Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ternak unggas merupakan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan karena
produknya quick yielding (cepat menghasilkan) dan mengandung nilai gizi tinggi.
Performans yang baik pada unggas akan tampak apabila faktor genetik dan lingkungan
pemeliharaannya juga baik
Ayam Arab (Gallus turcicus) berasal dari ayam hutan dan merupakan salah satu
ayam buras yang sudah beradaptasi di Indonesia dan mampu bereproduksi dengan pakan
seadanya. Ayam ini bersifat gesit, aktif dan memiliki daya tahan tubuh yang kuat
(Darmana dan Sitanggang, 2002).
Menurut Darmana dan Sitanggang (2002) Ayam Arab yang memiliki daya adaptasi
yang cukup tinggi terhadap lingkungan Indonesia. Ayam Arab termasuk salah satu jenis
ayam penghasil telur yang cukup potensial karena produksi telurnya tinggi menyerupai
produktivitas ayam ras petelur dan memiliki karakteristik telur yang menyerupai ayam
kampung. Lain dari pada itu, ayam arab juga menghasilkan daging yang cukup potensial
di kalangan peternak, karena tekstur daging yang gurih seperti ayam kampung namun
pertumbuhan bobotnya cepat
Salah satu tujuan pembangunan sector peternakan adalah untuk meningkatan
produksi, kwalitas ternaka dan hasil-hasil ikutannya sehingga dapat memenuhi
kecukupan permintaan dalam negeri dan menunang upaya menuju swasembada daging
dan telur. Permintaan akan protein hewani semakin lama semakin meningkat, seiring
dengan meningkatnya jumlah penduduk, keadaan ekonomi masyarakat yang membaik
dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi keluarga. Tekait dengan tujuan
tersebut maka salah satu usaha peternakan yang sangat potensi yaitu unggas khususnya
ayam temasuk ayam buras ( ayam kampung dan ayam arab).
Oleh karena itu, kami melakukan wawancaea agar mengetahui potensi dan berbagai
macam teknik peternakan ayam arab dan kendala yang dihadapi.

1
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini yaitu untuk;
1. Untuk bisa mengetahui cara memelihara unggas ayam arab.
2. Untuk mengetahui komponen apa saja yang digunakan dalam pemeliharaan
ayam arab.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara beternak/kondisi yang terjadi di lapangan.
1.3 Manfaat
Hasil praktikum ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Agar menambah wawasan dan pengetahuan tentang cara memelihara ayam arab
dengan baik dan benar.
2. Agar mahasiswa bisa mengetahui kondisi yang terjadi di lapangan secara
langsung.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Ayam Arab


