3: 317-326
ISSN : 1411 - 8327
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi kergamanan gen heat shock protein/HSP-70 ayam
kampung, ayam arab, dan ayam ras. Penelitian menggunakan sampel darah yang diambil dari vena
brakhialis/sayap pada sekelompok ayam umur 12 minggu yang dipelihara semenjak umur sehari/Day
Old Chick (DOC). DOC ayam kampung diperoleh dari hasil penetasan sendiri dengan telur tetas
didatangkan dari daerah dataran rendah, sedang, dan dataran tinggi di Pulau Lombok, sedangkan DOC
ayam arab diperoleh dari peternak, dan DOC ayam ras dibeli di poultry shop. Genotyping dilakukan
menggunakan analisis Polymerase Chain Reaction (PCR) - Single Strand Conformation Polymorphism
(SSCP) menunjukkan bahwa gen HSP-70 bersifat polimorfik pada ayam kampung dan ayam arab,
sedangkan pada ayam ras monomorfik. Pada ayam kampung terdapat tujuh genotipe HSP-70 yaitu AA,
AB, AC, CC, AD, DD, dan BC dengan frekuensi tertinggi genotipe AD, sedangkan pada ayam arab terdapat
enam genotipe, yaitu AA, AB, AC, CC, AD, dan BC, dengan frekuensi tertinggi genotipe AC. Pada ayam
ras terdapat satu genotipe yaitu DD. Dijumpai tujuh situs (lokasi) polimorfik, yaitu perubahan AÆG
pada situs 617, perubahan AÆG pada situs 628, perubahan GÆC pada situs 646, perubahan CÆT pada
situs 661, perubahan AÆG pada situs 699, perubahan GÆC pada situs 754, dan perubahan AÆG pada
situs 792. Mutasi pada situs 628, 646 dan 661 tergolong silent mutation. Gen HSP-70 pada populasi ayam
kampung dan ayam arab dalam penelitian ini tidak berada dalam keseimbangan, Hardy-Weinberg. Tidak
dijumpai adanya perbedaan yang mencolok antara nilai heterosigositas observasi dan heterosigositas
harapan, serta nilai polymorphic informative content ayam kampung dan ayam arab. Gen HSP 70 bersifat
polimorfik pada ayam kampong dan ayam arab, sertas monomorfik pada ayam ras.
ABSTRACT
The aim of the research was to identify the polymorphisms of HSP-70 gene of kampong, Arabic, and
commercial chickens. The study used whole blood samples taken from the branchial vein at the age of 12
weeks from a group of chickens that were kept since DOC. Kampong chickens DOC were obtained by
hatching the eggs that were collected from lowlands, medium and high altitude areas in Lombok island,
while the Arabic chickens DOC were obtained from farmer. DOC of commercial chickens were purchased at
the poultry shop. The genotyping results using PCR-SSCP analysis showed that kampong and arabic
chickens were polimorphic, while commercial chickens were classified as monomorphic. Kampong chickens
had seven genotypes of HSP-70, namely AA, AB, AC, CC, AD, DD, and BC. The AD genotypes had the
highest frequency, whereas in arabic chickens had six genotypes, namely AA, AB, AC, CC, AD and BC,
which AC genotype had the highest frequencies. However, the commercial chickens contain only one
genotype which was DD. There were three polymorphic sites found in amplificated area, namely AÆG
mutation at site 617, AÆG mutation at site 628, GÆC mutation at site 646, CÆT mutation at site 661,
AÆG mutation at site 699, GÆC mutation at site 754, and AÆG mutation at site 792. Mutations at sites
628, 646 and 661 were considered as silent mutation. HSP-70 gene in kampung and arabic chicken
population in this study was in equilibrium. The value of Ho, He, and PIC of kampung and arabic chickens
were not different.
317
Tamzil et al Jurnal Veteriner
318
Jurnal Veteriner September 2013 Vol. 14 No. 3: 317-326
250 µL lysis buffer dan digoyang dengan tangan Analisis Single Strand Conformation
selama 15 menit, disentrifugasi pada 8500 rpm Polymorphism (SSCP)
dalam suhu kamar selama empat menit. Pelaksanaan analisis Single Strand
Supernatant yang didapat dibuang dan Conformation Polymorphism (SSCP) mengacu
endapannya ditambahkan 250 µL rinse buffer pada metode yang digunakan oleh Mazzi et al.,
dan digoyang menggunakan tangan sampai (2003) yaitu dengan cara melarutkan endapan
endapan larut dan kemudian divorteks. DNA yang didapat ke dalam 15 mikroliter
Selanjutnya ditambahkan 250 µL digestion larutan SCCP buffer (95% formamide, 20 mM
buffer dan digoyang menggunakan tangan EDTA, 0,05% bromofenol blue dan 0,05% xilen
selama 10 menit dan divorteks, berikutnya sianol). Campuran didenaturasi pada suhu
sampel diinkubasi dalam penangas air pada 100oC selama lima menit, kemudian didinginkan
suhu 55oC selama 16 jam. Setelah ditambahkan selama lima menit dengan es dan dimasukkan
400 µL phenol, lalu digoyang dengan tangan ke dalam sumuran gel akrilamid-bis akrilamid
selama 30 menit dan disentrifugasi pada 14000 12-20% (49:1). Elektroporesis dilakukan dalam
rpm dalam suhu kamar selama 10 menit. buffer 1 X TBE pada 100 volt selama 24 jam
Supernatan yang berwarna putih telur dipindah- kemudian dilanjutkan dengan silver staining
kan ke dalam tabung effendorf baru dan menurut cara kerja Wright et al., (1996).
ditambahkan phenol chloroform dengan Penentuan posisi pita DNA pada gel
poliakrilamid dilakukan secara manual. Ukuran
perbandingan 1 : 1, dan digoyang menggunakan
dan jumlah alel yang muncul pada gel
tangan selama 30 menit serta divorteks. Setelah
ditentukan berdasarkan asumsi bahwa semua
disentrifugasi selama 10 menit pada 14000 rpm
pita DNA dengan laju migrasi yang sama adalah
dalam suhu kamar, supernatan dipindah ke
homolog, sedangkan alel dengan migrasi paling
tabung effendorf baru dan ditambahkan ethanol
lambat ditetapkan sebagai alel A, berikutnya
100% sebanyak dua kali volume sampel. Sampel adalah alel B dan seterusnya.
digoyang dengan tangan selama 10 menit, dan
dimasukkan ke dalam suhu -20o C selama lima Analisis Sekuensing
menit. Setelah disentrifugasi pada suhu kamar Jumlah sampel yang disekuensing sebanyak
(14000 rpm selama 10 menit), supernatant tujuh sampel (masing-masing satu sampel dari
dibuang dan dicuci menggunakan 600 µL tujuh genotipe gen HSP-70 hasil analisisis
ethanol 75%. Setelah sentrifugasi terakhir, SSCP). Analisis sekuensing menggunakan
ethanol dibuang perlahan-lahan agar pellet tidak produk PCR yang dimurnikan. Produk alikuot
ikut terbuang. Tahapan terakhir adalah murni digunakan untuk kuantifikasi dalam 1%
mengeringkan material/pellet DNA pada suhu gel agarose dan sekitar 50-100 ng dari produk
kamar. tersebut digunakan untuk sekuensing dalam
reaksi dengan buffer sekuensing (0.5x), 2 µL Big
Amplifikasi Polymerase Chain Reaction Dye (versi 3), 5 pmol primer F atau R dan air
(PCR) gen HSP-70 steril, sehingga volume akhir mencapai 10 µL.
Sampel DNA yang diperoleh dari masing- Setelah 35 siklus reaksi (95°C selama 30 detik;
masing ternak dipergunakan sebagai cetakan 60°C selama 30 detik dan 72°C selama 1 menit),
(template) untuk mengamplikasi lokus-lokus sampel dicuci dengan 80 µL isopropanol 75%
gen melalui PCR menggunakan primer Forward selama 15 menit dan disentrifugasi pada 4.500
5’AACCGCACCACACCCAGCTATG 3’ dan rpm selama 25 menit pada suhu 20°C. Sampel
Reverse 5’CTGGGAGTCGTTGAAGTAAGCG 3’ dicuci menggunakan 200 µL etanol 70% dan
(359 bp) (Mazzi et al., 2003). Metode PCR dikon- disentrifugasi pada 4.500 rpm selama 15 menit
disikan pada volume 10 µL (1 µL 10 X ex taq pada suhu 20°C. Sampel tersebut kemudian
buffer, 0,5 µL primer HSP-70 F dan 0,5 µL divakum kering dan dimuat ke gel poliakrilamid
primer HSP-70 R, 1 µL dNTP mix, 0,5 µL di ABI-377 DNA sequencer (Perkin Elmer).
template DNA, 0.07 µL ex taq dan 6,43 µL dH2O).
Reaksi PCR dimulai dengan denaturasi awal Analisis Data
pada 95oC selama lima menit, selanjutnya Data keragaman gen HSP-70 yang
dilakukan amplifikasi selama 35 siklus, masing- diperoleh, dicari frekuensi alel dan frekuensi
masing pada 95oC selama 30 detik, 60oC selama genotipe (Nei, 1987), nilai Chi-square (Hartl dan
30 detik, dan 72oC selama satu menit, kemudian Clark, 1997), nilai heterosigositas observasi dan
diakhiri elongasi akhir pada 72o C selama lima heterosigositas harapan (Nei 1987) serta nilai
menit. polymorphic informative content (PIC) (Botstein
et al., 1980)
319
Tamzil et al Jurnal Veteriner
AA AC AD DD CC BC AB
Gambar 1. Genotipe Heat Shock Protein (HSP)-70 yang diperoleh menggunakan PCR-SSCP
320
Jurnal Veteriner September 2013 Vol. 14 No. 3: 317-326
Tabel 1. Frekuensi genotipe heat shock protein (HSP)-70 ayam kampung, ayam arab, dan ayam
ras
Tabel 2. Frekuensi alel gen heat shock protein-70 ayam kampung, ayam arab, dan ayam ras
321
Tamzil et al Jurnal Veteriner
lombok merupakan ayam lokal yang diturunkan adalah genotipe HSP-70-1/HSP-70-2; pada ayam
dari Gallus-gallus yang didomestikasi dan PP1 juga terdapat tiga genotipe dengan frekuensi
berkembang biak di Indonesia, sedangkan ayam tertinggi adalah genotipe HSP-70-1/HSP-70-1,
arab merupakan ayam pendatang, yaitu ayam sementara pada ayam breed Label Rouge, hanya
braekel kriel silver dan braekel kriel gold, yaitu didapatkan dua genotipe, dengan nilai frekuensi
ayam lokal Eropa dan di Indonesia dikenal tertinggi adalah genotipe HSP-70-1/HSP-70-2.
dengan nama ayam arab (Sulandari et al., 2007), Keragaman gen HSP-70 menggunakan SNP
sedangkan ayam ras merupakan jenis ayam pada situs A258G dan C276G telah dilaporkan
introduksi yang didatangkan dari daerah oleh Zhen et al., (2006). Penelitian itu
bersuhu dingin. menggunakan ayam F2 dari silangan Xinghua
Keragaman gen HSP-70 pada beberapa jenis dengan White Rocks, silangan ayam Xinghua
ayam pernah dilaporkan Mazzi et al., (2003) dengan Taihe Silkies, serta ayam Yangshan, dan
dengan meneliti breed Hubbard-Pettersen, breed dilaporkan bahwa ayam hasil silangan antara
PP1 dan breed Label Rouge. Dilaporkan bahwa Xinghua dengan White Rocks pada situs A258G
pada breed Hubbard-Pettersen terdapat tiga didominasi oleh genotipe AG, sedangkan pada
genotipe dengan frekuensi genotipe tertinggi situs C276G didominasi oleh genotipe CC. Pada
322
Jurnal Veteriner September 2013 Vol. 14 No. 3: 317-326
Tabel 3 Nilai χ2 (Chi-square) ayam kampung dan rincian berdasarkan sumber materi genetik,
serta ayam arab dan ayam ras petelur
Keterangan: Nilai χ2 ayam ras tidak dihitung karena hanya terdapat 1 genotipe (monomorfik),
** = Sangat berbeda nayat (χ2hitung > χ2tabel), tn= tidak berbeda nyata (χ2hitung < χ2tabel)
Tabel 4 Nilai heterozigositas pengamatan (Ho), heterozigositas harapan (He), dan nilai PIC gen
HSP 70 ayam kampung, ayam arab, dan ayam ras
kelompok ayam hasil silangan Xinghua dengan sedang dan dataran tinggi) mempunyai peluang
Taihe Silkies pada situs A258G, frekuensi kawin secara acak di tempat masing-masing,
genotipe didominasi oleh genotipe AA, pada situs sehingga keragaman gen HSP 70 pada populasi
C276G frekuensi genotipe tertinggi adalah ayam tersebut tidak menyimpang dari rasio
genotipe CC, sedangkan pada ayam Yangshan harapan. Ayam kampung tergolong ternak
di situs A258G frekuensi genotipe tertinggi unggas yang mempunyai daya jelajah rendah,
adalah AA, dan pada situs C276G frekuensi akibatnya adalah ayam kampung yang berada
tertinggi adalah CG. di daerah dataran rendah, tidak dapat kawin
secara acak dengan ayam kampung yang berada
Keseimbangan Gen dalam Populasi di daerah dataran sedang dan dataran tinggi,
Pada Tabel 3 terlihat bahwa hasil uji Chi- demikian pula halnya ayam kampung yang
square (÷2) terhadap gen HSP 70 pada populasi berada di daerah dataran sedang tidak dapat
ayam kampung di Pulau Lombok (gabungan kawin secara acak dengan ayam yang berada di
ayam kampung dari dataran rendah, sedang dan daerah dataran tinggi. Hal inilah yang
tinggi) serta ayam arab, tidak berada pada menyebabkan penggabungan populasi ayam
keseimbangan Hardy-Weinberg (÷2hitung > ÷2tabel). yang berasal dari ketiga tempat pengambilan
Setelah dirinci berdasarkan sumber materi sampel tersebut keragaman gen HSP 70-nya
genetik (tempat pengambilan telur tetas), menyimpang dari rasio harapan. Lain halnya
ternyata ayam kampung yang berasal dari dengan gen HSP 70 pada populasi ayam arab
daerah dataran rendah, sedang dan dataran yang berada pada keadaan non equilibrium.
tinggi, masing-masing berada dalam Penyebabnya adalah ayam arab merupakan
keseimbangan Hardy-Weinberg (÷2hitung < ÷2tabel). ayam yang dipelihara dengan pola bibit berasal
Ayam kampung yang berada di masing-masing dari sumber yang sama, serta sudah mengalami
daerah pengambilan sampel (dataran rendah, seleksi untuk tujuan produksi telur.
323
Tamzil et al Jurnal Veteriner
Nilai Heterosigositas dan Nilai PIC pada situs 617, mutasi AÆG pada situs 628,
(Polymorphic informative Content) mutasi GÆC pada situs 646, mutasi CÆT pada
Nilai heterosigositas pengamatan (Ho), nilai situs 661, mutasi AÆG pada situs 699, mutasi
heterosigositas harapan (He) dan nilai PIC gen GÆC pada situs 754, dan mutasi AÆG pada situs
HSP 70 ayam kampung, ayam arab, dan ayam 792. Mutasi pada situs 628, 646 dan 661
ras disajikan pada Tabel 4. Pada populasi ayam tergolong silent mutation. Gen HSP 70 pada
kampung (dataran rendah, sedang, dan tinggi) populasi ayam kampung dan ayam arab berada
serta ayam arab, nilai Ho dan PIC tidak dalam non equilibrium.
menunjukkan perbedaan yang mencolok.
Terlihat juga bahwa nilai Ho tidak menunjukkan
perbedaan yang besar dibandingkan dengan nilai SARAN
He. Hal ini memberikan petunjuk bahwa
frekuensi genotipe HSP 70 yang dianalisis dalam Perlu dilakukan penelitian mengenai
keadaan keseimbangan. Jika terjadi perbedaan keragaman gen HSP yang lain, dalam upaya
yang mencolok antara nilai Ho dan nilai He mendapatkan data gen ketahanan panas ayam
maka kondisi itu dapat dipergunakan sebagai lokal Indonesia
indikator adanya ketidakseimbangan genotipe
pada populasi yang dianalisis (Tambasco et al.,
2003). Hartl dan Clark (1997) menyatakan UCAPAN TERIMA KASIH
bahwa nilai Ho dan nilai He dapat dipergunakan
sebagai salah satu cara untuk menduga nilai Terima kasih dan penghargaan yang
koefisien silang dalam (inbreeding) pada suatu setinggi-tingginya disampaikan kepada Dr
kelompok ternak. Muhammad Ali, dan drh Made Sriasih MAgrSc,
Nilai PIC tergolong rendah bila nilainya PhD (Laboratorium Mikrobiologi dan
Bioteknologi, Fakultas Peternakan Universitas
lebih kecil dari 0,25, tergolong sedang bila
Mataram) atas dukungan dan bantuannya
nilainya berkisar antara 0,25 sampai dengan 5,0,
selama penelitian berlangsung. Terima kasih
serta tergolong tinggi bila diperoleh nilai lebih
dan penghargaan juga disampaikan kepada
dari 0,5 (Botstein et al., 1980). Dengan demikian
Susilawati, SSi dan Dedi Iswaini, SPt (tenaga
dapat dikatakan bahwa ayam kampung dan
laboran laboratorium Mikrobiologi dan
ayam arab dalam penelitian ini mempunyai
Biotecknologi Fak. Peternakan Universitas
tingkat informasi polimorfisme genetik yang
Mataram). Semoga semua bantuannnya bernilai
tinggi. Nilai PIC selain dapat dipergunakan
ibadah disisi Alloh SWT.
sebagai dasar penentuan tingkat informasi
genetik, juga dapat dipergunakan untuk
keperluan penentuan keberadan alel polimorfik, DAFTAR PUSTAKA
yaitu fungsi yang sama dengan nilai
heterosigositas. Nilai heterosigositas selalu lebih Ajakaiye JJ, Ayo JO, Ojo SA. 2010. Effects of
tinggi dibandingkan dengan nilai PIC, karena heat stress on some blood parameters and
nilai PIC merupakan nilai heterosigositas yang egg production of Shica Brown layer
dikoreksi (Hildebrand, 1992). chickenss transported by road. Biol Res 43:
183-189.
Al-Aqil A, Zulkifli I. 2009. The changes in heat
SIMPULAN shock protein 70 expression and blood
characteristics in transported broiler
Gen HSP 70 bersifat polimorfik pada ayam chickens as affected by housing and early
kampung dan ayam arab, serta monomorfik age feed restriction. Poult Sci 88 : 1358-
pada ayam ras. Tujuh genotipe, yaitu AA, AB, 1364.
AC, CC, AD, DD, dan BC, ditemukan pada ayam Al-Fataftah AA, Abu-Dieyeh ZHM. 2007. Effect
kampung, dengan frekuensi tertinggi genotipe of Chronic Heat Stress on Broiler
AD dan alel A. Pada ayam arab, ditemukan Performance in Jordan. Int J Poult Sci 6
enam genotipe, yaitu AA, AB, AC, CC, AD, dan (1) : 64-70
BC, dengan frekuensi tertinggi genotipe AC dan Alfataftah AA, 1987. Effects of high
alel A. Pada ayam ras hanya terdapat satu environmental temperature on broiler
genotipe, yaitu DD. Tujuh situs polimorfik performance (Review). J Dirasat 14 : 177-
ditemukan pada gen HSP 70, yaitu mutasi AÆG 191.
324
Jurnal Veteriner September 2013 Vol. 14 No. 3: 317-326
Al-Ghamdi ZH. 2008. Effects of commutative Lin H, Zhang HF, Du R, Gu XH, Zhang ZY,
heat stress on immunoresponses in broiler Buyse J, Decupere E. 2005.
chickenss reared in closed system. Int J Thermoregulation responses of broiler
Poult Sci 7(10) : 964-968. chickens to humidity at different ambient
Botstein D, White RL, Skolnick M, Davis RW. temperatures. II. Four weeks of age. Poult
1980. Construction of genetik linkage map Sci 84 : 1173-1178.
in human using restriction fragmen length Machado MA, Schuster I, Martinez ML, Compos
polymorphisms. Am J Hum Genet. 32 : 314- AL. 2003. Genetik diversity of four breed
331. using microsatellite marker. Rev Bras De
Czaririck III M, Fairchild BD. 2008. Poultry Zool 32 : 93-98.
Housing for Hot Climates. In: Nuhad J. Mazzi CM, Ferro JA, Ferro MIT, Savino VJM,
Daghir (ed.). Poultry Production in Hot Coelho AAD, Macari M. 2003.
Climates. Trowbridge. Cromwell Press, Pp: Polymorphism analysis of the hsp70 stress
81-131. gene in Broiler chickens (Gallus gallus) of
Etches RJ. John TM AND Verrinder Gibbins different breeds. Genet Mol Biol 26(3) : 275-
AM. 2008. Behavioural, Physiological, 281.
Neuroendocrine and Molecular Responses to Mujahid A, Akiba Y, Toyomi M. Acute Heat
Heat Stress. In: Nuhad J. Daghir (ed.). Stress Induces Oxidative Stress and
Poultry Production in Hot Climates. Pp: Decreases Adaptation in Young White
49-69. Leghorn Cockerels by Downregulation of
Faisal, B.A., Abdel-Fatah, S.A. El-Hommosany, Avian Uncoupling Protein. Poult Sci 86 :
Y.M. Abdel-Gawad, N.M, Ali M.F.M. 2008. 364–371
Immunocompetence, hepatic heat shock Nei M. 1987. Molecular Evolutionary
protein 70 and physiological responses to feed Geneticcs. New York. Columbia University
restriction and heat stress in two body Press.
weight lines of japanese quail. Int J Poult Noor RR 2010. Genetika Ternak. Jakarta.
