenisnya yang membahas kerawanan
korupsi (corruption hazards) serta potensi masalah
penyebab korupsi yang ada dalam gatra kehidupan
masyarakat bangsa yang telah diteliti, untuk ditemukan
solusi pemecahannya yang dapat dilaksanakan bersama
komunitas masyarakat, Dunia Usaha dan Birokrasi yang
kemudian ditetapkan dalam Program Kegiatan GMPK,
dibantu oleh tenaga pelaksana (event organizer) dan para
Pakar di bidangnya masing-masing.
uutput dari Kegiatan Pencarian Solusi adalah ditemukannya
alternative pemecahan masalah korupsi yang dikaitkan
dengan kondisi nyata yang dihadapi di lapangan.
3) Tugas memimpin, merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan Program-program konsultasi penanganan
masalah korupsi (baik yang tidak memerlukan pembuktian
maupun yang merupakan hasil kegiatan solusi) melalui
kegiatan pemberian konsultasi dan kerjasama dalam rangka
mengimplementasikan alternative tindakan yang telah
dihasilkan dalam kegiatan Pencarian Solusi dengan
mencocokkan dengan kondisi nyata di lapangan, kemudian
memilih cara alternative mana yang paling tepat dan dapat
dilaksanakan untuk menangani masalah kerawanan korupsi
(corruption hazards) serta potensi masalah penyebab
korupsi yang ada dalam setiap gatra kehidupan masyarakat
bangsa, yang dapat dilaksanakan bersama komunitas

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 39


masyarakat dan birokrasi yang telah ditetapkan dalam
Program Kegiatan GMPK, dibantu tenaga pelaksana
penelitian dan para Pakar di bidangnya masing-masing.
Output dari Kegiatan Konsultasi (Penyiapan Action Plan)
adalah dihasilkan Program Kegiatan penanggulangan
korupsi (khususnya preventif dan preemtif) yang SMART (
Simple = sederhana; Measurable = bisa diukur; Achievable
= dapat dicapai / dilaksanakan; Reasonable = masuk akal
dan Time Frame = berlaku untuk kurun waktu tertentu /
ada batas akhirnya pencapaian target).
c. Ketua Bidang Pengkajian GMPK dalam pelaksanaan tugasnya
melakukan koordinasi dengan Sekretris Umum GMPK dan Dewan
Pakar GMPKL serta berkewajiban mempertanggung jawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum GMPK melalui Wakil
Ketum I.
14. Ketua Bidang Pendidikan anti Korupsi GMPK bertugas dan
berkewajiban:
a. Ketua Bidang pendidikan Anti Korupsi bertugas
1) Melakukan Pendidikan Anti Korupsi sejak dini baik mandiri
maupun bekerjasama dengan entitas lain yang bergerak di
bidang Pendidikan anti korupsi baik pada entitas public,
entitas privat maupun entitas sosial pada 10 gatra
kehidupan bangsa.
1) Bertugas memimpin, merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan kegiatan memantau dan memperkuat
pengwasan terhadap Program-program Kegiatan Pendidikan
anti korupsi kepada warga masyarakat, dunia usaha dan
birokrasi melalui kegiatan sosialisasi, penyuluhan, diskusi,
dan pendidikan masyarakat non formal untuk
menyampaikan tentang bahaya korupsi, dan bagaimana
mengenali gejala korupsi, mencegah serta menangkalnya,
sehingga mereka tidak menjadi korban korupsi, tidak
membuka peluang terjadinya korupsi, berani menutup
peluang terjadinya korupsi serta tidak mau menjadi
koruptor, kegiatan ini bisa melibatkan segenap komunitas
masyarakat peduli pendidikan, dunia usaha dan birokrasi,
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 40
dibantu tenaga pelaksana pendidikan anti korupsi dan para
Pakar di bidangnya masing-masing.
uutput dari kegiatan ini adalah terbangunnya integritas SDM
baik pada entitas publik, entitas privat maupun entitas sosial
pada setiap gatra yang dilakukan pemantauan dan
pengawasan.
3) Pendidikan Anti Korupsi, juga bertugas melakukan
Pemantauan dan Penguatan Kegiatan Pengawasan terhadap:
a) Kegiatan Perumusan kebijakan dan pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan secara umum dan perumusan serta
pelaksanaan kegiatan Anti korupsi pada khususnya.
b) Pemantauan dan penguatan pengawasan pelaksanaan
pendidikan anti korupsi pada entitas publik, entitas privat
dan ebntitas sosial.
c) Pemantauan dan Penguatan pengawasan pengelolaan
Pendidikan Anti Korupsi di lingkungan GMPK.
uutput dari kegiatan ini adalah terwujudnya keterpaduan
langkah pengelolan pendidikan anti korupsi pada ke tiga
komponen pembangunan bangsa (entitas publik, entitas
privat dan entitas sosial) pada 10 (sepuluh) gatra kehidupan.
b. Ketua Bidang Pendidikan Anti Korupsi GMPK dalam pelaksanaan
tugasnya berkoordinasi dengan sekretaris Umum GMPK dan
Dewan Pakar serta berkewajiban mempertanggung jawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum GMPK melalui Wakil
Ketum II.
15. Ketua Bidang Pencegahan Korupsi GMPK bertugas dan berkewajiban :
a, Ketua Bidang Pencegahan korupsi bertugas memimpin
pengelolaan Bidang Pencegahan Korupsi dalam melakukan
kegiatan :
1) Memantau dan memperkuat pengawasan terhadap kegiatan
pada lokasi-lokasi rawan korupsi baik pada entitas public,
entitas privat maupun entitas social.
uutput dari kegiatan ini adalah terpantaunya dan
terawasinya kegiatan pada lokasi-lokasi rawan korupsi pada
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 41
ke tiga entitas publik, entitas privat dan entitas sosial
sedermikian rupa sehingga peluang yang masih ada di situ
untuk melakukan korupsi tidak termanfaatkan oleh pelaku
korupsi.
1) Memantau dan memperkuat pengawasan rekrutmen
karyawan dan pejabat pada entitas public, entitas privat dan
entitas social pada 10 Gatra kehidupan bangsa,
uutput dari kegiatan ini adalah terpantau dan terawasinya
proses rekrutmen baik karyawan maupun pejabat pada
ketiga entitas publik, entitas privat maupun entitas sosial
sedemikian rupa sehingga dapat tersaring kandidat karyawan
dan pejabat yang memiliki mental yang handal yang
diperlukan untuk mengawaki ketiga entitas tersebut.
3) Memantau dan memperkuat pengawasan terhadap kegiatan
pengelolaan barang-barang yang rawan dikorupsi pada
entitas public, entitas privat dan entitas social pada 10 Gatra
Kehidupan Bangsa.
uutput dari kegiatan ini adalah terpantau dan terawasinya
kegiatan pengelolaan barang-barang rawan korupsi dari
pemanfaatan peluang yang masih ada disitu oleh pihak-pihak
tertentu untuk melakukan atau tidak termanfaatkannya
peluang yang masih ada tersebut oleh para koruptor atau
pelaku korupsi.
4) Memantau dan memperkuat pengawasan terhadap
kegiatan rawan korupsi pada entitas publik, entitas privat
dan entitas social pada 10 Gatra Kehidupan Bangsa.
uutput dari kegiatan ini adalah terpantau dan terawasinya
kegiatan yang rawan korupsi dari kegiatan pemanfaatan
peluang yang masih ada disitu oleh para koruptor atau
pelaku korupsi.
5) Memantau dan memperkuat pengawasan terhadap kegiatan
perumusan kebijakan public dan pelaksanaan kegiatan
public baik pada entitas public, entitas privat maupun
entitas social pada 10 Gatra Kehidupan Bangsa,

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 42


uutput dari kegiatan ini adalah terpantau dan terawasinya
proses pembuatan kebijakan publik dan pelaksanaan
kebijakan publik agar tidak terjebak pada tindakan koruptif
yang merugikan keuangan dan perekonomian negara
sehingga mengganggu upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat luas.
b, Ketua Bidang Pencegahan Korupsi GMPK dalam pelaksanaan
tugasnya berkoordinasi dengan sekretaris Umum GMPK dan
Dewan Pakar GMPK serta berkewajiban mempertanggung
jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum GMPK,
melalui Wakil Ketum I.
16. Ketua Bidang Penangkalan Korupsi GMPK bertugas dan berkewajiban :
a. Ketua Bidang Penangkalan korupsi GMPK bertugas memimpin
pengelolaan Bidang Penangkalan Korupsi dalam kegiatan :
1) Memantau dan memperkuat pengawasan terhadap kegiatan
perumusan regulasi dalam membangun kesisteman pada 10
(sepuluh) gatra kehidupan bangsa baik pada entitas public,
entitas privat maupun entitas sosial.
uutput kegiatan ini adalah tertutup peluang tyerjadinya
korupsi dari aspek regulasi dalam pembuatan regulasi pada
10 (sepuluh) gatra kehidupan bangsa pada ketiga entitas
publik, entitas privat dan entias sosialo..
1) Memantau dan memperkuat pengawasan internal pada
setiap entitas publik, entitas privat dan entitas sosial dalam
rangka meningkatkan kualitas pengawasan internal masing-
masing secara bertahap dan berkesinambungan.
uutput dari kegiatan ini adalah makin mantapnya kualitas
sistem pengawasan internal pada setiap entitas publik,
entitas privat dan entitas sosial pada 10 (sepuluh) gatra
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara..
3) Memantau dan memperkuat kualitas disiplin melalui upaya
meningkatkan tingkat kepatuhan terhadap aturan baik
internal organisasi GMPK maupun aturan pada umumnya
baik yang bersifat tertulis maupun tidak tertulis secara
bertahap dan berkesinambungan.
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 43
uutput dari kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas
disiplin atau tingkat kepatuhan terhadap aturan dari warga
masyarakat dan para pejabat pada setiap entitas publik,
entitas privat dan entitas sosial, pada 10 (sepuluh) gatra
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara..
4) Memantau dan memperkuat proses pembuatan aturan dan
penerapan aturan penggajian yang rasional di lingkungan
entitas publik, entitas privat mapun entitas sosial secara
bertahap dan berkesinambungan.
uutput dari kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas aturan
yang menopang pembangunan system penggajian yang
rasional pada setiap gatra kehidupan bangsa ( 10 gatra)
secara bertahap dan berkesinambungan, pada entitas publik,
entitas privat dan entitas sosial.
5) Memantau dan memperkuat proses perumusan pembuatan
aturan kebijakan public dan pelaksanaan kebijakan public
pada setiap entitas publik, entitas privast maupun entitas
sosial secara bertahap dan berkesinambungan
uutput dari kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas
rumusan kebijakan public yang tidak membuka peluang
terjadinya korupsi pada 10 (sepuluh) bidang kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara pada entitas publik, entitas
privat dan entitas sosial.
c. Ketua Bidang Penangkalan Korupsi GMPK dalam pelaksanaan
tugasnya berkoordinasi dengan sekretaris Umum dan Dewan
Pakar GMPK serta berkewajiban mempertanggung jawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Umum GMPK, melalui Wakil
Ketum I.
17. Ketua Bidang Bantuan Penindakan GMPK bertugas dan berkewajiban :
a. Ketua Bidang Bantuan Penindakan GMPK bertugas memimpin
kegiatan sub bidang penerimaan laporan masyarakat tentang
adanya indikasi korupsi dan laporan tentang tindak kesewenang-
wenangan oleh pihak lain kepada pelapor (korban), sub bidang
analisis terhadap laporan, sub bidang hubungan antar lembaga

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 44


dalam melaksanakan advokasi dan litigasi dan sub bidang
dokumentasi perkara.
b. Dalam rangka melaksanakan tugas memimpin tersebut Ketua
Bidang Bantuan Penindakan GMPK , melakukan kegiatan :
1) Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan Program-
program Kegiatan Advokasi dan litigasi terhadap :
a) Laporan-laporan masyarakat tentang adanya indikasi
korupsi, di mana GMPK berperan sebagai sarana
menampung laporan masyarakat untuk dianalisis dan
dilaporkan kepada Aparat Penegak Hukum. (APH) dan
memantau tindak lanjutnya,.
b) Laporan-laporang tentang adanya tindak ke sewenang-
wenangan oleh pihak tertentu kepada korban (pelapor),
dimana GMPK berperan membantu warga masyarakat
dalam mencari kebenaran akibat tindak kesewenang-
wenangan pihak lain dalam rangka pelaksanaan Kegiatan
GMPK melalui advokasi dan bila perlu melskukan litigasi..
Kegiatan ini dapat dilaksanakan sendiri oleh GMPK maupun
bersama dengan komunitas masyarakat, dunia usaha dan
birokrasi yang memiliki kesamaan kegiatan dengan GMPK.
Ketua Bidang Bantuan Penindakan GMPK dibantu oleh tenaga
pelaksana dan para Pakar untuk mengurai masalah yang
memerlukan pembuktian di bidangnya masing-masing.
1) Menganalisis kedua macam laporan tersebut baik tentang
indikasi korupsi maupun tindak kesewenang-wenangan
kepada warga masyarakat untuk ditemukan perbuatan
kongkrit korupsi nya dan ditemukan dua alat bukti
pendukungnya yang valid untuk dilaporkan kepada aparat
penegak hukum dan memantau tindak lanjutnya.
Sedangkan terhadap tindak kesewenang-wenangan untuk
ditemukan perbuatan kongkrit alat bukti dan aturan yang
dilanggar kemudian dilakukan tindakan advokasi
penyelesaian masalah secara musyawarah dan pemberian
bantuan hukum apabila dilakukan penyelesaian masalah
secara hukum (litigasi).
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 45
3) Mengkoodinasikan hasil temuan tersebut kepada pihak yang
berwenang menangani masalahnya
a) Untuk Indikasi korupsi dikoordinasikan dengan APH, bisa
PPNS, Polisi, Kejaksaan maupun KPK untuk di proses
perkaranya.
b) Untuk tindak ke sewenang-wenangan diserahkan kepada
Badan Usaha GMPK, yaitu : Lembaga Konsultasi Dan
Bantuan Hukum BSR apabila menghendaki penyelesaian
secara pro bono (gunakan dana bantuan Kemenkumham)
4) Mendatakan semua laporan, hasil penelusuran masalahnya
dan penyelesaian di dalam suatu Databased Dokumentasi
Perkara GMPK.
c. Dalam pelaksanaannya Bidang Bantuan Penindakan GMPK
berkoordinasi dengan Sekretaris Umum, Dewan Pakar dan Ketua
bidang-bidang dan Biro-biro lainnya yang berkaitan dengan
masalahnya serta dengan Lembaga-lembaga lain di luar GMPK
yang terkait dengan penanganan masalahnya.
d. Ketua Bidang Bantuan Penindakan GMPK berkoordinasi dengan
sekretaris umum dan Dewan Pakar dalam pelaksanaan tugasnya
dan berkewajiban mempertanggung jawabkan atas pelaksanaan
tugasnya kepada Ketua Umum GMPK, melalui Wakil Ketum I.
18. Ketua Bidang Badan Usaha GMPK bertugas dan berkewajiban :
a. Badan Usaha GMPK, yang dibentuk untuk setiap bidang kegiatan
GMPK yaitu Pengkajian, Pencegahan Korupsi, Penangkalan Korupsi
dan Bantuan Penindakan, serta kegiatan-kegiatan lainnya yang
terkait dengan pengelolaan GMPK, bertugas melakukan kegiatan
usaha secara sah berdasarkan aturan hukum yang berlaku dalam
rangka melakukan pengumpulan dana ( funds rising ) untuk
memutar roda kegiatan GMPK.
b. Masalah permodalan, jenis kegiatan usaha, tata cara melakukan
usaha, pembagian hasil usaha, serta kewajiban-kewajiban yang
berkaitan dengan kegiatan usaha tersebut dimusyawarahkan
Bersama diantara para pihak yang terlibat dalam pengelolaan
usaha tersebut berdasarkan prinsip-prinsip serta aturan yang
berlaku pada setiap jenis usaha dan GMPK.
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 46
c. Pengaturan lebih lanjut diatur dalam Peraturan GMPK Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perusahaan serta Peraturan
Perusahaan masing-masing sesuai dengan aturan yang berlaku
pada setiap bidang usaha.
d. Ketua Bidang usaha GMPK berkewajiban mempertanggung
jawabkan kepada pihak-pihak sesuai dengan aturan perundangan
tersebut dan kepada Ketua Umum GMPK, melalui Wakil Ketium II.
18, Ketua Biro GMPK:
a. Ketua Biro GMPK bertugas dan kewajiban membantu Pimpinan
Unit Organisasi dimana biro berada, dalam memimpin dan
mengendalikan Organisasi, bekerjasama dengan Badan Usaha yang
relevan dengan pelksanaan tugas Biro nya serta menetapkan Para
Pelaksana kegiatan di bironya termasuk penggunaan pakar yang
relevan.
b. Rincian Tugas masing-masing Biro GMPK adalah sebagai berikut :

1) Biro Organisasi GMPK bertugas untuk mengatur tentang


pembentukan, pengukuhan dan pelantikan, penilaian Kinerja
serta pembekuan DPD GMPK atas persetujuan Dewan
Pengawas GMPK dan keputusan Ketua Umum GMPK yang
disampaikan di dalam rapat pleno DPP GMPK.
1) Biro Kaderisasi GMPK yang bertugas menyiapkan
kemampuan anggota GMPK melalui Pembelajaran untuk
menjadi anggota GMPK, Pembelajaran Kader GMPK,
Pembelajaran Pimpinan GMPK dan Pembelajaran Pimpinan
Bangsa.
3) Biro Administrasi Umum GMPK, yang bertugas untuk
mengelola administrasi ketata usahaan, administrasi personel,
administrasi logistik dan administrasi keuangan (Kas Kecil)
untuk mendukung kegiatan DPP GMPK.
4) Biro Hubungan Masyarakat GMPK, yang bertugas untuk
menghimpun, mengolah, menyiapkan informasi organisasi
untuk disampaikan kepada Pimpinan GMPK kemudian
menyampaikan informasi organisasi baik secara internal
maupun eksternal melalui sarana komunikasi yang dimiliki
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 47
GMPK maupun sarana komunuikasi yang tersedia di dalam
masyarakat.
5) Biro Audit Internal GMPK, yang bertugas secara periodik
melaksanakan audit keuangan dan audit kinerja serta secara
insidental melakukan audit khusus dalam hal dijumpai adanya
pelanggaran aturan organisasi dan aturan pada umumnya
serta kode etik GMPK yang dilakukan oleh anggota dan
Pengurus GMPK baik di tingkat pusat maupun di daerah.
6) Biro Teknologi Informasi GMPK, yang bertugas untuk
menyiapkan dukungan teknologi informasi GMPK, mengelola
Website atau Media Sosial GMPK dan mengkoordinir
pengelolaan Website atau Media Sosial di lingkungan GMPK,
dengan memanfaatkan sarana komunikasi yang tersedia di
dalam masyarakat serta mengatur pola penggunaan teknologi
DPD GMPK. Biro Informasi Teknologi dalam pelaksanaan
tugasnya dapat bekerjasama dengan pihak internal dan
eksternal GMPK.
c. Dalam pelaksanaan tugasnya Kepala Biro GMPK mendapat
petunjuk dan dikendalikan oleh Pimpinan Unit Organisasi yang
berada diatasnya, dimana :
1) Biro Organisasi GMPK dan Biro Kaderisasi GMPK oleh Ketua
Koordinator Korwil GMPK,
1) Biro Administrasi Umum GMPK, Biro Hubungan Masyarakat
GMPK dan Biro Teknologi Informasi GMPK oleh Skretaris
Umum. GMPK.
3) Biro Audit InternalGMPK oleh Ketua Dewan Pengawas GMPK.
d. Ketua Biro berkewajiban mempertanggung jawabksn pelaksanaan
tugasnya kepada Ketua Umum GMPK melalui Pimpinan Unit
Organisasi yang membawahinya masing-masing melalui Wakil
Ketum II.
19. Pelaksana
a. Pelaksana kegiatan di lapangan yang bersifat perseorangan atau
kelompok kecil (1 s/d 3 orang tenaga pelaksana yang mahir di
bidang / biro nya) direkrut, diarahkan dan dibawah kendali

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 48


Ketua Bidang / Biro masing-masing, yang pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan Biro Kaderisasi, Biro Administrasi Umum
dan Sekretaris Umum GMPK.B
b. Pembentukan Kelompok Pelaksana tergantung kebutuhan,
dilakukan melalui pelatihan sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi dlam suatu kegiatan
c. Kepada para pelaksana dapat diberikan insentif sesuai dengan
keahliannya berdasarkan peraturan Ketua Umum GMPK sesuai
dengan perhitungan secara ekonomis utamanya dalam kegiatan
Badan Usaha GMPK.
d. Kweberadaanb Pelaksana ini tergantung kesiapan organisasi
dalam menghadapai permasalahan serta ketersediaan dukungan
pendanaanyang diperlkukan.

PasalB16B
TugasBdanBKewajibanBDewanBPengurusBDaerahBPropinsiB
1. Dewan Pengurus Daerah (DPD) GMPK Tingkat Propinsi sebagaimana
dimaksud dalam BAB VI B Anggaran Dasar GMPK, terdiri dari
beberapa bagian mengikuti Struktur Organisasi Dewan Pengurus
Pusat (DPP) yang diasesuaikan dengan kebutuhan daerah dan
ketersediaan personel yang ada di daerah.
1. Dewan Pengurus Daerah GMPK Propinsi, sehari-hari mengelola
kegiatan di tingkat Propinsi, dan membantu DPP GMPK memonitor
dan mengkoordinasikan kegiatan DPD-DPD Kabupaten / Kota yang
berada di propinsinya.
3. Bekerjanya DPD GMPK Propinsi berdasarkan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga GMPK serta petunjuk dan arahan dari DPP
GMPK.
4. Dewan Pengurus Daerah Propinsi, diusulkan oleh Dewan Pendiri
Daerah pada awal pembentukkannya yang selanjutnya bila ada
perubahan kepengurusan DPD GMPK diusulkan oleh hasil
musyawarah dalam Sidang Pleno DPD Propinsi dan ditetapkan oleh
Pimpinan DPP GMPK, berdasarkan kesediaan dari kandidat/calon DPD

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 49


Provinsi (baik atas dasar Kemauan sendiri atau Penawaran dari Rapat
Pleno DPD Propinsi).
5. DPD Propinsi terdiri dari :
a. Dewan Penyantun atau Dewan Penasihat DPD GMPK Propinsi.
Dewan Penyantun / Penasihat bertugas untuk ikut memecahkan
permasalahan organisasi termasuk mengatasi kesulitan
pembiayaan kegiatan DPD GMPK Propinsi
b. Dewan Pengawas DPD GMPK Propinsi
Dewan pengawas DPD Propinsi yang dibantu oleh Biro Audit
Internal bertugas untuk membantu Ketua DPD Propinsi dalam:
1) Melakukan pengawasan kegiatan GMPK DPD Propinsi dan
DPD GMPK Kabupaten / Kota yang ada di propinsinya,
1) Memberikan saran koreksi atas terjadinya deviasi,
penyimpangan dan pelanggaran dalam pelaksanaan tugas
GMPK di propinsinya serta
3) Memberikan saran penjatuhan sanksi atas pelanggaran
dimaksud mulai dari tegoran tertulis, skorsing serta
pemrosesan hukum pidana bila dijumpai pelanggaran
pidana yang diajukan kepada Ketua DPD Propinsi, serta
4) Mengajukan saran pemecatan dan pembekuan DPD GMPK
Kabupaten / Kota kepada Ketua DPD GMPK Propinsi yang
disampaikan dalam rapat Pleno tingkat DPD Propinsi untuk
selanjutnya diteruskan kepada Ketua Umum GMPK disertai
alasannya untuk diambil keputusan.
c. Dewan Pakar DPD GMPK Propinsi
Dewan Pakar DPD GMPK Propinsi bertugas menganalisis setiap
permasalahan pada gatra kehidupan masyarakat, bangsa dan
negara yang dijadikan sasaran pengamatan oleh DPD GMPK
Propinsi sesuai dengan kondisi permasalahan yang dihadapi
propinsinya, disertai rekomendasi upaya perbaikannya kepada
Ketua DPD GMPK Propinsi dalam rapat Pleno DPD GMPK
Propinsi, selanjutnya melaporkan hal tersebut kepada ketua
Umum GMPK.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 50


d. Ketua DPD GMPK Propinsi, bertugas memimpin pengelolaan DPD
GMPK Propinsi atas dasar Anggaran Dasar dan Angaran Rumah
Tangga GMPK serta arahan dan petunjuk DPP GMPK.
e. Wakil ketua DPD GMPK Propinsi, bertugas membantu Ketua DPD
GMPK Propinsi dalam memimpin pengelolaan DPD GMPK
Propinsi untuk pelaksanaan tugas DPD GMPK Propinsi.
f. Sekretaris DPD GMPK Propinsi, yang bertugas untuk membantu
Ketua DPD GMPK Propinsi dalam merencanakan, melaksanakan
dan mengendalikan kegiatan DPD GMPK Propinsi dibantu oleh 4
orang Kepala Biro yaitu Kepala Biro Administrasi Umum, Kepala
Biro Hubungan Masyarakat, Kepala Biro Teknologi Informasi dan
Biro Organisasi dan Kaderisasi tingkat propinsi.
g. Bendahara DPD GMPK Propinsi, yang bertugas untuk membantu
Ketua DPD GMPK Propinsi dalam merencanakan, melaksanakan
dan mengendalikan keuangan DPD GMPK Propinsi dalam
mendukung kegiatan DPD GMPK Propinsi yang dibantu oleh
seiorang wakil bendahara DPD GMPK Propinsi.
h. Koordinator Wilayah DPD GMPK Propinsi
1) Jika jumlah Kabupaten / Kota pada suatu Propinsi lebih dari
10 (sepuluh), DPD GMPK Propinsi dapat
mempertimbangkan untuk membentuk Koordinator
Wilayah DPD GMPK Propinsi, yang bertugas untuk
membantu Ketua DPD GMPK Propinsi dalam
mengkoordinasikan pengelolaan kegiatan DPD GMPK di
tingkat Propinsi, yang dikendalikan langsung oleh Ketua
DPD GMPK Propinsi, dimana setiap koordinator Wilayah
mengendalikan 5 (lima) DPD Kabupaten / Kota,.
1) DPD GMPK Propinsi mengusulkan pembentukan Korwil Di
DPD GMPK Propinsi kepada ketua Umum GMPK disertai
alasan pembentukannya, wilayah kerja dan susunan
personel serta tata cara kerjanya. Selanjutnya diputuskan
oleh Ketua Umum GMPK dalam Surat Keputusan Pimpinan
GMPK.
i. Ketua Bidang DPD GMPK Propinsi,

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 51


1) Bidang Pengkajian DPD GMPK Propinsi yang memiliki sub
bidang yang bertugas untutk melakukan tugas-tugas
penelitian terhadap kemungkinan terjadinya TPK,
ketawanan koirupsi dan potensi masalah penyebab korupsi
serta kemungkinan timbulnya korban dan / atau kerugian
baik yang diderita masyarakat maupun negara; kemudian
melakukan pencarian solusi atas permasalahan tersebut
dan mmberikan konsultasi kepada entitas publik, entitas
privat dan entitas sosial yang membutuhkan perbaikan
kinerjanya.
1) Bidang Pendidikan anti Korupsi DPD GMPK Propinsi, yang
memiliki 1 (dua) macam esensi penugasan, uaitu:
a) Membentuk Lembaga Pendidikan Anti Korupsi GMPK di
tingkat Peopinsi seperti : PEAK (Pusat Studi Anti
Korupsi) di DPD GMPK Propinsi, Sekolah Anti Korupsi,
Forum Diskusi Anti Korupsi, baik mandiri maupun
bekerja sama dengan entitas lain.
b) Memantau kegiatan pendidikan anti korupsi dan
penguatan kegiatan pendidikan anti korupsi yang
dilakukan oleh Entitas publik, Entitas privat maupun
entitas sosial serta oleh GMPK sendiri., baik pada
tataran kebijakan maupun tataran pelaksanaannya di
tingkat Propinsi.
3) Bidang Pencegahan Korupsi DPD GMPK Propinsi, yang
memiliki subbidang yang bertugas melakukan
PENCEGAHAN KORUPSI melalui kegiatan: Pemantauan dan
Penguatan Pengawasan terhadap: kegiatan pada Lokasi
Rawan Korupsi, pemantauan dan penguatan pengawasan
Kegiatan Rekrutmen karyawan dan pejabat, pemantauan
dan penguatan kegiatan pengawasan Kegiatan rawan
korupsi, pemantauan dan penguatan pengawasan kegiatan
dan pemantauan dan penguatan pengelolaan dan Barang
yang rawan dikorupsi serta kegiatan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan publik.
3) Bidang Penangkalan Korupsi DPD GMPK Propinsi, yang
memiliki sub bidang yang bertugas melakukan

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 52


PENANGKALAN KORUPSI melalui kegiatan : Pemantauan
dan penguatan pengawasan kegiatan Penataan Regulasi /
Kesisteman, pemantauan dan penguatan Sistem
Pengamanan / Pengawasan Internal, Pemantauan dan
Penguatan Pengawasan terhadap Disiplin / Kepatuhan
kepada Aturan, Pemantauan dan Penguatan Pengawasan
pada proses perumusan Pengaturan Penggajian yang
Rasional serta pembangunan tradisi dan budaya anti
korupsi.
4) Bidang Bantuan Penindakan DPD GMPK Propinsi, yang
memiliki sub bidang yang bertugas untuk melakukan
kegiatan : penerimaan laporan masyarakat tentang adanya
indikasi korupsi dan laporan tentang tindak kesewenang-
wenangan oleh pihak lain kepada pelapor (korban), sub
bidang analisis terhadap laporan, hubungan antar lembaga
dan dokumentasi perkara.
5) Badan Usaha DPD GMPK Propinsi, yang dibentuk untuk
setiap bidang yaitu Pengkajian, Pencegahan Korupsi,
Penangkalan Korupsi dan Bantuan Penindakan serta
Pendidikan Anti Korupsi. Pengaturan lebih lanjut diatur
dalam Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Perusahaan maupun Peraturan Perusahaan masing-masing
sesuai dengan aturan yang berlaku.
Jenis badan usaha sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
propinsi masing-masing, baik diusahakan sendiri, maupun
bersama dengan pihak lain serta bekerja sama dengan DPP
GMPK, atau menjadi Cabang dari DPP GMPK.
j. Ketua Biro DPD GMPK Propinsi, yang terdiri dari :
1) Biro Organisasi dan Kaderisasi DPD GMPK Propinsi bertugas
untuk membantu Sekretaris DPD GMPK Propinsi dalam
mengelola organisasi termasuk mendorong terbentuknya
DPD Kabupaten / kota di wilayah propinsinya dan
mengevaluasi kemampuan anggota DPD GMPK di Propinsi
nya untuk diajukan upaya peningkatan kemampuannya
kepada Ketua DPD GMPK Peopinsi.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 53


1) Biro Hubungan Masyarakat DPD GMPK Propinsi, yang
bertugas untuk menghimpun, mengolah, menyiapkan
informasi untuk disampaikan kepada Pimpinan DPD GMPK
Propinsi kemudian menyampaikan informasi baik secara
internal maupun eksternal melalui sarana komunikasi yang
dimiliki GMPK maupun yang tersedia dalam masyarakat.
3) Biro Administrasi Umum DPD GMPK Propinsi, yang bertugas
untuk mengelola administrasi ketata usahaan, administrasi
personel, administrasi logistik dan administrasi keuangan
(Kas Kecil) untuk mendukung kegiatan DPd GMPK Propinsi.
4) Biro Teknologi Informasi DPD GMPK Propinsi, yang
bertugas untuk menyiapkan dukungan teknologi informasi
DPD GMPK Propinsi, mengelola Website DPD GMPK
Propinsi dengan memanfaatkan sarana komunikasi yang
tersedia di dalam media sosial di dalam masyarakat serta
berkooordinasi dengan Biro Teknologi Informasi DPP GMPK.

5) Biro Audit Internal DPD GMPK Propinsi, yang bertugas


secara periodik melaksanakan audit keuangan dan audit
kinerja serta secara insidental melakukan audit khusus
dalam hal dijumpai adanya pelanggaran aturan organisasi
dan aturan pada umumnya yang dilakukan oleh anggota
GMPK di tingkat di propinsi dan DPD-DPD kabupaten / Kota
yang berada di Propinsinya.
B
B
PasalB17B
TugasBdanBKewajibanBDewanBPengurusBDaerahBKabupatenB/BKotaB
B
1. Dewan Pengurus Daerah (DPD) GMPK Tingkat Kabupaten / Kota
bertugas untuk mengelola kegiatan GMPK di tingkat Kabupaten / kota
yang berkewajiban menjalankan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga GMPK serta arahan dan petunjuk dari DPP GMPK dalam
mencegah, menangkal korupsi, bantuan penindakan, rrehabilitasi,

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 54


yang didukung oleh pengkajian / deteksi terhadap akar masalah
korupsi yang terjadi di Kabupaten / kota, yang terdiri dari :
a. Dewan Penyantun atau Dewan Penasihat DPD GMPK Kab / Kota.
Dewan Penyantun / Penasihat DPD GMPK Kab/Kota, bertugas
untuk ikut memecahkan permasalahan organisasi termasuk
mengatasi kesulitan pembiayaan kegiatan DPD GMPK Kab/Kota.
b. Dewan Pengawas DPD GMPK Kab/Kota
Dewan pengawas DPD Kab / Kota yang dib antu oleh Biro Audit
ionternal, bertugas untuk membantu Ketua DPD GMPK
Kab/Kota dalam melakukan pengawasan kegiatan GMPK DPD
Kabupaten / Kota, memberikan saran koreksi atas terjadinya
deviasi, penyimpangan dan pelanggaran dalam pelaksanaan
tugas GMPK Kab / Kota serta memberikan saran penjatuhan
sanksi mulai dari tegoran tertulis, skorsing serta pemrosesan
hukum pidana bila dijumpai pelanggaran pidana yang dilakukan
oleh pengurus maupoun anggota DPD GMPK Kab / Kota kepada
Ketua DPD GMPK Kab/Kota.
c. Dewan Pakar DPD GMPK Kab / Kota
Dewan Pakar DPD Kab / Kota bertugas menganalisis setiap gatra
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang dijadikan
sasaran pengamatan oleh DPD Kab / Kota sesuai dengan
keahliannya disertai rekomendasi upaya perbaikannya kepada
Ketua GMPK Kab / Kota dalam rapat Pleno DPD GMPK Kab /
Kota.
Dewan Pakar DPD GMPK Kab / Kota bekerjasama dengan
Bidang-bidang dan Biro DPD GMPK Kab / Kota serta dengan
pihak luar organisasi GMPK baik di dalam maupun di luar negeri
dalam pelaksanaan tugasnya dalam rangka merumuskan saran
pemecahan setiap permasalahan pada gatra yang diamatinya.
Pembentukan Dewan Pakar di Kab / Kota atergantung kepada
kebutuhan organisasi dan ketersediaan pakar di Kab / kota
tersebut.dalam rangka mengkoordinir pelaksanaan tugas Dewan
Pakar dilakukan oleh Sekretarisn DPD GMPK Kab / Kota.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 55


d. Seorang Ketua DPD GMPK Kabupaten / Kota, merangkap
anggota, yang bertugas untuk memimpin pengelolaan tugas DPD
GMPK Kabupaten / Kota dalam melakukan pengkajian
permasalahan korupsi, pencegahan korupsi, penangkalan korupsi
serta bantuan penindakan korupsi dan Pendidikan anti korupsi
serta Badan Usaha pada tingkat kabupaten / kota.
e. Seorang Wakil ketua DPD GMPK Kab / Kota, merangkap anggota,
yang bertugas membantu Ketua DPD Kabupaten / Kota dalam
memimpin pengelolaan tugas DPD GMPK Kabupaten / Kota di
daerah kabupaten / kota yang bersangkutan.
f. Seorang Sekretaris DPD GMPK Kab / Kota, yang bertugas untuk
membantu Ketua DPD GMPK Kab / kota dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengendalikan kegiatan GMPK dibantu oleh 4
orang Kepala Biro yaitu Kepala Biro Umum, Kepala Biro
Hubungan Masyarakat dan Kepala Biro Teknologi Informasi dan
Kepala Biro Organisasi dan Kaderisasi DPD GMPK Kab / Kota.
h. Seorang Bendahara, yang bertugas untuk membantu Ketua DPD
GMPK Kab / Kota, dalam merencanakan, mencari /
mengumpulkan, melaksanakan dan mengendalikan keuangan
DPD GMPK Kab / Kota untuk mendukung kegiatan DPD GMPK
Kab/Kota, dibantu oleh satu orang wakil bendahara.
i. Bidang-bidang pada DPD GMPK Kabupaten / Kota terdiri dari :
1) Bidang Pengkajian DPD GMPK Kab / Kota, yang memiliki sub
bidang yang bertugas melakukan penelitiian, pencarian
solusi dan memberikan konsultasi kepada entitas yang
memerlukan baik entitas pubolik, entitas porivat maupun
entitas sosiak yang nenerlukan.
1) Bidang Pendidikan anti Korupsi DPD GMPK Kab / Kota, yang
memiliki 1 (dua) macam esensi penugasan, uaitu:
a) Membentuk Lembaga Pendidikan Anti Korupsi di
tingkat Kabupaten / Kota seperti : PEAK (Pusat Studi
Anti Korupsi) di DPD GMPK Kab / Kota, Sekolah Anti
Korupsi, Forum Diskusi Anti Korupsi, baik mandiri
maupun bekerja sama dengan entitas lain.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 56


b) Memantau kegiatan pendidikan anti korupsi dan
penguatan kegiatan pendidikan anti korupsi yang
dilakukan oleh Entitas publik, Entitas privat maupun
entitas sosial serta oleh GMPK sendiri, baik pada
tataran kebijakan maupun tataran pelaksanaannya di
tingkat kabupaten / Kota..
3) Bidang Pencegahan Korupsi DPD GMPK Kab / Kota, yang
memiliki subbidang yang bertugas melakukan kegiatan :
Pemantauan dan Penguatan Pengawasan terhadap : Lokasi
Rawan Korupsi, pemantauan dan penguatan pengawasan
kegiatan Rekrutmen karyawan dan pejabat, pemantauan
dan penguatan pengawasan Kegiatan pengelolaan Barang
yang rawan dikorupsi, pemantauan dan penguatan
pengawasan kegiatan rawan korupsi serta pemantauan
dan penguatan pengawasan kegiatan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan publik yang rawan korupsi di tingkat
kabupaten / kota..
4) Bidang Penangkalan Korupsi DPD GMPK Kab / Kota, yang
memiliki sub bidang yang bertugas melakukan kegiatan :
Pemantauan dan penguatan pengawasan kegiatan
Penataan Regulasi / Kesisteman, pemantauan dan
penguatan pengawasan pelaksanaan Sistem Pengamanan /
Pengawasan Internal, pemantauan dan penguatan
pengawasan Disiplin / Kepatuhan kepada Aturan,
Pemantauan dan Penguatan pengawasan terhadap Proses
pengelolaan Pengaturan Penggajian yang Rasional serta
pemantauan dan penguatan pengawasan terhadap
pembangunan tradisi dan budaya anti korupsi di tingkat
kabupaten / kota..
5) Bidang Bantuan Penindakan DPD GMPK Kab / Kota, yang
memiliki sub bidang yang bertugas melakukan : penerimaan
laporan masyarakat tentang adanya indikasi korupsi dan
laporan tentang tindak kesewenang-wenangan oleh pihak
lain kepada pelapor (korban), melakukan analisis terhadap
laporan, melaksanakan hubungan antar lembaga dalam
rangka advokasi dan litigasi tindak lanjut lapaoran dan

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 57


mendokumentasikan perkara yang ditanganinya di tingkat
kabupaten / kota..
5) Badan Usaha DPD GMPK Kab / Kota, yang dibentuk untuk
setiap bidang yaitu Pengkajian, Pencegahan Korupsi,
Penangkalan Korupsi dan Bantuan Penindakan serta
Pendidikan anti korupsi. Pengaturan lebih lanjut diatur
dalam Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga
maupun Peraturan Perusahaan masing-masing sesuai
dengan aturan yang berlaku.
Jenis badan usaha DPD GMPK Kab / Kota sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi kabupaten / kota masing-masing,
baik diusahakan sendiri maupun bekerja sama dengan
p[ihak lain maupun dengan DPP GMPK atau menjadi
Cabang dari DPP GMPK.
g. Biro- Biro pada DPD GMPK Kab / Kota, yang terdiri dari:
1) Biro Organisasi dan Kaderisasi DPD GMPK Kab / Kota
bertugas untuk membantu Sekretaris DPD GMPK Kab /
Kota dalam mengelola organisasi dan mengevaluasi
kemampuan anggota DPD GMPK Kab / Kota untuk diajukan
upaya peningkatan kemampuannya kepada Ketua DPD
GMPK Kab / Kota.
1) Biro Hubungan Masyarakat DPD GMPK Kab/ Kota, bertugas
untuk menghimpun, mengolah, menyiapkan informasi
organisasi untuk disampaikan kepada Pimpinan DPD GMPK
Kab / Kota kemudian menyampaikan informasi organisasi
baik secara internal maupun eksternal melalui sarana
komunikasi yang dimiliki DPD GMPK Kab / Kota maupun
yang tersedia dalam masyarakat.
6) Biro Administrasi Umum DPD GMPK Kab / Kota, bertugas
untuk mengelola administrasi ketata usahaan, administrasi
personel, administrasi logistik dan administrasi keuangan
(Kas Kecil) untuk mendukung kegiatan DPD GMPK Kab /
Kota.
7) Biro Teknologi Informasi DPD GMPK Kab / Kota, yang
bertugas untuk menyiapkan dukungan teknologi informasi

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 58


DPD GMPK Kab / Kota, mengelola Website DPD GMPK Kab
/ Kota dengan memanfaatkan sarana komunikasi yang
tersedia di daslam media sosial di dalam masyarakat serta
berkoordinasi dengan Biro Teknologi Informasi DPP GMPK
dalam penggunaan taknologi Informasi yang digunakan.
8) Biro Audit Internal DPD GMPK Kab/Kota, yang bertugas
secara periodik melaksanakan audit keuangan dan audit
kinerja serta audit khusus dalam hal dijumpai adanya
pelanggaran aturan organisasi dan aturan pada umumnya
yang dilakukan oleh anggota dan pengurus DPD GMPK Kab
/ Kota.

BABBIVBB
POLABPENGELOLAANBKEPENGURUSANBB
DEWANBPENGURUSBGMPKB
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 59
B
PasalB18B
PolaBPengelolaanBKepengurusanBDewanBPengurusBGMPKBmeliputiB:B
1. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kepengurusan GMPK
1. Masalah Pengelolaan Kepengurusan GMPK
3. Metoda Pengelolaan Kepengurusan GMPK
4. Langkah-langkah Pengelolaan Kepengurusan GMPK

PasalB19B
Prinsip-BPrinsipBPengelolaanBKepengurusanBGMPKB
1.BBBPrinsipBKesukarelaanB
a. Pembentukan GMPK didasarkan pada prinsip ke SUKARELA an dari
pemrakarsa dan para pendiri GMPK, yaitu berdasarkan atas rasa
kegundahan mereka dalam menyikapi kondisi Bangsa yang telah terbelit
dalam mengguritanya KORUPSI di megeri ini.
b. Prinsip SUKARELA ini menjadi landasan berdirinya suatu wadah GMPK
pada suatu Daerah tertentu dalam membentuk GMPK. Adapun informasi
tentang GMPK ini bisa berasal dari bermacam-macam sumber seperti
dari media cetak, sosial media, komunikasi dengan pihak-pihak yang
telah menjadi warga GMPK, bukan didasari pada suatu perintah atau
tekanan oleh pihak-pihak tertentu agar bergabung dengan GMPK
ataupun karena motivasi negative dan sebagainya.
2.B PrinsipBPelibatanBKeikutBSertaanBMasyarakatBDalamBMengatasiBMasalahBB
a. Keterlibatan atau keikut sertaan masyarakat, birokrasi dan dunia usaha
dalam memecahkan setiap permasalahan bersama menjadi kunci
penting dalam mengurai akar permasalahan korupsi, yang digambarkan
sebagai FENOMENA GUNUNG ES, sehingga peran serta masyarakat
menjadi MUTLAK untuk dilibatkan dalam mencairkan KERAWANAN
KORUPSI atau Corruption Hazards maupun Potensi Masalah POenyebab
Korupsi (PMPK).

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 60


Kerawanan Korupsi berupa : Lokasi Rawan Korupsi, Manusia Rawan
Korupsi, Barang-barang yang Rawan Dikorupsi, Kegiatan Rawan Korupsi
dan Kebijakan KORUPTIF.
Potensi Masalah Penyebab Korupsi (PMPK) berupa : Kesisteman (pada
10 Gatra Kehidupan bangsa) yang masih membuka peluang terjadinya
korupsi, moral yang terdegradasi yang menganggap korupsi sebagai
klebiasaan atau korupsi sebagai salah poengelolaan, penghasilan yang
tidak rasional sehingga membenarkan pencarian penghasilan
terselubung, pengawasan yang tidak efektif seuingga membuka peluang
terjadiunya korupsi serta ketaatan hukum yang rendah sehingga
membiarkan terjadinya pelanggaran aturan.
. Kemungkinan terjadinya korban atau kerugian akibat korupsi dapat
diprediksi dan ditanggulangi oleh masyarakat, birorasi dan dunia usaha
secara Bersama-sama.
c. GMPK berperan MENDORONG peran serta masyarakat tersebut dalam
bentuk:
1) Memantau dan memperkuat kegiatan pengawasan yang dikerjakan
oleh aparat pengawasan internal, pengawasan eksternal maupun
pengawasan sosial terhadap ketiga entitas pelaksana pembangunan.
1) Memantau dan Memperkuat Pengawasan Peran serta masyarakat,
Badan Usaha dan Birokrasi dalam melaporkan indikasi korupsi dan/
atau kasus-kasus tindak kesewenang-wenangan oleh pihak lain
terhadap warga masyarakat (pihak korban) yang terjadi di
lingkungan mereka berada.
3) Memantau dan memperkuat pengawasan terhadapo Peran serta
masyarakat, Dunia Usaha dan Birokrasi dalam mencari solusi terbaik
atas akar masalah kolrupsi dan upaya perbaikan pola kerja atau
aturan / system yang tidak efektif.
4) Membentuk Lembaga Pendidikan Anti Korupsi baik secara mandiri
atau bekerjasama dengan entitas lain, baik bnerupa Pusat Edukasi
Anti Koruipsi (PEAK), Sekolah Anti Korupsi dan Akademi Integritas.
5) Membangun tradisi dan budaya anti koriupsi bekerjasama dengan
segenap komponen bangsa.
3.BBBPrinsipBIndependensiB

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 61


a. Independen dalam arti tidak tergantung pada pihak lain baik dalam hal
pemikiran, sikap dan perilaku, tetapi didasarkan pada nilai-nilai luhur
bangsa yang diinternalisasikan melalui program pembelajaran ( P3K )
yaitu pendidikan, pelatihan, pembiasaan dan keteladanan dalam
membentuk kompetensi serta program pengembangan kepribadian dan
pembangunan karakter untuk membentuk integritas yang kemudian
dibiasakan dan diteladankan dalam wujud Mental KEJUANGAN oleh
segenap insan GMPK yang tercermin dalam sikap, perilaku dan tradisi
bahkan budaya ANTI KORUPSI baik secara individu maupun kelembagaan
/ kelompok dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan
berorganisasi.
b. Dengan demikian wadah Kepengurusan GMPK harus INDEPENDEN dalam
menentukan program kegiatan dan dukungan biayanya yang didasarkan
pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, serta kebijakan
organisasi didasarkan pada aturan yang berlaku, tidak terikat pada
kepentingan lain yang tidak sejalan dengan tujuan didirikannya GMPK.
4.B PrinsipBKegotongBRoyonganB
a. Prinsip Gotong Royong adalah prinsip yang dianuti oleh nenek moyang
kita, dengan prinsip ini, bangsa Indonesia mampu memikul beban seberat
apapun, yapabila secara bersama-sama beban tersebut dipikul bersama
sesuai dengan kemampuan masing-masing.
b. Begitu pula beban organisasi GMPK akan terasa ringan saat di tanggung
bersama-sama oleh setiap anggota, pengurus maupun antara Dewan
pengurus daerah maupun pusat.
c. Pembangunan badan Usaha GMPK sebagai upaya menggali pendanaan
bersama juga dilandasi pada prinsip ke gotong royongan ini, termasuk
dalam hal memecahkan setiap permasalahan organisasi dan permasalahan
bangsa akan terasa ringan apabila prinsip ke gotong royongan ini
dikedepankan.
d. Prinsip kegotong royongan juga mendasari kesediaan anggota GMPK
dalam berkontribusi dalam menjalankan roda kegiatan GMPK baik melalui
iuran sukarela, menyisihkan infak / sodakoh, dan keuntungan usaha baik
secara pribadi mupun secara kelompok, Dengan demikian peran UJUNG
TOMBOK dari pemrakarsa GMPK dapat terbantu oleh prinsip gotong
royong ini.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 62


5.B PrinsipBMusyawarahBUntukBMufakatB
a. Setiap permasalahan baik masalah organisasi maupun petrmasalahan
bangsa sekalipun, sejauh mungkin dilakukan pemecahannya melalui upaya
musyawarah antar pihak yang bermasalah yang dilandasi pada iqtikat baik
bersama untuk menyelesaikan permasalahannya secara baik-baik untuk
mencapai mufakat. Prinsip ini nampaknya telah memudar pada proses
pengambilan keputusan publik dalam perkembangan demokrasi di negeri
ini, beralih pada keputusan suara terbanyak, walaupun tidak seluruhnya
yang banyak itu benar akibat perilaku politik yang tidak bermoral.
b. Kata mufakat akan dapat dicapai manakala kita mampu mendengarkan
pendapat orang lain, berpikir obyektif, mau menerima kebenaran orang
lain, mampu menyampaikan pendapat kita secara jelas untuk ber-
kontribusi dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi bersama,
sehingga mampu membangun titik temu diantara silang sengketa
pendapat / argumentasi yang berkembang di dalam diskusi.
c. Titik-titik temu tersebut digunakan membangun fondasi pemikiran kersama
dalam mengurai permasalahan yang dihadapi bersama untuk menjalin
kerjasama guna menghadapi permasalahan-permasalahan selanjutnya.
6.BB PrinsipBHukumBsebagaiBSaranaBUtamaBDalamBPenyelesaianBMasalahB
a. Indonesia sebagai negara hukum, yang menganut supremasi hukum,
dengan slogan “Hukum Sebagai Panglima”. Hal ini akan terwujud manakala
penegakan hukum dapat dilakukan secara tegas, lugas dan tuntas serta
konsisten. Namun nyatanya penegakan hukum di Indonesia saat ini sedang
sakit, sehingga hukum belum bisa dijadikan sebagai alat untuk
menyelesaikan masalah. Oleh karena itu warga GMPK dihimbau agar
betul-betul mempelajari aturan hukumnya secara benar dan menerapkan
hukum sebagai sarana penyelesaian setiap pemasalahan yang dihadapi,
1) Untuk dapat menjadikan hukum sebagai sarana penyelesaian masalah,
GMPK harus mampu mendorong 4 (empat) hal untuk segera dibenahi
baik oleh entitas publik, entitas privat dan entitas sosial yaitu :
a) Pembenahan materi hukum, agar menghilangkan peluang
terjadinya manipulasi hukum, karena akibat penafsiran hukum
yang berbeda, penyelundupan hukum dengan alasan untuk
pengembangan hukum, kerancuan penerapan hokum, perbedaan
platform dlam penerapan kaedah hukum dan sebagainya.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 63


b) Perbaikan sarana dan prasarana hukum sehingga penegakan bisa
dilaksanakan secara efektif dan efisien, tegas, lugas dan tuntas,
sehingga hukum dapat dijadikan alat penyelesaian masalah, bukan
sebagai penimbul masalah baru atau ketidak tertiban hukum itu
sendiri.
c) Perbaikan kemampuan, sikap dan perilaku aparat penegak hukum,
sehingga aparat penegak hukum dapat menegakkan hukum segara
tegas, lugas dan tuntas sehingga tidak menimbulkan masalah
hukum baru atau ketidak tertiban dalam penerpan hukum.
d) Pembenahan kesadaran hukum masyarakat secara bertahap,
sehingga dapat diwujudkan terciptanya kepatuhan kepada hukum
baik pada lingkungan entitas public, entitas privat dan entitas
sosial.
B
PasalB20B
MasalahBPengelolaanB(Manajemen)BKepengurusanBGMPKB
MasalahB PENGELOLAANB (Manajemen)B KepengurusanB GMPKB bersumberB
padaB 2B (dua)B halB yaituB Faktor-faktorB manajemenB (pengelolaan)B danB
fungsi-fungsiBmanajemenB(pengelolaan)B
1. BFaktor-faktorBPengelolaanB
a. Faktor1 Manajemen (Pengelolaan ) terdiri dari : Man (anggota,
karyawan, stacke hoolders,share holders), Money (iuran, modal /
saham, pinjeman, donatur, sponshor), Materiil (Machine,
Technology, inventaris, kekayaan organisasi), Method (regulasi,
kode etik, SOP, petunjuk teknis, petunjuk Pelaksanaan).
b. Faktor manusia, di lihat dari kemampuan (kompetensi), integritas
dan konsistensinya dalam memperjuangkan kepentingan organisasi
GMPK (mental), kontribusinya untuk organisasi. Aspek manusia ini
terkait dengan moral, penghasilan, tingkat kedisiplinan (kepatuhan
terhadap aturan), pola penggajian menuju kepada single salary
policy / systems, dimana gaji sama dengan penghasilan.
c. Faktor Keuangan, dimana keuangan Organisasi didapatkan dari
anggota dan donatur, sponsor kegiatan, hibah dan usaha-usaha
yang sah, sehingga perlu penataan keuangan yang jujur,

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 64


transparans dan akuntabel yang diatur dlam sistem keuangan
GMPK, yang dibentuk dengan mempedomani ketentuan1 umum di
bidang keuangan kerdasarkan aturan yang berlaku.
d. Faktor Materiil, yang meliputi sarana, prasarana, mesin organisasi,
teknology yang digunakan yang sudah mulai menjamah tehnology
digital, fasilitas dan sebagainya perlu diatur dalam suatu prosedur
baku pada setiap faktor pengelolaan pada setiap unit organisasi
GMPK.
e. Faktor Metoda, yag didasarkan pada 4 (empat) Teori Utama dalam
pengelolaan GMPK yaitu:
1) Teori Korupsi yaitu Korupsi sebagai Fenomena Gunung Es,
1) Teori Deteksi - Aksi dalam pemberantasan korupsi yang
melibatkan segenap komponen bangsa dan entitas publik,
entitas privat dan entitas sosial, secara Bersama-sama
memerangi korupsi.
3) Teori pelibatan Masyarakat (termasuk GMPK) dalam
pemberantasan korupsi yang meliputi : Pengkajian atau
deteksi, Pencegahan, Penangkalan, Bantuan Penindakan,
Rehabilitasi serta Pendidikan Anti Korupsi
4) Serta Teori Grand Strategy “Rumah GMPK” dimana dalam
upaya mencapai Cita-cita Nasional yaitu terwujudnya
Masyarakat Adil Makimur, hanya akan tercapai manakala kita
mampu mencapai sasaran antara berupa terwujudnya
INDONESIA TANPA KORUPSI. Petunjuk-1 Pelaksanaan dan
Petunjuk Teknis, SOP, Kode Etik Organisasi dan Profesi, serta
pola-pola kerja yang digunakan seperti Pola 4 U dalam kaitan
dengan upaya penggerakan anggota dan masyarakat, pola P3
K dalam rangka internalisasi nilai-nilai luhur bangsa yang
diimplementasikan dalam, sikap, perilaku dan tradisi serta
Budaya GMPK. Kesemuanya itu adalah penjabaran dari ketiga
Teori Utama yang mendasari pengelolaan GMPK.
5) TEori-teori lain antara lain berupa upaya memotivasi warga
GMPK berupa Teori 4 U ( Tahu, Mau, Mampu dan Kontinyu)
sehingga peran serta nya terukur, Kemudian Teori P 3 K
(Pendidikan dalam rangka sharing knowledge / pengethuan,

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 65


Pelatihan dalam sharing ketrampilan / Skill, Pembiasaan
sharing keahlian melalui pembentukan kebiasaan / habit, dan
Penyiapan lingkungan Keteladanan yaitu lingkungan yang
kondusif untuk dilakukannya aktualisasi nilai – nilai kedalam
sikap, perilaku dan budaya anti korupsi).
2. BBFungsi-fungsiBpengelolaaanBB
a. Fungsi adalah sekelompok pekerjaan / tugas yang hampir sama
atau sejenis di bidang pengelolaan (manajemen) terdiri dari 4
(empat) fungsi utama disingkat POAC yaitu Perencanaan
(Planning); Pengaturan (urganizing); Pelaksanaan (Actuating) dan
Pengendalian (Controlling).
b. Fungsi Perencanaan
1) Dalam rangka nedorong Pembangunan Bangsa, yang
dituangkan dalam Teori Rumah GMPK, dikenal ada 3 (tiga)
jenis perencanaan besar, yaitu Perencanaan Jangka Panjang (
15 s/d 15 tahun), Perencanaan Jangka Menengah (5 tahunan)
dan Perencanaan Jangka Pendek atau Perencanaan Tahunan.
1) Perencaan Jangka Panjamg (RJP), Perencanaan Jangka
Menengah (RJM) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) dibuat
oleh masing-masing DPP dan DPD GMPK baik tingkat Propinsi
maupun tingkat Kabupaten / Kota, dengan tujuan untuk dapat
merencanakan kegiatan untuk mencapai tujuan antara dalam
rangka pencapaian tujuan nasional yaitu terciptanya
masyarakat adil makmur,
3) RKT oleh masing-masing Unit Organisasui GMPK baik DPP
maupun DPD dijabarkan dalam Rencana kerja tahunan oleh
setiap unit organisasi GMPK, disertai dengan pelaksana, lokasi
kegiatan dan dukungsn dananya dalam bentuk Program setiap
Unit Organisasi GMPK.
4) RKT dari setiap Unit Organisasi GMPK dihimpun dalam sebuah
Databased Perencanaan GMPK.

c. Fungsi pengorganisasian

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 66


1) Fungsi poengorganisasian yang diterjemahkan sebagai Fungsi
Pengaturan diartikan sebagai suatu upaya untuk mengatur
organisasi GMPK baik secara struktur, pola kerja, tata
hubungan antar unit organisasi, petunjuk teknis, petunjuk
pelaksanaan, kode etik organisasi dan Standart Operating
Procedure yang ditugaskan kepada Biro Organisasi dan Biro
Administrasi Umum sebagai Penjuru yang bekerjasama
dengan segenap Unit Organisasi di tingkat DPP yang
dikendalikan oleh Ketua Korwil bersama-sama dengan
Sekretaris Umum GMPK.
1) Fungsi Pengaturan ini juga meliputi kegiatan perencanaan
strukltur, pola kerja dan pola tata hubungan kerja,
pemantauan kinerja dalam penerapan rencana organisasi,
evaluasi pelaksanaan, pengelolaan proses perubahan, dan
penanganan setiap permasalahan organisasi yang timbul
termasuk pengajuan alternatif tindakan atas penyimpangan
untuk diputuskan oleh Ketua Umum GMPK. Dalam rangka
memantau kegiatan organisasi Biro Organisasi dibantu oleh
Internal Audit GMPK yang dikendalikan oleh Dewan Pengawas
GMPK.
3) Perubahan struktur, pola kerja dan pola hubungan kerja,
dapat diusulkan oleh setiap Pimpinan Unit Organisasi baik di
tingkat Pusat maupun Daerah untuk dilakukan evaluasi
kembali tentang struktur, Pola kerja dan pola tata hubungan
kerja yang selanjutnya di bahas pada Rapat Koordinasi
Nasional.
d. Fungsi Pelaksanaan
1) Fungsi Pelaksanaan (actuating) dapat diartikan juga sebagai
directing (pengarahan), commanding (pengkomandoan), yang
intinya menggerakkan orang lain untuk melaksanakan rencana
yang telah dirumuskan dan disepakati bersama.
1) Proses pelaksanaan ini dilakukan atas dasar 3 (tiga)
pendekatan yang sekaligus dijadikan TOLOK UKUR
keberhasilan suatu kegiatan pelaksanaan (actuating) tersebut
yang lazim disebut dengan penilaian Kinerja (performance
assessment) yaitu :

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 67


a) Kesesuaian dengan rencana, seberapa jauh pencapaian
target yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
b) Kesesuaian dengan peosedur baku yang sudah
dirumuskan sebelumnya, adakah penyimpanmgan dalam
pelaksanaannya.
c) Kesesuaian dengan Kode Etik yang telah digariskan oleh
Organisasi GMPK, adakah pelanggaran kode Etik dari yang
ditetapkan.
3) Dalam proses pelaksanaan terdapat pilihan terhadap 3 (tiga)
hal yang akan mendukung keberhasilan pelaksanaan suatu
rencana adalah :
a) Strategi, yaitu pilihan cara untuk menangani
permasalahan yang kita hadapi, pilihan ini didasarkan
pada data yang terkumpul tentang persoalan yang kita
hadapi dan pilihan pendekatan yang kita pilih yang
didasarkan pada hasil analisis yang matang, dengan
menghitung resiko yang dapat ditimbulkan dari pilihan
cara yang kita lakukan (calculated risk).
b) Taktik, yaitu bagaimana kita memilih siasat atau pola kerja
yang jitu (mensiasati) dalam pemecahan persoalan dengan
memilih langkah-langkah yang tepat sehingga kita dapat
menyelesaikan masalah secara efektif dan efisien.
c) Teknik, yaitu kemampuan penggunaan prosedur baku
yang tepat, atas pilihan teknik yang kita lakukan, sehingga
hasilnya dapat diakui kebenarannya.
4) Pendokumentasian pilihan strategi, taktik dan teknik ini
menjadi penting untuk proses pembelajaran bagi para
generasi penerus di kemudian hari sehingga dapat
menggunakan pengalaman para pendahulu dalam
memecahkan persoalan yang sama.
e. Fungsi Pengendalian
1) Pengendalian (controlling) adalah fungsi komando dengan
kegiatan pengawasan (supervision) disertai dengan
kewenangan memberikan koreksi atas terjadinya

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 68


penyimpangan dari prosedur baku, deviasi rencana dan
terjadinya pelanggaran kode etik perilaku pelaksana di
lapangan.
1) Dibedakan antara pengawasan (supervisi) yang merupakan
fungsi staf yang hanya berwenang memantau dan melaporkan
hasil temuan dan pengendalian yang merupakan fungsi
komando dimana pemegang lewenangan komando atau
pengarahan (direction) diberi kewenangan mengkoreksi
terjadinya penyimpangan prosedur baku, deviasi rencana dan
pelanggaran etika, berupa perbaikan strategi, perbaikan pola
kerja, pembetulaan kesalahan teknis serta penjatuhan sanksi
administrasi, perubahan perilaku dan pengajuan ke
pengadilan apabila terjadi pelanggaran pidana.
3) Proses pengendalian juga dapat digunakan untuk
menjembatani keberlanjutan program jangka menengah dan
jangka panjang dengan memanfaatkan informasi yang
dihasilkan oleh fungsi pengendalian yang diwujudkan dalam
Laporan Tahunan yang dimasukkan dalam topik TINJAUAN &
ANALISIS (TA) yang menghasilkan informasi tentang 4 (empat)
unsur analisis atas Strength (Kekuatan), Weaknesses
(Kelemahan), upportrunity (Peluang) dan Threath (tantangan /
hambatan atau kendala), yang dimiliki organisasi sebagai
masukan proses perencanaan berikutnya.
4) Dengan SWOT Analysis ini kita bisa meyusun rancana lanjutan
pada tahun berikutnya, agar tidak terjadi pengulangan
langkah-langkah yang salah di masa lalu yang menjadi temuan
berulang pada setiap kegiatan audit, sehingga kita terhindar
dari perbuatan penyimpangan, deviasi rencana atau
pelanggaran kode etik perilaku.
B
PasalB21B
MetodaBPengelolaanBKepengurusanBGMPKB
1. Setelah mempelajari proses penanganan permasalahan korupsi
terletak pada dua hal saja yaitu terletak pada aspek kesisteman dan
aspek manusia. Di negara-negara maju pendekatan sistem menjadi

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 69


prioritas untuk ditangani kemudian yang kedua adalah manusia yang
mengoperasikan sistem itu. Oleh karena itu untuk menangani korupsi
secara mendasar kita harus melakukan pembangunan sistem dasn
pembangunan aspek sumber daya manusia.
1. Pembangunan sistem yang bagus harus diikuti oleh penegakan hukum
yang handal, agar ketentuan-ketentuan untuk mengoperasikan sistem
harus bisa dijamin dapat terpatuhi secara akurat, sehingga sistem
dapat berjalan secara benar.
PembangunanBAspekBKesistemanB
a. BBBBPembangunanBSistemBpadaB10B(sepuluh)BGatraB
1) Sistem adalah sekelompok / sekumpulan entitas yang satu
sama lain saling berhubungan yang membentuk suatu
kesatuan yang utuh untuk mewujudkan suatu tujuan
tertentu. Misalnya system arloji yang bertugas atau
bertujuan untuk menunjukkan waktu atau jam berapa saat
ini.
1) Sistem terdiri dari 4 (unsur) yaitu berupa : input (masukan),
process (proses), output (keluaran) dan Feedback (umpan
balik) yang satu sama lain saling berkaitan dan saling
mendukung serta saling berpengaruh.
3) Hasil pengelolaan system disebut dengan istilah outcome
atau disebut juga dengan istilah dampak atau akibat
diberlakukannya suatu system didalam kehidupan ber-
masyarakat, berbangsa dan bernegara, berupa keteraturan
atau ketertiban apabila disain dan pelaksanaan sistemnya
bagus. Namun bisa juga terjadi ketidak teraturan atau
ketidak tertiban apabila system tersebut tidak dapat
dijalankan dengan baik atau disain sistemnya yang tidak baik.
4) Wujud dari system bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
itu berupa aturan baik yang tidak tertulis maupun yang
tertulis berupa :
a) Norma adalah aturan atau standar (patokan) yang
dipergunakan oleh anggota masyarakat sebagai

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 70


petunjuk, perintah, anjuran dan larangan dalam
menjalankan kehidupannya sehari-hari.
(1) Ada beberapa tingkatan daya rekat norma
terhadap sikap dan perilaku yaitu : Cara (usage),
kebiasaan (folkways), Tata Kelakuan (mores) dan
adat istiadat (custom).
(1) Sementara itu ada beberapa jenis norma yang
berlaku dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yaitu berupa : norma
agama, norma kesusilaan, norma kesopanan,
norma kebiasaan dan norma hukum.
b) EtikaBadalah prinsip atau standar yang mengatur perilaku
suatu komunitas atau kelompok organisasi dan individu
yang dibentuk oleh hukum, nilai-nilai sosial, aturan-
aturan dan norma standar.
c) ProsedurB adalah rumusan aturan bagaimana kita
melakukan langkah-langkah yang dijadikan urut1an
tindakan dalam melakukan kegiatan sesuai dengan
disiplin ilmu yang dianuti atau aturan yang diberlakukan.
Prosedur ini bisa digandengkan dengan Etika yang
disebut sebagai etika profesi dan atau etika Organisasi.
5) Keseluruhan aturan yang ada dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang terdapat pada
10 (sepuluh) bidang kehidupan yang diamati oleh GMPK
diharapkan dapat menopang keberhasilan pembangunan
menuju Indonesia Tanpa Korupsi. Oleh karena itu GMPK akan
memantau dan melakukan penguatan atas pengawasan
kegiatan pada ke 10 (sepuluh) Gatra kehidupan tersebut
dengan melakukan Pembangunan Sistem kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada 10 gatra
tersebut.
6) Dengan demikian apabila pembangunan sistem ini ini kita
lakukan dengan seksama dengan desain yang jelas dan dapat
dimengerti, dipahami dan dilaksanakan oleh segenap warga
masyarakat, bangsa dan negara dengan sebaik-baiknya maka

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 71


solusi Indonesia Tanpa Korupsi akan tercapai dengan mudah
apabila pembangunan sistem ini diikuti oleh penegakan
hukum yang tegas, lugas dan tuntas.
b. BBBBBBPembangunanBSistemBPenegakanBHukumBpadaB10B(Bsepuluh)B
GatraBkehidupanBbermasyarakat,BberbangsaBdanBbernegara.B
1) Pembangunan Sistem Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa
dan Bernegara akan membawa makna bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara apabila diikuti oleh
Upaya Penegakan Hukum yang tegas, lugas dan tuntas pada
ke 10 (sepuluh) gatra kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara pada ke 3 (tiga) komponen pembangunan yaitu
Entitas Publik, Entitas Privat dan Entitas Sosial.
1) Dalam rangka penegakan hukum ini harus jelas PERBUATAN
pelanggaran hukum nya dan di dukung oleh minimal 1 (dua)
alat bukti yang cukup valid.
a) Perbuatan melanggar hukum di bidang korupsi dapat
dikelompok kan ke dalam 7 (tujuh) macam, yaitu :
(1) Korupsi terhadap keuangan negara atau
perekonomian negara.
(1) Penggelapan dalam jabatan
(3) Pemerasan dalam jabatan
(4) Pemberian dan atau penerimaan janji atau suap
menyuap.
(5) Kecurangan dalam proses pengadaan barang dan
jasa.
(6) Konflik kepentingan dalam proses pengadaan barang
dan jasa.
(7) Gratifikasi.
b) Adapun dukungan alat bukti yang valid meliputi 5 (lima)
macam alat bukti dalam proses pembuktian tindak pidana
korupsi, yaitu :

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 72


(1) Keterangan atau Pengakuan Saksi baik saksi pelapor
atau saksi mata yang mengetahui, melihat dan atau
mendengar secara fisik terjadinya tindak pidana
korupsi tersebut.
(1) Keterangan Ahli yang dibuat oleh seseorang yang
memiliki bidang keahlian tertentu dari seseorang
ahli di bidang tersebut yang dapat dipertanggung
jawabkan sesuai dengan prosedur baku pada setiap
bidang keahliannya.
(3) Dokumen atau surat yang menunjukkan kebenaran
atas terjadi nya pelanggaran hukum dimaksud.
(4) Petunjuk berupa keterangan dari seorang saksi
mata yang dapat digunakan untuk menelisik urut-
urutan kejadian peristiwa terjadinya pelanggaran
hukum tersebut, termasuk di dalamnya hasil
penyadapan oleh aparat penegak hukum atas
terjadinya pelanggaran hukum tersebut.
(5) Keterangan Tersangka atau Terdakwa yang
menunjukkan bahwa dia adalah pelakunya.
Apabila 1 (dua) diantara ke lima alat bukti tersebut
disampaikan di depan siding pengadilan korupsi, maka
hakim dapat memutuskan bahwa orang tersebut adalah
pelakunya.
3) Peran masyarakat termasuk GMPK dalam proses penindakan
korupsi ini adalah sebagai pemberi bantuan daslam proses
penindakan korupsi berupa :
a) Menghimpun laporan masyarakat atas adanya indikasi
korupsi pada lingkungan dimana mereka berada.
b) Menganalisis tentang jenis perbuatan korupsi dan
adanya dukungan alat bukti atas perbuatan tersebut.
c) Melaporkan kepada Aparat Penegak Hukum setempat
baik PPNS, penyidik Polisi, Jaksa penyidik maupun
petugas pengaduan KPK.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 73


d) Membantu mengumpulkan alat bukti selanjutnya guna
membantu membuat terang perkara korupsi yang
dilaporkan.
e) Bila perlu, siap dihadirkan sebagai saksi dalam
pengadilan (karena pada prinsipnya pelapor dilindungi
oleh aparat penegak hukum).
c. BBBBPembangunanB AspekB SumberB DayaB ManusiaB dalamB memerangiB
korupsi
1) Pembangunan aspek manusia terletak pada pembangunan
kompetensi agar semua pekerjaan dapat dilaksanakan secara
benar dan integritas moral yang handal agar tidak
menyimpang dari etika moral sehingga ke dua-duanya akan
membangun ketangguhan untuk bertahan menghadapi
permasalahan sesulit apapun sehingga didapatkan hasil
optimal dalam mendorong masyarakat melakukan
pencegahan dan penangkalan korupsi di lingkungan masing-
masing.
1) Kompetensi adalah ketrampilan dan pengetahuan seseorang
untuk dapat menjalankan pekerjaannya secara bik dan benar.
Kompetensi dapat dibangun dengan pembekalan
pengetahuan (knowledge) tentang sesuau yang dipelajari
melalui Pendidikan dan pembekalan ketrampilan (skill) melalui
kegiatan pelatihan. Pengetahuan dan ketrampilan ini harus
dibiasakan untuk menghasilkan habit atau kebiasaan sehingga
kompetensi yang dimiliki dapat ditampilkan secara otomatis
(tanpa berpikir khusus). Kompetensi ini akan dapat dipelihara
dalam waktu lama apabila di lingkungan kerja ada
keteladanan.
3) Integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinannya. Integritas adalah satunya pikiran, ucapan dan
perbuatan, Ciri orang berintegritas adalah orang yang akan
bekerja secara baik (mencapai target) dan benar (sesuai
dengan prosedur atau aturan yang ditetapkan serta tidak
melanggar etika) walaupun tidak ada orang yang melihatnya.
Integritas dibangun melalui kegiatan pengembangan

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 74


kepribadian dan pembangunan karakter. Pengembangan
kepribadian dilakukan sejak dini sesuai dengan perkembangan
umur sejak anak-anak, sehingga kegiatan ini dimulai dari
keluarga bahkan sejak anak di dalam kandungan.
4) Kepribadian adalah kombinasi tertentu dari emosi, sikap, dan
perilaku yang merupakan pola respon individu terhadap orang
lain maupun lingkungan. Kepribadian seseorang terdiri dari 5
(lima ) kelompok besar (Teori BIG FIVE) yang terdiri dari :
•ekstraversi (extraversion),
•mudah akur dan bersepakat (agreeableness),
•sifat berhati-hati (neuroticism),
•stabilitas emosi (conscientiousness), dan
•terbuka terhadap hal-hal baru (openness to
experience)
Lima dimensi ini ada dalam tiap manusia, namun hanya satu
dimensi yang mendominasi. Kepribadian juga berubah
melalui tahap kehidupan. Hal ini mungkin karena perubahan
fisiologis yang terkait dengan pengembangan Tapi juga
peengalaman membawa dampak terhadap perilaku.
5) Karakter atau watak adalah sifat batin yang mempengaruhi
segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang
dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya. Sedangkan di
dalam Kamus Sosiologi, pengertian karakter adalah ciri khusus
dari struktur dasar keperibadian seseorang (watak). Struktur
karakter adalah sistem sifat yang relatif permanen yang
diwujudkan dalam cara tertentu bahwa seorang individu
berhubungan dan bereaksi terhadap orang lain, untuk
berbagai jenis rangsangan, dan lingkungan. Namun, karakter
juga dapat dikembangkan dengan cara yang positif sesuai
dengan bagaimana individu memenuhi tantangan psikososial
dari siklus hidup (Erikson).
Approach to character education doesn't exclude anyone.
That's why we base our programs and materials on six ethical
values that everyone can agree on — values that are not
political, religious, or culturally biased. Use the points below to
help young people understand the Six Pillars, and use the
mnemonic devices at right to help them remember.
1) Trustworthiness (dapat dipercaya)
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 75
Be honest • Don’t deceive, cheat, or steal • Be reliable — do
what you say you’ll do • Have the courage to do the right
thing • Build a good reputation • Be loyal — stand by your
family, friends, and country
2) Respect (Rasa Hormat)
Treat others with respect; follow the Golden Rule • Be
tolerant and accepting of differences • Use good manners,
not bad language • Be considerate of the feelings of others
• Don’t threaten, hit or hurt anyone • Deal peacefully with
anger, insults, and disagreements
3). Responsibility (Tanggung Jawab)
Do what you are supposed to do • Plan ahead •
Persevere: keep on trying! • Always do your best • Use self-
control • Be self-disciplined • Think before you act —
consider the consequences • Be accountable for your words,
actions, and attitudes • Set a good example for others.
4). Fairness (Kejujuran)
Play by the rules • Take turns and share • Be open-minded;
listen to others • Don’t take advantage of others • Don’t
blame others carelessly • Treat all people fairly
5). Caring (Menampilkan kebaikan dan perhatian kepada
orang lain atau kepedulian)
Be kind • Be compassionate and show you care • Express
gratitude • Forgive others • Help people in need
6). Citizenship (Hak dan Kewajiban Warga Negara)
Do your share to make your school and community better •
Cooperate • Get involved in community affairs • Stay
informed; vote • Be a good neighbor • ubey lubey laws and
rules • Respect authority • Protect the environment •
Secara umum Jenis Karakter manusia dapat di bagi menjadi 4
(empat) kategori, yaitu :
1). Sanguinis

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 76


Seseorang yang memilik jenis karakter ini pada umumnya
suka bergaul dengan orang lain (ekstrovet).Selain itu seorang
yang berkarakter sanguinis biasanya adalah seorang yang
memiliki kepribadian yang menarik, suka berbicara, memiliki
rasa humor, dll. Mereka juga adalah seorang yang ekspresif,
antusias, periang dan memiliki rasa ingin tahu yang sangat
tinggi.Namun seseorang yang memiliki jenis karakter
sanguinis memiliki kekurangan diantaranya suka
mementingkan diri sendiri, tidak suka mendapatkan kritik dan
pelupa.

2). Jenis Karakter Melankolis


Seseorang yang memiliki jenis karakter melankolis biasanya
adalah seseorang yang tidak suka bergaul dengan orang lain
(introvert), pemikir, dan memiliki sifat pesimis.Pada umumnya
juga mereka adalah seseorang yang suka berpikir secara
mendalam, serius, tekun, suka berkorban dan cenderung
idealis. Walaupun mereka tergolong introvert namun mereka
memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi dan suka membantu
permasalahan orang lain.
3). Jenis Karakter Koleris
Koleris biasanya jenis karakter yang sangat cocok untuk
dijadikan seorang pemimpin.Mereka sangat suka mengatur,
berpetualang, senang dengan tantangan, tegas dalam
mengambil keputusan serta tidak mudah untuk menyerah. Di
balik segala kelebihannya, seorang yang berkarakter koleris
biasanya sering menciptakan kontroversi karena mereka
senang memerintah, terlalu kaku dan sering membuat
keputusan yang tergesa-gesa.
4). Jenis Karakter Plegmatis
Seseorang yang memiliki karakter plegmatis mungkin dapat
disebut orang yang cuek atau santai.Karakter plegmatis ini
lebih dapat berdamai dengan kehidupan bahkan disaat
mereka menghadapai permasalahan yang sulit sekalipun.
Plegmatis ini bisa dikatakan sebagai kebalikan dari karakter

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 77


melankolis karena karakter plegmatis lebih tidak bisa
memendam dendam dan rasa kecewa terlalu lama. Sikap
bersahabat dan cinta damai yang dimiliki oleh seorang
plegmatis malah membuat dia sering di manfaatkan orang
lain.Bahkan seorang plegmatis tidak memiliki tujuan yang
pasti karena mereka hidup seperti air yang mengalir.
3. MemotivasiBPeranBsertaBWargaBMasyarakatBdenganBPolaB4BUB
1) Memotivasi warga masyarakat untuk mengetahui apa peran
serta warga masyarakat dalam memerangi korupsi pada
lingkungannya.
a) Untuk mengetahui peran warga masyarakat dalam
memerangi korupsi, terlebih dulu warga masyarakat harus
mengetahui apa yang dimaksud korupsi itu, kemudian
bagaimana pemberantasan korupsi dilakukan dan
bagaimana peran masyarakat dalam pemberantasan
korupsi serta bagaimana GMPK mengajak warga bangsa
ini untuk menuju Indonesia Tanpa Korupsi.
b) Pemahaman ttg Korupsi yang terdiri dari 7 (tujuh) macam
dimulai dengan korupsi terhadap keuangan negara, yaitu
berupa perbuatan melawan hukum atau penyalah gunaan
wewenang yang menguntungkan diri sendiri, orang lain
atau korporasi dan merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara. Kemudian ada 6 (enam) perbuatan
lain yang dikategorikan korupsi berupa : penggelapan
dalam jabatan, pemerasan dalam jabatan, pemberian dan
penerimaan janji atau suap menyuap, perbuatan curang
dalam proses pengadaan barang dan jasa, konflik
kepentingan dalam proses pengadaan dam gratifikasi.
c) Pemahaman ttg pemberantasan korupsi, disini kita harus
memahami ttg esensi korupsi atau hakekat korupsi itu
apa? Korupsi adalah merupakan fenomena gunung es,
dimana korupsinya digambarkan sebagai es yang diatas
permukaan, yang terjadi manakala ada niat, kesempatan,
kemampuan berbuat dan adanya sasaran yang cocok
untuk dikorupsi. Untuk korupsinya dilakukan tindakan
represif, kmd ternyata gunung es itu terdiri dari dua lapis

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 78


lagi dibawah gunung es itu yang terdiri dari kerawanan
korupsi dan potensi masalah penyebab korupsi.
Kerawanan korupsi ada 5 (lima) yaitu lokasi rawan korupsi,
manusia rawan korupsi, barang-barang yang rawan
dikorupsi, kegiatan rawan korupsi, dan kebijakan Rawan
korpsi. Untuk antisipasi ini dilakukan tindakan preventif.
Yang lapis terbawah adalah PMPK ada lima (5) juga yaitu
Sistem, moral, penghasilan, pengawasan dan ketaatan
pada aturan, hal ini diantisiapsi dengan preemtif yaitu
menangni pada PMPK.
d) Pengetahuan yang berikutnya adalah Strategy “Rumah
GMPK” yaitu bagaimana mengajak 3 komponen
pembangunan (entitas public, entitas privat dan entitas
social), 10 (sepuluh) gatra yang diamati, melalui
perencanaan jangka penjang, jangka menengah dan
jangka pendek, GMPK melakukan kegiatan pengkajian,
pencegahan korupsi, penangkalan korupsi dan bantuan
penindakan yang didukung oleh Badan Usaha dalam
rangka mengumpulkan dana untuk mendukung upaya
menggulirkan roda kegiatan GMPK.
e) Ketiga konsep tentang Gunung Es Korupsi, Pola Deteksi
aksi dalam pemberantasan dana desa dan Strategy Rumah
GMPK sebagai materi pokok yang harus dikuasai oleh
warga GMPK untuk dapat memotivasi bagaimana warga
masyarakat menguasai pengetahuan apa yang dijadikan
landasan untuk melakukan partisipasi mereka dalam
memerangi korupsi di Indonesia menuju Indonesia Tanpa
Korupsi.
1) Memotivasi warga masyarakat agar mau berperan serta
dalam memerangi korupsi
a) Mau berarti ada hasrat untuk berbuat sesuatu dalam
upaya memerangi korupsi, masalahnya bagaimana
memotivasi orang lain agar mau ikut serta berperan
memerangi korupsi.
b) Untuk memotivasi orang agar mau berbuat sesuatu,
tentunya kita harus mampu menjelaskan kepada orang

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 79


tersebut bahwa kegiatan yang akan kita lakukan adalah
baik dalam arti membawa manfaat bagi orang banyak
termasuk diri kita sendiri, atau kita jelaskan kepada
mereka tentang bahaya perbuatan yang kita larang
melakukannya yaitu korupsi, sehingga kita harus
menjauhinya.
c) Di sini kita memberikan pemahaman tentang untung rugi
apabila kita melakukan perbuatan korupsi tersebut baik
bagi diri sendiri, keluarga atau bagi masyarakat luas.
d) Hal ini akan lebih baik kita bisa memberikan gambaran
secara visual dengan menggunakan alat peraga canggih
baik melalui sosial media, media digital dan elektronik
lainnya, Makin sering kita menyampai kannya makin baik
dan makin meresap kedalam ingatan orang yang kita
pengaruhi tersebut.
e) Kemauan itu akan besar amplitudonya apabila kita bisa
mampu membangkitkannya dari dalam alam pikiran
(brain) mereka, perasaan (spiritual) maupun emosi atau
karsa mereka. Melalui kesadaran 3 (tiga) demensi ini
seseorang akan terbangkitkan kedasaran diri mereka lebih
kuat dan mendalam.
3) Memotivasi warga msyarakat agar mampu memerangi korupsi
a) Untuk membangun kemampuan ini kita telah memiliki
konsep P3 K, yaitu melalui pendidikan (memberikan
pengetahuan atau knowledge), Pelatihan, Pembiasaan dan
Keteladanan bagaimana memerangi korupsi.

b) Apabila kita terapkan upaya membangun kemampuan ini


kita akan dapat membangkitkan kemampuan melakukan
kegiatan memerangi korupsi yaitu bagaimana kita
membangun kompetensi memerangi korupsi, sekaligus
memiliki integritas, melalui pelatihan menangnani
permasalahan yang kita hadapi sehari hari, kita akan
makin terasah kemampuan mental atau daya tahan kita
dalam menghadapi setiap kesulitan yang ada di hadapan
kita.
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 80
c) Kemampuan mental ini akan selalu terasah dengan
sendirinya saat kita berhasil menyelesaikan setiap
permasalahan yang menghadang di depan kita, dengan
demikian upaya membangun kemampuan ini harus kita
lakuan secara menerus. Terkait dengan ini pendataan hasil
kegiatan di dalam databased perlu dilakukan untu
pembelajaran berkelanjutan.

4) Memotivasi warga masyarakat agar kontinyu dalam


memerangi korupsi
a) Untuk menjaga kontinyuitas kegiatan memerangi korupsi
ini, kita harus mampu memelihara dan meningkatkan
kemampuan manajerial kita dalam melakukan kegiatan
memerangi korupsi, mulai dari proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.
b) Di samping itu untuk menjaga kontinyuitas kegiatan
memerangi korupsi kita juga harus mampu memelihara
dan meningkatkan ketahanan mental kita dalam mengurai
setiap permasalahan yng memiliki tingkat kesulitan yang
makin hari makin bertambah berat dan bervariasi.
Ketahanan mental ini menjadi yang utama dalam
menghadapi setiap kesulitan dalam menghadapi setiap
jenis permalahan.
c) Kembali lagi peran pendataan hasil kegiatan perlu
dilakukan dalam bentuk Databased kegiatan dan hasil-
hasil kegaiatan organisasi.
4. MembangunBKemampuanBWargaBMasyarakatBdalamBmemerangiBKorupsiB
denganBBPolaBP3BK.B
1) BBPendidikanBdanBPelatihanBKompetensiB
a) PendidikanB dimaksudkan untuk memberikanBpengetahuan kepada
segenap warga masyarakat minimal tentang 3 (tiga) konsepsi
pokok yang dijadikan ajaran GMPK yaitu Gunung Es Korupsi, Pola
Deteksi -Aksi sebagai uypaya pemberantasan korupsi dan Grand
Strategi Rumah GMPK.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 81


b) Pendidikan tersebut dapat melalui 4 tahapan yaitu penataran
tentang GMPK untuk menjadi anggota GMPK, kemudian
pendidikan Kader GMPK (aktivis GMPK), Pendidikan untuk Menjadi
Pimpinan GMPK dan Pendidikan untuk menjadi Pemimpin Bangsa.
c) Pendidikan harus dibarengi dengan Pelatihan untuk memberikan
Ketrampilan (SKILL) untuk membangun kompetensi dalam
memerangi korupsi, dengan demikian antara pengetahuan dan
ketrampilan harus diberikan seirama dengan jenjang atau tingkat
pendidikan yang dilaluinya.
d) Pendidikan dan Pelatihan ini akan menghasilkan kompetensi yang
perlu dimiliki oleh warga GMPK sesuai dengan level kemahirannya
yang menjadi tugas dari Biro Kaderisasi GMPK.
2) BBPendidikanBdanBPelatihanBIntegritasB
a) Pendidikan dan Pelatihan Kompetensi harus dilengkapi dengan
pendidikan dan pelatihan di bidang integritas untuk warga GMPK
memiliki kemampuan ketahanan dalam menghadapi setiap
tantangan kehidupan dan pekerjaan / lembaga / organisasi
(mental).
b) Pendidikan dan pelatihan membangun integritas ini dilakukan
melalui 1 (dua) cara yaitu Pengembangan Kepribadian dan
Pembangunan Karakter.
c) Kepribadian adalah kombinasi tertentu dari emosi, sikap , dan
perilaku pola respon individu. Kepribadian biasanya dipecah ke
dalam komponen sifat yang disebut Big Five , yaitu : keterbukaan
terhadap pengalaman, kesadaran, ekstroversi, keramahan, dan
neurotisme ( atau emosi ) . Komponen ini umumnya stabil dari
waktu ke waktu dan tampaknya disebabkan genetika seseorang
dari pada efek dari lingkungan seseorang. Kepribadian juga
berubah melalui tahap kehidupan. Hal ini mungkin karena
perubahan psikologis yang berkaitan dengan kegiatan
pengembangan kepribadian, tetapi juga merupakan dampak dari
perilaku. Pengembangan kepribadian adalah proses
pengembangan komposisi 5 sifat besar kepribadian sesuai dengan
harapan masyarakat yang tercakup dalam norma masyarakat.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 82


d) Karakter adalah : Sistem sifat, relatif permanen, yang diwujudkan
dalam cara tertentupada saat seorang individu berhubungan dan
bereaksi terhadap orang lain atau lingkungan, untuk berbagai jenis
rangsangan. Pembangunan Karakter adalah suatu proses untuk
membangung 6 (enam) Pilar karakter pada diri seseorang yaitu :
kepercayaan (bisa dipercaya), bisa bertanggung jawab, memiliki
rasa hormat, bersikap adil, memiliki kepedulian dan memiliki
kewargaan ( sense of belonging)
e) Dari kedua kegiatan ini akan membentuk Integritas seseorang yang
memiliki satunya pemikiran, ucapan dan tindakan dalam setiap
kegiatannya, Orang yang berintegritas adalah orang yang mampu
bekerja secara baik (berhasil) dan benar (tidak melanggar atauran
dan etika) walaupun tidak ada seorangpun yang melihatnya.
3) BBPembiasaanBdanBKeteladananBSoliditasBMentalB
1) Aktualisasi kemampuan yang membentuk kompetensi dan
integritas tidak cukup hanya berhenti pada tingkat pendidikan dan
pelatihan saja, tetapi harus dilanjutkan pada proses pembiasaan
yang mengaplikasikan kemampuan kompetensi dan integritas
dalam menghadapi permasalahan keseharian baik dalam
kehidupan pribadi maupun pekerjaan atau dalam berorganisasi.
1) Pembiasaan ini merupakan proses pelatihan yang terus menerus
dilakukan dalam menangani permasalahan sehari-hari sehingga
menghasilkan ketangguhan atau daya tahan dengan
mengaplikasikan kompetensi dan integritas, sehingga membentuk
mental yang tangguh dalam menghadapi setiap permasalahan.
3) Namun ketangguhan ini juga akan meluntur apabila tidak disertai
adanya keteladanan dari orang-orang di sekitar individu tersebut
berada, karena kurangnya keteladanan sehingga mudah
terpengaruh oleh perilaku lingkungan yang tidak baik.
4) BBPendataanBKemampuanBAtasiBMasalahBB
a) Kemampuan mengatasi masalah utamanya untuk mengatasi
tingkat kesulitan yang tinggi perlu didatakan dalam suatu rekaman
visual maupun audio ataupun catatan / dokumen yang dapat
dibuka kembali untuk dijadikan referensi bagi para generasi
penerus dalam menghadapi masalah yang sama atau sejenis.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 83


b) Pendataan tersebut meencakup 3 (tiga) hal pokok yang dapat
dijadikan tuntunan untuk dipelajari di kemudian hari untuk
memecahkan permasalahan yang meliputi strategi, taktik dan
teknik bagaimana memecahkan masalah yang saat ini sedag
dihadapi.
c) Pembuatan databased perlu dipikirkan untuk menggunakan atau
memanfaatkan fasilitas penyimpanan di Cloud yang difasilitasi oleh
program Talk Fusion ( informasinya unlimited).

PasalB22BB
Langkah-langkahBPengelolaanBKepengurusanBGMPKB
Yang dimaksudkan dengan pengelolaan kepengurusan disini adalah bagaimana
membentuk, merubah, mengembangkan dan membekukan kepengurusan
DPD GMPK apabila dijumpai permasalahan yang memerlukan tindakan yang
demikian itu sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, sehingga terdapat
kejelasan dan kepastian tindakan demi menjaga keberlangsungan pengelolaan
organisasi GMPK.
a. BBBPembentukanBBKepengurusanBGMPKB
1) Pemrakarsa,
a) Tingkat DPP.
Pemrakarsa pembentukan DPP GMPK adalah pendiri GMPK sendiri,
setelah berdiskusi dengan para alumni Akabri tahun 1970 atau no.
AK 67 sewaktu Reuni di Magelang tahun 1010, sepakat mendirikan
FPMK (Forum Peduli Memerangi Korupsi), yang direalisir oleh
beberapa orang alumni Akabri seperti Bibit Samad Rianto, Suroso,
Dwi Nugroho, Libertus Henuhili, Purwono Sigit, Yustianus Lasimin,
dengan melibat kan beberapa tokoh / warga masyarakat seperti
Achmad Rivai, ibu Musyiati Arimbi. Prof Achmad Mubarok, H.M.
Irsyad Sudiro, Christine Tobing, Yudi Prianto, Bambang Sapto
Partomosunu, H Sudjarwo Hadjarmintorogo, Martin Sirait,
Douglas Pasaribu akhirnya berhasil mendeklarasikan FPMK pada
tanggal 9 Desember 1011, di Gedung Graha Purnawira Polri, yang

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 84


dihadiri oleh mantan Panglima TNI Endriartono Sutarto dan
anggota DPR RI Bambang Susatyo.
Nampaknya perjalanan FPMK kurang berkembang karena kurang
serasinya kinerja masing-masing fungsionaris, sehingga terjadi
stagnan dan akhirnya terbentuk team 9 yang berusaha melakukan
peningkatan sinkronisasi pemikiran diantara pengurus dan
berupaya membentuk organisasi baru berupa GMPK (Gerakan
Masyarakat Perangi Korupsi). Ke sembilan orang tersebut adalah
Bibit Samad Rianto, Erif Hilmi, Bagus Dwiantho, Ediyanto Jeragan,
Douglas Pasaribu, Christine Tobing, Martin Sirait,Kus Heryuwono,
Achmad Rifai. Kemudian dari ke sembilan orang tersebut
mengajak beberapa pihak sehingga terkumpul 11 (dua puluh dua)
orang untuk membentuk Organisasi GMPK (Gerakan Masyarakat
Perangi Korupsi) sebagai Pendiri Gerakan Masyarakat Perangi
Korupsi, menggunakan Notaris Yul Panuh nomor …….yang terakhir
dengan Akte Notaris No. 06/ 6 Oktober 2016 Yulkhaizar Panuh, SH.
Badan Hukum : AHU -10.AH.01.08 Tahun 2016. Kemudian GMPK di
deklarasikan pada tanggal 25vNovember 2013 di hotel Lumere Senen
Jakarta Pusat.

b) Tingkat DPD
Pemrakarsa adalah orang yang memiliki akses ke DPP GMPK
melalui berbagai macam alat komunikasi. Pemrakarsa
mengumpulkan beberapa tokoh masyarakat setempat untuk
membentuk DPD GMPK baik propinsi maupun Kabupaten / Kota.
Mereka mengadakan rapat untuk membentuk Kepanitiaan, untuk
mengajukan permohonan mendirikan Pengurus DPD GMPK, ke
DPP GMPK.
Untuk DPD GMPK Kabupaten Kota yang belum memiliki DPD GMPK
Propinsi, prosesnya sama dengan DPOD GMPK Propinsi dalam arti
langsung mengkoordinasikannya dengan pengurus DPP GMPK.
Sedangkan bagi DPD GMPK Kabupaten / Kota yang telah memiliki
DPD Propinsi, pemrakarsa wajib berkoordinasi dengan DPD GMPK
Propinsi terlebih dulu, atau pengurus DPP menginformasikan hal
tersebut untuk dikoordinasikan dengan DPD GMPK Propionsi.
Pemrakarsa membuat surat kepada DPP GMPK untuk diijinkan
membentuk DPD GMPK di daerahnya, dilampiri notulensi rapat
yang menghasilkan kesepakatan tokoh Masyarakat untuk

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 85


membentuk GMPK di daerahnya, baik DPD GMPK Propinsi maupun
DPD GMPK Kabupaten / Kota.
1) Pemegang Mandat
Pemrakarsa atau salah satu diantara para tokoh masyarakat yang
bersepakat untuk membentuk DPD GMPK dapat ditunjuk untuk
menjadi Pemegang Mandat pendirian dibentuknya DPD GMPK
Peopinsi atau DOPD GMPK Kab / Kota. Yang ditunjuk sebagai
pemegang mandate tersebut wajib untuk dating ke DPD GMPK untuk
menyampaikan surat permohonon ijin mendirikan DD GMPK di
daerahnya. Pada saat dating ke DPP GMPK diberikan Blangko Surat
Oernyataan kesediaan menjadi anggota GMPK, kemudian
menyerahkan fotocopy KTP untuk dibuatkan Mandat untuk
membentuk DPD GMPK di daerahnya, dengan waktu selama 1 (dua)
bulan kemudian bisa diperpanjang.
Pemegang Mandat berwenang membentuk Kepengurusan DPD GMPK
di daerahnya, dengan mengumpulkan warga / tokoh masyarakat yang
berminat untuk bersama-sama membentuk DPD GMPK, dengan syarat
memiliki kompetensi dan integritas moral dan ketersediaan
berpartisipasisesuai dengan kemampuannya.
Pemegang Mandat menyusun Susunan Pengurus, melalui Rapat
Pembentukan Pengurus DPD GMPK. Kemudian Pemegang Mandat
membuat surat kepada Ketum GMPK untuk meminta ijin pembentukan
DPD GMPK disertai dengan melampirkan Notulensi rapat, susunan
Pengurus DPD GMPK dilengkapi dengan Pernyataan Kesediaan
Bergabung dengan GMPK, Daftar Riwayat Hidup, fotocopy KTP dari
calon pengurus.
3) Verifikasi :
Atas dasar permohonan tersebut, DPP melakukan verifikasi, yang
dilakukan oleh Biro Organisasi dimulai dari verifikasi administrasi,
kemudian pengecekan Daftar Riwayat Hidup untuk mengetahui track
record dari calon pengurus baik melalui media sosial maupun media
lainnya dengan dibantu oleh Biro Administrasi Umum, Biro Audit
Internal, para Korwil yang bersangkutan dan DPD GMPK Propinsi (kalau
sudah ada terlebih dulu). Apabila sudah clear semua, Biro Organisasi
menghubungi Pemegang Mandat untuk menjadwalkan kegiatan
pengukuhan dengan menanyakan kapan ada waktunya Ketum untuk
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 86
melakukan pengukuhan melalui Staf Administrasi Umum, kemudian di
siapkan Surat Keputusan dan setelah dilengkapi segala persyaratan
administrsinya seperti pembelian Pataka dan stempel DPD GMPK yang
bersangkutan.
4) Pengukuhan
Pada saat Pengukuhan bisa dibarengi dengan kegiatan Seminar
tentang sesuatu permasalahan yang sedang menjadi bahan
pembahasan umum di daerah tersebut. Pada saat pengukuhan Ketua
Umum bisa didampingi oleh satu orang pengikut atau lebih
(tergantung kesanggupan DPD GMPK yang akan dikukuhkan untuk
memfasilitasi akomodasinya).
Sebelum kegiatan pengukuhan dilakukan kegiatan Penataran Singkat
kepada Calon Pengurus tentang 3 (tiga) hal yaitu Pengertian Gunung Es
Korupsi, Pola Pemberantasan Korupsi (Teori Deteksi - Aksi) serta Teori
Grand Strategy “Rumah GMPK”.
Debelum Upacara pengukuhan perlu dilakukan “gladi Resik” Upacara
Pengukuhan DPD GMPK dengan tata urutan sebagai berikut:
a) Pembukaan oleh Ketua Panitia
b) Pembacaan ayat suci Al Qur’an (bagi acara yang diselenggarakan
secara Islami)
c) Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
d) Menyanyikan Lagu Mars GMPK
e) Acara Pelantikan / Pengukuhan DPD GMPK
(1) Pembacaan Surat Keputusan Pimpinan DPP GMPK
Pada saat penyebutan nama pengurus, yang disebut namaya
mengambil tempat yang telah disiapkan di podium
(1) Pembacaan Pakta Integritas oleh Calon Ketua DPD GMPK
diikuti oleh semua pengurus DPD GMPK yang akan dilantik.
(3) Pembacaan Naskah Pelantikan oleh Ketua Umum
(4) Penyerahan Pataka GMPK
(5) Penyerahan Surat Keputusan dan Buku Petunjuk

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 87


(6) Foto Bersama antara Pengurus yang sudah dilantuk bersama
Ketum dan Pejabat Pemerintah dan Tokoh Masyarakat yang
hadir di dalam upacara pengukuhan DPD GMPK.
(7) Para Pengurus kembali ke tempat semula
(8) Sambutan1 :
(a) Ketua DOG GMPK yang baru di lantik
(b) Tokoh Masyarakat ( kalau ada )
(c) Pejabat Pemerintah setempat yang hadir
(d) Ketua Umum GMPK
(9) Pembacaan Doa
(10) Menyanyikan Lagu Padamu Negri
(11) Acara selesai dilanjutkan dengan ramah tamah, pada saat ini
bisa diikuti dengan atraksi atau kesenian daerah atau acara
hiburan lainnya
(11) Setelah ini dilanjutkan dengan Seminar, kalau ada.
Paska Pengukuhan, Ketua DPD GMPK melaporkan keberadaan DPD
GMPK ke Dinas Pusbangpol setempat (DPD GMPK Propinsi atau DPD
GMPK Kabupaten / Kota), untuk mendapatkan Surat Tanda
Pendaftaran Organisasi Sosial / Organisasi Massa dengan mengirim
surat permohonan yang dilampiri dengan :
a) Fotocopy Keputusan DPP GMPK tenteng Pembentukan DPD GMPK
b) Fotocpy Akte Notaris tentang Pembentukan GMPK
c) Fotocopy Surat Pendaftaran DPP GMPK di Ditjen AHU
Kemenkumham
d) Surat Ijin Domisili dari Kelurahan setempat
e) NPWP DPD GMPK
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan silaturakhmi dengan
pejabat-pejabat pada tingkat kabupaten / Kota setempat seperti
Bupati/Walikota, Kapolres, Komandan Kodim, Kepala Kejaksaan
Negeri, Ketua Pengadilan, Tokoh1 Masyarakat dan lain-lain, untuk

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 88


memperkenalkan diri atas keberadaan DPD GMPK Kabupaten /
Kota di kabupaten / Kota.
Begitu pula untuk DPOD GMPK Propinsi bersilaturakhmi dengan
Gubernur. Kaspolda, Pangdam, Kajati, Ketua Pengadilan Tinggi dan Tokoh-
tokoh masyarakat di tingkat Propinsi dan lain-lain diri atas keberadaan
DPD GMPK Propinsi di Propinsi.
Selanjutnya melakukan aktivitas GMPK sesuai dengan program Kerja yang
telah dibuat kemudian melaporkan hasilnya kepada Ketua Umum GMPK.
b. BBBPerubahanBKepengurusanBDPDBGMPKB
Perubahan Kepengurusan DPD GMPK, dimungkinkan dilakukan dalam hal :
1) Terjadi ketidak aktifan kepengurusan sejak terbentuknys DPD GMPK.
a). Apabila yang tidak aktif DPD kabupaten / Kota
Untuk menangani hal ini Ketua DPD Propinsi (kalau sudah ada),
atau Korwil setempat bisa menyampaikan ketidak aktifan
kepengurusan DPD Kabupaten /Kota tersebut kepada Ketua Biro
Organisasi dengan tembusan Ketua Biro Audit Internal untuk
melakukan pemantauan dan / atau melakukan pembinaan agar
yang bersangkutan aktif kembali.
Namun apabila ternyata mereka tidak bisa dimotivasi untuk aktif
kembali, maka atas rekomendasi dari Dewan Pengawas GMPK
dapat mengusulkan pembekuan DPD GMPK yang tidak aktif
tersebut kepada Sidang Pleno GMPK untuk diberikan keputusan
Ketum GMPK tentang Pembekuan DPD GMPK yang tidak aktif
tersebut,
Selanjutnya Konsep Pembekuan disiapkan oleh Birom Organisasi
Bersama dengan Biro Administrasi Umum.
b) Apabila yang tidak aktif DPD GMPK Propinsi
Untuk menangani hal ini Korwil setempat bisa menyampaikan
ketidak aktifan kepengurusan DPD GMPK Propinsi tersebut kepada
Ketua Biro Organisasi dengan tembusan Ketua Biro Audit Internal
untuk melakukan pemantauan dan / atau melakukan pembinaan
agar yang bersangkutan aktif kembali.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 89


Namun apabila ternyata mereka tidak bisa dimotivasi untuk aktif
kembali, maka atas rekomendasi dari Dewan Pengawas GMPK
dapat mengusulkan pembekuan DPD GMPK yang tidak aktif
tersebut kepada Sidang Pleno GMPK untuk diberikan keputusan
Ketum GMPK tentang Pembekuan DPD GMPK yang tidak aktif
tersebut,
Selanjutnya Konsep Pembekuan DPD GMPK Propinsi disiapkan oleh
Biro Organisasi Bersama dengan Biro Adfministrasi Umum
1) Terjadi kekosongan Pengurus, karena :
a) Pengurus tidak aktif, kemudian diundurkan dan diganti oleh Ketua
DPD GMPK setempat yang dibahas dalam Sidang Pleno DPD GMPK,
untuk menentukan siapa penggantinya kemudian dibuat konsep
surat usulan pergantian pengurus DPD GMPK ke pada Ketua
Umum GMPK. Selanjutnya Ketum GMPK mengundang Rapat untuk
membahas Pergantian Pengurus DPD GMPK tersebut yang
disiapkan oleh Ketua Biro Organisasi GMPK bersama Biro
Administrasi Umum.
b) Pengurus mengundurkan diri, dibahas oleh DPD GMPK dalam rapat
pleno DPD GMPK kemudian dibahas tentang penggantinya untuk
kemudian disiapkan surat usulan untuk pergantian pengurus DPD
GMPK kepada Ketum GMPK Selanjutnya Ketum GMPK
mengundang Rapat untuk membahas Pergantian Pengurus DPD
GMPK yang bersanbgkutan yang disiapkan oleh Ketua Biro
Organisasi GMP Bersama Biro Administrasi Umum.
c) Pengurus bermasalah, sehingga diundurkan oleh DPP GMPK atas
usulan DPD GMPK setempat setelah melalui verifikasi dari Biro
Audit Internal atas arahan dari Dewan Pengawas GMPK pada DPD
GMPK yang bersangkutan. Sambil menunggu proses tersebut
Ketua DPD GMPK setempat dapat menonaktifkan pengurus yang
bermasalah tersebut.
Masalah yang dapat mengakibatkan diundurkannya seseorang dari
kepenguruan GMPK terdiri dari :
(1) Melanggar aturan pidana dalam pelaksanaan kegiatannya
Ketua DPD GMPK mengkaji seberapa jauh keterlibatan
pengurus GMPK dalam perbuatan pidana disertai dengan
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 90
dukungan alat buktinya yang dilakukan oleh Dewan
Pwengawas DPD GMPK setempat yang kemudian meneruskan
kepada aparat penegak hokum untuk ditindak lanjuti. Atas
dasar itu Ketua DPD GMPK setempat dapat menonaktifkan
pengurus yang terlibat kasus pidana tersebut.
(1) Melanggar Kode Etik Perilaku GMPK
Pelanggaran kode etik berupa terjadinya friksi atau potensi
konflik antar kepengurusan DPD GMPK dan DPD GMPK lainnya
atau DPD GMPK dengan DPP GMPK yang dapat mengganggu
jalannya hubungan komunikasi antar hubungan organsasi
internal GMPK, DPP GMPK dapat menskors untuk sementara
kepengurusan DPD GMPK.
Namun apabila masalahnya tidak bisa membaik Ketum GMPK
dapat membekukan kepengurusan DPD GMPK tersebut,
setelah minta pertimbangan sidang pleno DPP GMPK.
Pelanggaran kode etik yang masih bisa dapat dilakukan
diperbaikan perilaku pengurus yang melanggar tersebut dapat
dipertimbangkan untuk dapat didudukkan kembalik dalam
kepengurusan GMPK.
3) Terjadi Penambahan Struktur Organisasi / penambahan pengurus
Bila terjadi penambahan struktur baru natas perkembangan
kepentingan organisasi, Ketua DPD KMPK setelah mendapatkan
pertimbangan dari rapat Pleno DPD GMPK mengajukan surat
perubahan susunan kepengurusan DPD GMPK kepada Ketua Umum
GMPK, melalui Biro Organisasi GMPK
Selanjutnya Ketua Umum GMPK setelah mendapat persetujuan dari
Rapat DPP GMPK dapat meluluskan atau menolak permohonan DPD
GMPK yang bersangkutan.
4) Terjadi Pergantian Pengurus
Dalam hal terjadi pergantian pengurus atas dasar alasan tertentu,
Ketua DPD GMPK dapat mengusulkan kepada Ketum GMPK melalui
Ketua Biro Organisasi. Selanjutnya atas dasar hal tersebut Katua Biro
Organisasi melakukan verifikasi dibantu oleh Korwil yang bersangkutan

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 91


dan Ketua DPD Propinsi bila yang mengajukan Ketua DPD Kabupaten /
Kota,
Biro Organisasi dapat memproses pengajuan permohonan tersebut
Bersama Biro Administrasi umum untuk mengundang Rapat DPP
GMPK dalam ran gka membahas usulan tersebut,
Selanjutnya Ketum GMPK dapat memutuskan diterima tidaknya
permohonan tersebut setelah mempertimbangkan pendapat peserta
rapat tersebut.
c. BBBBPengembanganBKepengurusanB
Pengembangan kepengurusan dimungkinkan untuk mengikuti
perkembangan tuntutan kepentingan organisasi, perkembangan
masyarakat termasuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perngembangan kepengurusan dapat bisa bergerak kedua arah baik
penambahan maupun pengurangan struktur organisasi. Untuk itu harus
dilakukan penelitian oleh Bidang Pengkajian sub bidang penelitian GMPK.
d. BBBPembekuanBBKepengurusanB
1) Pembekuan kepengurusan dapat dilakukan dalam hal :
a) Ketidak aktifan kepengurusan
b) Pengurus melakukan kesalahan pidana
c) Pengurus melakukan pelanggaran kode etik yang menyebabkan
terputusnya komunikasi antar organisasi GMPK
1) Prosedur pembekuan kepengurusan diatur dalam Mekanisme
Pembekuan Dewan Pengurus Daerah GMPK
a) Menindak lanjuti perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Romah
Tangga GMPK saat ini, DPP GMPK disamping memperkuat
kepengurusan DPP GMPK, juga mengadakan evaluasi keaktifan
kepengurusan DPD GMPK Propinsi dan DOD GMPK Kab / Kota.
b) Dalam rangka verifikasi keaktifan kegiatan DOD GMPK tersebut
dibentuk Team Verifikasi yang dipimpin oleh Ketua Dewan
Pengawasan, diwakili oleh Sekretaris Umum yang beranggotakan :
(1) Ketua Biro Organisasin GMPK
(1) Ketua Koordinator Korwil
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 92
(3) Korwil 1 s/d 5
(4) Ketua Biro IT dan team WEB GMPK
(5) Ketua Biro Administrasi Umum
c) Hasil verifikasi dijadikan bahan untuk menentukan mana DPD
GMPK yang masih bisa diteruskan dan mana yang masih bisa dibina
untuk dilakukan perbaikan dan mana yang harus dibekukan.
d) Selanjutnya dilakukan penilaian kinerja yang dilakukan oleh Biro
Audit Internal yang dibantu Korwil 1 s/d 5
B

BABBBVB
KEANGGOTAANB
PasalB23B
PENGERTIANBKEANGGOTAANB
1. Keanggotaan Organisasi GMPK didasarkan kepada prinsip
kesukarelaan sesuai dengan Tugas dan Tanggung jawabnya, diangkat
berdasarkan syarat-syarat: kesehatan, kemampuan, pengetahuan,
pengalaman dan semangat tinggi yang diperlukan dalam menjalankan
tugasnya, setia dan jujur, memiliki kepedulian terhadap nasib bangsa
serta memiliki Jiwa Pengabdian yang tinggi dan moral yang handal
untuk menunjang tercapainya tujuan Organisasi (GMPK).

1. GMPK memiliki keanggotaan sbb :

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 93


a. Anggota Biasa : adalah Warga Negara Republik Indonesia yang
berminat dan mendaftarkan diri menjadi anggota GMPK.
b. Anggota Kehormatan : adalah Tokoh masyarakat dari Indonesia
yang berminat untuk membantu mengembangkan GMPK dan
bersedia menjadi anggota kehormatan.
c. Anggota Kehormatan Khusus : adalah Tokoh masyarakat dari
Luar Indonesia yang berminat untuk membantu
mengembangkan GMPK dan bersedia menjadi Anggota
Kehormatan, tanpa suatu ikatan apapun.

PasalB24B
PENGANGKATANBBANGGOTAB
B
1. Syarat untuk menjadi Anggota GMPK adalah :
a. sudah berumur 17 tahun keatas,
b. sehat jasmani dan rohani
c. belum pernah terlibat masalah/perkara korupsi.
1. Tata cara pengangkatan :
a. Bagi Anggota Biasa dan Anggota Kehormatan :
1) Menyerahkan Formulir Pendaftaran yang telah diisi lengkap
kepada Sekum melalui Biro Umum.
1) Melaksanakan test Wawancara oleh Biro Umum.
3) Menyerahkan Pas Photo ukuran 1x3 untuk KTA.
b. Bagi Anggota Pengurus :
1) Menyerahkan Surat Bukti penunjukkan oleh Ketum GMPK,
kepada Biro Umum.
1) Menyerahkan Surat Keterangan sehat dari Dokter
3) Mengikuti Wawancara oleh Biro Umum.
4) Menyerahkan Pas Photo ukuran 1x3 untuk KTA.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 94


B
PasalBB25B
PEMBERHENTIANBKEANGGOTAAN
a. Anggota Biasa dan anggota Kehormatan :
1) Mengajukan permohonan berhenti sendiri secara sukarela.
1) Meninggal Dunia.
3) Memiliki sikap atau melakukan perbuatan yang merugikan
GMPK.
4) Pertimbangan lain demi kepentingan GMPK.
b. Anggota Pengurus :
1) Masa jabatan sebagai Pengurus telah habis.
1) Tidak cukup cakap, atau ternyata tidak melaksanakan
tugasnya dengan baik.
3) Memiliki sikap atau melakukan perbuatan yang merugikan
GMPK
4) Meninggal Dunia.
4. Tata cara pemberhentian :
Pelaksanakan pemberhentian Anggota (baik anggota
Biasa/Kehormatan maupun anggota Pengurus) dilaksanakan melalui
Surat Usulan secara tertulis dari Sekum, kemudian dilaksanakan
Rapat Pleno Dewan Pengurus, guna mencocokkan bukti-bukti ke
absahan persyaratannya, maupun pertimbangan-pertimbangan
Organisasi lainnya.
a. Sekum membentuk Team Verifikasi Pemberhantian Anggota yang
terdiri dari :
1) Wakil Sekretarius Umum
1) Biro Administrasi Umum
3) Biro Audit Internal
4) Korwil yang bersangkutan
5) Biro IT dan tim Web
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 95
6) Biro Humas.
b. Hasil verifikasi dijadikan bahan usulan Sekum kepada Ketua
Umum GMPK untuk dilakukan sidang plene pemberhentian
anggoita
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
BABBBVIB
BADANBBUSAHABGMPKB
PasalBB26B
1. Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) dapat mendirikan Badan
Usaha yang legal dan professional untuk setiap bidang kegiatan sesuai
dengan aturan yang berlaku untuk pengumpulkan dana (funds raising)
guna memutar roda kegiatan GMPK dalam rangka mencapai tujuan
GMPK yaitu twrwujudnya Indonesia Tanpa Korupsi.
1. Badan Usaha yang mengelola Kegiatan Usaha tersebut ayat (1) diatas
mengelola Kegiatan Usaha itu secara Profesional (dikelola oleh orang
yang ahli dibidangnya) berdasarkan aturan yang berlaku di negeri ini
atau di tempat usaha itu dilakukan (legal) guna pencapaian tujuan
Organisasi GMPK, yang dikerjasamakan dengan masing-masing bidang
atau lintas bidang kegiatan serta entitas lain yang sejenis.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 96


3. Mengelola dan memberdayakan hasil kegiatan pengumpulan dana
(funds raising) berupa : sumbangan, hibah, donatur, sponsorship
untuk kegiatan-kegiatan tertentu, kontribusi nanggota maupun
Dewan Penyantun dan lain-lain dari masyarakat, organisasi swasta
maupun pemerintah, baik dari dalam negeri maupun luar negeri,
sepanjang tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan tujuan
GMPK serta sesuai dengan peraturan per undang1-an yang berlaku.
4. Kegiatan Badan Usaha setiap bidang ini dikoordinir oleh Ketua Badan
Usaha yang memiliki kemampuan penyiapan bantuan permodalan
bila diperlukan Oleh Badan Usaha dan kemampuan teknis
menganalisis bisnis yang diulakukan oleh Badan Usaha GMPK .
5. Ketua Badan Usaha GMPK dan PIC Badan Usaha per Bidang Kegiatan
mempertanggung jawabkan kegiatannya kepada Wakil Ketua Umum II
GMPK.
B
B
B
B
B
BABBBVIIB
PROGRAMBKERJA,BLAPORANBDANBTUTUPBBUKU.B
PasalB27B
ProgramBKerjaBdanBAnggaran.B
1. Kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi GMPK, dilaksanakan
berdasarkan Program Kerja dan Anggaran Tahunan yang disusun dan
disahkan oleh Dewan Pengurus.
1. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum akhir tahun
berjalan, Rencana Program Kerja dan Anggaran tahun berikutnya
diajukan kepada Dewan Pengurus untuk mendapatkan pengesahan.
3. Dalam penyusunan Rencana Program Kerja dan Anggaran wajib
memperhatikan hasil analisa dan evaluasi (ANEV) pelaksanaan Proja
dan Anggaran tahun berjalan (sebelumnya), saran-saran Forum

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 97


Pakar, Dewan Penasihat / Penyantun serta mempedomani kebijakan
Dewan Pengurus.
4. Program Kerja dan Anggaran tahun berjalan dapat direvisi dengan
persetujuan Dewan Pengurus pada pertengahan tahun anggaran.
B
PasalB28B
SISTEMBPELAPORANB
1. Laporan-laporan yang harus disusun adalah :
a. Laporan Keuangan, yang terdiri atas Laporan Posisi keuangan
pada alkhir periode (neraca), Laporan aktivitas (journal), laporan
arus kas (cash–flow) dan catatan laporan keuangan disusun
secara periodik bulanan.
b. Laporan Tahunan, yang memuat, sekurang-kurangnya :
1) Laporan keadaan dan kegiatan GMPK selama Tahun Buku
yang lalu serta hasil yang telah dicapai.
1) Laporan Keuangan yang terdiri atas laporan posisi
keuangan pada akhir periode, laporan aktivitas, laporan
arus khas dan catatan laporan keuangan.
3) Transaksi yang menimbulkan Hak dan Kewajiban bagi
GMPK.
c. Laporan Insidentil sesuai keperluan dan atau atas permintaan
Ketua Umum / Dewan Pengurus yang dibuat oleh setiap Bidang
sesuai dengan permasalahannya.BBB
1. Khusus laporan tersebut pada ayat (1) Huruf b angka 1 diatas,
disusun oleh Sekretaris Umum dan Bendahara Umum diajukan
kepada Dewan Pengurus setelah dilakukan audit oleh Akuntan Publik
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak tanggal Tahun Buku ditutup.
3. Laporan tersebut ayat (1) diatas ditanda tangani oleh Ketua Dewan
Pengurus, Sekretaris Umum dan Bendahara Umum.
4. Ikhtisar Laporan tersebut ayat (3) diumumkan pada papan
pengumuman di Kantor GMPK dan dimuat dalam Surat Kabar Harian
tingkat Nasional Yang berbahasa Indonesia serta Website GMPK.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 98


BB
PasalBB29B
TUTUPBBUKUBGMPKB
1. Tahun Buku GMPK dimulai tanggal 1 Januari dan ditutup tanggal 31
Desember tahun yang sama, kecuali untuk yang pertama kalinya,
dimulai sejak didirikan sampai dengan tanggal 31 Desember 1013.B
1. Setelah tanggal Tahun Buku GMPK ditutup, Dewan Pengurus
menyusun Laporan Tahunan sebagaimana tersebut dalam Pasal 19,
ayat 1 huruf b tersebut diatas. B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
BABBVIIIB
RAPATB–BRAPATB
PasalB30B
Rapat-rapat sebagaimana tercantum dalam Pasal 19 Anggaran Dasar,
meliputi :
1. Musyawarah Nasional (Munas), diselenggarakan setiap 5 (lima) tahun
sekali dengan agenda Evaluasi Kinerja Dewan Pengurus sekaligus
Pemilihan Ketua Dewan Pengurus baru, untuk periode masa kerja 5
tahun mendatang.
1. Musyawarah Nasional Luar Biasa/Khusus, dilaksanakan secara
Insidentil mengingat pentingnya permasalahan yang mempengaruhi
Eksistensi Organisasi.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 99


3. Rapat Kerja Nasional, diselenggarakan setiap tahun sekali, dengan
mengambil tempat di DPD-DPD yang ada secara bergantian. Agenda
Rakernas adalah membahas Isue-isue terbaru pada tahun berjalan
berkaitan dengan permasalahan Korupsi di Negara RI ini.
4. Rapat Pengurus Paripurna, dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali dengan
agenda Evaluasi Kinerja Dewan Pengurus, berikut koreksi/arahan baru
Oleh Ketua Umum maupun oleh Dewan Penasihat / Penyantun bagi
kinerja Pengurus untuk masa kerja tahun berikutnya, ataupun
penggantian Pengurus/anggota Dewan Pengurus baru.
5. Rapat Pleno DPP, diselenggarakan secara insidentil dengan
memperhatikan permasalahan yang muncul yang memerlukan
kebijaksanaan Ketua Umum /Dewan Pendiri.
6. Rapat Pimpinan, diselenggarakan secara periodik (mingguan atau
sesuai dengan kesepakatan Pimpinan Dewan Pengurus) maupun
secara insidentil tergantung kebutuhan dinamika organisasi, dihadiri
oleh Pimpinn (Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum) dan Sekjen serta
pejabat lainnya sesuai pokok bahasan permasalahannya.
7. Musyawarah Daerah Tingkat I, diselenggarakan setiap 5 (lima) tahun
sekali, dengan agenda permasalahan Daerah yang akan dibawa pada
Munas.
8. Musyawarah Daerah Tingkat II, diselenggarakan setiap 5 (lima) tahun
sekali, dengan agenda permasalahan yang akan dibahas didalam
Musyawarah Nasional.
9. Rapat pengurus Harian, diselenggarakan sewaktu-waktu ada
permasalahan yang perlu di sepakati oleh seluruh
Bagian/TIM/Biro/Deputi dari GMPK.
10. Rapat Tim Penugasan (Task Force) sesuai dengan tugas yang diberikan
oleh Pimpinasn GMPK yang dipimpin oleh Ketua Tim dengan anggota
sesuai dengan ketentuan da;lam Anggaran Rumah Tangga GMPK
maupun Peraturan Pimpinan GMPK.
B B B
B
B
B
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 100
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
BABBIXB
TATABBCARABBKERJABGMPKB
PasalB31B
PEDOMANBUMUMBTATABCARABKERJABGMPKB
1. Dalam melaksanakan tugas masing-masing unsur GMPK wajib
menerapkan prinsip Koordinasi, Integrasi dan sinkronisasi (KIS).
1. Setiap pimpinan bertanggung jawab memimpin dan mengawasi
anggotanya demi terwujudnya efektivitas dan efesiensi GMPK.
3. Setiap anggota wajib melaksanakan dan mengikuti petunjuk
pimpinannya secara berjenjang serta bertanggung jawab kepada
pimpinannya masing-masing.
4. Dalam hal seorang pejabat GMPK tidak dapat bertugas secara
permanen selama 6 (enam) bulan berturut-turut karena sakit, maka

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 101


yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat dan diganti dengan
pejabat baru.
5. Dalam hal Pejabat GMPK mengalami musibah meninggal dunia ,maka
segera dilakukan penggantian dengan pejabat baru.
6. Dalam hal pejabat GMPK kedapatan alat bukti melakukan tindakan
tidak terpuji dalam kehidupan bermasyarakat diharapkan yang
bersangkutan mengundurkan diri dari jabatannya.
7. Dalam hal pejabat dan anggota GMPK kedapatan alat bukti
melakukan tindak pidana utamanya korupsi, dilengserkan dari jabatan
dan atau keanggotaan GMPK.
8. Konsekwensi Administrasi Keuangan yang menyangkut hal tersebut
butir (4) dan (5) tersebut diatas, dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan umum yang berlaku.
B
B
B
B
B
PASALB32B
PEDOMANBTATABCARABKERJABPENGELOLAANBGMPKB
1.BBB PERENCANAANB
a. Perencanaan GMPK dibuat oleh DPP dan DPD GMPK dalam
bentuk Rencana Jangka Panjang (RJP), Rencana Jangka Menengah
(RJM) dan Rencana tahunan.
b. Dalam proses perencanaan ini biasannya dilakukan juga fungsi
pengorganisasian, yaitu pengaturan sumberdaya baik manusia,
peralatan, metoda dan pendanaannya, dengan demikian proses
perencanaan ini harus menghasilkan program yaitu rencana yang
sudah disesuaikan dengan sasaran, lokasi, waktu, pelaksana dan
dukungan pem,biayaannya.
c. Rencana Jangka Panjang berisi tentang :

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 102


1) Uraian kondisi 10 (sepuluh) gatra kehidupan masyarakat,
bangsa dan negara pada ke tiga entitas pembangunan
(masyarakat, dunia usaha dan biroktrasi), sebagai hasil kerja
(output) dari Dewan Pakar dan Bidang Pengkajian GMPK,
berupa permasalahan pada setiap gatra yang dikaji.
1) Uraian kondisi kinerja ketiga entitas pembangunan
(masyarakat, dunia usaha dan birokrasi), sebagai hasil kerja
Bidang-bidang GMPK baik Pencegahan, Penangkalan, Bantuan
Penindakan dan Pendidikan Anti Korupsi, merupakan
penilaian kinerja ketiga komponen pembangunan.
3) Uraian kondisi pengumpulan pendanaan GMPK melalui Badan
Usaha, kontribusi anggota dan masyarakat, dunia usaha dan
kerjasama dengan entitas publik secara legal dan professional
dalam rangka pencegahan dan penangkalan korupsi, sehingga
GMPK mampu mendapatkan pendanaan dalam membiayai
GMPK.
4) Rencana Jangka Panjang selama 15 tahun, setiap lima tahun
disusun Rencana Jangka Menengah dengan rincian sasaran :
a) Lima tahun Pertama : memperkuat kelembagaan, dengan
jalan memperkuat SDM DPP dan kemampuan SDM GMPK
melalui pembelajaran Kaderisasi, menambah jumlah DPD
GMPK dg sasaran 34 Propinsi terbentuk, 100 DPD GMPK
Kabupaten / Kota terbentuk dan terpenuhinya
persyaratan Musyawarah Nasional dimana setiap Propinsi
memiliki paling tidak 1 DPD GMPK Kab / Kota disamping
DPD GMPK Propinsi pada setiap propinsii; memantapkan
Metoda Kerja GMPK dalam memantau dan memperkuat
pengawasan kegiatan ketiga entitas pembangunan,
fasilitas GMPK dan penyiapan penggunaan digitalisasi
serta mulai melakukan pemantauan terhadap kinerja
ketiga entitas pembangunan, membangun Pusat Edukasi
Anti Korupsi (PEAK) pada setiap DPD GMPK dan sekolah
anti korupsi, pembentukan Badan Usaha pada setiap
bidang kegiatan GMPK untuk mendapatkan dana secara
legal dan professional sesuai dengan aturan yang berlaku
di negeri ini, maupun di negeri tempat kegiatan dilakukan.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 103


b) Lima tahun kedua adalah memantapkan penguatan
kelembagaan, Peningkatan Kemampuan SDM dengan
pembelajaran untuk memenuhi syarat menjadi Pimpinan
GMPK, peningkatan pembentukan DPD GMPK Kabupaten
/ Kota menjadi 300 an, peningkatan upaya pemantauan
dan penguatan kegiatan pengawasan terhadap ketiga
entitas pembangunan, perintisan pembentukan akademi
integritas, pemantapan kinerja Badan Usaha GMPK secara
legal dan professional, penyiapan pembangunan Kantor
GMPK secara mandiri.
c) Lima tahun ketiga adalah penguatan operasionalisasi
kegiatan GMPK dengan memantapkan pelaksanaan kinerja
GMPK, mengevaluasi program penguatan kelembagaan
dengan membentuk DPD GMPK Kab/Kota sejumlah 400 an,
dan meningkatkan kemampuan kepemimpinan GMPK
melalui pembelajaran kemampuan Kepemimpinan
Nasional GMPK, memperkuat akademi integritas,
memperkuat rencana pembangunan Kantor (Markas
Komando) GMPK secara mandiri, mendorong keikut
sertaaan masyarakat dalam pemanfaatan hasil kerja
Badan Usaha GMPK.

d) Lima tahun ke empat adalah meningkatkan pengabdian


masyarakat GMPK pada 10 (sepuluh) gatra kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara, pembangunan Kantor
(Markas Komando) GMPK lengkap dengan sarana
Pendidikan anti korupsi / Akademi Integritas dan
Pendidikan Kepemimpinan Nasional GMPK.

e) Lima tahun ke lima adalah peningkatan peran serta GMPK


dalam Pembangunan Nasional dengan mendorong peran
serta ketiga entitas pembangunan dalam kiprahnya
menuju INDONESIA TANPA KORUPSI.
d. Rencana Jangka Menengah berisi tentang :
1) Uraian kondisi 10 (sepuluh) gatra kehidupan masyarakat,
bangsa dan negara pada ke tiga entitas pembangunan
(masyarakat, dunia usaha dan biroktrasi), sebagai hasil kerja
(output) dari Dewan Pakar dan Bidang Pengkajian GMPK,
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 104
berupa permasalahan pada setiap gatra yang dikaji, selama
lima tahun terakhir.
1) Uraian kondisi kinerja ketiga entitas pembangunan
(masyarakat, dunia usaha dan birokrasi), sebagai hasil kerja
Bidang-bidang GMPK baik Pencegahan, Penangkalan, Bantuan
Penindakan dan Pendidikan Anti Korupsi, merupakan
penilaian kinerja ketiga komponen pembangunan, sedlama
lima tahiun terakhir.
3) Uraian kondisi pengumpulan pendanaan GMPK melalui Badan
Usaha, kontribusi anggota dan masyarakat, dunia usaha dan
kerjasama dengan entitas publik secara legal dan professional
dalam rangka pencegahan dan penangkalan korupsi, sehingga
GMPK mampu mendapatkan pendanaan dalam membiayai
GMPK, selama lima tahun terakhir.
4) Rencana Jangka Menengah selama 5 tahun, setiap lima tahun
disusun Rencana Jangka Menengah dengan rincian kegiatan
sbb. :
a) Pemilihan Sasaran Kegiatan yang diambil dari hasil
analisis Dewan Pakar danlaporan hasil kegitan Bidang
Pengkajian untuk ditentukan skala prioritasnya.
b) Pemilihan Cara Bertindak diambilkan dari laporan hasil
kegiatan bidang-bidang GMPK serta pemilihan solusi
terbaik yang diambilkan dari laporan hasil bidang
pengkajian,
c) Penentuan jenis kegiatan yang dilakukan pertahun
ditentukan dari hasil maching antara Sasaran prioritas
dengan ketersediaan dana yang bisa dihasilkan oleh
Bidang Usaha dan kontribusi anggota dan masyarakat
untuk mendukung kegisatan GMPK.
e. Rencana Jangka Pendek 1 tahun atau RKT (Rencana Kerja Tahunan)
yang berisi tentang :
1) Uraian kondisi 10 (sepuluh) gatra kehidupan masyarakat,
bangsa dan negara pada ke tiga entitas pembangunan
(masyarakat, dunia usaha dan biroktrasi), sebagai hasil kerja
(output) dari Dewan Pakar dan Bidang Pengkajian GMPK,
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 105
berupa permasalahan pada setiap gatra yang dikaji, selama
tahun terakhir.
1) Uraian kondisi kinerja ketiga entitas pembangunan
(masyarakat, dunia usaha dan birokrasi), sebagai hasil kerja
Bidang-bidang GMPK baik Pencegahan, Penangkalan, Bantuan
Penindakan dan Pendidikan Anti Korupsi, merupakan
penilaian kinerja ketiga komponen pembangunan, selama
tahun terakhir.
3) Uraian kondisi pengumpulan pendanaan GMPK melalui Badan
Usaha, kontribusi anggota dan masyarakat, dunia usaha dan
kerjasama dengan entitas publik secara legal dan professional
dalam rangka pencegahan dan penangkalan korupsi, sehingga
GMPK mampu mendapatkan pendanaan dalam membiayai
GMPK, selama tahgun terakhir.
4) Rencana Jangka Pendek selama 1 tahun, setiap tahun disusun
Rencana Jangka Pendek dengan rincian kegiatan sbb :
a) Perkiraan Tantangan yang dihadapi di tahun depan
diambilkan dari hasil analisis Dewan Pakar dan Hasil Kerja
Bidang yang berisi hasil analisis SWOT dari Laporan
Tahun lalu.
b) Penentuan Kegiatan selama 1 tahun yang akan datang
yang berisi :
(1) Prioritas sasaran pemantauan dan penguatan
pengawasan berupa Jenis Gatra yang dipantau dan
diawasi, daerah pemantauan dan penguatan
pengawasan (dipilih yang paling bermasalah yang
berdampak luas), jenis dan nama Entitas yang
dipantau dan diawasi
(1) Kegiatan meliputi :
(a) Penanganan Korupsi yasng meliputi Bidang:
pengkajian akar masalah korupsi, pencegahan
korupsi, penangkalan korupsi, bantuan
penindakan korupsi, koordinator wilayah,
organisasi dan kaderisasi GMPK.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 106


(b) Pendidikan Anti Korupsi dan Penyiapan
Dukungan kegiatan GMPK yang meliputi:
Kesekretriatan (administrasi Umum, Hubungan
Masyarakat, dukungan IT), Perbendaharaan,
Pengawasan Internal, Dewan Pakar, Badan
Usaha GMPK.
© Independensi DPD GMPK merngharuskan
barupenentuan kegiatan ini secara bottom up
dikumpulkan dari bawah pada musyawarah
daerah sebelum dan sesudah rapat kerja
nasional GMPK.
d) Arahan atau petunjuk dari DPP berupa
perumusan prioritas kegiatan, metoda kerja
serta kerjasama kegiatan sejenis baik bidang
maupun
(3) Metoda Pengelolaan Kegiatan,
(a) Setiap kelompok kegiatan yang sejenis
membuat aturan main sendiri sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga untuk dijabarkan ke dalam SOP,
Buku Petunjuk Teknis maupun Buku Petunjuk
Pelaksanaan yang lebih rinci.
(b) Pedoman rinci ini dapat dilakukan revisi setiap
ada perkembangan tantangan, tuntutan pola
kegiatan, kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan serta tuntutan masyarakat.
© Walaupun independensi dalam penentuan
kegiatan maupun dukungan pembiayaan juga
disiapkan pengurus DPD GMPK, namun dalam
metoda melaksanakan kegiatan GMPK harus
tetap merupakan kebulatan pemikiran
bersama, sehingga revisi perubahannya harus
di bahas dalam Rapat Kerja Nasional.
(4) Dukungan Pembiayaan

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 107


(a) Indepensi atau kemandirian setiap DPD GMPK
baik penentuan sasaran kegiatan maupun juga
menyiapkan pembiayaan sendiri oleh masing-
masing DPD GMPK yang menggunakan Pola
yang telah disepakati Bersama dalam Rapat
Kerja Nasional GMPK. Dengan demikian
volume kegiatan disesuaikan dengan
kemungkinan dana yang dapat diperoleh oleh
DPD GMPK.
(b) GMPK dapat bekerjasama dengan ketiga
Entitas Pembangunan yang sedang dipantau
dan atau ditingkatkan pengawasannya, apabila
GMPK melalui Badan Usahanya bisa
mengadakan MOU dengan Entitas yang
dipantau atau ditingkatkan pengawasannya
maka masalah pemnbiayaan tersebut dapat
dicantumkan dalam MOU tersebut,

2.B PELAKSANAANB
a. Dalam melaksanakan kegiatan, petugas GMPK harus dilengkapi
dengan Surat Tugas dari Pimpinan Unit Organisasi yang
menugaskan, baik secara perseorangan maupun dalam bentuk Tim
Kerja.
b. Apabila dalam ikatan Tim Kerja maka bisa terdiri dari 1(satu) fungsi
ataupun gabungan fungsi dimana fungsi yang memiliki tugas pokok
tentang permaslahan tersebut yang ditunjuk sebagai pimpinan Tim.
c. Rincian Kegiatan masing-masing fungsi :
1) Fungsi Pengkajian, terdapat 3 kegiatan pokok yaitu :
a) Kegiatan Penelitian, digunakan Buku Petunjuk nomor 01
tentang Penelitian,
b) Kegiatan Pencarian Solusi Terbaik digunakan Buku Petunjuk
nomor 01 tentang Pencarian Solusi Terbaik.
c) Kegiatan Pemnbuatan Action Plan digunakan Buku
P{etunjuk nomor 03 tentang Pembuatan Action Plan dalam

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 108


rangka pemberian konsultasi kepada p[ihak yang minta
dibantu menangani masslahnya,
Catatan : ketiga Buku Petunjuk ini perlu dilakukan pengkajian
ulang disesuaikan dengan kondisi saat ini.
1) Fungsi Pencegahan Korupsi, terdapat 1 (dua) macam kegiatan
dengan 5 (lima) sasaran :
a) Kegiatan Pemantauan dengan sasaran :
(1) Lokasi Rawan Korupsi (masuknya duit, keluarnya duit
dan terdapat disparitas mencolok penghasilan dengan
peredaran uang di lokasi tersebut)
(1) Manusia Rawan Korupsi (rekrutmen dan pembinaan
karier)
(3) Kegiatan Rawan Koruposi ( pembangunan proyek, PBJ,
penegakan hokum, adminstrasi negara, dll)
(4) Pengelolaan Barang yan g rawan di korupsi (inventaris
kantor, sumber daya alam, barang sitaan, rampasan dll)
(5) Kebijakan rawan korupsi ( perjanjian jangka Panjang,
ke tidak sinkronan p;usat dan daerah, dll)
Catatan:
Kegiatan yang dapat dilakukan GMPK adalah dalam lingkup
pengawasan sosial (Societal control) pada aspek
pencegahan korupsi adalah dilakukan dengan memantau
kegiatan kegiat an pencegahan korupsi yang dilakukan oleh
ke tiga Entitas Pembangunan dan Penguatan Pengawasan
Pencegahan Korupsi pada 5 (lima ) aspek kerawanan
korupsi (corruption Hazards) yaitu Lokasi Rawan, Manusia
Rawan, Kegiatan Rawan, Barang yang Rawan di korupsi dan
Kebijakan yang Rawan Korupsi (kebijakan koruptif).
ART ini harus dilengkapi dengan Buku Petunjuk
Pemantauan Kegiatan untuk memantau kegiatan
Pencegahan pada ketiga Entitas Pembangunan, yang berisi
tentang Obyek atau Sasaran Pemantauan, Metode
Pemantauan dan Subyek Pengawasan (orang-orang yang

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 109


dilibatkan dalam proses Pemantauan Pencehgahan Ko/rupsi
pada ke tiga Entitas tsb.
Dalam rangka Pemantauan pada ke tiga sasaran Entitas
Pembangunan tersebut, perlu dicek apakah sudah
dilakukan kegiatan Anti Korupsi / Fraud dengan
menggunakan Sistem Anti Korupsi / Fraud sebagai berikut :

Seberapa jauh system ini telah diterapkan dalam


penanggulangan korupsi / Fraud pada Entitas yang diteliti
untuk menentukan hasil pemantauan anti korupsi / Fraud
pada Entitas tersebut.
b) Penguatan Pengawasan ke lima sasaran pemantauan yang
lemah atau tidak dijalankan secara baik, sebagai hasil
kegiatan Pemantauan Pencegahan Korupsi pada ke tiga
Entitas Pembangunan ytahun lalu.
Catatan : Pengelolaannya dibuatkan Buku Petunjuk Tentang
Kegiatan Penguatan Pengawasan Pencegahan Korupsi, yang
berisi tentang hasil Pemantauan Pencegahan Korupsi pada
ketiga entitas Pembangunan Tahun Lalu,kemudian Obyek,
Metoda dan Subyek Penguatan Pengawasan Pencegahan
Korupsi pada ke tiga Entitas Pembangunan.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 110


3) Fungsi Penangkalan Korupsi ada 3 (tiga) kegiatan dan ditambah
1 (satu) kegiatan yang disatukan antara Penangkalan Korupsi
dengan Pencegahan Korupsi ke dalam Kegiatan Pendidikan Anti
Korupsi. Sasaran Penangkalan korupsi ada 5 (lima) Sasaran:
a) Sasaran Penangkalan Korupsi terdiri dari :
(1) Kersisteman seberapa jauh masih memberi peluang
terjadinya korupsi
(1) Seberapa jauh Moral telah terdegradasi
(3) Seberapa besar nilai Penghasilan yang tidak atau
belum rasional
(4) Seberapa jauh efektivitas Pengawasan
(5) Seberapa tinggi Ketaatan pada aturan di Entitas yang
sedang dipantau
b) Kegiatan Penangkalan Korupsi terdiri dari :
(1) Kegiatan Pemantauan Penangkalan Korupsi yang
terdiri dari kegiatan:
(a) Pemantauan perumusan Regulasi / Sistem
maupun pelaksanaan regulasi tersebut di
lapangan.
(b) Pemantauan Sistem Pengamanan / Pengawasan
Internal
(c) Pemantauan Disiplin / Ketaatan kepada aturan
(d) Pemantauan Pembuatan Aturan dan Pelaksanaan
Aturan Penggajian yang rasional
(1) Kegiatan Penguatan Pengawasan Penangkalan Korupsi
dilakukam terhadap hasil pemantauan terhadap
kegiatan penangkalan korupsi yang lemah atau belum
dikerjakan secara benar atau tidak dijalankan secara
baik, sebagai hasil kegiatan Pemantauan Penangkalan
Korupsi pada ke tiga Entitas Pembangunan tahun lalu.
Catatan : Pengelolaannya dibuatkan Buku Petunjuk
Tentang Kegiatan Penguatan Pengawasan Penangkalan

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 111


Korupsi, yang berisi tentang hasil Pemantauan
Pen
Penangkalan Korupsi pada ketiga entitas
Pembangunan Tahun Lalu,kemudian dirumuskan
Obyek, Metoda dan Subyek Penguatan Pengawasan
Pencegahan Korupsi pada ke tiga Entitas
Pembangunan.
(3) Kegiatan Pembangunan Tradisi / Budaya Anti Korupsi
(a) Pembangunan Tradisi dimulai dari kebiasaan yang
diikuti oleh orang lain dalam komunitas social.
Tradisi atau kebiasaan (Latin: traditio,
"diteruskan") adalah sesuatu yang telah dilakukan
untuk sejak lama dan menjadi bagian dari
kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya
dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau
agama yang sama.
(b) Tradisi Anti Korupsi yang akan dibangun GMPK
pada hakekatnya merupakan pembangunan
Integritas.. Integritas adalah konsistensi dan
Pembangunan ketangguhan dalam menjunjung
nilai-nilai
nilai luhur dan keyakinan kita. Nilai
Nilai-nilai anti
korupsi berisi tentang nilai-nilai
nilai kebenaran dan
kebaikan. Nilai-nilai
nilai Integritas didasarkan pada
prinsip-prinsip
prinsip : Kejujuran, Keberanian
menyampaikan kebenaran, ketaatan, tanggung
jawab, rasa memiliki, rasa hormat, rasa percaya
diri fdamn loyalitas.. Aktualisasi Integritas dalam
sikap dan perilaku adil, konsisten, peduli, mandiri
dan kerja keras.
Segara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 112


(c) Pembangunan Tradisi dan Budaya Anti Korupsi
pada hakekatnya terletak pada bagaimana
aktualisasi nilai-nilai anti korupsi atau Nilai-nilai
Integritas ini ke dalam sikap, perilaku warga
komunitas dalam kehidupan mereka sehari-hari
dan dalam berorganisasi.
(d) Bagaimana mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut
ke dalam sikap dan perilaku dilakukan melalui
konsep P3 K (Pendidikan untuk mentransfer
pengetahuan (knowledge), Pelatihan untuk
mentransfer ketrampilan (skill), Pembiasaan
untuk mentrnsfer kebiasaan (habit) dan
Keteladanan dengan menciptakan lingkungan
yang kondusif untuk aktualisasi nilai-nilai ke
dalam sikap dan perilaku warga komunitas dalam
kehidupannya dan dalam lingkungan organisasi.
Secara skematis digambarkan dalam bagan
sebagai berikut :

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 113


(e) Proses pembangunan Tradisi dan Buidaya Anti
Korupsi ini dibuatkan Buku Petunjuk tersendiri.
(4) Kegiatan yang disatukan antara bidang Pencegahan
(penanganan aspek manusia rawan korupsi) dan
bidang Penangkalan Korupsi (utamanya aspek moral
yang terdegradasi), ke dalam Kegiatan Pendidikan Anti
Korupsi atau Pendidikan Integritas.
4) Fungsi Bantuan Penindakan, terdapat 4 (empat) kegiatan yang
dilakukan. Sebelumnya kegiatan ini dinamakan Advokasi yang
diatur dalam Buku Petunjuk nomor 4, yang tenbtunya harus
diperbaiki lagi untuk menjadi Buku Petunjuk Bantuan
Penindakan. Adapun 4 (empat) kegiuatan tersebut adalah:
a) Kegiatan penerimaan laporan tentang indikasi Korupsi dan
laporan tentang tindak kesewenang-wenangan terhadap
pelapor.
b) Kegiatan Analisis tentang laporan tersebut untuk ditelisik
tentang perbuatan korupsinya yang didukung oleh alat
bukti yang valid untuk dilaporkan kepada Aparat Penegak
Hukum dan pemberian advokasi dan/ atau litigasi terhadap
laporan tindak kesewenang-wenangan terhadap pelapor.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 114


c) Kegiatan Hubungan Antar Lembaga untuk menangani ke
dua jenis laporan tersebut untuk mendapatkan
penyelesaian baik secara musyawarah (advolkasi) maupun
melalui jalur hUkum (litigasi).
5) Fungsi Pendididkan Anti Korupsi, terdapat 3 (tiga) macam
kegiatan yaitu :
a). Pemantauan Kegiatan
(1) Pemantauan Perumusan Kebijakan di bidang
Pendidikan Nasional
(1) Pemantauan Perumusan Kebijakan Pendidikan Anti
Korupsi.
(3). Pemantauan Pelaksanaan Pendidikan Anti Korupsi oleh
ketiga Entitas Pembangunan
(4) Pemantauan Pelaksanaan Pendidikan Anti Korupsi oleh
GMPK
b). Penguatan Kegiatan Pengawasan
(1) Pelaksanaan Perumusan Kebijakan Pendidikan
Nasional
(1) Pelaksanaan Perumusan Kebijakan Pendidikan Anti
Korupsi oleh ketiga Entitas Pembangunan
(3) Pelaksanaan Pendidikan Anti Korupsi oleh ketiga
Entitas Pembangunan
(4) Pelaksanaan Pendidikan Anti Korupsi oleh GMPK.
c) Penyelenggaraan Pendidikan Anti Korupsi oleh GMPK
(1) Pusat EDukasi Anti Korupsi di setap DPD GMPK
(1) Sekolah Anti Korupsi di setiap DPD GMPK
(3) Akademi Integritas di DPP GMPK
6) Fungsi Koordinator Wilayah, mengkoordinir DPD - DPD baik
Propinsi maupun Kabupaten/Kota dalam melaksanakan
kegiatan GMPK di wiilayah koordinasinya. Terdapat kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 115


a) Pemantauan kegiatan DPD GMPK baik propinsi maupun
Kabupaten / Kota. Dalam kegiatan pemantauan ini Korwil
melihat kegiatan dan mengukur kinerjanya sekaligus
menilai nya, menemukan masalah dan / atau
penyimpangan aturan atau deviasi dari rencana untuk
dapat membantu memecahkan permasalahan yang
dihadapi DPD GMPK dan /atau menjembatani penanganan
masalah tersebut dengan pihak-pihak terkait maupun
dengan Unit Organisasi DPP yang berkepentingan,
menangani penyimpangan yang terjadi, memberikan
koreksi atas deviasi serta mengarahkan agar DPD GMPK
tetap mengikuti aturan yang seharusnya dan atau kebijakan
yang telah digariskan oleh Pimpinan DPP GMPK.
b) Penguatan Kegiatan Pengawasan DPD GMPK Propinsi dan
Kab / Kota yang dinilai lemah untuk dapat meningkatkan
kinerjanya secara optimal dengan memberikan bantuan
kekuatan atau dukungan teknologi yang diperlukan serta
pembelajaran dalam meningkatkan kapasitas DPD GMPK
bahkan pengaturan kembali status DPD GMPK yang
bersangkutan.
7) Fungsi Organisasi, untuk mengatur pembagian tugas secara
menyeluruh, dikelompokkan ke dalam fungsi-fungsi dan
dibentuk struktur organisasi,Bida menentukan deskripsi jabatan,
kemudian Standar Baku Operasi, serta pengaturan sumber
daya yang diperluklan dalam menjalankan kegiatan
organisasi.Fungsi Organisasi mempunayi kegiatan antara lain :
a). Pewmbentukan DPD-DPD GMPK baik pacda tingkat
Propinsi maupun Kabupaten / Kota.
b) Memantau dan mengevaluasi Kinerja DPD-DPD GMPK serta
Unit-unit Organisasi DPP GMPK, untuk melihat tingkat
efektivitas pelaksanaan tugasnya (penilaian terhadap
penyelenggaraan fungsi-fungsi & faktor1 manajemennya).
c) Menyampaikan saran pemberdayaan kapasitas fator-fakltor
manajemen organisasi atas dasar penilaian efektivitas
kinerja untuk perbaikan kinerja sampai dengan pada
pembekuan organisasi maupun melikuidasinya.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 116


Buku Petunjuk tentang Organisasi diatur dalam Buku Petunjuk
nomor 07 dan Buku Petunjuk teknis tentang Pembentukan DPD
GMPK yang perlu diperbaharui.
8) Fungsi Kaderisasi, untuk pemberdayaan Faktor Manajemen
SDM atau istilah sekarang HCM (Human Capital Management)
melalui pembelajaran dan penyiapan sumberdaya lainnya baik
teknologi peralatan, fasilitas serta pendanaannya.
Pembelajaran SDM / HCM GMPK melalui 5 (lima) macaam yaitu
Penataran dan 4 (empat) macam kursus :
a) Penataran Anggota GMPK
Pembelajaran untuk menjadi anggota GMPK (Penataran
sehari), dengan materi 4 (empat) macam teori Dasar GMPK
dan Pemaman tenbtang Kompetensi, Integritasdan Mental
serta Kode Etik Perilaku GMPK, Empat Teori Dasar GMPK
terdiri dari : Apa itu Korupsi (Teori Gunung Es Korupsi),
Bagaimana menangani korupsi (Teori Deteksi Aksi), Apa
peran serta GMPK dan / atau masyarakat dalam menangani
korupsi (Teori Societal Control) dan bagaimana membawa
bangsa menuju Indonesia Tanpa Koreupsi (Strategi Besar
“Rumah GMPK”), tujuannya adalah pemahaman tentang
GMPK. Metoda Pembelajarannya Ceramah dan diskusi.
b) Kursus Kader GMPK
Pembelajaran Kader, (Pelatihan 3 hari), dengan materi
Pokok-pokok Pembelajaran Dasar GMPK yang terdiri dari:
(1) Pembekalan Kompetensi
(a) Aspek Manajemen GMPK dengan memahami
tentang Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga GMPK, dengan metode ceramah dan
diskusi,
(b) Aspek Kepemimpinan, dengan memahami
tentang Buku Panduan GMPK, pemahaman
tentang Kebijakan, pendalaman tentang Strategi
Besar “Rumah GMPK” dengan metoda ceramah
dan diskusi.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 117


(c ) Aspek Teknis, pemahaman tentang Buku
Petunjuk GMPK dari masing-masing fungsi
pengelolaan GMPK secara umum dan
pembekalan ketrampilan teknologi informasi
dan komunikasi digital yang digunakan oleh
GMPK.
(1) Pembekalan Integritas, dengan memahami konsep
integritas dan mengaplikannya dalam sikap, dan
perilaku selama Kursus Kader dengan metoda P3 K
(Pendidikan, Pelatihan, Pembiasaan dan Keteladanan)
yang diterapkan dalam proses pembelajaran selama 3
(tiga) hari di tempat Pembelajaran Kader.
(3) Pembekalan Konsistensi, memberikan pembekalan
tentang ketetapan dan kemantapan dalam bertindak,
dengan kompetensi diharapkan keinginan kita tetap
terjaga, kemampuan makin terarah, dan dapat
meningkatkan produktivitas. Pelatihan yang bisa
dilakukan adalah memegang janji terhadap diri sendiri,
membuat target yang spesifik dan realistis,
pemahaman tentang kegagalan sebagai suatu hal yang
bikasa sajauntuk kemudian bangkit kembali untuk
tetap berusaha mendekati tujuan yang akan dicapai,
kemudian pengulangan kedisiplinan secara konsisten
setiap hari akan membawa kita kearah keberhasilan
besar,
c) Kursus Fungsi, memberikan pemahaman pengelolaan
masing-masing fungsi yangada di GMPK baik pengkajian,
pencegahan korupsi, penangkalan korupsi, bantuan
penindakan, Pendidikan Anti Korupsi, kewirausahaan untuk
mengisi Badan Usaha GMPK. Materi yang disampaikan
umujmnya bertsifat teknis pengelolaan fungsi masing-1 dan
metode pembelajarannya menggunakan P3 K, dengan bekal
kompetensi, integritas bahkan penguatan mental dalam
melakukan kegiatan termasuk berwira usaha.
d) Kursus Pimpinan GMPK, merupakan peningkatan dari
Kursus Kaderisasi dengan memperkuat kemampuan
manajerial strategis, peningkatan kualitas kepemimpinan,
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 118
penguatan pembahasan tentang Buku Panduan GMPK yang
harus selalu diperbaharui setiap saat, Metoda
pembelajaran menggunakan P3 K dengan banyak
melakukan diskusi dan pelatihan Role Model, study Kasus,
pembahasan tentang issue1 aktual tentang masalah korupsi
dan penindakannya di Indonesia.
e) Kursus Pimpinan Nasional, menyiapkan kemampuan warga
GMPK untuk menjadi potensi kepemimpinan nasional yang
memiliki kompetensi, integritas dan konsistensi yang bisa
memiliki kemampuan sebagai pimpinan nasional, oleh
karena itu GMPK terbuka untuk menerima pihak manapun
yang memiliki kepedulian terhadap pemberantasan korupsi.
Metoda pembelajarannya kita gunakan P3K dalam
melakukan pengkajian terhadap issue1 nasional maupun
internasional. Kursus ini merupakan kelanjutan dari Kursu
Pimpinan GMPK untuk menjadi potensi pimpinan bangsa.
Materi kursus kita cari informasi terbarun dari kursus1 yang
diselemnggarakan Lemhannas.
Buku Petunjuk Organisasi dan Kaderisasi yang sudah ada diatur
dalam Buku Petunjuk nomor 07 yang saat ini harus
diperbaharui.

9) Fungsi Dukungan Kesekretariatan, yang menyiapkan dukungan


kegiatan administrasi umum, hubungan masyarakat dan
dukungan teknologi informasi sedangkan di DPD ditambah
dengan pengorganisasian dan kaderisasi (pembinaan SDM
/HCM). Dalam pelaksanaan kegiatan dukungan kesekretariatan
terdiri dari :

a) Administrasi Umum, yang terdiri dari :

(1) Ketata Usahaan, yang meliputi persurat menyuratan,


pengarsipan dengan Filling system nya, penyimpanan
dan pencarian dokumen (hard copy) dan dokumen
elektronik serta perpustakaan.

(1) Pengelolaan data SDM / HCM

(3) Pengelolaan data logistic, sarana prasarana , materiil

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 119


(4) Pengelolaan uang untk pembiayaan kesekretariatan
(kas kecil) atau petty cash.

Buku Petunjuk Administrasi Umum GMPK saat ini diatur


dalam Buku Petunjuk no 10, yang perlu diperbaharui.

b) Hubungan Masyarakat, meliputi kegiatan pengumpulan


bahan keterangan, pengolahan, pembuatan produk dan
pendistribusian bahan keterangan / informasi.
Pendistribusian kepada masyarakat dilakukan melalui
media social dan media elektronik serta media massa
lainnya. Dalam kaitan ini Humas juga memiliki Badan Usaha
Penerbitan Buletin Cekal yang dikelola secara professional.
Buku Petunjuk Hubungan Masyarakat diatur dalam Buku
Petunjuk nomor 06 yang saat ini perlu diperbaharui.

c) Dukungan Teknologi Informasi, dilaksanakan oleh Biro IT


yang memiliki Tim Web yang dikendalikan oleh Biro IT,
dengan menggunakan atau bekerja sama dengan Entitas
lain (perusahaan IT). Dukungan Teknologi Informasi
menyiapkan SIM GMPK baik tingkat DPP maupun DPD
GMPK, menyiapkan Website GMPK dan memberdayakan
jaringan media sosialyang ada di masyarakat.
10) Fungsi Dukungan Kebendaharaan
a) Dukungan kebendaharaan dilakukan oleh Bendaharab
Umum, dibantu oleh Wakil Bendahara 1 dan 1 serta
pemegang Kas Kecil di Biro Administrasi Umum GMPK.
b) Pengelolaan perbendaharaan GMPK dilakukan berdasarkan
Buku Petunjuk Kebendahaarn GMPK yang ada saat ini
adalah Buku Petunjuk nomor 09 yang perlu diperbaharui
lagi.
11) Fungsi Dukungan Pengawasan
a) Pengawasan dilaksanakan oleh Dewan Pengawas yang
dilaksanakan oleh Biro Audit Internal, yang dilakukan
dengan me;laksanakan audit keuangan dan audit kinerja
selain audit khusus dalam hal memnghadapi masalah,
penyimpangan atau deviasi.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 120


b) Selain itu pengawasan utk kegiatan GMPK juga
memperhatikan pengawasan masyarakat, disamping pada
saatnya GMPK akan menggunakan akuntan public untuk
mengaiudit keuangan GMPK secara transparansi.
11) Fungsi Dukungan Dewan Pakar
a) Dewan Pakar bertugas mengkaji kondisi ke sepuluh gatra
pantauan GMPK, untuk disampaikan kepada entitas
pembangunan untuk dilakukan perbaikan bila dijumpai
deviasi, masalah dan penyimpanganm.
b) Dewan Pakar bekerjasama dengan Bidang-bidang
Operasional GMPK dan dukungan kesekretariatan,
kebendaharaan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan
GMPK terciptanya Indonesia Tanpa Korupsi.

3. PENGENDALIANB
a. Pengendalian tetap dipegang oleh fungsi lini yaitu Ketua GMPK
dan Ketua-ketua DPD, dalam pelaksanaannya dibantu oleh
Dewan pengawas selaku supervisor dan secara teknis dibantu
juga oleh Koordinator kewiolayahan dan Biro Internal Audit,
b. Internal Audit bertindak sebagai auditor kinerja dan auditor
keuangan serta auditor khusus dalam menangani permasalahan
baik deviasi maupun penyimpangan, sedangklan coordinator
wilayah bertindak selaku pengumpiul fakta atau informasi
tentang Kinerja DPD -DP{D GMPK di wilayah koordinasionya,
c. Bila ditemukan p[ermasalahan dikoordinasikan dengan
pengawasan Internal untuk dilakukan tyindakan lebih lanjut,
Permasalahan yang terjadi bisa merupakan masalah regulasi,
masalah pelanggaran administrasi, pelanggaran pidana dan
ketidak tertiban pelaksanaan pengelolaan GMPK. Apabila terjadi
ketidak tertiban pengelolaan Korwil dapat melakukan upaya
pembinaan untuk memperbaiki dan mencegah agar tidak
berulang serta tidak terjadi pada DP{D lain dibawah
koordinasinya.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 121


d. Bila terjadi masalah regulasi bisa dibicarakan kepada Bidang
Organisasi dan Sekretariat umum serta audit internal untuk
dilakukan sinkronisasi dan penangnanganan masalahnya secara
organisatoris,
e. Bila terjadi pelanggaran Pidana Audit Internal melakukan audit
khusus untuk menangani permasalahannya.
4.B PENDATAANB
a. Dokumen yang berisi autentikasi legal disimpan dengan hardcopy
nya disamping disimpan secara computerize atau secara
elektronik.
b. Sedangkan yang tidak memerlukan autentikasi disimpan secara
elektronik saja dengan back up secara berlapis,
c. Dalam pendataan digunakan system kearsipan dengan
menggunakan system Deway yaitu Universal Decimal
Classification.
d. Pendataan perlu dibuatkan system dan dibuat Buku Petunjuk
tentang pendataan (Databased) yang meliputi SDM,
Kepengurusan, DPP dan DPD, keanggotaan, inventaris kantor,
fasilitas, peralatan, keuangan dan dukungan lainnya.
5,B KOMUNIKASI
a, Komunikasi digunakan komunikasi secara internal dan yang ada di
dalam masyarakat secara digital dan komunikasi biasa.
b. Dibuatkan Buku Petunjuk Komunikasi GMPK untuk diterapkan
diseluruih jajaran GMPK,
6,BB PENYEBARANBINFORMASIB
a. Penyebaran informasi digunakan social media disamping
menggunakan komunikasi biasa yang ada di dalam masyarakat.
b. Penyebaran melalui Buletin Cekal yang dikelola secara
professional dilakukan melalui website maupun secara elektronik
dan penerbitan biasa.
c. Disiapkan Buku Petunjuk tentang Penyebaran Informasi GMPK.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 122


B
BABBBXB
PEMBUBARANBBORGANISASIB
PasalB33B
1. Keputusan untuk pembubaran GMPK diambil berdasarkan Keputusan
Munas atau Munas Luar Biasa/Khusus yang diadakan untuk maksud
tersebut.
1. Quorum untuk mengambil keputusan dimaksud pada ayat (1) di atas
tetap mempedomani Pasal 10 (3) Anggaran Dasar GMPK.
3. DPD GMPK (Propinsi/Kabupaten/Kota) dan Koordinator Wilayah (eks
karesidenan) yang mengalami ketidak harmonisan (disintegrasi)
organisasi, diupayakan terlebih dulu dilakukan musyawarah diantara
pengurus DPD GMPK yang bersangkutan, serta dilakukan verivikasi
oleh Team Verifikasi yang dibentuk oleh DPP GMPK, yang
dikendalikan oleh Ketua Dewan Pengawas.
a. Apabila ditemukan mufakat sebagai hasil musyawarah DPD
GMPK Daerah, organisasi tersebut dikukuhkan kembali oleh CPP
GMPK dengan atau tanpa perubahan susunan pengurus.
c. Dalam hal tidak dicapai kata mufakat dalam musyawarah dan
ditemukan oleh Team Verivikasi DPP GMPK terdapat
pelanggaran pidana utamanya korupsi, berakibat dapat
dibekukannya untuk sementara DPD GMPK yang bersangkutan
oleh DPP GMPK.
d. Pengaktifan kembali DPD GMPK dapat dilakukan atas usulan
warga masyarakat yang ingin memperbaiki kondisi DPD yang
bersangkutan (diproses seperti melakukan pendirian DPD
GMPK).
4. Kekayaan Organisasi setelah Organisasi bubar atau dibubarkan,
ditentukan oleh Munas Luar Biasa/Khusus. Yang diselenggrakan
segera setelah keputusan pembubaran ditetapkan.
ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 123
BABBBXB
LAINB-BLAINB
PasalBB34B
1. Pejabat GMPK tidak dibenarkan merangkap Jabatan melebihi waktu 6
(enam) bulan, kecuali memang kesulitan SDM yang berminat
1. Apabila ada Pejabat GMPK yang karena sesuatu hal tidak bisa
menjalankan tugas pekerjaannya atau mengundurkan diri, maka
secepatnya dilakukan pergantian pengurus maksimal tidak lebih dari
6 (enam) bulan harus segera diganti dengan Pejabat baru.
3. Pejabat GMPK tidak dibenarkan memanfaatkan Organisasi GMPK
untuk kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung.
4. Badan Usaha GMPK yang dibentuk untuk mengumpulkan pendanaan
GMPK secara professional dan legal dibenarkan memberikan
honorarium kepada pengurus / anggota GMPK yang berkontribusi
dalam kegiatan Badan Usaha tersebut.
5. Honorarium ataupun pendapatan lain yang sah bagi Pejabat GMPK
ditetapkan oleh Ketua Dewan Pengurus,disesuaikan dengan
kontribusi jasa yang diberikan pada kegiatan Badan Usaha GMPK yang
berada pada setiap kegiatan GMPK, setelah mendengar saran dari
Dewan Pengurus.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 124


B
BABBBXIB
PBEBNBUBTBUBPB
PasalBB35
1. Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan berdasarkan keputusan
Dewan Pengurus GMPK.
1. Hal-hal yang belum diatur didalam Anggaran Rumah Tangga ini akan
diatur kemudian dalam bentuk amandemen, yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari ART yang sudah ada ini.
B
PasalB36B
1. Anggaran Rumah tangga Ini mulai diberlakukan semenjak tanggal
ditetapkan.
1. Dengan disahkannya ART ini maka ART yang lama dinyatakan tidak
berlaku lagi.

Ditetapkan di : JAKARTA
Pada tanggal : JANUARI 1010

DEWAN PENGURUS PUSAT


GERAKAN MASYARAKAT PERANGI KORUPSI
(GMPK)

KETUA UMUM SEKRETARIS UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 125


BIBIT SAMAD RIANTO DOUGLAS PASARIBU

ANGGARAN RUMAH TANGGA GMPK (Revisi – 1 ) Page 126

Anda mungkin juga menyukai