Anda di halaman 1dari 32

TUGAS – V

MATA KULIAH BADAN HUKUM

YAYASAN
DAN
ORGAN YAYASAN

Andri Patria
NIM : 2274201102
MAKSUD DAN TUJUAN YAYASAN

Pengertian Yayasan
Yang dimaksud dengan yayasan menurut UU
No. 16 tahun 2001 adalah:

Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas


kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan
dalam mencapai tujuan tertentu dibidang
sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang
tidak mempunyai anggota. (Pasal 1 Ayat 1)
Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha untuk
menunjang pencapaian maksud dan tujuannya
dengan cara mendirikan badan usaha dan/atau
ikut serta dalam suatu badan usaha. (Pasal 3 UU
No. 16 tahun 2001)

Yayasan tidak digunakan sebagai wadah usaha


dan Yayasan tidak dapat melakukan kegiatan
usaha secara langsung tetapi harus melalui badan
usaha yang didirikannya atau melalui badan
usaha lain dimana Yayasan menyertakan
kekayaannya.
Dalam mendirikan badan usaha sebagaimana
dimaksud di atas harus sesuai dengan maksud
dan tujuan Yayasan serta tidak bertentangan
dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan/atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(Pasal 8 UU No. 16 tahun 2001)
Tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan merupakan syarat materil dari
usaha yang didirkan oleh Yayasan. Sehingga
pendirian usaha oleh yayasan pada dasarnya
bukanlah untuk tujuan yang bersifat komersil
atau mencari keuntungan.
Yayasan boleh mendapatkan keuntungan dari
usaha yang didirikan atau dari penyertaan
yayasan pada suatu badan usaha namun
keutungan yang diperoleh itu tidak boleh
dialihkan atau dibagikan kepada organ Yayasan.

Sehingga setiap kekayaan baik berupa benda atau


uang yang diperoleh oleh yayasan melalui
usahanya adalah milik yayasan yang harus
digunakan sesuai tujuan dari pendirian yayasan
dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.
Kekayaan Yayasan baik berupa uang, barang,
maupun kekayaan lain yang diperoleh Yayasan
berdasarkan Undang-undang ini, dilarang dialihkan
atau dibagikan secara langsung atau tidak langsung,
baik dalam bentuk gaji, upah, maupun honorarium,
atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang
kepada Pembina, Pengurus dan Pengawas. (pasal 5
UU No. 28 Tahun 2004).

Pengurus Yayasan dapat menerima upah/gaji selama


tidak terafiliasi dengan Pendiri, Pembina dan
Pengawas serta melaksanakan kepengurusan secara
langsung dan penuh.
 Tujuan Pendirian Yayasan
Yayasan dapat didirikan dengan tujuan tertentu
di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan

Kegiatan dibidang Sosial dapat meliputi :


1. Menyelenggarakan pendidikan formal dan non
formal,
Pendidikan formal berupa SD, SMP, SMA,
hingga perguruan tinggi
Pendidikan Non Formal berupa, Bimbingan
belajar, Pelatihan keterampilan,
2. Rumah/Tempat Pelayanan Sosial
(Panti asuhan, panti jompo, panti wreda)
3. Sarana Pelayanan Kesehatan
(Rumah sakit, poliklinik dan laboratorium)
4. Pembinaan olahraga,
(Menyediakan sarana dan peralatan olahraga,
menyediakan pelatih atau instruktur olah raga)
5. Studi dan Penelitian di bidang ilmu
Pengetahuan
(Studi banding, penelitian bidang ilmu tertentu)
Kegiatan dibidang Keagamaan dapat meliputi :

1.Mendirikan sarana ibadah,


2.Mendirikan pondok pesantren,
3.Menerima dan menyalurkan zakat, infaq dan
sedekah,
4.Meningkatkan pemahaman keagamaan,
5.Melaksanakan syiar agama,
6.Studi banding keagamaan
Kegiatan dibidang Kemanusiaan dapat meliputi :