Ayam arab berasal dari ayam Brickel (belgia) yang telah dikawinkan dengan lokal dan
dikembangkan dipulau Jawa. Pada tahun 2000 penyebaran ayam arab telah mencapai seluruh
pelosok tanah air, dan dikembangkan oleh peternak-peternak lokal melalui perkawinan ayam
lokal dengan ayam local setempat. Penampilan ayam arab sangat cantik, sifatnya lincah,
gemar bercengkrama dan rajin bergerak, pola warna bulu sangat indah, dari kepala sampai
leher, pola bulunya kecil-kecil memanjang berwarna putih. Bulu itu menutupi punggung,
sayap dan kaki dengan pola warna campuran antara hitam dan rintik-rintik putih (Yaman,
2004).
Ayam arab jantan mempunyai daya seksual yang tinggi. Prilakunya gemar kawin, jika
dipelihara bersam ayam betina dalam waktu singkat segera akan dikawini. Dalam waktu 15
menit jantan ayam arab dapat 3 kali kawin (Sarwono, 2004)
2.2 Produktivitas Ayam Arab
Kecepatan produksi dan pertumbuhan ayam dipengaruhi factor dalam ( hereditas ) dan
factor luar (environment). Hal ini tergantung pada jenis ayam yang digunakan, mutu ransom,
temperature lingkungan, system perkandangan dan pengendalian penyakit. Makanan dapat
diberikan sesuai dengan fase pertumbuhan atau fase produksinya ( Atmodilaga, 1975 ).
Menurut Abidin 2002, kualitas atau mutu bibit unggas ( ayam ) dapat dilihat dari rendah
dan tingginya laju pertumbuhan. Jika laju pertumbuhannya rendah, berarti ayam tersebut
memiliki gen berdampak jelek ( kualitas rendah ) tetapi bila laju pertumbuhannya tinggi,
ayam tersebut memiliki gen yang berdampak baik ( kualitas tinggi ).
Ayam arab termaksuk salah satu jenis ayam buras penghasil telur yang cukup potensial
dan baru dikenal pada dua tahun terakhir. Produktivitas bertelur ayam arab cukup tinggi,
yaitu mencapai 60-70% (Darmana dan Sitanggang, 2002).
2.3 Perkandangan
Perkandangan penting artinya untuk menghindari pengaruh lingkungan yang kurang
menguntungkan bagi usaha peternakan. Abidin (2002) mengatakan dengan adanya kandang
penggunaan ransum untuk tujuan produksi dapat dimasuki dengan baik, dengan pula
pengawasan terhadap pencegahan dan pemberantasn penyakit serta pengawasan terhadap
pertumbuhan ternak dan lebih mudah dilakukan denga adanya kandang.

3
Menurut Suprijatna dkk (2005) kandang berfungsi sebagai tempat tinggal bagi unggar
terlindung dari pengaruh-pengaruh buruk iklim, hujan, panas dan angin serta gangguan
lainnya (hewan lia dan pencurian).
Menurut darmana (2004) kandang dapat dibagi dalam beberapa jenis kandang,
diantaranya :
A. Kandang Postal
Didalam kandang postal, ayam dipelihara secara berkelompok. Kebutuhan
pakan dan minum disediakan sepenuhnya oleh peternak. Lebar maksimum kandang
postal yang umum digunakan adalah 5 meter, panjang tidak terbatas, dan tinggi 3
meter. Umumnya, lantai kandang menggunakan litter dan sekang.
B. Kandang ren (Umbaran)
kandang ren merupakan kandang terbuka yang dikelilingi pagar dan dibagi
menjadi dua bagian, yakni bagian beratap dan baguan tidak beratap. Tinggi pagar
minimum 2,5 meter untuk menghindari gangguan hewan dan manusia. Kandang ini
tiak perlu dibersihkan setiap hari, tetapi cukup dijaga kelembabannya.
C. Kandang baterai (cage atau individu)
Didalam kandang baterai, ayam ditempatkan secara soliter (sendiri atau
individu) didalam kotak yang disusun berderet atau bertingkat. Umumnya, setiap
kotak memeliki lebar 25cm, panjang 40cm, dan tinggi 35cm. dinding kandang
baterai biasanya terbuat dari bilahan bambu. Bahan lain yang bias digunakan adalah
kawat yang tebal.
2.4 Ransum
Ransum adalah gabungan beberpa bahan makanan yang dibuthkan untuk
perkembangan ayam, ransum disebut baik, bermutu atau sempurna, apabila makanan itu
mengandung semua zat-zat makanan yang diperlukan oleh ayam sebenarnya.
Menurut Ewing (1963) imbangan protein dan energi perlu diperhatikan keadaan
seimbangan. Imbangan protein dan energi yang besar menyebabkan berkurangnya kunsumsi
protein sehingga pertumbuhan dapat mengalami hambatan (Suharsono, 1976). Pada dasarnya
kebutuhan protein sehari-hari bagi ayam yang sedang bertumbh dibagi dalam 3 bahagian
yaitu untuk pertumbuhan jaringan, untuk hidup pokok dan pertumbuhan bulu (Anggordi,
1985).

