Anda di halaman 1dari 4

Nama : Deni Pebrianto

NPM : 22.0102.0032

Kelas : Akuntansi Paralel 22

Akuntansi Badan Layanan Umum Daerah ( BLUD )

Pengertian BLUD

BLUD adalah singkatan dari Badan Layanan Umum Daerah, yaitu sebuah badan hukum
yang dibentuk oleh pemerintah daerah untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan publik.
BLUD memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangannya dan bertanggung jawab atas
keberhasilan penyelenggaraan pelayanan publik yang diberikan.

BLUD dapat berbentuk instansi pemerintah yang terpisah atau bagian dari instansi
pemerintah yang sudah ada. Tujuan pembentukan BLUD adalah untuk meningkatkan efektivitas,
efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Manfaat BLUD

Pembentukan BLUD memiliki beberapa manfaat yang signifikan bagi pemerintah daerah
dan masyarakat. Pertama, BLUD dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan
pelayanan publik karena memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangannya. Kedua, BLUD
dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas karena harus menyusun laporan keuangan dan
kinerja secara teratur dan transparan.

Ketiga, BLUD dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik karena memiliki


fleksibilitas dalam mengatur sumber daya dan memperoleh pendanaan dari sumber-sumber lain
selain anggaran pemerintah. Keempat, BLUD dapat memberikan keuntungan finansial bagi
pemerintah daerah karena dapat menghasilkan pendapatan dari penyelenggaraan pelayanan
publik yang dikelolanya.
Akuntansi Badan Layanan Umum Daerah

Pengelolaan keuangan BLUD yang transparan dan akuntabel menjadi penting untuk
memastikan bahwa anggaran publik digunakan secara efektif dan efisien. Untuk itu, perlu
dilakukan akuntansi yang baik dalam pengelolaan keuangan BLUD. Akuntansi badan layanan
umum daerah harus dapat menghasilkan laporan keuangan yang jelas dan terperinci sehingga
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan pemerintah daerah.

Selain itu, akuntansi juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan strategis dan
evaluasi kinerja BLUD. Dengan adanya informasi keuangan yang akurat dan lengkap, maka
dapat diambil keputusan yang tepat untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang
disediakan oleh BLUD.

Akuntansi BLUD merupakan sistem pencatatan, pengklasifikasian, dan pelaporan


keuangan yang dilakukan oleh BLUD. Tujuan akuntansi BLUD adalah untuk memastikan bahwa
pengelolaan keuangan BLUD dilakukan secara transparan, akurat, dan tepat waktu.

Akuntansi BLUD meliputi pembuatan laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi,
dan laporan arus kas. Laporan keuangan ini harus disajikan secara periodik dan transparan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemerintah daerah, masyarakat, dan auditor
eksternal.

Akuntansi badan layanan umum daerah (BLUD) sangat penting dalam menciptakan
laporan keuangan yang akurat dan terperinci. Dengan adanya laporan keuangan yang jelas, maka
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan pemerintah daerah. Selain itu, laporan
keuangan juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan strategis dan evaluasi kinerja
BLUD.

Namun, akuntansi BLUD tidak hanya sekedar pencatatan transaksi keuangan. Tetapi juga
meliputi pengukuran, analisis, dan interpretasi data keuangan. Hal ini bertujuan untuk
memastikan bahwa anggaran publik digunakan secara efektif dan efisien. Sehingga, pengelolaan
keuangan BLUD dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang optimal bagi
masyarakat.
Kriteria BLUD

Untuk dapat diakui sebagai BLUD, suatu badan harus memenuhi beberapa kriteria yang
telah ditetapkan oleh pemerintah. Pertama, BLUD harus memiliki tujuan yang jelas dan spesifik
dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Kedua, BLUD harus memiliki otonomi dalam
pengelolaan keuangannya.

Ketiga, BLUD harus memiliki mekanisme pengawasan dan evaluasi yang efektif untuk
memastikan tercapainya tujuan dan kinerja yang diharapkan. Keempat, BLUD harus memiliki
kemampuan untuk menghasilkan pendapatan sendiri dari penyelenggaraan pelayanan publik
yang dikelolanya.

Contoh BLUD

Terdapat banyak contoh BLUD yang telah dibentuk oleh pemerintah daerah di Indonesia.
Salah satu contohnya adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang dikelola sebagai BLUD.
RSUD sebagai BLUD memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangannya dan bertanggung
jawab atas penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau.

Selain RSUD, terdapat juga contoh BLUD lain seperti Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM), Pasar Tradisional, dan Tempat Pemakaman Umum (TPU). Pembentukan BLUD di
sektor-sektor tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi, transparansi, dan
akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Tantangan BLUD

Meskipun memiliki manfaat yang signifikan, pembentukan dan pengelolaan BLUD juga
menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya pemahaman dan
kesadaran masyarakat tentang BLUD sehingga sulit untuk mendapatkan dukungan dan
partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Selain itu, pengelolaan keuangan BLUD yang tidak transparan dan akuntabel juga
menjadi tantangan yang perlu diatasi. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan
wewenang dan korupsi yang merugikan masyarakat dan pemerintah daerah.
Dasar Hukum Blud
1. UU 1/2004 Pasal 68-69
2. UU 23/2014 Pasal 346
3. PP 58/2005 Pasal 145-150
4. PP 23/2005
5. PP 74/2012
6. Permendagri 61/2007
7. PERATURAN KDH
8. Pasal 2 ayat (7)

Anda mungkin juga menyukai