1.Memberikan bantuan kepada korban bencana


alam.
2.Memberikan bantuan kepada tuna wisma, fakir
miskin, dan gelandangan.
3.Mendirikan dan menyelenggarakan rumah
singgah dan rumah duka.
4.Memberikan perlindungan konsumen.
5.Memberikan Bantuan Hukum
6.Menyediakan tempat pemakaman
7.Melestarikan lingkungan hidup
Pendirian yayasan diatur dalam Pasal 9 UU No. 16
Tahun 2001, Yakni
1.Yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan
memisahkan sebagian harta kekayaan pendirinya,
sebagai kekayaan awal.
2.Pendirian Yayasan dilakukan dengan akta notaris dan
dibuat dalam bahasa Indonesia.
3.Yayasan dapat didirikan berdasarkan surat wasiat.
4.Biaya pembuatan akta notaris ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
5.Dalam hal Yayasan didirikan oleh orang asing atau
bersama-sama orang asing, syarat dan tata cara pendirian
Yayasan tersebut diatur dengan Peraturan Pemerintah
Jumlah kekayaan awal Yayasan yang didirikan
oleh Orang Indonesia, yang berasal dari
pemisahan harta kekayaan pribadi pendiri, paling
sedikit senilai Rp10.000.000,00 (sepuluh juta
rupiah).

Jumlah kekayaan awal Yayasan yang didirikan


oleh Orang Asing atau Orang Asing bersama
Orang Indonesia, yang berasal dari pemisahan
harta kekayaan pribadi pendiri, paling sedikit
senilai Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(PP Nomor 63 Tahun 2008)
Tugas dan Wewenang organ yayasan

Sebagai badan hukum yang mempunyai maksud


dan tujuan bersifat sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan, Yayasan mempunyai organ yang
terdiri atas :
1.Pembina,
2.Pengurus, dan
3.Pengawas
PEMBINA
Pembina adalah organ Yayasan yang mempunyai
kewenangan yang tidak diserahkan kepada
Pengurus atau Pengawas oleh Undang-undang
ini atau Anggaran Dasar. (Pasal 28 Ayat 1 UU
No. 16 tahun 2001)

Yang dapat diangkat menjadi anggota Pembina


adalah orang perseorangan sebagai pendiri
Yayasan dan/atau mereka yang berdasarkan
keputusan rapat anggota Pembina dinilai
mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai
maksud dan tujuan Yayasan.
Kewenangan Pembina menurut Pasal 28 ayat 2
UU No. 16 tahun 2001 adalah sebagai berikut :

a.keputusan mengenai perubahan Anggaran


Dasar;

b)pengangkatan dan pemberhentian anggota


Pengurus dan anggota Pengawas

c)Penetapan kebijakan umum Yayasan


berdasarkan Anggaran Dasar Yayasan
d) Pengesahan program kerja dan rancangan
anggaran tahunan Yayasan; dan

e) Penetapan keputusan mengenai penggabungan


atau pembubaran Yayasan

Selain itu Pembina atau Rapat Pembina (apabila lebih


dari satu orang anggota pembina) dapat mengangkat
atau memberhentikan pengurus dan pengawas
yayasan

Pembina tidak boleh rangkap jabatan sebagai pengurus


atau pengawas yayasan
Tugas Pembina menurut Pasal 30 UU No. 16
tahun 2001 adalah sebagai berikut :

1.Pembina mengadakan rapat sekurang-


kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun.

2.Dalam rapat tahunan, Pembina melakukan


evaluasi tentang kekayaan, hak dan kewajiban
Yayasan tahun yang lampau sebagai dasar
pertimbangan bagi perkiraan mengenai
perkembangan Yayasan untuk tahun yang akan
datang.
PENGURUS
Pengurus adalah organ Yayasan yang
melaksanakan kepengurusan Yayasan.
(Pasal 31 Ayat 1 UU No. 16 tahun 2001)

Yang dapat diangkat menjadi anggota


Pembina adalah orang perseorangan yang
mampu melakukan perbuatan hukum

Pengurus tidak boleh merangkap sebagai


Pembina atau Pengawas
Pengurus Yayasan diangkat oleh Pembina
berdasarkan keputusan rapat Pembina untuk
jangka waktu selama 5 (lima) tahun dan
dapat diangkat kembali sesuai ketentuan di
dalam AD Yayasan

Susunan Pengurus sekurang-kurangnya


terdiri atas:
a. seorang ketua;
b. seorang sekretaris; dan
c. seorang bendahara.
Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus
sesuai Pasal 35 UU No. 16 Tahun 2001

(1) Pengurus Yayasan bertanggung jawab


penuh atas kepengurusan Yayasan untuk
kepentingan dan tujuan Yayasan serta
berhak mewakili Yayasan baik di dalam
maupun di luar Pengadilan.
(2) Setiap Pengurus menjalankan tugas
dengan itikad baik, dan penuh tanggung
jawab untuk kepentingan dan tujuan
Yayasan.