4
2.5 Vaksinasi
Seperti halnya pemberian pakan, pemberian obat-obatan dan vitamin juga sangat
penting. Secara umum pemberian vitamin dilakukan setiap hari, dan obat-obatan diberi
hingga umur 21 hari. Sedangkan vaksinasi dilakukan sebangak 3 kali, dimana vaksin tetes
dilakukan 1 kali dan vaksin minum sebanyak 2 kali.
Vaksinasi ND mutlak harus dilakukan. Vaksinasi pertama kali harus dilakukan yaitu
dengan vaksin in aktif. Kesehatan ayam harus baik pada saat pemberian vaksin. Dua hari
sebelum vaksin ayam perlu di beri vitamin ekstra seperti vita strong dan vita chik selama 2-5
hari sesudah vaksinasi. Pemberian antibiotik dan vaksinasi dapat mencegah stess dan efek
samping yang merugikan. (Yahya, 1980)
2.6 Pengontrolan Penyakit
Pada prinsipnya berbagai penyakit ayaam disebabkan oleh defisiensi atau kekurangan
zat-zat makanan, penyakit ini terutama disebabkan system pemeliharaan ayam yang intensif.
Sehingga bila makanan yang diberikan kwalitasnya tidak baik atau kekurangan sesuatu
unsure makanan, ayam-ayam tersebut tidak dapat mencari penggantinya sendiri dari alam
(Sudaryani, 2005).
Menurut Rasyaf 2005, pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan cara desinvektan
dan vaksinasi. Dalam pemeliharaan ayam penendalian penyakit harus sangat diperhatikan
agar ternak unggas terhindar dari pe nyakit yang dapat menyebabkan penurunan produksi dan
bisa menyebabkan kematian.

5
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis Tanggal 05 September
2019 bertempat di Rumah H. Mustapa yang terletak di Desa Gontor, Kecamatan Narmada
Kabupaten Lombok Barat pada pukul 10.40-selesai.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Adapun peralatan yang digunakan pada praktikum yang digunakan pada
praktikum ini adalah :

1. Alat tulis

2. Buku Tulis

3. Recorder

4. Kamera

3.2.2. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah peternakan ayam arab bapak
Haji Mustapa.

3.3 Metode Praktikum

1. Survey lokasi.

2. Meminta izin kepada pemilik/peternak untuk mengadakan praktikum.

3. Melakukan diskusi dengan peternak/pemilik, sambil mengisi lembar kuisioner.

4. Mengambil foto/dokumentasi praktikum.

6
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Identitas Peternak
1. Nama : Haji Mustafa
2. Umur : 47 Tahun
3.Pendidikan terakhir : SMA
4. Pekerjaan : Petani
5. Alamat : Desa Gontor, Kecamatan Lingsar
6. No Hp :-
7. Jenis usaha : Ternak ayam Arab, Ayam Joper dan pembibitan ikan
4.1.2 Perkandangan
A. Kandang
1. Luas kandang : 80 M2
2. Umur teknis : 15 tahun
3. Atap : Asbes
4. Dinding : Kawat
5. Alas : Triplek
6. Kepadatan kandang : 35 ekor/meter persegi
7. Type kandang : Postal
8. Arah kandang : Membujur timur ke barat
9. Type atap :GabuganA danJongkok
10. Kontruksi Lantai : Lantai rapat/tertutup
11. Peralatan kandang : Tempat Pakan 6 biji, tempat air minum 6 biji ukuran 2,5 liter,
sprayer, selang, tabung gas, sanitaser, broder (pemanas), sapu, ember, cangkul,
sekop, kereta tolak (artco) dan lampu.
12. Lokasi Kandang : Permukiman warga
13. Struktur dan Kondisi Tanah: Padat dan datar
4.1.3 Ternak
1. Jenis Ternak : Ayam Arab
2. Umur : 25 Hari
3. Jumlah Ternak : 1000 ekor
4. Angka Kematian : 5%

7
5. Umur Panen : 45 hari

4.1.4 Pakan
1. Jenis Pakan : Hi-Pro-Vite
2. Bentuk : Butiran
3. Jumlah : 13 Karung
4. Pakan Tambahan : -

4.1.5 Kesehatan Ternak/penyakit yang sering menyerang dan cara penanganannya


1.Vaksinasi : Gomboro A, ND Lasota
2. Antibiotik/Vitamin : VitaBro, Trimezyn-s, Therapi, coxy,.

4.1.6. Analisis Ekonomi


1. Modal Awal : 12 Juta
2. Biaya :
a. Pakan : Rp. 4.510.000.- / 13 karung
b. Kandang : Rp. 3.600.000.- / 4 kandang
c. Kesehatan : Rp. 443.000.-
d. Pegawai :-
3. Pendapatan kotor : Rp. 15.675.000 / periode
4. Harga jual : Rp. 16.500/ekor
4.1.7.Lain-Lain
1.Pemberian Pakan :
 2 kali / hari (umur dibawah15 hari)
 3 kali / hari( umur diatas 15 hari)
2. Jumlah Pemberian :
 Untuk ayam yang berumur dibawah 15 hari diberikan pakan 1 kg
setiap kali makan dan diberikan pada masing-masing lokal pada
kandang sehingga total yang dihabiskan dalam sehari sebanyak 9
kg untuk 3 kandang yang terdiri dari 3 lokal dari masin-masing
kandang.
 Untuk ayam yang berumur diatas 15 hari diberikan pakan 2 kg
setiap kali makan dan diberikan pada masing-masing lokal pada

8
kandang sehingga total pakan yang dihabiskan dalam sehari
sebanyak 18 kg untuk 3 kandang yang terdiri dari 3 lokal dari
masing-masing kandang.
2. Sumber Air : Sumur
3. Sumber Penerangan :Lampu 25 watt, masing-masing lokal mempunyai 1 lampu
penerang

4.1.8. Cara Pemanenan


Pada pemeliharaan ayam arab yang dilakukkan oleh pak H. Mustapa ini dipanen
pada usia 45 hari. Berikut tahap-tahap pemanenan.
1. Mengeluarkan peralatan kandang.
2. Menyortir ayam yang besar terlebih dahulu untuk dikeluarkan dari
kandang, dan mengusahakan penangkapan ayam dengan
benar/menghindari perlakuan kasar.
3. Masukan ayam dalam kerat.
4. Mencatat dan menghitung total ayam yang dibeli oleh pengepul atau
pembeli.
4.2 Pembahasan

4.2.1 Gambaran profil Peternak


Pak H. Mustapa adalah salah satu warga desa gontor kecamatan narmada yang
berprofesi sebagi petani selain itu beliau mempunyai pekerjaan sampingan sebagai seorang
peternak, melihat lahannya kosong ia berinisiatif untuk memanfaatkannya agar tidak sia-sia
serta dapat mengambil manfaat dari lahan yang kosong tersebut. Hingga pada tahun 2001 ia
mulai menekuni peternakan unggas dan mulai memelihara berbagai jenis ayam seperti ayam
pejantan, joper dan ayam arab. Melihat peluang ternak ayam yang setiap tahun
permintaannya semakin tinggi sehingga pak H. Mustapa berinisiatif mengembangkan
ternaknnya lebih besar lagi. Hingga pada tahun 2019 ini ia memelihara kurang lebih 1000
ekor ayam arab, 500 ekor ayam joper.
Setelah masyarakat sekitar melihat usaha ternak pak H.Mustapa yang sukses membuat
masyarakat turut serta dalam beternak ayam, di tahun 2019 di desa gontor kecamatan
narmada dominasi pekerjaan sebagai petani dan peternak unggas maka besok ini dijuluki desa
unggas.
4.2.2 Kandang

9
Menurut Suprijatna dkk (2005) kandang berfungsi sebagai tempat tinggal bagi unggas agar
terlindung dari pengaruh-pengaruh buruk iklim, hujan, panas dan angin serta gangguan lainnya
(hewan liar dan pencurian). Sehingga dalam pembangunan kandang ini perlu memperhatikan
lokasi kandang dan tipe kandang yang akan digunakan.
Kandang yang baik yang sesuai untuk peternakan ayam harus terletak dilokasi yang lebih
tinggi dari tempat sekitarnya, tidak bising dan tidak jauh dari penyediaan bahan baku pakan serta
pemasaran hasil produksi.
Pada saat wawancara pemeliharaan ayam dilakukan dengan cara intensif dimana ayam
dikandangkan sepanjang hari dan diberikan makan dan minum oleh pemiliknya secara teratur
setiap hari, sehingga dapat dikontol dengan baik serta menghemat lahan. Hal ini juga sesuai
dengan pendapat Martono (1996)yang menyatakan bahwa sistem pemeliharaan secara intensif
mempunyai kelebihan diantaranya adalah efisiensi penggunaan pakan sangat tinggi sehingga
sangat baik untuk pemeliharaan ayam pedaging dan petelur, kontrol terhadap penyakit lebih
efektif, dan penggunaan lahan yang hemat.
Terlihat kandang terbuat dari kayu dengan tinggi 3 meter, lebar 80 meter dan panjang 3
meter. Atap kandang merupakan komponen kandang yang penting,karena atap kandang akan
melindungiternak dari panas dan hujan .Atap kandang terbuat dari asbes dengan tipe A jika
dillihat dari samping dan tipe jongkok jika dilihat dari depan. Dinding kandang terbuat dari
kawat sehingga ventilasinya bagus dan tidak membuat ayam stres akibat dari panasnya sinar
matahari, pada pagi atau siang hari tirai yang terbuat dari terpal dinaikkan agar sinar matahari
dapat masuk ke kandang sehingga kandang tidak lembab tetapi pada malam hari tirai tersebut
ditutup untuk menghindari ayam dari kedinginan serta dihidupkan lampu sebagai penerang agar
tidak saling menginjak satu sama lain.
Arah kandang menghadap kebarat-timur untuk menghindari paparan sinar matahari langsung
pada pagi hari dan sore hari. Hal ini juga sesuai dengan pendapat (Martono,1996) yang
mengemukakan bahwa kandang yang baik menghadap timur-barat atau sebaliknya serta
kandang ayam dipisahkan dari campuran orang, predator, maupun ungags lain.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat dilihat bahwa kandang digunakan Type
kandang postal, karena kandang postal adalah kandang untuk memelihara ayam secara
berkelompok. Hal ini sesuai dengan Sudjarwo dan Indarto (1989) yang menyatakan bahwa
kandang postal adalah type pemeliharaan unggas dengan lantai kandangnya ditutup oleh bahan
penutup lantai peserti sekam padi ,serutan gergaji, tongkol jangkung , jerami padi yang
dipotong-potong.

10
Selain itu, type lantai yang digunakan adalah type lantai tertutup karena alas yang digunakan
berupa papan atau triplek yang ditaburi sekam diatasnya untuk meminimalisir bau yang keluar
dari kotoran ayam.
Sanitasi yang baik dapat mempengaruhi performa ayam dan produksi telur maupun daging.
Apabila sanitasi jarang dilakukan, maka kandang akan kotor kemudian menjadi penyebab
timbulnya berbagai penyakit. Sanitasi yang dilakukan yakni membersihkan tempat pakan dan
minum, membersihkan tempat penampung air, mengganti sekam secara berkala, menabur sekam
yang basah, dan melakukan desinfeksi kandang.
Sanitasi yang dilakukkan oleh H. Mustapa hanya dilakukan pada saat setelah panen dan tidak
dilakukkan pergantian skam karena waktu panen yang terbilang tidak begitu lama sehingga
skam tidak perlu diganti karena masih dalam keadaan kering akan tetapi apabila ayam terserang
penyakit flu dan kondisi skam terlalu basah dan kotor baru dilakukkan pergantian skam baru
agar tidak lembab dan kondisi skam tetap kering sehingga tidak menimbulkan berbagai macam
penyakit.
Sanitasi peralatan yaitu dengan membersihkan tempat pakan dan air minum setiap hari
supaya meminimalisir ternak agar tidak terkena penyakit melalui kontak peralatan dengan cara
mencuci dan mengganti air minum setiap hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987)
yang menyatakan bahwa tujuan dari sanitasi secara menyeluruh adalah untuk menjaga
kebersihan kandang baik luar maupun dalam kandang agar ternak dapat menampilkan
performans yang baik dan ternak bebas dari penyakit. Rasyaf (1992) menambahkan bahwa
penyebab dari kurang perhatian sanitasi akan menimbulkan ternak rentan terhadap penyakit,
sehingga ternak banyak yang mati. Oleh karena itu sanitasi sangat diperlukan dalam manajemen
usaha peternakan.
4.2.3Ternak
Ternak adalah hewan yang sengaja dipelihara dalam jumlah yang besar untuk diambil
manfaatnya, dalam hal ini pak H. Mustapa memelihara ternak unggas yakni ayam. Ayam yang
dipelihara berupa ayam joper sebanyak 500ekor dan ayam arab sebanyak 1000 ekor, DOC
ayam arab dibeli di blencong pada hari ketiga penetasan dengan harga Rp.4.500,- per ekor.
Angka kematian dari pemelihara 1000 ekor ayam arab ini sebesar 5 % sehingga yg hidup
sekitar 95 %, faktor yang menyebabkan kematian pada DOC ini adalah kegagalan waktu
vaksinasi, gen atau kualitas dari bibit itu sendiri, waktu pengeboxan sehingga diperjalanan ayam
menjadi stres dan hanya mampu bertahan beberapa hari setelah dipelihara.
Biasanya ayam arab dipelihara untuk diambil produksi telurnya karena telurnya yang
mirip dengan ayam bukan ras tetapi pada pemeliharaan ayam arab bertujuan untuk pedaging

11
untuk memenuhi kebutuhan daging dipasar. Ketika melakukan wawancara dan mengamati
ayam arab tersebut terlihat bahwa ayam dalam keadaan tenang ketika di dekati dan terlihat
sehat. Pada waktu wawancara ternak ayam arab berumur 24 hari, biasanya pak H. Mustapa
melakukan pemanenan pada 45 hari umur ayam arab tersebut.

4.2.4 Pakan
Pakan merupakan faktor yang penting setelah bibit karena dengan pakan yg
berkualitas serta mampu memenuhi kebutuhan gizi dengan diberikan secara efisien agar
ternak dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal. Hal ini juga sesuai dengan pendapat
(Emsminger,1980) yang mengemukakan bahwa Ternak akan dapat mencapai produksi yang
tinggi apabila pakan yang diberikan dapat sesuai dengan kebutuhan dimana pakan yang
diberikan pada ternak dapat diberikan secara bebas maupun terbatas.
Pada pemeliharan ayam arab ini pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari pada pagi
dan siang hari untuk ayam yang berumur 15 hari kebawah, sedangkan untuk ayam yang
berumur 15 hari keatas diberikan 3 kali sehari yakni pada pagi, siang, dan sore hari.
Pemberian pakan untuk ayam yang berumur kurang dari 15 hari diberikan 100gr setiap kali
makan untuk 110 ekor ayam pada setiap lokal, untuk ayam yang berumur diatas 15 hari
diberikan 2kg untuk 110 ekor ayam pada setiap lokal.
Air merupakan unsur yang sangat penting karena berguna membantu masuknya
makanan ke dalam sistem pencernaan dan membantu proses metabolisme dalam tubuh ayam.
Air minum yang diberikan harus bersih, tidak mengandung racun atau benih penyakit. Oleh
karena itu sumber air minum dan kebersihan kandang pada ternak ayam yang dimiliki oleh H.
Mustapa ini bersumber pada air sumur. Hal ini sesuai dengan pendapat (Kholis, 2003) yang
menyatakan bahwa untuk menjagab kesehatan ayam, air minum harus selalu tersedia dan
dapat bersumber dari air sumur, PDAM, bor dan lain-lain.
Pemberian minum rutin diberikan setiap hari untuk umur 15 hari kebawah jumlah air
minum yang dihabiskan perhari sekitar 3 liter sedangkan untuk ayam yag berumur lebih dari
15 hari keatas bisa menghabiskan 5-6 liter.

