KAJIAN PUSTAKA
2.1. Ikan Koi (Cyprinus carpio)
2.1.1. Klasifikasi Ilmiah Ikan Koi (Cyprinus carpio)
Menurut Effendi (1993) Ikan koi berasal dari keturunan ikan karper hitam
dan menghasilkan keturunan yang berwarna-warni. Ikan koi memiliki klasifikasi
yang sama dengan ikan mas sebagai berikut ;
Filum
Sub filum
Kelas
Ordo
Familyi
Genus
Spesies
: Chordata
: Vertebrata
: Osteichtyes
: Cypriniformei
: Cyprinidae
: Cyprinus
: Cyprinus carpio
10
11
pudar dan tidak indah lagi. Untuk menjaga kualitas koi yang tinggi dan sehat
faktor pertama yang harus diperhatikan adalah kualitas air (Lesmana 2001).
Kualitas air merupakan hal penting yang diperhatikan dalam budidaya
ikan. Air yang kurang baik akan menyebabkan ikan koi mudah terserang penyakit.
Kualitas air memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kelulusan hidup
dan pertumbuhan ikan. Rendahnya kualitas sifat fisik dan kimia air yang
digunakan pada tempattempat pembenihan akan berkaitan dengan rendahnya
produksi benih ikan. Sifatsifat fisik dan kimia air tersebut antara lain kecerahan,
oksigen terlarut, pH, CO2, suhu, kekeruhan, warna (Khairuman dan Sudenda
2002).
Kualitas lingkungan perairan adalah suatu kelayakan lingkungan perairan
untuk kisaran tertentu. Sementara itu, perairan ideal adalah perairan yang dapat
mendukung kehidupan organisme dalam menyelesaikan daur hidupnya (Boyd
1982). Kualitas air adalah suatu keadaan dan sifat-sifat fisik, kimia dan biologi
suatu perairan yang dibandingkan dengan persyaratan untuk keperluan tertentu,
seperti kualitas air untuk air minum, pertanian dan perikanan, rumah sakit,
industri dan lain sebagainya. Sehingga menjadikan persyaratan kualitas air
berbeda-beda sesuai dengan peruntukannya (Ismoyo 1994).
Ikan koi merupakan hewan yang hidup di daerah beriklim sedang dan
hidup pada daerah perairan tawar. Menurut SNI 7734-2011 persyaratan media air
untuk ikan koi sesuai Tabel 1.
Tabel 1. Persyaratan Media Air Untuk Ikan Koi
Jenis Uji
a. Fisika
Suhu
b. Kimia
pH
Oksigen Terlarut
Amonia
Nitrat
Nitrit
Satuan
Persyaratan
20 26
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
6,5 - 8
Min. 5
Maks. 0,02
Maks. 50
Maks. 0,2
12
Ikan koi merupakan ikan air tawar, akan tetapi ikan koi masih dapat hidup
pada air yang agak asin. Ikan koi masih bisa bertahan hidup pada air dengan
salinitas 10 ppt. Ikan koi hidup pada salinitas netral, akan tetapi ikan koi masih
bisa hidup pada salinitas yang agak basa. Kisaran pH yang dibutuhkan ikan koi
agar tumbuh sehat yaitu pada kisaran 6,5-8,5 sedangkan nilai kesadahan yang
dapat ditoleransi ikan koi adalah 20 mg/L CaCO3 (Effendi 1993).
2.4. Probiotik
Probiotik adalah bakteri hidup yang ditambahkan ke dalam pakan yang
dapat memberikan keuntungan bagi inang dengan memperbaiki keseimbangan
bakteri di dalam ususnya (Fuller 1992). Namun demikian, pengertian ini menjadi
berkembang bagi hewan akuatik yang berarti sebagai bakteri hidup yang
memberikan pengaruh menguntungkan bagi inang dengan memodifikasi
komunitas bakteri atau berasosiasi dengan inang, menjamin perbaikan dalam
penggunaan pakan atau memperbaiki nutrisinya, memperbaiki respon inang
terhadap penyakit atau memperbaiki kualitas lingkungannya (Verschuere et al.
2000).
Dewasanya pemakaian probiotik kedalam media pemeliharaan sudah
banyak digunakan pada ikan diduga mampu memperbaiki kualitas air dan
meningkatkan pertumbuhan. Seperti dinyatakan Tangko et al. (2007) bahwa
dalam bidang akuakultur penggunaan probiotik bertujuan menjaga keseimbangan
mikroba dan pengendalian patogen dalam saluran pencernaan, air, serta
lingkungan perairan melalui proses biodegradasi. Probiotik selain dapat
digunakan untuk memperbaiki kualitas pakan juga dapat dipakai untuk
memperbaiki kualitas air sehingga dapat meningkatkan kecernaan.
Menurut Fuller (1989) agen biologis disebut probiotik yang baik apabila
memenuhi karakter sebagai berikut:
1) Menguntungkan inangnya, 2) Mampu hidup walaupun tidak tumbuh di
intestinum inang, 3) Harus dapat hidup dan bermetabolisme di lingkungan usus,
resisten pada suhu rendah dan asam organik, 4) Dapat disiapkan sebagai produk
sel hidup dalam skala besar (industri), 5) Dapat menjaga stabilitas dan sintasannya
13
untuk waktu yang lama baik dalam penyimpanan maupun di lapangan, dan 6)
Tidak patogenik dan tidak menghasilkan senyawa toksik.
Jenis dan mekanisme kerja probiotik pada organisme akuatik berbagai
produk probiotik untuk aplikasi perikanan telah banyak dipasarkan dengan
berbagai variasi penggunanya, namun secara mendasar model kerja probiotik
dapat dikelompokkan menjadi tiga (Irianto 2003), yaitu :
1. Menekan populasi mikroba melalui kompetisi dengan memproduksi senyawasenyawa antimikroba atau melalui kompetisi nutrisi dan tempat pelekatan di
dinding intestinum.
2. Merubah metabolisme mikrobial dengan meningkatkan atau menurunkan
aktifitas enzim pengurai (selulase, protease, amilase, dll).
3. Menstimulasi imunitas melalui peningkatan kadar antibody organisme akuatik
atau aktivitas makrofag.
Probiotik juga dapat bekerja melalui mekanisme penguraian senyawa
toksik yang berada di perairan seperti NH3, NO2, NO3, mengurai bahan organik,
menekan populasi alga biru-hijau (blue-green algae), memproduksi vitamin yang
bermanfaat bagi inang, menetralisir senyawa toksik yang ada dalam makanan
serta perlindungan secara fisik inang dari patogen (Thye 2005). Probiotik
dianggap menguntungkan karena menghambat kolonisasi intestinum oleh mikroba
yang bersifat merugikan baik melalui mekanisme kompetisi nutrien maupun
kompetisi ruang serta mampu memproduksi senyawa-senyawa yang bersifat
antimikrobia. Probiotik bersifat menguntungkan bagi inangnya karena mampu
memperbaiki nutrisi dengan memproduksi vitamin-vitamin, detoksikasi pangan
maupun melalui aktivitas enzimatis (Fuller 1992).
Aplikasi pemberian bakteri probiotik dapat diberikan langsung ke dalam
media pemeliharaan (Reswana 2008; Masna 2010; Irawan 2012), melalui pakan
buatan atau pakan alami seperti Artemia (Widanarni et al., 2008). Bakteri
probiotik yang tekandung di dalam Starbact antara lain Bacillus sp., Aerobacter
sp., Lactobacillus
sp.,
Nitrobacter
sp.,
Nitrosomonas
sp.,
dan jamur
14
menciptakan kondisi kualitas air kolam yang optimal sehingga cocok untuk
digunakan dalam budidaya ikan.
Bacillus sp. bersifat aerob dan fakultatif anaerob serta merupakan salah
satu bakteri yang bermanfaat dalam proses pengolahan air limbah (Pelczar dan
Reid 1958 dalam Ishartanto 2009). Bacillus sp. merupakan bakteri gram positif
dengan sel berbentuk batang. Bacillus sp. sangat resisten terhadap kondisi yang
kurang baik seperti suhu, pH, dan salinitas sehingga distribusinya di alam sangat
luas.
Lactobacillus sp membantu penyerapan vitamin dan antioksidan serta
menghilangkan komponen beracun dari makanan, membantu membatasi
pertumbuhan bakteri patogen dalam usus. Sifat yang menguntungkan dari bakteri
Lactobacillus sp dalam bentuk probiotik adalah dapat digunakan untuk
mendukung peningkatan kesehatan. Bakteri tersebut berperan sebagai flora
normal dalam sistem pencernaan. Fungsinya adalah untuk menjaga keseimbangan
asam dan basa sehingga pH dalam kolon konstan. Bakteri asam laktat dapat
digunakan sebagai agensia pengendalian biologis terhadap mikroba patogen atau
parasit pada organisme akuakultur (diantaranya pada ikan, telur ikan dan
crustaceae), karena dapat bersifat antimikroba dan tidak berbahaya bagi
organisme akuakultur (Verschuere et al., 2000). Bakteri asam laktat yang masih
dapat hidup dan tertelan akan mencapai saluran usus dan sebagian akan menetap,
memperbanyak diri dan memproduksi komponen-komponen metabolit seperti
asam laktat yang dapat mengusir bakteri-bakteri patogen (Fardiaz et al., 1996).
Nitrosomonas sp. memiliki bentuk sel elips, rantai pendek, motil dan nonmotil, terdapat dalam bentuk konsorsium, berpasangan sebagai rantai pendek
maupun sendiri. Bakteri ini adalah bakteri gram negatif dan memiliki
sitomembran. Bakteri Nitrosomonas eutropha dan Nitrobacter winogradsky
mampu dengan baik mengoksidasi amoniak dalam media pemeliharaan. Semua
jenis Nitrosomonas menggunakan amonia (NH3) sebagai sumber energi selama
konversi kepada nitrit (NO2), nitrit yang telah dihasilkan oleh Nitrosomonas
dikonversi menjadi nitrat oleh Nitrobacter (Yani, 1999).
15
Jamur Saccharomyces sp. adalah fungi uniseluler yang juga disebut ragi,
berbentuk bulat atau oval, berukuran 5-12 m, bermultifikasi membentuk bud,
dan setelah dewasa akan pecah menjadi sel induk.
Strukturnya mempunyai
16
pergerakan, produksi organ seksual dan perawatan bagian tubuh atau mengganti
sel-sel yang rusak (Effendie 1997).
Terdapat dua macam pertumbuhan yaitu petumbuhan mutlak dan
pertumbuhan relatif. Pertumbuhan mutlak adalah pertambahan bobot atau panjang
ikan pada saat umur tertentu, sedangkan pertumbuhan relatif adalah perbedaan
antara ukuran pada akhir interval dengan ukuran pada awal interval dibagi dengan
ukuran pada awal interval. Pertumbuhan merupakan proses biologis yang
komplek dimana banyak faktor yang mempengaruhinya. Pertumbuhan dalam
individu adalah pertambahan jaringan akibat dari pembelahan sel secara mitosis.
Hal ini terjadi apabila ada kelebihan input energy dan asam amino (protein)
berasal dari makanan (Effendie 1997).
Pada pemeliharaan ikan ini kualitas air, kepadatan ikan, serta jumlah dan
kualitas pakan pun harus selalu diperhatikan. Kepadatan ikan sangat penting
untuk kenyamanan hidup. Ikan yang terlalu padat dapat menimbulkan stres karena
kualitas air cepat menjadi jelek. Bahkan, oksigen terlarut cepat habis. Selain itu,
pada ikan tertentu dapat terjadi gesekan antar ikan sehingga menimbulkan luka.
Akibatnya, penampilan ikan menjadi jelek atau bahkan dapat menimbulkan
kematian. Jumlah dan kualitas pakan merupakan faktor lain yang tidak kalah
penting. Bila pakannya terlalu sedikit, ikan akan sukar tumbuh. Sebaliknya bila
terlalu banyak, kondisi perairan akan menjadi jelek, terutama pakan buatan.
Pemberian pakan dengan frekuensi lebih sering dan jumlah yang tidak terlalu
banyak akan lebih baik dibanding diberikan sekaligus dalam jumlah banyak.
Dengan jumlah pakan yang mencukupi ikan akan tumbuh dengan baik (Alex
2011).
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal yang
meliputi keturunan, jenis kelamin, umur dan serangan penyakit. Dalam suatu
kultur, faktor keturunan mungkin dapat dikontrol dengan mengadakan seleksi
untuk mencari ikan yang baik pertumbuhannya. Tetapi jika alam tidak ada kontrol
yang dapat diterapkan seperti faktor jenis kelamin tidak dapat dikontrol. Ada ikan
betina pertumbuhannya lebih baik dari ikan jantan dan sebaliknya ada pula spesies
ikan yang tidak mempunyai perbedaan pertumbuhannya lebih baik dari ikan
17