Anda di halaman 1dari 58

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi sumberdaya

ikan hias yang besar. Sedikitnya 240 jenis ikan hias laut dan 226 jenis ikan hias

air tawar. Ikan hias air tawar adalah salah satu komoditas yang saat ini mampu

menghasilkan banyak devisa. Nilai ekspornya sangat besar dan cenderung

meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2011 ekspor ikan hias adalah 1.757 ton

sedangkan pada tahun 2012 meningkat 7.88% atau menjadi 1.896 ton (BPS,

2013).

Salah satu ikan hias berpotensi yang dikembangkan di Indonesia adalah

ikan koi. Ikan koi mempunyai daya tarik tersendiri bagi masyarakat pecinta ikan

hias. Ikan koi banyak digemari karena memiliki berbagai macam pola warna,

bentuk, dan tekstur tubuh yang indah sehingga menjadikan ikan hias ini menarik

para pecinta ikan hias baik dalam dan luar negeri. Produksi ikan koi di Indonesia

pada tahun 2016 mencapai 36% dari total produksi ikan hias nasional (DJPB,

2016).

Perkembangan ikan koi di Indonesia menunjukkan perkembangan yang

baik. Masyarakat Indonesia umumnya menyukai ikan koi karena pola warna yang

terbentuk pada ikan koi dan ikan ini dipercaya dapat membawa hoki pada

pemiliknya. Pada skala besar dapat dijadikan sumber penghasilan keluarga dan

pada skala kecil untuk menyalurkan hobi (Arddhiagung dkk, 2009).

Faktor penting penentu keberhasilan budidaya adalah tahap pembenihan.

Menurut Effendi (2014), pembenihan adalah suatu tahap kegiatan dalam budidaya

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2

yang sangat menentukan tahap kegiatan selanjutnya. Hal ini karena kualitas benih

yang akan dipelihara dalam satu siklus produksi tergantung dari tahap

pembenihan tersebut. Atas dasar pemikiran tersebut maka dilakukan Praktek

Kerja Lapang tentang pemeliharaan ikan koi dalam budidaya khususnya informasi

mengenai pembenihan ikan koi menambah wawasan dan informasi sehingga

dapat diaplikasikan kepada masyarakat guna menjaga kelangsungan hidup ikan

koi, menjaga ketersediaanya di alam, mengembangbiakkan, dan memenuhi

kebutuhan masyarakat akan ketersediaan ikan koi.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktek kerja lapang ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh pengetahuan tentang teknik pembenihan ikan koi

(Cryprinuscarpio) di Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan,

Pasuruan, Jawa Timur.

2. Mengetahui permasalahan yang muncul pada teknik pembesaran ikan koi

(Cryprinus carpio) di Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan,

Pasuruan, Jawa Timur.

1.3 Manfaat

Manfaat Pelaksanaan Praktek Kerja lapang ini adalah :

1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang perikanan

khususnya teknik pembenihan ikan koi (Cryprinus carpio).

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3

2. Melengkapi ilmu pengetahuan dan teknologi yang didapat dalam bentuk

materi dari perkuliahan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di

lapangan.

3. Melatih mahasiswa untuk belajar menghadapi kondisi dunia kerja yang

nantinya akan dihadapi setelah lulus perkuliahan.

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


4
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Koi (Cyprinus carpio)

2.1.1 Klasifikasi

Menurut Saanin (1984) kedudukan taksonomi ikan koi (Cyprinus carpio)

adalah sebagai berikut:

Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Sub kelas : Actinopterygii
Sub Ordo : Teleostei
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio

2.1.2 Morfologi

Ikan koi termasuk dalam family Cyprinidae yang mempunyai ciri-

ciriumum,warna tubuh beragam, tubuh berbentuk memanjang dan sedikit

pipih kesamping (compressed), dan mulut terletak di ujung tengah (terminal)

(Susanto, 2007).

Sebagian besar ikan koi memiliki bentuk sepertiikan mas pada

umumnya,hanya ikan koi yang mempunyai beberapa perbedaan dibandingkan

dengan ikan mas biasa. Perbedaannya dari segi warna ikan koi memiliki warna

yang lebih beragam,sedangkan pada ikan mas hanya memiliki beberapa

macamwarna saja. Ikan koi memiliki jenis yang beragam, sedangkan ikan mas

hanya memiliki beberapa macamjenis saja (James, 2000).Hubungan kekerabatan

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5

ikan mas dan ikan koi sangat dekat karena termasuk dalam famili, genus, dan

spesies yang sama (Susanto, 2001).

Pakan ikan koi akan memengaruhi pembentukan zat warna tubuhnya.

Tubuh ikan koi yang berwarna-warni disebabkan oleh adanya zat warna yang

antara lain: zat pigmen karoten (jingga), rutin (kuning), atasantin (merah). Zat-zat

tersebut di alam bebas dapat dijumpai pada tubuh hewan atau tumbuhan tertentu

yang dapat dijadikan pakan ikan koi untuk meningkatkan warna tubuh ikan koi

yang dipelihara (Natalist, 2003).

Gambar 1.
Morfologi Ikan koi
(Sumber: Bachtiar,

2002)

2.1.3 Habitat Ikan Koi

Ikan koi merupakan hewan yang hidup di daerah beriklim sedang dan

hidup pada daerah peraian air tawar. Ikan koi umumnya dapat hidup pada kisaran

suhu 24 - 29ᵒC dengan pH 6,8 - 7,4.di daerah yang mempunyai musim dingin,

ikan koi mampu bertahan hidup pada suhu 2 – 3ᵒC. Ikan koi merupakan ikan yang

tidak tahan terhadap perubahan suhu secara drastis. Penurunan suhu hingga 5ᵒC

dalam tempo singkat sudah dapat mengakibatkan ikan koi stress (James, 2002).

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6

2.1.4 Kebiasaan Makan

Ikan koi termasuk dalam jenis omnivora, yaitu ikan yang memakan

tumbuhan dan juga hewan. Ikan koi mencari makan dibagian permukaan dan

pertengahaan perairan. Ikan koi biasanya diberi pakan berupa pelet, tetapi

terkadang diberi pakan segar seperti wortel,selada,dan kacang polong. Setelah

ikan berumur empat hari harus disediakan pakan karena cadangan makannya yang

berupa kuning telur hanya tersedia pada umur 1 - 4 hari. Pakan pertama yang

cocok untuk menjadi makannnya adalah Daphnia sp., Artemia sp., Moina sp., dan

jentik nyamuk. Setelah koi berumur 20 hari, diberi pakan cacing sutera atau

Tubifex sp. Setelah koi berumur 90 hari, koi diberi pakan tambahan pelet ukuran

paling kecil hingga sedang yaitu ukuran D0 dan L1. Pemberian pakan ini harus

diberikan secara rutin (James, 2002).

2.2 Teknik Pembenihan Ikan Koi

Pembenihan adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam pematangan

gonad, pemijahan dan pembesaran larva hasil penetsan sehingga menghasilkan

benih yang siap ditebar di kolam, keramba, atau ditebar kembali keperairan umum

(Tubagus, 2014). Secara umum pembenihan pada ikan dapat digolongkan menjadi

dua macam, yaitu pembenihan secara alami dan secara buatan (Ade, 2007).

2.2.1 Seleksi Induk

Tujuan dari seleksi induk adalah untuk memperoleh induk yang

mempunyai kualitas baik. Syarat utama calon induk adalah ikan yang sudah

matang gonad. Induk jantan dan induk betina dipisahkan terlebih dahulu agar

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7

mudah menentukan rasio antara induk jantan dan induk betina yang akan

dipijahkan. Induk yang cacat sebaiknya tidak dijadikan sebagai induk karena akan

mengakibatkan gagalnya proses pemijahan atau menghasilkan keturunan yang

kurang baik (Prasetio, 2010).

2.2.2 Persiapan Kolam Pemijahan

Kolam untuk ikan koi sebaiknya menggunakan kolam bak agar kebersihan

kolam tersebut terjaga dengan baik. Bentuk kolam dari ikan koi tidak jauh

berbeda dengan bentuk kolam ikan air lainnya, yaitu dapat berbentuk persegi,

persegi panjang, dan lingkaran. Kolam tersebut harus jauh dari area pabrik, karena

dikhawatirkan sumber air yangakan digunakan tercemar oleh limbah pabrik

(Prasetio, 2010).

Sebelum kolam pemijahan digunakan, kolam harus dibersihkan dan

dikeringkan dibawah terik matahari supaya zat-zat racun yang terdapat di

dalamnya menguap. Ikan koi sendiri memiliki sifat yang sama dengan ikan mas

yaitu menempelkan telur-telurnya pada semua media yang ada di dalam kolam.

Media berupa kakaban yang dapat terbuat dari ijuk atau rafia harus disediakandi

dalam kolam pemijahan media untuk tempat menempelnya telur. Ukuran kakaban

yang ideal adalah 40 x 1000 cm. Kakaban dipasangkan pada bilah-bilah bambu

agar mengapung saat kolam telah terisi air. Sebelum digunakan, kakaban harus

dicuci hingga bersih. Usahakan air dalam kolam terus mengalir agar koi lebih

cepat kawin (Tiana dan Muharnanto, 2002).

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8

2.2.3 Pemijahan

Waktu yang baik untuk melepaskan induk koi ke kolam pemijahan adalah

pukul 16.00 WIB (empat sore). Setelah dua hingga tiga jam, induk jantan

dilepaskan di kolam pemijahan. Satu ekor induk betina dapat melakukan

pemijahan dengan tiga hingga lima ekor induk jantan (Tiana dan Murhananto,

2002).

Dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk memijahkan koi, yaitu:

pemijahan berkelompok secara alami dan secara buatan yang dilakukan oleh

peternak koi internasional. Metode yang dipilih tergantung dari waktu, ruang dan

material yang tersedia. Metode alami mencangkup membiarkan koi memijah

secara berkelompok dalam kolam koi, mengumpulkan telur, dan menetaskan serta

membesarkannya pada kolam terpisah. Ikan koi pada umumnya memilih memijah

di area dangakal di sekitar dasar kolamatau area dangkal di sekitar rerumputan

pada kolam alami (Twigg, 2008).

2.2.4 Penetasan Telur

Telur yang menempel pada kakaban harus terendam air terus menerus,

sehingga kakaban dapat diberi pemberat. Suhu kolam penetasan harus hangat.

Bila terlalu dingin, penetasan akan berlangsung lebih lama. Sebaliknya, pada suhu

yang terlalu panas menyebabkan telur-telur mudah membusuk. Normalnya, telur-

telur akan menetas dalam waktu tiga hari. Daya tetas telur dipengaruhi oleh faktor

makanan induknya (Kusrini dkk., 2015).

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9

2.2.5 Pendederan Larva

Kakaban dapat diangkat setelah telur menetas semuanya. Larva koi yang

baru menetas masih membawa kuning telur sebagai persediaan makannya. Lima

hari kemudian, kuning telur akan habis. Larva yang menetas harus dinkubasi

selama satu minggu, selanjutnya ditebar di kolam pendederan selama satu bulan.

Pakan yang diberikan berupa Tubifexsp. sebanyak dua kali sehari. Setelah larva

berumur satu bulan, larva dipindahkan ke dalam kolam pembesaran dengan

pemberian pakan berupa pelet. Derajat penetas optimal dalam kondisi lingkungan

yang baik dan indukan sehat, dapat dihasilkan larva diatas 50% (Kusrini dkk.,

2015).

2.2.6 Kualitas Air

Kualitas air adalah suatu keadaan sifat-sifat fisik, kimia,dan biologi suatu

perairan yang dibandingkan dengan persyaratan untuk keperluan tertentu, seperti

kualiatas air untuk air minum, pertanian dan perikanan, rumah sakit, industri dan

sebagainya. Sehingga menjadikan persyaratan kualitas air berbeda-beda sesuai

dengan peruntukkannya (Ismoyo dkk., 1994). Kualitas air sangat memegang

peran penting dalam perikanan. Air merupakan media hidup ikan dan juga tempat

segala macam terjadinya proses fisik, kimia, dan biologis pada ikan. Penurunan

kualitas air akan menyebabkan berbagai hal negatif pada ikan, misalnya

menurunnya nafsu makan pada ikan, pertumbuhan terhambat, dan dapat pula

menimbulkan penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada ikan. Diameter

kulitas air yang mempengaruhi antara lain suhu, pH, oksigen terlarut (DO), dan

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10

ammonia. Menurut SNI 7734-2011 persyaratan kualitas air yang baik untuk

media hidup koi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.Persyaratan Media Air Untuk Ikan Koi


Jenis Uji Satuan Persyaratan
A. Fisika
Suhu ᵒC 20 – 26
B. Kimia
pH - 6,5 – 8
Oksigen Terlarut mg/L Min. 5
Amonia mg/L Maks. 0,02
Nitrat mg/L Maks. 50
Nitrit mg/L Maks. 0,2
Sumber: SNI 7734-2011

2.3 Hama dan Penyakit

Salah satu masalah utama dalambudidaya ikan hias diIndonesia hingga

saat ini adalah penyakit. Penyakit dapat menyebabkan kerugian ekonomis Karena

dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, periode pemeliharaan lebih lama,

dan tingginya konversi pakan (Prasetya dkk., 2013). Menurut Tiana dan

Murhananto (2002), sumber utama penyakit yang menyerang ikan koi berasal dari

kualitas air yang buruk. Buruknya kualitas air dapat disebabkan oleh sisa

makanan,feses yang mengendap di dasar perairan serta berasal dari mucus atau

lendir ikan yang tebal.

Koi Herpes Virus (KHV) adalah penykit yang menyerang populasi ikan

koi dan ikan mas dari berbagai umur dan ukuran baik yang dipelihara di

kolam,danau, maupun keramba jaring apung (Sunarto et al., 2004). Menurut

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11

Taukhid et al.,(2005) gejala klinis infeksi KHV ditandai dengan insang berwarna

pucat danpada infeksi berat terjadi kerusakan jaringan insang serta produksi lendir

yang berlebih pada insang. Produksi lendir yang berlebihan akan menyebabkan

keringnya insang dan menimbulkan iritasai yang selanjutnya menyebabkan insang

rentan terinfeksi oleh bakteri maupun jamur.infeksi oleh pathogen-patogen ini

disebut dengan infeksi sekunder.

Kutu jangkar atau anchor worm termasuk dalam kategori Crustacea, yang

hidup dibawah sisik ikan koi. Parasit ini akan menimbulkan infeksi sekunder jika

daya tahan koi dan kualitas air buruk. Infeksi sekunder ini terkadang bisa jauh

lebih berbahaya. Penyebabnya adalah Lerneaea cyprinaceae dan Lerneaea arcuta

(Rahmaningsih, 2016).

Parasit Trichodina sp. banyak menyerang benih koi. Parasit ini merupakan

salah satu parasit yang menginfeksi bagian kulit dan insang pada ikan budidaya.

Trichodina sp. dapat menembus ke dalam pembuluh darah, sehingga

menyebabkanpendarahan. Luka yang ditimbulkan oleh parasit ini dapat

menyebabkan gangguan keseimbangan, gangguan pernapasan dan kematian

(Cahyono dkk., 2006).

Chilodonella sp. merupakan protozoa yang meninfeksi bagian kulit, sirip

daninsang pada benih ikan. Ikan yang terinfeksi mengalami iritasi, melompat di

permukaan, menjadi lebih lemah, tidak responsif, serta banyak memproduksi

lendir. Selain itu lapisan ephitel insang mengalami kerusakan, karena parasit ini

memakan sel epithel tersebut (Mulia, 2003).

Myxobolus sp. merupakam protozoa merugikan dan berbahaya terutama

untukukuran benih. Gejala klinis ikan yang terinfeksi parasit ini adalah terdapat

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12

nodul, berwarna merah keputih-putihan pada lamella insang, sehingga operkulum

tidak dapat menutup dengan sempurna. Hal tersebut dapat mengakibatkan

kematian pada benih ikan hinnga 50% (Mulyana dkk., 1990).

Ichtyopthirius multifilis adalah parasit yang menimbulkan bintik-bintik

putihpada permukaan tubuh. Parasit ini menginfeksi pada bagian permukaan kulit,

sirip dan insang. Jika menginfeksi bagian insang, parasit ini akan merusak fungsi

insang. Menyebabkan insang membengkak dan menjadi pucat, sehingga

mengalami gangguan difusi oksigen (Mulia, 2003).

Dactylogyrus sp. merupakan parasit yang sering ditemukan pada ikan

airtawar. Parasit ini lebih sering menginfeksi insang ikan. Infestasi parasit ini

menyebabkan permukaan insang tertutup, rusaknya epitelium dan produksi lendir

berlebihan. Hal tersebut dapat mengganggu pertukaran oksigen, sehingga dapat

menyebabkan kematian pada ikan (Prayitno dan Sarono, 1996).

Gyrodacthylus sp. merupakan parasit yang sering ditemukan pada

permuaankulit dan insang benih ikan air tawar. Parasit ini melekat pada tubuh

inang menggunakan opisthaptor yang terdapat pada bagian ujung tubuh. Gejala

ikan yang terinfeksi parasit ini adalah warna kulit pucat, terdapat lapisan abu-abu

yang merupakan produksi lendir yang berlebihan, dan terkadang terlihat bercak

hitam ataupun putih. Pada infeksi berat, sebagian sisik lepas, terjadi gangguan

respirasi dan osmoregulasi (Prayitno dan Sarono, 1996).

Argulus sp. merupakan parasit yang sering menyerang bagian permukaan

kulitikan. Parasit ini dapat menembus kulit ikaan dengan menggunakan proboscis

(alat penghisap) yang digunakan untuk menghisap darah ikan. Infeksi dari parasit

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13

ini menyebabkan memar di sekitar luka, produksi lendir berlebihan, pembuluh

darah pecah, dan terjadi edema (Prayitno dan Sarono, 1996).

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14

III PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Tempat dan Waktu

Kegiatan praktek kerja lapangan ini dilakukan di Instalasi Budidaya

AirTawar (IBAT) Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur. Kegiatan ini dilaksanakan

padatanggal 17 Desember 2018 – 17 Januari 2019.

3.2 Metode Kerja

Metode yang digunakan dalam praktek kerja lapang ini adalah metode

deskriptif. Metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan kejadian

ataukeadaan pada daerah tertentu (Nazir, 1998). Metode deskriptif merupakan

metode yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai

dengan keadaan sebenarnya di lapangan (Hair et.al., 1995).

3.3 Metode Pengumpulan data

3.3.1 Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari

sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer dapat berupa opini subjek

(orang) secara individu maupun kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda

(fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Dua metode yang dapat

digunakan dalam pengumpulan data primer, yaitu metode survei dan metode

observasi. (Sangadji dan Sopiah, 2010).

Data primer yang dikumpulkan pada pelaksanaan praktek kerja lapang ini,

meliputi teknik pembenihan ikan koiapa yang dipakai di IBAT Pandaan. Data

primer selanjutnya yang dikumpulkan yaitu mengenai pemeliharaan larva ikan

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15

koi, metode pemeliharaan larva, frekuensi pakan yang diberikan, dan jenis pakan

yang diberikan.

A. Observasi

Metode observasi adalah cara untuk memperoleh data primer dengan

pengamatan secara langsung, sehingga memungkinkan untuk melakukan

pengamatan terhadap objek secara jelas (Hair et.al., 1995). Obsevasi dalam

praktek kerja lapang ini dilakukan terhadap berbagai hal yang teerkait dengan

teknik pembenihan ikan koi.

B. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab

sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan. Dalam

hal ini diperlukan komunikasi yang baik dan lancar agar bisa mendapatkan data

yang dapat dipertanggungjawabkan secara keseluruhan. Wawancara dilakukan

dengan cara tanya jawab dengan pegawai yang ada di IBAT Pandaan mengenai

seluk beluk sejarah IBAT Pandaan, struktur organisasi, tenaga kerja, dan masalah

apa saja yang dihadapi saat melakukan kegiatan pembenihan ikan koi. Kegiatan

pembenihan ikan koi meliputi persiapan induk, pemijahan, pemeliharaan,

packing, dan pemasaran.

C. Partisipasi Aktif

Partisipasi aktif adalah keterlibatan dalam suatu kegiatan yang dilakukan

secara langsung di lapangan (Nazir, 1998). Partisipasi aktif dilakukan dengan

mengikuti secara langsung beberapa kegiatan yang berhubungan dengan

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16

pembenihan ikan koi. Kegiatan yang dilakukan adalah pemberian pakan induk,

proses seleksi induk, proses pemasaran, serta kegiatan lain yang berhubungan

dengan praktek kerja lapang yang dilakukan di IBAT Pandaan.

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak

langsung (Sangadji dan Sopiah, 2010). Data sekunder diperoleh dari laporan-

laporan, data dokumentasi, pustaka yang menunjang, dan data yang berhubungan

dengan teknik pembenihan ikan koi. Dokumentasi dimulai dari proses perawatan

induk seperti pemberian pakan, manajemen kualitas air, aspek pemeliharaan larva,

pengepakan dan pemasaran.

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang

4.1.1 Sejarah Berdirinya IBAT Pandaan

Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT Pandaan) Kabupaten Pasuruan

didirikan pada tahun 1978. IBAT Pandaan awalnya bernama Balai Benih Ikan

Pandaan yang didirikan pada tahun 1962 dan berada di bawah naungan Dinas

Perikanan Kabupaten Pasuruan, kemudian tahun 1968 berganti nama menjadi

Teknik Center (TC) di bawah naungan Unit Pengembangan Budidaya Air Tawar

Kepanjen. Pada tahun 1970, Teknik Center (TC) berganti nama menjadi Lembaga

Usaha Penelitiam (LUP).

Tahun 1972 berganti nama lagi menjadi Balai Induk Udang Galah (BIUG)

pada tahun 1978 berdasarkan SK Kepala Dinas Perikanan Propinsi Jawa Timur

No. 124/SK/III/adm.78 tanggal 10 Maret 1978 dan berada di bawah naungan

Pusat Pembenihan Udang (PPU) Probolinggo. Akhirnya pada tahun 2010 BIUG

berubah nama menjadi Unit Pengelola Budidaya Air Tawar (UPBAT) Pandaan

yang berlaku mulai tanggal 1 juni 2010. Status ini berdasarkan Peraturan

Gubernur Jawa Timur Nomor: 131 tahun 2008 dan mengacu pada draft

Keputusan Kepala Dinas Perikanan Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Timur

Nomor: 061/6614/116.01/2010 tanggal 30 April 2010.

Keputusan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur

Nomor: 188.4/11829/116.01/2014 tanggal 30 Juni 2014, Unit Pengelola Budidaya

Air Tawar (UPBAT) Pandaan, berubah nama menjadi Instalasi Budidaya Air

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18

Tawar (IBAT) Pandaan yang berlaku mulai tanggal 30 Juni 2014. Berdasarkan

Peraturan Gubernur Jawa Timur No 31 Tahun 2014 tentang Organisasi dan tata

kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur.

Instalasi Budiaya Air Tawar (IBAT) Pandaan di bawah pimpinan, koordinasi,

arahan dan pengawasan UPT. Pengembangan Budidaya Air tawar Umbulan.

Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan merupakan penghasil

bahan pangan, komoditi jenis ikan air tawar dengan mengembangkan usaha

pembenihan dan budidaya, serta merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur

yang mampu memberikan kontribusi cukup besar dalam produksi perikanan.

4.1.2 Letak Geografis

Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan terletak di Kabupaten

Pasuruan dengan luas lahan 25.000 m3 (2,5 Ha). IBAT Pandaan termasuk dalam

wilayah Kelurahan Jogosari, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Propinsi

Jawa Timur. tepatnya berada di Jl. Kartini No. 01 Pandaan yang berada dibawah

naungan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur.

Adapun batas-batas dari Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan

adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kelurahan Jogonalan

b. Sebelah selatan : Desa Karangjati

c. Sebelah timur : Kelurahan Kutorejo

d. Sebelah barat : Kelurahan Petungasri

Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan berada di jalur lalu lintas

Surabaya-Malang yang berada di wilayah Kabupaten Pasuruan dengan letak

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19

geografis 112º 33' 55" hingga 113º 30' 37" Bujur Timur dan 7º 32' 34" hingga

8º 30' 20" Lintang Selatan. Dilihat dari segi topografi, Instalasi Budidaya Air

Tawar Pandaan terletak pada ketinggian ±225 m dari permukaan laut dan

berjarak 120 km dari Pantai Utara Jawa. Daerah ini memiliki iklim yang sejuk

dengan suhu udara sekitar 27-29ºC serta struktur tanahnya adalah tanah liat

berpasir dengan curah hujan sekitar 2000 mm/tahun.

4.1.3 Visi dan Misi

Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan memiliki visi dan misi

pembangunan perikanan budidaya Jawa Timur yang disesuaikan dengan potensi

dan posisi strategisnya. Visi dari Instalasi Budiaya Air Tawar (IBAT) Pandaan

adalah “Terciptanya Unit Pelaksanaan Teknis dibidang usaha budidaya air tawar

yang tangguh, professional, berorientasi teknologi yang berwawasan ramah

lingkungan”. Sesuai dengan visinya pembangunan di Instalasi Budidaya Air

Tawar (IBAT) Pandaan mengarah pada usaha budidaya dan perikanan bisnis yang

berbudaya masyarakat serta memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada.

Adapun Misi IBAT Pandaan adalah sebagai berikut:

1. Memperluas spectrum usaha pembangunan perikanan IBAT Pandaan melalui

produksi, pemasaran, sumberdaya, dan teknologi perikanan air tawar.

2. Mendukung perbaikan gizi masyarakat melalui program memasyarakatkan

makan ikan.

3. Mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumberdaya perikanan air tawar

secara optimal berkelanjutan dan ramah lingkungan.

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20

4. Turut mewujudkan kemandirian masyarakat perikanan secara professional

dlam berusaha tani.

5. Mengoptimalkan Agribisnis Aquabis dan Agri Industri untuk meningkatkan

pendapatan usaha perikanan tawar.

6. Meningkatkan upaya mutu produk (induk dan benih) dalam memenuhi

kebutuhan pembudidaya maupun penangkaran ikan.

7. Mengoptimalkan pemasaran ikan dan produk-produk unggulan perikanan

Jawa Timur.

8. Menciptakan sarana mina wisata, rekreasi, dan produksi perikanan melalui

hiburan kolam pemancingan.

4.1.4 Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja

Secara Kelembagaan keberadaan IBAT Pandaan yang berada di bawah

Unit Kerja UPT PBAT Umbulan. Berikut ini adalah struktur organsasi Instalasi

Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan :

Kepala
UPT PBAT Umbulan

Kasubbag Tata Usaha

Kasie Produksi dan Penerapan Teknologi Kasie Pelayanan Usaha dan Jasa

Pengelola IBAT Pandaan

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21

Gambar 2. Struktur Organisasi IBAT Pandaan


Komposisi Pegawai di Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan

sampai dengan Desember 2018 mengalami beberapa perubahan pengelola dan

penambahan pegawai, lampiran data pegawai iBAT Pandaan sebagai berikut:

terdiri atas 10 (sepuluh) orang PNS, 2 (dua) orang tenaga Outsourcing Provinsi

(APBD), 2 (dua) orang tenaga kebersihan (APBD), dan 2 (dua) orang tenaga

keamanan (APBD).

4.2 Sarana dan Prasarana

4.2.1 Sarana

A. Sumber Air dan Sistem Pengairan

Sumber air yang digunakan di IBAT Pandaan bersumber dari sungai dan

air tanah (sumur bor). Sumber air dari sungai merupakan pemasok utama untuk

kolam budidaya. Distribusi air sungai disalurkan melalui saluran irigasi.

Sedangkan sumber air untuk kegiatan lainnya seperti di Hatchery, Ruang

Pertemuan, Asrama, Kantor, Laboratorium, serta Rumah Dinas menggunakan air

tanah dengan bantuan pompa air yang berada di Rumah Genset.

Air yang berasal dari sungai tidak langsung dialirkan ke kolam, tetapi

melalui sistem filtrasi terlebih dahulu. Air dari sungai akan ditampung pada bak

penampungan (pengendapan), setelah itu air mengalir melewati filter fisik. Pada

bagian filter tersebut terjadi penyaringan partikel/kotoran sehingga air yang akan

dialirkan ke kolam lebih bersih.

Sistem pengairan yang digunakan dalam distribusi air di IBAT Pandaan

adalah sistem pararel yaitu setiap kolam mempunyai saluran inlet dan outlet. Air

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22

yang mengalir dari inlet selalu mengalir dengan debit aliran ± 1 L/dt dan secara

otomatis bila terdapat kelebihan air akan langsung keluar melalui saluran

pengeluaran (outlet).

B. Kolam dan Hatchery

IBAT Pandaan memiliki 72 unit kolam operasional yang terdiri dari 21

unit kolam yang berbahan dasar beton dan 51 unit kolam berbahan dasar tanah.

Kolam tersebut digunakan untuk pemijahan, pemeliharaan induk, pembenihan,

pendederan serta pembesaran ikan. Kedalaman rata-rata kolam yaitu 30-80 cm.

Pada hatchery terdapat 65 akuarium, 4 bak beton, 2 bak fiber persegi panjang, dan

2 bak fiber bulat.

C. Sumber Listrik

Sumber listrikyang digunakan di IBAT Pandaan berasal dari Perusahaan

Listrik Negara (PLN) Pasuruan dengan besaran tenaga listrik yang digunakan

sebesar 15.600 watt untuk:

1. Lesehan dan penginapan : 2.200 watt

2. Kantor dan rumah dinas : 2.200 watt

3. Pasar ikan : 6.600 watt

4. Hatchery : 1.300 watt

5. Gedung pertemuan dan asrama : 3.300 watt

Tenaga listrik digunakan untuk kegiatan perikanan meliputi penerangan,

sumber aerasi, dan kegiatan operasional lainnya. Sebagai cadangan bila terjadi

pemadaman listrik, IBAT Pandaan memiliki generator set (genset) sebagai

sumber tenaga listrik alternatif.

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23

4.2.2 Prasarana

A. Bangunan Kantor

Bangunan kantor berfungsi sebagai pusat kendali dari berbagai aktivitas

yang ada di Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan baik untuk kegiatan

budidaya hingga administrasi. Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan

mempunyai 1 bangunan kantor utama yang terdiri dari ruang kepalai balai,

ruang perpustakaan, ruang tata usaha, ruang administrasi, ruang tamu, dan

dapur.

B. Laboratorium

Laboratorium di IBAT Pandaan meiliki peralatan diantaranya autoclave

untuk sterilisasi, mikroskop, timbangan digital, almari pendingin, oven,

erlenmeyer (25 ml, 50 ml, 100 ml, 200 ml, dan 250 ml), gelas ukur (2000 ml,

1000 ml, 600 ml, 250 ml, 100 ml, 50 ml, 25 ml), pipet ukur 25 ml, pipet volume

(1 ml, 2 ml, 5 ml, 10 ml, 25 ml), refragtometer, haemocytometer, dessecting set,

injektor, soil tester, pH pen, Handylab OXI2, handylab pH set, pH/MV (shcout),

botol smapler 500 ml, labu ukur (1000 ml,500 ml, 250 ml), DO meter (YSI),

Centrifuge, stirer type 16700, spektofotometer, desicator, blender, termos,

timbangan analitik.

C. Transportasi

Transportasi digunakan untuk mempermudah operasional para pekerja dan

memudahkan pendistribusian ikan. Alat transportasi yang digunakan di Instalasi

Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan yaitu 1 mobil pick-up dinas dan 1 motor

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24

roda tiga untuk mempermudah pendistribusian ikan ke UPT PBAT Umbulan dan

lainnya.

D. Komunikasi

Komunikasi merupakan salah satu prasarana yang dapat menunjang

operasional di Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan. Alat komunikasi

yang digunakan berupa telpon kantor yang berfungsi untuk mempermudah proses

komunikasi pihak IBAT Pandaan dengan dinas perikanan, supplier bahan-bahan

untuk kegiatan budidaya, pabrik pakan, balai perikanan lainya, dan para pembeli.

E. Tempat Pemasaran Ikan

IBAT Pandaan memiliki tempat dan kolam yang khusus digunakan unuk

pemasaran ikan hasil budidaya. Tempat ini biasa disebut dengan Sentra Aquabis.

Ikan yang dipasarkan disini diletakkan di kolam namun tiap ukuran dan spesies

dipisahkan dengan jaring atau sekat.

F. Jalan

Lokasi IBAT Pandaan tepat berada di seberang jalan raya Malang –

Surabaya dengan kondisi jalan yang baik dan tidak berlubang serta mendukung

untuk usaha budidaya ikan. Selain itu, lokasi IBAT Pandaan dekat dengan

terminal Pandaan dan terletak kurang lebih 300 meter dari traffic light Taman

Dayu Ciputra arah ke Pandaan.

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25

G. Bangunan Pendukung Lainnya

Bangunan pendukung lainya yang terdapat di Instalasi Budidaya Air

Tawar (IBAT) Pandaan antara lain berupa mushola, auditorium, toilet, asrama,

rumah dinas, gedung pakan, ruang listrik, rumah jaga, gudang, mess operation,

ruang pengolahan cacing lumbricus, ruang pengolahan pakan mandiri, gedung

pelatihan, dan rumah makan serta penginapan.

4.3 Pembenihan Ikan Koi (Cryprinus carpio)

4.3.1 Persiapan Kolam Pemijahan

Sebelum dilakukan pemijahan, dilakukan persiapan kolam untuk

pemijahan. Kolam pemijahan yang digunakan harus bersih, terbebas dari patogen

dan sesuai dengan ukuran ikan yang akan dipijahkan. Persiapan kolam yang

dilakukan pertama kali adalah dengan membersihkan kolam, mengeringkan

kolam, dan mengisi kolam dengan air. Pemijahan ikan koi yang dilakukan di

IBAT Pandaan menggunakan dua bak fiber. Bak fiber yang digunakan berbentuk

persegi panjang dengan ukuran 3,5 x 1,5 x 1 m.Selanjutnya dilakukan pengisian

air pada bak fiber dengan ketinggian 25 cm - 35 cm serta dipasang aerasi yang

digunakan untuk menyuplai oksigen ke dalam bak.

Media yang juga perlu disiapkan adalah substrat buatan atau yang biasa

disebut kakaban. Kakaban yang digunakan dalam pemijahan ini berupa waring.

Sebelum digunakan, kakaban harus dicuci terlebih dahulu untuk mencegah

serangan penyakit berupa bakteri atau jamur yang dapat menempel pada telur dan

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26

berakibat menghambat pertumbuhan telur bahkan mematikan telur (Susanto,

2000).

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27

Gambar 3. Persiapan
Kolam Pemijahan
Sumber : Data Pribadi, 2019

4.3.2 Seleksi Induk

Seleksi induk dilakukan untuk mendapat indukan berkualitas dan siap

dipijahkan. Pemijahan induk berkualitas akan menghasilkan benih berkualitas

pula. Calon induk yang akan dipijahkan diambil dari kolam pemeliharaan.

Pemeliharaan induk dilakukan bertujuan untuk melakukan seleksi dan untuk

mematangkan gonad agar ikan siap untuk dipijahkan dan diharapkan

menghasilkan keturunan yang diinginkan. Induk dipelihara secara terpisah antara

jantan dan betina untuk menghindari pemijahan massal (Kusrini dkk, 2015).

Gambar 4. Seleksi
Induk
Sumber : Data Pribadi, 2019

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28

Tahap seleksi induk diawali dengan menjaring seluruh ikan ke pinggir

kolam. Setelah itu dilakukan seleksi dengan cara mengamati beberapa bagian

tubuh koi sebagai indikasi induk siap pijah. Seleksi harus dilakukan secara cepat

dan akurat untuk menghindari stres pada ikan karena terlalu lama dipegang.

Indukan yang telah terpilih, harus diukur terlebih dahulu panjang tubuh dan berat

tubuhnya. Beberapa ciri induk yang siap memijah dapat dilihat di Tabel 2.

Tabel 2. Ciri-ciri Induk Matang Gonad


Parameter Betina Jantan
Umur ≥ 1,5 tahun ≥ 1 tahun
Badan Bagian perut membesar Ramping
Alat kelamin Menonjol dan kemerah-merahan Menonjol dan kemerah-merahan
Terasa lembek saat perut dipegang Operculum kasar jika diraba dan
Perlakuan mengeluarkan sel telur ketika mengeluarkan sperma ketika diurut
diurut
Sumber: Data Pribadi, 2019

Menurut Suryani (2006), indukan yang baik memiliki karakteristik yaitu

umur ikan untuk dipijahkan berkisar antara dua tahun bagi betina dengan berat

2kg, induk jantan berumur satu tahun dengan berat satu kg, bentuk badan

keseluruhan dari mulut sampai sirip ekor harus sehat, sirip tidak rusak, garis linea

literalis posisinya sama, bagian kepala induk ikan koi relative lebih kecil dari

pada bagian badannya, sisik induk lebih tersusun secara teratur, serta pangkal

ekor besar dan kuat tidak melengkung.

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29

4.3.3 Teknik Pemijahan

Teknik pemijahan yang dilakukan di IBAT Pandaan menggunakan metode

pemijahan alami. Perbandingan induk koi betina dan induk koi jantan yang

digunakan dalam pemijahan koi adalah 1 : 2 degan usia berkisar 1 – 1,5 tahun dan

berat 1 – 2 kg. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tiana dkk (2002), perbandingan

induk jantan saat pemijahan lebih baiknya lebih dari satu ekordengan tujuan agar

telur dari induk betina dapat dibuahi secara maksimal oleh sperma pejantan..

Apabila induk jantan yang satu tidak dapat membuahi telur betina,masih ada

induk jantan lain yang dapat membuahinya.

Pasangan induk akan dimasukkan ke dalam kolam pemijahan pada pukul

16.00 WIB dan akan mulai memijah pada malam hari saat gelap pukul. Induk

betina dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kolam pemijahan dan diikuti oleh

induk jantan. Hal tersebut untuk menghindari efek rangsangan bau (feromon) dari

induk jantan yang dapat mengakibatkan terjadinya pemijahan liar yang tidak

diharapkan (Hamdani dkk, 2007).

Saat proses pemijahan induk betinaakan berenang mengelilingi kolam dan

diikuti induk jantan. Induk betina yang telah terangsang akan mengeluarkan telur

yang akan menempel pada kakaban dengan sesekali meloncat ke udara. Induk

jantan akan mengeluarkan sperma yang mengarah pada telur-telur. Telur yang

telah terbuahi akan ditandai dengan warna transparan, sedangkan telur yang tidak

terbuahi ditandai dengan warna putih keruh. Proses pemijahan akan selesai di pagi

harinya.Indukan koi harus segera dipindahkan kembali ke kolam pembesaran

setelah proses pemijahan selesai. Tujuan pemindahan induk setelah memijah

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30

adalah agar indukan tidak memakan telur-telur yang sudah dikeluarkan dan telur-

telur tidak menjadi rusak.Kemudian induk betina ditimbang bobotnya terlebih

dahulu untuk mengetahui berat gonad induk betina.

Menurut Anwar (2015), induk koi butuh waktu beradaptasi dengan

lingkungan sebelum melakukan pemijahan.waktu yang diperlukan yaitu 8 jam

bagi indukan beradaptasi hingga terangsang untuk memijah dan dalam 14 jam

induk koi telah memijah sepenuhnya. Proses pemijahan yang sudah selesai

ditandai dengan air pada bak pemijahan menjadi keruh dan terdapat gelembung-

gelembung halus yang menyerupai busa.

Gambar 5. Pemijahan
Sumber : Data Pribadi,

2019

4.3.4 Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva

Kakaban harus selalu berada dalam air dan suhu tetap optimal agar telur

menetas dengan baik.Rangkaian kakaban harus tenggelam di dalam kolam dengan

cara menambahkan batu sebagai pemberat pada beberapa sisi kakaban.Telur koi

akan mulai menetas dalam kurun waktu 2 – 3 hari dan paling lambat 5 hari.

Menurut Daelami (2010), agar telur ikan koi menetas dengan baik maka telur-

telur tersebut harus terendam di dalam air dengan suhu yang konstan. Jika suhu

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31

terlalu dingin maka penetasan telur ikan koi akan berlangsung lama. Sedangkan

jika suhu terlalu tinggi telur-telur tidak dapat menetas dan akan membusuk.Telur

yang terbuahi oleh sperma akan terlihat berwarna putih bening dan transparan

sedangkan telur yang tidak terbuahi akan berwarna putih susuh atau keruh

(Pangreksa et al., 2016). Suhu yang normal dalam penetasan telur ikan koi adalah

antara 27oC – 30oC. Daya tetas telur setiap telur hasil pemijahan berbeda-beda

tergantung oleh beberapa faktor seperti suhu, salinitas, dan pH perairan. Selain itu

kualitas telur yang dihasilkan juga berpengaruh terhadap daya tetasnya.Telur yang

dihasilkan disampling dengan cara mengambil sampel telur setiap 5cm dari

panjang total kakaban. Jumlah telur per 5cm tersebut dikalikan dengan jumlah

kakaban dalamkolam untuk menghitung jumlah keseluruhan telur yang

dihasilkan.

Kakaban dapat dipindahkan dari kolam saat telur yang menempel padanya

telah menetas. Kakaban dipindahkan dengan cara digoyang-goyangkan dalam air

untuk menghindari benih ikut terbawa. Setelah dipindahkan. kakaban dapat dicuci

dan dijemur agar dapat digunakan kembali.

Larva koi yang baru menetas masih membawa kuning telur sebagai

persediaan makan dan belum membutuhkan makanan dari luar. Larva mulai dapat

berenag setelah memasukiusia 2 – 3 hari kemudian. Larva yang baru menetas

tidak perlu diberikan pakan karena masih memiliki persediaan makanan

berupakuning telur (eggyolk). Larva yang berusia lebih dari 3 hari dapat diberikan

pakan berupa kuning telur yang telah direbus dan dicampurkan dengan air. Larva

yang telah berusia 1 – 4 minggu, dapat diberikan pakan berupa D-0 dan cacing

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32

sutra (Tubifex sp.) Pemberian pakan dilakukan pada pagi dan sore hari sesuai

dengan pendapat Sumantadinata dkk (2002).Larva yang berusia tujuh hari setelah

menetas dapat dipindahkan ke kolam pendederan I.

4.3.5 Pemeliharaan Benih

Larva yang telah dipanen dari bak pemijahan kemudian di tebar di kolam

pendederan I. Tahap pendederan I adalah selama 21 hari. Kolam pendederan yang

digunkan berukuran 6m x 3m dengan ketinggian air 50 – 60 cm. Larva yang

dipindahkan juga dihitung jumlah totalnya untukmengetahui SurvivalRate (SR)

dan mortalitas. Kelangsungan hidup ikan sangat tergantung dari kondisiperairan

tempat hidupnya (Ekasari dan Rudiyanti, 2009).Penebaran larva dilakukan sore

hari sekitar jam 16.00 WIB. Menurut Kusrini dkk. (2015), pemindahan larva ke

kolam pendederan dilakukan pada pagi hari atau sore hari untuk menghindari

suhu yang terlalu tinggi yang dapat menyebabkan kematian benih. Sebelum benih

ditebar, pastikan ketinggian air sudah mencapai 40 cm atau lebih agar fluktuasi

suhu kisarannya tidak terlalu besar. Pemberian pakan pada kolam pendederan I

sebanyak dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Pakan yang digunakan

adalah pelet dengan ukuran L1 secara ad libitum. Pemberian pakan dilakukan

dengan menaburkan pakan pada area pinggir kolam pada seluruh keliling kolam.

Pendederan benih tahap II, pakan yang diberikan berupa pelet yang lebih

kasar yaitu pelet dengan ukuran L2. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari

yaitu pagi dan sore secara ad libitum. Cara pemberian pakan sama dengan

pemberian pakan pada kolam pendederan I yaitu dengan menaburkan pakan pada

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33

area pinggir kolam pada seluruh keliling kolam.Tahap pendederan II adalah

selama 30 hari.

4.3.6 Pengendalian Hama dan Penyakit

Selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan dilakukan, tidak ditemukan

adanya penyakit. Tidak adanya penyakit ini dikarenakan kualitas air kolam terjaga

dengan baik. Namun terdapat hama yang mengganggu kelangsungan hidup ikan

koi dan sering di temukan di kolam seperti telur keong mas (Pomacea

canaliculata). Keong mas yang telah menetas berada dalam air dapat menjadi

kompetitor bagi larva dan ikan koi untuk mendapatkan oksigen maupun nutrisi

yang terdapat pada perairan kolam. Selain merugikan karena sebagai kompetitor,

keong mas dapat berberan sebagai vektor atau pembawa parasit merugikan. Salah

satu parasit yang dibawa keong mas adalah parasit dari kelas digenea.

Penanggulangan hama keong mas ini dilakukan dengan cara pemanfaatan keong

mas sebagai pakan tamabahan ikan gabus (Damayanti, 2014). Menurut Prihatini

(2014), pencegahan hamatelur keong mas ini dapat dilakukan pada tahap

persiapan kolam, yaitu dengan pengeringan kolam dengan baik dan dengan

pemberian zat-zat racun.

Gambar 6.
Hama Pembenihan Ikan Koi
Sumber: Data Pribadi, 2019

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34

4.3.7 Kualitas Air

Parameter kualitas air menjadi salah satu faktor penting dalam

keberhasilan kegiatan pembenihan koi. Semakin tinggi daya dukung air terhadap

kelangsungan hidup koi, maka benih yang dihasilkan juga semakin berkualitas.

Pengukuran parameter kualitas air di IBAT Pandaan dilakukan setip hari pada

pagi hari (07.00 WIB) dan sore hari (16.00 WIB). Parameter kualitas air yang

diukur antara lain adalah suhu air melalui thermometer, pH air melalui pH meter

dan DO melalui DO meter. Pengukuran parameter kualitas air dilakukan untuk

memastikan bahwa lingkungan hidup ikan koi telah memenuhi syarat teknis yang

baik dan benar. Hasil pengukuran kualitas air dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Parameter Kualitas Air

Kolam
Kolam Kolam
Parameter Pemeliharaan Pemijahan Pendederan
Induk
Suhu (oC) 24,1 25,3 26,4
DO (mg/l) 7,1 5,5 7,2
pH 7,1 6,8 7,9

Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa kualitas air yang diukur

baik untuk kelangsungan hidup ikan koi. Hal tersebut sesuai dengan

persyaratan media air untuk koi dimana suhu berkisar antara 24 – 26, pH

berkisar antara 6,5 – 8, dan oksigen terlarut minimal 5 mg/L (SNI, 2011).

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35

4.3.8 Penanganan Panen

Kegiatan panen dilakukan saat benih telah masuk dalam tahap pendederan

I. Benih koi telah memiliki warna sesuai dengan pigmen yang dimiliki meskipun

belum terlihat sempurna. Warna itu pula yang akan digunakan dalam tahap

seleksi. Proses pemanenan dilakukan dengan cara menurunkan air dalam

kolampemeliharaan. Setelah air dalamkolamtersisa sedikit,larva ditangkap

menggunakan serok. Ikan yang tertangkap dimasukkan ke dalam bak plastik dan

dipindahkan ke dalam kolam penjualan. Kegiatan pemanenan dilakukan pada pagi

hari dan diberi pakan terlebih dahulu. Hal ini ditujukan agar ikan tidak mengalami

stres dan kematian.

4.4 Pemasaran

Penjualan benih koi dilakukan setelah proses pemanenan dan benih

dipindahkan ke dalam kolam penjualan. Penjualan benih ikan koi dilakukan

dengan harga per ekor. Semakin bagus dan menarik corak pada tubuh benih koi,

semakin tinggi harga jualnya. Pemasaran benih koi di IBAT Pandaan belum

memiliki pasar yang pasti, namun mereka melakukan pemjualan pada pembeli

yang merupakan warga sekitar dan beberapa merupakan pembeli dari luar

kota.Pembelian benih koi dilakukan pada saat jam kerja mulai dari pukul 07.00

sampai 15.00 WIB dan berlokasi di PIH. Pembeli dapat memesan terlebih dahulu

via telepon untuk mengetahui ada tidaknya benih dan ukuran yang diinginkan,

kemudian benih yang dipesan dapat diantar (jika dalam jumlah banyak).

Pengemasan benih koi dilakukan dengan menggunakan kantong plastik kemudian

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36

sepertiga bagian kantong plastik diisi air, sedangkan duapertiga bagian diisi

dengan oksigen.

Gambar 7. Penjualan dan Pengemasan Benih Koi


Sumber: Data Pribadi, 2019

4.5Analisis usaha

Analisis usaha dalam pembenihan ikan koi di IBAT Pandaan bertujuan

untuk mengetahui kelayakan usaha tersebut. Perhitungan analisis usaha dapat

dilihat pada lampiran 7.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, diperoleh pendapatan dan

keuntungan per tahun di IBAT Pandaansebesar Rp 82.500.000dan Rp 8.575.000.

Revenue Cost Rasio (R/C) adalah sebesar 1,116. Analisis untuk mengetahui batas

nilai produksi suatu usaha mencapai batas impas yaitu tidak untung dan tidak rugi

disebut Break Even Point (BEP). Hal tersebut menunjukan bahwa titik impas

usaha terjadi saat volume produksi sebesar 7.393 dan harga sebesar Rp

9.183.Payback period adalah lama waktu yang diperlukan agar biaya investasi

yang dikeluarkan dapat diperoleh kembali (Adi, 2011). Jangka waktu

pengembalian modal usaha pembenihan ikan koi adalah 7 bulan. Nilai R/C

tersebut menandakan bahwa usaha pembenihan ikan koi dikatakan layak karena

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37

memiliki nilai R/C lebih besar daripada 1. Semakin tinggi nilai R/C maka tingkat

keuntungan suatu usaha juga akan semakin tinggi (Karim, 2005). Hal tersebut

menunjukan bahwa usaha pembenihan ikan koi di IBAT Pandaan layak untuk

dijalankan.

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38

V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Teknik pembenihan ikan koi di IBAT Pandaan diawali dengan persiapan

kolam pemijahan maupun persiapan kolam pendederan. Induk yang akan

dipijahkan adalah hasil seleksi indukan yang dipelihara di kolam pemeliharaan

induk. Pemijahan dilakukan dengan teknik pemijahan alami. Penetasan telur

berlangsung selama dua sampai tiga hari. Larva yang berusia lebih dari 5 hari atau

ketika egg yolk telah habis, larva ditebar pada kolam pendederan. Pemeliharaan

larva hingga menjadi benih adalah pada pendederan I yaitu selama 21 hari.

Permasalahan yang ditemukan dalam teknik pembenihan ikan koi di IBAT

Pandaan adalah terdapat hama berupa telur keong mas (Pomacea canaliculata)

yang mengganggu kelangsungan hidup ikan koi dan sering di temukan di kolam.

Penanggulangan hama keong mas ini dilakukan dengan cara pemanfaatan keong

mas sebagai pakan tambahan ikan gabus.

5.2 Saran

Kendala dalam kegiatan pembenihan ikan koi dapat diatasi dengan cara

yaitu melakukan pengawasan secara optimal dan diikuti dengan penanganan yang

tepat dan cepat.

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39

DAFTAR PUSTAKA

Ade, S. 2007. Panduan Teknik Pembenihan Ikan Patin Siam


(Pangasiushypopthalamus). Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi, hal.34.

Adi, S. 2011. Analisis Usaha Perikanan Budidaya. Direktorat Jendral Perikanan


Budidaya Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau. Jepara.

Anwar. 2015. Peluang Usaha Prospektif Ikan Koi. Yogyakarta: Literindo.

Arddhiagung,G.F., Putri, F.E., dan Nugroho, S.J. 2009. Budidaya Ikan Koi
(Cyprynus carpio) di Izhaku Koi Farm Belitar Jawa Timur. PKM Artikel
Ilmiah.

Bachtiar, Y. 2002. Mencemerlangkan Warna Koi. Agromedia Pustaka. Bogor.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2013. Usaha Budidaya Ikan Hias. Diakses 18
November 2018.

Cahyono, P. M., D. S. Mulia dan E. Rochmawati. 2006. Identifikasi Ektoparasit


Protozoa Pada benih Ikan Tawes (Puntius Javanicus) Di Balai Benih Ikan
Sidabowa Kabupaten Banyumas dan Balai Benih Ikan Kutasari Kabupaten
Purbalingga. Fakultas Peternakan Universitas Muhammadiyah
Purwokerto,hal. 181-187.

Daelami, 2001. Usaha Pembenihan Ikan Hias Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta.

Damayanti, D. K. 2013. Pengaruh Substitusi Artemia Spp. Dengan Keong Mas


(Pomacea Canaliculata) Dan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)
Terhadap Pertumbuhan Dan Retensi Protein Benih Ikan Gabus (Channa
striata). Skripsi.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas
Airlangga.

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2016. Realisasi dan Capaian Anggaran


Tahun 2016. Jakarta. Direktorat Jendral Perikanan Budidaya.

Effendi, H. 1993. Mengenal Beberapa Jenis Koi. Kanisius. Yogyakarta.

Effendie, M. I. 2002. Biologi Perikanan. Agromedia Pustaka. Yogyakarta. Hal 41-


43.

Effendi, I. 2014. Metode Biologi Ikan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 112 hal.

Ekasari, A. dan Rudiyanti, S. 2009. Pertumbuhan dan Survival Rate Ikan


Mas. (Cyprinus carpio Linn) pada Berbagai Konsentrasi Pestisida Regent.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro.
Semarang.

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40

Hair, J.A., Rolph E. Anderson, Ronald L. Tathtam, William C. Black. 1995.


Multivariate Data Analysis With Readings, Engelewood Cliffs, NJ :
Prentice-Hall, Inc.

Hamdani,E.H., S. Lastein, F. Gregersen, and K.B. Doving. 2007. Seasonal


Variations in Olfactory Sensory Neurons-Fish Sensitivity to Sex
Pheromones Explained. Chemical Senses Volume 33, Issue 2, 119–123.

Ismoyo, Imama, H., Rijalluzzaman. 1994. Kamus Istilah Lingkungan. Bina Reka
Pariwara. Jakarta.

James, B. 2002. Guid Koi. Interpet Publising. Inggris.

Karim, A. R. 2005. Analisis Kelayakan Usaha untuk Kalangan Sendiri. Rajawali


Press. Jakarta.

Kusrini, E., S. Cindelaras, dan A. B.Prasetio. 2015. Pengembangan Budidaya Ikan


Hias Koi (Cyprinus carpio) Lokal di Balai Budidaya Penelitian dan
Pengembangan Budidaya Ikan Hias Depok. Media Akuakultur, 10 (2): 71-
78.

Mulia, D. S. 2003. Tingkat Infeksi Ektoparasit Protozoa Pada Benih Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) Di Balai Benih Ikan (BBI) Pandak dan Sidabowa,
Kabupaten Banyumas. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Muhammadiyah Purwokerto,hal. 1-11.

Mulyana, R. I. Riadi, S. L. Angka, dan A. Rukhyani. 1990. Pemakaian Sistem


Saringan Untuk mencegah infeksi parasit pada benih ikan (Cyprinus
carpio L.) di kolam. Balai Penelitian Perikanan Air Tawar, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Bogor.

Natalist. 2003. Pengaruh Pemberian Tepung Wortel (Daucus carota l.) dalam
Pakan Buatan Terhadap Warna Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio l.).
Skripsi. Fakultas Teknobiologi. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.
Nazir, M. 1998. Metode penelitian. PT Ghalia Indonesia. Jakarta.

Pangreksa, A., Mustahal., F. R. Indrayanto dan B. Nur. 2016. Pengaruh Perbedaan


Suhu Inkubasi Terhadap Waktu Penetasan dan Daya Tetas Telur Ikan
Sinodontis (Synodontis eupterus). Jurnal Perikanan dan Kelautan, 6 (2) :
147-160.

Prasetio, B. 2010. 23 Peluang Usaha TOP Bidang Agribisnis Pada CV. Andi
Offse. Yogyakarta.
Prasetya, N., Subekti, S., Dan Kismiyati. 2013. Prevalensi Ektoparasit Yang
Menyerang Benih Ikan Koi (Cyprinus Carpio) Di Bursa Ikan Hias

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41

Surabaya. Fakultas Perikanan Dan Kelautan Universitas Airlangga. Jurnal


Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 5 (1): 113-116.

Prayitno, S.B. dan A. Sarono. 1996. Deskripsi Hama dan Penyakit pada Ikan Mas
(Cyprinus carpio) dan Udang. Pusat karantina Pertanian dan Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro.

SNI. 2011. Ikan Hias Koi (Cyprinus carpio) Syarat Mutu dan Penanganan. Badan
Standardisasi Nasional/BSN. SNI 7734-2011 (Koi).

Suryani. 2006. Budidaya Ikan Hias. PT. Intan Sejati. Klaten. hal 22 – 26.

Tiana, O. A. Dan Murhananto. 2002. Budidaya Ikan Koi. Agromedia Pustaka.

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42

LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Provinsi dan Lokasi Praktek Kerja Lapang di Instalasi


Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan, Jawa Timur

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43

Lampiran 2. Sarana dan Prasarana di IBAT Pandaan

Kantor Rumah Dinas

Laboratorium Aula

Asrama Mushola

Rumah jaga Ruang penyimpanan alat

Hachery gabus Hatchery wader

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44

Ruang Listrik Gudang pakan

Tempat penjualan (PIH) Tandon air

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45

Lampiran 3. Perkembangan Benih Ikan Koi

Telur Usia 3 hari

Usia 1 minggu Usia 3 minggu

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46

Lampiran 4. Pakan Ikan Koi

Kuning Telur Cacing Sutera

Pakan Komersil

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47

Lampiran 5. Kegiatan Praktek Kerja Lapang

Persiapan kolam Persiapan kolam Seleksi induk


pemijahan pemijahan

Pemasangan induk Pemijahan Membersihkan


kolam pemijahan

Pemberian pakan Pengambilan


pelet cacing sutera

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48

Lampiran 6. Perhitungan Nilai HR (Hatching Rate) dan SR (Survival Rate)

a. Fekunditas

Fekunditas adalah jumlah

seluruh telur yang akan

dikeluarkan pada waktu memijah. Perhitungan

fekunditas dapat dilihat sebagai berikut:

Bobot gonad (g)


F = x 100%
Bobot sample (g)

160
= x 100 %
0,16

= 100.000

Sehingga nilai fekunditas dari ikan koi adalah

100.000 butir

b. FR (Fertilization Rate)

Fertilization rate adalah rata rata jumlah telur yang terbuahi oleh sperma.

Ciri telur tidak terbuahi

adalah warna telur

berubah menjadi putih.

Perhitungan Fertilization Pemberian pakan


kuning telur
rate(FR) dapat dilihat sebagai berikut:

jumlah telur terbuahi


FR = x 100 %
jumlah telur sampel

78
= x 100 %
100

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49

= 78%

Sehingga nilai Fertilization rate dari telur ikan koi adalah 78%

c. HR (Hatcing Rate)

Derajat penetasan (Hatcing Rate) adalah jumlah telur yang menetas dibagi

jumlah telur yang dibuahi dikalikan 100%. Perhitungan Hacthing rate (HR) dapat

dilihat sebagai berikut:

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50

Jumlah telur yang menetas


HR = x 100%
Jumlah telur yang dibuahi

33.000
= x 100%
78.00

= 42%

Sehingga nilai Hatching Rate dari telur ikan koi adalah 42%.

d. SR (Survival Rate )

Survival Rate (SR) dalam budidaya perikanan merupakan indeks kelulusan

hidup suatu jenis ikan dalam proses budidaya dari mulai awal ikan di tebar

sampai ikan panen. Perhitungan Survival Rate (SR) dapat dilihat sebagai berikut:

Jumlah ikan hidup akhir pemeliharaan


SR = x 100%
Jumlah ikan awal pemeliharaan

2750
= x 100%
4000

= 69%

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51

Lampiran 8. Analisa Usaha Pembenihan di IBAT Pandaan.

1. Biaya Investasi

No Uraian Jumlah Harga Satuan Total Biaya

1 Bangunan 1 20.000.000 20.000.000

2 Kolam Pemeliharaan 4 5.000.000 20.000.000

3 Induk Koi 10 500.000 5.000.000

4 Aerator 24 50.000 1.200.000

5 Bak Fiber 4 1.500.000 6.000.000

6 Timbangan Digital 1 1.000.000 1.000.000

7 Tabung Oksigen 1 2.500.000 2.500.000

8 Bak Plastik 4 15.000 60.000

9 Seser 3 30.000 90.000

10 Meteran 1 30.000 30.000

11 Waring 6 300.000 1.800.000

12 Keranjang 2 15.000 30.000

13 Kompor 1 400.000 400.000

14 Panci 1 25.000 25.000

15 Sikat Pembersih Kolam 3 15.000 45.000

Total Rp58.180.000

2. Biaya Variabel

No Uraian Jumlah HargaSatuan Total Biaya

1 Pakan Pelet 20 Karung 250.000 5.000.000

2 Pupuk Kandang 4 Karung 2.500 10.000

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52

3 Cacing Sutera 6 Kaleng 300.000 1.800.000

4 Telur Puyuh 1 Kg 25.000 25.000

5 Isi Ulang Tabung 1 Buah 150.000 150.000


Oksigen

6 Isi Ulang Tabung Gas 1 Buah 40.000 40.000

7 Karet Gelang 5 Pack 20.000 100.000

8 Plastik Packing 20 Pack 200.000 2.000.000

Total Rp9.125.000

3. Biaya Tetap

No Biaya Tetap Jumlah Harga per bulan Total Biaya per tahun

1 Gaji Pegawai 3 Orang 1.750.000 63.000.000

2 Listrik 1 Bulan 150.000 1.800.000

Total Rp64.800.000

4. Total Penerimaan

Ukuran 1 Siklus 3 Siklus Harga Total Harga


Benih (Ekor) (1Tahun) Satuan

6 - 8 Cm 2.750 8.250 10.000 82.500.000

Total Rp82.500.000

5. Biaya Operasional
Biaya Operasional = Biaya Tetap + Biaya Variabel

= Rp64.800.000+ Rp9.125.000

= Rp73.925.000

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53

6. Analisa Keuangan
a. Analisa Laba atau Rugi
Keuntungan = Penerimaan – Biaya Operasional

= Rp82.500.000– Rp73.925.000

= Rp8.575.000

b. Revenue Cost Ratio (R/C)

R/C = Total Penerimaan


Biaya Operasional
= Rp 82.500.000
Rp73.925.000
= 1,116
Diketahui bahwa nilai R/C > 1 maka usaha pembenihan ikan koi layak

untuk dijalankan.

c. Benefit Cost Ratio (B/C)

B/C = Tingkat Keuntungan


Total Biaya
= Rp 8.575.000
Rp73.925.000
= 0,116
Diketahui bahwa nilai B/C > 0 maka usaha pembenihan ikan koi layak

untuk dilanjutkan.

d. Payback Period (PP)


PP = Total Investasi x 1bulan
Keuntungan
= Rp58.180.000x 1 bulan
Rp8.575.000
= 7 bulan

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54

Waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang dikeluarkan

untuk biaya investasi pada usaha pembenihan ikan koi adalah 7 bulan.

e. Break Event Point (BEP)


BEP = Total Biaya Operasional
Harga Penjualan
= Rp73.925.000
Rp 10.000
= 7.393
BEP Harga = Total Biaya Operasional
Total Produksi
= Rp 73.925.000
8.250ekor
= Rp9.183
Nilai BEP Produksi sebesar 7.393menunjukkan bahwa titik impas akan

dicapai pada saat produksi usaha sebesar 7.393. Sementara nilai BEP harga

sebesar Rp9.183,23menunjukkan bahwa titik impas akan dicapai pada saat harga

jual benih ikan koiRp9.183.

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55

Lampiran 7. Data Kualitas Air


 kualitas air kolam benih
DO Suhu pH
No Tanggal
Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore
17 Desember
1. 6 7.1 29.5 30.6 6.7 6.7
2018
18 Desember
2. 6.1 7.2 29.8 30.9 6.6 6.6
2018
19 Desember
3. 6 7 28.6 30.4 6.6 6.7
2018
20 Desember
4. 6.2 7.1 29.2 30.9 6.6 6.7
2018
21 Desember
5. 6.1 7.2 28.2 28.8 6.7 6.6
2018
22 Desember
6. 6 7.2 27.8 30.9 6.6 6.6
2018
23 Desember
7. 6.1 7.3 29.3 27.6 6.6 6.5
2018
24 Desember
8. 6.1 7.3 28.1 28 7 6.8
2018
25 Desember
9. 6.1 7.3 28.4 30.2 6.8 6.6
2018
26 Desember
10. 6.1 7.3 29.3 30.1 6.7 6.7
2018
27 Desember
11. 6 7.3 28.1 29.6 6.6 6.7
2018
28 Desember
12. 5.9 6.9 27.5 27.8 6.6 6.5
2018
29 Desember
13. 5.9 7 27.7 28.1 6.5 6.4
2018
30 Desember
14. 6 7.2 26.6 29.3 6.4 6.7
2018
31 Desember
15. 6 7.2 27.9 30 6.5 6.4
2018
01 Januari
16. 6.1 7.3 27.7 28.9 7 7.3
2019
02 Januari
17 6 7.2 29.4 28.9 7 6.9
2019
03 Januari
18. 5.9 7 27.9 29.3 7.2 7.1
2019
04 Januari
19. 5.8 6.9 28.1 29.3 6.9 7
2019
05 Januari
20. 5.9 6.9 27.4 28.1 7.2 7.3
2019

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56

06 Januari
21. 5.9 7 28 29.3 7 7
2019
07 Januari
22. 5.9 7.1 27.3 27.8 7.2 7.1
2019
08 Januari
23. 6 7.2 26.6 28 7.1 6.8
2019
09 Januari
24. 6 7.2 27.4 28.8 7.1 6.9
2019
10 Januari
25. 5.9 7 27.2 28.4 6.7 6.7
2019
11 Januari
26. 6 7.3 26.7 28.6 6.8 7
2019
12 Januari
27. 6.1 7.3 27.5 28 6.8 6.9
2019
13 Januari
28. 6.2 7.3 28.9 29.7 6.6 6.9
2019
14 Januari
29. 6.1 7.2 27.3 28.1 6.9 7
2019
15 Januari
30. 6.2 7.2 26.7 27.9 7.2 7.3
2019
16 Januari
31. 6.2 7.3 26.9 27.8 7.1 7.1
2019
17 Januari
32. - - - - - -
2019

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57

 Data kualitas kolam induk


DO Suhu pH
No Tanggal
Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore
17 Desember
1. 6 7.1 29.5 30.6 6.7 6.7
2018
18 Desember
2. 6.1 7.2 29.8 30.9 6.6 6.6
2018
19 Desember
3. 6 7 28.6 30.4 6.6 6.7
2018
20 Desember
4. 6.2 7.1 29.2 30.9 6.6 6.7
2018
21 Desember
5. 6.1 7.2 28.2 28.8 6.7 6.6
2018
22 Desember
6. 6 7.2 27.8 30.9 6.6 6.6
2018
23 Desember
7. 6.1 7.3 29.3 27.6 6.6 6.5
2018
24 Desember
8. 6.1 7.3 28.1 28 7 6.8
2018
25 Desember
9. 6.1 7.3 28.4 30.2 6.8 6.6
2018
26 Desember
10. 6.1 7.3 29.3 30.1 6.7 6.7
2018
27 Desember
11. 6 7.3 28.1 29.6 6.6 6.7
2018
28 Desember
12. 5.9 6.9 27.5 27.8 6.6 6.5
2018
29 Desember
13. 5.9 7 27.7 28.1 6.5 6.4
2018
30 Desember
14. 6 7.2 26.6 29.3 6.4 6.7
2018
31 Desember
15. 6 7.2 27.9 30 6.5 6.4
2018
01 Januari
16. 6.1 7.3 27.7 28.9 7 7.3
2019
02 Januari
17 6 7.2 29.4 28.9 7 6.9
2019
03 Januari
18. 5.9 7 27.9 29.3 7.2 7.1
2019
04 Januari
19. 5.8 6.9 28.1 29.3 6.9 7
2019
05 Januari
20. 5.9 6.9 27.4 28.1 7.2 7.3
2019
06 Januari
21. 5.9 7 28 29.3 7 7
2019

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
58

07 Januari
22. 5.9 7.1 27.3 27.8 7.2 7.1
2019
08 Januari
23. 6 7.2 26.6 28 7.1 6.8
2019
09 Januari
24. 6 7.2 27.4 28.8 7.1 6.9
2019
10 Januari
25. 5.9 7 27.2 28.4 6.7 6.7
2019
11 Januari
26. 6 7.3 26.7 28.6 6.8 7
2019
12 Januari
27. 6.1 7.3 27.5 28 6.8 6.9
2019
13 Januari
28. 6.2 7.3 28.9 29.7 6.6 6.9
2019
14 Januari
29. 6.1 7.2 27.3 28.1 6.9 7
2019
15 Januari
30. 6.2 7.2 26.7 27.9 7.2 7.3
2019
16 Januari
31. 6.2 7.3 26.9 27.8 7.1 7.1
2019
17 Januari
32. - - - - - -
2019

PKL TEKNIK PEMBENIHAN IKAN... DWI SUKMA F

Anda mungkin juga menyukai