Anda di halaman 1dari 4

I.

Transportasi Intermoda

I.1. Pengertian Umum


1. Pengertian umum keseluruhan arus transportasi intermoda dapat
diartikan sebagai berikut :
I.1.1. Arus barang dimulai dari pusat produksi dengan meng-gunakan berbagai
alternatif moda angkutan, antara lain :
a. Truk dan atau kereta api langsung dari lokasi pengi-rim ke pelabuhan asal.
b. Truk dari lokasi pengirim ke dry port untuk konsolidasi, kemudian dengan
truk/ kereta api diteruskan ke pelabuhan asal

I.1.2. Dari pelabuhan asal dilakukan handling (muat) dan diangkut dengan kapal ke
pelabuhan tujuan.

I.1.3. Di pelabuhan tujuan barang dilakukan handling (bongkar) dan selanjutnya


diangkut dengan truk/ kereta api ke penerima barang (dengan atau tanpa melalui
dry port)

Uraian tersebut di atas merupakan contoh pada transportasi intermoda Darat-


Laut.Secara analogis gambaran serupa dapat pula disusun untuk transportasi intermoda
Darat-Udara,di mana pelabuhan diartikan sebagai bandara dan industri sebagai pusat
industri Pariwisata (antara lain hotel).

Dari gambaran di atas Sistem Transportasi Intermoda dapat diartikan sebagai


konsep transportasi dengan menggunakan lebih dari satu moda transport dengan
pelayanan door to door dibawah tanggung jawab satu operator. Sistem ini
menerapkan penggunaan peti kemas dengan ukuran standar ISO, sehingga sering
disebut door to door movement by container atau global through freight system.
Ukuran standar tersebut memungkinkan peti kemas diangkut secara praktis dan efisien,
bila diikuti dengan keseragaman fasilitas pendukungnya seperti alat transportasi, alat
bongkar muat, terminal, gudang, jalan raya, jembatan dlsb. Disamping itu juga
diperlukan keseragaman pendukung lainnya antara lain administrasi angkutan,
kepabeanan, komunikasi/ informasi dll.

Ruang lingkup kegiatan transportasi intermoda meliputi pelayanan angkutan


one stop service dan door to door ( mengarah kepada Cargo Consolidation &
Distribution Centre), pengurusan dokumen barang dan dapat pula meliputi
pengoperasian fasilitas terminal dan pergudangan. Sistem ini akan sangat berperan
dalam menunjang kelancaran ekspor-impor, terutama dari aspek lama waktu pengiriman
dan biaya pengiriman. Dalam skala makro akan memberikan dampak :
- Optimalisasi penggunaan infrastruktur nasional
- Penghematan devisa negara dari freight cost (men-datangkan Mother Vesel,
pergeseran FOB ke CIF)
- Akselerasi perwujudan transhipment port Indonesia dan alih teknologi

Dalam skala mikro memberikan penghematan biaya : per-sediaan,


handling, pemeriksaan, asuransi, administrasi dll. Pemakai jasa akan memperoleh
kemudahan dari sistem ini karena mekanisme pengiriman barang terintegrasi, dan
shipper hanya berhubungan dengan pihak operator/ penanggungjawab saja, sehingga
arus barang lancar.

2.1. Strategi Pengembangan Sistem Transportasi Intermoda

2.1.1. Pertumbuhan sektor ekonomi dan sektor-sektor lain di Indonesia akan terus didorong
oleh laju industri dan perdagangan di dalam dan luar negeri. Dalam hubungan ini
sektor transportasi berperan sangat penting dan menentukan sebagai urat nadi
kehidupan dan perkembangan ekonomi, sosial, politik dan menunjang mobilitas
barang dan manusia, yang terus tumbuh sebagai akibat perkembangan berbagai
sektor. Pengembangan sektor transportasi di Indonesia diupayakan dengan
pendekatan kesisteman menuju perwujudan Sistem Transportasi Nasional
(Sistranas) yang efisien, efektif dan terjangkau oleh masyarakat pemakai jasa
transportasi, baik dari aspek alokasi jaringannya maupun kewajaran tarifnya.
2.1.2. Sementara itu kemajuan teknologi khususnya di bidang transportasi dan pengemasan
barang dengan peti kemas serta tuntutan kebutuhan masyarakat industri maju
mengarah kepada pelayanan angkutan dari pintu kepintu (door to door service), baik
dalam lingkup domestik maupun internasional. Hal ini mendorong tumbuh
berkembangnya angkutan intermoda dalam kerangka Sistem Transportasi Intermoda/
Sistem Transportasi Multimoda, atau Combined Transport System yang diarahkan
sekaligus untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas transportasi untuk logistik dan
distribusi.

2.1.3. Dalam lingkup internasional sesuai The International Multimodal Transport


Convention of Goods 1980 dari PBB pengangkutan intermoda merupakan salah satu
cara pengangkutan barang dengan ciri, antara lain :
a) Menggunakan 2 jenis moda/ alat transpor atau lebih
b) Menggunakan hanya satu dokumen pengangkutan yang dikeluarkan oleh satu operator
yang bertanggungjawab penuh.
c) Terjadi peralihan barang dari suatu negara ke negara lain.
d) Tersedia pelayanan door to door

Penerapan Sistem Transportasi Intermoda (STI) di negara-negara maju tumbuh


dengan pesat sejalan dengan peningkatan penggunaan peti kemas, dengan standar ISO
(International Standard Organisation) yang dirasakan dapat memberikan berbagai
keuntungan antara lain mengurangi waktu pada titik transhipment, pelaksanaan
pengangkutan relatif cepat, mengurangi keruwetan formalitas dan dokumentasi,
memerlukan hanya satu agen/ operator, penghematan biaya, sehingga dapat menekan harga
barang serta meningkatkan daya saing.

Meskipun transportasi intermoda telah berkembang dengan pesat di negara maju, namun
dari aspek pengaturan legalitas sesungguhnya negara-negara tersebut belum
memberlakukan The International Multimodal Transport Convention of Goods dari PBB,
melainkan masih menggunakan peraturan-peraturan yang ditetapkan asosiasi atau lembaga
swasta, antara lain International Chamber of Commerce (ICC) dan Federation International
des Associations de Transitaires et Assimiks (FIATA).

2.1.4. Pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia pertumbuhan angkutan intermoda


masih relatif lamban. Hal ini disebabkan antara lain oleh keadaan/ tingkat kemajuan
ekonomi negara, pembatasan operator asing dan keperluan investor besar dengan standar
internasional. Khusus di Indonesia, dalam 10 tahun terakhir telah mulai tampak
berkembang pengangkutan untuk ekspor dan impor dengan menggunakan peti kemas, yang
merupakan bentuk penerapan awal STI..

2.1.5 Dalam jangka panjang perkembangan ekonomi dan perdagangan dunia yang mengglobal
diperkirakan akan meningkatkan arus barang ke berbagai penjuru dunia, yang akan
memaksa setiap negara anggota GATT/ WTO termasuk Indonesia, untuk turut terlibat
dalam suasana perdagangan bebas secara simultan, baik ditingkat regional maupun
internasional. Bagi Indonesia yang turut serta menandatangani perjanjian GATT/ WTO
terbuka kesempatan yang kondusif untuk meningkatkan akses ke pasar angkutan bagi
barang-barang produk nasional.
Pada gilirannya hal ini dapat berlanjut dengan peningkatan ekspor dan impor serta
perdagangan antar pulau, sehingga secara keseluruhan diharapkan mampu meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran negara serta masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai