PEMBUKAAN
Dalam rangka mewujudkan tujuan akhir Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
cita-cita Bangsa Indonesia yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka mutlak diperlukan peran serta
seluruh warga masyarakat dan pemerintah untuk mencapai tujuan nasional
tersebut dalam semangat kebersamaan, keterbukaan, dan kemitraan.
Peran serta masyarakat dalam pembangunan saat ini didasarkan masih belum
mencapai taraf yang diharapkan. Hal ini disebabkan masih adanya keterbatasan
keterampilan, kemapuan, dan pengetahuan masyarakat untuk menggali dan
memanfaatkan sumber daya yang ada. Oleh karena itu, perlu dikembangkan
upaya-upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia.
Atas dasar pemikiran dan keinginan yang kuat untuk meningkatkan peran serta
masyarakat tersebut, maka lembaga swadaya masyarakat yang hakekat
keberadaanya merupakan perwujudan tanggung jawab masyarakat untuk
meningkatkan keterampilan, kemapuan, dan pengetahuan dalam semangat
keswadayaan dan kemandirian, sangat diharapkan akan mampu memenuhi
tanggung jawab tersebut.
KEKAYAAN
Pasal 5
1. Kekayaan perkumpulan adalah semua harta kekayaan perkumpulan yang berasal
dari sumbangan Badan Pengurus;
2. Kekayaan tersebut akan berubah-ubah dan bertambah karena:
a. Bantuan, sumbangan dari pemerintah, swasta, badan-badan lain maupuan
perorangan yang menaruh simpati terhadap kegiatan perkumpulan;
b. Penghasilan dan pendapatan dari usaha-usaha perkumpulan;
c. Hadiah, hibah, dan wasiat serta lain-lainnya yang tidak mengikat, baik berupa
barang bergerak, maupun tidak bergerak.
3. Perolehan yang lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Lembaga
dan/atau peraturan Undang-undang yang berlaku.
4. Semua kekayaan Lembaga harus dipergunakan untuk mencapai dan tujuan
Lembaga.
ORGANISASI LEMBAGA
Pasal 6
Lembaga mempunyai organisasi yang terdiri dari Pembina dan Pengurus.
Pengurus ini terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan beberapa Orang
Koordinator (tergantung kebutuhan), semuanya diangkat oleh Dewan Pembina
untuk waktu yang ditentukan selama-lamanya 5 tahun dan dapat dipilih kembali.
PEMBINA
Pasal 7
1. Pembina adalah organ Lembaga yang mempunyai kewenangan yang tidak
diserahkan kepada pengurus.
2. Pembina terdiri dari seorang atau lebih anggota pembina.
3. Dalam hal terdapat lebih dari seorang anggota, maka seorang diantaranya
diangkat sebagai Ketua Pembina.
4. Yang dapat diangkat sebagai anggota Pembina adalah perseorangan sebagai
pendiri Lembaga dan/atau mereka yang berdasarkan keputusan Rapat
Anggota Pembina dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai
maksud dan tujuan.
5. Anggota Pembina tidak diberi gaji dan /atau tunjangan oleh Lembaga.
6. Dalam hal Lembaga oleh karena sebab apapun tidak mempunyai anggota
Pembina, maka dalam waktu Tiga Puluh hari sejak terjadinya kekosongan
tersebut wajib diangkat anggota Pembina berdasarkan keputusan Rapat
Gabungan Anggota Pengawas dan Anggota Pengurus.
7. Seorang anggota Pembina berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Lembaga
paling lambat Tiga Puluh hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
Pasal 8
1. Masa Jabatan Pembina tidak ditentukan lamanya.
2. Jabatan anggota pembina akan berakhir dengan sendirinya, apabila anggota
Pembina tersebut :
a. Meninggal dunia.
b. Mengundurkan diri dengan pemberitahuan secara tertulis sebagaimana
diatur dalam pasal 7 ayat 7.
c. Tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
d. Diberhentikan berdasarkan keputusan rapat.
e. Dinyatakan pailit atau ditaruh dibawah pengampuan berdasarkan suatu
penetapan pengadilan.
3. Dilarang untuk menjadi anggota pembina berdasar peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
PENGURUS
Pasal 10
1. Pengurus adalah organ Lembaga yang melaksanakan kepengurusan Lembaga
yang sekurang-kurangnya terdiri dari :
a. Seorang Ketua/Direktur.
b. Seorang Sekretaris.
c. Seorang Bendahara.
2. Dalam hal diangkat lebih 1 (satu) orang Ketua, maka 1 (satu) orang
diantaranya diangkat menjadi Ketua Umum.
3. Dalam hal diangkat lebih 1 (satu) orang Sekretaris, maka 1 (satu) orang
diantaranya diangkat menjadi Sekretaris Umum.
4. Dalam hal diangkat lebih 1 (satu) orang Bendahara, maka 1 (satu) orang
diantaranya diangkat menjadi Bendahara Umum.
KEANGGOTAAN PENGURUS
Pasal 11
Keangotaan Pengurus berakhir karena:
1. Meniggal dunia.
2. Mengundurkan diri.
3. Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang
diancam dengan hukuman penjara paling sedikit 5 (lima) tahun
4. Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Pembina.
5. Masa Jabatan berakhir.
6. Tidak aktif secara berturut turut 1 (satu) tahun.
7. Bila terdapat suatu lowongan dalam susunan pengurusan, maka Pembina
berhak mengisi lowoangan tersebut.
RAPAT-RAPAT
Pasal 13
Rapat Lembaga terdiri dari rapat pembina, rapat pengurus, rapat pengawas, dan
rapat gabungan.
1. Rapat Pembina:
a. Rapat pembina diadakan paling lambat sedikit sekali dalam satu tahun,
paling lambat dalam waktu lima bulan setelah akhir tahun buku sebagai
rapat tahunan.
b. Panggilan rapat pembina dilakukan oleh pembina secara langsung, atau
melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat tujuh hari
sebelum rapat diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan
dan tanggal rapat.
c. Rapat pembina dipimpin oleh ketua pembina, dan jika ketua pembina tidak
hadir atau berhalangan, maka rapat pembina akan dipimpin oleh seorang
yang dipilih oleh dan dari anggota pembina yang hadir.
d. Setiap rapat pembina dibuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh
ketua dan sekretaris rapat.
2. Rapat Pengurus:
a. Rapat pengurus dapat diadakan setiap waktu bila dipandang perlu atas
permintaan tertulis dari satu orang atau lebih pengurus, pengawas atau
pembina.
b. Panggilan rapat pengurus dilakukan leh pengurus yang berhak memwakili
pengurus.
c. Rapat pengurus diadakan ditempat kedudukan Lembaga atau ditempat
kegiatan Lembaga.
d. Rapat pengurus dipimpin oleh ketua/ketua umum.
e. Apabila ketua berhalangan hadir, maka rapat pengurus dipimpin oleh
seorang anggota pengurus yang dipilih oleh dan dari pengurus yang hadir.
3. Rapat Gabungan/Dewan Pengurus:
a. Rapat gabungan adalah rapat yang didakan oleh pengurus dan pembina.
b. Rapat gabungan diadakan paling sedikit 1 kali dalam setahun.
c. Pemanggilan rapat dilakukan oleh pengurus.
d. Rapat gabungan dipimpin oleh ketua pengurus, apabila ketua berhalangan
maka pimpinan rapat dipimpin oleh ketua pembina.
e. Apabila keduanya tidak hadir maka, rapat gabungan dipimpin oleh
pengurus atau Pembina yang pilih oleh dan dari pengurus dan Pembina
yang hadir.
f. Rapat gabungan juga dilakukan apabila terjadi jabatan lowongan dalam
organisasi Pembina dan / atau pengurus.
PEMBUBARAN
Pasal 19
Pembubaran Lembaga ini hanya dapat dilakukan atas dasar keputusan Rapat
Dewan Pengurus yang sengaja diadakan untuk keperluan itu dan dihadiri
sedikitnya ¾ dari anggota penggurus serta disetujui oleh paling sedikit 2/3 dari
jumlah peserta rapat yang hadir, sedangkan keputusan diambil atas dasar
musyawarah dan mufakat, dan penyelesaian likuidasi dilakukan oleh para anggota
Dewan Pengurus, kecuali rapat pembubaran menentukan lain. Jika setelah
likuidasi masih ada sisa kekayaan, maka sisa kekayaan Lembaga tersebut harus
diberikan kepada badan yang mempunyai tujuan dengan Lembaga ini atau kepada
badan sosial lain yang disetujui oleh rapat pembubaran.
PENUTUP
Pasal 20
Hal-hal yang belum diatur atau kurang lengkap diatur dalam anggaran Dasar ini
dapat diputus oleh Dewan Pengurus dan apabila dianggap perlu dapat diatur
dalam Aturan Rumah Tangga atau Peraturan lain yang tidak boleh bertentangan
dengan Anggaran Dasar ini.
Ditetapkan Di : Senurus
Pada Tanggal : 05 Januari 2014
MASJUDDIN, S.Pd.