Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSELING PRANIKAH

FAITHFULNESS (KESETIAAN)

Dosen : Dr. Nurfarhanah, S,Pd., M.Pd., Kons

Kelompok 12

Anggota :

Fristiandita Gemariesha 18006109

Vanesha 18006339

Wira Sefita 18006218

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapakan atas kehadirat Allah SWT, Robb pencipta alam
semesta, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Faithfulness (Kesetiaan)” dalam bentuk yang sangat sederhana ini. Makalah ini dibuat sebagai
tugas mata kuliah “Konseling Pranikah”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penulisan makalah ini semoga semua amal kebaikannya dibalas oleh Allah SWT. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari semua
pihak agar penulisan selanjutnya bisa lebih baik lagi. Penulis harap makalah ini dapat
memberikan manfaat terutama bagi penulis dan umumnya bagi semua orang yang
membacanya.

Padang, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 9
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 2
A. Konsep Dasar .......................................................................................................... 2
B. Faktor Penyebab Ketidaksetiaan .............................................................................. 2
C. Isu/Masalah terkait .................................................................................................. 3
D. Pelayanan BK ......................................................................................................... 4
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 9
B. Saran....................................................................................................................... 9
KEPUSTAKAAN ........................................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkawinan merupakan masa-masa terbaik dengan semua perubahannya yang
menghantar orang untuk lebih mengenal dengan baik hubungan-hubungan manusiawi,
seksualitas, dan komunikasi yang memenuhi dan memperkaya hakikat perkawinan. Dalam
hubungan perkawinan dituntut kesetiaan setiap pasangan. Kesetiaan merupakan ketulusan,
tidak melanggar janji atau berkhianat, perjuangan dan anugerah, serta mempertahankan
cinta dan menjaga janji bersama. Kesetiaan adalah dedikasi diri untuk orang tertentu,
kelompok, atau keyakinan tertentu, dan tidak mengubah prinsip.
Apabila suatu hubungan tidak dilandasi dengan hubungan yang setia, suatu
hubungan akan menjadi rusak, tidak seimbang dan dapat menyebabkan putus hubungan.
Suatu hubungan yang tidak didasari kesetiaan dapat memancing pihak ketiga didalamnya
atau terjadi perselingkuhan. Perselingkuhan pada umumnya banyak terjadi pada anggota
keluarga yang kurang memiliki kualitas keagamaan yang mantap, lemahnya dasar cinta,
komunikasi kurang lancar dan harmonis, sikap egois dari masing-masing, emosi kurang
stabil, dan kurang mampu membuat penyesuaian diri.
B. Rumusan Masalah
Hal-hal yang akan dibahas dan merupakan suatu rumusan masalah dari pembahasan
ini, yaitu:
1. Apa konsep dasar kesetiaan?
2. Apa yang menjadi faktor penyebab ketidaksetiaan?
3. Bagaimana isu terkait kesetiaan perkawinan?
4. Bagaimana pelayanan bimbingan dan konseling dalam permasalahaan kesetiaan dalam
perkawinan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami konsep dasar kesetiaan.
2. Untuk memahami faktor penyebab ketidaksetiaan
3. Untuk memahami masalah terkait kesetiaan dalam perkawinan.
4. Untuk memahami bagaimana pelayanan bimbingan dan konseling

1
BAB II
PEMBAHASAN
FAITHFULNESS (KESETIAAN)
A. Konsep Dasar

Kesetiaan merupakan ketulusan, tidak melanggar janji atau berkhianat,


perjuangan dan anugerah, serta mempertahankan cinta dan menjaga janji bersama.
Kesetiaan adalah dedikasi diri untuk orang tertentu, kelompok, atau keyakinan tertentu,
dan tidak mengubah prinsip (Matsumura: 1995:1930). Setia berarti tidak mengkhianati.
Di dalam kesetiaan itu terdapat kepercayaan, karena pada saat seseorang setia kepada
sesamanya, maka orang tersebut percaya bahwa dirinya tidak akan dikhianati.
Kesetiaan menurut KBBI (2007:1056) adalah keteguhan hati, ketaatan (dalam
persahabatan perhambaan), kepatuhan. Kesetiaan adalah kata yang sering
dipermasalahkan oleh banyak orang, baik itu pasangan maupun di dalam persahabatan.
Kesetiaan menjadi bagian penting dalam membangun sebuah hubungan, tapi bukan
berarti kesetiaan tersebut harus mengikat dan hanya boleh akrab dengan satu orang saja.
Kesetiaan berkaitan dengan bagaimana menjaga hubungan atau persahabatan selama
mungkin.
Menurut Cloud & Townsend (dalam Sari, 2008) kesetiaan adalah sebuah bentuk
dari tingkah laku yang dilakukan berulang yang akhirnya akan menjadi sebuah sifat
yang permanen. Kesetiaan yang ditujukan kepada pasangan juga berarti bahwa individu
di dalam hubungan tesebut dapat saling mengandalkan untuk menjaga komitmen
bersama yang telah di sepakati.
B. Faktor Penyebab Ketidaksetiaan
Berikut alasan yang mungkin mendorong seseorang berkhianat atau tidak setia
kepada pasangannya:

1. Tak bisa mengontrol nafsunya

Banyak alasan mengapa seseorang jatuh cinta, bisa karena penampilan fisik,
pendidikan, kekayaan dan sederet alasan lain. Sayangnya, daya tarik itu bisa memudar
seiring waktu. Buntutnya rasa suka pun beralih ke orang lain. Ada juga yang
membohongi pasangannya karena tidak mampu mengendalikan nafsunya. Jika ini

2
alasannya, maka ada kecenderungan 'berselingkuh' setiap kali pasangannya tidak ada.
Atau bisa seseorang berkhianat karena tidak mendapat kepuasan di rumahnya, dan
mencari di tempat lain.

2. Kurangnya rasa percaya

Sebuah hubungan yang dibangun oleh rasa saling percaya, sangat rawan terjadi
perselingkuhan. Rasa curiga yang berlebihan akan memicu seseorang untuk berbohong.
Dan orang yang merasa telah dibohongi cenderung untuk membalas dendam pada
pasangannya yang telah tidak setia.

3. Materialistik

Seseorang kadang terlalu penuntut. Jika pasangannya tidak bereaksi seperti


yang diharapkan, bisa saja ia berusaha mendapatkannya dari orang lain. Saat ini, jamak
ditemui seorang gadis yang menjalin hubungan dengan banyak orang, hanya demi
memuaskan nafsu konsumtifnya.

4. Kurangnya sikap saling menghargai

Penghargaan yang kurang juga bisa memicu perselingkuhan. Seorang laki-laki


akan mencari 'apresiasi' dari perempuan lain jika ia merasa kurang mendapat
penghargaan di rumah. sebaliknya seorang perempuan juga bisa melakukan hal serupa.
Pengkhianatan bisa jadi cara untuk mendapatkan penghargaan dari pasangannya. Jadi
setelah mendengar alasan mengapa ia berselingkuh, Anda bisa memutuskan jalan
keluar terbaik.

C. Masalah Terkait

Terkait kesetiaan masalah yang sering muncul dalam sebuah rumah tangga
adalah perselingkuhan. Perselingkuhan (Infidelity) adalah pelanggaran sebuah
kepercayaan, pengkhianatan sebuah hubungan, pemutusan sebuah kesepakatan
(Pittman, 1989). Selain itu pada beberapa literatur perselingkuhan memiliki sinonim
antara lain: kecurangan, perzinaan (adultery) saat menikah, tidak setia, atau
berselingkuh yaitu pelanggaran terhadap kontrak pasangan atau kontrak yang diklaim
berkaitan dengan eksklusivitas hubungan emosional dan seksual. (Weeks, Gambescia

3
and Jenkins, 2003). Peneliti lainnya mendefinisikan perselingkuhan sebagai
pelanggaran menurut perasaan subjektif bahwa pasangan seseorang telah melanggar
seperangkat aturan atau norma dari sebuah hubungan. Pelanggaran ini mengakibatkan
perasaan cemburu dan persaingan seksual (Leeker and Carlozzi, 2012). Perselingkuhan
berarti pula penghianatan terhadap kesetiaan dan hadirnya wanita lain dalam
perkawinan sehingga menimbulkan perasaan sakit hati, kemarahan yang luar biasa,
depresi, kecemasan, perasaan tidak berdaya, dan kekecewaan yang amat mendalam.
Willard Harley (1994) (dalam Afgan Nugraha dkk, 2020) menyatakan penyebab
perselingkuhan amat beragam dan biasanya tidak hanya disebabkan oleh satu hal saja
Ketidakpuasan dalam perkawinan merupakan penyebab utama yang sering dikeluhkan
oleh pasangan, tetapi ada pula faktor-faktor lain di luar perkawinan yang
mempengaruhi masuknya orang ketiga dalam perkawinan, Tidak bertemunya
kebutuhan suami dan istri dalam rumah tangga. Kebutuhan istri meliputi kebutuhan
akan kasih sayang (affection), percakapan (conversation), ketulusan dan keterbukaan
(honesty and openness), komitmen finansial (financial commitment) dan komitmen
keluarga (family commitment). Sedangkan kebutuhan suami meliputi kebutuhan
seksual (sexual fulfillment), kebersamaan dalam rekreasi (recreational
companionship), memiliki pasangan yang menarik (an attractive spouse), dukungan
dalam rumah tangga (domestic support) dan kekaguman (admiration).
D. Pelayanan Bimbingan Konseling
Adapun layanan yang dapat diberikan yaitu konseling individu merupakan
suatu cara yang dapat digunakan oleh konselor kepada klien yang sedang mengalami
masalah terhadap pasangan suami-istri dalam menjalani kehiudpan berumah tangga
untuk mencapai kehidupan sakinah mawadah wa rahmah. Adapun cara yang dapat
dilakukan yaitu :
1. Jangan membiarkan diri dikuasai emosi sehingga melakukan hal hal yang tidak baik
atau bahkan lebih jauh melakukan tindakan melanggar hukum atau melakukan
tindakan kriminal. Misalnya, karena suami diketahui berselingkuh, kemudian
menjadi marah lalu melakukan tindakan pemukulan atau lebih dari itu.
2. Cobalah memahami bahwa setiap orang yang melakukan perselingkuhan, "tahu
bahwa dirinya sedang berbuat dosa". Tidak peduli dia orang Kristen atau bukan,
mereka tahu bahwa perselingkuhan itu salah. Sebab masalah ini juga merupakan
pelanggaran norma yang berlaku di masyarakat.

4
3. Menangkan kembali pasangan Anda untuk kembali dan mem punyai
tanggungjawab dalam rumah tangga. Maka apabila anda mendapati pasangannya
sedang berselingkuh, janganlah memberikan judgement-judgement dengan
kemarahan tak terkendali yang akan membuatnya lebih menjauhi Anda, hal ini yang
kurang dipahami oleh banyak pasangan sehingga pada akhirnya bercerai. Tetapi
berusahalah untuk meyakinkan pasangan Anda bahwa dia mempunyai tanggung
jawab terhadap pernikahannya dan tanggung jawab terhadap anak-anaknya.
Terlebih lagi tanggung jawab kepada Tuhan. Tunjukkan kasih kepada pasangan
Anda bahwa kita inilah "yang paling special" untuknya, dan curahkan perasaan kita
kepadanya. Bersikaplah bahwa ada ini patut untuk dicintai, dan mudah untuk
dicintai. Percayalah bahwa kemudian dia tidak akan pernah meninggalkan Anda,
ini penting untuk membangun "konsep diri" dan selalu berusaha berpikir positif.

BAB III

5
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkawinan tetap merupakan masa-masa terbaik dengan semua perubahannya yang


menghantar orang untuk lebih mengenal dengan baik hubungan-hubungan manusiawi,
seksualitas, dan komunikasi yang memenuhi dan memperkaya hakikat perkawinan. Di sini,
perubahan dalam beberapa dimensi hidup seperti politik, sosial, ekonomi, dan budaya turut
memberikan kontribusi yang positif dalam hidup perkawinan. Misalnya, tumbuh usaha-usaha
di bidang ekonomi untuk membantu kesejahteraan keluarga-keluarga tak mampu. Namun di
sisi lain, perubahan dalam beberapa bidang hidup itu sekaligus merupakan hal terburuk dalam
perkawinan karena menghantar orang pada sikap lebih mudah menyerah dan memutuskan
untuk bercerai apabila mereka tidak menemukan jalan keluar yang mereka harapkan.

B. Saran

Penulis sangat berharap para pembaca akan dapat lebih memahami lagi mengenai
kesetiaan dalam kehidupan perkawinan, baik dengan pasangan, orangtua maupun keluarga
besar, serta isu-isu terkait. Dan bagaimana layanan BK dalam membantu individu yang
memiliki permasalahan kesetiaan dalam perkawinan.

6
KEPUSTAKAAN

Afgan Nugraha, dkk. 2020. Faktor Penyebab Terjadinya Perceraian Rumah Tangga AKibat
Perselingkuhan. Kalabbirang Law Journal 2(1)
Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Matsumura, Akira. 1995. Daijisen. Shogakukan. Japan.
Leeker, O. and Carlozzi, A. 2012. ‘Effects of Sex, Sexual Orientation, Infidelity
Expectations, and Love on Distress related to Emotional and Sexual Infidelity’, Journal
of Marital and Family Therapy, 40(1), pp. 68–91
Pittman, F. 1989. Private Lies Infidelity and the Betrayal of Intimacy. New York: W. W.
Norton & Company
Sari, A.E. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesetiaan dalam Perkawinan.Skripsi.
Semarang. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.
Weeks, G. R., Gambescia, N. and Jenkins, R. E. 2003. Treating infidelity: Therapeutic
dilemmas and effective strategies. New York: W.W. Norton and Company

Anda mungkin juga menyukai