Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (MKDU4101)

NAMA : MUHAMMAD FAIROUZ ZAMANI ANOM

NIM : 048680491

1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan


assyaddu hubban (QS. Al- Baqarah (2) : 165), qalbu, mata, dan telinga
(QS. Al-A’raaf (7):179).

a. ‫َو ِم َن ٱلَّناِس َم ن َيَّتِخ ُذ ِم ن ُدوِن ٱِهَّلل َأنَداًدا ُيِح ُّبوَنُهْم َك ُحِّب ٱِهَّللۖ َو ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ۟ا َأَشُّد ُح ًّبا ِهَّلِّلۗ َو َلْو َيَر ى‬
‫ٱَّلِذ يَن َظَلُمٓو ۟ا ِإْذ َيَر ْو َن ٱْلَع َذ اَب َأَّن ٱْلُقَّو َة ِهَّلِل َجِم يًعا َو َأَّن ٱَهَّلل َش ِد يُد ٱْلَع َذ اِب‬

Terjemahan : Dan diantara manusia ada orang yang menyembah


tuhan selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar
cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu
melihat, ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa
kekuatan itu semuanya milik Allah, dan bahwa Alla sangat berat azab-
Nya (niscaya mereka menyesal).

i. Pengertian hubban dalam ayat tersebut mengacu kepada


orang yang beriman kepada Allah SWT. Yang cintanya sangat
besar kepada Allah SWT.
ii. Menurut QS. Al- Baqarah (2) : 165, iman kepada Allah SWT
dimaksudkan orang-orang yang cintanya sangat besar kepada
Allah SWT dan tidak menyembah tuhan selain Allah SWT,
merekalah termasuk orang yang beriman

b. ‫َو َلَقْد َذ َر ْأَنا ِلَجَهَّنَم َك ِثيًرا ِّم َن ٱْلِج ِّن َو ٱِإْل نِسۖ َلُهْم ُقُلوٌب اَّل َيْفَقُهوَن ِبَها َو َلُهْم َأْع ُيٌن اَّل ُيْبِص ُروَن ِبَها‬
‫َٰٓل‬ ‫َٰٓل‬
‫َو َلُهْم َء اَذ اٌن اَّل َيْس َم ُعوَن ِبَهٓاۚ ُأ۟و ِئَك َك ٱَأْلْنَٰع ِم َبْل ُهْم َأَض ُّل ۚ ُأ۟و ِئَك ُهُم ٱْلَٰغ ِفُلوَن‬

Terjemahan : Dan sungguh, akan kami isi neraka jahanam banyak dari
kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
memiliki mata (tetapi) tidak untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka
seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-
orang yang lengah.

c. Pengertian iman menurut QS. Al-A’raaf (7):179 adalah mereka


(orang-orang) yang memanfaatkan segala pemberiaan (hati, mata,
telinga, seluruh anggota tubuh) dari Allah SWT semata untuk
mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

d. Pengertian Iman menurut kedua ayat tersebut adalah orang-orang


yang sangat besar cintanya kepada Allah SWT, tidak menyekutukkan
Allah SWT maupun segala pemberiannya. Memanfaatkan apa yang
telah Allah SWT beri untuk mendalami dan mentaati Ayat suci Al-
Qur’an dan melaksanakan segala perintah Allah SWT.

2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik dan
tujuan penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih
ditekankan kepada aspek non fisik dan pencapaian tujuan penciptaan
tersebut daripada aspek fisik. Hal ini diantaranya diisyaratkan dalam
kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191 dan Q.S. Qaaf (50) :
16.

a. Terjemah Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191 :


(190) Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)
bagi orang yang berakal.
(191) (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambal berdiri,
duduk, dan dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “ya Tuhan kami,
tidaklah engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau,
lindungilah kami dari azab neraka.

Hakikat manusia menurut dua ayat diatas yaitu Manusia pada


hakikatnya harus menggunakan akalnya, untuk selalu mengingat
Allah dengan segala ciptaannya dalam kondisi apapun. Baik dalam
kondisi berbaring, duduk, maupun berdiri.

b. Dan sungguh, kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa


yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya
daripada urat lehernya. Q.S. Qaaf (50) : 16

Hakikat manusia yang dimaksud pada ayat diatas adalah bahwsanya


manusia harus menyadari bahwa Allah lebih tahu dari apa yang
mereka (manusia) tahu tentang dirinya. Dan bahwasanya setiap
manusia akan dicatat segala suatu perilakunya, dari yang terlihat
maupun yang ada di dalam hatinya.

c. Hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat tersebut yakni


manusia yang sempurna adalah yang menggunakan akalnya dalam
kondisi apapun untuk selalu mengingat dan sadar bahwa apapun
yang kita (manusia) lakukan, pasti akan dicatat (baik buruknya) oleh
malaikat dan juga akan diketahui oleh Allah SWT. Karena Allah SWT
adalah sang pencipta, ialah dzat yang menciptakan sesuatu termasuk
yang ada di dalam tubuh manusia.

3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat


tinggal dan berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama
dalam suatu masyarakat.

a. Masyarakat merupakan suatu pergaulan hidup, oleh karena itu


manusia hidup secara Bersama. Masyarakat juga merupakan suatu
system yang terbentuk karena hubungan antar anggotanya.
Adapun juga ciri-ciri masyarakat :
- Manusia yang hidup Bersama
- Bergaul dalam jangka waktu yang lama
- Adanya kesadaran sebagai kesatuan dalam sesama anggota
masyarakat.
b. Menurut QS. Al-Hujuraat: 13 dan QS. Az-Zukhruf: 32, Allah
menjadikan manusia laki-laki dan perempuan, berbagai suku dan
bangsa, Tidak lain untuk tujuan bermasyarakat. Tidak ada perbedaan
di dalamnya, antara miskin dan kaya saling membutuhkan. Allah SWT
meninggikan setengah dari mereka beberapa derajat diatas yang lain
untuk membantu setengah dari mereka yang lain .

c. Masyarakat yang beradab dan sejahtera menurut pengertian


masyarakat madani adalah mereka yang memiliki mental merdeka.
Yang kepentingannya menjadi tertuju untuk seluruhnya, bukan hanya
untuk penguasa atau sang raja. Yang berarti masyarakat yang tidak
terbebani oleh suatu paksaan, dan hanya patuh kepada aturan
hukum yang semuanya mencerminkan keikhlasan pada masyarakat
tersebut.

d. Prinsip-prinsip untuk menuju masyarakat yang beradab dan sejahtera


:

i. Keadilan
Menegakkan keadilan adalah suatu fitrah yang sudah menjadi
semestinya untuk kesejahteraan masyarakat, dimana Allah
SWT juga menciptakan sesuatu juga dengan keadilan dan
keseimbangan.

ii. Supremasi Hukum


Seperti prinsip diatas. Keadilan harus ditegakkan, dimulai
dengan penegakkan hukum. Dalam usaha mewujudkan
supremasi hukum, maka kita harus menetapkan hukum kepada
siapapun tanpa pandang bulu, kita tetap harus berlaku adil.

iii. Persamaan
Artinya, masyarakat madani tidak memandang keturunan, ras,
dll. Melainkan prestasi. Agar tercapainya prinsip-prinsip
masyarakat yang beradab dan sejahtera
iv. Pluralisme
Pluralisme diwujudkan dengan adanya sikap dan toleransi
antar sesama anggota masyarakat yang berbeda, baik itu
agama, warna kulit, suku, dan bangsa.

v. Pengawasan Sosial
Segala kegiatan manusai apapun pasti mempunyai konsekuensi
dari adanya keterbukaan, agar pengawasan sosial tetap
berjalan dan untuk membebaskan anggota masyarakat dari
segala Tindakan kriminal.

Anda mungkin juga menyukai