PROPOSAL SKRIPSI
FATIMAH A. ZAHRA
7119020
BANDUNG
2022
DAFTAR ISI
i
3.7 Pengolahan dan Analisis Data..............................................................22
3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
1. Batang
2. Umbi
Memiliki bentuk umbian yang bulat tidak rata dan kadang juga
berbentuk lonjong. Berat umbi yang ideal yaitu 200 – 300g per umbi.
Memiliki warna putih ,kuning juga warna keunguan, dan memiliki
kulit yang sangat tipis.
3. Daun
Daun berbentuk bulat dan juga lonjong dengan tepi yang rata dan
memiliki lekukan yang sangatlah dalam. Sedangkan memiliki bagian
ujung daun yang sangatlah tajam .Daun biasanya memiliki warna hijau
tua dan juga kekuning – kuningan.
4. Bunga
5. Buah
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
7
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomea
1. Flavonoid
8
2. Polifenol
3. Tanin
Tanin merupakan senyawa organik yang terdiri dari campuran
senyawa polifenol kompleks. Tanin tersebar dalam setiap tanaman
yang berbatang. Tanin berada dalam jumlah tertentu, biasanya berada
pada bagian yang spesifik tanaman seperti daun, buah, akar dan
batang. Tanin merupakan senyawa kompleks, biasanya merupakan
campuran polifenol yang sukar untuk dipisahkan karena tidak dalam
bentuk kristal (Robert,1997). Tanin biasanya berupa senyawa amorf,
higroskopis, berwarna coklat kuning yang larut dalam organik yang
polar. Tanin mempunyai aktivitas antioksidan menghambat
pertumbuhan tumor dan enzim (Harborne, 1987). Teori lain
menyebutkan bahwa tannin mempunyai daya antiseptic yaitu
mencegah kerusakan yang disebabkan bakteri atau jamur berfungsi
sebagaia stringen yang dapat menyebabkan penutupan pori-pori kulit,
menghentikan pendarahan yang ringan (Anief, 1997).
10
sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24
jam (Depkes RI, 2000).
3. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru
sampai terjadi penyaringan sempurna yang umum nyadilakukan pada
temperature kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahap pengembangan
bahan, tahap maserasi antara tahap perkolasi (penampungan ekstrak),
terus diperoleh ekstrak (Depkes RI, 2000).
4. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperature titik
didihnya selama waktu tertentu dan dalam jumlah pelarut terbatas yang
relative konstan dengan adanya pendingin balik (Depkes RI, 2000)
5. Disgesti
Disgesti adalah pengadukan kontinu pada temperatur yang
0
lebihtinggidaritemperaturkamaryaitu 40-50 C (Depkes RI, 2000)
6. Sokletasi
Sokletasi adalah metode ekstraksi untuk bahan yang tahan
pemanasan dengan cara meletakkan bahan yang akan diekstraksi
dalam sebuah kantung ekstraksi (kertas saring) di dalam sebuah alat
ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinu (Depkes RI, 2000).
2.1.6 Tablet
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan
atau tanpa bahan pengisi. Tablet merupakan bentuk sediaan padat
yang paling banyak digunakan. Sebagian besar tablet dibuat dengan
metode kompresi atau pengempaan, yaitu dengan cara member
tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja.
Selain dengan metode kompresi, tablet juga dapat dibuat dengan
12
Warna ungu pada umbi jalar disebabkan oleh adanya zat warna
alami yang disebut antosianin. Antosianin adalah kelompok pigmen
yang menyebabkan warna kemerah-merahan, letaknya di dalam cairan
sel yang bersifat larut dalam air (Nollet, 1996). Komponen antosianin
14
2.1.8 Kromatografi
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul
berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase
diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada
pada larutan. Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati
kolom yang merupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan
yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat
disbanding molekul yang berikatan lemah. Dengan ini, berbagai
macam tipe molekul dapat dipisahkan berdasarkan pergerakan pada
kolom. Definisi kromatografi menurut IUPAC (International Union of
Pure and Applied Chemistry), kromatografi adalah metode yang
digunakan untuk memisahkan komponen dalam sampel, dimana
komponen tersebut didistribusikan diantara dua fase yaitu fase diam
dan fase gerak. Fase diam dapat berupa padatan atau cairan yang
dilapiskan pada padatan atau gel.
Bila fasa diam berupa zat padat aktif, maka kromatografi ini
dikenal dengan kromatografi penyerapan (adsorption
chromatography). Bila fasa diam berupa zat cair, maka teknik ini
disebut kromatografi partisi atau kromatografi pembagian (partition
chromatography).
Suatu campuran pewarna dapat dipisahkan dengan teknik
kromatografi karena adanya perbedaan kelarutan antara zat penyusun
15
2.1.9 Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang
didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu
lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan
menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detector
Fototube. Dalam analisis cara spektrofotometri terdapat tiga daerah
panjang gelombang elektromagnetik yang digunakan, yaitu daerah UV
(200-380 nm), daerah Visible (380-700 nm), daerah Infra merah (700-
3000 nm).
Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hokum Lambert-
Beer, bila cahaya monokromatik (I0), melalui suatu media (larutan),
maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir),
dan sebagian lagi dipancarkan (It). Transmitans adalah perbandingan
intensitas cahaya yang di transmisikan ketika melewati sampel (It)
dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel (Io).
Persyaratan hokum Lambert-Beer antara lain : Radiasi yang
digunakan harus monokromatik, rnergi radiasi yang di absorpsi oleh
sampel tidak menimbulkan reaksi kimia, sampel (larutan) yang
mengabsorpsi harus homogen, tidak terjadi flouresensi atau
phosphoresensi, dan indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap
konsentrasi, jadi larutan harus pekat (tidak encer).
16
Sumber Energi
Ekstrasi umbi
jalar
Senyawa yang
terkandung
Antioksidan
Formulasi sediaan
tablet
Uji Kualitatif
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Ekstraksi umbi
jalar ungu
Formulasi sediaan
tablet
Uji kualitatif
Stabilitas tablet
17
18
Populasi dalam penelitian ini adalah umbi jalar ungu yang ada
disekitar kampus 2 Instritut Rajawali Bandung.
B. Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian in adalah ekstrak umbi
jalar ungu yang akan diformulasikan menjadi sediaan tablet.
C. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel dengan sampling jenuh atau sensus.
Metode pengambilan data yang melibatkan seluruh anggota populasi
disebut sensus (Margono, 1997 : 120 ).
yang berasal dari Desa Sindang Galih Kota Tasikmalaya, umbi jalar
ungu (Ipomoea batatas L.),magnesium stearat, talkum, amilum
(Bratachem), crospovidone (Phapros), aspartam,aerosil, daidzein,
kloroform p.a, metanol p.a,asam asetat glasial p.a, etanol 96%,
aquadest dan lempeng silika gel 60 F254.
C. Prosedur Penelitian
1. Determinasi Tanaman
Determinasi umbi jalar ungu-ungu dilakukan di Herbarium
Sindang Galih, Laboratorium penelitian , STIKes BTH Tasikmalaya.
2. Pengolahan Bahan
Umbi jalar ungu-ungu dikumpulkan dalam keadaan segar, dicuci
dan dikeringkan menggunakan oven pada suhu 45˚C. Kemudian
dibuat dalam bentuk serbuk dengan derajat kehalusan yang sesuai.
3. Karakteristik Simplisia
Pemeriksaan organoleptis meliputi bentuk, warna, bau dan rasa
simplisia dilakukan terhadap simplisia yang telah didapatkan
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000).
4. Karakterisasi ekstrak kering umbi jalar Ungu-ungu
Karakteristik ekstrak yang ditetapkan yaitu deskripsi organoleptik,
kecepatan alir, indeks pengetapan, dan daya serap air.
5. Formulasi tablet dengan Simplex Lattice Design
Setiap tablet mengandung ekstrak kering umbi jalar Ungu-ungu
sebanyak 375mg. Optimasi Formula tablet menggunakan metode
Simplex Lattice Design dengan perangkat lunak Design Expert 7.1.5
(Tabel I).
6. Pembuatan granul ekstrak kering umbi jalar Ungu-ungu
Mula-mula ditimbang ekstrak kering umbi jalar Ungu-ungu
crospovidone internal, dan avicel® PH 101, kemudian ketiga bahan
tersebut dicampur dengan lem amilum 10% dan selanjutnya digranul
secara manual. Massa granul basah diayak dengan ayakan no. 60 dan
dikeringkan dalam oven 50ºC selama 2x24 jam. Granul kering diayak
21