KONSELING PRANIKAH
FAITHFULNESS (KESETIAAN)
Kelompok 12
Anggota :
Vanesha 18006339
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapakan atas kehadirat Allah SWT, Robb pencipta alam
semesta, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Faithfulness (Kesetiaan)” dalam bentuk yang sangat sederhana ini. Makalah ini dibuat sebagai
tugas mata kuliah “Konseling Pranikah”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penulisan makalah ini semoga semua amal kebaikannya dibalas oleh Allah SWT. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari semua
pihak agar penulisan selanjutnya bisa lebih baik lagi. Penulis harap makalah ini dapat
memberikan manfaat terutama bagi penulis dan umumnya bagi semua orang yang
membacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
FAITHFULNESS (KESETIAAN)
A. Konsep Dasar
Banyak alasan mengapa seseorang jatuh cinta, bisa karena penampilan fisik,
pendidikan, kekayaan dan sederet alasan lain. Sayangnya, daya tarik itu bisa memudar
seiring waktu. Buntutnya rasa suka pun beralih ke orang lain. Ada juga yang
membohongi pasangannya karena tidak mampu mengendalikan nafsunya. Jika ini
2
alasannya, maka ada kecenderungan 'berselingkuh' setiap kali pasangannya tidak ada.
Atau bisa seseorang berkhianat karena tidak mendapat kepuasan di rumahnya, dan
mencari di tempat lain.
Sebuah hubungan yang dibangun oleh rasa saling percaya, sangat rawan terjadi
perselingkuhan. Rasa curiga yang berlebihan akan memicu seseorang untuk berbohong.
Dan orang yang merasa telah dibohongi cenderung untuk membalas dendam pada
pasangannya yang telah tidak setia.
3. Materialistik
C. Masalah Terkait
Terkait kesetiaan masalah yang sering muncul dalam sebuah rumah tangga
adalah perselingkuhan. Perselingkuhan (Infidelity) adalah pelanggaran sebuah
kepercayaan, pengkhianatan sebuah hubungan, pemutusan sebuah kesepakatan
(Pittman, 1989). Selain itu pada beberapa literatur perselingkuhan memiliki sinonim
antara lain: kecurangan, perzinaan (adultery) saat menikah, tidak setia, atau
berselingkuh yaitu pelanggaran terhadap kontrak pasangan atau kontrak yang diklaim
berkaitan dengan eksklusivitas hubungan emosional dan seksual. (Weeks, Gambescia
3
and Jenkins, 2003). Peneliti lainnya mendefinisikan perselingkuhan sebagai
pelanggaran menurut perasaan subjektif bahwa pasangan seseorang telah melanggar
seperangkat aturan atau norma dari sebuah hubungan. Pelanggaran ini mengakibatkan
perasaan cemburu dan persaingan seksual (Leeker and Carlozzi, 2012). Perselingkuhan
berarti pula penghianatan terhadap kesetiaan dan hadirnya wanita lain dalam
perkawinan sehingga menimbulkan perasaan sakit hati, kemarahan yang luar biasa,
depresi, kecemasan, perasaan tidak berdaya, dan kekecewaan yang amat mendalam.
Willard Harley (1994) (dalam Afgan Nugraha dkk, 2020) menyatakan penyebab
perselingkuhan amat beragam dan biasanya tidak hanya disebabkan oleh satu hal saja
Ketidakpuasan dalam perkawinan merupakan penyebab utama yang sering dikeluhkan
oleh pasangan, tetapi ada pula faktor-faktor lain di luar perkawinan yang
mempengaruhi masuknya orang ketiga dalam perkawinan, Tidak bertemunya
kebutuhan suami dan istri dalam rumah tangga. Kebutuhan istri meliputi kebutuhan
akan kasih sayang (affection), percakapan (conversation), ketulusan dan keterbukaan
(honesty and openness), komitmen finansial (financial commitment) dan komitmen
keluarga (family commitment). Sedangkan kebutuhan suami meliputi kebutuhan
seksual (sexual fulfillment), kebersamaan dalam rekreasi (recreational
companionship), memiliki pasangan yang menarik (an attractive spouse), dukungan
dalam rumah tangga (domestic support) dan kekaguman (admiration).
D. Pelayanan Bimbingan Konseling
Adapun layanan yang dapat diberikan yaitu konseling individu merupakan
suatu cara yang dapat digunakan oleh konselor kepada klien yang sedang mengalami
masalah terhadap pasangan suami-istri dalam menjalani kehiudpan berumah tangga
untuk mencapai kehidupan sakinah mawadah wa rahmah. Adapun cara yang dapat
dilakukan yaitu :
1. Jangan membiarkan diri dikuasai emosi sehingga melakukan hal hal yang tidak baik
atau bahkan lebih jauh melakukan tindakan melanggar hukum atau melakukan
tindakan kriminal. Misalnya, karena suami diketahui berselingkuh, kemudian
menjadi marah lalu melakukan tindakan pemukulan atau lebih dari itu.
2. Cobalah memahami bahwa setiap orang yang melakukan perselingkuhan, "tahu
bahwa dirinya sedang berbuat dosa". Tidak peduli dia orang Kristen atau bukan,
mereka tahu bahwa perselingkuhan itu salah. Sebab masalah ini juga merupakan
pelanggaran norma yang berlaku di masyarakat.
4
3. Menangkan kembali pasangan Anda untuk kembali dan mem punyai
tanggungjawab dalam rumah tangga. Maka apabila anda mendapati pasangannya
sedang berselingkuh, janganlah memberikan judgement-judgement dengan
kemarahan tak terkendali yang akan membuatnya lebih menjauhi Anda, hal ini yang
kurang dipahami oleh banyak pasangan sehingga pada akhirnya bercerai. Tetapi
berusahalah untuk meyakinkan pasangan Anda bahwa dia mempunyai tanggung
jawab terhadap pernikahannya dan tanggung jawab terhadap anak-anaknya.
Terlebih lagi tanggung jawab kepada Tuhan. Tunjukkan kasih kepada pasangan
Anda bahwa kita inilah "yang paling special" untuknya, dan curahkan perasaan kita
kepadanya. Bersikaplah bahwa ada ini patut untuk dicintai, dan mudah untuk
dicintai. Percayalah bahwa kemudian dia tidak akan pernah meninggalkan Anda,
ini penting untuk membangun "konsep diri" dan selalu berusaha berpikir positif.
BAB III
5
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis sangat berharap para pembaca akan dapat lebih memahami lagi mengenai
kesetiaan dalam kehidupan perkawinan, baik dengan pasangan, orangtua maupun keluarga
besar, serta isu-isu terkait. Dan bagaimana layanan BK dalam membantu individu yang
memiliki permasalahan kesetiaan dalam perkawinan.
6
KEPUSTAKAAN
Afgan Nugraha, dkk. 2020. Faktor Penyebab Terjadinya Perceraian Rumah Tangga AKibat
Perselingkuhan. Kalabbirang Law Journal 2(1)
Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Matsumura, Akira. 1995. Daijisen. Shogakukan. Japan.
Leeker, O. and Carlozzi, A. 2012. ‘Effects of Sex, Sexual Orientation, Infidelity
Expectations, and Love on Distress related to Emotional and Sexual Infidelity’, Journal
of Marital and Family Therapy, 40(1), pp. 68–91
Pittman, F. 1989. Private Lies Infidelity and the Betrayal of Intimacy. New York: W. W.
Norton & Company
Sari, A.E. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesetiaan dalam Perkawinan.Skripsi.
Semarang. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.
Weeks, G. R., Gambescia, N. and Jenkins, R. E. 2003. Treating infidelity: Therapeutic
dilemmas and effective strategies. New York: W.W. Norton and Company