I PENDAHULUAN
ikan hias yang besar. Sedikitnya 240 jenis ikan hias laut dan 226 jenis ikan hias
air tawar. Ikan hias air tawar adalah salah satu komoditas yang saat ini mampu
meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2011 ekspor ikan hias adalah 1.757 ton
sedangkan pada tahun 2012 meningkat 7.88% atau menjadi 1.896 ton (BPS,
2013).
ikan koi. Ikan koi mempunyai daya tarik tersendiri bagi masyarakat pecinta ikan
hias. Ikan koi banyak digemari karena memiliki berbagai macam pola warna,
bentuk, dan tekstur tubuh yang indah sehingga menjadikan ikan hias ini menarik
para pecinta ikan hias baik dalam dan luar negeri. Produksi ikan koi di Indonesia
pada tahun 2016 mencapai 36% dari total produksi ikan hias nasional (DJPB,
2016).
baik. Masyarakat Indonesia umumnya menyukai ikan koi karena pola warna yang
terbentuk pada ikan koi dan ikan ini dipercaya dapat membawa hoki pada
pemiliknya. Pada skala besar dapat dijadikan sumber penghasilan keluarga dan
Menurut Effendi (2014), pembenihan adalah suatu tahap kegiatan dalam budidaya
yang sangat menentukan tahap kegiatan selanjutnya. Hal ini karena kualitas benih
yang akan dipelihara dalam satu siklus produksi tergantung dari tahap
Kerja Lapang tentang pemeliharaan ikan koi dalam budidaya khususnya informasi
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
materi dari perkuliahan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di
lapangan.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Klasifikasi
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Sub kelas : Actinopterygii
Sub Ordo : Teleostei
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio
2.1.2 Morfologi
(Susanto, 2007).
dengan ikan mas biasa. Perbedaannya dari segi warna ikan koi memiliki warna
macamwarna saja. Ikan koi memiliki jenis yang beragam, sedangkan ikan mas
ikan mas dan ikan koi sangat dekat karena termasuk dalam famili, genus, dan
Tubuh ikan koi yang berwarna-warni disebabkan oleh adanya zat warna yang
antara lain: zat pigmen karoten (jingga), rutin (kuning), atasantin (merah). Zat-zat
tersebut di alam bebas dapat dijumpai pada tubuh hewan atau tumbuhan tertentu
yang dapat dijadikan pakan ikan koi untuk meningkatkan warna tubuh ikan koi
Gambar 1.
Morfologi Ikan koi
(Sumber: Bachtiar,
2002)
Ikan koi merupakan hewan yang hidup di daerah beriklim sedang dan
hidup pada daerah peraian air tawar. Ikan koi umumnya dapat hidup pada kisaran
suhu 24 - 29ᵒC dengan pH 6,8 - 7,4.di daerah yang mempunyai musim dingin,
ikan koi mampu bertahan hidup pada suhu 2 – 3ᵒC. Ikan koi merupakan ikan yang
tidak tahan terhadap perubahan suhu secara drastis. Penurunan suhu hingga 5ᵒC
dalam tempo singkat sudah dapat mengakibatkan ikan koi stress (James, 2002).
Ikan koi termasuk dalam jenis omnivora, yaitu ikan yang memakan
tumbuhan dan juga hewan. Ikan koi mencari makan dibagian permukaan dan
pertengahaan perairan. Ikan koi biasanya diberi pakan berupa pelet, tetapi
ikan berumur empat hari harus disediakan pakan karena cadangan makannya yang
berupa kuning telur hanya tersedia pada umur 1 - 4 hari. Pakan pertama yang
cocok untuk menjadi makannnya adalah Daphnia sp., Artemia sp., Moina sp., dan
jentik nyamuk. Setelah koi berumur 20 hari, diberi pakan cacing sutera atau
Tubifex sp. Setelah koi berumur 90 hari, koi diberi pakan tambahan pelet ukuran
paling kecil hingga sedang yaitu ukuran D0 dan L1. Pemberian pakan ini harus
benih yang siap ditebar di kolam, keramba, atau ditebar kembali keperairan umum
(Tubagus, 2014). Secara umum pembenihan pada ikan dapat digolongkan menjadi
dua macam, yaitu pembenihan secara alami dan secara buatan (Ade, 2007).
mempunyai kualitas baik. Syarat utama calon induk adalah ikan yang sudah
matang gonad. Induk jantan dan induk betina dipisahkan terlebih dahulu agar
mudah menentukan rasio antara induk jantan dan induk betina yang akan
dipijahkan. Induk yang cacat sebaiknya tidak dijadikan sebagai induk karena akan
Kolam untuk ikan koi sebaiknya menggunakan kolam bak agar kebersihan
kolam tersebut terjaga dengan baik. Bentuk kolam dari ikan koi tidak jauh
berbeda dengan bentuk kolam ikan air lainnya, yaitu dapat berbentuk persegi,
persegi panjang, dan lingkaran. Kolam tersebut harus jauh dari area pabrik, karena
(Prasetio, 2010).
dalamnya menguap. Ikan koi sendiri memiliki sifat yang sama dengan ikan mas
yaitu menempelkan telur-telurnya pada semua media yang ada di dalam kolam.
Media berupa kakaban yang dapat terbuat dari ijuk atau rafia harus disediakandi
dalam kolam pemijahan media untuk tempat menempelnya telur. Ukuran kakaban
yang ideal adalah 40 x 1000 cm. Kakaban dipasangkan pada bilah-bilah bambu
agar mengapung saat kolam telah terisi air. Sebelum digunakan, kakaban harus
dicuci hingga bersih. Usahakan air dalam kolam terus mengalir agar koi lebih
2.2.3 Pemijahan
Waktu yang baik untuk melepaskan induk koi ke kolam pemijahan adalah
pukul 16.00 WIB (empat sore). Setelah dua hingga tiga jam, induk jantan
pemijahan dengan tiga hingga lima ekor induk jantan (Tiana dan Murhananto,
2002).
pemijahan berkelompok secara alami dan secara buatan yang dilakukan oleh
peternak koi internasional. Metode yang dipilih tergantung dari waktu, ruang dan
secara berkelompok dalam kolam koi, mengumpulkan telur, dan menetaskan serta
membesarkannya pada kolam terpisah. Ikan koi pada umumnya memilih memijah
Telur yang menempel pada kakaban harus terendam air terus menerus,
sehingga kakaban dapat diberi pemberat. Suhu kolam penetasan harus hangat.
Bila terlalu dingin, penetasan akan berlangsung lebih lama. Sebaliknya, pada suhu
telur akan menetas dalam waktu tiga hari. Daya tetas telur dipengaruhi oleh faktor
Kakaban dapat diangkat setelah telur menetas semuanya. Larva koi yang
baru menetas masih membawa kuning telur sebagai persediaan makannya. Lima
hari kemudian, kuning telur akan habis. Larva yang menetas harus dinkubasi
selama satu minggu, selanjutnya ditebar di kolam pendederan selama satu bulan.
Pakan yang diberikan berupa Tubifexsp. sebanyak dua kali sehari. Setelah larva
pemberian pakan berupa pelet. Derajat penetas optimal dalam kondisi lingkungan
yang baik dan indukan sehat, dapat dihasilkan larva diatas 50% (Kusrini dkk.,
2015).
Kualitas air adalah suatu keadaan sifat-sifat fisik, kimia,dan biologi suatu
kualiatas air untuk air minum, pertanian dan perikanan, rumah sakit, industri dan
peran penting dalam perikanan. Air merupakan media hidup ikan dan juga tempat
segala macam terjadinya proses fisik, kimia, dan biologis pada ikan. Penurunan
kualitas air akan menyebabkan berbagai hal negatif pada ikan, misalnya
menurunnya nafsu makan pada ikan, pertumbuhan terhambat, dan dapat pula
kulitas air yang mempengaruhi antara lain suhu, pH, oksigen terlarut (DO), dan
ammonia. Menurut SNI 7734-2011 persyaratan kualitas air yang baik untuk
saat ini adalah penyakit. Penyakit dapat menyebabkan kerugian ekonomis Karena
dan tingginya konversi pakan (Prasetya dkk., 2013). Menurut Tiana dan
Murhananto (2002), sumber utama penyakit yang menyerang ikan koi berasal dari
kualitas air yang buruk. Buruknya kualitas air dapat disebabkan oleh sisa
makanan,feses yang mengendap di dasar perairan serta berasal dari mucus atau
Koi Herpes Virus (KHV) adalah penykit yang menyerang populasi ikan
koi dan ikan mas dari berbagai umur dan ukuran baik yang dipelihara di
Taukhid et al.,(2005) gejala klinis infeksi KHV ditandai dengan insang berwarna
pucat danpada infeksi berat terjadi kerusakan jaringan insang serta produksi lendir
yang berlebih pada insang. Produksi lendir yang berlebihan akan menyebabkan
Kutu jangkar atau anchor worm termasuk dalam kategori Crustacea, yang
hidup dibawah sisik ikan koi. Parasit ini akan menimbulkan infeksi sekunder jika
daya tahan koi dan kualitas air buruk. Infeksi sekunder ini terkadang bisa jauh
(Rahmaningsih, 2016).
Parasit Trichodina sp. banyak menyerang benih koi. Parasit ini merupakan
salah satu parasit yang menginfeksi bagian kulit dan insang pada ikan budidaya.
daninsang pada benih ikan. Ikan yang terinfeksi mengalami iritasi, melompat di
lendir. Selain itu lapisan ephitel insang mengalami kerusakan, karena parasit ini
untukukuran benih. Gejala klinis ikan yang terinfeksi parasit ini adalah terdapat
putihpada permukaan tubuh. Parasit ini menginfeksi pada bagian permukaan kulit,
sirip dan insang. Jika menginfeksi bagian insang, parasit ini akan merusak fungsi
airtawar. Parasit ini lebih sering menginfeksi insang ikan. Infestasi parasit ini
permuaankulit dan insang benih ikan air tawar. Parasit ini melekat pada tubuh
inang menggunakan opisthaptor yang terdapat pada bagian ujung tubuh. Gejala
ikan yang terinfeksi parasit ini adalah warna kulit pucat, terdapat lapisan abu-abu
yang merupakan produksi lendir yang berlebihan, dan terkadang terlihat bercak
hitam ataupun putih. Pada infeksi berat, sebagian sisik lepas, terjadi gangguan
kulitikan. Parasit ini dapat menembus kulit ikaan dengan menggunakan proboscis
(alat penghisap) yang digunakan untuk menghisap darah ikan. Infeksi dari parasit
Metode yang digunakan dalam praktek kerja lapang ini adalah metode
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer dapat berupa opini subjek
(orang) secara individu maupun kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda
(fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Dua metode yang dapat
digunakan dalam pengumpulan data primer, yaitu metode survei dan metode
Data primer yang dikumpulkan pada pelaksanaan praktek kerja lapang ini,
meliputi teknik pembenihan ikan koiapa yang dipakai di IBAT Pandaan. Data
koi, metode pemeliharaan larva, frekuensi pakan yang diberikan, dan jenis pakan
yang diberikan.
A. Observasi
pengamatan terhadap objek secara jelas (Hair et.al., 1995). Obsevasi dalam
praktek kerja lapang ini dilakukan terhadap berbagai hal yang teerkait dengan
B. Wawancara
sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan. Dalam
hal ini diperlukan komunikasi yang baik dan lancar agar bisa mendapatkan data
dengan cara tanya jawab dengan pegawai yang ada di IBAT Pandaan mengenai
seluk beluk sejarah IBAT Pandaan, struktur organisasi, tenaga kerja, dan masalah
apa saja yang dihadapi saat melakukan kegiatan pembenihan ikan koi. Kegiatan
C. Partisipasi Aktif
pembenihan ikan koi. Kegiatan yang dilakukan adalah pemberian pakan induk,
proses seleksi induk, proses pemasaran, serta kegiatan lain yang berhubungan
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak
langsung (Sangadji dan Sopiah, 2010). Data sekunder diperoleh dari laporan-
laporan, data dokumentasi, pustaka yang menunjang, dan data yang berhubungan
dengan teknik pembenihan ikan koi. Dokumentasi dimulai dari proses perawatan
induk seperti pemberian pakan, manajemen kualitas air, aspek pemeliharaan larva,
didirikan pada tahun 1978. IBAT Pandaan awalnya bernama Balai Benih Ikan
Pandaan yang didirikan pada tahun 1962 dan berada di bawah naungan Dinas
Teknik Center (TC) di bawah naungan Unit Pengembangan Budidaya Air Tawar
Kepanjen. Pada tahun 1970, Teknik Center (TC) berganti nama menjadi Lembaga
Tahun 1972 berganti nama lagi menjadi Balai Induk Udang Galah (BIUG)
pada tahun 1978 berdasarkan SK Kepala Dinas Perikanan Propinsi Jawa Timur
Pusat Pembenihan Udang (PPU) Probolinggo. Akhirnya pada tahun 2010 BIUG
berubah nama menjadi Unit Pengelola Budidaya Air Tawar (UPBAT) Pandaan
yang berlaku mulai tanggal 1 juni 2010. Status ini berdasarkan Peraturan
Gubernur Jawa Timur Nomor: 131 tahun 2008 dan mengacu pada draft
Air Tawar (UPBAT) Pandaan, berubah nama menjadi Instalasi Budidaya Air
Tawar (IBAT) Pandaan yang berlaku mulai tanggal 30 Juni 2014. Berdasarkan
Peraturan Gubernur Jawa Timur No 31 Tahun 2014 tentang Organisasi dan tata
kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur.
bahan pangan, komoditi jenis ikan air tawar dengan mengembangkan usaha
pembenihan dan budidaya, serta merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur
Pasuruan dengan luas lahan 25.000 m3 (2,5 Ha). IBAT Pandaan termasuk dalam
Jawa Timur. tepatnya berada di Jl. Kartini No. 01 Pandaan yang berada dibawah
Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan berada di jalur lalu lintas
geografis 112º 33' 55" hingga 113º 30' 37" Bujur Timur dan 7º 32' 34" hingga
8º 30' 20" Lintang Selatan. Dilihat dari segi topografi, Instalasi Budidaya Air
Tawar Pandaan terletak pada ketinggian ±225 m dari permukaan laut dan
berjarak 120 km dari Pantai Utara Jawa. Daerah ini memiliki iklim yang sejuk
dengan suhu udara sekitar 27-29ºC serta struktur tanahnya adalah tanah liat
Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan memiliki visi dan misi
dan posisi strategisnya. Visi dari Instalasi Budiaya Air Tawar (IBAT) Pandaan
adalah “Terciptanya Unit Pelaksanaan Teknis dibidang usaha budidaya air tawar
Tawar (IBAT) Pandaan mengarah pada usaha budidaya dan perikanan bisnis yang
makan ikan.
Jawa Timur.
Unit Kerja UPT PBAT Umbulan. Berikut ini adalah struktur organsasi Instalasi
Kepala
UPT PBAT Umbulan
Kasie Produksi dan Penerapan Teknologi Kasie Pelayanan Usaha dan Jasa
terdiri atas 10 (sepuluh) orang PNS, 2 (dua) orang tenaga Outsourcing Provinsi
(APBD), 2 (dua) orang tenaga kebersihan (APBD), dan 2 (dua) orang tenaga
keamanan (APBD).
4.2.1 Sarana
Sumber air yang digunakan di IBAT Pandaan bersumber dari sungai dan
air tanah (sumur bor). Sumber air dari sungai merupakan pemasok utama untuk
Air yang berasal dari sungai tidak langsung dialirkan ke kolam, tetapi
melalui sistem filtrasi terlebih dahulu. Air dari sungai akan ditampung pada bak
penampungan (pengendapan), setelah itu air mengalir melewati filter fisik. Pada
bagian filter tersebut terjadi penyaringan partikel/kotoran sehingga air yang akan
adalah sistem pararel yaitu setiap kolam mempunyai saluran inlet dan outlet. Air
yang mengalir dari inlet selalu mengalir dengan debit aliran ± 1 L/dt dan secara
otomatis bila terdapat kelebihan air akan langsung keluar melalui saluran
pengeluaran (outlet).
unit kolam yang berbahan dasar beton dan 51 unit kolam berbahan dasar tanah.
pendederan serta pembesaran ikan. Kedalaman rata-rata kolam yaitu 30-80 cm.
Pada hatchery terdapat 65 akuarium, 4 bak beton, 2 bak fiber persegi panjang, dan
C. Sumber Listrik
Listrik Negara (PLN) Pasuruan dengan besaran tenaga listrik yang digunakan
sumber aerasi, dan kegiatan operasional lainnya. Sebagai cadangan bila terjadi
4.2.2 Prasarana
A. Bangunan Kantor
yang ada di Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan baik untuk kegiatan
mempunyai 1 bangunan kantor utama yang terdiri dari ruang kepalai balai,
ruang perpustakaan, ruang tata usaha, ruang administrasi, ruang tamu, dan
dapur.
B. Laboratorium
erlenmeyer (25 ml, 50 ml, 100 ml, 200 ml, dan 250 ml), gelas ukur (2000 ml,
1000 ml, 600 ml, 250 ml, 100 ml, 50 ml, 25 ml), pipet ukur 25 ml, pipet volume
injektor, soil tester, pH pen, Handylab OXI2, handylab pH set, pH/MV (shcout),
botol smapler 500 ml, labu ukur (1000 ml,500 ml, 250 ml), DO meter (YSI),
timbangan analitik.
C. Transportasi
Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan yaitu 1 mobil pick-up dinas dan 1 motor
roda tiga untuk mempermudah pendistribusian ikan ke UPT PBAT Umbulan dan
lainnya.
D. Komunikasi
yang digunakan berupa telpon kantor yang berfungsi untuk mempermudah proses
untuk kegiatan budidaya, pabrik pakan, balai perikanan lainya, dan para pembeli.
IBAT Pandaan memiliki tempat dan kolam yang khusus digunakan unuk
pemasaran ikan hasil budidaya. Tempat ini biasa disebut dengan Sentra Aquabis.
Ikan yang dipasarkan disini diletakkan di kolam namun tiap ukuran dan spesies
F. Jalan
Surabaya dengan kondisi jalan yang baik dan tidak berlubang serta mendukung
untuk usaha budidaya ikan. Selain itu, lokasi IBAT Pandaan dekat dengan
terminal Pandaan dan terletak kurang lebih 300 meter dari traffic light Taman
Tawar (IBAT) Pandaan antara lain berupa mushola, auditorium, toilet, asrama,
rumah dinas, gedung pakan, ruang listrik, rumah jaga, gudang, mess operation,
pemijahan. Kolam pemijahan yang digunakan harus bersih, terbebas dari patogen
dan sesuai dengan ukuran ikan yang akan dipijahkan. Persiapan kolam yang
kolam, dan mengisi kolam dengan air. Pemijahan ikan koi yang dilakukan di
IBAT Pandaan menggunakan dua bak fiber. Bak fiber yang digunakan berbentuk
air pada bak fiber dengan ketinggian 25 cm - 35 cm serta dipasang aerasi yang
Media yang juga perlu disiapkan adalah substrat buatan atau yang biasa
disebut kakaban. Kakaban yang digunakan dalam pemijahan ini berupa waring.
serangan penyakit berupa bakteri atau jamur yang dapat menempel pada telur dan
2000).
Gambar 3. Persiapan
Kolam Pemijahan
Sumber : Data Pribadi, 2019
pula. Calon induk yang akan dipijahkan diambil dari kolam pemeliharaan.
jantan dan betina untuk menghindari pemijahan massal (Kusrini dkk, 2015).
Gambar 4. Seleksi
Induk
Sumber : Data Pribadi, 2019
kolam. Setelah itu dilakukan seleksi dengan cara mengamati beberapa bagian
tubuh koi sebagai indikasi induk siap pijah. Seleksi harus dilakukan secara cepat
dan akurat untuk menghindari stres pada ikan karena terlalu lama dipegang.
Indukan yang telah terpilih, harus diukur terlebih dahulu panjang tubuh dan berat
tubuhnya. Beberapa ciri induk yang siap memijah dapat dilihat di Tabel 2.
umur ikan untuk dipijahkan berkisar antara dua tahun bagi betina dengan berat
2kg, induk jantan berumur satu tahun dengan berat satu kg, bentuk badan
keseluruhan dari mulut sampai sirip ekor harus sehat, sirip tidak rusak, garis linea
literalis posisinya sama, bagian kepala induk ikan koi relative lebih kecil dari
pada bagian badannya, sisik induk lebih tersusun secara teratur, serta pangkal
pemijahan alami. Perbandingan induk koi betina dan induk koi jantan yang
digunakan dalam pemijahan koi adalah 1 : 2 degan usia berkisar 1 – 1,5 tahun dan
berat 1 – 2 kg. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tiana dkk (2002), perbandingan
induk jantan saat pemijahan lebih baiknya lebih dari satu ekordengan tujuan agar
telur dari induk betina dapat dibuahi secara maksimal oleh sperma pejantan..
Apabila induk jantan yang satu tidak dapat membuahi telur betina,masih ada
16.00 WIB dan akan mulai memijah pada malam hari saat gelap pukul. Induk
betina dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kolam pemijahan dan diikuti oleh
induk jantan. Hal tersebut untuk menghindari efek rangsangan bau (feromon) dari
induk jantan yang dapat mengakibatkan terjadinya pemijahan liar yang tidak
diikuti induk jantan. Induk betina yang telah terangsang akan mengeluarkan telur
yang akan menempel pada kakaban dengan sesekali meloncat ke udara. Induk
jantan akan mengeluarkan sperma yang mengarah pada telur-telur. Telur yang
telah terbuahi akan ditandai dengan warna transparan, sedangkan telur yang tidak
terbuahi ditandai dengan warna putih keruh. Proses pemijahan akan selesai di pagi
adalah agar indukan tidak memakan telur-telur yang sudah dikeluarkan dan telur-
bagi indukan beradaptasi hingga terangsang untuk memijah dan dalam 14 jam
induk koi telah memijah sepenuhnya. Proses pemijahan yang sudah selesai
ditandai dengan air pada bak pemijahan menjadi keruh dan terdapat gelembung-
Gambar 5. Pemijahan
Sumber : Data Pribadi,
2019
Kakaban harus selalu berada dalam air dan suhu tetap optimal agar telur
cara menambahkan batu sebagai pemberat pada beberapa sisi kakaban.Telur koi
akan mulai menetas dalam kurun waktu 2 – 3 hari dan paling lambat 5 hari.
Menurut Daelami (2010), agar telur ikan koi menetas dengan baik maka telur-
telur tersebut harus terendam di dalam air dengan suhu yang konstan. Jika suhu
terlalu dingin maka penetasan telur ikan koi akan berlangsung lama. Sedangkan
jika suhu terlalu tinggi telur-telur tidak dapat menetas dan akan membusuk.Telur
yang terbuahi oleh sperma akan terlihat berwarna putih bening dan transparan
sedangkan telur yang tidak terbuahi akan berwarna putih susuh atau keruh
(Pangreksa et al., 2016). Suhu yang normal dalam penetasan telur ikan koi adalah
antara 27oC – 30oC. Daya tetas telur setiap telur hasil pemijahan berbeda-beda
tergantung oleh beberapa faktor seperti suhu, salinitas, dan pH perairan. Selain itu
kualitas telur yang dihasilkan juga berpengaruh terhadap daya tetasnya.Telur yang
dihasilkan disampling dengan cara mengambil sampel telur setiap 5cm dari
panjang total kakaban. Jumlah telur per 5cm tersebut dikalikan dengan jumlah
dihasilkan.
Kakaban dapat dipindahkan dari kolam saat telur yang menempel padanya
untuk menghindari benih ikut terbawa. Setelah dipindahkan. kakaban dapat dicuci
Larva koi yang baru menetas masih membawa kuning telur sebagai
persediaan makan dan belum membutuhkan makanan dari luar. Larva mulai dapat
berupakuning telur (eggyolk). Larva yang berusia lebih dari 3 hari dapat diberikan
pakan berupa kuning telur yang telah direbus dan dicampurkan dengan air. Larva
yang telah berusia 1 – 4 minggu, dapat diberikan pakan berupa D-0 dan cacing
sutra (Tubifex sp.) Pemberian pakan dilakukan pada pagi dan sore hari sesuai
dengan pendapat Sumantadinata dkk (2002).Larva yang berusia tujuh hari setelah
Larva yang telah dipanen dari bak pemijahan kemudian di tebar di kolam
hari sekitar jam 16.00 WIB. Menurut Kusrini dkk. (2015), pemindahan larva ke
kolam pendederan dilakukan pada pagi hari atau sore hari untuk menghindari
suhu yang terlalu tinggi yang dapat menyebabkan kematian benih. Sebelum benih
ditebar, pastikan ketinggian air sudah mencapai 40 cm atau lebih agar fluktuasi
suhu kisarannya tidak terlalu besar. Pemberian pakan pada kolam pendederan I
sebanyak dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Pakan yang digunakan
dengan menaburkan pakan pada area pinggir kolam pada seluruh keliling kolam.
Pendederan benih tahap II, pakan yang diberikan berupa pelet yang lebih
kasar yaitu pelet dengan ukuran L2. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari
yaitu pagi dan sore secara ad libitum. Cara pemberian pakan sama dengan
pemberian pakan pada kolam pendederan I yaitu dengan menaburkan pakan pada
selama 30 hari.
adanya penyakit. Tidak adanya penyakit ini dikarenakan kualitas air kolam terjaga
dengan baik. Namun terdapat hama yang mengganggu kelangsungan hidup ikan
koi dan sering di temukan di kolam seperti telur keong mas (Pomacea
canaliculata). Keong mas yang telah menetas berada dalam air dapat menjadi
kompetitor bagi larva dan ikan koi untuk mendapatkan oksigen maupun nutrisi
yang terdapat pada perairan kolam. Selain merugikan karena sebagai kompetitor,
keong mas dapat berberan sebagai vektor atau pembawa parasit merugikan. Salah
satu parasit yang dibawa keong mas adalah parasit dari kelas digenea.
Penanggulangan hama keong mas ini dilakukan dengan cara pemanfaatan keong
mas sebagai pakan tamabahan ikan gabus (Damayanti, 2014). Menurut Prihatini
(2014), pencegahan hamatelur keong mas ini dapat dilakukan pada tahap
persiapan kolam, yaitu dengan pengeringan kolam dengan baik dan dengan
Gambar 6.
Hama Pembenihan Ikan Koi
Sumber: Data Pribadi, 2019
keberhasilan kegiatan pembenihan koi. Semakin tinggi daya dukung air terhadap
kelangsungan hidup koi, maka benih yang dihasilkan juga semakin berkualitas.
Pengukuran parameter kualitas air di IBAT Pandaan dilakukan setip hari pada
pagi hari (07.00 WIB) dan sore hari (16.00 WIB). Parameter kualitas air yang
diukur antara lain adalah suhu air melalui thermometer, pH air melalui pH meter
memastikan bahwa lingkungan hidup ikan koi telah memenuhi syarat teknis yang
baik dan benar. Hasil pengukuran kualitas air dapat dilihat pada Tabel 3.
Kolam
Kolam Kolam
Parameter Pemeliharaan Pemijahan Pendederan
Induk
Suhu (oC) 24,1 25,3 26,4
DO (mg/l) 7,1 5,5 7,2
pH 7,1 6,8 7,9
baik untuk kelangsungan hidup ikan koi. Hal tersebut sesuai dengan
persyaratan media air untuk koi dimana suhu berkisar antara 24 – 26, pH
berkisar antara 6,5 – 8, dan oksigen terlarut minimal 5 mg/L (SNI, 2011).
Kegiatan panen dilakukan saat benih telah masuk dalam tahap pendederan
I. Benih koi telah memiliki warna sesuai dengan pigmen yang dimiliki meskipun
belum terlihat sempurna. Warna itu pula yang akan digunakan dalam tahap
menggunakan serok. Ikan yang tertangkap dimasukkan ke dalam bak plastik dan
hari dan diberi pakan terlebih dahulu. Hal ini ditujukan agar ikan tidak mengalami
4.4 Pemasaran
dengan harga per ekor. Semakin bagus dan menarik corak pada tubuh benih koi,
semakin tinggi harga jualnya. Pemasaran benih koi di IBAT Pandaan belum
memiliki pasar yang pasti, namun mereka melakukan pemjualan pada pembeli
yang merupakan warga sekitar dan beberapa merupakan pembeli dari luar
kota.Pembelian benih koi dilakukan pada saat jam kerja mulai dari pukul 07.00
sampai 15.00 WIB dan berlokasi di PIH. Pembeli dapat memesan terlebih dahulu
via telepon untuk mengetahui ada tidaknya benih dan ukuran yang diinginkan,
kemudian benih yang dipesan dapat diantar (jika dalam jumlah banyak).
sepertiga bagian kantong plastik diisi air, sedangkan duapertiga bagian diisi
dengan oksigen.
4.5Analisis usaha
Revenue Cost Rasio (R/C) adalah sebesar 1,116. Analisis untuk mengetahui batas
nilai produksi suatu usaha mencapai batas impas yaitu tidak untung dan tidak rugi
disebut Break Even Point (BEP). Hal tersebut menunjukan bahwa titik impas
usaha terjadi saat volume produksi sebesar 7.393 dan harga sebesar Rp
9.183.Payback period adalah lama waktu yang diperlukan agar biaya investasi
pengembalian modal usaha pembenihan ikan koi adalah 7 bulan. Nilai R/C
tersebut menandakan bahwa usaha pembenihan ikan koi dikatakan layak karena
memiliki nilai R/C lebih besar daripada 1. Semakin tinggi nilai R/C maka tingkat
keuntungan suatu usaha juga akan semakin tinggi (Karim, 2005). Hal tersebut
menunjukan bahwa usaha pembenihan ikan koi di IBAT Pandaan layak untuk
dijalankan.
5.1 Kesimpulan
berlangsung selama dua sampai tiga hari. Larva yang berusia lebih dari 5 hari atau
ketika egg yolk telah habis, larva ditebar pada kolam pendederan. Pemeliharaan
larva hingga menjadi benih adalah pada pendederan I yaitu selama 21 hari.
Pandaan adalah terdapat hama berupa telur keong mas (Pomacea canaliculata)
yang mengganggu kelangsungan hidup ikan koi dan sering di temukan di kolam.
Penanggulangan hama keong mas ini dilakukan dengan cara pemanfaatan keong
5.2 Saran
Kendala dalam kegiatan pembenihan ikan koi dapat diatasi dengan cara
yaitu melakukan pengawasan secara optimal dan diikuti dengan penanganan yang
DAFTAR PUSTAKA
Arddhiagung,G.F., Putri, F.E., dan Nugroho, S.J. 2009. Budidaya Ikan Koi
(Cyprynus carpio) di Izhaku Koi Farm Belitar Jawa Timur. PKM Artikel
Ilmiah.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2013. Usaha Budidaya Ikan Hias. Diakses 18
November 2018.
Daelami, 2001. Usaha Pembenihan Ikan Hias Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta.
Effendi, I. 2014. Metode Biologi Ikan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 112 hal.
Ismoyo, Imama, H., Rijalluzzaman. 1994. Kamus Istilah Lingkungan. Bina Reka
Pariwara. Jakarta.
Mulia, D. S. 2003. Tingkat Infeksi Ektoparasit Protozoa Pada Benih Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) Di Balai Benih Ikan (BBI) Pandak dan Sidabowa,
Kabupaten Banyumas. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Muhammadiyah Purwokerto,hal. 1-11.
Natalist. 2003. Pengaruh Pemberian Tepung Wortel (Daucus carota l.) dalam
Pakan Buatan Terhadap Warna Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio l.).
Skripsi. Fakultas Teknobiologi. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.
Nazir, M. 1998. Metode penelitian. PT Ghalia Indonesia. Jakarta.
Prasetio, B. 2010. 23 Peluang Usaha TOP Bidang Agribisnis Pada CV. Andi
Offse. Yogyakarta.
Prasetya, N., Subekti, S., Dan Kismiyati. 2013. Prevalensi Ektoparasit Yang
Menyerang Benih Ikan Koi (Cyprinus Carpio) Di Bursa Ikan Hias
Prayitno, S.B. dan A. Sarono. 1996. Deskripsi Hama dan Penyakit pada Ikan Mas
(Cyprinus carpio) dan Udang. Pusat karantina Pertanian dan Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro.
SNI. 2011. Ikan Hias Koi (Cyprinus carpio) Syarat Mutu dan Penanganan. Badan
Standardisasi Nasional/BSN. SNI 7734-2011 (Koi).
Suryani. 2006. Budidaya Ikan Hias. PT. Intan Sejati. Klaten. hal 22 – 26.
LAMPIRAN
Laboratorium Aula
Asrama Mushola
Pakan Komersil
a. Fekunditas
160
= x 100 %
0,16
= 100.000
100.000 butir
b. FR (Fertilization Rate)
Fertilization rate adalah rata rata jumlah telur yang terbuahi oleh sperma.
78
= x 100 %
100
= 78%
Sehingga nilai Fertilization rate dari telur ikan koi adalah 78%
c. HR (Hatcing Rate)
Derajat penetasan (Hatcing Rate) adalah jumlah telur yang menetas dibagi
jumlah telur yang dibuahi dikalikan 100%. Perhitungan Hacthing rate (HR) dapat
33.000
= x 100%
78.00
= 42%
Sehingga nilai Hatching Rate dari telur ikan koi adalah 42%.
d. SR (Survival Rate )
hidup suatu jenis ikan dalam proses budidaya dari mulai awal ikan di tebar
sampai ikan panen. Perhitungan Survival Rate (SR) dapat dilihat sebagai berikut:
2750
= x 100%
4000
= 69%
1. Biaya Investasi
Total Rp58.180.000
2. Biaya Variabel
Total Rp9.125.000
3. Biaya Tetap
No Biaya Tetap Jumlah Harga per bulan Total Biaya per tahun
Total Rp64.800.000
4. Total Penerimaan
Total Rp82.500.000
5. Biaya Operasional
Biaya Operasional = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp64.800.000+ Rp9.125.000
= Rp73.925.000
6. Analisa Keuangan
a. Analisa Laba atau Rugi
Keuntungan = Penerimaan – Biaya Operasional
= Rp82.500.000– Rp73.925.000
= Rp8.575.000
untuk dijalankan.
untuk dilanjutkan.
untuk biaya investasi pada usaha pembenihan ikan koi adalah 7 bulan.
dicapai pada saat produksi usaha sebesar 7.393. Sementara nilai BEP harga
sebesar Rp9.183,23menunjukkan bahwa titik impas akan dicapai pada saat harga
06 Januari
21. 5.9 7 28 29.3 7 7
2019
07 Januari
22. 5.9 7.1 27.3 27.8 7.2 7.1
2019
08 Januari
23. 6 7.2 26.6 28 7.1 6.8
2019
09 Januari
24. 6 7.2 27.4 28.8 7.1 6.9
2019
10 Januari
25. 5.9 7 27.2 28.4 6.7 6.7
2019
11 Januari
26. 6 7.3 26.7 28.6 6.8 7
2019
12 Januari
27. 6.1 7.3 27.5 28 6.8 6.9
2019
13 Januari
28. 6.2 7.3 28.9 29.7 6.6 6.9
2019
14 Januari
29. 6.1 7.2 27.3 28.1 6.9 7
2019
15 Januari
30. 6.2 7.2 26.7 27.9 7.2 7.3
2019
16 Januari
31. 6.2 7.3 26.9 27.8 7.1 7.1
2019
17 Januari
32. - - - - - -
2019
07 Januari
22. 5.9 7.1 27.3 27.8 7.2 7.1
2019
08 Januari
23. 6 7.2 26.6 28 7.1 6.8
2019
09 Januari
24. 6 7.2 27.4 28.8 7.1 6.9
2019
10 Januari
25. 5.9 7 27.2 28.4 6.7 6.7
2019
11 Januari
26. 6 7.3 26.7 28.6 6.8 7
2019
12 Januari
27. 6.1 7.3 27.5 28 6.8 6.9
2019
13 Januari
28. 6.2 7.3 28.9 29.7 6.6 6.9
2019
14 Januari
29. 6.1 7.2 27.3 28.1 6.9 7
2019
15 Januari
30. 6.2 7.2 26.7 27.9 7.2 7.3
2019
16 Januari
31. 6.2 7.3 26.9 27.8 7.1 7.1
2019
17 Januari
32. - - - - - -
2019