Anda di halaman 1dari 105

Digital

Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

TOKSISITAS GRANULA EKSTRAK BIJI SRIKAYA (Annona squamosa L.)


TERHADAP MORTALITAS LARVA NYAMUK Culex sp. DAN
PEMANFAATANNYA SEBAGAI BUKU ILMIAH POPULER

SKRIPSI

Oleh:

Febriana Arumsari
NIM. 150210103031

Dosen Pembimbing Utama : Dr. Dwi Wahyuni, M.Kes


Dosen Pembimbing Anggota : Kamalia Fikri, S.Pd,. M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019

i
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

TOKSISITAS GRANULA EKSTRAK BIJI SRIKAYA (Annona squamosa L.)


TERHADAP MORTALITAS LARVA NYAMUK Culex sp. DAN
PEMANFAATANNYA SEBAGAI BUKU ILMIAH POPULER

SKRIPSI

Oleh:

Febriana Arumsari
NIM. 150210103031

Dosen Pembimbing Utama Dr. Dwi Wahyuni, M.Kes


Dosen Pembimbing Anggota Kamalia Fikri, S.Pd,. M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019

ii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

PERSEMBAHAN

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala kelimpahan rahmat serta hidayah-
Nya, dan sholawat serta salam tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, Saya
sembahkan skripsi ini dengan segala cinta dan sayang kepada:

1. Ayahanda tercinta Alm. Bapak Kusni Eko Prastyo dan Ibu Umi Dian Kurniati
tercinta, yang selalu memberikan cinta dan motivasi yang begitu tulus tanpa
henti serta doa dan harapan yang selalu mengalir dalam setiap doa kepada
Allah SWT untuk keberhasilan dan kesuksesan Febriana putri terkasih.
2. Keluarga besar saya tersayang Mas Dody Dian Eko Prastyo, Mbak Sulasah,
Adik Rico Budi Tricahyono dan Dyah Ayu Septi A., Sepupu Faiza Adilla
Husna, Sepupu Chalista Haura Alsava, dan Mas Angga Prayogi yang telah
memberikan dukungan dan motivasi.
3. Guru-guru sejak SD sampai SMA dan Semua Dosen khususnya Dosen
Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Jember yang telah
memberikan segenap ilmunya serta memberikan bimbingan dengan penuh
kesabaran dan keikhlasan.
4. Almamater Program Studi Pendidikan Biologi fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas jember yang menjadi kebanggaanku.

iii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

MOTTO

‫هَّسَ َف َّنل ُُ َدد ََّ ُوا اَمَّنِ َإد ََدََ َوا َْ َن َمو‬
"Barang siapa yang bersungguh sungguh, sesungguhnya kesungguhan tersebut untuk
kebaikan dirinya sendiri"
(Qs. Al-Ankabut: 6)1)

‫ِو‬
‫ووََ َْوقِتَُو‬ ‫ل َُُْ َكمِّ ُإ ُع ُوي‬
‫وه ِو‬
"Bertaqwalah kepada Allah, maka Dia akan membimbingmu. Sesungguhnya Allah
mengetahui segala sesuatu"
(Qs. Al Baqarah: 282)1)

____________________________________________________________________
1) Kementrian‫و‬Agama‫و‬RI.‫و‬2014.‫و‬Alqur’an‫و‬Al-Karim dan terjemahannya. Surabaya:
PT. Halim Publishing dan Distributing.

iv
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Febriana Arumsari

NIM : 150210103031
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul
“Toksisitas‫و‬Granula‫و‬Ekstrak‫و‬Biji‫و‬Srikaya‫(و‬Annona squamosa L.) terhadap Mortalitas
Larva Nyamuk Culex sp. dan Pemanfaatannya Sebagai‫و‬Buku‫و‬Ilmiah‫و‬Populer”‫و‬adalah‫و‬
benar-benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya
dan belum pernah diajukan pada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya
bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya dengan sikap ilmiah yang
harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, tanpa adanya
tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik
jika ternyata kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 2019
Yang menyatakan,

Febriana Arumsari
NIM. 150210103031

v
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

SKRIPSI

TOKSISITAS GRANULA EKSTRAK BIJI SRIKAYA (Annona squamosa L.)


TERHADAP MORTALITAS LARVA NYAMUK Culex sp. DAN
PEMANFAATANNYA SEBAGAI BUKU ILMIAH POPULER

Oleh:

Febriana Arumsari
NIM. 150210103031

Pembimbing :

Dosen Pembimbing Utama : Dr. Dwi Wahyuni, M.Kes


Dosen Pembimbing Anggota : Kamalia Fikri, S.Pd. M.Pd

vi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

PERSETUJUAN

TOKSISITAS GRANULA EKSTRAK BIJI SRIKAYA (Annona squamosa L.)


TERHADAP MORTALITAS LARVA NYAMUK Culex sp. DAN
PEMANFAATANNYA SEBAGAI BUKU ILMIAH POPULER

SKRIPSI

Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan dan mencapai gelar Sarjana (S1)
pada Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:
Nama Mahasiswa : Febriana Arumsari
NIM : 150210103031
Jurusan : Pendidikan MIPA
Progam Studi : Pendidikan Biologi
Angkatan Tahun : 2015
Daerah Asal : Kediri
Tempat, Tanggal Lahir : Kediri, 01 Februari 1997

Disetujui oleh
Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Anggota

Dr. Dwi Wahyuni, M.Kes Kamalia Fikri, S.Pd., M.Pd


NIP. 19600309 198702 2 002 NIP. 19840223 201012 2 004

vii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

PENGESAHAN

Skripsi‫ و‬yang‫ و‬berjudul‫“ و‬Toksisitas‫ و‬Granula‫ و‬Ekstrak‫ و‬Biji‫ و‬Srikaya‫( و‬Annona


squamosa L.) terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Culex sp. dan Pemanfaatannya
Sebagai‫و‬Buku‫و‬Ilmiah‫و‬Populer”‫و‬ini‫و‬telah‫و‬diuji‫و‬dan‫و‬disahkan‫و‬pada:

Hari, tanggal :
Tempat : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember

Tim Penguji:
Ketua, Sekretaris,

Dr. Dwi Wahyuni, M.Kes Kamalia Fikri, S.Pd., M.Pd


NIP. 19600309 198702 2 002 NIP. 19840223 201012 2 004

Anggota I, Anggota II,

Prof. Dr. Joko Waluyo, M.Si Mochammad Iqbal, S.Pd., M.Pd.,


NIP. 19571028 198503 1 001 NIP. 19880120 201212 1 001

Mengesahkan,
Dekan FKIP Universitas Jember

Prof. Drs. Dafik, M.Sc., Ph.D


NIP. 19680802 199303 1 004

viii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

RINGKASAN

Toksisitas Granula Ekstrak Biji Srikaya (Annona squamosa L.) terhadap


Mortalitas Larva Nyamuk Culex sp. dan Pemanfaatannya Sebagai Buku Ilmiah
Populer; Febriana Arumsari, 150210103031; 122 halaman; Program Studi
Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Jember.

Nyamuk merupakan salah satu jenis serangga yang dapat merugikan


kesehatan manusia karena peranannya sebagai vektor penyakit. Nyamuk Culex sp.
meruapak jenis nyamuk yang dapat membawa mikrofilaria penyebab Filariasis
(penyakit kaki gajah). Filariasis (penyakit kaki gajah) merupakan penyakit menular
menahun yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening. Penyakit ini dapat
merusak sistem limfe, menimbulkan pembengkakakn pada tangan kaki, glandula
mamae, dan scrotum, menimbulkan cacat seumur hidup serta stigma sosial bagi
keluarga. Program eliminasi filariasis di Indonesia dimulai pada tahun 2002. Menurut
Kemenkes RI (2016) pada tahun 2014, bahwa program eliminasi filariasis menjadi
prioritas nasional dan diharapkan filariasis tidak menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia pada tahun 2020. Di Indonesia tercatat terdapat sebanyak 29
provinsi dan 239 kabupaten/kota endemis filariasi. Jumlah penderita yang dilaporkan
dari 231 kabupaten/kota sebanyak 6233 orang telah terinfeksi, data tersebut belum
mencakup seluruh wilayah karena tidak semua kabupaten/kota melaporkannya.
Secara epidemiologi, lebih dari 120 juta penduduk di Indonesia berada didaerah yang
beresiko tinggi tertular filariasis. Sampai akhir tahun 2014, terdapat 235
kabupaten/kota endemis filariasis dari 511 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember 2018, menyatakan bahwa
pada periode 2013-2018 telah terjadi kasus filariasis di beberapa daerah Kabupaten
Jember, Jawa Timur yaitu di daerah Tempuhrejo, Sumberbaru, Ajung, Tanggul, dan
Ledokombo. Hal tersebut disebabkan oleh perubahan iklim dan rendahnya kesadaran
untuk menjaga lingkungan. Sehingga masyarakat harus mampu mengenali dan

ix
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi


penyebaran penyakit kaki gajah. Pengendalian vektor demam berdarah dapat
dilakukan melalui pemberantasan larva nyamuk. melalui pemberian insektisida
sintesik berupa butiran temefos 1% terbukti ampuh untuk memberantas jentik
nyamuk selama 8-12 minggu (WHO, 2005). Penggunaan insektisida sintetik
khususnya larvasida menimbulkan beberapa efek, diantaranya adalah resistensi
terhadap serangga, pencemaran lingkungan, dan residu insektisida. Upaya untuk
mengurangi efek tersebut, maka diupayakan penggunaan insektisida alami untuk
mengendalikan larva Culex sp. Secara umum insektisida alami diartikan sebagai
pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan.
Tumbuhan yang mempunyai potensi sebagai larvasida botani adalah biji srikaya
(Annona squamosa L.). Biji srikaya mengandung senyawa kimia tanin dan annonain
yang terdiri dari squamosin dan asimisin yang dapat berperan sebagai insektisida,
larvasida, penolak serangga (repellent), dan anti-feedant dengan cara kerja sebagai
racun kontak dan perut. Kandungan senyawa kimia dalam biji srikaya agar dapat
digunakan lebih efektif dalam penggunaannya maka diperlukan suatu sediaan yaitu
dalam bentuk granula ekstrak. Kelebihan dari granula ekstrak diantaranya yaitu lebih
tahan terhadap udara, mudah diaplikasikan, lebih praktis dalam penggunaan serta
memiliki resiko rendah apabila terjadi dose dumping.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas granula ekstrak biji
sriakaya (Annona squamosa L.) terhadap mortalitas larva nyamuk Culex sp. dalam
waktu dedah 24 jam. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ekologi dan
toksikologi Pendidikan Biologi, Universitas Jember. Penelitian diawali dengan
pembelian larva nyamuk Culex sp. di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur,
pembuatan berbagai serial konsentrasi yang dibutuhkan. Kemudian memsaukkan 20
Larva Culex sp. pada setiap serial konsnetrasi dan melakuakn pengulangan sebanyak
4 kali pada setiap serial konsentrasi. Pengamatan kematian larva dilakukan dalam
waktu dedah 24 jam. Penentuan LC50 diperoleh dari perhitungan dengan
menggunakan analisis probit program komputer Minitab 18.

x
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

Hasil penelitian menunjukkan LC50 granula ekstrak biji srikaya (Annona


squamosa L.) adalah sebesar 9,14267 ppm dalam waktu dedah 24 jam. Senyawa katif
alkaloid annonain biji srikaya bekerja sebagai racun perut, racun kontak dan racun
saraf, sedangkan acetogenin squamocin bekerja sebagai racun perut dan racun kontak.
Hasil dari penelitian tentang toksisitas granula ekstrak biji srikaya (Annona
squamosa L.) terhadap mortalitas larva nyamuk Culex sp. dibuat suatu produk berupa
buku ilmiah populer sebagai bacaan untuk masyarakat umum. Berdasarkan rata-rata
nilai hasil uji validasi yang telah diperoleh dari 4 validator yaitu, dosen pertama
sebagai ahli materi diperoleh persentasi hasil validasi sebesar 80%, dosen kedua
sebagai ahli media dan pengembangan,diperoleh persentase hasil validasi sebesar
76,8%, serta 2 masyarakat pengguna diperoleh rerata persentase nilai validasi sebesar
89%, sehingga nilai hasil validasi buku yang telah dibuat dapat dikatakan bahwa
buku ilmiah populer ini layak digunakan sebagai bacaan bagi masyarakat umum
dengan revisi yang telah dilakukan oleh penulis. Hal ini telah membuktikan bahwa
kaidah, sistematika, dan gaya bahasa karya tulis ilmiah yang terdapat dalam buku ini
telah sesuai sehingga dapat dijadikan sebagai buku bacaan masyarakat umum.

xi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

PRAKATA

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya sehingga penulisan
skripsi‫و‬yang‫و‬berjudul‫“و‬Toksisitas Granula Ekstrak Biji Srikaya (Annona squamosa L.)
terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Culex sp. dan Pemanfaatnya sebagai Buku Ilmiah
Populer” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) Program Studi
Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jember.
Penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof. Drs. Dafik, M.Sc., Ph.D selaku Dekan fakultas keguruan dan ilmu
Pendidikan Universitas Jember.
2. Dr. Dwi Wahyuni, M.Kes., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.
3. Dr. Iis Nur Asyiah, S.P., M.P selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember.
4. Dr. Dwi Wahyuni, M.Kes., selaku Pembimbing Utama yang telah
meluangkan waktu, pikiran, dan perhatian dalam penulisan skripsi ini.
5. Ibu Kamalia Fikri, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing Anggota yang
telah meluangkan waktu, pikiran, dan perhatian dalam penulisan skripsi ini.
6. Prof. Dr. Joko Waluyo, M.Si., selaku Dosen Penguji Utama yang telah
meluangkan waktu, pikiran, dan perhatian dalam penulisan skripsi ini.
7. Bapak Mohammad Iqbal, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Penguji Anggota yang
telah meluangkan waktu, pikiran, dan perhatian dalam penulisan skripsi ini.

xii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

8. Bapak Mohammad Iqbal, S.Pd., M.Pd., selaku validator sebagai ahli materi
yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan perhatian dalam penulisan produk
buku ilmiah populer ini.
9. Ibu Ika Lia N, S.Pd., M.Pd., selaku validator sebagai ahli media dan
pengembangan yang telah meluangkan waktu, pikiran dan perhatian dalam
penulisan produk buku ilmiah populer ini.
10. Semua dosen Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember atas semua ilmu
yang telah diberikan selama saya menjadi mahasiswa.
11. Alm. Ayah Kusni Eko Prastyo dan Ibu Umi Dian Kurniati yang selalu
memberikan kasih sayang dan cinta tulus.
12. Bapak Tamyis, mas Enki, mbak Evi dan mas Pendik selaku teknisi
laboratorium di Program Studi Pendidikan Biologi.
13. Teman-teman seperjuangan Group Research Yesi Efriliana, Lutfiah Hasanah,
Yolanda Eka P., Kartika Tan K., dan Rovita Dwi M., yang telah saling
membantu dan memotivasi satu sama lain.
14. Sahabat Yesi E., Lutfiah H., Meiliana D.C, Della Mahda Yunita dan Group
IMAKA (Ikatan Mahasiswa Kadiri) yang saling mensuport dan memotivasi
satu sama lain.
15. Sahabat Pendidikan Biologi angkatan 2015 yang saling berbagi motivasi satu
sama lain.
16. Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat.
Jember, Juli 2019

Penulis

xiii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... v
HALAMAN PEMBIMBING ....................................................................... vi
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... vii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... viii
RINGKASAN ................................................................................................ ix
PRAKATA ..................................................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xx
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 4
1.3 Tujuan Peneitian ....................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 4
1.5 Batasan Masalah ....................................................................... 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6
2.1 Nyamuk Culex sp. ..................................................................... 6
2.1.1 Klasifikasi Nyamuk Culex sp. .......................................... 6
2.1.2 Morfologi Nyamuk Culex sp. ........................................... 6
2.1.3 Siklus Hidup Nyamuk Culex sp. ....................................... 10
2.1.4 Habitat dan Perilaku Nyamauk Culex sp. ......................... 13

xiv
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hidup Nyamuk


Culex sp. .................................................................................... 14
2.3 Insektisida .................................................................................. 15
2.3.1 Insektisida Kimia ............................................................... 15
2.3.2 Insektisida Nabati .............................................................. 16
2.3.3 Cara Kerja Insektisida ....................................................... 16
2.4 Tanaman Srikaya ..................................................................... 17
2.4.1 Klasifikasi Tanaman Srikaya (Annona squamosa L.) ...... 17
2.4.2 Morfologi Tanaman Srikaya (Annona squamosa L.) ....... 17
2.4.3 Kandungan Kimia pada Biji Srikaya (Annona squamosa
L.) ............................................................................................... 18
2.5 Granula ...................................................................................... 20
2.6 Buku Ilmiah Populer ................................................................ 22
2.7 Kerangka Berfikir ..................................................................... 23
2.8 Hipotesis .................................................................................... 24
BAB 3. METODE PENELITIAN ................................................................ 25
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................... 25
3.2 Tempat dan Waktu ................................................................... 25
3.3 Identifikasi Variabel Penelitian ............................................... 25
3.3.1 Variabel Bebas (independent variable) ............................ 25
3.3.2 Variabel Terikat (dependent variabel) .............................. 25
3.3.3 Variabel Kontrol ............................................................... 25
3.4 Alat dan Bahan Penelitian ....................................................... 26
3.4.1 Alat Penelitian ................................................................... 26
3.4.2 Bahan Penelitian ............................................................... 26
3.5 Kriteria dan Jumlah Sampel .................................................... 26
3.5.1 Kriteria Sampel ................................................................. 26
3.5.2 Jumlah Sampel .................................................................. 26
3.6 Definisi Operasional ................................................................. 27

xv
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

3.7 Desain Penelitian ...................................................................... 28


3.7.1 Subjek Penelitian .............................................................. 28
3.7.2 Desain Uji Pndahuluan ...................................................... 28
3.7.3 Desain Uji Akhir ................................................................ 29
3.8 Prosedur Penelitian .................................................................. 29
3.8.1 Tahap Persiapan ................................................................ 29
3.8.2 Tahap Uji Pndahuluan ...................................................... 30
3.8.3 Tahap Pengujian Akhir ..................................................... 31
3.9 Analisis Data .............................................................................. 32
3.8.1 Analisis Data Penelitian .................................................... 32
3.8.2 Analisis Hasil Validasi Buku Ilmiah Populer ................... 33
3.10 Alur Penelitian ........................................................................ 36
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 37
4.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 37
4.1.1 Identifikasi Larva Nyamuk Culex sp. ............................... 37
4.1.2 Hasil Uji Pendahuluan ...................................................... 39
4.1.3 Hasil Pengujian Akhir ........................................................ 40
4.1.4 Toksisitas LC50 Granula Ekstrak Biji Srikaya (Annona
squamosa L.) .................................................................... 42

4.1.5 Buku Ilmiah Populer ......................................................... 43


4.2 Pembahasan ............................................................................... 44
4.2.1 Uji ToksisitasLethal Concentration (LC50) Granula
Ekstrak Biji Srikaya (Annona squamosa L.) terhadap
Mortalitas Larva Nyamuk Culex sp. dalam Waktu
Dedah 24 Jam ................................................................ 45

4.2.2 Kelayakan Buku Ilmiah Populer ....................................... 50


BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 54
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 54
5.2 Saran .......................................................................................... 54

xvi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 55


LAMPIRAN ................................................................................................... 65

xvii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Nyamuk Culex sp. betina ......................................................... 7
Gambar 2.2 Bagian-bagian tubuh larva nyamuk Culex sp. .......................... 9
Gamber 2.3 Siklus hidup nyamuk Culex sp. ............................................... 11
Gambar 2.4 Telur Culex sp. ........................................................................ 11
Gambar 2.5 Perbedaan Larva A. Aedes, B. Anopheles, dan C. Culex
sp. ............................................................................................. 12
Gambar 2.6 Pupa nyamuk Culex sp ............................................................. 12
Gambar 2.7 Nyamuk Culex sp. .................................................................... 13
Gambar 2.8 Tanaman Srikaya (Annona squamosa L.) ............................... 18
Gambar 2.9 Buah Srikaya ............................................................................ 18
Gambar 2.10 Biji Buah Srikaya ..................................................................... 20
Gambar 2.11 Kerangka Berfikir ..................................................................... 23
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian............................................................... 36
Gambar 4.1 Hasil Identifikasi Larva Nyamuk Culex sp. ............................ 37
Gambar 4.2 Perbedaan Larva Culex sp. ...................................................... 39
Gambar 4.3 Histogram Rerata Mortalitas (%) Larva Nyamuk Culex sp. .... 42
Gambar 4.4 Mekanisme Keracunan Granula Ekstrak Biji Srikaya (Annona
squamosa L.) terhadap Larva Nyamuk Culex sp. .................... 49

xviii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan Morfologi Nyamuk Aedes aegypti L., Culex sp., dan
Anopheles) .................................................................................... 7
Tabel 3.1 Rancangan Uji Pendahuluan ......................................................... 31
Tabel 3.2 Rancangan Uji Akhir Pengamatan 24 jam ................................... 32
Tabel 3.3 Skor Terendah dan Tertinggi Analisis Buku Ilmiah Populer ...... 33
Tabel 3.4 Skor Validasi Buku Ilmiah Populer ............................................. 35
Tabel 4.1 Mortalitas (%) Larva Nyamuk Culex sp. pada Uji Pendahuluan
dengan Konsentrsi Granula Ekstrak Biji Srikaya dalam Waktu
Dedah 24 Jam .............................................................................. 40

Tabel 4.2 Mortalitas Larva Nyamuk Culex sp. pada Uji Akhir yang diberi
Perlakuan Konsentrsi Granula Ekstrak Biji Srikaya dalam
Waktu Dedah 24 Jam .................................................................... 41

Tabel 4.3 Analisis Probit LC50 Toksisitas Granula Ekstrak Biji Srikaya
(Annona squamosa L.) dalam Waktu Dedah 24 Jam .................. 43

Tabel 4.4 Hasil Uji Validasi Buku Ilmiah Populer ...................................... 43

xix
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran A. Matriks Penelitian ..................................................................... 65
Lampiran B. Hasil Penelitian ........................................................................ 67
Lampiran C. Dokumentasi Penelitian ........................................................... 69
Lampiran D. Surat Pembelian Larva ............................................................. 71
Lampiran E. Hasil Uji Pendahuluan .............................................................. 72
Lampiran F. Hasil Uji Akhir ......................................................................... 73
Lampiran G. Hasil Analisis Probit LC50 ....................................................... 74
Lampiran H. Lembar Konsultasi Penyusunan Skripsi .................................. 77
Lampiran I. Surat Ijin Peelitian .................................................................... 79
Lampiran J. Surat Permohonan Peminjaman Alat ....................................... 80
Lampiran K. Surat Rekomendasi Validator ................................................. 81
Lampiran L. Validasi Buku Ilmiah Populer .................................................. 82
Lampiran M. Lembar Validasi Buku Produk Buku Ilmiah Populer Oleh
Ahli Materi .............................................................................. 83
Lampiran N. Penjelasan Instrumen Validasi Materi Buku Ilmiah Populer ... 86
Lampiran O. Lembar Validasi Produk Buku Ilmiah Populer Oleh Ahli
Media dan Pengembangan ....................................................... 89

Lampiran P. Penjelasan Instrumen Validasi Media Buku Ilmiah Populer ... 92


Lampiran Q. Lembar Validasi Buku Produk Buku Ilmiah Populer Oleh
Masyarakat .............................................................................. 95

Lampiran R. Cover Buku Ilmiah Populer ....................................................... 101

xx
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nyamuk merupakan salah satu jenis serangga yang dapat merugikan
kesehatan manusia karena peranannya sebagai vektor penyakit. Di Indonesia dikenal
empat genus nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit pada manusia yaitu
Anopheles, Mansonia, Culex, dan Aedes (Borror et al., 1992). Beberapa jenis
penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, seperti filariasis yang ditularkan melalui
nyamuk Culex sp. (Nombe dan Binawati, 2017).
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular menahun yang
disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening.
Penyakit ini dapat merusak sistem limfe, menimbulkan pembengkakan pada tangan,
kaki, glandula mammae, dan scrotum, menimbulkan cacat seumur hidup serta stigma
sosial bagi penderita dan keluarga (Kemenkes, RI., 2014). Penyebabnya adalah
infeksi cacing filariasis yang ditularkan melalui nyamuk. Nyamuk Culex sp.
merupakan vektor utama filariasis (Satria et al., 2012:21). Penyakit ini disebabkan
oleh cacing dari kelompok nematoda yaitu Wuchereria bancrofi, Brugia malayi, dan
Brugia timor (Hapsari et al., 2018). Program eliminasi filariasis di Indonesia dimulai
pada tahun 2002. Di Indonesia pada tahun 2016 dilaporkan sebanyak 29 provinsi dan
239 kabupaten/kota endemis filariasis. Berdasarkan Rapid Mapping jumlah penderita
kaki gajah yang dilaporkan dari 231 kabupaten/kota sebanyak 6233 orang telah
terinfeksi, tersebar di 674 Puskesmas dan 1153 Desa. Data ini belum mencakup
seluruh wilayah, karena tidak semua kabupaten/kota melaporkannya yaitu hanya
42,16 %. (Depkes RI., 2008). Pada tahun 2017 kasus filariasis terdapat sebanyak 21
kasus dan 3 diantaranya meninggal dunia (Hapsari et al., 2018). Berdasarkan data
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember 2018, menyatakan bahwa pada periode
2013-2018 telah terjadi kasus filariasis di beberapa daerah Kabupaten Jember, Jawa
Timur yaitu di daerah Tempuhrejo, Sumberbaru, Ajung, Tanggul, dan Ledokombo.

1
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
2

Tingginya kejadian filariasis di Indonesia, mendasari dierlukan pencegahan,


pengendalian, dan pembasmian.
Upaya pencegahan penyebaran penyakit filariasis terhadap nyamuk Culex sp.
dapat dilakukan baik secara mekanis, biologis, dan kimiawi. Pengendalian secara
kimiawi paling sering dilakukan, karena dianggap bekerja lebih efektif dan hasilnya
cepat terlihat (Wahyuni, 2005). Pestisida sintetik mengandung bahan kimia yang sulit
terdegradasi di alam sehingga residunya dapat mencemari lingkungan dan dapat
menurunkan kualitas lingkungan (Yunita, 2009: 13). Larva nyamuk Culex sp.
resisten terhadap semua insektisida dalam dosis yang direkomendasikan oleh WHO.
Larva menunjukkan ketahanan yang tinggi terhadap temephos (19,19%) dan
malathion (54,63%) (Ghorbani, 2018).
Sehubung dengan hal di atas maka perlu dilakukan suatu usaha untuk
mendapatkan larvasida alternatif yaitu dengan menggunakan larvasida alami.
Penggunaan larvasida alami memiliki beberapa keuntungan, antara lain degradasi
atau penguraian yang cepat oleh sinar matahari, udara, kelembapan, dan komponen
alam lainnya, sehingga mengurangi risiko pencemaran tanah dan air (Novizan, 2002:
5). Jenis tanaman yang mempunyai potensi sebagai larvasida alami adalah srikaya.
Rosmayanti, K. (2014) menyatakan bahan kimia acetogenin dimiliki hampir oleh
seluruh famili Annonaceae termasuk srikaya (Annona squamosa L.), diantara organ
dari tanaman srikaya yang berpotensi sebagai larvasida alami adalah biji srikaya. Biji
srikaya mengandung annonain dan squomacin yang dapat menghambat proses
transfer elektron (Wahyuni et al., 2015). Kandungan zat kimia aktif yang terdapat
pada biji srikaya yaitu 42-45% lemak, annonain, dan resin yang bekerja sebagai racun
perut dan racun kontak terhadap serangga (Kardinan, 2003). Senyawa aktif utama biji
srikaya tergolong sebagai asetogenin (Leatemia et al., 2004). Senyawa annonain dan
skuamosin bersifat sebagai insektisida. Kandungan senyawa annonain dan skuamosin
yang ada di dalam biji srikaya agar dapat digunakan lebih efektif dalam
penggunaannya maka diperlukan suatu sediaan yaitu dalam bentuk granula ekstrak.
Kelebihan dari granula ekstrak diataranya yaitu lebih tahan terhadap udara, mudah
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
3

diaplikasikan, lebih praktis daam penggunaaa serta memiliki resko rendah apabila
terjadi dose dumping (Agoes, 2008).
Pada penelitian sebelumnya oleh Puspasari (2014) Hasil analisis probit uji
akhir granula ekstrak biji srikaya terhadap larva nyamuk Aedes aegypti diperoleh nilai
LC50 sebesar 1,08 ppm, sedangkan LC90 sebesar 52,14 ppm. LC50 (Lethal
Concentration 50) adalah konsentrasi yang dibutuhkan untuk mematikan 50% hewan
uji dari 100% hewan uji. Sedangkan LC90 (Lethal Concentration 90) adalah
konsentrasi yang dibutuhkan untuk mematikan sebesar 90% hewan uji dari 100%
hewan uji. Nilai LC50 yang semakin rendah berarti toksisitas ekstrak semakin tinggi.
Nilai LC50 diperoleh dari hasil analisis probit (Theresia, R., et al. 2016). Mentor, et
al (2014) dan Clarckson, et al (2004), menjelaskan kriteria tokisisitas menjadi tidak
toksik (LC50 > 1000 ppm), toksisitas rendah (LC50 500 > 1000 ppm), toksisitas
menengah (LC50 100 > 500 ppm), sangat toksik (LC50 0 > 100 ppm). Uji toksisitas
granula ekstrak biji srikaya belum pernah dilakukan pada jenis nyamuk yang lain
termasuk nyamuk Culex sp. Pengaruh larvasida terhadap larva nyamuk dapat
diketahui dengan memasukkan larva ke dalam suatu larutan uji (larutan larvasida)
dengan berbagai konsentrasi selama 24 - 48 jam atau bahkan lebih (Azari, 2007).
Informasi mengenai manfaat dari kandungan biji srikaya perlu disampaikan kepada
masayarakat sebagai informasi yang aktual dan menarik minat masyarakat dengan
dengan dipublikasikan dalam bentuk buku ilmiah populer. Menurut Dalman (2012),
buku ilmiah populer merupakan karangan ilmiah yang berisikan ciri-ciri karangan
ilmiah yaitu menyajikan fakta-fakta secara cermat, jujur, netral, sistematis serta
pemaparannya jelas, ringkas, dan tepat. Menurut Lubis (2004) dalam Lestasi (2016)
buku ilmiah populer merupakan suatu tulisan sebagai hasil kajian dengan metode
ilmiah. Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian
dengan‫و‬judul‫“و‬Toksisitas‫و‬granula‫و‬ekstrak‫و‬biji‫و‬srikaya‫(و‬Annona squamosa L.) terhadap
mortalitas larva nyamuk Culex sp. dan pemanfaatannya sebagai buku ilmiah
popular”.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan


antara lain sebagai berikut.
a. Berapakah besar LC50 granula ekstrak biji srikaya (Annona squamosa L.)
terhadap mortalitas larva nyamuk Culex sp. dalam waktu dedah 24 Jam?
b. Bagaimana kelayakan buku ilmiah populer berdasarkan hasil penelitian
toksisitas granula ekstrak biji srikaya (Annona squamosa L.) terhadap
mortalitas larva nyamuk Culex sp.?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui besarnya LC50 granula ekstrak biji srikaya (Annona
squamosa L.) terhadap mortalitas larva nyamuk Culex sp. dalam waktu dedah
24 jam.
b. Untuk menganalisis kelayakan buku ilmiah populer hasil penelitian toksisitas
granula ekstrak biji srikaya (Annona squamosa L.) terhadap mortalitas larva
nyamuk Culex sp.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Manfaat akademik, dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai
penelitian toksisitas granula ekstrak biji srikaya (Annona squamosa L.) terhadap
mortalitas larva nyamuk Culex sp.
b. Manfaat secara umum, dapat memberikan informasi mengenai upaya
pemberantasan vektor penyakit penyakit filariasis yaitu nyamuk Culex sp.
dengan menggunakan sediaan granula ekstrak biji srikaya (Annona squamosa L.)
c. Manfaat bagi penulis, untuk menambah wawasan mengenai tanaman yang
dapat digunakan sebagai insektisida nabati dan sebagai pengembangan ilmu yang
berhubungan dengan pemberantasan nyamuk Culex sp.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
5

1.5 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, ruang lingkup permasalahan dibatasi atas beberapa


batasan masalah sebagai berikut.
a. Larva Culex sp. yang digunakan adalah larva instar III hingga IV karena alat-alat
tubuh nyamuk telah lengkap dan larva relatif stabil.
b. Toksisitas dalam penelitian ini dihitung berdasarkan besarnya LC50 yang dapat
mematikan larva nyamuk Culex sp. dalam waktu dedah 24 jam.
c. Sediaan biji srikaya dalam penelitian ini dalam bentuk granula ekstrak.
d. Mortalitas larva nyamuk Culex sp. ditunjukkan dengan tidak adanya pergerakan
larva nyamuk ketika disentuh menggunakan pipet tetes atau lidi, dan cenderung
tenggelam pada gelas uji.
e. Buku ilmiah populer untuk meningkatkan pengetahuan bagi individu maupun
masyarakat umum.
f. Granula adalah sediaan serbuk kasar yang diperoleh dari pencampuran sediaan
ekstrak aquades dan maltodextrin melalui proses pengeringan dan pemanasan
hingga terbentuk buih.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nyamuk Culex sp.


Nyamuk Culex sp. merupakan vektor utama filariasis dan memiliki peran
besar dalam penyebaran penyakit filariasis di Indonesia. Filariasis dapat mengganggu
produktivitas kerja karena menyebabkan kecacatan. Daerah endemis filariasis di
Indonesia antara lain Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTT, Maluku, dan Irian
Jaya (Satria et al., 2012:22).

2.1.1 Klasifikasi Nyamuk Culex sp.


Kingdom : Animalia
Subkingdom : Bilateria
Infrakingdom : Protostomia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Hexapoda
Class : Insecta
Subclass : Pterygota
Infraclass : Neoptera
Superorder : Holometabola
Order : Diptera
Suborder : Nematocera
Infraorder : Culicomorpha
Family : Culicidae
Subfamily : Culicinae
Tribe : Culicini
Genus : Culex
Spesies : Culex sp. (ITIS, 2019).
.

2.1.2 Morfologi Nyamuk Culex sp.


Nyamuk termasuk dalam kelompok serangga yang mengalami metamorphosis
sempurna dengan bentuk siklus hidup berupa telur, larva (beberapa instar), pupa, dan
nyamuk dewasa.

6
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
7

Gambar 2.1 Nyamuk Culex sp. betina (Sumber: Medhekar, 2017).

Morfologi dari suatu nyamuk dapat menentukan perbedaan antara nyamuk


Culex sp. dengan nyamuk yang lainnya dengan cara melihat perbedaan antara telur,
larva, pupa dan nyamuk dewasa.
Tabel 2.1 Perbedaan Morfologi Nyamuk Aedes aegypti L., Culex sp., dan Anopheles

Ciri-ciri Telur, Larva, Pupa dan Imago


Stadium Aedes aegypti L. Culex sp. Anopheles sp.
Telur

 Berbentuk elips lonjong  Diletakkan  Meletakkan telur


 Meletakkan telur di atas berkelompok (raft). di atas
permukaan air satu Dalam satu permukaan air
persatu. Telur dapat kelompok biasanya satu persatu.
bertahan hidup dalam terdapat puluhan atau Telur dapat
waktu yang cukup lama ratusan ribu nyamuk bertahan hidup
dalam bentuk dorman dalam waktu
yang cukup lama
dalam bentuk
dorman

Larva

Larva Anopheles sp.


Larva nyamuk Aedes aegypti Larva Culex sp. tidak memiliki siphon
L. menggantungkan tubuhnya menggantungkan sehingga
dengan membentuk sudut tubuhnya dengan menggantungkan
terhadap permukaan air. Larva membentuk sudut dirinya sejajar dengan
Aedes aegypti L. memiliki ciri terhadap permukaan air. permukaan air
yaitu memiliki 2-3 deret comb Larva Culex sp. memiliki
scale, mempunyai siphon ciri yaitu memiliki 4 deret
dengan panjang 4x lebar basal. comb scale, mempunyai
Di atas siphon terdapat siphon dengan panjang 5-
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
8

sepasang siphonic tufts da 6x lebar basal. Di atas


memiliki lebih dari 4 pecten. siphon terdapat 4-5
Pada segmen kepala memiliki pasang siphonic tufts, dan
2-4 cabang midfrontal hairs memiliki kurang dari 4
dan inner frontal hairs pecten. Pada segmen
kepala, larva Culex sp.
memiliki 5-7 cabang
midfrontal hairs dan 4-8
cabang inner frontal hairs
Pupa

Tubuh pupa terlihat Pupa nyamuk Culex sp. Tubuh pupa lebih
membengkok hamper sama seperti membengkok
Aedes aegypti L. dibandingkan Aedes
aegypti L.
Imago

 Kepala, antena berambut  Kepala antenna  Pada thoraks


dan berkelompok berambut pendek dan terdapat garis
 Kuku bertaju berkelompok putih berbentuk
 Pada bagian thoraks  Proboscis dan palpus kurva
terdapat dua garis putih sama panjang  Pada tepinya
berbentuk kurva dan tubuh  Memiliki sayap yang terdapat satu
coklat berbintik-bintik garis lurus pada
bagian
mediannya
 Berwarna hitam
dan bercak putih

(Susanti, 2014)

Telur Culex sp. saat pertama kali diletakkan warnanya putih, dan akan
berubah coklat atau hitam kurang lebih 12-14 jam setelah telur diletakkan (WHO,
2013). Panjang telur sekitar 1/4 inch dan lebar 1/8 inch (Manimegalai dan Sukanya,
2014). Ciri khas dari nyamuk Culex sp. adalah peletakan telur yang bergerombol
membentuk menyerupai rakit. Satu gerombolon terdapat 100 telur atau lebih dan
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
9

menetas 24-30 jam setelah diletakkan di dalam air (New Zaeland Biosecure
Entomology Laboratory, 2008).
Larva nyamuk Culex sp. memiliki 3 segmen yaitu kepala, thoraks, dan
abdomen. Pada bagian abdomen terdapat delapan segmen. Selain itu terdapat ciri
khas siphon yang panjangnya 4 kali lebih panjang daripada larva nyamuk jenis lain.
Tubuh larva ditutupi oleh buluh halus (Stephani et al., 2013). Sesuai dengan
perkembangannya, larva nyamuk dibagi menjadi 4 tahap yaitu insrae I, II, III, dan IV.
Pertumbuhan dan perkembangan larva berbeda-beda tergantung suplai nutrisi dan
temperatur tempat larva hidup. Larva instar I yaitu pada hari ke 1-2 setelah telur
menetas dengan ukuran 1-2 mm. Lrva instar II yaitu pada hari ke 2-3 setelah telur
menetas dengan ukuran 2,5 – 3,5 mm. Larva instar III yaitu pada hari ke 3-4 setelah
telur menetas dengan ukuran 4-5 mm. Larva instar IV yaitu pada hari ke 4-6 setelah
telur menetas dengan ukuran 5-6 mm (Manimegalai dan Sukanya, 2014).

Gambar 2.2 Bagian-bagian tubuh larva nyamuk Culex sp. (Sumber: Souza, T. 2016).
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
10

Pupa nyamuk Culex sp. Memiliki bentuk seperti koma dan bergerak secara
aktif. Secara anatomis, pupa memiliki dua segmen yaitu peleburan antara kepala dan
thoraks (cephalothoraks) dan abdomen. Bagian cephalothoraks memiliki warna
bervariasi bergantung pada variasi habitatnya dan akan menghitam pada bagian
posteriornya. Pada bagian cephalothoraks juga terdapat sebuah trumpet yaitu bagian
berbentuk seperti pipa yang membesar dan warnanya semakin memudar saat bagian
trumpet menjauhi tubuh. Trumpet berfungsi sebagai alat pernafasan pada pupa. Pada
bagain abdomen terdiri dari 8 segmen dimana 4 segmen anterior lebih gelap
dibandingkan dengan 4 segmen posterior. Pada bagian apeks abdomen juga terdapat
paddle yang berwarna translusen dan kuat dengan 2 setae (rambut kaku) pada bagian
akhir posteriornya (Stephani et al., 2013).
Nyamuk dewasa Culex sp. Memiliki ukuran bervariasi 4-10 mm
(Manimegalai dan Sukanya, 2014). Tubuhnya terdiri dari tiga segmen, yaitu kepala,
thorax, dan abdomen. Pada bagian kepala terdapat sepasang antenna yang berguna
sebagai sensor informasi bagi seekor nyamuk. Bagian kepala juga terdapat mulut
yang berkembang sempurna pada nyamuk dewasa betina (WHO, 2013). Mulut atau
yang dinamakan probosis berfungsi untuk menghisap darah. Probosis dan antena
pada nyamuk Culex sp. memiliki panjang yang tidak sama atau panjang antena lebih
pendek daripada probosis. Pada bagian abdomen bertanggung jawab terhadap
pencernaan dan perkembangan telur nyamuk (Stephani et al., 2013)

2.1.3 Siklus Hidup Nyamuk Culex sp.


Nyamuk termasuk dalam kelompok serangga yang mengalami metamorfosa
sempurna dengan bentuk siklus hidup berupa telur, larva, dan pupa dewasa (Sembel,
2009).
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
11

Gambar 2.3 Siklus hidup nyamuk Culex sp. (Sumber: Medhekar, 2017)

Telur dari jenis Culex sp. diletakkan berkelompok (raft). Satu kelompok
terdapat puluhan atau ratusan ribu nyamuk. Telur mampu bertahan hidup dalam
waktu yang cukup lama dalam bentuk dorman. Namun, bila air cukup tersedia, telur
biasanya menetas 2-3 hari sesudah diletakkan (Sembel, 2009).

Gambar 2.4 Telur Culex sp. (Sumber: Dept. Medical Entomology, 2002)

Telur menetas menjadi larva. Larva nyamuk memiliki kepala serta toraks dan
abdomen yang cukup jelas. Larva menggantungkan tubuhnya membentuk sudut
terhadap permukaan air untuk mendapatkan oksigen dan udara, larva-larva nyamuk
Culex sp. Stadium larva memerlukan waktu kurang lebih satu minggu. Pertumbuhan
dan perkembangan larva dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah temperatur,
cukup tidaknya bahan makanan, ada tidaknya pemangsa dalam air dan lain
sebagainya (Soegijanto, 2006). Larva melakukan pergantian kulit empat kali dan
berpupasi sesudah tujuh hari (Sembel, 2009).
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
12

Gambar 2.5 Perbedaan Larva A. Aedes, B. Anopheles, dan C. Culex sp. (Sumber:
Más et al., 2009).

Larva sesudah melewati pergantian kulit keempat, maka terjadi pupasi. Pupa
berbentuk agak pendek, tidak makan, tetapi tetap aktif bergerak dalam air terutama
bila diganggu (Sembel, 2009). Menurut Staf Pengajar Departemen Parasitologi FK UI
(2009)‫ و‬menyatakan‫“ و‬Pupa‫ و‬tidak‫ و‬memerlukan‫ و‬makanan‫ و‬tetapi‫ و‬memerlukan‫ و‬oksigen‫و‬
yang didapatkan melalui tabung pernafasan (breathing trumpet)”.‫و‬Pupa‫و‬berenang naik
turun dari bagian dasar ke permukaan air (Sembel, 2009). Pupa tumbuh menjadi
nyamuk dewasa dalam waktu 2-5 hari (Manimegalai dan Sukanya, 2014).

Gambar 2.6 Pupa nyamuk Culex sp. (Sumber: Dept. Medical Entomology, 2002).

Dewasa, nyamuk dewasa yang baru keluar dari pupa berhenti sejenak di atas
permukaan air untuk mengeringkan tubuhnya terutama sayap – sayapnya dan sesudah
mampu mengembangkan sayapnya, nyamuk dewasa terbang mencari makan.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
13

Nyamuk Culex sp. dan Aedes sp. dalam keadaan istirahat hinggap keadaan sejajar
dengan permukaan, sedangkan Anopheles sp. hinggap membentuk sudut dengan
permukaan (Sembel, 2009).

4-10
mm

Gambar 2.7 Nyamuk Culex sp. Dewasa (Sumber: Dept. Medical Entomology, 2002).

2.1.4 Habitat dan Perilaku Nyamuk Culex sp.


Habitat nyamuk berdasarkan tempat meletakkan telur dapat dibagi menjadi
dua yaitu container habitats dan ground water habitats (genangan air tanah).
Genangan air tanah adalah genangan air yang di dasarnya terdapat tanah. Nyamuk
Anopheles sp., Culex sp. berhabitat di genangan air tanah (Qomariah, 2004). Habitat
larva nyamuk Culex sp. yaitu di kubangan air limbah dan air tercemar (Ghorbani, F.,
2018). Salah satu habitat yang baik untuk perindukan dan tempat istirahat
vektor/nyamuk spesies tertentu khususnya vektor filariasis yaitu air yang
menggenang, air limbah dan parit dengan sampah yang berserakan disekitar rumah
(Hapsari et al., 2018). Wadah alami terdapat di area hutan atau area perkebunan.
Namun juga banyak terdapat di tempat lain, misalnya area bekas penebangan pohon,
ruas- ruas bambu, area pantai dimana terdapat banyak tempurung kelapa. Spesies
nyamuk yang memiliki habitat wadah alami yaitu Aedes sp., Anopheles sp., Culex sp.
(Rattanarithikul et al., 2005).
Wadah artifisial adalah wadah yang terindikasi adanya aktifitas manusia atau
modifikasi manusia. Habitat ini kebanyakan berada di area pemukiman. Beberapa
wadah artifisial yaitu, barang-barang bekas, penampung air kulkas/dispenser, dan
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
14

tempat penampungan air. Nyamuk Aedes sp., dan Culex sp. termasuk spesies yang
memiliki habitat wadah artifisial. Perubahan alam dapat menyebabkan perubahan
habitat. Misalnya banjir dapat menyapu telur yang ada di selokan (Rattanarithikul et
al., 2005).
Nyamuk Culex sp. Biasanya istirahat saat siang hari dan menghisap darah
pada malam hari setelah matahari terbenam. Oleh karena itu Culex sp. dikenal
sebagai nocturnal mosquito yang sering masuk ke dalam rumah-rumah tengah malam
dan nyamuk ini bersifat endofik (hidup berada di dalam rumah) juga eksofagik
(Prianto, 2000). Nyamuk ini meletakkan telur dan berkembangbiak di selokan yang
berisi air bersih ataupun selokan air pembuangan domestik yang kotor (organik),
serta di tempat penggenangan air domestik atau air hujan di atas permukaan tanah.
Larva nyamuk Culex sp. banyak di temukan dalam jumlah yang sangat besar di
selokan air kotor (Sembel, 2009).

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hidup Nyamuk Culex sp.


Syarat untuk hidup dan tidaknya nyamuk adalah lingkungan. Beberapa aspek
yang bekaitan dengan lingkungan adalah suhu dan kelembapan. Jika suhu panas dan
kelembapan tinggi maka pertumbuhan nyamuk semakin pesat, namun apabila suhu
sangat dingin dan kelembapan rendah maka perkembangbiakan nyamuk terhambat.
Pencegah perkembangan Culex sp. harus mengetahui suhu lingkungan saat
itu. Fase telur akan bertahan jika suhu berada dibawah 10°C, sedangkan telur yang
diletakkan di air akan menetas menjadi larva dalam waktu 1-3 hari pada suhu 30°C
(Yanuarsih, 2010). Saat musim hujan pertumbuhan nyamuk sangat pesat.
Kelembapan dan suhu berpengaruh, ketika suhu tinggi maka kelembapan udara tidak
optimal, begitu sebaliknya jika suhu rendah maka kelembapan udara semakin tinggi.
Kelembapan udara yang tinggi menyebabkan perkembangan nyamuk sangat cepat.
Kelembapan nyamuk yang optimal untuk memaksimalkan siklus hidupnya antara
81,5% - 89,5% (Jumar, 2000).
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
15

2.3 Insektisida
Insektisida merupakan bahan yang digunakan untuk mengendalikan ataupun
membasmi serangga dalam kadar tertentu dengan lama waktu pengendalian. Kriteria
insektisida yang baik selain aman, selektif, mudah didegradasi juga harus ekonomis.
Insektisida yang dapat disimpan lama tanpa mengalami penurunan efektivitas akan
memiliki nilai ekonomis (Satria, 2012). Insektisida ada dua macam yaitu insektisida
kimia dan insektisida nabati. Cara kerja keduaya sebagai berikut.
2.3.1 Insektisida Kimia
Insektisida kimia banyak meninggalkan dampak negatif (Wahyuni et al.,
2014). Insektisida berfungsi untuk membunuh serangga (Sudarmono, 2007).
Larvasida yang biasa digunakan adalah abate (temefos). Abate merupakan jenis
insektisida yang tergolong ke dalam organofosfat. Penggunaan abate di Indonesia
sudah sejak tahun 1976. pada tahun 1980, pemerintah mencanangkankan abatisasi
yaitu bagian dari program pemberantasan massal Aedes aegypti di Indonesia. Bisa
dikatakan abate sudah digunakan lebih dari 30 tahun (Felix, 2008). Menurut
Georghio (1998) resistensi serangga terhadap suatu insektisida akan terjadi apabila
digunakan secara intensif selama 2-20 tahun dan terus menerus sepanjang tahun.
Penggunaan insektisida kimia sering menimbulkan resistensi dan kontaminasi pada
lingkungan (Chandra, 2007).
Resistensi diakibatkan karena serangga memiliki system enzim yang mampu
menetralkan racun atau insektisida, apabila terjadi resistensi maka pemberian
insektisida dosis ditingkatkan, namun jika dosis semakin tinggi akan membahayakan
kesehatan manusia dan lingkungan (Ridha dan Nisa, 2012). Fenomena resistensi itu
selanjutnya, dapat dijelaskan dengan teori evolusi. Ketika suatu lokasi dilakukan
penyemprotan pestisida, nyamuk yang peka akan mati, sebaliknya yang tidak peka
akan tetap melangsungkan hidupnya. Paparan pestisida yang terus menerus
menyebabkan nyamuk beradaptasi sehingga jumlah nyamuk yang kebal bertambah
banyak. Nyamuk yang kebal tersebut dapat membawa sifat resistensinya ke
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
16

keturunannya (Felix, 2008). Untuk mengatasi resistensi maka diupayakan pengguaan


insektsida yang ramah lingkungan dan mempunyai efek langsung mematikan hewan
yang biasa dikenal dengan insektisida botani atau nabati.

2.3.2 Insektisida Nabati


Insektisida nabati adalah pestisida yang berasal dari bahan aktif yang
bersumber dari tumbuh-tumbuhan seperti akar, daun, batang dan buahnya. Bahan
kimia yang terkandung di dalam tumbuhan memiliki bioaktivitas terhadp serangga,
seperti bahan penolak, penghambat makan, penghambat perkembangan serangga dan
penghambat peneluran (Trisnadi, 2016). Salah satu senyawa yang dapat digunakan
untuk insektisida alami yaitu senyawa Annonacin yang terdapat pada family
Annonaceae dengan genus Annona L. yang dimiliki oleh buah srikaya.

2.3.3 Cara Kerja Insektisida


Insektisida memiliki cara kerja dalam tubuh serangga dikenal dengan istilah
mode of action dan cara masuk yang dikenal dengan mode of entry. Cara kerja
senyawa aktif masuk kedalam tubuh hewan sasaran melalui racun kontak, racun
pernafasan dan racun perut. Racun kontak yaitu masuknya insektisida ke dalam tubuh
serangga melalui dinding sel kulit atau kutikula. Kutikula yang terkena insektisida
akan menyerap racun sehingga terbawa oleh aliran darah dan tersebar ke seluruh
tubuh serangga (Sastrodiharjo, 1984). Racun pernafasan, yaitu masuknya insektisisda
melalui pernafasan sehingga senyawa aktif yang masuk melalui organ pernafasan
akan menyebabkan hewan sasaran mati akibat tidak bisa bernafas karena suplay
oksigen berkurang. Racun perut, yaitu insektisida masuk ke dalam tubuh hewan
sasaran melalui saluran pencernaan menyebabkan rusaknya saluran pencernaan
sehingga hewan sasaran mati (Djojosumarto, 2008).
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
17

2.4 Tanaman Srikaya


Srikaya (Annona squamosa L.) adalah tanaman golongan genus Annona. Biji
dan daun sebagai anti tumor, antivirus dan juga mengatasi masalah kesehatan
(Agribisnis, 2016). Banyaknya jenis srikaya dari tiap ciri masing-masingnya dapat di
klasifikasikan.

2.4.1 Klasifikau Tanaman Srikaya (Annona squamosa L.)


Tanaman srikaya mudah tumbuh pada daerah tropis seperti Indonesia.
Klasifikasi ilmiah dari tanaman srikaya sebagai berikut.

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Streptophyta
Superdivision : Embryophyta
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Superorder : Magnolianae
Order : Magnoliales
Family : Annonaceae
Genus : Annona L.
Spesies : Annona squamosa L. (ITIS, 2019).

2.4.2 Morfologi Tanaman Srikaaya (Annona squamosa L.)


Umumnya memiliki tinggi batang 3-7 meter, berkayu dengan bentuk bulat
(Sumarjono, 2005). Daun tunggal, bertangkai, kaku dan tata letak berselangseling.
Helai daun srikaya berbentuk lonjong hingga jorong menyempit. Panjang daun
sekitar 5-17 cm dan tumbuh di ketiak daun atau ujung tangkai. Buahnya berbentuk
bola atau kerucut seperti jantung. Permukaan buah menonjol dengan lekukan kearah
luar dan berwarna hijau bintik putih (Sumarjono, 2005).
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
18

Gambar 2.8 Tanaman Srikaya (Annona squamosa L.) (Sumber: Masirul, 2013).

Tanaman srikaya memiliki banyak manfaat untuk kesehatan dikarenakan


adanya beberapa senyawa yang berasal dari daun, biji maupun buahnya. Senyawa
yang terkandung didalam buah srikaya memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
Sehingga dapat menciptakan insektisida dari kandungan senyawa yang ada dalam
tumbuhan srikaya.

2.4.3 Kandungan Kimia ada Biji Srikaya (Annona squamosa L.)


Tanamn srikaya umumnya mengandung alkaloid tipe asportin (annonain) dan
bis-benziltetrahidro-isokinolin (retikulin). Biji srikaya mengandung senyawa
alkaloid, flavonoid, anonasin A, squamostatin A, bulatasin, skuamon, neoanoin B,
asimisin, anonastasin, neoanonin (Loren, 2016). Biji srikaya mengandung annonain
dan squomacin yang dapat menghambat proses transfer elektron (Wahyuni, D., et al,
2015).

Gambar 2.9 Buah Srikaya (Sumber: Eol.org, 2018).


Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
19

Biji srikaya mengandung senyawa kimia annonain yang terdiri dari squamosin
dan asimisin (Hermianto dan Wiharsi, 2004). Biji srikaya mengandung senyawa
alkaloid, tannin, saponin, flavonoid, asetogenin (squamosin A, squamosin B, C, D, E,
F, G, I, J, K, L, M, N, annonain, anonasin A, anonin I, IV, VI, VIII, IX, XVI,
skuamostatin A, bulatasin, skuamon, neoanonin B, asimisisn, sanonasin, anonastatin
neoanonin). Alkaloid juga merupakan senyawa yang bekerja pada susunan syaraf
pusat (Setyawaty, 2002). Menurut Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB dan Gagas
Ulung (2014) menyatakan bahwa kandungan squamosin pada biji srikaya berfungsi
sebagai insektisida. Kandungan Alkaloid pada biji srikaya sebagai racun bagi
serangga dengan menghambat enzim kolinesterase, akan terjadi gangguan transmisi
rangsang yang menyebabkan menurunnya koordinasi otot, dan kematian (Bruneton,
1999).
Kandungan pada biji srikaya selain alkaloid juga terdapat tanin. Tanin
termasuk dalam golongan fenol, senyawa ini mempunyai rasa sepat dan dianggap
sebagai penolak hewan (Harborne, 1987). Komponen tanin berperan sebagai
pertahanan tanaman terhadap serangga dengan cara menghalangi serangga dalam
mencerna makanan. Tanin dapat mengganggu serangga dalam mencerna makanan
karena tanin akan mengikat protein dalam sistem pencemaan yang diperlukan
serangga untuk pertumbuhan sehingga proses penyerapan protein dalam sistem
pencernaan menjadi terganggu. Tanin berperan penting sebagai larvasida karena
menyebabkan rusaknya membran sel sehingga larva nyamuk mati. Hal ini
dikarenakan tanin menyebabkan terjadinya penyerapan air pada tubuh organisme,
sehingga dapat mematikan organisme, karena tubuh organisme kekurangan air.
Komposisi asam lemak penyusun minyak biji srikaya terdiri dari metal palmitat,
metal stearate, metil linoleat (Tasmilah, 2014). Kandungan zat kimia aktif yang
terdapat pada biji srikaya yaitu 42-45% lemak, annonain, dan resin yang bekerja
sebagai racun perut dan racun kontak terhadap serangga (Kardinan, 2003). Senyawa
aktif utama biji srikaya tergolong sebagai asetogenin.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
20

Gambar 2.10 Biji Buah Srikaya (Sumber: Taslimah, 2014).

Annonain dan skuamosin diduga mampu berdifusi dari lapisan kutikula


terluar melalui lapisan yang lebih dalam menuju hemolimfa, mengikuti aliran
hemolimfa dan disebarkan ke seluruh bagian tubuh larva (Wardhana dan Husein,
2014). Ekstrak biji srikaya (Annona squamosa L.) berefek larvasida terhadap Culex
quinquevasciatus, tetapi tidak berpengaruh pada kemampuan bertelur dan daya tetas
nyamuk. Ekstrak biji srikaya yang larut dalam air pada konsentrasi 1,0%-2,0% dan
juga minyak yang diperoleh dari hasil pengepresan langsung biji menyebabkan
kematian serangga uji (Wahyuni, 2016).

2.5 Granula
Granula adalah gumpalan dari partikel-partikel yang lebih kecil umumnya
berbentuk tidak merata dan seperti tunggal yang lebih besar. Granulasi adalah proses
pembesaran ukurn partikel campuran serbuk untuk menghasilkan campuran obat dan
eksperimen dalam bentuk granula yang lebih besar dan lebih kuat dari ukuran awal,
sedangkan partikel awal masih dapat diidentifikasi (Agoes, 2008). Kelebihan dari
granula diantaranya yaitu lebih tahan terhadap udara, mudah diaplikasikan, lebih
praktis dalam penggunaan serta memiliki resiko rendah apabila terjadi dose dumping
(Agoes, 2008). Granulasi digunakan untuk produksi tablet dan kapsul. Granula dapat
digunakan sebagai bentuk sediaan. Proses granulasi telah banyak dikembangkan, dari
metode konvensional seperti slugging dan granulasi dengan bahan pengikat musilago
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
21

amili hingga pembentukan granul dengan peralatan terkini seperti spray dry dan
freeze dry (Parikh et al,. dalam Nugrahani, 2005).
Menurut Agoes (2008) metode granulasi terbagi menjadi dua antara lain:
a. Granulasi kering
Metode cara kering tidak digunakan cairan sebagai pembentukan agregat.
Granulasi kering melalui proses pencampuran zat aktif dan bahan dalam keadaan
kering tidak menggunakan panas atau air, namun dengan memadatkan massa yang
besar kemudian ditempa menjadi partikel yang lebih kecil. Pembentukan partikel
menggunakan tekanan tinggi. Tekanan tinggi berfungsi meningkatkan daerah kontak
antarpermukaan dengan kekuatan secara menyeluruh dan diperlukan tambahan bahan
pengikat pada saat pencampuran serbuk. Hasil granulasi kering dapat diaplikasikan
terhadap bahan peka panas dan air.
b. Granulasi basah
Metode dengan cara basah, menggunakan cairan untuk agregasi yang diikuti
dengan proses pengeringan. Granulasi basah yang disebut juga dengan aglomerasi
serbuk dilakukan dengn cara pengadukan atau agitasi serbuk atau campuran serbuk
dengan keberadaan cairan yang biasanya berupa larutan pengikat yang sudah
dicampurkan dengan serbuk kering.
Proses tahapan dalam pembuatan granulasi basah melalui proses penggilingan
bahan awal, selanjutnya dengan pencampuran bahan kering lalu menambahkan cairan
sehingga membentuk massa basah kemudian dilakukan pengeringan dan langkah
terakhir yaitu proses penggilingan atau pengayakan untuk mencapai ukuran granul
yang sesuai. Ukuran granula bergantung pada tujuan pemakaian dan menyesuaikan
lubang ayakan (Ansel, 1989).
Tujuan suatu sediaan yang diolah menjadi granul antara lain: (a) Untuk
meningkatkan bobot jenis bubuk secara keseluruhan; (b) Untuk mendapatkan
campuran yang mempunyai sifat alir yang baik (free flowing); (c) Mengurangi debu
dari serbuk halus yang digunakan; (d) Mencegah terjadinya segresi atau pemisahan
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
22

akibat perbedaan bobot jenis, kemampuan dikempa; (e) Untuk meningkatkan dan
mengontrol kecepatan disolusi (wettabilit) (Saputro, 2012).
Efektivitas dan hasil dari suatu granulasi tergantung pada: (a) Jumlah bahan pelicin
dan pengikat yang digunakan; (b) Tipe bahan pelicin dan pengikat yang digunakan;
(c) Besarnya ukuran obat dan eksipien; (d) Efektivitas dan lamanya proses
pengadukan; (e) Kecepatan pengeringannya (Saputro, 2012).

2.6 Buku Ilmiah Populer


Buku ilmiah populer adalah buku yang berisi pemaparan dan penjabaran suatu
bidang ilmu pengetahuan. Umumnya di dasarkan pada premise, asumsi, hipotesa,
metodologi ilmiah yang digunakan dan pradigma yang jelas (Komarudin dan
Komaruddin dalam Rofiqoh (2012). Menurut Lubis (2004) dalam Lestasi (2016)
buku ilmiah populer merupakan suatu tulisan sebagai hasil kajian dengan metode
ilmiah. Suatu tulisan dapat dikatakan sebagai karya ilmiah jika tulisan tersebut
mengandung kebenaran secara objektif yang didukung oleh informasi yang telah diuji
kebenarannya (dengan data pengamatan yang tidak subjektif) dan disajikan dengan
penalaran serta analisis hingga ke dasar masalah. Suatu tulisan ilmiah dapat dikatakan
tidak ilmiah jika di dalam tulisan tersebut hanya terdapat ilmu (teori dan fakta)
pengetahuan yang telah diketahui oleh umum dan berulang kali dikemukakan.
Menurut Dalman (2012), karya ilmiah populer merupakan karangan ilmiah yang
berisikan ciri-ciri karangan ilmiah yaitu menyajikan fakta-fakta secara cermat, jujur,
netral, sistematis serta pemaparannya jelas, ringkas, dan tepat.
Karya ilmiah populer memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Bahan karya ilmiah berupa fakta yang objektif.
b) Penyajian karya ilmiah menggunakan bahasa yang cermat, tidak terlalu formal
tetapi masih berdasarkan tata cara penulisan karya ilmiah, serta tidak memuat
hipotesis.
c) Penulis tidak memancing atau memicu pertanyaan-pertanyaan yang meragukan
pembaca dan penyimpulan dilakukan dengan memberikan fakta (Hakim,2004)
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
23

2.7 Kerangka Konsep Penelitian

Nyamuk Culex sp. merupakan vektor pembawa Di Indonesia pada tahun 2016 dilaporkan
penyakit infeksi cacing filarial yang sebanyak 29 provinsi dan 239 kabupaten/kota
menyebabkan penyakit filariasis. Filariasis endemis filariasis, sehingga diperkirakan
ditularkan melalui gigitan nyamuk yang telah sebanyak 102.279.739 orang yang tinggal di
terinveksi oleh cacing tersebut yang mana kabupaten/kota endemis tersebut berisiko
penularannya lewat gigitan nyamuk Culex sp. terinfeksi filariasis (Kemenkes RI, 2016).
(Loka Litbang P2B2 Banjarnegara. 2005).

Penanganan wabah filariasis umumnya menggunakan insektisida kimia, karena dianggap bekerja lebih
efektif dan hasilnya cepat terlihat (Wahyuni, 2005).

Pengendalian menggunakan insektisida kimia dapat mengakibatkan polusi lingkungan, keracunan pada
manusia, bahkan resisten terhadap serangga (Felix, 2008).

Perlunya insektisida nabati yang dihasilkan oleh tanaman yang tidak bersifat mencemari lingkungan
dan mudah terurai (Cania dan Setyaningrum, 2013).

Kandungan zat kimia aktif yang terdapat pada biji Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Puspasari
srikaya (Annona squamosa L.) yaitu 42-45% (2014) Hasil analisis probit uji akhir granula
lemak, annonain, dan resin yang bekerja sebagai ekstrak biji srikaya terhadap larva nyamuk Aedes
racun perut dan racun kontak terhadap serangga aegypti diperoleh LC50 sebesar 1,08 ppm dalam
(Kardinan, 2003). Granula adalah gumpalan dari waktu dedah 24 jam, sedangkan LC90 sebesar
partikel-partikel yang lebih kecil dan merupakan 52,14 ppm dalam waktu dedah 24 jam. Penelitian
sediaan dasar farmasi yang dapat diproses lanjut nyamuk jenis lain yaitu nyamuk Culex sp.
berupa serbuk, tablet, kapsul. Kelebihan dari menggunakan granula ekstrak biji srikaya belum
granula diantaranya yaitu lebih tahan terhadap pernah dilakukan sehingga perlu diadakan penelitian
udara, mudah diaplikasikan, lebih praktis dalam untuk mengetahui besarnya toksisitas terhadap
mortalitas larva nyamuk dan Culex sp.
penggunaan serta memiliki resiko rendah apabila
terjadi dose dumping (Agoes, 2008).

Granula ekstrak biji srikaya (Annona squamosa L.) toksik terhadap larva nyamuk Culex sp.

Diperlukan produk dalam bentuk buku Ilmiah Populer yang akan menambah pengetahuan masyarakat
untuk mengendalikan perkembangan nyamuk Culex sp.

Gambar 2.11 Kerangka Berfikir


Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
24

2.8 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, maka jawaban sementara (hipotesis) dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Besarnya LC50 granula ekstrak biji srikaya (Annona squamosa L.) terhadap
mortalitas larva nyamuk Culex sp. dalam waktu dedah 24 jam berkisar 1 ppm
sampai dengan 25 ppm.

b. Penelitian tentang besarnya toksisitas granula ekstra biji srikaya (Annona


squamosa L.) terhadap mortalitas larva nyamuk Culex sp. layak digunakan
sebagai buku karya tulis ilmiah populer.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris. Hal ini
dikarenakan perlakuan dan lokasi penelitian bertempat di laboratorium. Penelitian ini
digunakan untuk mengetahui keefektifan ekstrak granula biji srikaya (Annona
squamosa L.) terhadap mortalitas larva nyamuk Culex sp. dilanjutkan dengan
pembuatan buku ilmiah popular sebagai sumber belajar masyarakat.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Program Studi Pendidikan
Biologi Universitas Jember. Penelitian dimulai pada bulan September hingga
Desember 2018.

3.3 Identifikasi Variabel Penelitian


3.3.1 Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas pada penelitian ini adalah konsentrasi granula ekstrak biji
srikaya (Annona squamosa L.).

3.3.2 Variabel terikat (dependent variable)


Variabel terikat pada penelitian ini adalah mortalitas larva nyamuk Culex sp.
pada stadium larva instar III akhir hingga instar IV awal dalam waktu dedah 24 jam.

3.3.3 Variabel kontrol


Variabel yang disamakan dalam penelitian ini, yaitu larva uji, aquades, waktu
pengujian, umur larva dan lingkungan laboratorium.

25
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
26

3.4 Alat dan Bahan Penelitian


3.4.1 Alat penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik, kertas
label, beaker glass, batang pengaduk, shaker untuk menghomogenkan bahan dengan
larutan, aluminium foil, kain kasa, gelas ukur, bak plastik, pipet, lemari es untuk
menyimpan granula, mikroskop, kamera, kaca penutup, kaca benda, mortal dan pistil.

3.4.2 Bahan penelitian


Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah granula ekstrak biji srikaya
(Annona squamosa L.), larva nyamuk Culex sp. instar III dan IV awal, aquades
sebagai habitat larva saat diuji dan sebagai kontrol negatif, abate sebagai kontrol
positif.

3.5 Kriteria dan Jumlah Sampel


3.5.1 Kriteria sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva nyamuk Culex sp.
yang mana larvanya didapatkan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Larva
nyamuk Culex sp. yang di gunakan yaitu instar III akhir sampai instar IV awal.
Pengambilan sampel penelitian dengan cara menghomogenkan dari larva nyamuk
Culex sp. akhir larva instar III hingga instar IV dengan dilakukan identifikasi sifon
(alat pernafasan berwarna hitam).

3.5.2 Jumlah sampel


Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 200-640 larva nyamuk Culex sp.
setiap perlakuan untuk uji pendahuluan tanpa pengulangan dan pengujian akhir
dilakukan 4 kali pengulangan. Setiap perlakuan pada uji pendahuluan digunakan 20
ekor larva dan pada uji akhir digunakan 20 ekor larva.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
27

3.6 Definisi Operasional


Defiinisi operasional digunakan untuk menjelaskan gambaran mengenai judul
dalam penelitian. Pada penelitian ini akan diberikan penjelasan operasional variabel
penelitian, sebagai berikut.

a. Toksisitas adalah suatu kemampuan dari zat yang dapat menimbulkan kerusakan
maupun mematikan organisme hidup. Toksisitas adalah sifat racun pada suatu
senyawa yang dimiliki oleh garnula ekstrak biji srikaya (Annona squamosa L.)
setelah pemberian dalam waktu 24 jam.
b. Granula adalah sediaan serbuk kasar yang diperoleh dari pencampuran sediaan
ekstrak aquades dan maltodextrin melalui proses pengeringan dan pemanasan
hingga terbentuk buih. Granulasi merupakan gumpalan partikel-partikel lebih
lebih kecil umunya tidak merata dan seperti tunggal yang lebih besar (Agoes,
2008).
c. Mortalitas adalah banyaknya angka kematian pada populasi larva Culex sp. dalam
waktu dedah 24 jam yang ditandai dengan kriteria sebagai berikut:
1. Larva nyamuk Culex sp. berada dipermukaan air atau dasar air.
2. Larva nyamuk Culex sp. tidak memberikan respon setelah diberi sentuhan.
3. Secara kimia bila larva nyamuk Culex sp. ditetesi iodine berwarna transparan
karena sel-sel tubuh yang telah mati sehingga tidak dapat menyerap warna.
d. Waktu dedah merupakan waktu yang digunakan untuk mengetahui toksisitas
granula ekstrak terhadap serangga uji. Waktu yang digunakan untuk mengetahui
tingkat toksisitas ekstrak terhadap serangga uji pada penelitian ini adalah 24 jam.
e. Larva nyamuk Culex sp. adalah serangga pradewasa yang masih sangat bergerak
aktif di dalam air, dengan pergantian instar I sampai dengan IV, sebelum menjadi
pupa.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
28

3.7 Desain Penelitian


3.7.1 Subjek penelitian
Larva uji penelitian ini adalah larva nyamuk Culex sp. instar III akhir dan IV
awal yang sudah terbentuk alat-alat organ tubuh dan relatif stabil terhadap pengaruh
lingkungan.
Besar sampel dalam penelitian ini adalah 20 ekor larva uji setiap perlakuan,
pada masing-masing perlakuan. Banyaknya ulangan dalam eksperimen dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
Rumus pengulangan dalam Alfiah (2013)

t ( r – 1 )‫و≥و‬20
Keterangan:
t : Jumlah perlakuan
r : Jumlah pengulangan
20 : Derajat bebsa untuk Rancangan Acak Lengkap (RAL)

t ( r – 1‫و≥و)و‬20
8 ( r – 1‫و≥و)و‬20
8r –86‫و≥و‬20
8r‫و≥و‬28
r‫و≥و‬3,5

Jumlah pengulangan pada penelitian ini menggunakan 4 kali ulangan pada


tiap perlakuan.

3.7.2 Desain uji pendahuluan


Uji pendahuluan digunakan untuk mendapatkan serial konsentrasi yang
digunakan pada pengujian akhir. Konsentrasi yang dibutuhkan adalah yang mampu
membunuh 5% larva uji dan kematian 95% larva uji. Pada masing-masing serial
konsentrasi dimasukkan 20 ekor larva nyamuk Culex sp. kemudian diamati jumlah
larva yang mati dalam waktu 24 jam tanpa melakukan pengulangan. Penentuan
konsentrasi awal, dilakukan dengan menggunakan konsentrasi yang paling kecil
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
29

hingga sedikit tinggi untuk mendapatkan larva yang mati 1 dan mati 19 dari 20 larva
uji.
Pembuatan serial konsentrasi menggunakan rumus pengenceran:

. = .

: Volume awal
: Konsentrasi awal
: Volume akhir
: Konsentrasi akhir

3.7.3 Desain uji akhir


Desain uji akhir menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri
dari empat kali pengulangan, masing-masing menggunakan 20 ekor larva Culex sp.
dalam masa dedah 24 jam.

3.8 Prosedur Penelitian


Penelitian dilakasanakan dalam 5 tahap yaitu, tahap persiapan, tahap uji
pendahuluan, tahap pengujian akhir, dan tahap peyusunan buku karya tulis ilmiah
populer.
3.8.1 Tahap persiapan
Tahap persiapan dilakukan sebelum melaksanakan penelitian, meliputi
beberapa hal sebagai berikut.
a. Tahap sterilisasi alat
Tahap ini merupakan tahapan untuk mensterilkan semua peralatan yang akan
digunakan dalam penelitian sehingga peralatan terbebas dari bahan kimia dan
mikroorganisme lain.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
30

b. Persiapan larva
Untuk mendapatkan larva uji instar III akhir hingga IV awal, dilakukan
pemesanan larva nyamuk Culex sp. yang dapat dilakukan di Laboratorium
Entomologi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
1) Tahap pemeliharaan
Tahap pemeliharaan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Proses pemberian pakan pada larva dilakukan dengan pemberian ekstrak hati
yang dihaluskan dengan mortal dan pistil.
b) Melakukan pengamatan setiap hari untuk mengetahui proses pergantian kulit,
sehingga dapat ditentukan stadium larva dengan menghilangkan lapisan yang
terbentuk dibagian permukaan air dengan menggunakan pipet dan kertas saring.
c) Proses pemeliharaan larva instar III akhir sampai IV awal yang siap digunakan
sebagai larva uji.
d) Larva yang digunakan sebagai serangga uji yaitu larva yang terseleksi dan
homogen pada stadium larva instar III akhir sampai IV awal dengan kriteria
sehat dengan melihat gerakan yang lincah.

3.8.2 Tahap uji pendahuluan


Uji pendahuluan dilakukan untuk memperoleh konsentrasi granula ekstrak
biji srikaya (Annona squamosa L.) sebesar 5% dan 95% dari jumlah larva. Langkah
kerja uji pendahuluan adalah sebagai berikut.

1) Uji pendahuluan granula ekstrak biji srikaya

a) Mengisi beberapa gelas wadah dengan air sebanyak 100 mL dan granula ekstrak
biji srikaya dengan serial konsentrasi (1 ppm sampai 25 ppm).
b) Memasukkan 20 larva uji yaitu Culex sp. kedalam gelas wadah dengan
menggunakan pipet kedalam tiap larutan konsentrasi, kemudian ditutup
menggunakan kasa.
c) Melakukan pengamatan terhadap jumlah larva uji yang mati, selama 24 jam.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
31

d) Mencatat jumlah mortalitas larva nyamuk Culex sp.


Bentuk rancangan penelitian untuk uji pendahuluan:

Tabel 3.1 Rancangan Uji Pendahuluan


Perlakuan Serial Konsentrasi (ppm)
K0
KA 1 ppm
GE1 1 ppm
GE 2 5 ppm
GE 3 10 ppm
GE 4 15 ppm
GE 5 20 ppm
GE6 25 ppm
Keterangan:
K0 : Kontrol aquades
KA : Kontrol abate
GE : Perlakuan (diberikan ekstrak granula daun srikaya dengan
konsentrasi yang telah ditentukan)

3.8.3 Tahap pengujian akhir


Pada uji akhir ditentukan beberapa macam konsentrasi dari hasil uji
pendahuluan yang telah diperoleh.
1) Uji granula ekstrak biji srikaya (Annona squamosa L.)
a) Mengisi duapuluh empat gelas wadah air dengan aquaes sebanyak 100 ml. Empat
gelas untuk satu konsentrasi, dan menggunakan 6 serial konsentrasi granula
ekstrak biji srikaya dengan konsentrasi 1 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm
dan 25 ppm. Ditambahkan dengan kontrol positif dan negatif untuk pembanding
perlakuan.
b) Memasukkan 20 ekor larva uji yaitu Culex sp. menggunakan pipet kedalam tiap
larutan konsentrasi dan menutup dengan kasa.
c) Melakukan pengamatan terhadap jumlah larva uji yang mati, selama 24 jam.
d) Mencatat jumlah mortalitas larva nyamuk Culex sp. dan menentukan LC50
menggunakan analisis Probit.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
32

Berikut rancangan penelitian untuk uji akhir


Tabel 3.2 Rancangan Uji Akhir Pengamatan 24 jam.

Perlakuan Konsentrasi (ppm)


Pengamatan 4 jam
Ulangan ke-
1 2 3 4
K0 K0U1 K0U2 K0U3 K0U4
KA KAU1 KAU2 KAU3 KAU4
GE1 P1U1 P1U2 P1U3 P1U4
GE2 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4
GE3 P3U1 P3U2 P3U3 P3U4
GE4 P4U1 P4U2 P4U3 P4U4
GE5 P4U1 P4U2 P4U3 P4U4
GE6 P4U1 P4U2 P4U3 P4U4

GE 1 : Granula ekstrak biji srikaya dengan konsentrasi 1 ppm


GE 2 : Granula ekstrak biji srikaya dengan konsentrasi 5 ppm
GE 3 : Granula ekstrak biji srikaya dengan konsentrasi 10 ppm
GE 4 : Granula ekstrak biji srikaya dengan konsentrasi 15 ppm
GE 5 : Granula ekstrak biji srikaya dengan konsentrasi 20 ppm
GE 6 : Granula ekstrak biji srikaya dengan konsentrasi 25 ppm
K- : Kontrol Aquades
K+ : Kontrol Abate
P : Perlakuan
U : Ulangan

3.9 Analisi Data


Terdapat dua analisis dalam penelitian ini, yaitu analisis untuk data
penelitian dan analisis untuk validasi buku Ilmiah Populer.
3.9.1 Analisis data penelitian
Pada penelitian ini terdapat beberapa hal yang akan dianalisis, yaitu:
a. Untuk mengetahui presentase mortalitas larva nyamuk Culex sp. akibat toksisitas
granula ekstrak biji srikaya (Annona squamosa L.) dihitung menggunakan rumus
Abbot.

Mortalitas =
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
33

Apabila kematian larva nyamuk pada kontrol 5-20 % maka dilakukan koreksi
persentase dengan menggunkan rumus Abbot:

A1=

Keterangan:
A1 : Persentase setelah koreksi
A : Persentase kematian larva uji
B : Persentase kematian larva kontrol

b. Jika persentase kematian larva pada kontrol lebih besar daripada 20% maka
pengujian dianggap gagal atau harus diulang. Jika lebih dari 10% larva uji
menjadi pupa maka pengujian harus dibuang dan diulang (WHO, 2005:11).
c. Menentukan LC50 dalam waktu 24 jam dari serial konsentrasi granula ekstrak biji
srikaya (Annona squamosa L.) digunakan analisis Probit. Software yang
digunakan adalah Minitab 18 for Windows.

3.9.2 Analisis hasil validasi buku ilmiah populer


Analisis validasi karya ilmiah populer yang menjadi buku bacaan bagi
masyarakat umum sampel yang digunakan harus mampu mewakili keregaman
masyarakat yang ada. Kelompok masyarakat yang digunakan untuk uji validasi
produk yaitu 1 validator ahli materi (dosen Program Studi Pendidikan Biologi), 1
validator ahli media (dosen Program Studi Pendidikan Biologi) dan 2 orang
masyarakat umum. Penilaian produk karya ilmiah populer berdasarkan kriteria yang
telah diberikan. Nilai yang diberikan memiliki rentang 1-5, disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 3.3 Nilai Untuk Tiap Penilaian Buku Ilmiah Populer

Kategori Skor
Gagal 1
Kurang layak 2
Cukup layak 3
Layak 4
Sangat Layak 5
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
34

Data yang diperoleh pada tahap pengumpulan data dengan instrumen


pengumpulan data, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data persentase.
Rumus untuk pengelolaan data setiap aspek yang dimulai:

P X 100

Keterangan:
Pi = persentase penilaian untuk aspek ke-i
xi = jumlah jawaban penilaian dari validator untuk aspek ke- i
yi = jumlah nilai maksimum untuk aspek ke-i
P = Persentase penilaian keseluruhan
n = banyak aspek yang dinilai
i = 1,2,3,..., n

Untuk mengetahui kelayakan produk karya ilmiah populer untuk digunakan


sebagai buku bacaan masyarakat, maka skor yang diperoleh harus memiliki rentang
terbaik. Nilai untuk kelayakan produk ilmiah buku populer adalah sebagai berikut.

Nilai kriteria buku : X 100

Tahap selanjutnya yaitu data persentase penilaian yang telah diperoleh


dirubahmenjadi data kuantitatif deskriptif dengan menggunakan kriteria validasi
seperti pada tabel 3.5 berikut ini.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
35

Tabel 3.4 Kriteria Validasi Buku Ilmiah Populer


Skala Persentase Kualifikasi Keputusan
Nilai
(skor)
1 20-35 Gagal Merevisi secara besar-besaran dan
mendasar tentang isi produk.
2 36-51 Kurang Jika masing-masing item pada unsur
Layak yang dinilai tidak sesuai dan ada
kekurangan dengan produk buku.
3 52-67 Cukup Layak Merevisi dengan meneliti kembali
secara seksama dan mencari
kelemahan-kelemahan produk untuk
disempurnakan.
4 68-83 Layak Produk dapat dilanjutkan dengan
menambahkan sesuatu yang kurang,
melakukan pertimbangan tertentu,
penambahan yang dilakukan tidak
terlalu besar dan tidak mendasar.
5 84-100 Sangat Layak Produk baru siap dimanfaatkan di
lapangan sebenarnya untuk masyarakat
umum.
Jika jumlah skor kelayakan tepat 68%, maka buku ilmiah populer yang
dikembangkan layak untuk digunakan untuk masyarakat umum.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
36

3.10 Alur Penelitian

Granula ekstrak biji srikaya Larva nyamuk Culex sp.

Identifikasi larva

Larva uji instar III


dan IV awal

Uji Pendahuluan
Tiap konsentrasi dilakukan satu kali ulangan

LC 5% 1 ppm LC 95% 25
ppm
Serial Konsentrasi

1 5 10 15 20 25
ppm ppm ppm ppm ppm ppm
Tiap konsentrasi dilakukan empat kali ulangan
Uji akhir

Hasil dan analisis data

Penyusunan buku karya tulis ilmiah

Validasi Buku ilmiah populer

Kesimpulan

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian


Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
54

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Toksisitas Granula Ekstrak Biji Srikaya (Annona
squamosa L.) terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Culex sp. dan Pemanfaatannya
sebagai Buku Ilmiah Populer maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Besarnya LC50 granula ekstrak biji srikaya terhadap mortalitas larva nyamuk
Culex sp. dalam waktu dedah 24 jam memiliki besar LC50 sebesar 9,14267 ppm
dengan batas bawah sebesar 7,87626 ppm dan batas atas sebesar 10,3049 ppm.
b. Produk‫ و‬pendidikan‫ و‬berupa‫ و‬Buku‫ و‬Ilmiah‫ و‬Populer‫ و‬dengan‫ و‬Judul‫“ و‬Potensi‫ و‬Biji‫و‬
Srikaya sebagai Larvasida Culex sp. dinyatakan layak digunakan sebagai buku
bacaan untuk masayarakat umum dengan nilai persentase hasil validasi dari
validator ahli media sebesar 76,8% dan persentase hasil validasi dari validator
ahli meteri sebesar 80%, serta dari rerata persentase oleh pengguna sebesar 89%.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka diajukan saran oleh peneliti sebagai
berikut:

a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan variabel tanaman


yang berbeda.
b. Perlu dilakukan penelitian uji lanjut mengenai teknik aplikasi di lapangan.
c. Larva yang digunakan harus didapatkan dari instansi atau hasil uji hayati dan
telah teridentifikasi merupakan larva nyamuk Culex sp. Sehigga data yang
diperoleh homogen.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
55

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Penerjemah Farida Ibrahim.
Jakarta: Universitas Indonesia.

Ahdiyah, I. dan I.P. Kristanti. 2015. Pengaruh Ekstrak Daun Mangkokan


(Nothopanax scutellarium) sebagai Larvasida Nyamuk Culex sp. Jurnal sains
dan seni ITS. 4(2): 32-36.

Agoes, G. 2008. Pengembangan Sediaan Farmasi. Bandung: ITB.

Agribisnis. 2016, Maret 19. Budidaya Srikaya, Kaya akan Khasiat. Jurnal Asia:
http://www.jurnalasia.com/bisnis/agribisnis/budidaya-srikaya-kaya-akan
khasiat/ [04 Agustus 2017].

Alfiah, N. 2013. Isolasi Chitosan Kulit Udang dan Pemanfaatannya Pada Buah
Strawberry (fragraria Annanasa). Skripsi. Jakarta: Universitas Pendidikan
Indonesia.

Asikin, S. 2012. Efication Test Extract of Swamp Plant to Control Army Worm
(Spodoptera litura) at Laboratorium Scale. Jurnal Argoscientae. 19(3): 1-6.

Azari, H. 2007. Larva Habitat Characteristics of Mosquitoes of the Genus Culex


(Diptera: Culicidae) in Guilan Province, Iranian. Journal of Arthropod-
Borne Diseases. 1(1): 9 - 20.

Bachheti, R.K., I. Rai, A. Joshi, D.P. Pandey, dan A. Sharma. 2012. Phytochemical
and Pharmacological Evaluation of The Seeds of Annona squamosa Linn.
International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 4(3).

Bintoro, M. 1996. Toksisitas Beberapa Golongan Insektisida terhadap Hama


penghisap Daun Kapas (Empoasca sp.). Tidak Diterbitkan. Laporan
Penelitian. Jember: Lembaga Penelitian Universitas Jember.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
56

Borror, D.J., A.C.Triplehom, dan N.F. Jhonson. 1992. Pengenalan Pelajaran


Serangga. Yogyakarta: Gadjah Mada universitas Press.

Bruneton, J. 1999. Pharmacognosy, Phytochemistry, Medicinal Plants. Paris, New


York: Intercept Ltd.

Cahyadi, A., S. Wahdaningsih, D. Natalia. 2013. Daya Tolak Infusa Daun Pandan
Wangi (Pandanus Amaryllifolius Roxb.) Terhadap Peletakan Telur Nyamuk
Aedes Spp. Jurnal Fitofarmaka Indonesia. 1(2): 65 – 71.

Campbell, N.A., dan B.R. Jane. 2010. Biology. Eighth Edition. Terjemahan oleh
Wulandari, D. T, 2010. Bio logi. Edisi Kedelapan, Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Cania, B.E., dan E. Setyaningrum. 2013. Uji Efektifitas Larvasida Ekstrak Daun
Legundi (Vitex trifolia) terhadap Larva Aedes aegypti. Jurnal Kedokteran.
2(4): 52 – 60.

Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran


EGC.

Clarckson, C., J.V. Maharaj, R. Crouch, Neil, M. Olwen, P. Pamisha. 2004. In vitro
Antiplasmodial Activity of Medicinal Plants Native to or Naturalised in South
Africa. J. Ethnopharmacology. 92(3): 177-191.

Cloyd, R.A. 2004. Natural Indeed: Are Natural Insecticides Safer and Better than
Conventional Insecticides?. Illinois Pesticide Review 17(3): 1 – 8.

Departement of Medical Entomology. 2010. Mosquito Larvae:


http://medent.usyd.edu.au/photos/larvae_photographs.htm [15 November
2017].

Depkes Repubil Indonesia, Dirjen PP dan PL. 2008. Pedoman Program Eliminasi
Filariasis di Indonesia. Jakarta.

Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta Selatan: PT Agromedia


Pustaka.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
57

Eol. 2019. Gambar Buah Srikaya. http://eol.org. (Diakses pada tanggal 03 Februari
2019).

Fatmawati, Titi, N. Sri, dan P. Bambang. 2014. Distribusi dan Kelimpahan Populasi
Aedes sp. di Kelurahan Sukorejo Gunungpati Semarang Berdasarkan
Peletakan Ovitrap. Unnes Journal of Life Science.

Felix. 2008. Ketika Larva dan Nyamuk Dewasa Sudah Kebal Terhadap Insektisida.
Farmacia. 7(7).

Gama, Z. P., Y. Bagyo, H.K. Tri. 2010. Safe Strategy to Control Mosqquito: The
Potential of Bacillus thuringiensis Isolate Indogenus From Madura as a
Natural Enemies os Mosquito (Aedes aegypti). Jurnal Pembangunan dan
Alam Lestari. 1(1): 1-10.

Georghio, G.P., dan T. Sito. 1998. Pest Resistance to Pesticides. New York: Plenum
Press.

Ginanjar, G. 2008. Demam Berdarah: A Survival Guide, Yogyakarta: PT. Bentang


Pustaka.

Ghorbani, F., H. Vatandoost, A.A. Hanafi-Bojd, M.R. Abai, H. Nikookar, dan A.A.
Enayati. 2018. High Resistance of Vector of West Nile Virus, Culex pipiens
Linnaeus (Diptera: Culicidae) to Different Insecticides Recommended by
WHO in Northern Iran. J Arthropod-Borne Dis. 12(1): 24–30.

Hamidah. 2001. Eksplorasi dan Uji Biolarvasida Fraksi Daun Tanaman Marga
Annona terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti dan Culex quinqienfasciatus.
Berkala Penelitian Hayati (J.Biol.Res). 6(2):153-157.

Hapsari, A.T., Z. Shaluhiyah, dan A. Suryoputro. 2018. Pengaruh Faktor Pendukung


terhadap Perilaku Masyarakat dalam Pencegahan Penyakit Filariasis di Kota
Semarang. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. Vol. 13(2): 143-154.

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis


Tumbuhan. Penerjemah: Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. Edisi
Ketiga. Bandung: ITB Press.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
58

Hariana, A. 2013. 262 Tumbuhan Obat & Khasiatnya (Edisi Revisi). Jakarta: Penebar
Swadaya.

Hermianto, dan T.S. Wiharsi. 2004. Potensi Ekstrak Biji Srikaya (Annona squamosa)
untuk Mengendalikan Ulat Krop Kubis Crocidolomina pavonana. Agrosains.
6(1): 31-35.

Hudayya, A. dan J. Hadis. 2012. Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara


Kerjanya (Mode of Action). Bandung: Yasan Bina Tani Sejahtera.

ITIS. 2019. Klasifikasi Culex sp.. http://www.itis.gov [Diakses pada tanggal 3


Februari 2019].

ITIS. 2019. Klasifikasi Annona squamosa L.. http://www.itis.gov (Diakses pada


tanggal 3 Februari 2019).

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta: Rineka Cipta.

Kadja, D. H. 2010. Annona squamosa Sebagai Alternatif Aman Bagi Pengendalian


Hama. Jurnal Media Exacta. 10(3): 1-8.

Kardinan, A. 2003. Mengenal Lebih Dekat Tanaman Pengusir dan Pembasmi


Nyamuk. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Kardinan, A. 2004. Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk. Cetakan Ketiga.


Jakarta: Agromedia Pustaka.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2014. Penanggulangan


Filariasis. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 94. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Wilayah KLB DBD dan Filariasis
ada di 11 Provinsi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Leatemia, J.A., dan M.B. Isman. 2004. Toxicity and Antifeedant Activity of Crude
seed Extracts of Annona squamosal (Annonaceae) Against Lepidopteran
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
59

Pests and Natural Enemies. International Journal of Tropical Insect Science.


24(2): 150 – 158.

LIPI (Indonesian Institute of Sciences).2012. Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Peraturan


Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 04/E/2013. Jakarta :
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Loka Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang


Banjarnegara, 2005. Buku Saku Mengenal Lebih Dekat Penyakit Kaki Gajah.
Banjarnegara.

Loren, I. 2016. Toksisitas Campuran Ekstrak Dan Sirih (Pipier Betlei dan Ekstrak
Biji Srikaya (Annona squamosa L.) Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk
Aedes aegypti L.. Skripsi: Universitas Jember.

Manimegalai, K. dan S. Sukanya. 2014 Biology of The Filarial Vector, Culex


quinquefasciatus (Diptera: Culicidae). Int,J.Curr.Mikrobiol.App.Sci. 3(4): 718
– 7124.

Marjoni, M.S. 2016. Dasar-Dasar Fitokimia untuk Diploma III Farmasi. Jakarta:
Trans Info Media.

Más, I.G., B.M. Araújo, A.A. Inchaurbe, I.P. Roldán, A.G. Moreno, dan P.R. Román.
2009. Manual de laboratorio de Parasitología 12. Insectos Dípteros. Reduca
(Biología) Serie Parasitología 2(5): 80-105.

Masirul. 2013. Srikaya Jumbo : Buah Prospek Untuk di Kembangkan : http:// balitbu
.litbang.pertanian.co.id/ind/index.php/berita-mainmeni26/info-lainnya/24-
lain-lain/553-srikaya-jumbo-buah-prospek-untuk-dikembangkan [04 Agustus
2018].

Medhekar, A. 2017. http://www.biologydiscussion.com/articles/structure-and-life-


cycle-of-mosquito-with-diagram/2675. [Diakses pada tanggal 25 Juli 2017].

Mentor, R.H., J. Blagica, K.P. Tatjana. 2014. Toxicological Evaluation of the Plant
Product Using Brine Shrimp (Artemia salina L.) Model. Macedonian
Pharmaceutical bulletin. 60 (1): 9-18.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
60

New Zaeland. 2013. Biosecure entomology Laboratory Culex quinqeuenfasciatus.


New Zaeland.

Nombe, S., dan Binawati. 2017. Pemberian Ekstrak Biji Alpukat (Persea americana
Mill.) dan Biji Sirsak (Annona muricata L.) terhadap Mortalitas Larva
Nyamuk Culex sp.. Stigma 10(2): 1-15.

Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Novizan. 2002. Membuat dan Memanfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan. Jakarta:


Agro Media Pustaka.
Nugrahani, I., H. Rahmat, dan J. Djajadisastra, 2005. Karakteristik Granul dan Tablet
Propanolol Hidroklorida dengan Metode Granulasi Peleburan. Majalah Ilmu
Kefarmasian. 2(2): 100 - 109.

Nurpila, V. 2016. Gambaran Karakteristik Penderita Filariasis Di Desa Sanggu


Kabupaten Barito Selatan Kalimantan Tengah. Jurnal Kesehatan Masyarakat
(E-Journal). 4(3) : 2356-3346.

Panghiyangani, R., Isnaini, dan T. Dodo. 2010. Aktivitas Larvisida Minyak Atsiri
Rimpang Kunyit Putih (Curcuma zedoaria) terhadap Larva Aedes aegypti.
Majalah Kedokteran FK UKI 27(3).

Prianto, J. 2000. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta: PT. Gramedia.

Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB dan Gagas Ulung. 2014. Sehata Alami dengan
Herbal. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Puspasari, V.G. 2014. Toksisitas Granula Ekstra Biji Srikaya (Annona squamosa L.)
terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti L. Skripsi. Jember: Universitas
Jember.

Puspitasari, E.G., R. Hestiningsih, dan M. Martini. 2018. Aktivitas Mengigit Nyamuk


Culex quinquefasciatus Di Daerah Endemis Filariasis Kelurahan Sukodono
Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-
Journal). 6(5): 289 - 294.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
61

Ragil, W. 2013. Pedoman Sosialisai (Prosedur Operasi Standar). Jakarta:


Kementerian Pendidikan Nasional.

Rahmiati. 2013. Problematika Mahasiswa Dalam Menulis Karya Ilmiah. Jurnal


Adabiyah. Vol.13 (2).

Rattanarithikul, R., B.A. Harrison, P. Panthusiri, dan R.E Coleman. 2005. Illustrated
keys to the mosquitoes of Thailand I. Background; Geographic Distribution;
Lists of Genera, Subgenera, and Species; and a Key to The Genera. The
Southeast Asian Journal of Tropical Medicine and Public Health. 36: 1–80.

Ridha, M.R., dan K. Nisa. 2012. Larva Aedes aegypti Sudah Toleran Terhadap
Temepos di Kota Banjar Baru, Kalimantan Selatan. Jurnal Vektora. 3(2): 93 –
111.

Rosmayanti, K. 2014. Uji Efektifitas Ekstrak Biji Sirsak (Annona muricata L.)
Sebagai Larvasida Pada Larva Aedes aegypti Instar III/IV. Skripsi. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Saefudin dan Setiawan. 2006. Teknik Pembutan Leaflet untuk Kegiatan Marketing
dan Informasi di Perpustakaan. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan (546-552).

Sari, M. F. A. 2014. Pengaruh Kombinasi Pakan Tepung Darah Ayam (Gallus gallus
domestica) dan Tepung Kulit Pisang (Musa paradisiaca L.) terhadap
Pertumbuhan Dophima sp. dan Pemanfaatannya sebagai Buku Suplemen
(Sekolah Menengah Kejuruan Kelas X Semester Genap). Skripsi. Jember:
Jember University Press.

Sastrodihardjo, S. 1979. Pengantar Entomologi Terapan. Penerbit ITB, Bandung.

Satria, W.A.K. dan H. Prasetyowati. 2012. Daya Larvasida Ekstrak Biji Srikaya
(Annona squamosa) Dengan Rentang Waktu Penyimpanan yang Berbeda
Terhadap Larva Culex quinquefasciatus. Aspirator. 4(1): 21 – 26.

Sembel, D.T. 2009. Entomologi Kedokteran. Yogyakarta: Penerbit Andi.


Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
62

Setyawaty,‫و‬D.‫و‬2002.‫“و‬Studi‫و‬Pengaruh‫و‬Ekstrak‫و‬Daun‫و‬Sirih‫( و‬Piper batle Linn.) dalam


Pelarut Aquades, Etanol dan Metanol terhadap perkembangan Larva Nyamuk
Culex quinquefasciatus.”‫ و‬Skripsi.‫ و‬Fakultas‫ و‬Kedokteran‫ و‬Hewan‫ و‬Institut‫و‬
Pertanian Bogor.

Soegijanto, S. 2006. Kumpulan Makalah Penyakit Tropis dan Infeksi di Indonesia.


Surabaya: Airlangga.

Souza, T. 2016. How to Identify Culex, Anopheles, and Aedes Mosquito and Their
Larvae?Researchgate.https://www.researchgate.net/post/How_to_identify_Cu
lex_Anopheles_and_Aedes_mosquitoes_and_their_larvae. [Diakses pada
tanggal 01 Oktober 2018].
Staf Pengajar Departemen Parasitologi FK UI. 2009. Parasitologi Kedokteran.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Stephanie, H., and C. Roxanne. 2013. Southern House Mosquito Culex


quinguefasciatus Say. USA: Institu of Food and Agricultural Science
University of Florida.

Sudarmono, S. 2007. Pestisida. Cetakan Kesebelas. Yogyakarta: Kanisius.

Sudjari, Iskandar A, Telussa Arley Sadra. 2011 Pengaruh Dekok Daun Mint (Mentha
arvensis var javanica) Sebagai Larvasida Nabati Nyamuk Anopheles sp. di
Pantai Balekambang, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Artikel
Penelitian.Diakses_melalui:http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/1832
5/1/ Pengaruh- dekok- daun- mint- (Menthaarvensis-var-javanica) –sebagai –
larvasida –nabati -Nyamuk Anopheles-sp -di -PantaiBalekambang,
Kecamatan -Bantur,-Kabupaten-Malang.pdf [diakses pada tanggal 13 Januari
2019].

Sunarjono, H. 2005. Sirsak dan Srikaya, Budi Daya untuk Menghasilkan Buah
Prima. Jakarta: Penebar Swadaya.

Susanti, 2014. Pengenalan Nyamuk. http://repository.usu.ac.id. [Diakses pada tanggal


10 Oktober 2017].

Taslimah. 2014. Uji Efikasi Ekstrak Biji Srikaya (Annona Squamosa L.) Sebagai Bio
Insektisida Sebagai Upaya Intregated Vector Managenet Terhadap Aedes
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
63

aegypti . Skripsi. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN


Syarif Hidayatullah.

Theresia, R., S. Falah, M. Safithri, M. Assyar. 2016. Toxicity Ekstract and Faction of
Surian Leaf and Bark (Toona sinensis) Against Shrimp Larvae (Artemia
salina L.). Current Biochemistry. 3(3): 128-137.

Trisnadi, R. 2016. Pestisida Alami Ramah Lingkungan untuk Mengendalikan Hama


dan Penyakit Tanaman. Artikel. Probolinggo: Dinas Perkebunan dan
Kehutanan.

Umiyah‫ و‬dan‫ و‬Prihatin.‫ و‬2006.‫“ و‬Uji‫ و‬Toksisitas‫ و‬Ekstrak‫ و‬Daun‫ و‬Polyantia longifolia
terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes aegypti L.”‫ و‬Tidak‫ و‬Diterbitkan.‫و‬
Skripsi. Surabaya; FMIPA,Universitas Airlangga.

Veriswan, I. 2010. Perbandingan Efektivitas Abate dengan Papain dalam


Menghambat Pertumbuhan Larva Aedes aegypti. Artikel Ilmiah.

Wahyudi, A., Gunari, dan Iir. 2013. Bimbingan Media Tercetak. Jakarta: Pusat
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Badan Pengembangan Sumber Daya
Kelautan dan Perikanan.

Wahyuni, S. 2005. Daya Bunuh Ekstrak serai (Andropogen nardus) terhadap


Nyamuk aedes aegypti. Skripsi. Semarang: Univrsitas Negeri Semarang.

Wahyuni, D. 2013. Granulasi senya Toksik untuk Memberantas larva Nyamuk Aedes
aegypti. Jember: Universitas Jember.

Wahyuni, D., D.P. Dewi, dan Suratno. 2014. Toksisitas Granula Ekstrak Biji Alpukat
(Persea Americana Mill.) Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Aedes aegypti
L. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa.

Wahyuni, D. 2016. Toksisitas Ekstrak Tanaman sebagai Bahan Dasar Biopestidsida


Baru Pembasmi Larva Nyamuk Aedes Aegypti (Ekstrak Daun Sirih, Ekstrak
Biji Pepaya, dan Ekstrak Biji Srikaya) Berdasarkan Hasil Penelitian. Malang:
Media Nusa Creative.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
64

Wardhana, A.H., dan A. Husein. 2014. Efek Larvasida Ekstrak Air Biji Srikaya
(Annona squamosa L.) terhadap Larva Lalat Chrysomya bezziana. Jurnal
Semnas Teknologi Peternakan dan Veteriner.

Wardhana,‫ و‬A.H.,‫ و‬A‫ و‬Husein.,‫ و‬J.‫ و‬Manurung.‫ و‬2005.‫“ و‬Efek‫ و‬Larvasida‫ و‬Ekstrak‫ و‬Air‫ و‬Biji‫و‬
Srikaya (Annona squamosa L.) terhadap Larva Lalat Chrysomya
bezziana”.[serialonline].http://peternakan.litbang.deptan.go.id/publikasi/semn
as/pro05154.pdf. JITV. 10(2) [diakses pada tanggal 13 Januari 2019].

World Health Organization. 2005. Demam Berdarah Dengue. Jakarta: EGC.

World Health Organization. 2013. World Health Organization Global Programme to


Eliminate Lymphatic Filariasis: a Handbook for National Elimination
Programmes. Geneva: WHO.

Yanuarsih, E. 2010. Uji Efektifitas Losion Repelan Minyak Mimba (Azadirachta


indica A. Juss) terhadap Nyamuk Aedes aegypti. Skripsi. Jakarta: Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehtan UIN Syarif Hidayatulloh.

Yuantari, M. 2009. Studi Ekonomi Lingkungan Pengguanaan Pestisida dan


Dampaknya Pada Kesehatan Petani di Area Pertanian Hortikultura Desa
Sumber Rejo Kec. Ngablak Kab. Magelang Jawa Tengah. Tesis Semarang:
Universitas Diponegoro.

Yunita, E.A., N.H. Suprapti, dan J.W. Hidayat. 2009. Pengaruh Ekstrak Daun Teklan
(Eupatorium riparium) terhadap Mortalitas dan Perkembangan Larva Aedes
aegypti.Bioma.11(1):11–17.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
65

LAMPIRAN A.
MATRIKS PENELITIAN

Judul Latar Rumusan Variabel Metode


Belakang Masalah Penelitian

(1) (2) (3) (4) (5)


Toksisitas Serangga mempunyai peranan penting sebagai vektor (perantara) dari 1. Berapakah 1. Variabel 1. Jenis
Granula berbagai penyakit (Borror, et al., 1992). Beberapa jenis penyakit yang toksisitas Bebas: penelitian ini
granula Konsentras adalah
Ekstrak Biji disebabkan oleh nyamuk, seperti filariasis yang ditularkan melalui nyamuk ekstrak biji
i granula eksperimen
Srikaya Culex sp. (Nombe, S. dan Binawati, 2017). Filariasis adalah penyakit srikaya
ekstrak biji dengan
(Annona menular menahun karena penyebabnya adalah infeksi cacing filariasis. (Annona
squamosa srikaya menggunakan
Squamosa Terdapat 241 kabupaten di Indonesia yang merupakan daerah endemis Rancangan
L.) terhadap (Annona
L.) filariaris dan 50% penduduknya berpotensi tertular penyakit ini (Hapsari, mortalitas Acak Lengkap
squamosa
terhadap A.T, et al., 2018). Di Indonesia pada tahun 2016 dilaporkan sebanyak 29 larva (RAL)
L.)
Mortalitas provinsi dan 239 kabupaten/kota endemis filariasis, sehingga diperkirakan nyamuk 2. Tempat
Culex sp. penelitian di
Larva sebanyak 102.279.739 orang yang tinggal di kabupaten/kota endemis
dalam Sub Lab
Nyamuk tersebut berisiko terinfeksi filariasis (Kemenkes RI., 2016). waktu dedah 2. Variabel Ekologi dan
Culex Sp. Upaya pencegahan penyebaran penyakit filariasis terhadap nyamuk 24 Jam? Terikat: Toksikologi
serta Culex sp. dapat dilakukan baik secara mekanis, biologis, dan kimiawi. 2. Bagaimana Mortalitas FKIP Biologi
Pemanfaata Pengendalian secara kimiawi paling sering dilakukan, karena dianggap kelayakan larva Universitas
buku ilmiah nyamuk
nnya Buku bekerja lebih efektif dan hasilnya cepat terlihat (Wahyuni, S., 2005). Jember
populer
Ilmiah Pengendalian menggunakan larvasida sintetik dapat mengakibatkan polusi Culex sp. 3. Waktu
berdasarkan
Populer lingkungan, keracunan pada manusia, bahkan resisten terhadap serangga hasil pada Penelitian
penelitian stadium dilaksanakan
(Ahdiyah, I. dan Kristanti, I.P., 2015). Penggunaan larvasida alami
toksisitas larva instar pada bulan
memiliki beberapa keuntungan, antara lain degradasi atau penguraian yang granula September
III akhir
cepat oleh sinar matahari, udara, kelembaban, dan komponen alam lainnya, ekstrak biji sampai
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
66

sehingga mengurangi risiko pencemaran tanah dan air (Novizan, 2002: 5). srikaya hingga Desember
Tanaman Indonesia penghasil buah yang berpotensi sebagai (Annona instar IV 2018.
squamosa
insektisida nabati salah satunya adalah Srikaya (Annona squamosal L.). awal dalam 4. Analisis:
L.) terhadap - Analisis data
Rosmayanti (2014) menyatakan bahan kimia acetogenin dimiliki hampir mortalitas waktu
dedah 24 yang
oleh seluruh famili Annonaceae, termasuk Srikaya (Annona squamosa L.) larva
nyamuk jam. digunakan
telah banyak diketahui bahwa molekul tersebut berperan sebagai larvasida. untuk
Culex sp.?
Tanaman ini juga mengandung alkaloid yang berfungsi sebagai insektisida menentukan
yang mampu menyebabkan kematian serangga melalui mekanisme racun nilai LC50
3. Variabel dengan
kontak (Nombe, S. dan Binawati, 2017). Kontrol
Toksisitas granula ekstrak tanaman biji srikaya terhadap larva Aedes menggunakan
Larva larva analisis probit
aegypti L. sudah diteliti dengan hasil perolehan LC50 sebesar 1,08 ppm, uji, dengan
sedangkan LC90 sebesar 52,14 ppm (Puspasari, V.G., 2014). Uji toksisitas aquades, minitab versi
granula ekstrak biji srikaya belum pernah dilakukan pada jenis nyamuk waktu 18.
yang lain termasuk nyamuk Culex sp. pengujian, - Produk Buku
Informasi mengenai manfaat dari kandungan biji srikaya perlu disampaikan sifat fisik ilmiah populer
kepada masayarakat sebagai informasi yang aktual dan menarik minat granula dianalisis data
masyarakat dengan dengan dipublikasikan dalam bentuk buku ilmiah dan presentasi.
populer. Menurut Dalman (2012), buku ilmiah populer merupakan karangan lingkungan
ilmiah yang berisikan ciri-ciri karangan ilmiah yaitu menyajikan fakta-fakta laboratoriu
m.
secara cermat, jujur, netral, sistematis serta pemaparannya jelas, ringkas,
dan tepat.
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian
dengan‫و‬judul‫“و‬Toksisitas‫و‬granula‫و‬ekstrak‫و‬biji‫و‬srikaya‫(و‬Annona squamosa L.)
terhadap mortalitas larva nyamuk Culex sp. serta pemanfaatannya sebagai
Buku‫و‬Ilmiah‫و‬Populer”.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
67

Lampiran B. Hasil Penelitian


B.1 Identifikasi Larva Nyamuk Culex sp.

2
8
1
3
9

5
6
7

A
Gambar 4.1 Hasil Identifikasi Larva Nyamuk Culex sp. perbesaran 100x (Sumber:
Dokumentasi Pribadi).

Keterangan:
1. Chepal
2. Thorax
3. Abdomen
4. Spina lateral
5. Bristle (duri-duri di dada)
6. Insang trakea
7. Corong pernapasan
8. Mata
9. Antena
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
68

B.2 Morfologi Larva Nyamuk Culex sp. Sebelum dan Sesudah diberi Perlakuan
Secara Mikroskopis

A B

Keterangan:
A
A. Sebelum diberi perlakuan granula ekstrak biji srikaya (Annona squamosa L.)
B. Sesudah diberi perlakuan granula ekstrak biji srikaya (Annona squamosa L.)
dengan konsentrasi 25 ppm dalam waktu dedah 24 jam.
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
69

Lampiran C. Dokumentasi Penelitian


A. Alat dan Bahan yang Digunanakan dalam Penelitian

B
D E
I
A
C G

K H

Keterangan:
Alat
A. Gelas plastik E. Pipet tetes
B. Glas ukur 100ml F. Nampan kecil (leser kecil)
C. Saringan G. Kaca benda
D. Pegaduk H. Timbangan digital
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
70

Bahan
I. Aquades K. Granula ekstrak biji srikaya
J. Larva nyamuk Culeex sp.

A B

Keterangan:
Pengambilan larva Culex sp. secara homogen (A), pengamatan larva Culex sp. Secara
mikroskopis (B).

B. Uji Akhir

Keterangan:
Uji Akhir dengan menggunakan 6 konsentrasi granula ekstrak biji srikaya (Annona
squamosa L.) dengan empat kali pengulangan
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
71

Lampiran D. Surat Pembelian Larva Culex sp.


Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
72

Lampiran E. Hasil Uji Pendahuluan


Hasil Uji pendahuluan Granula Ekstrak Biji Srikaya
Konsentrasi (ppm) Jumlah Larva Mortalitas Persentase (%)
0,1 20 1 5
25 20 19 95
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
73

Lampiran F. Hasil Uji Akhir


Mortalitas larva nyamuk Culex sp. yang diperlakukan dengan granula ekstrak biji
srikya (Annona squamosa L.) dalam waktu dedah 24 jam.
Waktu dedah 24 Jam Rata
Konsentrasi Ulangan
Total Mati Hidup mortalitas
1 ppm 1 20 2 18
2 20 1 19
2
3 20 2 18
4 20 1 19
5 ppm 1 20 5 15
2 20 7 13
6
3 20 6 14
4 20 6 14
10 ppm 1 20 8 12
2 20 8 12
9
3 20 9 11
4 20 10 10
15 ppm 1 20 13 7
2 20 15 5
14
3 20 12 8
4 20 16 4
20 ppm 1 20 17 3
2 20 16 4
17
3 20 17 3
4 20 18 2
25 ppm 1 20 20 0
2 20 19 1
19
3 20 19 1
4 20 19 1
Kontrol (-) 1 20 0 20
2 20 0 20
0
3 20 0 20
4 20 0 20
Kontrol (+) 1 20 20 0
2 20 20 0
20
3 20 20 0
4 20 20 0
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
74

Lampiran G . Hasil Analisis Probit Lc50


Distribution: Weibull

Response Information

Variable Value Count


Mortalitas Event 266
Non-event 214
jumlah larva uji Total 480
Estimation Method: Maximum Likelihood

Regression Table

Standard
Variable Coef Error Z P
Constant -3,17509 0,322665 -9,84 0,000
Konsentrasi 1,26915 0,119994 10,58 0,000
Natural
Response 0
Log-Likelihood = -224,761

Goodness-of-Fit Tests

Method Chi-Square DF P
Pearson 8,50492 4 0,075
Deviance 8,55316 4 0,073
Tolerance Distribution

Parameter Estimates

95,0% Normal CI
Standard
Parameter Estimate Error Lower Upper
Shape 1,26915 0,119994 1,05447 1,52754
Scale 12,2037 0,678784 10,9432 13,6093
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
75

Table of Percentiles

95,0% Fiducial CI
Standard
Percent Percentile Error Lower Upper
1 0,325355 0,116692 0,137538 0,589486
2 0,564000 0,173345 0,269831 0,938946
3 0,779423 0,216133 0,400948 1,23488
4 0,981699 0,251258 0,531734 1,50161
5 1,17521 0,281282 0,662596 1,74916
6 1,36237 0,307572 0,793779 1,98294
7 1,54474 0,330965 0,925452 2,20623
8 1,72335 0,352017 1,05774 2,42128
9 1,89898 0,371125 1,19074 2,62965
10 2,07221 0,388580 1,32454 2,83252
20 3,74303 0,505277 2,71882 4,69568
30 5,41645 0,563121 4,24646 6,46322
40 7,18839 0,591965 5,94951 8,29029
50 9,14267 0,612293 7,87626 10,3049
60 11,3914 0,653411 10,0880 12,6869
70 14,1257 0,768240 12,6832 15,7561
80 17,7556 1,05222 15,9117 20,1684
90 23,5445 1,74362 20,6745 27,8470
91 24,3894 1,86236 21,3423 29,0190
92 25,3246 1,99808 22,0753 30,3293
93 26,3737 2,15536 22,8903 31,8148
94 27,5711 2,34092 23,8120 33,5291
95 28,9694 2,56522 24,8778 35,5555
96 30,6566 2,84594 26,1500 38,0333
97 32,7957 3,21640 27,7434 41,2234
98 35,7486 3,75204 29,9114 45,7104
99 40,6518 4,69625 33,4417 53,3549
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
76

Probability Plot for Mortalitas


Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
77

Lampiran H. Lembar Konsultasi Penyusunan Skripsi


H.1 Lembar Konsultasi Pembimbing Utama
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
78

H.2 Lembar Konsultasi Pembimbing Anggota


Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
79

Lampiran I. Surat Ijin Penelitian


Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
80

Lampiran J. Surat Permohonan Peminjaman Alat


Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
81

Lampiran K. Surat Rekomendasi Validator


Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
82

Lampiran L. Validasi Buku Ilmiah Populer

LEMBAR KUISIONER
UJI PRODUK BUKU ILMIAH POPULER

I. Identifikasi Penulis

Nama : Febriana Arumsari


NIM : 150210103031
Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program Studi : Pendidikan Biologi

II. Pengantar

Dalam rangka menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) pada Program Studi
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jember, penulis melaksanakan penelitian
dengan judul “Toksisitas Granula Ekstrak Biji Srikaya (Annona squamosa L.)
Terhadap Mortalitas Larva Nyamuk Culex sp. dan Pemanfaatannya Sebagai
Buku Ilmiah Populer”.
Guna mencapai tujuan tersebut, penulis dengan hormat memohon
kesediaan Bapak/Ibu untuk membantu dalam melakukan pengisian lembar kuesioner
yang penulis ajukan sesuai dengan keadaan sebenarnya. Kerahasiaan jawaban serta
identitas Bapak/Ibu akan dijamin oleh kode etik dalam penelitian. Penulis
mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu dalam
mengisi lembar kuesioner yang penulis ajukan.

Hormat Saya,
Penulis

Febriana Arumsari
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
83

Lampiran M. Lembar Validasi Buku Produk Buku Ilmiah Populer Oleh Ahli
Materi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
84
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
85
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
86

Lampiran N. Penjelasan Instrumen Validasi Materi Buku Ilmiah Populer

I. KOMPONEN KELAYAKAN ISI

A. Cakupan Materi
Butir 1 : Kejelasan tujuan penyusunan buku
Penjelasan : Materi yang disajikan sesuai dengan tujuan penyusunan dan
memperhatikan keterbacaan sasaran penggunanya.
Butir 2 : Keluasan materi sesuai dengan tujuan penyusunan buku
Penjelasan : Materi yang disajikan minimal mencerminkan jabaran
substansi materi yang perlu diketahui oleh pembaca.
Butir 3 : Kedalaman materi sesuai dengan tujuan penyusunan buku
Penjelasan : Materi mencakup mulai dari pengenalan konsep sampai
dengan interaksi antarkonsep dengan memperhatian tujuan
penyusunan buku.
Butir 4 : Kejelasan materi
Penjelasan : Materi yang tertulis didalam buku telah benar dan sesuai
dengan literatur yang ada.
B. Akurasi Materi
Butir 5 : Akurasi fakta dan Data
Penjelasan : Fakta dan data yang disajikan berdasarkan hasil penelitian dan
studi literatur yang sudah dilakukan.
Butir 6 : Akurasi konsep/teori
Penjelasan : Konsep /teori yang disajikan berdasarkan hasil penelitian dan
studi literatur yang sudah dilakukan.
Butir 7 : Akurasi gambar atau ilustrasi
Penjelasan : Gambar dan ilustrasi yang disajikan berdasarkan hasil
penelitian dan studi literatur yang sudah dilakukan.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
87

C. Kemutakhiran Materi

Butir 8 : Kesesuaian dengan perkembangan terbari ulmu pengetahuan


saat ini
Penjelasan : Materi yang disajikan up to date, sesuai dengan
perkembangan keilmuan biologi terkini.
Butir 9 : Menyajikan contoh-contoh mutakhir dari lingkungan lokal /
nasional / regional / internasional
Penjelasan : Uraian dan contoh yang disajikan dapat berasal dari
lingkungan pembac baik di Indonesia, Asia Tenggara, maupun
dunia.

II. KOMPONEN KELAYAKAN PENYAJIAN

A. Teknik Penyajian
Butir 10 : Konsistensi sistematika sajian
Penjelasan : Materi yang disajikan konsisten.
Butir 11 : kelogisan penyajian dan keruntutan konsep
Penjelasan : Materi yang disajikan logis dan runtut.
B. Pendukung Penyajian Materi
Butir 12 : Kesesuaian dan ketepatan ilustrasi dengan materi
Penjelasan : Materi dan ilustrasi yang disajikan sesuai dan tepat.
Butir 13 : Pembangkit motivasi pembaca
Penjelasan : Materi yang disajikan dapat membangkitkan motivasi
pembaca untuk mendapatkan pengetahuan baru.
Butir 14 : Produk bersifat informatif
Penjelasan : Buku yang disusun bersifat informatif, artinya memberikan
informasi baru kepada pembaca untuk mengembangkan
pengetahuan yang dimilikinya.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
88

Butir 15 : Ketepatan pengetikan dan pemilihan gambar


Penjelasan : Materi yang disajikan tepat tanpa ada salah pengetikan serta
pemilihan gambar tepat.
Butir 16 : Ketepatan struktur kalimat.
Penjelasan : Bahasa yang disajikan dalam buku tepat tanpa ada kesalahan
struktur kalimat.
Butir 17 : Keefektifan struktur kalimat.
Penjelasan : Bahasa yang disajikan efektif tanpa ada kesalahan struktur
kalimat.
Butir 18 : Kebakuan istilah.
Penjelasan : Istilah yang disajikan dalam buku dapat diterima oleh semua
masyarakat umum atau baku.
Butir 19 : Kesesuain dengan tingkat pengembang intelektual.
Penjelasan : Bahasa yang disajikan dalam buku sesuai dengan tingkat
pengembangan pemikiran.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
89

Lampiran O. Lembar Validasi Produk Buku Ilmiah Populer Oleh Ahli Media
dan Pengembangan
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
90
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
91
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
92

Lampiran P. Penjelasan Instrumen Validasi Media Buku Ilmiah Populer

I. KOMPONEN KELAYAKAN KEGRAFIKAN


A. Artistik dan Estetika
Butir 1 : Komposisi buku sesuai dengan tujuan penyusunan buku
Penjelasan : Tampilan buku dengan teks dan banyak contoh berupa
gambar sesuai dengan materi meningkatkan ketertarikan
pembaca untuk mendapatkan pengetahuan baru.
Butir 2 : Penggunaan teks dan grafis proporsional
Penjelasan : Rancangan isi dan desain media meliputi penggunaan teks dan
grafis yang proporsional.
Butir 3 : Kemenarikan lay out dan tata letak
Penejelasan : Lay out dan tata letak media yang dipilih sudah menarik dan
dapat meningkatkan motivasi pembaca.
Butir 4 : Pemilihan warna menarik
Penjelasan : Pemilihan dan perpaduan warna yang digunakan sudah bagus
dan menarik sehingga meningkatkan motivasi pembaca.
Butir 5 : Keserasian teks dan grafis
Penjelasan : Rancangan isi dan desain media meliputi penggunaan teks dan
grafis sudah serasi dan dapat menumbuhkan motivasi pembaca.
B. Fungsi Keseluruhan
Butir 6 : Produk membantu mengembangkan pengetahuan pembaca
Penjelasan : Buku yang disusun merupakan buku bacaan bagi masyarakat
awam untuk mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya.
Butir 7 : Produk bersifat informatif
Penjelasan : Buku yang disusun bersifat informatif, artinya memberikan
informasi baru kepada pembaca untuk mengembangkan
pengetahuan yang dimilikinya.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
93

Butir 8 : Secara keseluruhan produk buku menumbuhkan rasa ingin


tahu pembaca.
Penjelasan : Buku yang disusun dapat memberikan motivasi kepada
pembaca untuk terus mendapatkan pengetahuan-pengetahuan
yang baru.
II. KOMPONEN PENGEMBANGAN
A. Teknik Penyajian
Butir 9 : Konsistensi sistematika dan sajian dalam bab
Penjelasan : Sistematika penyajian dalam bab konsisten.
Butir 10 : Kelogisan penyajian dan keruntutan konsep dari hal yang
mendasar
Penjelasan : Penyajian materi logis dan runtut sesuai dengan konsep dari
hal yang mendasar.
Butir 11 : Koherensi substansi antar bab
Penjelasan : Uraian substansi antar bab dalam satu buku proporsional
dengan mempertimbangkan tingkat keterbacaan oleh pembaca.
Butir 12 : Keseimbangan substansi antar bab
Penjelasan : Uraian substansi antar bab memiliki keseimbangan materi
yang runtut.
B. Pendukung Penyajian Materi
Butir 13 : Kesesuaian dan ketepatan ilustrasi dengan materi
Penjelasan : Penggunaan ilustrasi tepat dan sesuai dengan materi.
Butir 14 : Kesesuaian gambar dan keterangan
Penjelasan : Gambar dan keterangan yang disajikan dalam buku sudah
sesuai.
Butir 15 : Adanya rujukan / sumber acuan
Penjelasan : Terdapat daftar rujuan / sumber acuan nntuk teks dan gambar
yang diambil dari sumber-sumber yang digunakan.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
94

Butir 16 : Ketepatan struktur kalimat


Penjelasan : Bahasa yang disajikan dalam buku tepat tanpa ada salah
struktur kalimat.
Butir 17 : Keefektifan struktur kalimat.
Penjelasan : Bahasa yang disajikan efektif tanpa ada salah struktur kalimat.
Butir 18 : Kebakuan istilah.
Penjelasan : Istilah yang disajikan dalam buku dapat diterima oleh semua
masyarakat umum atau baku.
Butir 19 : Kesesuain dengan tingkat pengembang intelektual.
Penjelasan : Bahasa yang disajikan dalam buku sesuai dengan tingkat
pengembangan pemikiran.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
95

Lampiran R. Lembar Validasi Buku Produk Buku Ilmiah Populer Oleh


Masyarakat
R.1 Lembar Validasi Oleh Masyarakat 1
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
96
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
97
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
98

R.2 Lembar Validasi Oleh Masyarakat 2


Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
99
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
100
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
101

Lampiran R. Cover Buku Ilmiah Populer


R.1 Cover Depan
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember
102

R.2 Cover belakang

Anda mungkin juga menyukai