Sci 7(2) : 174-183. Penebar Swadaya. Hal:200.
Falconer DS, Mackay TFC. 1996. Introduction Noor RR, Seminar KB. 2009. Rahasia dan
to Quantitave Genetiks. Fourth Ed. New Hikmah Pewarisan Sifat (Ilmu Genetika
York Longman Inc. dalam Al-Qur’an). Bogor. Penerbit IPB
Garriga C, Hunter RR, Amat C, Planas JM. Press. Hal:109.
2006. Heat stress increases apical glucose Sartika T, Iskandar S. 2007. Mengenal Plasma
transfort in the chicken jejunum. Am J Nutfah Ayam Indonesia dan
Physiol Regul Integer Comp Physiol 290 : Pemanfaatannnya. Balai Penelitian
195-201. Ternak. Bogor. Pusat Penelitian dan
Gaviol HCT, Gasparino E, Prioli AJ, Soares Pengembangan Peternakan, Badan
MAM. 2008. Genetik evaluation of the Penelitian dan Pengembangan Pertanian
HSP70 protein in the japanese quail Bogor.
(Coturnix japonica). Genet Mol Res 7(1) : Sohail MU, Ijaz A, Yousaf MS, Ashraf K, Zaneb
133-139. H, Aleem M, Rehman H. 2010. Alleviation
Gunawan, Sihombing DTH. 2004. Pengaruh of cyclic heat stress in broilers by dietary
suhu lingkungan tinggi terhadap kondisi supplementation of mannan-oligosaccharide
fisiologis dan produktivitas ayam buras. and Lactobacillus-based probiotic: Dynamics
Wartazoa 14 (1) : 31-38. of cortisol, thyroid hormones, cholesterol, C-
Hartl DL, Clark AG. 1997. Principle of reactive protein, and humoral immunity.
Population Genetic. Sunderland Sinauer Poult Sci 89 : 1934-938
Associates., MA. Sulandari S, Zein MSA, Paryanti S, Sartika S.
Hildebrand CE, David C, Torney, Wagner RP. 2007. Taksonomi dan asal usul ayam
1992. Informativness of Polymorphic DNA domestikasi. Keanekaragaman Sumber
Mar kers. Brazil. Los Alamos Sciences. Daya Hayati Ayam Lokal Indonesia.
Manfaat dan Potensi. Bogor Pusat
Penelitian Biologi. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia. Pp: 5-23.
325
Tamzil et al Jurnal Veteriner
Sulandari S dan Zein MSA. 2003. Panduan Zein MSA, Sulandari S. 2008. Keragaman
Praktis Laboratorium DNA. Bidang Genetik Ayam Lombok Berdasarkan
Zoologi. Bogor. Pusat Penelitian Biologi, Sekuen D-LOOP DNA Mitokondria. JITV
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 13(4): 307-314.
Tambasco, DD, Paz, CCP, Tambasco-Studart, Zhen FS, Du HL, Xu HP, Luo QB, Zhang XQ.
M, Pereira, AP, Alencar, MM, Freitas, AR, 2006. Tissue and allelic-specific expression
Coutinho, LL, Packer, IU, Regitano, LCA. of HSP 70 gene in chickens: basal and heat-
2003. Candidate genes for growth traits in stress-induced mRNA level quantified with
beef cattle cosses Bos Taurus x Bos indicus. real-time reverse transcriptase polymerase
J Anim Breed Genet 120 : 51-56 chain reaction. Brit Poul Sci 47 : 449–455.
Vasconcellos LPMK, Talhari DT, Pereira AP, Zulkifli I, Al Aqil A, Omar AR, Sazili AQ, Rajion
Coutinho LL, Regitano LCA. 2003. Genetic A. 2009. Crating and heat stress influence
characterization of Aberden Angus cattle blood parameters and heat shock protein 70
using moluculer markers. Genet Mol Biol expression in broiler chickens showing short
26 : 133-137. or long tonic immobility reactions. Poult Sci
Virden WS, Kidd MT. 2009. Physiological stress 88 : 471-476.
in broilers: Ramifications on nutrient
digestibility and responses. J. Appl Poult
Res 18 : 338–347.
326