Anda di halaman 1dari 30

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN

SEJARAH PERKEMBANGAN
VARIETAS DAN
ARTI PENTING TANAMAN
JAGUNG

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN - UNIVERSITAS BENGKULU
AGT-224 (4-2)

CAPAIAN PEMBELAJARAN :
Mampu memahami dan menjelaskan sejarah perkembangan
tanaman jagung dan arti penting jagung sebagai bahan
pangan setelah beras.
PENDAHULUAN
 Jagung merupakan tanaman serealia yang
paling produktif di dunia
 Pematangan tongkol ditentukan oleh
akumulasi panas yang diterima selama
pertumbuhannya (SP)
 Jagung tumbuh baik di wilayah tropis hingga
50° LU dan 50° LS, dari dataran rendah sampai
ketinggian 3.000 m dpl, dengan curah hujan
tinggi, sedang, hingga rendah sekitar 500 mm
per tahun.
 Pusat produksi jagung di dunia tersebar di
negara tropis dan subtropis.
 Tanaman jagung tumbuh optimal pada
tanah yang gembur, drainase baik,
kelembaban tanah cukup, dan akan layu
bila kelembaban tanah kurang dari 40%
kapasitas lapang, atau bila terendam air.
 Pada dataran rendah, umur jagung berkisar
antara 3-4 bulan, tetapi di dataran tinggi di
atas 1000 m dpl berumur 4-5 bulan.
 Umur panen jagung sangat dipengaruhi
oleh suhu, setiap kenaikan tinggi tempat 50
m dpl, umur panen jagung akan mundur
satu hari.
 Tanaman jagung dapat ditanam pada lahan kering
beriklim basah dan beriklim kering, sawah irigasi dan
sawah tadah hujan, toleran terhadap kompetisi pada
pola tanam tumpang sari, sesuai untuk pertanian
subsistem, pertanian komersial skala kecil, menengah,
hingga skala sangat besar.
 Suhu optimum untuk pertumbuhannya rata-rata 26-30
C0 dan pH tanah 5,7-6,8
 Produktivitas jagung berbeda antar daerah, terutama
disebabkan oleh perbedaan kesuburan tanah,
ketersediaan air, dan varietas yang ditanam.
 Variasi lingkungan tumbuh akan mengakibatkan
adanya interaksi genotipe dengan lingkungan, yang
berarti agroekologi spesifik memerlukan varietas yang
spesifik untuk dapat memperoleh produktivitas optimal.
ASAL TANAMAN JAGUNG

Teori Asal Asia


 Tanaman jagung yang ada di wilayah Asia
diduga berasal dari Himalaya.
 Hal ini ditandai oleh ditemukannya tanaman
keturunan jali (jagung jali, Coix spp.) dengan
famili Andropogoneae.
 Kedua spesies ini mempunyai lima pasang
kromosom, namun teori ini tidak mendapat
banyak dukungan.
Teori Asal Andean
 Tanaman jagung berasal dari dataran tinggi
Andean Peru, Bolivia, dan Ekuador.
 Hal ini didukung oleh hipotesis bahwa jagung
berasal dari Amerika Selatan dan jagung
Andean mempunyai keragaman genetik
yang luas, terutama di dataran tinggi Peru.
 Kelemahan teori ini adalah tidak ditemukan
kerabat liar jagung seperti teosinte di dataran
tinggi tersebut.
 Mangelsdorf seorang ahli biologi evolusi yang
mengkhususkan perhatian pada tanaman
jagung menampik hipotesis ini.
Teori Asal Mexico
 Banyak ilmuwan percaya bahwa jagung
berasal dari Meksiko, karena jagung dan
spesies liar jagung (teosinte) sejak lama
ditemukan di daerah tersebut, dan masih
ada di habitat asli hingga sekarang.
 Hal ini juga didukung oleh ditemukannya fosil
tepung sari dan tongkol jagung dalam gua,
dan kedua spesies mempunyai keragaman
genetik yang luas. Teosinte dipercaya
sebagai nenek moyang (progenitor)
tanaman jagung.
 Jagung telah dibudidayakan di Amerika Tengah
(Meksiko bagian selatan)sekitar 8.000-10.000 tahun
yang lalu.
 Dari penggalian ditemukan fosil tongkol jagung
dengan ukuran kecil, yang diperkirakan usianya
mencapai sekitar 7.000 tahun.
 Menurut pendapat beberapa ahli botani, teosinte
(Zea mays sp. Parviglumis) sebagai nenek moyang
tanaman jagung, merupakan tumbuhan liar yang
berasal dari lembah Sungai Balsas, lembah di
Meksiko Selatan.
 Bukti genetik, antropologi, dan arkeologi
menunjukkan bahwa daerah asal jagung adalah
Amerika Tengah dan dari daerah ini jagung tersebar
dan ditanam di seluruh dunia.
 Proses domestikasi teosinte telah berlangsung sejak
7.000 tahun yang lalu oleh penduduk asli Indian,
dibarengi oleh terjadinya mutasi alami dan
persilangan antar subspesies, sehingga masuk gen-
gen dari subspesies lain, di antaranya dari Zea mays
sp. Mexicana.
 Karena adanya proses persilangan alamiah tersebut
menjadikan jagung tidak lagi dapat hidup secara liar
di habitat hutan, karena memerlukan sinar matahari
penuh.
 Hingga kini diperkirakan terdapat 50.000 varietas
jagung, baik varietas lokal maupun varietas unggul
hasil pemuliaan.
 Sifat tanaman jagung yang menyerbuk silang
memungkinkan terjadinya perubahan komposisi
genetik secara dinamis.
 Varietas lokal terbentuk melalui proses
isolasi genotipe yang mengalami
aklimatisasi dan adaptasi terhadap
agroklimat spesifik.
 Menurut ahli biologi evolusi, jagung yang
ada sekarang telah mengalami evolusi dari
tanaman serealia primitif, yang bijinya
terbuka dan jumlahnya sedikit, menjadi
tanaman yang produktif, biji banyak pada
tongkol tertutup, mempunyai nilai jual yang
tinggi, dan banyak ditanam sebagai
bahan pangan.
Wilkes (1979) serta Wilkes dan Goodman (1995)
meringkas teori asal usul tanaman jagung
menjadi empat aliran sebagai berikut:
a) Evolusi jagung liar teosinte langsung menjadi jagung
modern melalui proses persilangan dan fiksasi genetik
(genetic shift).
b) Jagung dan teosinte berasal dari nenek moyang
yang sama, dan terpisah selama proses evolusi
menjadi teosinte dan jagung.
c) Terjadi kemajuan genetik dari teosinte menjadi
jagung.
d) Terjadi persilangan antara teosinte dengan rumput
liar, keturunannya menjadi jagung.
Varietas Jagung Berdasarkan Sifat Endosperma

1. Jagung mutiara (flint corn) – Zea mays indurata


a) Biji jagung tipe mutiara berbentuk bulat, licin,
mengkilap dan keras karena bagian pati yang
keras terdapat di bagian atas dari biji.
b) Pada waktu masak, bagian atas dari biji
mengkerut bersama-sama, sehingga
menyebabkan permukaan biji bagian atas licin
dan bulat.
c) Pada umumnya varietas lokal di Indonesia
tergolong ke dalam tipe biji mutiara.
d) Sekitar 75% dari areal pertanaman jagung di Pulau
Jawa bertipe biji mutiara.
e) Tipe biji ini disukai oleh petani karena tahan hama
gudang.
2. Jagung gigi kuda (dent corn) – Zea mays
identata
a) Bagian pati keras pada tipe biji dent berada di
bagian sisi biji, sedangkan pati lunaknya di tengah
sampai ke ujung biji.
b) Pada waktu biji mengering, pati lunak kehilangan
air lebih cepat dan lebih mengkerut dari pada
pati keras, sehingga terjadi lekukan (dent) pada
bagian atas biji.
c) Tipe biji dent ini bentuknya besar, pipih dan
berlekuk.
d) Jagung hibrida tipe dent adalah tipe jagung yang
populer di Amerika dan Eropa.
e) Di Indonesia, terutama di Jawa, kira-kira 25% dari
jagung yang ditanam bertipe biji semi dent
(setengah gigi kuda).
3. Jagung manis (sweet corn) – Zea mays
saccharata
a) Bentuk biji jagung manis pada waktu
masak keriput dan transparan.
b) Biji jagung manis yang belum masak
mengandung kadar gula lebih tinggi
dari pada pati.
c) Sifat ini ditentukan oleh satu gen sugary
(su) yang resesif.
d) Jagung manis umumnya ditanam untuk
dipanen muda pada saat masak susu
(milking stage).
4. Jagung berondong (pop corn) – Zea mays
everta
a) Pada tipe jagung pop, proporsi pati lunak
dibandingkan dengan pati keras jauh
lebih kecil dari pada jagung tipe flint.
b) Biji jagung akan meletus kalau dipanaskan
karena mengembangnya uap air dalam
biji. Volume pengembangannya bervariasi
(tergantung pada varietasnya), dapat
mencapai 15-30 kali dari besar semula.
c) Hasil biji jagung tipe pop pada umumnya
lebih rendah daripada jagung flint atau
dent.
5. Jagung tepung (floury corn) -Zea mays
amylacea
a) Zat pati yang terdapat dalam endosperma
jagung tepung semuanya pati lunak, kecuali
di bagian sisi biji yang tipis adalah pati keras.
b) Pada umumnya tipe jagung floury ini
berumur dalam (panjang) dan khususnya
ditanam di dataran tinggi Amerika Selatan
(Peru dan Bolivia).
6. Jagung ketan (waxy corn) – Zea mays ceratina
a) Endosperma pada tipe jagung waxy seluruhnya
terdiri dari amylopectine, sedangkan jagung biasa
mengandung ± 70% amylopectine dan 30%
amylose.
b) Jagung waxy digunakan sebagai bahan perekat,
selain sebagai bahan makanan.

7. Jagung pod (pod corn) – Zea mays tunicata


a) Setiap biji jagung pod terbungkus dalam kelobot,
dan seluruh tongkolnya juga terbungkus dalam
kelobot.
b) Endosperma bijinya mungkin flint, dent, pop, sweet
atau waxy.
Arti Penting Jagung Sebagai Pangan Fungsional
 Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga
merupakan sumber protein yang penting dalam
menu masyarakat di Indonesia.
 Jagung kaya akan komponen pangan fungsional,
termasuk serat pangan yang dibutuhkan tubuh, asam
lemak esensial, isoflavon, mineral (Ca, Mg, K, Na, P,
Ca dan Fe), antosianin, betakaroten (provitamin A),
komposisi asam amino esensial, dan lainnya.
 Peran komponen-komponen bioaktif ini bagi
kesehatan tubuh manusia mendapat banyak
sorotan ahli pangan dunia, terutama sejak para
pakar Jepang meluncurkan konsep yang aslinya
dikenal sebagai FOSHU (Food for Specified Health
Use) dan saat ini dikenal dengan sebutan pangan
Fungsional.
 Pangan fungsional adalah bahan pangan yang
mengandung komponen bioaktif yang memberikan
efek fisiologis multifungsi bagi tubuh, antara lain
memperkuat daya tahan tubuh, mengatur ritme
kondisi fisik, memperlambat penuaan, dan
membantu mencegah penyakit.
 Komponen bioaktif tersebut adalah senyawa yang
mempunyai fungsi fisiologis tertentu di luar zat gizi
dasar.
 Serat termasuk zat nongizi yang ampuh memerangi
kanker serta menjaga kolesterol dan gula darah
agar tetap normal.
 Substitusi serat banyak digunakan dalam produk
sereal yang menjadi menu favorit di Barat.
 Selain oligosakarida, serealia sering ditambah
bahan-bahan kaya serat lainnya.
 Jagung termasuk tanaman serealia mengandung
banyak serat pangan yang populer diteliti potensi
kandungan unsur pangan fungsionalnya.
 Biji jagung memiliki warna yang beragam,
mulai dari putih, kuning, merah, jingga, ungu,
hingga hitam.
 Hal ini menunjukkan kekayaan senyawa
pigmen antosianin (antosianidin, aglikon,
glukosida), karotenoid dan lainnya.
 Vitamin A atau karotenoid dan vitamin E
terdapat pada jagung kuning/merah.
 Selain fungsinya sebagai zat gizi mikro,
vitamin tersebut berperan sebagai
antioksidan alami yang dapat meningkatkan
imunitas tubuh dan menghambat kerusakan
degeneratif sel.
 Senyawa betakaroten selain memiliki
aktivitas vitamin A juga dapat
memperlambat penuaan, menambah
kekebalan, mengantisipasi kanker, penyakit
jantung, stroke, katarak, sengatan matahari,
dan gangguan otot (Mayne 1996).
 Hongmin et al (1996) mengemukakan
kemampuan betakaroten untuk menangkap
serangan radikal bebas, yang dianggap
sebagai penyebab terjadinya tumor dan
kanker.
 Jagung ungu dan merah mengandung
senyawan antosianin.
 Antosianin termasuk komponen flavonoid,
karotenoid, antoxantin, ß-sianin.
 Sebagai komponen pangan fungsional,
antosianin mempunyai fungsi kesehatan
yang sangat baik.
 Beberapa ahli mengutarakan fungsi
kesehatan komponen antosianin antara lain
sebagai antioksidan (Wang et al. 1997),
antikanker (Karainova et al. 1990),
mencegah penyakit jantung koroner
(Manach et al., 2005).
 Jagung mengandung serat pangan yang
dibutuhkan tubuh (dietary fiber)dengan indeks
glikemik (IG) relatif rendah dibanding beras dari padi
sehingga beras jagung menjadi bahan anjuran bagi
penderita diabetes.
 Kisaran IG beras/padi adalah 50-120 dan beras
jagung 50-90, nilai tersebut sangat relatif, bergantung
pada varietasnya.
 Isu di masyarakat bahwa jagung adalah pangan
sehat untuk konsumen tertentu, bahkan bagi
penderita penyakit gula (diabetes mellitus/DM) dan
kelainan jantung, pasien diet dianjurkan secara
medis untuk mengonsumsi beras jagung sebagai
pangan pokok, atau makanan ringan berbasis
jagung.
 Serat pangan (terutama serat larut) mampu
menurunkan kadar kolesterol dalam plasma darah
melalui peningkatan ekskresi asam empedu ke feses,
sehingga terjadi peningkatan konversi kolesterol
dalam darah menjadi asam empedu dalam hati.
 Selain itu, serat pangan akan mengikat kolesterol
untuk disekresikan ke feses sehingga menurunkan
absorpsi kolesterol di usus.
 Selain sebagai bahan pangan, jagung juga
merupakan sumber utama energi bahan pakan,
terutama untuk ternak monogastrik.
 Hal ini disebabkan kandungan energi yang
dinyatakan sebagai energi termetabolis (ME) relatif
tinggi dibanding bahan pakan lainnya.
 Kandungan nutrisi jagung menjadikan sebagai
bahan pakan yang penting, karena mengandung
jenis asam lemak tidak jenuh, terutama asam linoleat
(C18:2), berguna untuk ayam petelur.
 Asam lemak ini dapat meningkatkan ukuran telur di
samping bermanfaat dalam sintesis hormon
reproduksi.
 Kandungan energi lemak yang tinggi mendorong
peneliti untuk mengembangkan jenis jagung
berlemak tinggi seperti high oil corn yang
mempunyai kandungan lemak 6% lebih tinggi.
Sampai bertemu
pada
perkuliahan selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai