Anda di halaman 1dari 10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1. Ikan Koi (Cyprinus carpio)
2.1.1. Klasifikasi Ilmiah Ikan Koi (Cyprinus carpio)
Menurut Effendi (1993) Ikan koi berasal dari keturunan ikan karper hitam
dan menghasilkan keturunan yang berwarna-warni. Ikan koi memiliki klasifikasi
yang sama dengan ikan mas sebagai berikut ;
Filum
Sub filum
Kelas
Ordo
Familyi
Genus
Spesies

: Chordata
: Vertebrata
: Osteichtyes
: Cypriniformei
: Cyprinidae
: Cyprinus
: Cyprinus carpio

2.1.2. Morfologi Ikan Koi (Cyprinus carpio)


Ikan koi termasuk ke dalam golongan ikan carp (karper). Harga koi sangat
ditentukan berdasarkan bentuk badan dan kualitas tampilan warna. Ikan koi
pertama kali dikenal pada dinasti Chin tahun 265 dan 361 Masehi. Koi dengan
keindahan warna dan tingkah laku seperti yang kita ketahui saat ini, mulai
dikembangkan di Jepang 200 tahun yang lalu di pegunungan Niigata oleh petani
Yamakoshi (Twigg, 2008).
Menurut Susanto (2000), tubuh ikan koi berbentuk seperti torpedo dengan
alat gerak berupa sirip. Sirip-sirip yang melengkapi bentuk morfologi ikan koi
adalah sirip punggung, sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sirip anus, dan
sirip ekor (Gambar 1).

Gambar 1. Ikan Koi Goromo


(Sumber: nextdaykoi.com)
Sirip pada koi terdiri atas jari-jari keras, jari-jari lunak, dan selaput sirip
yang berfungsi sebagai alat gerak (Gambar 2). Sirip punggung memiliki 3 jari-jari
keras dan 20 jari-jari lunak. Sirip perut hanya memiliki jari-jari lunak sebanyak 9
buah. Sirip anus memiliki 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak. Pada sisi badan
dari pertengahan batang sampai batang ekor terdapat gurat sisi yang berguna
sebagai penerima getaran suara. Garis ini terbentuk dari urat-urat yang ada di
sebelah dalam sisik yang membayang hingga keluar (Susanto, 2000).

Gambar 2. Morfologi Ikan koi


Sumber: Jason, http://www.fao.org

10

2.2. Perkembangan Ikan Koi Di Indonesia


Dewasa ini terdapat ratusan bahkan lebih jenis ikan hias dari berbagai
negara. Indonesia merupakan negara yang beruntung karena sebagian besar ikan
hias yang ada merupakan ikan tropis sehingga di Indonesia terdapat banyak jenis
ikan hias yang dapat dibudidayakan. Indonesia merupakan negara tropis yang
sangat cocok untuk budidaya berbagai jenis ikan hias air tawar dan iklimnya
memungkinkan ikan hias tersebut dapat bereproduksi sepanjang tahun (Alex
2011).
Pada awalnya ikan koi hanya memiliki warna tunggal yaitu hitam
(karasugoi dan sumigoi), merah (benigoi, higoi, akagoi), putih (shiromuji),
keemasan (kingoi), dan putih keperakan (gingoi) dan disilangkan sehingga
menghasilkan dua warna, tiga warna, lima warna dan multi warna. Seiring dengan
perkembangan teknik budidaya, koi yang pada awalnya hanya memiliki satu
warna saja saling disilangkan sehingga menghasilkan ikan koi yang memiliki dua
warna, tiga warna, bahkan lima warna. Ikan ini dapat dipelihara hampir di semua
tempat, gerak gerik ikan ini tampak simpatik, bahkan ada anggapan ikan koi dapat
membawa keuntungan bagi pemiliknya (Effendi 1993).
Memelihara koi adalah hobi yang menyenangkan dan diyakini dapat
mengurangi stress. Koi adalah ikan yang pintar dan bisa diajarkan untuk makan
dari tangan. Namun kadang seperti ikan rakus yang akan memakan semua apa saja
yang dilempar ke kolam. Koi juga dapat mendengar dan akan merespon suarasuara. Umumnya Koi mencapai ukuran 50% dari panjang ukuran koi dewasa
dalam 24 bulan, biasanya pertumbuhannya tergantung dari besarnya media
pemeliharaan. Juga faktor lain seperti kualitas air, oksigen, filtering, dan
makanan. Garis keturunan Koi juga sangat berpengaruh erat dengan kualitasnya.
Rata-rata ikan koi bisa hidup antara 20-30 tahun (Alex 2011).
2.3. Kualitas Air Untuk Ikan Koi
Kualitas air merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan ikan
koi. Meskipun ikan koi dapat hidup dan berkembang pada air yang berkualitas
buruk tetapi akan rentan terhadap serangan penyakit dan warna akan menjadi

11

pudar dan tidak indah lagi. Untuk menjaga kualitas koi yang tinggi dan sehat
faktor pertama yang harus diperhatikan adalah kualitas air (Lesmana 2001).
Kualitas air merupakan hal penting yang diperhatikan dalam budidaya
ikan. Air yang kurang baik akan menyebabkan ikan koi mudah terserang penyakit.
Kualitas air memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kelulusan hidup
dan pertumbuhan ikan. Rendahnya kualitas sifat fisik dan kimia air yang
digunakan pada tempattempat pembenihan akan berkaitan dengan rendahnya
produksi benih ikan. Sifatsifat fisik dan kimia air tersebut antara lain kecerahan,
oksigen terlarut, pH, CO2, suhu, kekeruhan, warna (Khairuman dan Sudenda
2002).
Kualitas lingkungan perairan adalah suatu kelayakan lingkungan perairan
untuk kisaran tertentu. Sementara itu, perairan ideal adalah perairan yang dapat
mendukung kehidupan organisme dalam menyelesaikan daur hidupnya (Boyd
1982). Kualitas air adalah suatu keadaan dan sifat-sifat fisik, kimia dan biologi
suatu perairan yang dibandingkan dengan persyaratan untuk keperluan tertentu,
seperti kualitas air untuk air minum, pertanian dan perikanan, rumah sakit,
industri dan lain sebagainya. Sehingga menjadikan persyaratan kualitas air
berbeda-beda sesuai dengan peruntukannya (Ismoyo 1994).
Ikan koi merupakan hewan yang hidup di daerah beriklim sedang dan
hidup pada daerah perairan tawar. Menurut SNI 7734-2011 persyaratan media air
untuk ikan koi sesuai Tabel 1.
Tabel 1. Persyaratan Media Air Untuk Ikan Koi

Jenis Uji
a. Fisika
Suhu
b. Kimia
pH
Oksigen Terlarut
Amonia
Nitrat
Nitrit

Sumber: SNI 7734-2011

Satuan

Persyaratan

20 26

mg/L
mg/L
mg/L
mg/L

6,5 - 8
Min. 5
Maks. 0,02
Maks. 50
Maks. 0,2

12

Ikan koi merupakan ikan air tawar, akan tetapi ikan koi masih dapat hidup
pada air yang agak asin. Ikan koi masih bisa bertahan hidup pada air dengan
salinitas 10 ppt. Ikan koi hidup pada salinitas netral, akan tetapi ikan koi masih
bisa hidup pada salinitas yang agak basa. Kisaran pH yang dibutuhkan ikan koi
agar tumbuh sehat yaitu pada kisaran 6,5-8,5 sedangkan nilai kesadahan yang
dapat ditoleransi ikan koi adalah 20 mg/L CaCO3 (Effendi 1993).
2.4. Probiotik
Probiotik adalah bakteri hidup yang ditambahkan ke dalam pakan yang
dapat memberikan keuntungan bagi inang dengan memperbaiki keseimbangan
bakteri di dalam ususnya (Fuller 1992). Namun demikian, pengertian ini menjadi
berkembang bagi hewan akuatik yang berarti sebagai bakteri hidup yang
memberikan pengaruh menguntungkan bagi inang dengan memodifikasi
komunitas bakteri atau berasosiasi dengan inang, menjamin perbaikan dalam
penggunaan pakan atau memperbaiki nutrisinya, memperbaiki respon inang
terhadap penyakit atau memperbaiki kualitas lingkungannya (Verschuere et al.
2000).
Dewasanya pemakaian probiotik kedalam media pemeliharaan sudah
banyak digunakan pada ikan diduga mampu memperbaiki kualitas air dan
meningkatkan pertumbuhan. Seperti dinyatakan Tangko et al. (2007) bahwa
dalam bidang akuakultur penggunaan probiotik bertujuan menjaga keseimbangan
mikroba dan pengendalian patogen dalam saluran pencernaan, air, serta
lingkungan perairan melalui proses biodegradasi. Probiotik selain dapat
digunakan untuk memperbaiki kualitas pakan juga dapat dipakai untuk
memperbaiki kualitas air sehingga dapat meningkatkan kecernaan.
Menurut Fuller (1989) agen biologis disebut probiotik yang baik apabila
memenuhi karakter sebagai berikut:
1) Menguntungkan inangnya, 2) Mampu hidup walaupun tidak tumbuh di
intestinum inang, 3) Harus dapat hidup dan bermetabolisme di lingkungan usus,
resisten pada suhu rendah dan asam organik, 4) Dapat disiapkan sebagai produk
sel hidup dalam skala besar (industri), 5) Dapat menjaga stabilitas dan sintasannya

13

untuk waktu yang lama baik dalam penyimpanan maupun di lapangan, dan 6)
Tidak patogenik dan tidak menghasilkan senyawa toksik.
Jenis dan mekanisme kerja probiotik pada organisme akuatik berbagai
produk probiotik untuk aplikasi perikanan telah banyak dipasarkan dengan
berbagai variasi penggunanya, namun secara mendasar model kerja probiotik
dapat dikelompokkan menjadi tiga (Irianto 2003), yaitu :
1. Menekan populasi mikroba melalui kompetisi dengan memproduksi senyawasenyawa antimikroba atau melalui kompetisi nutrisi dan tempat pelekatan di
dinding intestinum.
2. Merubah metabolisme mikrobial dengan meningkatkan atau menurunkan
aktifitas enzim pengurai (selulase, protease, amilase, dll).
3. Menstimulasi imunitas melalui peningkatan kadar antibody organisme akuatik
atau aktivitas makrofag.
Probiotik juga dapat bekerja melalui mekanisme penguraian senyawa
toksik yang berada di perairan seperti NH3, NO2, NO3, mengurai bahan organik,
menekan populasi alga biru-hijau (blue-green algae), memproduksi vitamin yang
bermanfaat bagi inang, menetralisir senyawa toksik yang ada dalam makanan
serta perlindungan secara fisik inang dari patogen (Thye 2005). Probiotik
dianggap menguntungkan karena menghambat kolonisasi intestinum oleh mikroba
yang bersifat merugikan baik melalui mekanisme kompetisi nutrien maupun
kompetisi ruang serta mampu memproduksi senyawa-senyawa yang bersifat
antimikrobia. Probiotik bersifat menguntungkan bagi inangnya karena mampu
memperbaiki nutrisi dengan memproduksi vitamin-vitamin, detoksikasi pangan
maupun melalui aktivitas enzimatis (Fuller 1992).
Aplikasi pemberian bakteri probiotik dapat diberikan langsung ke dalam
media pemeliharaan (Reswana 2008; Masna 2010; Irawan 2012), melalui pakan
buatan atau pakan alami seperti Artemia (Widanarni et al., 2008). Bakteri
probiotik yang tekandung di dalam Starbact antara lain Bacillus sp., Aerobacter
sp., Lactobacillus

sp.,

Nitrobacter

sp.,

Nitrosomonas

sp.,

dan jamur

Saccharomyces sp., merupakan bakteri probiotik yang bermanfaat untuk

14

menciptakan kondisi kualitas air kolam yang optimal sehingga cocok untuk
digunakan dalam budidaya ikan.
Bacillus sp. bersifat aerob dan fakultatif anaerob serta merupakan salah
satu bakteri yang bermanfaat dalam proses pengolahan air limbah (Pelczar dan
Reid 1958 dalam Ishartanto 2009). Bacillus sp. merupakan bakteri gram positif
dengan sel berbentuk batang. Bacillus sp. sangat resisten terhadap kondisi yang
kurang baik seperti suhu, pH, dan salinitas sehingga distribusinya di alam sangat
luas.
Lactobacillus sp membantu penyerapan vitamin dan antioksidan serta
menghilangkan komponen beracun dari makanan, membantu membatasi
pertumbuhan bakteri patogen dalam usus. Sifat yang menguntungkan dari bakteri
Lactobacillus sp dalam bentuk probiotik adalah dapat digunakan untuk
mendukung peningkatan kesehatan. Bakteri tersebut berperan sebagai flora
normal dalam sistem pencernaan. Fungsinya adalah untuk menjaga keseimbangan
asam dan basa sehingga pH dalam kolon konstan. Bakteri asam laktat dapat
digunakan sebagai agensia pengendalian biologis terhadap mikroba patogen atau
parasit pada organisme akuakultur (diantaranya pada ikan, telur ikan dan
crustaceae), karena dapat bersifat antimikroba dan tidak berbahaya bagi
organisme akuakultur (Verschuere et al., 2000). Bakteri asam laktat yang masih
dapat hidup dan tertelan akan mencapai saluran usus dan sebagian akan menetap,
memperbanyak diri dan memproduksi komponen-komponen metabolit seperti
asam laktat yang dapat mengusir bakteri-bakteri patogen (Fardiaz et al., 1996).
Nitrosomonas sp. memiliki bentuk sel elips, rantai pendek, motil dan nonmotil, terdapat dalam bentuk konsorsium, berpasangan sebagai rantai pendek
maupun sendiri. Bakteri ini adalah bakteri gram negatif dan memiliki
sitomembran. Bakteri Nitrosomonas eutropha dan Nitrobacter winogradsky
mampu dengan baik mengoksidasi amoniak dalam media pemeliharaan. Semua
jenis Nitrosomonas menggunakan amonia (NH3) sebagai sumber energi selama
konversi kepada nitrit (NO2), nitrit yang telah dihasilkan oleh Nitrosomonas
dikonversi menjadi nitrat oleh Nitrobacter (Yani, 1999).

15

Jamur Saccharomyces sp. adalah fungi uniseluler yang juga disebut ragi,
berbentuk bulat atau oval, berukuran 5-12 m, bermultifikasi membentuk bud,
dan setelah dewasa akan pecah menjadi sel induk.

Strukturnya mempunyai

dinding polisakarida tebal yang menutup protoplasma. Keuntungan umum yang


diperoleh dari kultur Saccharomyces sp. hidup adalah meningkatkan pertambahan
bobot badan, efisiensi ransum, dan feed intake (Shin, 1966 dalam Haetami et al.,
2008).
2.5.Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup adalah perbandingan jumlah ikan yang hidup pada
akhir suatu periode dengan jumlah ikan yang hidup pada awal periode (Effendi
1979). Kelangsungan hidup dipengaruhi oleh dua faktor yaitu dari dalam ikan itu
sendiri dan faktor dari lingkungan luar. Faktor dari dalam diantaranya umur ikan,
ukuran, dan kemampuan ikan beradaptasi dengan lingkungan. Sedangkan faktor
dari luar meliputi kondisi fisik-kimia dan media biologi, ketersedian makanan,
kompetisi antar ikan dalam mendapatkan makanan apabila jumlah makanan dalam
media pemeliharaan kurang mencukupi, serta proses penanganan ikan yang
kurang baik (Royce 1972). Kualitas air berupa parameter fisik dan kimia yang
tidak stabil akan mempengaruhi kelangsungan hidup organisme akuatik dalam
melakukan aktivitas (Zonneveld et al. 1991).
Kelangsungan hidup ikan koi sangat bergantung pada kondisi perairan
tempat hidupnya. Mengingat besarnya potensi pencemaran perairan akibat racun
yang ditimbulkan dari sisa pakan dan kotoran sisa metabolisme yang mengendap
di dasar perairan (Alex 2011).
2.6. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran panjang atau bobot tubuh dalam
waktu tertentu. Pertumbuhan dalam suatu individu disebabkan oleh pertambahan
jaringan akibat pembelahan sel secara mitosis. Hal ini terjadi apabila ada
kelebihan input energi dan asam amino (protein) yang berasal dari makanan.
Makanan tersebut akan digunakan oleh tubuh untuk metabolisme dasar,

16

pergerakan, produksi organ seksual dan perawatan bagian tubuh atau mengganti
sel-sel yang rusak (Effendie 1997).
Terdapat dua macam pertumbuhan yaitu petumbuhan mutlak dan
pertumbuhan relatif. Pertumbuhan mutlak adalah pertambahan bobot atau panjang
ikan pada saat umur tertentu, sedangkan pertumbuhan relatif adalah perbedaan
antara ukuran pada akhir interval dengan ukuran pada awal interval dibagi dengan
ukuran pada awal interval. Pertumbuhan merupakan proses biologis yang
komplek dimana banyak faktor yang mempengaruhinya. Pertumbuhan dalam
individu adalah pertambahan jaringan akibat dari pembelahan sel secara mitosis.
Hal ini terjadi apabila ada kelebihan input energy dan asam amino (protein)
berasal dari makanan (Effendie 1997).
Pada pemeliharaan ikan ini kualitas air, kepadatan ikan, serta jumlah dan
kualitas pakan pun harus selalu diperhatikan. Kepadatan ikan sangat penting
untuk kenyamanan hidup. Ikan yang terlalu padat dapat menimbulkan stres karena
kualitas air cepat menjadi jelek. Bahkan, oksigen terlarut cepat habis. Selain itu,
pada ikan tertentu dapat terjadi gesekan antar ikan sehingga menimbulkan luka.
Akibatnya, penampilan ikan menjadi jelek atau bahkan dapat menimbulkan
kematian. Jumlah dan kualitas pakan merupakan faktor lain yang tidak kalah
penting. Bila pakannya terlalu sedikit, ikan akan sukar tumbuh. Sebaliknya bila
terlalu banyak, kondisi perairan akan menjadi jelek, terutama pakan buatan.
Pemberian pakan dengan frekuensi lebih sering dan jumlah yang tidak terlalu
banyak akan lebih baik dibanding diberikan sekaligus dalam jumlah banyak.
Dengan jumlah pakan yang mencukupi ikan akan tumbuh dengan baik (Alex
2011).
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal yang
meliputi keturunan, jenis kelamin, umur dan serangan penyakit. Dalam suatu
kultur, faktor keturunan mungkin dapat dikontrol dengan mengadakan seleksi
untuk mencari ikan yang baik pertumbuhannya. Tetapi jika alam tidak ada kontrol
yang dapat diterapkan seperti faktor jenis kelamin tidak dapat dikontrol. Ada ikan
betina pertumbuhannya lebih baik dari ikan jantan dan sebaliknya ada pula spesies
ikan yang tidak mempunyai perbedaan pertumbuhannya lebih baik dari ikan

17

jantan. Tercapainya kematangan gonad untuk pertama kali kiranya mempengaruhi


pertumbuhan yaitu kecepatan pertumbuhan menjadi lambat (Huet 1971).

Anda mungkin juga menyukai