4.2.5 Kesehatan

12
Ayam arab dikenal memiliki sifat genetik yang relatif tahan terhadap serangan
penyakit. Timbulnya serangan penyakit dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yang antara
lain meliputi kondisi lingkungan, teknik pemeliharaan dan kualitas pakan yang diberikan.
Mencegah munculnya penyakit lebih baik dibandingkan mengobati, untuk
mengantisipasi datangnya penyakir pada saat DOC datang kandang sudah steril dibersihkan
dan disemprotkan menggunakan formades atau formalin. Selain itu juga pemilihan DOC
harus diperhatikan, menciptakan sanitasi kandang yang memadai, memperhatikan kualitas
pakan menentukan lokasi kandang, bentuk serta arah kandang juga akan mempengaruhi serta
melakukan vaksinasi secara terprogram serta jadwal dan dosis yang tepat.
Dari hasil wawancara didapati hasil bahwa ketika DOC baru tiba akan ditempatkan
khusus di kandang pembibitan dan langsung di vaksin menggunakan vaksin tetes,setelah
umur 14 hari baru dilakukan vaksinasi jenis ND latosa, dan pada hari 35 dilakukan vaksinasi
jenis gumboro A.
Penyakit yang paling sering menyerang peternakan H. Mustapa adalah ND, Flu (snot),
dan berak kapur. Untuk mengatasi hal tersebut H. Mustapa menggunakan obat-obat yang
diproduksi oleh pabrik yang sudah ada, padahal jika mau bisa menggunakan pengobatan
secara tradisional namun karena obat yang dipasaran lebih praktis maka ia menggunakan
produk dari pabrik contohnya seperti coxy,trimezyn-s, therapy dan vitabro.Bilapun ada yang
sakit dan obat yang diberikan tidak memberikan pengaruh besar maka jalan yang paling cepat
dilakukkan adalah dengan meyembelihnya, akan tetapi jika ternak sakit maka dipisahkan
dari temanya dan ditempatkan pada kandang isolasi untuk di obati dan diberikan perhatian
yang lebih khusus jika sudah sembuh maka dikembalikan bersama temannya yang lain.

4.2.6 Analisa Ekonomi


Pembuatan perhitungan analisis usaha bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya
produksi yang harus dikeluarkan dan besarnya pendapatan yang diperoleh dari usaha
budidaya ternak ayam arab yang dilakukkan.
Pemeliharaan 1000 ekor ayam arab dengan tujuan pedaging
Pengeluaran ( Biaya Produksi)
 Biaya tetap terdiri dari :
1. Kandang (4 unit) = Rp. 900.000.00,- x 4 = Rp. 3.600.000.00,-
2. Tempat pakan (9 unit) = Rp.72.000,-
3. Tempat minum (9 unit) = Rp.162.000,-
4. Peralatan lain = Rp.300.000,-

13
Total keseluruhan = Rp.4.134.000,-
Umur ekonomis kandang dan perlengkapan 10 tahun, biaya tetap 5
tahun sehingga dapat dihitung penyusutan untuk biaya tetapnya dapat dihitung
dengan menghitung dengan cara sebagai berikut:

