Anda di halaman 1dari 16

Tugas Makalah Design Seleksi Tanaman Jagung

Diajukan untuk memenuhi tugas Pemuliaan Tanaman

Dosen Pengampu:

Santika Sari. SP., M.P

Disusun Oleh Kelompok: 2

Aldi Permadi

Fauzi Pratama

Ina Ainatul Muparopah

Mellyana Ramadhanti Rubianto

Tiara Eka Rahmawati

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA


FAKULTAS PERTANIAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jagung merupakan salah satu tanaman yang produktif, penanaman jagung biasanya pada
suhu tinggi agar tongkol dari jagung tersebut matang. Banyak pendapat dan teori mengenai asal
tanaman jagung, tetapi secara umum para ahli sependapat bahwa jagung berasal dari Amerika
Tengah atau Amerika Selatan. Jagung secara historis terkait dengan erat dengan suku Indian,
yang telah menjadikan jagung sebagai bahan makanan sejak 10.000 tahun yang lalu.

Evolusi dan penyebaran tanaman jagung sangat ditentukan oleh manusia. Penyebaran
tanaman jagung sangat luas karena mampu beradaptasi dengan baik pada berbagai lingkungan.
Jagung tumbuh baik pada wilayah tropis dari dataran rendah sampai ketinggian 3000 meter
diatas permukaan laut (dpl), dengan curah hujan tinggi, sedang hingga rendah. Pada sekitar
tahun 1.000 M, tanaman jagung tradisional telah berkembang menjadi tanaman jagung modern.
Umumnya pengembangan tanaman dilakukan denga seleksi secara sederhana, dengan
mempertahankan tongkol yang diinginkan dan benihnya ditanam pada musim berikutnya.
Keragaman antar tongkol dipengaruhi oleh lingkungan, sehingga mengaburkan perbedaan
genetik dalam hasil, tinggi tanaman dan karakter kuantitatif lainnya, sehingga seleksi
berdasarkan karakter ini belum mampu mempercepat peningkatan hasil biji.

Tanaman jagung mempunyai komposisi genetik yang sangat dinamis karena cara
penyerbukan bunganya menyilang. Fiksasi gen-gen unggul (favorable genes) pada genotipe yang
homozigot justru akan berakibat depresi inbreeding yang menghasilkan tanaman kerdil dan daya
hasilnya rendah. Tanaman yang vigor, tumbuh cepat, subur, dan hasilnya tinggi justru diperoleh
dari tanaman yang komposisi genetiknya heterozigot.

Varietas hibrida merupakan generasi pertama hasil persilangan antara tetua berupa galur
inbrida. Varietas hibrida dapat dibentuk pada tanaman menyerbuk sendiri maupun menyerbuk
silang. Jagung merupakan tanaman pertama yang dibentuk menghasilkan varietas hibrida secara
komersial.

1.2 Rumusan Masalah


Sebagaimana yang telah dipaparkan diatas permasalahan yang dibahas dalam makalah
ini, yaitu :

 Bagaimana melakukan persilangan pada tanaman jagung?


 Apakah metode dalam pemuliaan tanaman Jagung?
1.3 Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata
kuliah Pemuliaan Tanaman serta memberiikan informasi kepada pembaca tentang Penyerbukan
Silang pada Tanaman .
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 pengertian jagung

Jagung bisa dibilang merupakan tanaman ladang yang paling lengkap dijinakkan. Jagung
modern tidak mampu hidup sebagai tanaman liar. Tidak diketahui bentuk jagung liar. Asal-
usulnya mungkin Meksiko, atau Amerika Tengah. Itu diproduksi sedini 6000 SM di Tehuacan,
Meksiko, oleh peradaban Maya dan Aztec India. Itu dibawa ke utara oleh penduduk asli
Amerika. Jagung disebar ke Dunia Lama pada abad keenam belas dan ketujuh belas. Para
penjelajah memperkenalkan jagung India ke Eropa dan Afrika. Varietas modern memiliki tongkol
yang lebih besar dan jumlahlebih besar dan berat biji yangper tahun dibandingkan dengan jagung
asli India. Tanaman budidaya modern diyakini telah diperoleh melalui proses mutasi, ditambah
dengan seleksi alam, dan seleksi massal oleh orang Indian Amerika. Diusulkan bahwa nenek
moyang jagung mungkin merupakan versi rumahan dari teosinte, rumput liar yang muncul di
Meksiko dan Guatemala.

