Telur omega-3 dikenal masyarakat sebagai telur yang rendah lemak dan
rendah kolesterol serta menyehatkan bagi tubuh. Pemenuhan kebutuhan telur
omega-3 bisa diperoleh dari ayam ras dan ayam arab yang dipelihara pada
kandang individu dan belum ada penelitian mengenai respon ayam ras dan arab
yang dipelihara pada kandang yang berbeda (individu dan koloni) terhadap
produktivitas dan kualitas eksterior telur omega-3 yang dihasilkan. Kualitas
eksterior berperan penting bagi konsumen dalam memilih telur konsumsi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji produktivitas dan kualitas eksterior telur
omega-3 ayam ras dan arab yang dipelihara pada kandang koloni dan individu.
Ternak yang digunakan adalah ayam ras strain Lohman dan ayam arab sebanyak
32 ekor untuk masing-masing jenis ayam dengan umur 21 minggu untuk ayam
arab dan 45 minggu untuk ayam ras. Ayam ras dan arab sebanyak 16 ekor
dipelihara pada kandang individu dengan ukuran 35 x 30 x 35 cm. Kemudian
sebanyak 16 ekor ayam arab dan ayam ras dipelihara pada kandang koloni dengan
ukuran 50 x 60 x 35 cm. Setiap kandang koloni diisi dengan 4 ekor ayam. Pakan
yang digunakan adalah suplemen omega-3 yang dicampur dengan pakan
komersial. Hasil penelitian ini yaitu produktivitas ayam ras yang dipelihara dalam
kandang individu lebih baik dari pada kandang koloni. Produksi telur yang tinggi
pada ayam arab dengan pemeliharaan pada kandang koloni. Jumlah telur omega-
3 yang retak, pecah dan abnormal pada kadang individu adalah 1.89% untuk
ayam arab dan 1.33% untuk ayam ras dan pada kandang koloni 0.19% untuk ayam
arab dan 0.18% untuk ayam ras.
ABSTRACT
Omega-3 eggs are known to the public as a low fat and low cholesterol
and healthy for the body. Omega-3 eggs are an innovative product that is derived
from omega-3 supplementation in the feed of laying hens. Fulfillment of omega-3
eggs are commonly obtained from laying hen and arabic (local chicken) that have
a high productivity with maintenance in individual cages. However, there has
been no research on the responses of laying hen and arabic are maintained in
different cages (individual and colony) on productivity and exterior quality of
omega-3 eggs. This study aimed to determine the productivity and exterior quality
the omega-3 eggs from layer and arabic chickens. The chicken used Arabic breeds
and layer with the age 21 and 45 weeks. Arabic and layer chicken were 16 birds
kept in individual cages with size 35 x 30 x 35 cm. And 16 of arabic chickens and
layer kept in cages with colony size of 50 x 60 x 35 cm were filled with four birds
each cage. The feed was commercial laying hens added omega-3 supplements.
Results of this study were laying hens productivity levels maintained in individual
cages better than the colony. While the arabic chicken, egg productivity in
obtaining a high omega-3 was the maintenance of colony. The number of eggs
were cracked, broken and abnormal on individual cage were 1.89% on arabic
chicken and 1.33% on layer. Whereas on colony that cracked, broken and
abnormal were 0.19% on arabic chicken and 0.18% on layer.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
Ruang Lingkup Penelitian 1
METODE 2
Waktu dan Tempat Penelitian 2
Bahan 2
Alat 3
Prosedur 3
Pemeliharaan Ternak 3
Analisis Data 3
Peubah 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
Produktivitas 5
Ayam Ras 5
Ayam Arab 6
Retak, Pecah, dan Abnormal 7
Analisis Efisiensi Produksi 8
SIMPULAN 10
DAFTAR PUSTAKA 10
LAMPIRAN 12
RIWAYAT HIDUP 14
DAFTAR TABEL
1 Komposisi pakan komersial 105M 2
2 Rataan produktivitas pada ayam ras 5
3 Rataan produktivitas pada ayam arab 6
4 Jumlah telur retak, pecah, dan abnormal pada ayam ras 7
5 Jumlah telur retak, pecah, dan abnormal pada ayam arab 8
6 Efisiensi produksi selama 6 minggu 9
7 Jumlah dan harga telur selama 6 minggu 9
DAFTAR LAMPIRAN
1 Analisis data konsumsi pakan ayam ras selama 6 minggu 12
2 Analisis data berat telur ayam ras selama 6 minggu 12
3 Analisis data hen day ayam ras selama 6 minggu 12
4 Analisis data konversi pakan ayam ras selama 6 minggu 12
5 Analisis data indeks telur ayam ras selama 6 minggu 12
6 Analisis data kebersihan telur ayam ras selama 6 minggu 12
7 Analisis data konsumsi pakan ayam arab selama 6 minggu 13
8 Analisis data berat telur ayam arab selama 6 minggu 13
9 Analisis data hen day ayam arab selama 6 minggu 13
10 Analisis data konversi pakan ayam arab selama 6 minggu 13
11 Analisis data indeks telur ayam arab selama 6 minggu 13
12 Analisis data kebersihan telur ayam arab selama 6 minggu 13
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Telur omega-3 dikenal masyarakat sebagai telur yang rendah lemak dan
rendah kolesterol serta menyehatkan bagi tubuh. Telur omega-3 merupakan
produk inovasi yang diperoleh dari pemberian suplemen omega-3 pada pakan
ayam petelur, sehingga ayam menghasilkan telur yang mengandung suplemen
omega-3. Iman Rahayu (2003) menjelaskan, telur bersuplemen omega-3 mampu
menurunkan kandungan lemak, total kolesterol, dan meningkatkan kadar asam
lemak omega-3 serta β karoten yang cukup signifikan dalam telur.
Pemenuhan telur omega-3 umumnya diperoleh dari ayam ras (kerabang
coklat) dan ayam arab (kerabang putih) yang dipelihara pada kandang individu.
Pemeliharaan ayam petelur untuk meningkatkan produksi telur tidak hanya
dipelihara pada kandang individu, melainkan dapat menggunakan kandang koloni.
Belum ada penelitian yang mengkaji mengenai respon ayam ras dan arab yang
diperlihara pada kandang yang berbeda (individu dan koloni) terhadap
produktivitas dan kualitas eksterior telur omega-3 yang dihasilkan. Telah
diketahui bahwa jenis kandang akan berpengaruh terhadap produktivitas (Santoso
2002).
Berdasarkan hal tersebut, diduga bahwa produktivitas ayam ras dan arab
dalam menghasilkan telur omega-3 akan berbeda jika dipelihara pada jenis
kandang yang berbeda. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian mengenai
produktivitas ayam ras dan arab dalam menghasilkan telur omega-3 dan kualitas
eksterior telur yang dipelihara pada kandang koloni dan individu. Selanjutnya
hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut dapat menjadi masukan bagi pelaku
usaha sebagai referensi pemilihan manajemen yang baik dan efisien dalam
memproduksi telur omega-3.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji produktivitas ayam ras dan arab
dalam menghasilkan telur omega-3 serta membandingkan tingkat efisiensi pakan
terhadap telur yang dipelihara pada kandang koloni dan individu. Selain itu,
mengkaji pula kualitas eksterior pada telur omega-3 yang dihasilkan.
METODE
Bahan
Ternak
Ternak yang digunakan adalah ayam ras strain Lohman dan ayam arab
sebanyak 32 ekor untuk masing-masing jenis ayam dengan umur 21 minggu untuk
ayam arab dan 45 minggu untuk ayam ras. Masing-masing ayam ras dan arab
sebanyak 16 ekor dipelihara pada kandang individu. Sebanyak 16 ekor ayam arab
dan ayam ras dipelihara pada kandang koloni yang diisi masing-masing 4 ekor
setiap kandangnya.
Masa adaptasi dilakukan selama 7 hari. Ayam yang digunakan berasal dari
Laboratorium Lapang Kandang B, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pakan
Bahan pakan yang digunakan adalah campuran dari suplemen pakan paten
omega-3 (Paten ID P0023652) yaitu terdiri dari ampas tahu dan minyak ikan
sebanyak 5% dengan pakan komersial ayam petelur 105-M. Kandungan nutrisi
paten suplemen omega-3 terdiri dari 2.6% asam lemak linoleat, 2.4% asam
eikosapentanoat (EPA) dan 1.9% asam dokosahexanoat (DHA) (Iman Rahayu
2003). Kandungan nutrisi pakan komersial disajikan pada Tabel 1.
Alat
Kandang
Ayam dipelihara dalam kandang koloni yang berukuran 50 x 60 x 35 cm
sebanyak 8 unit, dan kandang individu berukuran 35 x 30 x 35 cm sebanyak 32
unit. Setiap kandang koloni diisi dengan 4 ekor ayam, sedangkan pada kandang
individu diisi 1 ekor setiap kandangnya.
Peralatan Kandang
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rak telur, ember pakan,
pengaduk pakan, timbangan digital, terpal, jangka sorong, dan lampu
Prosedur
Pemeliharaan Ternak
Sebelum diisi ayam, kandang dibersihkan dengan sabun dan air kemudian
diberi desinfektan agar bersih dari bibit penyakit. Sebelum pemeliharaan, ayam
ditimbang untuk mengetahui bobot awal, kemudian dimasukkan ke dalam
kandang. Setiap kandang individu diisi dengan ayam ras 16 ekor dan ayam arab
16 ekor, sedangkan kandang koloni diisi dengan ayam ras sebanyak 4 ekor dan
ayam arab 4 ekor untuk setiap kandangnya. Kandang koloni yang digunakan
sebanyak 8 unit.
Pemberian pakan dilakukan setiap hari sebanyak 120 g ekor-1hari-1 untuk
ayam ras dan 80-85 g ekor-1 hari-1 untuk ayam arab. Ayam diberi air minum ad
libitum. Pakan diberikan setiap pagi dan sore. Untuk meningkatkan performa
ayam, diberikan pula egg stimulant agar produktivitas tetap terjaga. Pemberian
egg stimulant diberikan ketika produktivitas ayam menurun.
Koleksi telur dilakukan setiap hari dengan mengukur panjang serta lebar
telur dengan menggunakan jangka sorong untuk mengetahui indeks telur.
Penimbangan telur untuk mengetahui bobot telur dengan menggunakan timbangan
digital. Pengamatan kualitas eksterior pada telur dilihat dari tingkat kebersihan
dan keutuhan telur.
Analisis Data
Data yang diperoleh diuji secara deskriptif dengan membandingkan antara
penelitian pertama yaitu ayam ras yang dipelihara menggunakan kandang koloni
dan individu dengan penelitian kedua ayam arab yang dipelihara menggunakan
kandang koloni dan individu.
Data yang diperoleh dianalisi menggunakan T-test. Model matematika
yang digunakan menurut Walpole (1995), yaitu:
(𝑥𝑎 − 𝑥𝑏 ) − (𝜇𝑎 − 𝜇𝑏 )
𝑡=
𝑠𝑏𝑎2 𝑠𝑏𝑏2
√ +
𝑛𝑎 𝑛𝑏
t = Uji banding variabel yang diamati produktivitas pada ayam ras dan
arab pada variabel kandang koloni dengan kandang individu.
xa = rataan variabel yang diamati pada kandang koloni
xb = rataan variabel yang diamati pada kandang individu
𝜇𝑎 = nilai tengah rata-rata pada kandang koloni
4
Peubah
Metode perlakuan yang dilakukan pada penelitian ini adalah perbedaan
pemeliharaan dalam kandang koloni dan individu dengan menggunakan ayam ras
dan arab. Dalam penelitian ini peubah yang diamati meliputi konsumsi pakan,
indeks telur, hen day, konversi pakan, dan kualitas eksterior yang terdiri dari retak,
pecah, abnormal serta kebersihan telur.
1. Konsumsi pakan (g ekor-1 hari-1)
Pengukuran konsumsi pakan dilakukan setiap minggu. Konsumsi pakan
diperoleh dari selisih pemberian dengan sisa pakan yang ditimbang.
Konsumsi pakan dihitung setiap minggu.
2. Berat telur (g butir-1)
Penimbangan telur dilakukan setiap hari untuk memperoleh berat telur.
Penimbangan menggunakan timbangan digital.
3. Produksi Telur/hen day (%)
Produksi telur dihitung setiap hari selama penelitian setelah mencapai 5%
produksi telur. Rumus yang digunakan untuk menghitung produksi telur
sebagai berikut :
4. Indeks telur
Pengukuran indeks telur dilakukan setiap hari pada telur yang dihasilkan.
Nilai indeks telur diperoleh dari nilai lebar telur dibagi panjang telur.
Pengukuran menggunakan jangka sorong.
5. Konversi Pakan
Konversi pakan dihitung dari pembagian antara jumlah pakan yang
dikonsumsi (g) dengan bobot telur (g) yang diperoleh selama penelitian (g
ekor-1).
6. Kualitas Eksterior
Penilaian kualitas eksterior telur ditentukan melalui tingkat kepecahan telur,
keretakan telur, dan abnormalitas telur. Penilaian lainnya yaitu tingkat
kebersihan telur. Persentase kategori bersih yang diklasifikasikan pada
penelitian ini yaitu 85%-100% memiliki kualitas Aa, sedangkan 75%-84%
memiliki kualitas A, nilai persentase antara 60%-74% memiliki kualitas B,
kualitas C pada kisaran 50%-59%, dan kualitas D dibawah 50%. Penilaian
dilakukan setiap hari selama penelitian.
7. Efesiensi Produksi
Biaya produksi diperoleh dari penjumlahan total ransum, suplemen omega-3,
dan vitamin. Jumlah keuntungan diperoleh dari selisih harga jumlah telur
dengan biaya produksi.
5
Produktivitas
Ayam Ras
Ayam ras petelur memiliki produktivitas yang tinggi dalam menghasilkan
telur. Rataan produktivitas ayam ras yang dipelihara pada kandang koloni dan
inidividu disajikan pada Tabel 2.
rendah menunjukan ayam lebih efisien dalam mengubah pakan menjadi telur.
Semakin rendah nilai konversi pakan maka akan semakin efisien mengubah pakan
menjadi telur (Sugino 2002). Faktor yang mempengaruhi konversi pakan
diantaranya produksi telur, energi dan nutrisi ransum, suhu lingkungan, bobot
ayam, dan kesehatan ayam (Usman 2002).
Rataan indeks telur masih dalam kondisi normal. Menurut Hermawan
(2000) menilai indeks telur yang normal adalah kisaran 0.7 hingga 0.79 atau 70%
- 79%. Tingkat kebersihan telur pada ayam ras yang dipelihara pada kandang
koloni dan individu masih dalam kondisi normal. Kebersihan telur menjadi
indikator konsumen dalam membeli telur. Pada umumnya konsumen lebih
memilih untuk membeli telur yang bersih. Kebersihan telur omega-3 pada ayam
arab dan ras lebih dari 85%. Berdasarkan mekanisme penilaian pada penelitian ini,
telur tersebut tergolong sebagai telur yang bersih dengan kualitas Aa. Tingkat
kebersihan telur berdasarkan USDA (1964) bahwa kerabang telur yang memiliki
kualitas Aa adalah telur bersih, tidak retak, dan berbentuk normal.
Ayam Arab
Ayam arab merupakan ayam buras tipe petelur karena memiliki produksi
telur yang tinggi. Rataan produktivitas ayam arab yang dipelihara pada kandang
koloni dan individu disajikan pada Tabel 3.
Kondisi telur omega-3 pada penelitian tidak banyak yang retak, pecah, dan
abnormal. Jumlah telur ayam ras yang retak, pecah dan abnormal disajikan pada
Tabel 4 dan ayam arab pada Tabel 5.
Tabel 4 Jumlah telur retak, pecah, dan abnormal pada ayam ras
Parameter Tipe Kandang
Koloni Individu
%
Retak 0.18 1.33
Pecah 0 0
Abnormal 0 0
Total 0.18 1.33
Keterangan: Data yang diperoleh adalah total dari seluruh telur yang dihasilkan
dan diuji secara deskriptif
tingkat pengaruh suhu, namun saat penelitian ini berlangsung cuaca di Bogor
dalam kondisi musim panas. Suhu lingkungan tinggi mengakibatkan tingkat
konsumsi pakan menurun, sehingga menyebabkan kualitas telur menurun karena
tidak ada asupan nutrisi yang cukup untuk proses pembentukan telur. Selain itu,
pada suhu yang tinggi ayam akan mengeluarkan panas yang ada di dalam tubuh
dengan cara panting. Saat terjadi panting, ayam akan mengeluarkan CO2 dalam
tubuh dan terjadi peningkatan pH darah yang menyebabkan penurunan pengikatan
kalsium dalam darah yang digunakan untuk pembentukan kerabang telur,
akibatnya kerabang telur yang dihasilkan menjadi tipis dan resiko terjadinya telur
yang retak tinggi (Talukder et al. 2010).