(3) Dalam menjalankan tugas sebagaimana


dimaksud dalam ayat (2), Pengurus dapat
mengangkat dan memberhentikan pelaksana
kegiatan Yayasan.
(4) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara
pengangkatan dan pemberhentian pelaksana
kegiatan Yayasan diatur dalam Anggaran
Dasar Yayasan.

(5) Setiap Pengurus bertanggung jawab


penuh secara pribadi apabila yang
bersangkutan dalam menjalankan tugasnya
tidak sesuai dengan ketentuan Anggaran
Dasar, yang mengakibatkan kerugian
Yayasan atau pihak ketiga.
Selain itu pengurus juga wajib :
a.menyusun program kerja dan rancangan
anggaran tahunan yayasan utk disahkan pembina
dan memberikan penjelasan ttg hal yg ditanyakan
oleh pengawas
b.membuat dan menyimpan catatan atau tulisan
yang berisi keterangan mengenai hak dan
kewajiban serta hal lain yang berkaitan dengan
kegiatan usaha Yayasan
c.membuat dan menyimpan dokumen keuangan
Yayasan berupa bukti pembukuan dan data
pendukung administrasi keuangan.
Anggota Pengurus tidak berwenang
mewakili Yayasan apabila :

a.terjadi perkara di depan pengadilan antara


Yayasan dengan anggota Pengurus yang
bersangkutan

b.anggota Pengurus yang bersangkutan


mempunyai kepentingan yang bertentangan
dengan kepentingan Yayasan.
c. mengikat Yayasan sebagai penjamin utang.

d. mengalihkan kekayaan Yayasan kecuali


dengan persetujuan Pembina; dan

e. membebani kekayaan Yayasan untuk


kepentingan pihak lain.

Anggaran Dasar dapat membatasi kewenangan


Pengurus dalam melakukan perbuatan
hukum untuk dan atas nama Yayasan.
Dalam hal kepailitan terjadi karena
kesalahan atau kelalaian Pengurus dan
kekayaan Yayasan tidak cukup untuk
menutup kerugian akibat kepailitan
tersebut, maka setiap Anggota Pengurus
secara tanggung renteng bertanggung jawab
atas kerugian tersebut.
PENGAWAS
Pengawas adalah organ Yayasan yang bertugas
melakukan pengawasan serta memberi nasihat
kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan
Yayasan. (Pasal 40 Ayat 1 UU No. 16 tahun
2001)

Yang dapat diangkat menjadi Pengawas adalah


orang perseorangan yang mampu melakukan
perbuatan hukum
Pengawas tidak boleh merangkap sebagai
Pembina atau Pengurus
Pengawas Yayasan diangkat oleh Pembina
berdasarkan keputusan rapat Pembina untuk
jangk waktu selama 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa
jabatan.

Pengawas Yayasan diangkat dan sewaktu-


aktu dapat diberhentikan berdasarkan
keputusan rapat Pembina

Pengawas tidak boleh merangkap sebagai


Pembina atau Pengurus
Yayasan memiliki Pengawas sekurang-
kurangnya 1 (satu) orang Pengawas yang
wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya
diatur dalam Anggaran Dasar.

Namun secara umum Tugas dan wewenang


pengawas dapat dilihat pada pasal 40, 42
dan 43 UU No 16 Tahun 2001
Tugas dan Wewenang Pengawas menurut UU
No. 16 Tahun 2001

1.melakukan pengawasan serta memberi


nasihat kepada Pengurus dalam
menjalankan kegiatan Yayasan

2.Pengawas wajib dengan itikad baik dan


penuh tanggung jawab menjalankan tugas
untuk kepentingan Yayasan
3. Pengawas dapat memberhentikan
sementara anggota Pengurus dengan
menyebutkan alasannya

4. Pemberhentian sementara anggota


pengurus oleh pengawas wajib
dilaporkan secara tertulis kepada
Pembina
Dalam hal kepailitan suatu yayasan terjadi
karena kesalahan atau kelalaian Pengawas
dalam melakukan tugas pengawasan dan
kekayaan Yayasan tidak cukup untuk
menutup kerugian akibat kepailitan
tersebut, maka setiap anggota Pengawas
secara tanggung renteng bertanggung jawab
atas kerugian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai