Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

Studi Lapangan Di Dusun Pangeseran Desa Haurngombong Kecamatan


Pamulihan Kabupaten Sumedang Tentang Difusi Inovasi

Disusun oleh :
Kelas : C
Kelompok : 3
DIAN ANGGRAINI
NORMAN BILLI
RISMAYANI SUHERMAN
HENDRICO LUMBANTORUAN
ELSA SALSABILLA
LULU INTAN APRILIAN
KIKI KURNIAWATI
RISNA ROSDIANA
HENDRI IRAWAN
HARIS SAEPUDIN
ABDURROHMAN ROJA R
M IQBAL NURYAMAN

200110120060
200110120133
200110120134
200110120135
200110120136
200110120137
200110120138
200110120139
200110120142
200110120143
200110140165
200110140174

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2015

I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Keberhasilan

pembangunan

tidak

lepas

dari

adanya

komunikasi

pembangunan. Komunikasi memiliki peran yang sangat penting. Demi


keberhasilan pembangunan tersebut maka peran serta masyarakat dalam
menentukan arah pembangunan sangatlah penting agar tujuan dari pembangunan
tersebut bisa mencapai sasaran, yaitu bidang-bidang pembangunan yang
dilaksanakan sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat setempat.
Untuk itu diperlukan suatu komunikasi antara pemerintah sebagai pihak
yang hendak membangun dengan masyarakat sebagai sasaran dari pembangunan
tersebut, sehingga pembangunan yang dijalankan dapat betul-betul sesuai dengan
apa yang diharapkan.
Hadirnya sistem otonomipun tidak semerta-merta menghilangkan segala
persoalan yang ada. Ketidakmengertian pemerintah daerah tentang pentingnya
komunikasi pembangunan ditambah dengan kurangnya partisipasi masyarakat
dalam pembangunan membuat suatu program terkadang tidak diterima/tidak
dijalankan oleh masyarakat.
Oleh karena itu, dalam makalah ini, akan dibahas mengenai apa saja
fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat, khususnya masyarakat Desa
Haurngombong

di kabupaten Sumedang, perihal komunikasi pembangunan;

apresiasi fenomena-fenomena tersebut terhadap teori-teori yang telah dipelajari


dan bagaimana rekomendasi atas fenomena-fenomena tersebut.

1.1.

Tujuan
Agar mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Komunikasi Pembangunan

dapat :

Lebih mengapresiasi teori-teori yang telah diperoleh di kelas selama


ini.

Mengenal

secara

langsung

fenomena

di

masyarakat

perihal

Komunikasi Pembangunan.

Dapat melakukan kajian terhadap fenomena tersebut sekaligus


memberikan rekomendasi untuk lebih berhasilnya suatu kegiatan
Komunikasi Pembangunan

1.2.

Waktu dan Tempat Kegiatan

Hari, Tanggal

: Jumat, 4 Desember 2015

Waktu

: 09.30 s.d 11.10 WIB

Tempat

:Dsn.Pangeseran

RT/RW

Haurngombong Kec.Pamulihan Kab.Sumedang.

04/04

Desa

II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Komunikasi Pembangunan
Komunikasi dan pembangunan merupakan dua hal yang saling

berhubungan sangat erat. Kedudukan komunikasi dalam konteks pembangunan


adalah as an integral part of development, and communication as a set of
variables instrumental in bringing about development (Roy dalam Jayaweera
dan Anumagama, 1987). Siebert, Peterson dan Schramm (1956) menyatakan
bahwa dalam mempelajari sistem komunikasi manusia, seseorang harus
memperhatikan beberapa kepercayaan dan asumsi dasar yang dianut suatu
masyarakat tentang asal usul manusia, masyarakat dan negara. Strategi
pembangunan menentukan strategi komunikasi, maka makna komunikasi
pembangunan pun bergantung pada modal atau paradigma pembangunan yang
dipilih oleh suatu negara.
Peranan komunikasi pembangunan telah banyak dibicarakan oleh para
ahli, pada umumnya mereka sepakat bahwa komunikasi mempunyai andil penting
dalam pembangunan. Everett M. Rogers (1985) menyatakan bahwa, secara
sederhana pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju suatu sistem
sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak dari suatu bangsa. Pada
bagian lain Rogers menyatakan bahwa komunikasi merupakan dasar dari
perubahan sosial.

2.2.

Pembangunan
Inayatullah (Zulkarimen Nasution, 2001:28) mengungkapkan bahwa

pembangunan

adalah

perubahan

menuju

pola-pola

masyarakat

yang

memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai kemanusiaan yang

memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap


lingkungannya dan terhadap tujuan politiknya, dan yang memungkinkan
warganya memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri individuindividu. Sementara Riyadi (Totok Mardikanto,2010:3) menyatakan bahwa
pembangunan adalah suatu usaha atau proses perubahan, demi tercapainya tingkat
kesejahteraan atau mutu hidup suatu masyarakat (dan individi-individu di
dalamnya) yang berkehendak dan melaksanakan pembangunan itu.
Pembangunan merupakan proses yang penekanannya pada keselarasan
antara aspek kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah. Jika dilihat dari segi ilmu
komunikasi yang juga mempelajari masalah proses, yaitu proses penyampaian
pesan seseorang kepada orang lain untuk merubah sikap, pendapat dan
perilakunya. Maka pembangunan pada dasarnya melibatkan minimal tiga
komponen yakni komunikator pembangunan (bisa aparat pemerintah atau
masyarakat), pesan pembangunan yang berisi ide atau program pembangunan dan
komunikan pembangunan, yaitu masyarakat luas sasaran pembangunan (Rogers,
1981).

2.3.

Inovasi dan Adopsi


Inovasi secara tersendiri menurut Rogers (1995) dapat didefinisikan

sebagai inovasi merupakan sebuah gagasan, perbuatan, atau kebiasaan yang


dianggap sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang.
Adopsi merupakan suatu proses perubahan perilaku yang meliputi
pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Penerimaan mengandung pengertian
tidak sekedar tahu tetapi sampai benar-benar dapat menerapkannya dengan tepat
dalam kehidupan dan usaha taninya, biasanya dapat diamati secara langsung
maupun tidak langsung oleh orang lain (Mardikanto, 1993).

Shoemaker (1971) dan Rogers (1995) dalam Mugniesyah (2006)


menyatakan bahwa proses difusi inovasi terdiri dari empat unsur yang
mempengaruhinya. Unsur pertama adalah inovasi, yang diartikan sebagai suatu
gagasan, praktek atau objek yang dipandang sebagai baru oleh seorang individu.
Terdapat sejumlah karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi seseorang
dalam pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak inovasi, yaitu
keuntungan
kompleksitas

relatif

(relative

(complexity),

advantages),
kemudahan

kompatibilitas

untuk

dicoba

(compatibility),

(trialability),

dan

kemudahan untuk diamati (observability).

2.4.

Difusi Inovasi Dan Kategori Pengadopsi


Difusi yaitu proses dimana suatu inovasi tersebar kepada anggota suatu

sistem sosial. Riset difusi menelaah tentang gagasan baru, lebih memusatkan
perhatian kepada perubahan tingkah laku nyata (overt behavior). Riset komunikasi
berarti pengararahan pada usaha-usaha untuk merubah pengetahuan dan sikap
dengan merubah bentuk sumber, pesan atau penerima.
Beberapa komponen sistem sosial yang berperran dalam proses difusi :
1. Anggota sistem sosial sebagai penerima inovasi
2. Peranan agen pembaharu
3. Peranan tokoh masyarakat sebagai sumber bagi penyebaran inovasi
4. Saluran komunikasi yang digunakan
Anggota sistem sosial sebagai penerima inovasi :
a. Orang-orang dalam sistem sosial berbeda dalam tanggapan dan
penerimaan inovasi
b. Ada anggota sistem yang lebih cepat mengetahui dan menerima inovasi,
ada pula yang begitu lambat

c. Dengan mengetahui kategori adopter akan memudahkan di dalam


mengatur penyebaran inovasi secara efektif dan efisien
Kategori adopter (penerima inovasi) :
a. Adalah pembagian anggota sistem sosial ke dalam kolmpok adopter
berdasarkan tingkat keinovatifannya (lebih awal atau lebih akhir menerima
inovasi)
b. Penelitian difusi menunjukkan bahwa pengadosian inovasi di dalam sistem
sosial mengikuti kurva normal bebentuk lonceng jika diukur dari
banyaknya pengadopsi dari waktu ke waktu
Lima kategori adopter :
1. Perintis (innovators: 2.5%)
2. Adopter pemula atau pelopor (early adopters: 13.5%)
3. Pengikut dini atau mayoritas awal (early majority: 34%)
4. Pengikut akhir atau mayoritas akhir (late majority: 34%)
5. Kolot atau tradisional (laggardsL 16%)
Tipe ideal kelompok adoper :
1.

