Anda di halaman 1dari 19

ETIKA DAN NILAI

DALAM ORGANISASI
OLEH : MUHAMMAD NUR
(Direktur Eksekutif WALHI Aceh)
Organisasi :
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Pasal 5 ayat 1 berbunyi

1. Kekayaan Yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh
Yayasan berdasarkan Undang-undang ini, dilarang dialihkan atau dibagikan secara
langsung atau tidak langsung, baik dalam bentuk gaji, upah, maupun honorarium, atau
bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang kepada Pembina, Pengurus dan Pengawas.

2. Pengecualian atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat ditentukan
dalam Anggaran Dasar Yayasan bahwa Pengurus menerima gaji, upah, atau
honorarium, dalam hal Pengurus Yayasan :
a.bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan Pendiri, Pembina, dan Pengawas;
dan b.melaksanakan kepengurusan Yayasan secara langsung dan penuh

3. Penentuan mengenai gaji, upah, atau honorarium sebagai-mana dimaksud pada ayat
(2), ditetapkan oleh Pembina sesuai dengan kemampuan kekayaan Yayasan.”
Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 TAHUN 2004 Pasal 11 berbunyi

(1) Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian Yayasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), memperoleh pengesahan dari Menteri.

(2) Untuk memperoleh pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendiri atau kuasanya
mengajukan permohonan kepada Menteri melalui Notaris yang membuat akta pendirian
Yayasan tersebut

(3) Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib menyampaikan permohonan pengesahan
kepada Menteri dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari terhitung sejak tanggal akta
pendirian Yayasan ditandatangani.

(4) Dalam memberikan pengesahan akta pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Menteri dapat meminta pertimbangan dari instansi terkait dalam jangka waktu paling
lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.

(5) Instansi terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (4), wajib menyampaikan jawaban dalam
jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal permintaan
pertimbangan diterima.

(6) Permohonan pengesahan akta pendirian Yayasan dikenakan biaya yang besarnya ditetapkan
dalam Peraturan Pemerintah.”
Pasal 34 berbunyi :

1) Pengurus Yayasan sewaktu-waktu dapat diberhentikan berdasarkan keputusan rapat Pembina

(2) Dalam hal pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian Pengurus dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, atas
permohonan yang berkepentingan atau atas permintaan Kejaksaan dalam hal mewakili kepentingan umum, Pengadilan dapat membatalkan
pengangkatan, pemberhentian, atau penggantian tersebut dalam jangka
waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal permohonan pembatalan diajukan.”

Pasal 46 berbunyi :

(1) Pengawas Yayasan sewaktu-waktu dapat diberhentikan berdasarkan


keputusan rapat Pembina.
Pasal 52 berbunyi :
(1) Ikhtisar laporan tahunan Yayasan diumumkan pada papan pengumuman di kantor Yayasan.

(2) Ikhtisar laporan keuangan yang merupakan bagian dari ikhtisar laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib diumumkan
dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia bagi Yayasan yang :
a. memperoleh bantuan Negara, bantuan luar negeri, dan/atau pihak lain sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau lebih, dalam 1
(satu) tahun buku; atau
b. mempunyai kekayaan di luar harta wakaf sebesar Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah) atau lebih.

(3) Laporan keuangan Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib diaudit oleh Akuntan Publik .

(4) Hasil audit terhadap laporan keuangan Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), disampaikan kepada
Pembina Yayasan yang bersangkutan dan tembusannya kepada Menteri dan instansi terkait.

