INSPEKSI K3
PENGERTIAN INSPEKSI K3
a. Eksternal perusahaan
Inspeksi K3 yang dilaksanakan oleh pengawas dari instansi pemerintah atau
pihak ketiga.
b. Internal perusahaan
Inspeksi K3 dilakukan oleh orang yang kompeten di dalam perusahaan
seperti supervisor/pengawas atau manajer dan juga yang memiliki
spesialisasi di bidangnya seperti safety advisor dan teknisi atau pekerja
yang kompeten dari level terendah sampai level tertinggi (top
management).
MENGAPA PENGAWAS/SUPERVISOR
MELAKUKAN INSPEKSI
Punya kepentingan Pribadi
Mengikuti perubahan/perkembangan
b. Inspeksi khusus
MEKANIS
SHORT
CIRCUIT FIRE
FIRE TOXIC
LISTRIK KIMIAWI
ELECTRIC POLUSI
SHOCK
BAHAYA
HAZARDS
IRITASI
BISING
PSYCHOLOGY
FISIS STRESS
SUHU BEBAN
KERJA
RADIASI BIOLOGIS
TEKANAN
ERGONOMI
Jenis Bahaya
ALAT BEJANA
MESIN
ANGKUT TEKAN
MEKANIS
SHORT
CIRCUIT FIRE
FIRE TOXIC
LISTRIK KIMIAWI
ELECTRIC POLUSI
SHOCK
BAHAYA
HAZARDS
IRITASI
BISING
PSYCHOLOGY
FISIS STRESS
SUHU BEBAN
KERJA
RADIASI BIOLOGIS
TEKANAN
ERGONOMI
Bahaya Kimia
• Bahaya Kimia adalah jenis bahaya yang bersumber dari
senyawa atau unsur kimia. Di alam terdapat ribuan jenis
bahan kimia, baik berupa unsur murni maupun dalam bentuk
ikatan dengan bahan lainnya.
• Menurut standar NFPA setiap bahan kimia diklasifikasikan atas
3 aspek yaitu
• Bahaya terhadap Kesehatan (Health Hazards),
• sifat mudah menyala (flamability)
• sifat reaktifnya (reactivity)
• NFPA memberikan indeks dari angka 0-4 untuk setiap
klasifikasi suatu sifat bahaya diatas. Untuk bahan dengan
indeks Health Hazards = 0 berarti tidak berbahaya dan aman
bagi manusia, sedangkan bahan dengan indeks 4 sangat
berbahaya.
Bahaya Mekanik
• Peralatan
– Tidak cocok
• Kapasitas
• Ukuran
– Kondisi tidak memadai/rusak
– Tidak lengkap
– Tidak memenuhi persyaratan teknis
Sumber Bahaya
• Prosedur
– Tidak standar (tidak di review berkala)
– Langkah kerja tidak lengkap
– Tidak akurat
– Tidak mencakup semua aspek
• Safety
• Integrity dll
– Tidak sesuai dengan kondisi operasi yang
berubah
– Tidak ada prosedur baku
Sumber Bahaya
• Lingkungan
– Fisik
• Licin, gelap, bising, semrawut
– Non Fisik
• Suasana kerja tidak menyenangkan
• Organisasi tidak baik
• Manajemen kurang berfungsi
• Sosial budaya
• Kurangnya kesadaran keselamatan
Sumber Bahaya
• Energi
– Potensial
– Kinetik
– Listrik
– Kimia
– Panas
– Radiasi
TAHAPAN INSPEKSI K3
1. Tahap persiapan
Bila persiapan sudah matang dan terencana, saatnya melaksanakan inspeksi K3.
Berikut langkah-langkahnya:
❖ Menghubungi penanggung jawab bagian yang akan dikunjungi untuk
menginformasikan bahwa akan diadakan inspeksi K3
❖ Usahakan untuk mengikuti peta dan jalur inspeksi yang sudah direncanakan
❖ Mengamati rangkaian proses kerja untuk memastikan ada atau tidaknya
pelanggaran terhadap peraturan atau prosedur K3
❖ Mengamati tindakan perorangan atau perilaku pekerja apakah sudah memenuhi
persyaratan K3
❖ Mengumpulkan data atau memeriksa kembali data sesuai daftar inspeksi yang
telah dibuat. Daftar inspeksi bersifat permanen, tidak boleh ada hal yang
dipertimbangkan kembali selama pelaksanaan inspeksi berlangsung. Daftar
inspeksi harus ditinjau dan ditambahkan atau direvisi seperlunya, misalnya
perubahan prosedur kerja atau perubahan proses kerja menggunakan peralatan
tertentu.
❖ Melakukan perbaikan sementara dengan segera apabila saat pelaksanaan inspeksi
ditemukan tindakan atau kondisi berbahaya.
TAHAPAN INSPEKSI K3
Buat catatan ringkas tentang ketidaksesuaian dan kesesuaian peralatan, tindakan dan
kondisi terhadap standar, kemudian lakukan identifikasi bahaya. Pencatatan hasil
pengamatan diperlukan untuk meninjau semua informasi yang dikumpulkan dan
memudahkan tim inspeksi untuk membuat klasifikasi bahaya dalam laporan.
TAHAPAN INSPEKSI K3
4. Tahap pelaporan
Setiap inspeksi K3 harus ditindak lanjuti dengan membuat laporan tertulis. Berikut tiga
tipe laporan inspeksi K3, antara lain:
o Laporan keadaan darurat − Mencakup kategori bahaya katastropik atau kritis,
laporan harus segera dibuat sebelum kecelakaan kerja terjadi atau sesaat setelah
inspeksi K3 dilaksanakan.
o Laporan berkala − Mencakup keadaan bahaya yang tidak masuk kategori darurat.
Laporan bisa dibuat dalam 24 jam setelah inspeksi.
o Laporan ringkas − Mencakup kesimpulan dari semua item laporan terdahulu.
TAHAPAN INSPEKSI K3
4. Tahap pelaporan
Laporan inspeksi K3 harus berisi nama departemen dan area yang diinspeksi, nama dan
jabatan yang mengadakan inspeksi, tanggal laporan dibuat dan nama untuk siapa
laporan dibuat. Adapun persyaratan dalam membuat laporan inspeksi agar mudah
dipahami dan ditindak lanjuti, meliputi:
✓ Mencatat dan memberi tanda pada item temuan yang belum ditindak lanjuti
✓ Setiap item harus diberi nomor urut
✓ Setiap item harus diberi kategori bahaya
✓ Menentukan siapa yang akan menindaklanjuti setiap item pada hasil inspeksi
✓ Laporan inspeksi ditujukan kepada departemen yang diinspeksi dengan tembusan
kepada atasan
✓ Menentukan tindakan perbaikan sebagai tindak lanjut
✓ Melakukan evaluasi terhadap hasil inspeksi K3 untuk menentukan tindak lanjut yang
dilakukan guna pengembangan berkelanjutan.
TAHAPAN INSPEKSI K3
Tindak lanjut dari Laporan inspeksi K3 yang didalamnya sudah dibuat tindakan perbaikan
yang telah ditentukan dan disetujui oleh Management.
Dalam menindaklanjuti Tindakan perbaikan, maka kita selalu ingat Hierarchy of Risk
Control.
HIERARCHY OF
RISK CONTROL
Highest Most
SAFE DESIGN
ELIMINATION
SUBSTITUTION
Level of Protection
ENGINEERING
Reliability
CONTROL
SAFE WORKER
ADMINISTRATIVE
CONTROL
PPE
Lowest Least
HIERARCHY OF RISK CONTROL
Consider First
•Elimination
Manages the Risk •Substitution
•Engineering
•Administration
Manages the People
•PPE
Consider Last
TAHAPAN INSPEKSI K3
Pada Tahap ini dilakukan evaluasi terhadap Program Inspeksi K3 yang telah dilakukan
secara berkala, 6 bulan atau 12 bulan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
trend/kecenderungan dari hasil inspeksi dalam periode tertentu, kekuatan dan
kelemahan program, sehingga bisa dilakukan perbaikan berkelanjutan.
Hasil inspeksi K3 adalah indikator keberhasilan atau kegagalan mengenai
kebijakan dan prosedur yang telah diterapkan di perusahaan. Bahaya yang
teridentifikasi pada akhirnya harus dihilangkan atau diminimalkan, supervisor atau
manajer yang bertanggung jawab atas hal ini.
Hasil inspeksi juga akan menunjukkan kategori bahaya mana yang memerlukan
tindakan perbaikan cepat dan tidak. Informasi yang diperoleh dari inspeksi K3 rutin
sebaiknya ditinjau ulang untuk:
❑ Mengidentifikasi bahaya
❑ Membantu memantau efektivitas program K3
❑ Menentukan kebutuhan pelatihan untuk pekerjaan tertentu
❑ Memberikan pengetahuan mengapa kecelakaan terjadi di area kerja tertentu
❑ Menentukan tindakan perbaikan
❑ Menetapkan atau memperbaiki prosedur bekerja aman
❑ Memberi tanda area, peralatan, dll. yang mungkin memerlukan analisis bahaya
lebih dalam.
Q&A