Innovators : Petualang
a. Nilai paling menonjol adalah petualangan dan pemberani
b. Genar mencoba setiap gagasan
c. Banyak berhubungan dengan pihak luar sistem sistem sosialnya
d. Memiliki sumber keuangan yang cukup kuat
2. Early adopters : si tauladan
a. Lebih berorientasi kepada sistem sosialnya
b. Meneliti terlebih dahulu suatu inovasi sebelum menggunakannya
c. Terdiri dari pemuka pendapat
d. Partner agen pembaharu dalam menyebarkan inovasi

3. Late majority : skeptis


a. Mengadopsi inovasi setelah rata-rata anggota sistem sosial menerimanya
b. Pengadopsian bisa terjadi karena kepentingan ekonomi atau kuatnya
tekanan sosial
c. Setiap inovasi didekati dengan sikap skeptis dan hati-hati
d. Baru percaya pada ide baru jika sistem sosial jelas-jelas menerimanya
e. Memerlukan dorongan atau tekanan dari teman-temannya
4.

Laggards: si kolot atau tradisional


a. Orang yang paling akhir menerima inovasi
b. Hampir tidak ada yang menjadi pemuka pendapat
c. Paling sempit pandangan wawasannya, banyak yang hampir terasing
d. Referensinya adalah masa lalu

Ciri-ciri anggota sistem yang lebih inovatif :


-Perlu diingat bahwa gambaran tipe ideal kelompok adopter bukan kenyataan
melainkan suatu koseptualisasi sebagai suatu kerangka berfikir dan bahan
perbandingan
- Ciri-ciri sosial ekonomi :
1. Lebih berpendidikan, termasuk menguasasi kemampuan membaca dan
menulis
2. Mempunyai status sosial lebih tinggi (tingkat pendapatan, tingkat
kehidupan, kesehatan, prestise/pekerjaan/jabatan, pengenalan diri terhadap
kelas tersebut)
3. Mempunyai tingkat mobilitas sosial ke atas yang lebih besar
(kecenderungan untuk lebih meningkatkan status sosialnya)
4. Mempunyai lahan yang lebih luas
5. Lebih berorientasi pada ekonomi komersial (produk-produk yang
dihasilkan untuk dijual bukan semata-mata untuk dikonsumsi sendiri)

6. Memiliki sikap berkenan terhadap kredit


7. Mempunyai pekerjaan yang lebih spesifik
- Ciri kepribadian :
1. Memiliki empati yang lebih besar (empati: kemampuan seseorang untuk
memproyeksikan dirinya ke dalam pranan orang lain)
2. Kurang

dogmatis(dogmatis:

variabel

yang

menunjukkan

sistem

kepercayaan yang relatif tertutup yang pengaruhnya sangat kuat terhadap


keribadian seseorang)
3. Mempunyai kemempuan abstraksi lebih besar
4. Mempunyai rasionalitas yang lebih besar
5. Lebih tinggi intelegensinya
6. Memiliki sikap lebih berkenan terhadap perubahan
7. Memiliki sikap mau mengambil resiko
8. Memiliki sikap lebih berkenan terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan
9. Kurang percaya pada nasib (tidak fatalisme: ada daya untuk mengontrol
masa depannya)
10. Motivasi untuk meningkatkan taraf hidupnya lebih tinggi
11. Aspirasi terhadap pendidikan, pekerjaam lebih tinggi
- Ciri komunikasi :
1. Partisipasi sosialnya lebih tinggi
2. Lebih sering mengadakan komunikasi interpersonal dengan aggota sistem
sosial lain
3. Lebih sering mengadakan hubungan dengan orang di luar sistemnya
4. Lebih sering mengadakan hubungan dengan agen pembaharu
5. Lebih sering bertatap muka dengan media massa
6. Mencari lebih banyak informasi tentang inovasi
7. Lebih tinggi tingkat kepemimpinannya

8. Mejadi anggota sistem yang bernorma lebih modern

2.5.

Penyuluhan
Penyuluhan

merupakan

keterlibatan

seseorang

untuk

melakukan

komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya


memberikan pendapat sehingga bias membuat keputusan yang benar

(Van Den

Ban dan Hawkins, 1999).


Penyuluhan pertanian adalah pemberdayaan petani dan keluarganya
beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non formal di
bidang pertanian agar mereka mampu menolong dirinya sendiri baik di bidang
ekonomi, social maupun politik sehingga peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan mereka dapat dicapai (Deptan, 2007).

III
KAJIAN UMUM

Desa Haurngombong merupakan salah satu daerah yang termasuk ke


dalam wilayah Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa
Barat. Desa ini berada 1,1 km dari ibukota Kecamatan, 14 km dari ibukota
Kabupaten, dan 34 km dari ibukota Provinsi Jawa Barat. Topografi Desa
Haurngombong adalah berbukit dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan
laut, temperatur lingkungn harian adalah 22oC, curah hujan 357 mm per tahun dan
kelembaban 60-70 %.
Melihat karakteristik tersebut, daerah Desa Haurngombong cocok untuk
pengembangan pertanian sayuran dan pengembangan usaha ternak sapi perah.
Keadaan yang ideal untuk pengembangan usaha ternak sapi perah adalah pada
suhu udara berkisar antara 13 -23 oC dengan ketinggian 700 1000 m di atas
permukaan laut dan kelembaban sekitar 60 70 %. Sehingga sebagaian besar
penduduknya bermata pencaharian sebagai petani atau peternak sapi perah. Luas
wilayah Desa Haurngombong yaitu 219 ha.
Penggunaan lahan terluas adalah unuk ladang/ tegal. Ladang dimanfaatkan
penduduk untuk bercocok tanam, seperti tomat, bawang merah, dan lain-lain. Ada
juga ladang yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk ditanami rumput sebagai
pakan ternak. Luasnya ladang yang tersedia di Desa Haurgombong dimanfaatkan
oleh penduduk untuk ditanami rumput sebagai pakan ternak, sehingga
menyebabkan terpenuhinya kebutuhan hijauan ternak sapi perah yang ada di
daerah tersebut. Untuk lokasi peternakan sapi perah, biasanya peternak
membangun kandang sapi tidak jauh dari tempat tinggalnya. Bahkan ada yang
berdampingan dengan rumahnya. Umumnya peternakan sapi perah rakyat terletak
di pemukiman penduduk.

Berdasarkan mata pencaharian pokok, terlihat sebagian besar pekerjaan


pokok penduduk Desa Haurngombong adalah petani. Hal tersebut disebabkan
oleh keadaan fisik Desa haurngombong yang mendukung untuk dijadikan areal
pertanian.
Desa Haurngombong merupakan desa transisi (desa tidak, kota tidak), hal
ini dapat dilihat dari rumah-rumah yang berada di sekitar jalan utama desa sudah
tergolong mewah. Akan tetapi setelah kami masuk dan menelusuri desa, di
pedalaman desa masih banyak masyarakat yang tinggal dengan rumah seadanya
dan cenderung bersifat tradisional.
Peternakan sapi perah merupakan jenis ternak kedua yang banyak
dipelihara oleh penduduk Desa Haurgombong. Pemeliharaan sapi perah pada
umumnya banyak dijadikan penduduk sebagai mata pencaharian utama. Salah
satu alasan penduduk memilih beternak sapi perah sebagai pekerjaan pokok
adalah adanya kemudahan dalam memasarkan hasil ternak (berupa susu) melalui
koperasi. Peternakan sapi perah di Desa Haurgombong telah berdiri cukup lama
dan telah menjadi salah satu wilayah kerja KSU Tandangsari.
Agen pembaharu di desa ini datang dari dalam (internal) ataupun dari luar
(eksternal). Agen pembaharu internal datang dari dalam kelompok ternak,
sedangkan agen pembaharu eksternal datang dari pemeintah. Dalam pelaksanaan
pembangunan, pemerintah memberikan biaya yang kemudian pelaksaan kegiatan
dilakukan oleh para warga. Pesan-pesan pembangunan disampaikan secara
langsung (sosialisasi), baik oleh kepala desa ataupun disalurkan melalui ketua RT
dan RW yang pada akhirnya disampaikan kepada masyarakat. Hal ini
memudahkan masyarakat dalam menerima dan memahami pesan-pesan tersebut.

IV
KAJIAN KHUSUS

Pada hari Jumat 4 Desember 2015, kami melakukan praktikum lapangan


komunikasi pembangunan. Pada kesempatan kali ini, kami mewawancarai Pak
Juju di Desa Haurngombong RT 04 RW 04. Bapak Juju adalah seorang peternak
sapi perah di dusun Pangeseran. Beliau adalah anggota dari kelompok ternak di
desa tersebut. Walaupun beliau hanya lulusan SMP tetapi bisa sukses dalam
bidang peternakan. Bukti nyatanya adalah beliau memiliki 12 ekor sapi perah
dengan rinciannya yaitu 8 ekor induk, 3 ekor dara, dan 1 ekor pedet. Susu yang
dapat dihasilkan sebanyak 8 liter/ekor/hari.
Berdasarkan penjelasan yang kami dapatkan dari Pak Juju, kegiatankegiatan pembangunan yang telah dilakukan di RW 04 khususnya di bidang
peternakan memang pernah dilakukan. Kegiatan pembangunan tersebut berupa
penyuluhan dari dinas peternakan tentang peningkatan kualitas susu dan
pengembangan sapi (pemeliharaan).
Adapun program bantuan kredit untuk peternak berupa koperasi yang
dapat memberikan kredit sapi. Tetapi dengan syarat harus memiliki minimal 3
ekor sapi. Selain itu, ada program percontohan untuk pemeliharaan, tetapi kurang
dalam pelaksanaannya. Karena kebanyakan peternakan merupakan usaha
sampingan.
Tingkat keberhasilan program penyuluhan tentu sangat dirasakan oleh Pak
Juju, hal ini dapat dilihat dari produksi sapi perahnya yang semakin meningkat.
Keberhasilan kegiatan pembangunan ini disebabkan oleh unsur-unsur komunikasi
yang tersampaikan dan diterima dengan baik oleh para peternak sebagai
pengadopsi inovasi. Pesan yang mereka dapatkan dari para sumber disampaikan
dengan baik. Selain itu, pesan-pesan yang hendak disampaikan kepada para

peternak juga dipraktekkan oleh para sumber penyalur pesan (penyuluh), sehingga
pesan-pesan tersebut dapat dengan mudah dipahami oleh pengadopsi inovasi.
Dinas peternakan bertindak cepat dalam hal-hal genting, seperti dalam
mengatasi bakteri dalam susu. Penyuluhan dilakukan sekali dalam setahun dan
berjalan lancar. Selain adanya penyuluhan dari dinas peternakan, adapula
penyuluhan yang dilakukan oleh para para mahasiswa yang sedang melakukan
KKN. Para mahasiswa ini mempunya andil dalam pengarahan mengenai kualitas
susu dan pengembangan.
Pembangunan peternakan di dusun pangeseran dikatakan cukup berhasil
karena setiap diadakan penyuluhan baik dari dinas peternakan maupun dari para
mahasiswa,

peternak

selalu

mengikuti

dan

juga

mencoba

untuk

mengaplikasikanya di lapangan. Tetapi tidak semua peternak di dusun tersebut


menerapkan inovasi yang telah disampaikan karena adanya beberaa factor
penghambat salah satunya dengan alas an karena tidak terbiasa dengan
pembangunan atau inovasi tersebut dan kurangnya pemahaman tentang manfaat
inovasi yang disampaikan, dan baru melaksanakan inovasi tersebut ketika sudah
terjadi atau timbul masalah dan menyadari bahwa inovasi tersebut dapat
mengatasi permasalahan yang ada.
Setiap tahunya inovasi yang masuk ke dusun tersebut berbeda-beda dari
tahun ke tahun. Inovasi yang disampaikan selalu mengalami perubahan-perubahan
kearah yang lebih baik lagi. Sebagai contoh yaitu dikandang sapi memakai alas
karpet karet, yang bertujuan agar sapi tidak bergesek-gesek atau terbentur
dibagian lututnya. Berkaitan dengan materi difusi inovasi, mengenai proses
dimana inovasi tersebar kepada anggota dari suatu system social, dapat dilihat dari
unsure-unsur difusi inovasi yang ada diantaranya: inovasi, saluran komunikasi,
jangka waktu, dan juga anggota system social.

Untuk inovasinya sendiri, ada yang datang dari luar maupun luar
kelompok. Untuk inovasi yang datang dari luar contohnya dari dinas peternakan
dan juga penyuluhan mahasiswa. Adapun inovasi yang datangnya dari dalam
kelompok yaitu dari peternak sendiri. Contoh inovasi dari luar yaitu adanya
penyuluhan mengenai biogas. Sedangkan

untuk inovasi yang dari dalam

contohnya pemakaian alas karpet.