Jagung manis atau sweet corn (Zea mays var. saccharata Sturt.)merupakan komoditas
pertanian yang sangat digemari terutama oleh penduduk perkotaan, karena rasanya yang enak
dan manis. Jagung manis termasuk ke dalam kelompok tanaman sayuran. Jagung tipe ini mulai
dikembangkan di Indonesia sekitar tahun 1980-an (Tim Penulis PS, 2002). Jagung manis
semakin populer dan banyak dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan
jagung biasa. Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1998) banyak kultivar jagung yang memiliki
kandungan provitamin A yang tinggi. Selain itu, jagung manis juga mempunyai tekstur dan
aroma yang khas sehingga dapat dibuat berbagai jenis makanan olahan.

Penanaman jagung manis relatif lebih menguntungkan daripada jagung biasa karena
jagung manis mempunyai nilai ekonomis yang tinggi di pasaran dan masa produksinya relatif
lebih cepat. Tanaman jagung manis dipanen ketika berumur 18-24 hari setelah penyerbukan.
Umur yang relatif pendek ini memungkinkan frekuensi penanaman yang lebih intensif
dibandingkan dengan menanam jagung biasa. Sisa brangkasan dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak dan tongkol jagung sekunder dapat dijadikan sebagai jagung semi sehingga dapat
meningkatkan pendapatan petani. Menurut Junaedi et al.(2000) petani umumnya menggunakan
varietas jagung manis yang bersari bebas karena harga benihnya relatif murah dibandingkan
dengan varietas hibrida, namun kualitas tongkol yang dihasilkan varietas bersari bebas relatif
lebih rendah.Jagung hibrida juga mempunyai produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan
jagung inbrida.

Jenis jagung
Dari jumlah tersebut, lima diproduksi secara komersial (penyok, batu, tepung, jagung
manis, dan lilin).

1. Penyok jagung (Z. mays indentata). Jagung penyok adalah jenis yang paling banyak
dibudidayakan di Amerika Serikat. Hal ini ditandai dengan adanya depresi (penyok) pada
mahkota yang disebabkan oleh cepat pengeringan dan penyusutan pati lunak pada
mahkota. Dari banyak warna yang tersedia, kernel kuning atau putih mendominasi
produksi komersial.
2. Flint corn (Z. mays indatate). Jagung batu sebagian besar terdiri darikornea atau patikeras
yang membungkus pati lunak di tengah. Kernel halus, keras, dan biasanya membulat di
bagian atas. Jenis jagung ini ditanam secara luas di Eropa, Asia,Tengah Amerika, dan
Amerika Selatan. Ini kurang banyak ditanam di Amerika Serikat.
3. Tepung jagung (Z. mays amylacea). Seperti namanya, tepung jagung hampir seluruhnya
terdiri dari pati lunak, membuat kernel lunak. Ini memiliki bentuk jagung penyok tetapi
menyusut seragam saat pengeringan. Ini tumbuh di bagian yang lebih kering di Amerika
Serikat, terutama oleh orang Indian Amerika, dan juga di wilayah Andean di Amerika
Tengah dan Selatan. Ada berbagai warna kernel, yang paling umum adalah putih, biru,
dan beraneka ragam.
4. Pop corn (Z. mays everta). Popcorn adalah bentuk ekstrim dari jagung batu. Ini memiliki
sangat keras endosperma kornea yang dengan hanya sebagian kecil dari pati lunak. Biji-
biji tersebut berukuran kecil dan dapat berupa ujung runcing. Ada berbagai warna,
sebagian besar varietas kornea berwarna kuning atau putih. Kernel muncul setelah
dipanaskan sebagai hasil dari kualitas unik endosperma yang membuatnya tahan terhadap
uap yang tekanan dihasilkan, hingga mencapai proporsi yang eksplosif.
5. Jagung manis (Z. mays saccharata). Jagung ini ditandai dengan penampilan yang tembus
cahaya dan keriput saat pengeringan dan rasanya yang manis saat belum matang manis
standar Jagung adalah mutan jagung penyok dengan mutasi di lokus (sy) manis. Mutasi
ini menyebabkan endosperma menumpuk sekitar dua kali lebih banyak gula daripada
jagung ladang. Mutan baru telah dikembangkan. Gula yang disempurnakan (se) dan
menyusut-2 (sh2) atau supersweet. Beberapa jagung manis varietastidak dapat mengubah
gula menjadi tepung. Jagung manis ditanam sebagai tanaman musim dingin di Amerika
Serikat bagian selatan, khususnya Florida.
6. Jagung lilin. Jagung lilin memiliki penampilan yang seragam dan membosankan. Alih-
alih amilosa, pati jagung lilin terdiri dari amilopektin, hasil mutasi lilin (wx).biasa
Jagungterdiri dari sekitar 78% amilopektin (rantai bercabang dengan berat molekul
tinggi) dan 22% amilosa (berat molekul rendah, rantai lurus).
7. Jagung pod (Z. mays tunicata). Jagung polong memiliki fitur primitif, masing-masing
kernel tertutup dalam polong atau sekam, sebelum seluruh telinga tertutup dalam sekam
seperti jagung lainnya. Versi jagung pod dari jenis jagung lain (yaitu, flint podcorn, lekuk
podcorn, dll.) Ada. Demikian pula, jagung yang berasal dari Amerika Serikat (tidak
termasuk jagung manis dan pop) dapat diklasifikasikan hingga sembilan atau sepuluh ras.
Dari jumlah tersebut, yang paling penting adalah Lekukan Sabuk Jagung , lekukan
Selatan, dan lekukan Utara.
Jagung manis atau sweet corn (Zea mays var. saccharata Sturt.)merupakan
komoditas pertanian yang sangat digemari terutama oleh penduduk perkotaan, karena
rasanya yang enak dan manis. Jagung manis termasuk ke dalam kelompok tanaman
sayuran. Jagung tipe ini mulai dikembangkan di Indonesia sekitar tahun 1980-an (Tim
Penulis PS, 2002). Jagung manis semakin populer dan banyak dikonsumsi karena
memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan jagung biasa. Menurut Rubatzky dan
Yamaguchi (1998) banyak kultivar jagung yang memiliki kandungan provitamin A yang
tinggi. Selain itu, jagung manis juga mempunyai tekstur dan aroma yang khas sehingga
dapat dibuat berbagai jenis makanan olahan.

2.2 genetika jagung

Genetika jagung adalah salah satu tanaman yang telah banyak dipelajari secara
genetik. Ratusan mutasi telah diidentifikasi dalam jagung yang berdampak pada sifat-
sifat seperti tinggi tanaman, karakteristik endosperma, warna tanaman, resistensi
serangga, ketahanan penyakit, kekuatan tangkai, dan banyak sifat lainnya.
Jagung adalah tahunan monoecious dan salah satu yang terbesar dari sereal,
mampu mencapai ketinggian 15 kaki . Bunga jantan (staminate) terjadi di malai terminal
atau rumbai di bagian atas tangkai, sementara bunga betina (pistillate) ditumbuhkan di
axils daun sebagai kelompok, yang disebut tongkol, pada sendi tangkai. Sutra panjang
(gaya lama) menggantung dari kulit setiap tongkol.ini Tabung serbuk sari adalah yang
terpanjang dikenal di kerajaan tanaman. Sebagai reseptor serbuk sari, setiap sutera harus
diserbuki secara individual untuk menghasilkan buah atau biji. Tongkol yang telah
dibuahi (juga disebut telinga) dapat berisi delapan atau lebih baris kernel. Selain itu,
tangkai dapat menghasilkan 1-3 tongkol. Jagung memiliki berbagai fitur morfologis.
Beberapa tipe pematangan awal, pematangan dalam 50 hari, mungkin mencapai
ketinggian dua kaki dan menghasilkan 8-9 daun, sedangkan tipe pematangan akhir tinggi
(330 hari) dapat mencapai batang atau tangkai setinggi 20 kaki dan menghasilkan 42-44
daun.

Klasifikasi (Taksonomi) Jagung manis

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Vascular plant

Sub Divisi : Spermatiphyta

Division : Magnoliophyta

Kelas : Monocotyledons

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Cyperales

Famili : Poeceae

Genus : Zea L

Spesies : Zea mays L.

Binomial :Zea mays L.


Nama umum : Sweet Corn

2.3 Biologi reproduksi

a. Morfologi bunga biji

Setiap terdiri dari dua bunga. Setiap bunga memiliki tiga kepala sari yang didorong
keluar dari belatung ketika filamen memanjang saat bunga mekar. Pengerahan kepala sari diikuti
oleh pembukaan struktur ini untuk melepaskan serbuk sari. Gudang serbuk sari lengkap dapat
terjadi hanya dalam beberapa menit atau dalam periode yang lebih lama. Rumbai dapat
melepaskan semua serbuk sari dalam satu hari atau selama sekitar satu minggu. Pola serbuk sari
tergantung pada genotipe danlingkungan faktor, seperti suhu, kelembaban, dan pergerakan udara.
Jagung menghasilkan banyak serbuk sari . Rumbai tanaman normal menghasilkan sekitar 25.000
butir serbuk sari per setiap kernel di telinga jagung.

b. Pollinasi

Pollen jagung terutama disebarkan oleh angin. Akibatnya, jagung adalah sekitar
95%silang penyerbukan, sebagian besar penyerbukan efektif pada telinga yang berasal dari
sumber di sekitar telinga. Dispersi serbuk sari disukai oleh suhu hangat dan kelembaban rendah.
Dalam kondisi seperti itu, penyebaran serbuk sari dapat dimulai sekitar tiga jam setelah matahari
terbit di Jagung Sabuk Amerika Serikat dan berlangsung selama 1-3 jam. Temperatur tinggi,
sekitar 35 _C (95_F), dapat membunuh serbuk sari. Selanjutnya, setelah tersebar ke atmosfer,
butiran serbuk sari dapat kehilangan viabilitas karena pengeringan cepat dalam beberapa menit.
Bunga Pistillate Bunga pistillate ditanggung oleh tongkol yang muncul dari sekam yang
terbentuk pada simpul keenam atau ketujuh pada batang di bawah rumbai. Spikelet betina terjadi
berpasangan dari satu ovarium subur dan satu ovarium steril. Ini adalah alasan untuk jumlah
barisan kernel di telinga jagung.

2.4 Jenis Jenis Seleksi

 Metode seleksi menyerbuk sendiri


a. Seleksi massa

b. Seleksi Bulk

c. Seleksi pedigree

d. Seleksi single seed descent

e. Seleksi backcross

 Metode seleksi menyerbuk silang

Seleksi pada dasarnya merupakan bentuk penerapan teori genetika kuantitatif dan
genetika populasi terhadap permalan dan penampilan perilaku populasi. Selaksi dapat
berlangsung alami ataupun buatan. Secara buatan, dapat berupa seleksi stabilitas, seleksi
pemecahan dan seleksi terarah. Seleksi stabilitas bertujuan untuk memantapkan populasi
keturunan karakter yang diinginkan.Seleksi pemecahan bertujuan untuk memilih tipe ekstrim
yang dikehendaki. Sedangkan seleksi terarah banyak digunakan dalam pemuliaan tanaman untuk
memperoleh tanaman dengan karakter-karakter tertentu.

a. Mass selection

b. Recurrent selection

c. Ear to row selection

d. Backcross method

e. Clonally selection

2.4 Metode Design Seleksi

Didalam penyeleksian ini kelompok kami ingin menyilangkan tanaman jagung manis
(Zea Mays Saccharata) hibrida dengan Varietas Jagung Bima 10 komoditas hibrida dengan
keunggulan tahan terhadap penyakit bercak dan karat pada daun, agar menghasilkan jagung
manis yang ketahanan terhadap penyakit bercak daun dan karat daun. Dalam penyeleksianya
kami menggunakan metode Galur Murni
1. Seleksi Galur Murni
Galur adalahIndividu-individu yang dikembangkan melalui penyerbukan
sendiri dari tanaman tunggal.Galur murni adalah galur dianggap sebagai suatu
populasi bergenotip tunggal (populasi seragam karena homosigot)
Tujuan :
a. Mendapatkan varitas yang dikembangkan dari individu homosigot superior
b. Pemilihan berdasarkan fenotip
c. Keberhasilan tergantung ragam tanaman homosigot
d. Hasil seleksi berupa galur murni
e. Populasi campuran bahan seleksidapat berupa varitas local
Kelebihan :
a. Lebih menarik karena lebih seragam baik genotip maupun fenotip
b. Lebih mudah diidentifikasi
c. Hasil biasanya lebih tinggi dari pada hasil seleksi massa

Kelemahan:
a. Kurang adaptif terhadap perubahan lingkungan
b. Untuk menggabungkan sifat dari sepasang atau lebih tetua
c. Diawali dengan pemilihan tetua berdasar tujuan program

Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies

pada setiap tanaman. Hibridisasi bertujuan menggabungkan sifat – sifat baik dari

kedua tetua atau induknya sedemikian rupa sehingga sifat – sifat baik tersebut

dimiliki oleh keturunannya. Sebagai hasil dari hibridisasi adalah timbulnya

keragaman genetik yang tinggi pada keturunannya. Dari keragaman yang tinggi

inilah pemulia tanaman akan memilih tanaman yang mempunyai sifat-sifat sesuai

yang diinginkan (Sunarto, 1997).

Teknik hibridisasi atau penyerbukan silang buatan adalah teknik yang

dimaksudkan untuk menggabungkan sifat-sifat baik yang dimiliki oleh induk jantan

dan induk betina, dengan harapan akan diperoleh keturunan yang memilikigabungan

dari sifat-sifat baik tersebut. Sebelum melakukan hibridisasi dilakukanlangkah


kastrasi yaitu pengebirian organ kelamin jantan yang mendekati matang (Ellstrand,

2007).

1) Internal

a. Pemilihan Tetua.

Ada lima kelompok sumber plasma nutfah yang dapat dijadikan tetua persilangan

yaitu: (a) varietas komersial, (b) galur-galur elit pemuliaan, (c) galur-galur pemuliaan

dengan satu atau beberapa sifat superior, (d) spesies introduksi tanaman dan (e) spesies

liar. Peluang menghasilkan varietas unggul yang dituju akan menjadi besar bila tetua

yang digunakan merupakan varietas-varietas komersial yang unggul yang sedang beredar,

galur-galur murni tetua hibrida, dan tetua-tetua varietas sintetik.

b. Waktu Tanaman Berbunga.

Dalam melakukan persilangan harus diperhatikan: (1) penyesuaian waktu

berbunga. Waktu tanam tetua jantan dan betina harus diperhatikan supaya saat anthesis

dan reseptif waktunya bersamaan, (2) waktu emaskulasi dan penyerbukan. Pada tetua

betina waktu emaskulasi harus diperhatikan, seperti pada bunga kacang tanah, padi harus

pagi hari, bila melalui waktu tersebut polen telah jatuh ke stigma. Juga waktu

penyerbukan harus tepat ketika stigma reseptif. Jika antara waktu antesis bunga jantan

dan waktu reseptif bunga betina tidak bersamaan, maka perlu dilakukan singkronisasi.

Caranya dengan membedakan waktu penanaman antara kedua tetua, sehingga nantinya

kedua tetua akan siap dalam waktu yang bersamaan. Untuk tujuan sinkronisasi ini

diperlukan informasi tentang umur tanaman berbunga (Syukur, 2009).

2. Eksternal

a. Pengetahuan tentang Organ Reproduksi dan Tipe Penyerbukan.


Untuk dapat melakukan penyerbukan silang secara buatan, hal yang paling

mendasar dan yang paling penting diketahui adalah organ reproduksi dan tipe

penyerbukan. Dengan mengetahui organ reproduksi, kita dapat menduga tipe

penyerbukannya, apakah tanaman tersebut menyerbuk silang atau menyerbuk sendiri.

Tanaman menyerbuk silang dicirikan oleh struktur bunga sebagai berikut :

a) secara morfologi, bunganya mempunyai struktur tertentu.

b) waktu antesis dan reseptif berbeda.

c) inkompatibilitas atau ketidaksesuaian alat kelamin.

d) adanya bunga monoecious dan dioecious.

b. Cuaca Saat Penyerbukan.

Cuaca sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan persilangan

buatan. Kondisi panas dengan suhu tinggi dan kelembaban udara terlalu rendah

menyebabkan bunga rontok. Demikian pula jika ada angin kencang dan hujan yang

terlalu lebat.

c. Pelaksanaan.

Pemulia yang melaksanakan hibridisasi harus dengan serius dan bersungguh-

sungguh dalam melakukan hibridisasi, karena jika pemulia ceroboh maka hibridisasi akan

gagal (Syukur, 2009).

Keberhasilan suatu persilangan buatan dapat dilihat kira-kira satu minggu setelah

dilakukan penyerbukan. Jika calon buah mulai membesar dan tidak rontok maka

kemungkinan telah terjadi pembuahan. Sebaliknya, jika calon buah tidak membesar atau

rontok maka kemungkinan telah terjadi kegagalan pembuahan. Keberhasilan

penyerbukan buatan yang kemudian diikuti oleh pembuahan dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya adalah kompatibilitas tetua, ketepatan waktu reseptif betina dan antesis

jantan, kesuburan tanaman serta factor lingkungan. Kompatibilitas tetua terkait dengan

gen-gen yang terkandung pada tetua jantan dan betina. Waktu reseptif betina dan antesis

jantan dapat dilihat ciri morfologi bunga. Bunga yang terbaik adalah bunga yang akan

mekar pada hari tersebut. Sementara itu, faktor lingkungan yang berpengaruh pada

keberhasilan persilangan buatan adalah curah hujan, cahaya mahatari, kelembaban dan

suhu. Curah hujan dan suhu tinggi akan menyebabkan rendahnya keberhasilan

persilangan buatan.

Pada persilangan buatan tanaman hermaprodit atau juga tanaman lainnya, biji

yang dihasilkan belum tentu merupakan hasil persilangan buatan. Bisa jadi biji tersebut

merupakan hasil selfing (untuk bunga hermaprodit) atau hasil persilangan tanaman lain

(karena prosesisolasi yang tidak sempurna). Hal tersebut dapat dideteksi dengan bantuan

penanda, baik berupa penanda morfologi maupun penanda molekuler. Sifat kualitatif

tanaman dapat digunakan sebagai penanda morfologi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan dalam hibridisasi atau

persilangan tanaman menyerbuk silang adalah :

a. Cuaca saat penyerbukan

Kondisi panas dengan suhu tinggi dan kelembaban udara terlalu rendah

menyebabkan bunga rontok. Sehingga dala hal ini akan mengakibatkan persilangan yang

kita lakukan menjadi gagal.


b. Pemulia

Keseriusan dan kesungguhan seorang pemulia dalam melaksanakan persilangan

ini sangat menentukan keberhasilan persilangan. Karna dalam melakukan persilangan ini

harus berhati hati dan tidak teledor. Di samping itu adalah pengetahuan pemuliaa tentang

tanaman yang akan di silangkan.

c. Hujan

Curah hujan yang tinggi pada saat sedang melakukan proses persilangan akan

mengganggu dan menggaggalkan persilangan yang telah di lakukan. Karna hujan tadi

akan mengguggurkan bunga yang telah di serbuki sekalipun ada kantong.

d. Angin

Angin mempunyai pengaruh penting dalam persilangan. Angin dapat menerbangkan

serbuk sari kemana kemana. Sehingga dalam hal ini jika tanaman yang kita silangkan

tidak di lindungi dan di tutup dengan baik makan memungkinkan akan terjadinya suatu

penyerbukan yang tidak di kehendaki.

e. Pemilihan tetua jantan dan betina

Pemilihan tetua jantan dan betina sangatlah penting dalam proses persilangan ini.

Apabila dalam pemilihan tetua jantan dan tetua betina tidak tepat maka persilanganpun

tidak berjalan dengan maksimal dan memungkin kan persilangan tersebut menjadi gagal.

Sebagai contoh pada tanaman jagung yang steril (Wegner, 1954).

Pada praktikum hibridisasi tanaman menyerbuk silang menggunakan tanaman

jagung. Hal ini dikarenakan Jagung termasuk tanaman menyerbuk silang karena tanaman

ini termasuk tanaman berumah satu (monoecious) dengan bunga jantan dan bunga betina

terpisah pada bunga yang berbeda tetapi masih pada satu tanaman yang sama. Peluang
penyerbukan silang sebesar 95% dan sisanya 5 % peluang menyerbuk sendiri. Tanaman

ini berumah satu dengan bunga jantan tumbuh sebagai pembungaan ujung (tassel) pada

batang utama (poros atau tangkai) dan bunga betina tumbuh terpisah sebagai

pembungaan samping (tongkol) yang berkembang pada ketiak daun.

Skemanya bikin yaa.

Metode Seleksi yang digunakan

Markamolekuler adalah molekuler adalah sekuen DNA yang dapat diidentifikasi,


dan terdapat pada lokasi tertent pada genom, dan dapat diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Ibaratnya sebuah barcode, keberadaan marka molekular tersebut
secara prinsip memiliki perbedaan, sehingga untuk memilih dan pengaplikasian harus
dengan hati-hati. Definisikan marka genetik merupakan gen yang terekspresi dan
membentuk fenotip, biasanya mudah dibedakan, digunakan untuk identifikasi individu
atau sel yang membawanya, atau sebagai probe untuk menandai inti, kromosom, atau
lokus.

Varietas jagung yang digunakan dalam design ihibridisasi tanaman menyerbuk


silang kali ini adalah varietas jagung manis sebagai tetua betina dan sebagai tetua jantan
dari varietas Jagung Bima 10 komoditas hibrida dengan keunggulan tahan terhadap
penyakit bercak dan karat pada daun, sehingga dari perbaikan persilangan ini dapat
menghasilkan menghasilkan jagung manis yang tahanan terhadap penyakit bercak daun
dan karat daun.

BAB III
Kesimpulan

Perumusan Masalah atau isu isu ttg pertumbuhan jagung untuk di PPT

Perumusan masalah dari penelitian ini adalah produktivitas tanaman jagung


manis masih sangat rendah, sedangkan permintaan pasar nasional dan internasional
cenderung meningkat. Salah satu faktor penyebab rendahnya produktivitas adalah
penggunaan benih unggul yang rendah oleh petani. Hal ini terjadi karena harga benih
jagung manis hibrida yang dapat berproduksi tinggi di pasaran harganya sangat mahal.
Sementara itu, benih jagung manis non hibrida yang harganya murah masih belum dapat
bersaing dalam hal produktivitas dengan benih hibrida.

Anda mungkin juga menyukai