(5) Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.”
Karakteriktik Individu :

1. Kemampuan
2. Kebutuhan
3. Keyakinan
4. Pengalaman
5. Harapan

Perilaku Individu/ BUDAYA


Karakteriktik Organisasi Etika Organisasi ORGANISASI
:

1. Visi dan Misi


2. Hierarki
3. Tugas
4. Wewenang
5. Tanggung Jawab
6. Sistem Reward
7. Pengawasan
• Etika organisasi biasanya tumbuh dan berkembang
sejalan dengan perkembangan organisasi
• Kode etik atau yang sejenis tumbuh dari misi, visi,
strategi, dan nilai-nilai organisasi.
• Kode etik organisasi yang dipikirkan dengan seksama dan
efektif berfungsi sebagai pedoman dalam pengambilan
setiap keputusan organisasi yang etik dengan
menyeimbangkan semua kepentingan yang beragam.
• Kode etik atau norma berperilaku haruslah menjadi pedoman dalam
praktik aktual setiap kegiatan keseharian organisasi

• Penerapannya secara konsisten didorong oleh pimpinan organisasi

• Pimpinan harus menunjukkan perilaku yang dapat diteladani

• Tidak ada toleransi atas perilaku yang tidak etik dalam organisasi
Visi dan Misi Organisasi WALHI Visi dan Misi WALHI
Visi
Terwujudnya suatu tatanan sosial, ekonomi dan politik yang adil dan demokratis
yang dapat menjamin hak-hak rakyat atas sumber-sumber kehidupan dan
lingkungan hidup yang sehat dan berkelanjutan.

Misi
1.Mengembangkan potensi kekuatan dan ketahanan rakyat
2.Mengembalikan mandat negara untuk menegakkan dan melindungi kedaulatan
rakyat
3.Mendekonstruksikan tatanan ekonomi kapitalistik global yang menindas dan
eksploitatif menuju ke arah ekonomi kerakyatan
4.Membangun alternatif tata ekonomi dunia baru
5.Mendesakkan kebijakan pengelolaan sumber-sunber kehidupan rakyat yang adil
dan berkelanjutan
Nilai-nilai Dasar Organisasi WALHI :

1.Menghormati Hak Asasi Manusia;


2.Demokratis
3.Keadilan gender
4.Keadilan ekologis
5.Keadilan antar generasi
6.Persaudaraan sosial
7.Anti kekerasan
8.Keberagaman
Tiga Konsep Nilai :
1. Nilai
Keyakinan yang dipegang teguh dan tampil dalam tingkah laku

2. Nilai yang Mendukung (Espaused Values)


Nilai dan norma yang telah dibuat oleh organisasi
( Contoh : Keanekaragaman, Rasa Hormat, dan Integrasi)

3. Nilai yang Diperankan (Enacted Values)


Nilai dan norma yang dimiliki karyawan
( Contoh : Sejauh mana nilai rasa hormat tercermin dalam perilaku setiap karyawan )
Etika dalam berorganisasi
Etika berorganisasi Organisasi adalah
sistem hubungan yang terstruktur yang
mengoordinasikan suatu usaha individu
atau kelompok orang untuk mencapai
tujuan tertentu.
Hak dan Kewajiban Anggota

Anggota WALHI mempunyai hak-hak sebagai berikut :


a. Hak bicara dan hak suara
b. Hak mmeperoleh informasi dan dukungan untuk melakukan kegiatan advokasi dari komponen WALHI
c. Hak melakukan pembelaan diri secara lisan maupun tertulis dalam hal terjadinya pelanggaran Statuta
WALHI
d. Hak meminta laoran pertanggungjawaban keuangan dan pelaksanaan program di Pertemuan Daerah
Lingkungan Hidup (PDLH) dan Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) WALHI
e. Hak untuk memperoleh dukungan dan/atau pembelaan atas resiko atau akibat dari kegiatan advokasi
yang dilakukan
f. Hak untuk mendapatkan Pendidikan dan pelatihan sebagai kader WALHI
Anggota WALHI memilki kewajiban-kewajiban sebagai berikut :
a. Mematuhi dan melaksanakan Statuta dan keputusan-keputusan WALHI
b. Membayar iuran anggota
c. Melakukan advokasi lingkungan hidup dan hak asasi manusia yang menjadi agenda
WALHI dan mengkoordinasikannya kepada Eksekutif Daerah
d. Hadir dan berperan aktif dalam Pertemuan Daerah Lingkungan Hidup (PDLH) atau
Konsultasi Daerah Lingkungan Hidup (KDLH)
e. Menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan program dan keuangan yang
difasilitasi oleh Eksekutif Daerah dan/atau Eksekutif Nasional
f. Menyampaikan informasi perkembangan struktur organisasinya khusunya terkait
agena advokasi WALHI dalam forum PDLH dan KDLH.
Syarat Keanggotaan :
Syarat menjadi anggota WALHI dari unsur organisasi adalah :
1. Tidak dibentuk oleh dan/atau tidak berafiliasi atau bekerja untuk partai politik,
organisasi politik, organisas bisnis, korporasi, institusi pemerintah, atau TNI/Polri
2. Tujuan dan kegiatannya tidak bertentangan dengan visi, misi, nilai-nilai, dan
prinsip-prinsip WALHI
3. Memiliki sistem keorganisasian terdiri dari struktur pengurus, staf, program, dan
manajemen
4. Telah melakukan kegiatan advokasi lingkungan hidup dan hak asasi manusia
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun yang tidak bertentangan dengan agenda WALHI
5. Direkomendasikan oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) organisasi anggota WALHI
6. Menyatakan kesediaan secara tertulis untuk mematuhi dan melaksanakan Statuta
dan seluruh keputusan organisasi WALHI
Syarat menjadi anggota WALHI dar unsur individu :

1. Tidak pernah melakukan atau terlibat dalam perusakan lingkungan hidup dan
sumber-sumber kehidupan rakyat, pelanggaran hak asasi dan kejahatan
kemanusiaaan, kejahatan perekomian, serta tindak keekrasan terhadap perempuan
dan anak
2. Telah melakukan kegiatan advokasi lingkungan hidup dan hak asasi manusia
sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun yang tidak bertentangan dengan agenda
WALHI
3. Direkomendasikan oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) organisasi anggota atau 30 (tiga
puluh) individu anggota WALHI
4. Bukan pengurus partai politik, bukan anggota TNI/Polri, bukan pejabat Negara, dan
bukan PNS
5. Tujuan dan kegiatannya yang tidak bertentangan dengan visi, misi, serta nilai-nilai
WALHI
6. Menyatakan kesediaan secara tertulis untuk mematuhi dan melaksanakan Statuta dan
seluruh keputusan organisasi WALHI
Hak Dewan Nasional dan Dewan Eksekutif
meliputi :

1. Menggunakan fasilitas dan sumber daya organisasi dalam menjalankan


agenda organisasi
2. Hak membela diri dalam forum-forum WALHI
3. Memperoleh pembelaan diri organisasi sehubungan dengan resiko atau
akibat dari kegiatan advokasi yang dilakukan
Kesimpulan
Kesimpulan
WALHI mengemban misi sebagai organisasi perjuangan penegakan kedaulatan rakyat
atas sumber-sumber kehidupan. Untuk mewujudkannya WALHI memainkan peran :
1. Menggalang sinergi yang berorientasi pada nilai-nilai : hak asasi manusia,
Demokrasi, Keadilan Gender, Keadilan ekologis, Keadilan antar generasi,
Persaudaraan sosial, anti kekerasan, keberagaman dan dengan mengedepankan
prinsip-prinsip utama yaitu keterbukaan, keswadayaan, professional, ketauladanan,
kesukarelawan.
2. Mendorong proses transformasi sosial dengan cara : 1. mengembangkan potensi
kekuatan dana ketahan rakyat 2. mengembalikan mandate negara untuk
menegakkan dan melindungi kedaulatan rakyat 3. mendekonstruksikan tatanan
ekonomi kapitalistk global yang menindas dan eksploitatid menuju ke arah ekonomi
kerakyatan 4. membangun alternatif tata ekonomi dunia baru 5. mendesakkan
kebijakan pengelolaan sumber-sumber kehidupan rakyat yang adil dan
berkelanjutan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai