18 Tahun 2018
tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan BUMDes
PEMDES
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, melalaikan tugas kewajiban dan
terlibat kasus pidana.
Dalam hal terjadi pemberhentian sementara Kepala Desa menunjuk seorang
pelaksana tugas pelaksana operasional yang diberhentikan
Terhadap Pelaksana Operasional yang diberhentikan sementara karena
melakukan tindakan yang bertentangan dengan AD/ARTdan melalaikan tugas
kewajiban mempunyi hak pembelaan yang disampaikan dalam Musyawarah
Desa.
Kepala Desa membentuk tim investigasi untuk melakukan kajian terhadap
Pelaksana Operasional yang diberhentikan sementara selambat lambatnya 7
hari terhitung dari tanggal pemberhentian
Tim membuat laporan hasil kajian dan rekomendasi kepada Kepala Desa
PEMBERHENTIAN SEMENTARA
Paling lambat 30 hari setelah tim melaporkan hasil kajian investigasi, Kepala
Desa bersama Badan Musyawarah Desa menyelenggarakan musyawarah Desa
untuk mengambil keputusan dan memberi hak kepada pengurus yang
diberhentikan untuk melakukan pembelaan
Pelaksana Operasional yang terbukti bersalah dan atau terbukti terlibat tindak
pidana yang sudah ditetapkan oleh pengadilan dengan putusan pidana
sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan lamanya diberhentikan tetap dengan surat
Keputusan Kepala Desa.
Pelaksanaan audit dapat dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Susunan keanggotaan Pengawas terdiri dari:
a. Ketua;
b. Wakil Ketua merangkap anggota;
c. Sekretaris merangkap anggota;
d. Anggota.
PENGAWAS (2)
Pengawas mempunyai kewajiban menyelenggarakan Rapat umum sekurang-
kurangnya 1 (satu) tahun sekali untuk membahas kinerja BUM Desa yang meliputi
rapat:
a. pemilihan dan pengangkatan pengurus Pengawas;
b. penetapan kebijakan pengembangan usaha dari BUM Desa; dan
c. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Pelaksana Operasional.
TUGAS PENGAWAS
a. mengawasi dan memberikan masukan kepada penasehat dan pelaksana
operasional BUM Desa dalam menjalankan kegiatan.
b. mengawasi pelaksanaan Rencana Kerja Tahunan dan Anggaran Tahunan BUM
Desa;
c. memantau dan mengevaluasi kinerja pelaksana opersional dan pengelola unit
BUM Desa;
d. mengkaji pelaporan dan transparansi dalam pengelolaan kegiatan BUM Desa;
e. memantau kepatuhan BUM Desa terhadap peraturan perundangundangan dan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
WEWENANG PENGAWAS
a. pemilihan dan pengangkatan kepengurusan pengawas;
b. penetapan kebijakan pengembangan kegiatan unit usaha dari BUM Desa;
c. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja pelaksana operasional;
d. mengusulkan auditor eksternal jika dibutuhkan untuk disahkan dalam Rapat
Umum BUM Desa untuk mengoptimalkan fungsi pengawasan;
e. menyusun pembagian tugas dian tara anggota pengawas sesuai dengan keahlian
dan pengalaman masing-masing anggota Pengawas;
f. menyusun program kerja dan target kinerja Pengawas tiap tahun;
g. menyusun mekanisme penyampaian informasi dari Pengawas kepada
masyarakat;
h. mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Pengawas kepada Rapat umum
BUM Desa dan Musyawarah Desa
Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Desa berdasarkan
kesepakatan Musyawarah Desa dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Desa;
Pemilihan anggota pengawas dilakukan melalui proses seleksi dan
PENGAWAS
5)Klasifikasi perkembangan BUM Desa digunakan strategi pembinaan pengembangan BUM Desa.
(6)Ketentuan lebih lanjut ten tang tata cara penilaian dan / atau klasifikasi perkembangan BUM Desa diatur dan zatau
diterbitkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah yang membidangi urusan pemberdayaan masyarakat
BENTUK BADAN HUKUM
(1)BUM Desa dapat terdiri dari unit-unit usaha yang berbadan hukum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku.
(2)Unit usaha yang berbadan hukum dapat berupa lembaga bisnis yang kepemilikan sahamnya
berasal dari BUM Desa dan masyarakat.
(3)Dalam hal BUM Desa tidak mempunyai unit-unit usaha yang berbadan hukum, bentuk
organisasi BUM Desa di dasarkan pada Peraturan Desa tentang Pendirian BUM Desa.
(4)BUMDesa dapat membentuk unit usaha berbadan hukum meliputi:
a. Perseroan Terbatas sebagai persekutuan modal, di bentuk berdasarkan perjanjian, dan
melakukan kegiatan usaha dengan modal yang sebagian besar di miliki oleh BUM Desa,
sesuai dengan peraturan Perundangundangan tentang Perseroan Terbatas;
b. Lembaga keuangan mikro sesuai dengan Peraturan PerundangUndangan tentang
Lembaga Keuangan Mikro.
(5)Masyarakat dapat melakukan penyertaan modal pada unit usaha BUM Desa yang telah
berbadan hukum.
KERJASAMA BUMDes
(1)BUM Desa dapat melakukan kerjasama dengan BUM Desa dan Pihak Ketiga untuk
mengembangkan dan memperluas usaha.
(2)Pihak ketiga an tara lain koperasi, badan usaha swasta, Badan Usaha Milik Negara,
Badan Usaha Milik Daerah).
(3)Kerjasama BUM Desa dilakukan oleh pelaksana operasional atas persetujuan
Pemerintahan Desa.
(4)Kerjasama BUM Desa dilaporkan kepada Desa menggunakan mekanisme
pelaporan perkembangan dan laporan pertanggungjawaban.
(5)Dalam hal kerjasama BUM Desa dapat untuk mengembangkan kawasan
berdasarkan potensi kawasan lokal pedesaan dalam lingkup satu wilayah Kecamatan
dan atau berbeda Kecamatan, dan atau berbeda Kabupaten dan atau berbeda
Provinsi.
(6)Kegiatan kerjasama antara 2 (dua) BUM Desa atau lebih
dipertanggungjawabkan kepada masing-masing sebagai pemilik BUM Desa.
(7)Kerjasama antar unit BUM Desa yang berbadan hukum di atur sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan tentang Perseroan
Terbatas dan Lembaga Keuarigari Mikro.
(8)Kerjasama an tar 2 (Dua) BUM Desa atau lebih di buat dalam naskah
perjanjian kerjasama yang paling sedikit memuat:
a. subyek kerjasama;
b. obyek kerjasama;
c. jangka waktu;
d. hak dan kewajiban;
e. pendanaan;
f. keadaan memaksa; dan
g. pengalihan aset
BUMDes BERSAMA: UMUM
1. Dalam rangka kerjasama BUM Desa antar Desa dan pelayanan usaha antar Desa dapat
dibentuk BUM Desa Bersama yang merupakan milik 2 (dua) Desa atau lebih atau lebih untuk
memberikan pelayanan usaha antar Desa dan atau mengelola potensi Desa.
2. Pendirian BUM Desa Bersama disepakati melalui musyawarah antar Desa yang difasilitasi oleh
Badan Kerjasama Antar Desa yang terdiri dari un sur:
a. Pemerintah Desa;
b. anggota Badan Permusyawaratan Desa;
c. lembaga kemasyarakatan Desa;
d. lembaga Desa lainnya; dan
e. tokoh masyarakat.
3. Pembentukan BUM Desa Bersama dapat dilakukan melalui pendirian, penggabungan dan
atau peleburan BUM Desa.
4. BUM Desa bersama ditetapkan dengan Peraturan Bersama Kepala Desa tentang
Pendirian BUM Desa Bersama.
5. Penggabungan BUM Desa Bersama didirikan atas penggabungan aset, dan unit
usaha BUM Desa bersakala lokal oleh 2 (dua) Desa atau lebih dalam wadah BUM
Desa Bersama
6. Peleburan BUM Desa Bersama didirikan atas pembubaran peleburan aset, dan
unit usaha BUMDesa berskala lokal oleh 2 (dua) Desa atau lebih menjadi satu wadah
dalam BUM Desa Bersama.
7. Pendirian, penggabungan dan peleburan BUM Desa skala lokal Desa menjadi
BUMDesa Bersama dibangun berdasarkan atas kesepakatan kerjasama an tar Desa.
GAAMBARAN LANGKAH PENDIRIAN BUMDes BERSAMA
BUMDes BERSAMA: PENDIRIAN
Tahapan pembentukan BUM Desa bersama berikut:
a. Pembentukan BUM Desa bersama diawali dengan Pemetaan potensi Desa;
b. Melaksanakan musyawarah Desa untuk memperoleh kesepakatan bersama an tara
Pemerintah Desa, lembaga Desa dengan masyarakat tentang Kerjasama Desa, dan
pembentukan Badan Kerjasama Desa;
c. Melaksanakan Musyawarah Antar Desa I (pertama) untuk memperoleh kesepakatan
bersama mcmbentuk Badan Kerjasama Antar Desa;
D. Badan Kerja Sarna Antar Desa melaksanakan pembahasan untuk merumuskan
rancangan kelembagaan organisasi BUM Desa, melakukan kajian usaha yang akan
dijalankan dan memfasili tasi pelaksanaan Musyawarah Antar Desa 2 (dua);
e. Kajian usaha dapat melibatkan dengan pihak lain yang mempunyai kemampuan untuk
melakukan kajian potensi ekonomi lokal yang dimiliki oleh Desa dan atau antar Desa;
f. Musyawarah Antar Desa II (kedua) membahas rancangan rumusan yang dilakukan oleh
Badan Kerjasama Antar Desa dengan pokok-pokok bahasan:
1. Organisasi Pengelola dan/ atau struktur Organisasi BUM Desa Bersama;
2. Modal usaha BUM Desa Bersama;
3. Jenis Usaha BUM Desa Bersama;
4. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Desa Bersama.
g. Usulan rancangan Peraturan Bersama kepala Desa tentang Pembentukan BUM Desa
Bersama, Pengisian dan/ atau pengangkatan pengurus BUM Desa Bersama;
h. Hasil keputusan musyawarah an tar Desa II (kedua) menjadi dasar bagi Kepala Desa untuk
menetapkan Peraturan Bersama Kepala Desa tentang Pembentukan BUM Desa Bersama;
i. Penetapan Peraturan bersama Kepala Desa tentang Pembentukan BUM Desa Bersama dan
Pengelolaan dan operasionalisasi BUM Desa Bersama.
Organisasi BUMdes Bersama
(1) Organisasi Pengelola BUM Desa Bersama terpisah dari Organisasi Pemerintah Desa dan BKAD.
(2)Stuktur Organisasi BUM Desa Bersama terdiri dari:
a. Penasehat;
b. Pelaksana Operasional; dan
c. Pengawas.
(3)Penasehat dijabat secara ex officio oleh seluruh Kepala Desa bersangkutan dan/ atau yang
melaksanakan kerjasama atas nama jabatan.
4)Pelaksana operasional merupakan perseorangan yang mempunyai kompetensi, komitmen dan
integritas, diangkat dan diberhentikan secara bersama oleh kepala Desa atas pertimbangan musyawarah
antar Desa yang ditetapkan dengan Keputusan Bersama Kepala Desa.
(5)Pengawas sebagaimana mewakili kepentingan masyarakat untuk melakukan monitoring, evaluasi dan
pemantauan pelaksanaan operasional yang berasal dari un sur Badan Kerja Antar Desa
MODAL USAHA
Modal awal BUMDes Bersama terdiri dari:
a. Penyertaan Modal Antar Desa
b. Penyertaan Modal BUMDes
c. Penyertaan Modal kelompok masyarakat di Kawasan perdesaan
d. Bantuan pemerintah, Pemerintah Daerah dan swasta yang ditujukan untuk
pembangunan Kawasan perdesaan
Pembagian hasil usaha BUMDes Bersama dilakukan berdasrkan keuntungan bersih
usaha yang penggunaannya diatur dengan Peraturan Bersama Kades dan ADART
Gagasan usaha tidak selalu berhasil ketika akan
dilaksanakan, faktor penyebab kegagalan usaha baru
yang dilakukan oleh wirausahawan antara lain adalah ;
Pengolahan Data
Analisis Data
Tidak
Pengambilan Keputusan Layak
Dibatalkan
Rekomendasi
Pelaksanaan Usaha
Penggalian Potensi Usaha BUMDES dan
Study Kelayakan Usaha
Sbagai langkah menguji kelayakan usaha sebelum mengajukan permodalan
SKOR 1 Sangat Sulit dikerjakan
LEGALITAS
SKOR 2 Sulit dikerjakan
HOBI/Passion
SKOR 3 Netral
PASAR
Ketahanan Bisnis
SKOR 4 Mudah dikerjakan