Proses difusi inovasi berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama.
Tergatung dari anggota kelompoknya ada yang langsung manerapkan inovasi
tersebut dan ada juga yang baru menerima inovasi tersebut tetapi belum mau
menerapkan dikarenakan terdapat banyak pertimbangan.
Contohnya untuk inovasi mengenai biogas, awalnya tidak semua anggota
mengaplikasikannya. Adapun yang mengaplikasikannya hanya sekitar 40%,
dengan alasan karena kebanyakan masyarakat masih tradisional yang memakai
kayu bakar sebagai bahan bakar untuk memasak. Tetapi sekarang sudah beralih
ke biogas dikarenakan sudah langkanya kayu bakar.
Inovasi yang lainya yaitu ibidang kesehatan hewan dan juga IB. contohnya
apabila ada ternak yang sakit tinggal menyimpan surat sakit di loker koperasi.
Yang selanjutnya aka nada mantra hewan yang datang berkeliling.
Difusi inovasi, atau penerimaan terhadap adanya penyuluhan selalu
terbuka dari pihak peternak. Tetapi dalam pengaplikasiannya masih kurang. Hal
ini dikarenakan inovasi yang diterima akan diterapkan dengan menyesuaikan
situasi dan kondisi.

V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1.

Kesimpulan
a. Komunikasi dan pembangunan merupakan dua hal yang saling
berhubungan sangat erat.
b. Dalam pembangunan dikenal istilah inovasi dan adopsi. Inovasi
merupakan sebuah gagasan, perbuatan, atau kebiasaan yang dianggap
sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang. Sedangkan, Adopsi merupakan
suatu proses perubahan perilaku yang meliputi pengetahuan, sikap,
maupun keterampilan.
c. Difusi yaitu proses dimana suatu inovasi tersebar kepada anggota suatu
sistem sosial.
d. Dalam saluran komunikasi pembangunan di daerah desa dapat dilakukan
melalui penyuluhan. Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk
melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu
sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang
benar.
e. Pembangunan peternakan di Dusun Pangeseran dikatakan cukup berhasil
karena setiap diadakan penyuluhan baik dari dinas peternakan maupun dari
para mahasiswa, peternak selalu mengikuti dan juga mencoba untuk
mengaplikasikanya di lapangan.

5.2.

Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diberikan antara lain dengan dimaksimalkannya

kinerja dari koperasi susu melalui penyediaan bibit sapi perah betina, penyediaan

pakan yang berkualitas, dan pembinaan peternak secara berkelanjutan oleh


koperasi susu (khususnya dalam masalah kesehatan ternak).

DAFTAR PUSTAKA

Ban, Van den dan HS Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Penerbit Kanisius:
Yogyakarta.
Deptan. 2007. Pedoman Penyusunan Standar Prosedur Operasional Padi
Organik. Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen
Pertanian RI.
Juheini, N dan Syakryanu, K.D. 2998. Perencanaan Sistem Usahatani Terpadu
dalam Menunjang Pembangunan Pertanian yang Berkelanjutan : Kasus
Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Jurnal Agro Ekonomi (JAE) Vol. 17(1).
Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Balitbangtan. Deptan. Jakarta.
Mardikanto, Totok.2010. Konsep-Konsep Pemberdayaan Masyarakat. Cetakan
ke-1. Fakultas Pertanian UNS dan UNS Press: Surakarta.
Nasution, Zulkarimen. 1998. Komunikasi Pembangunan. Pengenalan Teori dan
Penerapannya. Rajawali Pers: Jakarta.
Rogers, Everett M & Rekha Agrawala-Rogers. 1976. Communication in
organization. New York: The Free Press.
Siebert, Fred S.; Peterson, Theodore; Schramm, Wilbur, (1956) Empat Teori Pers,
alihbahasa Pandit (1986), Penerbit PT Intermasa, Jakarta
Simanjuntak, A.K. 1987. Proses Komunikasi Dasar : Teori dan Praktek. Sosek
Fapet IPB : Bogor.
Yakin, A. 1997. Ekonomi Sumberdaya dan lingkungan. Teori dan Kebijaksanaan
Pembangunan Berkelanjutan. Akademika Presindo. Jakarta.
Yunasaf, Unang. 2013. Komunikasi Pembangunan : Suatu Rangkuman. UNPAD :
Jatinangor.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai