PERSON
· PEMBINA / PENDIRI
Sebagaimana disebutkan dalam pasal 28 ayat (1) UU No. 28 tahun 2004, yang dinamakan Pembina
adalah organ Yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada Pengurus atau
Pengawas oleh Undang-undang ini atau Anggaran Dasar. Sedang yang dapat diangkat sebagai anggota
Pembina adalah adalah orang perseorangan sebagai pendiri Yayasan dan/atau mereka yang berdasarkan
keputusan rapat anggota Pembina dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai maksud dan
tujuan Yayasan. Anggota Pembina tidak diberi gaji dan/atau tunjangan oleh Yayasan.Masa jabatan
Dewan Pembina tidak ditentukan lamanya. Anggota Dewan Pembina tidak boleh merangkap menjadi
anggota Dewan Pengurus maupun Dewan Penasihat.
Kewenangan Pembina
Tugas Pembina
· PENASIHAT
Penasihat adalah wakil pengurus yang berasal dari anggota pengurus Yayasan yang bertugas untuk
mendampingi dan mengayomi setiap lembaga-lembaga yang berada dibawah naungan Yayasan sesuai
dengan bidang masing-masing.
Tugas dan Wewenang Penasihat
1. Memberikan nasihat, arahan dan pertimbangan kepada Pengurus dan Pelaksana Lembaga, diminta
maupun tidak diminta.
6. Sebagai pengambil kebijakan tertinggi ketika Lembaga mengalami masalah yang dianggap darurat.
· PENGAWAS
Sesuai dengan pasal 40 yang dimaksud dengan pengawas adalahPengawas adalah organ Yayasan yang
bertugas melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan
Yayasan.Yayasan memiliki Pengawas sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Pengawas yang wewenang,
tugas, dan tanggung jawabnya diatur dalam Anggaran Dasar.
Yang dapat diangkat menjadi Pengawas adalah orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan
hukum. Pengawas Yayasan diangkat dan sewaktu-waktu dapat diberhentikan berdasarkan keputusan
rapat Pembina. Dalam hal pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian Pengawas dilakukan tidak
sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, atas permohonan yang berkepentingan umum, Pengadilan
dapat membatalkan pengangkatan, pemberhentian atau penggantian tersebut.
Pengawas Yayasan diangkat oleh Pembina berdasarkan keputusan rapat Pembina untuk jangka waktu
selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. Ketentuan mengenai
susunan, tata cara pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian Pengawas diatur dalam Anggaran
Dasar. Dalam hal terdapat penggantian Pengawas Yayasan, Pembina wajib menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis kepada Menteri dan kepada instansi terkait. Pemberitahuan tersebut
wajib disampaikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal dilakukan penggantian
Pengawas Yayasan. Dalam hal pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian Pengawas dilakukan
tidak sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, atas permohonan yang berkepentingan atau atas
permintaan Kejaksaan dalam hal mewakili kepentingan umum, Pengadilan dapat membatalkan
pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian Pengawas tersebut.
Kewenangan Pengawas
2. Pengawas berhak Mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Pengurus
4. Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling lambat 7 (tujuh) hari
terhitung sejak tanggal pemberhentian sementara, wajib dilaporkan secara tertulis kepada Pembina.
· PENGURUS
Peranan Pengurus amat dominan pada suatu organisasi. Pada Yayasan Pengurus adalah organ Yayasan
yang melaksanakan kepengurusan Yayasan. Sebelum adanya Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2001
berhubungan dengan Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2004, banyak terjadi Pendiri merangkap
sebagai Pengurus ataupun sebaliknya. Hal ini mengakibatkan timbulnya kepentingan pribadi dari
pengurus yayasan yang tentu saja dapat merugikan yayasan dalam menjalankan kegiatanya. Peran
Pengurus dalam Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan diatur dalam Pasal 31 sampai
dengan Pasal 39. Dalam pasal 31 ayat (3) telah dijelaskan bahwa Pengurus tidak boleh merangkap
sebagai Pembina atau Pengawas. Sebaliknya juga dijelaskan di pasal 29. Larangan perangkapan jabatan
dimaksud untuk meghindari kemungkinan tumpang tindih kewenangan, tugas dan tanggung jawab
antara Pembina, Pengurus, dan Pengawas yang dapat merugikan kepentingan Yayasan atau pihak lain.
Pengurus adalah organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan yayasan baik didalam maupun di luar
yayasan. Pengurus dapat menerima gaji, upah atau honorarium dengan catatan bahwa pengurus
Yayasan tersebut bukan merupakan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan Pendiri, Pembina dan
Pengawas serta melaksanakan kepengurusan Yayasan secara langsung dan penuh. Pengurus mempunyai
tugas dan kewenangan melaksanakan kepengurusan dan perwakilan yang harus dijalankan semata –
mata untuk mencapai maksud dan tujuan yayasan. Adapun yang dapat diangkat menjadi pengurus
yayasan adalah orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum.
e. Mengajukan perpanjangan jangka waktu pendirian, jika yayasan didirikan untuk
Dalam menjalankan tanggung jawab tugasnya seorang pengurus harus berlandaskan pada prinsip:
1. Fiduciary duty adalah prinsip yang lahir karena tugas dan kedudukan yang
2. Duty of skill and care adalah prinsip yang menunjuk kepada kemampuan serta
3. Statutory duty adalah prinsip yang berkaitan dengan kekuasaan dan wewenang serta
ATURAN
Dalam UU No. 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan BAB II PENDIRIAN Pasal 14, disebutkan :
1. Akta pendirian memuat Anggaran Dasar dan keterangan lain yang dianggap perlu.
2. maksud dan tujuan serta kegiatan untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut;
4. jumlah kekayaan awal yang dipisahkan dari kekayaan pribadi pendiri dalam bentuk uang atau
benda;
11. penggunaan kekayaan sisa likuidasi atau penyaluran kekayaan Yayasan setelah pembubaran.
Jumlah minimum harta kekayaan awal yang dipisahkan dari kekayaan pribadi Pendiri sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) huruf d ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
kurangnya nama, alamat, pekerjaan, tempat dan tanggal lahir, serta
4. Jumlah minimum harta kekayaan awal yang dipisahkan dari kekayaan pribadi
Pendiri sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf d ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
BAB I
Pasal 1
Mengatur kedudukan Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan/Cabang. Juga memberikan kriteria dan
aturan mengenai pembukaan kantor perwakilan baru.
Pasal 2
Mengatur detil desain lambang dan simbol, sekaligus aturan-aturan pengembangan dan
penggunaannya.
BAB II
Pasal 3
Mengatur Visi Yayasan agar dapat dengan jelas menggambarkan dalam jangka panjang bagaimana
kondisi sasaran jika Yayasan berhasil mencapai tujuan-tujuannya.
Misi harus mampu mencakup maksud (tujuan atau hasil) yang ingin dicapai dan siapa penerima
manfaat, sarana mencapainya (program, tindakan atau layanan).
Pasal 4
Mengatur dan menegaskan nilai-nilai serta prinsip-prinsip dasar Yayasan yang akan menjadi panduan
gerak organisasi dalam mencapai visi dan misi Yayasan.
Pasal 5
Sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, maka bagian ini akan mengatur posisi dan peran
organisasi dalam konstalasi besar para pihak yang terlibat. Pilihan posisi dan peran akan menunjukkan
sikap yang diambil organisasi atas peta kedudukan para pihak lainnya.
Pasal 6
Bentuk Kelembagaan
Sesuai dengan posisi dan peran yang telah ditetapkan, Yayasan menentukan pilihan bentuk
kelembagaannya. Bagian ini akan menjelaskan dan mengatur karakteristik bentuk Yayasan.
Pasal 7
Mengatur mengenai pertimbangan dalam menetapkan penerima manfaat dan juga skala prioritas yang
akhirnya harus dipilih.
Pasal 8
Menentukan pola pendekatan yang akan digunakan oleh Yayasan. Pola pendekatan adalah semacam
jurus, atau the way organisasi ini akan bekerja. Pola pendekatan merupakan turunan dari penetapan
nilai, prinsip, posisi dan peran yang telah dilakukan sebelumnya.
Pasal 9
Instrumen Intervensi
Menentukan intervensi yang akan digunakan untuk menjalankan pola pendekatan. Instrumen intervensi
ini akan menjadi kerangka pengembangan strukur dan fungsi dalam kelembagaan.
Mengatur kebijakan-kebijakan dasar organisasi dalam berbagai fungsi yang diperankan oleh Yayasan.
Kebijakan umum ini akan menjadi dasar bagi turunan aturan detil dalam setiap mekanisme dan
prosedur pengelolaan organisasi.
BAB III
ORGANISASI PELAKSANA
Pasal 10
Perangkat Organisasi
Menjelaskan formulasi relasi dan mekanisme hubungan antar organ-organ Yayasan, baik organ utama
(Pembina, Pengurus, Pelaksana Kegiatan dan Pengawas) maupun organ-organ pendukung lainnya.
Pasal 11
Struktur Dasar
Menetapkan struktur dasar Yayasan sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2004 (Perubahan atas UU No. 16
Tahun 2001) tentang Yayasan dengan organ utama Yayasan yaitu: Pembina, Pengurus, Pelaksana dan
Pengawas. Bagian ini juga akan mengatur fungsi, tanggung jawab dan tugas masing-masing personil.
Pasal 12
Struktur Pelaksana
Mengatur struktur organisasi Pelaksana Kegiatan, sesuai dengan pemetaan fungsional yang telah
dilakukan. Bagian ini juga akan mengatur fungsi dan jenis komite yang akan dibentuk. Juga disertai
aturan atas tanggung jawab dan tugas masing-masing personil dalam struktur
organisasi Pelaksana Kegiatan.
Pasal 13
Mengatur struktur organisasi Kantor Cabang yang baku, berikut juga ruang penyesuaian dan
pengembangan struktur, sesuai dengan kebutuhan masing-masing cabang. Bagian ini juga akan
mengatur fungsi, tanggung jawab dan tugas masing-masing personil dalam struktur organisasi
pengelola per Kantor Cabang.
BAB III
KEBIJAKAN UMUM
Mengatur kebijakan-kebijakan dasar organisasi dalam berbagai fungsi yang diperankan oleh Yayasan.
Kebijakan umum ini akan menjadi dasar bagi turunan aturan detil dalam setiap mekanisme dan
prosedur pengelolaan organisasi.
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
BAB IV
Pasal 17
Bagian ini akan memberikan konteks bagi program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh Yayasan,
dalam bentuk identifikasi isu strategis dan tantangan yang dihadapi dalam jangka menengah.
Pasal 18
Pasal 19
Penetapan atas ukuran bagi perubahan di tingkat kelompok sasaran yang didukung.
Pasal 20
Penetapan atas ukuran bagi perubahan di tingkat kelembagaan atau internal Yayasan.
BAB V
LAPORAN
Pasal 21
Memberikan aturan dan pola bagi pelaksanaan fungsi pemantauan dan evaluasi secara bertingkat dan
partisipatif, mulai dari tingkatan penerima manfaat, jejaring, hingga pada tingkat
Pelaksana Kegiatan dan Pengurus Yayasan.
Pasal 22
Pelaporan
Memberikan aturan dan pola bagi pelaksanaan pelaporan kegiatan dan keuangan secara bertingkat,
mulai dari penerima manfaat, hingga pada tingkat Pelaksana Kegiatan dan Pengurus Yayasan. Hasil
akhir dari proses ini adalah laporan tahunan (laptah) Yayasan.
AKTA
Akta Pendirian Yayasan harus dibuat dalam bentuk akta notaris. Selain itu Notarislah yang akan
mengawal proses pendirian Yayasan, mulai dari pemesanan nama, pengajuan permohonan pengesahan
badan hukum Yayasan kepada Menteri, hingga penerimaan berkas-berkas proses jadinya Yayasan.
Sebagai langkah awal, Anda bisa mendatangi Notaris setempat dan berkonsultasi tentang keinginan
Anda. Biasanya Notaris akan memberikan nasehat mengenai prosedur teknis serta syarat-syarat yang
harus dipenuhi.
Untuk selanjutnya bila syarat-syarat tersebut sudah lengkap, maka para pendiri bersama-sama
menghadap Notaris untuk menandatangani akta pendirian. Yayasan ini sudah dianggap berdiri sejak
ditandatanganinya akta pendirian oleh para pendiri di hadapan Notaris. Namun Yayasan ini belum sah
menjadi Badan Hukum. Untuk itu Notarislah yang akan segera memproses pengesahan badan hukum
Yayasan ke Kementerian Hukum dan HAM RI.
Setelah Akta Pendirian Yayasan ini disahkan sebagai badan hukum oleh Menteri Hukum dan HAM, maka
Yayasan dianggap sebagai pihak yang dapat melakukan perbuatan hukum yang secara hukum juga
bertanggung jawab atas apa yang dikerjakannya. Jadi pertanggungjawaban itu melekat setelah Akta
Pendirian Yayasan disahkan oleh Menteri.
TD KEMENKUMHAM
Untuk mengurus tanda daftar yayasan berikut ini persyaratan yang harus di lengkapi
1. Izin Gangguan (ITU UUG atau HO) untuk badan usaha; atau Persetujuan Tetangga (kiri, kanan, depan,
belakang) diketahui Ketua Rukun Tetangga (RT) dan Ketua Rukun Warga (RW) untuk perorangan
[Fotokopi]
3. Surat Permohonan
permohonan
4. Identitas Pemohon
1. Akta pendirian (Kantor Pusat dan Kantor Cabang, jika ada) dan SK
4. Jika dikuasakan
7. Poposal teknis Izin : Kegiatan Yayasan Proposal teknis yang dilengkapi dengan:
b. Program kerja tahunan yang ditandatangani oleh pengurus dan dibubuhi stempel
yayasan
d. Daftar jenis unit pelayanan sosial dan rencana jumlah warga binaan social
e. Pasfoto berwarna pimpinan yayasan ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar
2. Surat pernyataan diatas kertas bermaterai Rp. 6.000 dari pemilik tanah/bangunan