Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI HASIL TERNAK DASAR

PERCOBAAN
TELUR

OLEH :

NAMA : NIRMALA DEWI


NIM : I011 19 1154
KELOMPOK : III (TIGA)
GELOMBANG : I (SATU)
WAKTU : SABTU, 26 SEPTEMBER 2020
ASISTEN : ALIM RAIS AHYAR

LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Telur merupakan salah satu protein hewani yang terjangkau

masyarakat. Konsumsi telur terus meningkat ini dapat dilihat dari kenaikan

konsumsi telur perkapita dan produksi telur secara umur di Indonesia. konsumsi

telur perkapita perminggu sebanyak 2.12 pada tahun 2017 dan meningkat

menjadi 2.15 setiap minggunya. Peningkatan konsumsi telur ini harus diiringi

peningkatan produksi. Salah satu untuk meningkatan produksi telur yaitu

dengan meningkatkan produktivitas ternak tersebut (Habiburahman.,dkk, 2020)

Kualitas telur adalah sesuatu yang dinilai, dilihat dan diamati pada telur

untuk perbandingan baik atau tidaknya telur sehingga dapat dipergunakan untuk

kebutuhan konsumen. Kualitas eksternal dilihat pada kebersihan kulit, tekstur dan

bentuk telur, sedangkan kualitas internal dilihat pada putih bentuk kuning telur

dan kekuatan kuning telur. Penurunan kualitas interior dapat diketahui dengan

menimbang bobot telur atau meneropong ruang udara (air cell) dan dapat juga

dengan memecah telur untuk diperiksa kondisi kuning telur dan putih telur. Indeks

putih telur segar berkisar 0,050 – 0,174 sesuai dengan standar SNI. Semakin tua

umur telur, maka diameter putih telur akan melebar sehingga indeks putih telur

semakin kecil. Perubahan ini disebabkan pertukaran gas antara udara luar dengan

isi telur melalui pori-pori kerabang telur dan penguapan air akibat dari lama

penyimpanan, suhu, kelembaban dan porositas kerabang telur (Widyantara., dkk,

2017).
Masyarakat belum mengetahui perubahan-perubahan akibat penyimpanan

telur seperti penurunan kualitas telur selama penyimpanan serta lama simpan telur

terbaik dalam suhu ruang. Waktu sebutir telur dikeluarkan dari kloaka (akhir dari

oviposisi) sampai telur dikonsumsi sangat mempengaruhi kualitas telur. Telur

akan mengalami perubahan seiring lama penyimpanan. Semakin lama waktu

penyimpanan akan menyebabkan terjadinya banyak penguapan cairan dan gas

dalam telur. Indikasi rusaknya telur selama penyimpanan adalah penurunan

kekentalan putih telur, peningkatan pH, besarnya rongga udara, ada tidaknya

noda, dan aroma isi telur. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan bahwa

kualitas telur ayam kampung dipengaruhi oleh banyak faktor. Kelembaban

udara dan suhu ruang penyimpanan dapat mempengaruhi mutu telur, dan dapat

menyebabkan perubahan secara kimia dan mikrobiologis (Atmaja., dkk, 2017).

Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum Dasar Teknologi

Hasil ternak mengenai percobaan telur.

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dilakukannya Praktikum Dasar Teknologi Hasil Ternak mengenai

Praktikum Telur yaitu untuk mengetahui jenis-jenis alat yang digunakan untuk

menganalisa kualitas telur secara eksterior dan interior serta untuk mengetahui

teknik dalam pengujian kualitas secara eksterior dan interior.

Kegunaan dilakukannya Praktikum Dasar Teknologi Hasil Ternak

mengenai Praktikum Telur yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui jenis alat-alat

yang digunakan untuk menganalisa kualitas telur secara eksterior dan interior,

serta untuk mengetahui teknik dalam pengujian kualitas telur secara eksterior dan

interior.
TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Telur

Telur merupakan salah satu produk hewani yang berasal dari ternak

unggas dan telah dikenal sebagai bahan pangan sumber protein yang bermutu

tinggi. Telur sebagai bahan pangan mempunyai banyak kelebihan misalnya,

kandungan gizi telur yang tinggi, harganya relatif murah bila dibandingkan

dengan bahan sumber protein lainnya. Telur mudah mengalami penurunan

kualitas yang disebabkan oleh kerusakan secara fisik, serta penguapan air,

karbondioksida, ammonia, nitrogen, dan hidrogen sulfida dari dalam telur

(Djaelani, 2016).

Manfaat telur dapat digunakan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai

makanan, tepung telur, obat, dan lain sebagainya. Nilai tertinggi telur terdapat

pada bagian kuningnya. Kuning telur mengandung asam amino esensial serta

mineral seperti: besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks. Sebagian

protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur

yang jumlahnya sekitar 60 % dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis

protein dan sedikit karbohidrat (Rismayanti, 2016).

Kualitas telur baik kualitas eksternal dan internal. Kualitas eksternal telur

difokuskan pada berat telur, specific gravity, berat cangkang, panjang telur dan

lebar telur, sedangkan kualitas internal telur difokuskan pada indeks putih telur,

indeks kuning telur, warna kuning telur dan Haugh Unit (Harmayanda, dkk.

2016).
Tinjauan Umum Telur Ayam Kampung

Ayam kampung merupakan salah satu unggas yang banyak terdapat di

Indonesia. Ayam kampung memiliki ciri antara lain bentuk tubuh ramping,

kaki panjang dan warna bulu beragam. Ternak ayam kampung memiliki peluang

untuk dikembangkan sebagai unggas penghasil daging maupun telur. Beberapa

kelebihan ayam kampung antara lain memiliki daya tahan tubuh lebih baik

dibanding ayam ras, relative jarang mengalami stres akibat perubahan musim,

dan memiliki daya adaptasi yang baik terhadap lingkungan yang buruk. Daging

ayam kampung memiliki cita rasa, tekstur, dan keunikan tersendiri sehingga

diminati oleh masyarakat. Telur ayam kampung juga disukai masyarakat karena

memiliki karakteristik yang khas (Napirah dan Has, 2017).

Telur ayam kampung mempunyai kuning telur yang lebih berat

dibandingkan dengan telur ayam ras. Telur ayam kampung lebih disukai oleh

konsumen untuk dikonsumsi mentah dicampur dengan madu, dibandingkan

dengan telur ayam ras. Pada umumnya baik telur ayam ras maupun telur ayam

kampung warna kuning telurnya pucat. Hal ini disebabkan oleh kandungan

nutrien dari ransum. Warna kuning pekat atau orange disebabkan oleh ransum

mengandung hijauan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam produksi

telur ayam kampung adalah kualitas fisik terutama pada kuning telurnya.

Perbaikan terhadap kualitas ransum perlu dilakukan untuk menyediakan telur

yang baik dari segi kuantitas dan kualitas (Ardika, dkk., 2017).

Telur ayam lokal masih merupakan potensi yang besar terutama untuk

daerah pedesaan, sementara konsumen di daerah perkotaan beranggapan bahwa

ayam lokal lebih enak dibanding telur ayam ras. Ada perbedaan yang harus
diketahui pada telur ayam ras dan telur ayam lokal. Dibanding dengan telur

ayam ras telur ayam lokal memiliki keistimewaan antara lain telur ayam lokal per

100 gramnya memiliki kandungan 174 kalori, 10,8 gram protein, 4,9 mg zat besi

dan 61,5 g retinol atau vitamin A. Selain itu, telur ayam lokal rasanya lebih gurih,

dan amisnya lebih rendah. Oleh karena itu, telur ayam lokal tidak hanya

dikonsumsi matang tetapi sering dikonsumsi segar atau mentah sebagai campuran

madu, susu, atau jamu (Lubis, dkk., 2012).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Telur

Telur mudah mengalami penurunan kualitas yang disebabkan oleh

kerusakan secara fisik, serta penguapan air, karbondioksida, ammonia, nitrogen,

dan hidrogen sulfida dari dalam telur. Lama penyimpanan menentukan kualitas

telur, semakin lama telur disimpan, kualitas dan kesegaran telur semakin

menurun. Jika dibiarkan dalam udara terbuka (suhu ruang) telur hanya tahan 10-

14hari, setelah waktu tersebut telur mengalami perubahan-perubahan ke arah

kerusakan seperti terjadinya penguapan kadar air melalui pori kulit telur yang

berakibat kurangnya berat telur, perubahan komposisi kimia dan terjadinya

pengenceran isi telur (Djaelani, 2016).

Faktor kualitas telur dibagi menjadi dua yaitu faktor kualitas eksterior

yang meliputi warna, bentuk, tekstur, keutuhan, kebersihan kerabang. Faktor

interior meliputi keadaan putih telur yaitu kekentalannya, bentuk kuning telur

yaitu tidak ada noda pada putih maupun kuning telur. Kualitas interior telur dapat

dilihat dengan candling (peneropongan). Peneropongan akan dapat mengetahui

kondisi telur, ukuran rongga udara dan pergeseran kuning telur. Lama
penyimpanan juga berpengaruh sangat nyata terhadap kualitas telur ditinjau dari

Haugh Unit telur dan Indeks Kuning Telurnya (Purwaningsih, dkk., 2016).

Kandang merupakan tempat ternak melakukan aktivitas produksi yang

juga merupakan salah satu factor dari kualitas telur, sehingga kenyamanan dan

bentuk kandang perlu diperhatikan supaya ternak merasa nyaman dan tidak

mengganggu proses produksi. Kandang ayam dapat berupa litter dan cage.

Kenyamanan bergantung pada suhu kandang. Suhu kandang yang terlalu tinggi

akan menyebabkan ayam petelur menjadi kurang nyaman dan dikhawatirkan

akan menurunkan produktivitasnya dan juga menurunkan kualitas telur yang

dihasilkan (Setiawati, dkk., 2016).

Pengujian Kualitas Telur

Telur memiliki kelemahan yaitu sifatnya cepat rusak, baik berupa

kerusakan fisik, kerusakan kimia dan kerusakan yang diakibatkan oleh

mikroba.Sifat mudah rusak tersebut disebabkan kulit telur mudah pecah, retak

dan tidak dapat menahan tekanan mekanis yang besar. Kerabang telur memiliki

pori-pori yang ukurannya tidak seragam mulai dari yang kecil hingga besar dan

dapat dilihat dengan kasat mata (Mulyadi, 2010).

Kualitas fisik yang diukur mencakup indeks putih telur, indeks kuning

telur, tinggi kantung udara semuanya diukur dengan menggunakan jangka sorong,

pH dan Aw telur. Nilai Indeks putih dan kuning telur ditentukan dengan membagi

tinggi putih atau kuning telur dengan diameter putih atau kuningnya, dan pH telur

dilakukan dengan mencampur bagian putih dan kuning telur sehomogen mungkin

kemudian diukur dengan menggunakan pH-meter.Aw telur dilakuan dengan


mencampur bagian putih dan kuning telur hingga homogen kemudian diukur

dengan menggunakan Aw-meter (Suharyanto dkk., 2016).

Secara keseluruhan kualitas sebutir telur tergantung pada kualitas isi telur

bagian dalam yang meliputi kantong udara, putih telur dan kuning telur,

sedangkan kualitas telur bagian luar meliputi kebersihan dan kondisi kulit telur,

warna kulit telur, bentuk telur dan berat telur. Kualitas telur sebagai bahan

makanan diartikan sebagai sekumpulan sifat-sifat yang dimiliki oleh telur dan

sifat-sifat tersebut mempunyai pengaruh terhadap tingkat penilaian atau pemilihan

konsumen akan telur (Kasmiati dkk., 2018).


METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Praktikum Susu dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020 pukul

08.00 WITA sampai selesai. Dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom

Meeting dan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Daging dan Telur, Fakultas

Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Praktikum

Alat yang digunakan dalam Praktikum Dasar Teknologi Hasil Ternak

mengenai Praktikum Telur yaitu jangka sorong, senter, cawan petri, timbangan

analitik, dan sendok

Bahan yang digunakan pada Praktikum Dasar Teknologi Hasil Ternak

mengenai Praktikum Telur yaitu telur ayam ras dan tissue.

Prosedur Kerja

Uji Bentuk Telur

Menyiapkan alat dan bahannya, kemudian mengukur panjang dan lebar

telur dengan menggunakan jangka sorong.Lalu, mencatat hasilnya.

Uji Berat Telur

Menyiapkan alat dan bahannya yaitu timbangan analitik dan

telur.Kemudian menimbang telur dengan menaruh diatas timbangan

analitik.Selanjutnya, memperhatikan angka pada timbangan analitik, lalu mencatat

hasilnya.
Uji Keadaan Kerabang dan Selaput

Menyiapkan bahannya yaitu telur, kemudian memperhatikan dengan

seksama pada permukaan kerabang telur. Selanjutnya, memperhatikan apakah

pada kerabang telur keutuhannya bagus atau tidak (pecah), lalu meraba kerabang

telur apakah halus apa tidak. Kemudian melihat kebersihan pada permukaan

kerabang apakah noda atau kotoran pada telur tersebut.Kemudian, catat hasilnya.

Rongga Udara

Menyiapkan alat dan bahannya yaitu senter, jangka sorong dan telur.

Selanjutnya, mencari rongga udara pada telur dengan cara telur tersebut disenter

kemudian mencari ruang kosong atau rongga udara pada telur tersebut.

Kemudian, memecahkan telur tepat dibagian rongga udara pada telur tersebut

dengan hati-hati. Lalu, mengukur kedalaman rongga udara dengan menggunakan

jangka sorong. Kemudian, catat hasilnya.

Uji Kondisi Albumen

Menyiapkan alat dan bahannya yaitu jangka sorong dan telur.

Selanjutnya, mengukur tinggi albumen dengan menggunakan jangka sorong.

Lalu, memperhatikan kebersihan pada albumen apakah ada noda atau kotoran

pada albumen tersebut. Kemudian, catat hasilnya.

Uji Kondisi Yolk

Menyiapkan alat dan bahannya yaitu jangka sorong dan telur.

Selanjutnya mengukur tinggi dan lebar pada yolk menggunakan jangka sorong.

Kemudian, memperhatikan warna pada yolk tersebut apakah berwarna kuning

jernih, kuning kurang jernih, atau kuning pucat. Lalu melihat posisi pada yolk

tersebut pakah terpusat, agak terpusan atau tidak terpusat. Dan yang terakhir
memperhatikan kebersihan pada yolk apakah ada noda atau kotoran pada yolk

tersebut. Kemudian, catat hasilnya.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil Praktikum Dasar Teknologi Hasil Ternak yang telah

dilakukan mengenai Praktikum Telur diperoleh hasil pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.Uji Kualitas Telur Secara Eksterior dan Interior


JenisPenilaian KualitasTelur
Telur Ayam Kampung

A. Eksterior
- Berat telur (g) 41,63
- Panjang telur (mm) 58,9
- Lebar telur (mm) 35,1
- Keutuhan AA
- Kebersihan A
- Indeks Telur 59
B. Interior
- Kebersihan Albumen A
- Kekentalan Albumen A
- Warna Yolk AA
- Posisi Yolk AA
- Kebersihan Yolk AA
- Kedalaman Rongga Udara (mm) 7,8
- Tinggi Yolk (mm) 9,25
- Lebar Yolk (mm) 42,5
- Berat Yolk (gr) 14,8
- Tinggi Albumen (mm) 4,2
- Yolk Indeks (YI) 0,27
- Persentase Yolk (%) 0,35
- Albumen Indeks (AI) 0,01
- Haugh Unit (HU) 69

Sumber : Data Hasil Praktikum Teknologi Hasil Ternak, 2020


Berdasarkan table 3. Diperoleh hasil dari pengujian ekterior pada telur

yang dimana berat telur ayam kampung 41,63 gr, panjang telur 58,9 mm, lebar

telur 35,1, indeks telur 59, kebersihan telur A, keutuhan telur AA. Thoriq dkk

(2017) menyatakan bahwa Kualitas eksternal difokuskan pada kebersihan kulit,

tekstur, bentuk, warna kulit, tekstur permukaan, kulit, dan keutuhan telur.

Komposisi fisik dan kualitas telur dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

bangsa ayam, umur, musim, penyakit dan lingkungan, pakan yang diberikan

serta sistem pemeliharaan. Bobot telur dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

genetik, umur induk, pakan, sistem pemeliharaan, dan lingkungan. indeks telur

digunakan sebagai indikasi untuk mengukur tingkat kelonjongan atau bulatnya

telur, dimana semakin tinggi indeks telur maka semakin lonjong bentuk telur yang

akan berpengaruh pula terhadap persyaratan telur tetas yang tidak boleh terlalu

lonjong atau bulat tetapi harus dalam bentuk bulat oval. Faktor yang berkaitan

dengan kualitas kerabang meliputi kecukupan gizi ternak, masalah kesehatan

ternak, manajemen pemeliharaan, serta kondisi lingkungan peternakan.

Kerabang telur mengandung sekitar 95% kalsium dalam bentuk kalsium

karbonat dan sisanya seperti magnesium, fosfor, natrium, kalium, seng, besi,

mangan, dan tembaga

Berdasarkan table 3. Diperolehh hasil dari pengujian kualitas interior

telur dimana kebersiahan albumen A (sedikit noda), kekentalan albumen (A)

sedikit encer, tinggi albumen 4,2 mm, Albumen indeks (AI) 0,01. Aidina dkk

(2019) menyatakan bahwa Indeks putih telur merupakan perbandingan tinggi

dengan rataan diameter putih telur yang kental setelah telur dipecah diatas

permukaan yang rata. Semakin tinggi ketebalan albumen menunjukan bahwa


kualitas telur semakin baik. Penurunan kualitas telur biasanya dipengaruhi oleh

temperature lingkungan juga dipengaruhi oleh penyimpanan dan pemecahan

ovomucin yang dipercepat pada pH yang tinggi.

Berdasarkan tabel 3. Diperoleh hasil dari mengujian kualitas interior

telur dimana warna Yolk AA, Posisi Yolk AA, Kebersihan Yolk AA, Tinggi

Yolk 9,25 mm, Lebar Yolk 42,5mm, Berat Yolk 14,8 gr, Yolk Indeks (YI)

0,27, Persentase Yolk 0,35%. Hartono dkk (2014) menyatakan bahwa Indeks

kuning telur ayam kampung dari semua perlakuan berbeda tidak nyata. Hal ini

disebabkan karena genetik ayam kampung yang sama. Besar kecilnya telur yang

dihasilkan oleh unggas dipengaruhi oleh umur unggas itu sendiri, semakin tua

umur unggas maka ukuran telur akan semakin besar sehingga indeks kuning telur

yang dihasilkan juga semakin besar, karena indeks kuning telur merupakan

perbandingan antara tinggi dan diameter kuning telur. Indeks kuning telur yang

diperoleh dari praktikum ini adalah 0,217. Rataan indeks kuning telur yang

didapatkan pada penelitian ini adalah cukup rendah. Menurut BSN (2008)

menyatakan indeks kuning telur segar berkisar antara 0,33-0,52.

Berdasarkan tabel 3. Diperoleh hasil dari mengujian kualitas interior


telur dimana Haugh Unit (HU) 69 dimana nilai tersebut termasuk dalam kelas A.
Hal ini sesuai dengan pendapat Boimau dkk (2019) Telur segar umumnya
mempunyai nilai haugh unit yang baik, nilai haugh unit telur segar dikategorikan
dalam beberapa kelas yaitu kelas AA= .72; kelas A= 61-72; kelas B= 31-61 dan
kelas C= 31. Nilai HU merupakan nilai yang menggambarkan kekentalan putih
telur, semakin kecil nilai HU maka semakin encer putih telur sehingga kualitas
putih telur semakin rendah. Nilai HU juga dipengaruhi oleh faktor suhu dan
kelembaban dimana jika suhu tinggi dan kelembapan rendah maka akan
mempercepat laju pengeluaran CO2 dan H2O serta penurunan nilai HU.
PENUTUP

Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Aidina, N., Hidayat, D., Setiawan, I., & Garnida, D. (2019, July). Nilai Haugh

Unit Dan Indeks Albumen Telur Ayam Kampung Menggunakan

Ultrasound. In Prosiding Seminar Nasional Energi dan Teknologi

(Sinergi) (Pp. 9-16).

Ardika, I. N., Siti, N. W., Sukmawati, N. M. S., & Wirapartha, I. M. (2017).

Kualitas Fisik Telur Ayam Kampung Yang Diberi Ransum

Mengandung Probiotik. Majalah Ilmiah Peternakan, 20(2), 68-72.

Atmaja, I. M., Dewi, G. A. M. K., & Indrawati, R. R. Pengaruh Lama

Penyimpanan Pada Suhu Kamar Terhadap Kualitas Telur Ayam

Kampung Yang Dipelihara Secara Ekstensif. Jurnal Peternakan

Tropika, 5(1), 171-180.

Boimau, H., Detha, A. I., & Wuri, D. A. (2019). Pengaruh Penggunaan Asap Cair

Terhadap Masa Simpan Telur Ayam Ras Yang Di Amati Melaui

Cemaran Mikroba, Indeks Kuning Telur (Ikt), Indeks Putih Telur

(Ipt) Dan Haugh Unit (Hu). Jurnal Veteriner Nusantara, 2(2), 104-

117.

Djaelani, M. A. (2016). Kualitas Telur Ayam Ras (Gallus L.) Setelah

Penyimpanan Yang Dilakukan Pencelupan Pada Air Mendidih Dan

Air Kapur Sebelum Penyimpanan. Buletin Anatomi Dan Fisiologi

Dh Sellula, 24(1), 122-127.

Habiburahman, R., Darwati, S., & Sumantri, C. (2020). Produksi Telur Dan

Kualitas Telur Ayam Ipb D-1 G7 Serta Pendugaan Nilai


Ripitabilitasny. Jurnal Ilmu Produksi Dan Teknologi Hasil

Peternakan, 8(2), 97-101.

Harmayanda, P. O. A., Rosyidi, D., & Sjofjan, O. (2016). Evaluasi Kualitas Telur

Dari Hasil Pemberian Beberapa Jenis Pakan Komersial Ayam

Petelur. Indonesian Journal Of Environment And Sustainable

Development, 7(1).

Hartona, T. A., Puger, A. W., & Nuriyasa, I. M. (2014). Kualitas Telur Lima Jenis

Ayam Kampung Yang Memiliki Warna Bulu Berbeda. Jurnal

Peternakan Tropika, 2(2), 153-162.

Lubis, H. A., Suarjana, I. G. K., & Rudyanto, M. D. (2012). Pengaruh Suhu Dan

Lama Penyimpanan Telur Ayam Kampung Terhadap Jumlah

Escherichia Coli. Indonesia Medicus Veterinus, 1(1), 144-159.

Mulyadi, R. (2010). Kualitas Fisik Telur Ayam Ras dan Telur Itik yang

Diawetkan dengan Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava linn)

dan Daun Jati (Tectona grandis) pada Lama Penyimpanan yang

Berbeda. Skripsi , Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Riau.

Napirah, A., & Has, H. (2017). Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Fertilitas

Dan Daya Tetas Telur Ayam Kampung Persilangan. In Prosiding

Seminar Nasional Riset Kuantitatif Terapan 2017 (Vol. 1, No. 1).

Purwaningsih, D., Djaelani, M. A., & Saraswati, T. R. (2016). Kualitas Telur

Ayam Ras Setelah Pemberian Olesan Lidah Buaya (Aloe Vera) Dan

Lama Penyimpanan Waktu Yang Berbeda. Buletin Anatomi Dan

Fisiologi Dh Sellula, 24(1), 13-20.


Rismayanti, D. (2017). Uji Kadar Protein, Kadar Air Dan Daya Simpan Telur

Asin Hasil Pengolahan Dengan Cara Pembuatan Serta Lama

Pemeraman Yang Berbeda Sebagai Sumber Belajar Biologi. Skripsi.

Universitas Muhamadiyah Malang. Malang

Setiawati, T., Afnan, R., & Ulupi, N. (2016). Performa Produksi Dan Kualitas

Telur Ayam Petelur Pada Sistem Litter Dan Cage Dengan Suhu

Kandang Berbeda. Jurnal Ilmu Produksi Dan Teknologi Hasil

Peternakan, 4(1), 197-203.

Suharyanto, S., Sulaiman, N. B., Zebua, C. K. N., & Arief, I. I. (2016). Kualitas

Fisik, Mikrobiologis, dan Organoleptik Telur Konsumsi yang Beredar

di Sekitar Kampus IPB, Darmaga, Bogor. Jurnal Ilmu Produksi dan

Teknologi Hasil Peternakan, 4(2), 275-279.

Toriq, J., Kalsum, U., & Wadjdi, M. F. (2018). Pengaruh Pemberian Probiotik

Lactobacillus Fermentum Pada Air Minum Terhadap Bobot Telur

Dan Kualitas Eksterior Telur Ayam Petelur Menjelang

Afkir. Dinamika Rekasatwa, 2(2).

Widyantara, P. R. A., Dewi, G. K., & Ariana, I. N. T. (2017). Pengaruh Lama

Penyimpanan Terhadap Kualitas Telur Konsumsi Ayam Kampung

Dan Ayam Lohman Brown. Majalah Ilmiah Peternakan, 20(1), 5-11.

Anda mungkin juga menyukai