Transportasi Darat
Menurut Warpani (2002), fungsi dasar dari transportasi adalah sebagai penunjang,
pemacu, dan pemicu.
• Berfungsi sebagai penunjang dan pemacu apabila dipandang dari sisi melayani dan
meningkatkan pembangunan serta melayani dan mendorong berbagai kebutuhan lain.
• Berfungsi sebagai pemicu bila dipandang sebagai pembangkit perkembangan dan
pertumbuhan suatu wilayah untuk mendukung aktivitas manusia.
Transportasi manusia atau barang biasanya bukanlah merupakan tujuan akhir, tetapi hal
itu dilakukan untuk mencapai tujuan lain, oleh karena itu, permintaan atas jasa
transportasi disebut sebagai permintaan turunan (derived demand) yang timbul akibat
adanya permintaan akan komoditi atau jasa lain.
Menurut Morlok, pada dasarnya permintaan atas jasa transportasi diturunkan dari
kebutuhan seseorang untuk bepergian dari satu lokasi ke lokasi lainnya untuk melakukan
suatu kegiatan (misalnya bekerja, sekolah) dan juga permintaan akan angkutan barang
tertentu agar tersedia di tempat yang diinginkan.
Di dalam fungsi transportasi, ada konsep pergerakan.
Konsep pergerakan dibagi menjadi dua, yaitu:
pergerakan spasial
pergerakan tidak spasial.
2. Multi disiplin :
a. Ciri pergerakan, pengguna jasa, sistem prasarana, dan sarana transportasi
b. Rekayasa, ekonomi, geografi, penelitian operasional, social politik, matematika,
informatika, dan psikologi
3. Multi sektoral :
a. Banyak lembaga atau pihak yang terkait
b. DLLAJ, BPN, Dinas Tata Kota, Kepolisian, Operator Angkutan Umum, Dispenda dll.
4. Multi masalah :
a. Dari aspek pengguna jasa, rekayasa, operasional, ekonomi, sosial
Sistem transportasi yang baik merupakan hasil dari perencanaan
yang baik pula. Untuk mendapatkan perencanaan diperlukan
pendekatan-pendekatan sistem agar perencanaan berjalan dengan
baik. Dalam suatu perencanaan memang dibutuhkan strategi
pemecahan untuk masalah-masalah yang terjadi, sehingga
terbentuk sistem transportasi makro yang terdiri dari sistem
transportasi mikro, yaitu :
1. Sistem Kegiatan.
2. Sistem Jaringan Prasarana Transportasi.
3. Sistem Pergerakan Lalu Lintas.
4. Sistem Kelembagaan.
• Manfaat Sosial
• Manfaal politis:
Ada beberapa manfaat politis transportasi yang dapat berlaku dari negara
manapun yaitu sebagai berikut:
• Walaupun ada dampak negatif terhadap arus barang dalam negeri, dan
liberalisasi angkutan barang telah diterapkan, beberapa pemerintah
daerah masih mengeluarkan perizinan dan memungut retribusi terhadap
angkutan barang
Angkutan Barang Dalam Kota
(Urban Freight-City Logistic)
Permasalahan
Proses evolusi angkutan barang dimulai dari sistem produksi dari daerah industri
kepada proses distribusi barang industri kepada pengguna, pada setiap kota di
Indonesia.
Untuk mendapatkan layanan penghantaran barang dengan cepat dan effisien, maka
diperlukan evolusi moda angkutan barang dari yang ada saat ini.
Tahap-1 : Barang hasil produksi dari industri berupa barang curah kering seperti dalam
bentuk plastikan, sachet dll (kategori barang tidak cepat rusak) dikelompokkan
untuk di pak baik dengan kardus, kotak atau briket dan diberi tanda disebut
tahap paletisasi.
Tahap-2 : Barang yang sudah di paletisasi dari indutri-industri tersebut kemudian
dikonsolidasikan oleh pihak ketiga yang memiliki fungsi untuk
mengelompokkan pada suatu wilayah hantaran yang sama dilakukan
pencatatan yang ketat dan effisien untuk kemudian dilakukan kontainerisasi
dan stuffing menggunakan alat mekanis, pada tahapan ini disebut tahap
konsolidasi
Tahap-3 : Barang yang sudah melalui tahapan konsolidasi, dikirimkan menggunakan moda
transportasi barang (bisa menggunakan kereta api atau kapal laut untuk
kapasitas kontainer yang lebih besar), dengan tujuan mengurangi beban jalan
raya, efisiensi dan mendapatkan harga yang kompetitif. Tahapan ini disebut
Tahap Konsolidasi Moda
LOGISTIK
Secara etimologi, logistik berasal dari bahasa Latin kuno yaitu logos (λόγος) yang
berarti “rasio, kata, kalkulasi, alasan, pembicaraan, orasi” atau logistikos yang
berarti terdidik atau pandai dalam memperkirakan perhitungan. Dan juga dari kata
logistik memiliki asal kata dari Bahasa Perancis loger yaitu untuk menginapkan atau
menyediakan.
Logistik adalah konsep yang dianggap berevolusi dari kebutuhan pihak militer untuk
memenuhi persediaan mereka ketika mereka beranjak ke medan perang dari markas.
Pada kekaisaran Yunani, Romawi dan Bizantium kuno, ada perwira militer dengan
gelar ‘Logistikas’, yang bertanggung jawab atas distribusi dan pengadaan persediaan
perang.
Dalam ilmu militer, menjaga jalur suplai sambil mengganggu jalur musuh amatlah
krusial — Napoleon bahkan mengatakan logistik adalah faktor terpenting — dalam
strategi militer, karena sebuah angkatan bersenjata tanpa sumber daya dan
transportasi itu tidak berdaya. Kekalahan Inggris di perang kemerdekaan Amerika dan
kekalahan Poros di medan Afrika selama Perang Dunia II semua disebabkan oleh
kegagalan logistik. Demikian pula dengan kekalahan Irak dalam Perang Teluk I,
karena terputusnya jaringan distribusi dan logistik.
Hingga Oxford English Dictionary mendeskripsikan logistik sebagai "the branch of
military science relating to procuring, maintaining and transporting material,
personnel and facilities.”
Logistik merupakan seni dan ilmu mengatur dan
mengontrol arus barang, energi dan informasi dan
sumber daya lainnya lainnya, seperti produk, jasa dan
manusia, dari sumber produksi ke pasar dengan
tujuan mengoptimalkan penggunaan modal.
Manufaktur dan marketing akan sulit dilakukan tanpa
dukungan logistik. Logistik juga mencakup integrasi
informasi, transportasi, inventori, pergudangan
(warehousing) , reverse logistics dan
pemaketan/packaging.
Berdasarkan pengertian di atas, maka misi logistik
adalah “mendapatkan barang yang tepat, pada waktu
yang tepat, dengan jumlah yang tepat, kondisi yang
tepat, dengan biaya yang terjangkau, dengan tetap
memberikan kontribusi profit bagi penyedia jasa
logistik“
Definisi Logistik(3)
Sehingga pengertian luas dari Logistik adalah proses perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian aliran yang efisien dan efektif dari
barang atau jasa dan informasi terkait mulai dari titik asal sampai
titik penggunaan untuk memenuhi keperluan pelanggan (Council
of Logistics Management)
Ciri-ciri Logistik:
4% Laba
Ketidakpastian,
Imbal-balik(trade-off) antara Ongkos‘ dan’ Tingkat Pelayanan
Pungutan Liar
Prasarana dan Sarana:
• Keterhubungan dan Fasilitas
• Teknologi
• Sistem Informasi
• Energi
Koordinasi
Tingkat kerumitan (kompleksitas) sistem rantai pasok
Kartel
Regulasi
• Tumpangtindih
• Kekosongan
• Berlebihan
• Biaya tambahan
SEKIAN
DAN KITA AKAN
LANJUTKAN
PADA SESI
BERIKUTNYA