= = Rp. 82.680

Jadi biaya penyusutan untuk memperbaiki kandang dalam 5 tahun


sebesar Rp. 82.680

 Biaya variabel
1. Pembelian DOC (1000 ekor) = Rp.4.500/ekor x 1000 ekor = Rp.
4.500.000
2. Pakan (13 karung) = Rp. 350.000/karung x 13 = Rp. 4.550.000
3. Vaksin dan obat-obatan = Rp.443.000
Total keseluruhan = Rp. 9.493.000
 Pemasukan
Penjualan ayam arab (950 ekor) = Rp.16.500 x 950 = Rp.15.675.000
 Total pengeluaran = biaya tetap + biaya variabel
= Rp.4.134.000 + Rp.9.493.000
= Rp.13.627.000
Sehingga keuntungan yang didapat diperoleh dari penjualan ayam arab
– total pengeluaran, sehingga keuntungan yang didapati pada periode tahun
pertama pemeliharaan sebesar Rp. 2.048.000,-

4.2.7 Pemanenan dan Pemasaran


Pemanenan ayam arab dilakukan pada saat ayam berumur 45 hari, pada waktu
pemanenan dilakukan pertama-tama mengeluarkan peralatan baik itu tempat pakan dan air
minum setelah itu, ayam akan disortir mulai dari yang paling besar hingga kecil, biasanya
sistem pemasaran pada ternak ayam arab H. Mustapa ini sudah diboking terlebih dahulu oleh
para pengepul atau pembeli, karena H. Mustapa sudah mempunyai tempat atau langganan
untuk menjuali ayamnya tersebut.

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam manajemen ternak ayam arab ada beberapa hal yang harus diperhatikan
seperti lokasi kandang, perkandangan,manajemen pakan dan minum, serta
pencegahan penyakit , pengobatannya dan pemasaran.
2.

5.2. Saran
Adapun saran dalam melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Peternak sebaiknya sering melalukan konsultasi ke Puskeswan terdekat.
2. Penanganan terhadap ungags yang terserang penyakit yang tidak bisa disembuhkan seperti
ND sebaiknya melakukan penyembelihan. Karna jika dibiarkan hidup akan menular pada
ternak yang lain.

3. Disarankan saat pemberian obat untuk penyembuhan penyakit pada ungags, untuk takaran
dosis obat harus sesuai dengan kebutuhan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Atmadilaga, D. 1975. Genetika Diktat Kuliah Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran,


Bandung.
Anggorodi. 1985. Kemajuan Mutakhir Dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. UI Press.
Abidin, Z. 2002. Sistem Pemeliharaan Ayam Arab. Kanisius, Jakarta.
Darmana, W dan M. Sitanggang. 2002. Meningkatkan ProduktivitasAyam Arab Petelur.
Penerbit PT. Agromedia Pustaka, Jakarat.
Darmana, W dan M. Sitanggang. 2004. Meningkatkan ProduktivitasAyam Arab Petelur.
Penerbit PT. Agromedia Pustaka, Jakarat.
Ensminger, M.E. 1980. Poultry Science (Animal Agriculture Series). Edition 2nd. The
Interstate Printers and Publisher Inc, Danville, Illionis.

Ewing, R. 1963. Poutry Nutrition. 5 tahun Ed. The fay Ewing Company Publisher Pasadena.
California.
Rasyaf, M. 2005. Beternak Ayam Kampung. Cetakan ke- 19, Penebar Swadaya, Jakarta.
Suharsono. 1976. Respon Broiler Terhadap berbagai Kondisi Lingkungan. Disertai
Universitas Padjajaran, Bandung.
Sarwono, B. 2004. Ayam Arab Petelur Unggul. Penebar Swadaya: Jakarta.
Sudaryani, Titik. 2005. Teknik Vaksinasi dan Pengendalian Penyakit Ayam. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Suprijadna, Edjeng. Dkk. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas, Penebar Swadaya, Jakarta.
Yahya, Drs.1980.Ayam Sehat Ayam Produktif.I:Bandung

Yaman, Aman. M. 2004. Perbaikan Mutu Genetik Ayam Petelur Lokal Melalui Cross Breding
dengan Menggunakan Metode Insenminasi Buatan Riset Mandiri. Universitas Syiah
Kuala, Darussalam. Banda Aceh.

16
DOKUMENTAS

17
18
19
20

Anda mungkin juga menyukai