Anda di halaman 1dari 6

KB 2

Unsur Pembangun Struktur Puisi

A. UNSUR INTRINSIK

Unsur intrinsik adalah unsur yang secara langsung membangun puisi dari dalam, atau dari
wujud puisi itu sendiri. Diantara unsure pembangun dari dalam itu ialah tema, perasaan atau
nada dan suasana puisi, tipografi, enjabemen, akulirik, rima, citraan atau pengimajian, dan
gaya bahasa.

1. Tema
Seperti prosa dan drama, puisi pun memiliki tema yang berisi persoalan yang mendasari
suatu karya sastra. Tema munculnya pada awal sebelum penyair menulis puisinya.
Untuk menentukan tema pada puisi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
1) Dengan cara melihat judul puisinya
2) Melihat bentuk fisik puisi itu

J. Waluyo (2003: 17-31) memberikan kategori tema, yaitu tema :

a. ketuhanan

b. kemanusiaan

c. patriotism

d. cinta tanah air

e. cinta kasih pria dan wanita

f. kerakyatan dan demokrasi

g. keadilan sosial

h. pendidikan

2. Amanat
Amanat dalam puisi juga sering disatukan dengan sikap karena amanat diperoleh
pembaca setelah pembaca atau penikmat menyelesaikan bacaan puisinya. Oleh karena
dilihat dari sisi pembaca maka amanat akan mempengaruhi sikap, cara pandang, dan
wawasan pembacanya.
3. Sikap, Suasana atau Nada, dan Perasaan dalam puisi
Sebuah puisi tidak dapat dinikmati jika tidak dibaca secara keseluruhan. Pembacaan
puisi dapat dilakukan tanpa suara, hanya sekedar untuk dinikmati pembacanya saja atau
dibaca dengan suara keras, bisa juga dideklarasikan. Dengan mendekralasikan atau
membacanya secara keras, anda akan merasakan perasaan yang diungkapkan oleh
penyairnya.
Untuk membantu anda melihat sikap, nada suasana dan perasaan penyair dalam sebuah
karya puisi J. Waluyo memberikan contoh seperti berikut :
a. Ciptaan puisi yang bernada sinis
b. Protes
c. Menggurui
d. Memberontak
e. Main-main
f. Serius
g. Patriotik
h. Belas kasih
i. Takut
j. Mencekam
k. Santai
l. Masa Bodoh
m. Pesimis
n. Humor
o. Mencemooh
p. Kharismatik
q. Khusyuk

Sedangkan mengenai perasaan puisi yang diungkapkan penyair, J. Waluyo memberikan


contoh sebagai berikut:
a. Perasaan gembira
b. Sedih
c. Terharu
d. Tersinggung
e. Terasing
f. Patah hati
g. Sombong
h. Tertekan
i. Cemburu
j. Kesepian
k. Takut
l. Menyesal
4. Tipografi
Tipografi adalah ukiran bentuk puisi yang biasanya berupa susunan baris kebawah. Ada
juga penulis menyebut istilah tipografi dengan sebutan tata wajah puisi. Tipografi ini
banyak terdapat pada puisi modern yang sering disebut dengan istilah puisi mbeling,
puisi kontemporer atau ada juga yang menyebutnya dengan puisi konkret.

5. Enjabemen
Enjabemen adalah pemindahan bagian kalimat pada larik berikutnya sehingga
menimbulkan nuansa makna. Fungsi enjabemen mempererat hubungan antara larik
sehingga makna antaralik itu menjadi utuh.

6. Akulirik
Akulitrik adalah tokoh yang berbicara dalam puisi. Tokoh itu bisa pengarangnya, bisa
pula bukan, dalam arti pengarang mewakilkan tokoh puisi yang dikarangnya kepada
tokoh tertentu atau tokoh lain. Cirri akulirik terdapat kata ganti: aku, kamu dan kita.

7. Rima atau Persamaan Bunyi


Rima adalah persamaan bunyi yang berulang secara teratur pada kata yang letaknya
berdekatan didalam satu larik atau antar lari.

8. Citraan atau Pengimajian


Citraan atau pengimajian adalah susunan kata yang dapat memperjelas atau
memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair.

9. Gaya Bahasa, Irama atau Ritme


Gaya Bahasa, Irama atau Ritme adalah cara khas yang dipakai penyair untuk
menimbulkan efek estetis pada karya yang dihasilkannya.

B. UNSUR EKSTRINSIK PUISI


Disamping unsur pembangun dari dalam, puisi juga memiliki unsur pembangun dari luar
yang disebut unsur ekstrinsik. Unsure ini cukup berpengaruh terhadap keutuhan puisi.
Oleh karena itu, disebut unsur luar, tetapi sangat mempengaruhi totalitas puisi. Unsure
ekstrinsik ini terdiri atas unsur biografi penyair, unsur kesejarahan dan unsur
kemasyarakatan.

C. STRUKTUR LAPIS-LAPIS NORMA


1. Lapis Bunyi
Adalah kemampuan bunyi fonem yang membentuk kata. Kata yang berasal dari
kumpulan bunyi tersebut selanjutnya membentuk bunyi kalimat. Kalimat-kalimat itu
dirangkai menjadi bait. Dari rangkaian itu terbentuklah puisi.
2. Lapis Arti
Sebuah puisi setelah didengar akan terlihat strukturnya atau bentuknyam dengan jelas
sebagai bagian dari huruf yang menjadi kata, kata merupakan bagian dari kelompok
kata, kelompok kata dan kalimat ini memiliki arti yang selanjutnya membentuk arti
yang lebih besar lagi yaitu bait.

3. Lapis Dunia Pengarang


Puisi adalah hasil tulisan pengarang. Apa yang dituliskan didalam puisi tidak selalu
berisi apa yang dialami pengarangnya. Adakalanya tulisan atau karya puisi itu
hanyalah olahan imajinasi pengarangnya

KB 3
Latihan Analisis Puisi Anak-anak

Krakatu
Oleh : Dini Fajariani

Diantara sumatera dan jawa


Terbentang selat sunda
Yang indah rupawan

Berdirilah Krakatau dengan megahnya


Menjulang tinggi mencapai langit
Sungguh indah dipandang mata

Tapi ketika ia marah


Seluruh dunia diguncangnya
Lahar panas keluar dari perutnya
Menerjang semua yang menghalanginya

Asap hitam bertebaran tertiup angin


Kerikil-kerikil berhamburan
Gelombang pasang menghantam pesisir pantai
Tapi semua itu telah berlalu
Dia telah kembali tenang
Kembali indah untuk dipandang
Oh, tuhan sunggguh indah semua ciptaan-Mu

1. Tema
Dari membaca judul puisi kita mendapatkan kata “krakatau” yang mengandung konsep
sebuah sebutan untuk gunung yang pernah meletus dan dikenal oleh banyak orang.

2. Amanat
Untuk menentukan amanat puisi kita perlu membaca kembali puisi tersebut sampai
selesai. Amanat merupakan pesan pengarang yang diberikan kepada pembaca.
Salah satu hasil yang dapat anda tangkap dari pesan pengarang puisi “Kraktau” itu seperti
berikut:
a. Dibalik keindahan terselip ancaman
b. Sesuatu yang indah menyimpan bahaya
c. Segala sesuatu yang diciptakan tuhan dalam dua sisi, yaitu baik (indah) dan tidak baik
(marah, buruk, bahaya)
d. Segala hal akan tercermin melalui sikapnya. Jika sedang tenang akan kelihatan indah,
tetapi jika marah akan kelihatan buruk.

3. Nada sikap, serta suasana hati dan perasaan


Antara sikap, amanat dan tema tidak bisa dipisahkan, dan jika dipisahkan akan
menghilangkan nilai estetis. Berdasarkan suasana pengarang yang tercermin dari puisi
tersebut pada bait 1,2, dan 4 yaitu sikap senang,, suka hati dan bahagia yang diletakkan
pada awal dan akhir puisi.

4. Rima
Rima terdapat pada hubungan bunyi antarlarik dengan mengulang “nya” pada bait ke-3
lirik 2,3,dan 4.
Seluruh dunia mengguncangnya
Lahar panas keluar dari perutnya
Menerjang semua yang menghalanginya

5. Citraan atau pengimajian


Pada puisi “ Krakatau” terdapat citraan pada bait ke-1,2,dan 3 berikut ini:

Terbentang selat sunda


Berdirilah Krakatau dengan megahnya
Menjulang tinggi mencapai langit
Sungguh indah dipandang mata

Tapi ketika ia marah


Seluruh dunia diguncangnya
Lahar panas keluar dari perutnya
Menerjang semua yang menghalanginya
Asap hitam bertebaran tertiup angin
Kerikil-kerikil berhamburan
Gelombang pasang menghantam pesisir pantai

6. Gaya bahasa
Gaya bahasa bunyi terdapat pada bait ke-3

Seluruh dunia diguncangnya


Lahar panas keluar dari perutnya
Menerjang semua yang menghalanginya

Sedangkan gaya kata terdapat pada

Berdirilah Krakatau dengan megahnya


Menjulang tinggi mencapai langit
Sungguh indah dipandang mata

Tapi ketika ia marah


Seluruh dunia diguncangnya
Lahar panas keluar dari perutnya
Menerjang semua yang menghalanginya
Asap hitam bertebaran tertiup angin
Kerikil-kerikil berhamburan
Gelombang pasang menghantam pesisir pantai

Anda mungkin juga menyukai