Tabel 5 Jumlah telur retak, pecah, dan abnormal pada ayam arab
Parameter Tipe Kandang
Koloni Individu
%
Retak 0.19 0.63
Pecah 0 0.84
Abnormal 0 0.42
Total 0.19 1.89
Keterangan: Data yang diperoleh adalah total dari seluruh telur yang dihasilkan
dan diuji secara deskriptif
Ayam ras memiliki persentase telur yang retak paling tinggi pada kandang
individu dibandingkan dengan ayam arab. Hal ini menunjukan ayam ras lebih
rentan terhadap kondisi suhu lingkungan yang tinggi, sedangkan ayam arab lebih
tahan terhadap suhu tinggi. Pemenuhan telur Omega-3 dari ayam arab memiliki
keuntungan dalam aspek ketahan kerabang telur.
Kondisi telur yang pecah pada ayam arab diakibatkan telur yang baru
dikeluarkan oleh ayam tidak menggelinding keluar kandang, sehingga
mengakibatkan telur tersebut terinjak oleh ayam. Bentuk telur arab yang kecil
menyebabkan telur terjepit diantara dinding dan alas kandang sehingga telur
terinjak oleh ayam. Kandang ayam yang digunakan dalam penelitian ini umumnya
digunakan untuk ayam ras petelur yang memiliki ukuran tubuh dan bentuk telur
yang lebih besar dibanding ayam arab. Kandang untuk ayam arab dapat
menggunakan alas yang lebih rapat agar telur dapat menggelinding ke tempat
pengambilan telur. Jarak antar besi atau kayu pada alas kandang ayam arab yaitu
1.5 - 2 cm yang disesuaikan dengan bentuk telur yang kecil.
Telur yang abnormal menurut Sodak (2011) menjelaskan bahwa ciri-ciri
abnormal pada telur yaitu terdapat butiran kasar pada permukaan kerabang, tidak
licin, tidak rata, kerabang yang bergelombang, tidak proporsional, bintik kapur,
dan adanya lubang kecil pada kerabang. Telur omega-3 yang abnormal pada
penelitian ini memiliki bentuk yang tidak proporsional, yaitu sisi antar telur
berbeda dan kerabang telur yang lunak sehingga bentuknya abnormal atau tidak
berbentuk oval, sedangkan pada kandang koloni diperoleh 0.19% telur yang retak
pada ayam arab dan 0.18% pada ayam ras. Jumlah telur yang dihasilkan selama
penelitian, ayam arab pada kandang individu dihasilkan 476 butir telur dan pada
kandang koloni dihasilkan 503 butir telur. Ayam ras pada kandang individu
dihasilkan 600 butir telur dan pada kandang koloni dihasilkan 546 butir telur.
9
Pemeliharaan ayam ras dan arab yang dipelihara pada tipe kandang yang
berbeda dalam memproduksi telur omega-3 akan berpengaruh terhadap tingkat
efisiensi produksi. Data pada Tabel 6 menyajikan biaya produksi yang meliputi
pakan, suplemen omega-3, dan vitamin. Terdapat 4 model pemeliharaan yang
dilakukan pada penelitian ini, yaitu ayam arab yang dipelihara pada kandang
individu (Arab-Individu), ayam arab yang dipelihara pada kandang koloni (Arab-
Koloni), ayam ras yang dipelihara pada kandang individu (Ras-Individu), dan
ayam ras yang dipelihara pada kandang koloni (Ras-Koloni). Berdasarkan hasil
penelitian Utama (2014), harga pakan ransum Rp 5 500 kg-1, harga suplemen
omega-3 Rp 50 000 kg-1 , dan kebutuhan vitamin serta obat Rp 50 000 unit-1.
SIMPULAN
Simpulan
Produktivitas ayam ras yang dipelihara dalam kandang individu lebih baik
dari pada kandang koloni. Produksi telur omega-3 yang tinggi pada ayam arab
dengan pemeliharaan di kandang koloni. Keretakan telur paling tinggi terjadi pada
ayam ras dalam kandang individu sebesar 1.33%. Telur yang retak pada kandang
koloni 0.19% untuk ayam arab dan 0.18% untuk ayam ras. Efisiensi produksi
terdapat pada ayam ras yang dipelihara dalam kandang individu dan ayam arab
dipelihara pada kandang koloni.
DAFTAR PUSTAKA
Bell D, Weaver. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg. United States of
America (US): Kluwer Academic Publishers.
Hermawan A. 2000. Pengaruh bobot dan indeks telur terhadap jenis kelamin anak
ayam kampung pada saat menetas. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Iman Rahayu HS. 2003. Karakteristik fisik, komposisi kimia dan uji organoleptik
telur ayam merawang dengan pemberian pakan bersuplemen omega-3. J
Teknol Indust Pangan. Vol. 14(3) Th. 2003.
Iman Rahayu HS, Sudaryani T, Santosa H. 2011. Panduan Lengkap Ayam.
Depok (ID): Penebar Swadaya.
Kholis S. Sitanggang M. 2002. Ayam Arab dan Ayam Pocin Petelur Unggul.
Jakarta (ID): Agromedia
Murtidjo BA. 1992. Mengelola Ayam Buras. Yogyakarta (ID): Penerbit Kanisius.
11
LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisis data konsumsi pakan ayam ras selama 6 minggu
Variabel N Mean St Dev SE Mean
Individu 6 10 963 229 93.6
Koloni 6 11 200 0.00 0.00
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Karawang pada tanggal 17 Februari 1992. Putra dari Ibu
Zahrah dan Bapak Wahyudin yang merupakan putra pertama dari 3 bersaudara.
Awal pendidikan penulis diawali dari TK Pembina di Karawang, kemudian
dilanjutkan ke SDN Adiarsa II Karawang pada tahun 1998-2004, SMPN 1
Karawang pada tahun 2004-2006, dan SMAN 1 Karawang pada tahun 2007-2010.
Penulis diterima di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan,
Fakultas Peternakan IPB pada tahun 2010 melalui jalur USMI. Selama menjalani
pendidikan di IPB, penulis aktif diberbagai kegiatan.
Penulis aktif di organisasi sejak tingkat pertama, yaitu di IPB Political
School (IPS) dan BEM TPB IPB sebagai staf Departemen Kajian Strategi.
Tingkat 2 penulis aktif di BEM Fakultas Peternakan IPB sebagai kepala
Departemen Politik Kajian Strategi dan Advokasi, kemudian pada tingkat 3
penulis menjadi ketua BEM Fakultas Peternakan IPB Kabinet “D’Aerion”.
Hingga tingkat 4 penulis aktif di BEM KM IPB Kabinet “Berani Beda” pada
Kementrian Kebijakan Daerah sebagai menteri. Selain itu, penulis aktif dalam
organisasi eksternal kampus, diantaranya Ikatan Mahasiswa Peternakan Indonesia
(ISMAPETI) sebagai koordinator wilayah II, penasihat OMDA Karawang, dan
aliansi BEM se-Bogor.
Prestasi yang pernah diraih oleh penulis diantarnaya juara 1 menulis esay
tingkat nasional di Bogor pada tahun 2012, juara 1 tim Aerobik selama 3 tahun
berturut-turut dalam acara Dekan Cup pada tahun 2012, 2013, dan 2014.
Kemudian pernah mengikuti pelatihan ESQ Leadership (2010), Pelatihan
Kepemimpinan Putra Sunda (PKPS) ke 10 (2012), pernah menjadi delegasi IPB
dalam kegiatan SEAASS-Net di Malaysia pada tahun 2013, penyaji makalah dalam
kegiatan Hokkaido Indonesian Student Association Scientific 11th di Hokkaido
Jepang pada tahun 2014, delegasi IPB dalam kegiatan International Course on
Beef Industry di Australia (2014), peserta dalam kegiatan Intercollegiate Meat
Judging Competition di Australia (2014), dan sebagai penulis aktif di majalah
peternakan nasional. Penulis juga pernah lolos 3 proposal Program Kreativitas
Mahasiswa (PKM) yang didanai Dikti tahun 2012 dan 2013.
Penulis juga aktif dalam forum diskusi dan seminar tingkat regional,
nasional, serta international, diantaranya seminar nasional Gebyar Inovasi Pemuda
Indonesia (2011), sosialisasi Bayer Young Enviromental Envoy (2012), forum
Indonesia Lawyers Club (ILC) TV ONE Jakarta (2013), juga seminar IDEA
(2014). Penulis aktif dalam dialog dengan para tokoh, diantaranya Rektor IPB,
Wakil Bupati Karawang, Walikota Bogor, Dirjen Peternakan dan Kesehatan
Hewan, Menteri Pertanian, Gubernur Jawa Barat, serta Ketua DPR RI. Penulis
juga aktif dalam kegiatan sosial seperti IPB Goes to Field (IGTF), Bina Desa
BEM Fakultas Peternakan, aksi sosial Hari Susu Nusantara, dan Sekolah
Peternakan Rakyat. Penulis merupakan pencetus lahirnya Klub-Sekolah
Peternakan Rakyat yang merupakan organisasi mahasiswa yang bergerak dalam
bidang pengabdian pada masyarakat.