TRANSPORTASI
Dosen Pengampu:
Dr Yulist Rima Fiandari, S.P., M.M.
Anggota Kelompok 1:
1. M. Alfandu Rizky (202110160311363)
2. Dhalva Abbabil (202110160311489)
3. Suci Mei Yanti (202110160311498)
4. Dwi Tegar Yulianto (202110160311510)
5. Riska Lutviana (202110160311514)
6. Zulfy Lingga Mubarok (202110160311515)
7. M. Armand Airlangga (202110160311516)
1.1 PENDAHULUAN
Ada umumnya, masalah transportasi berhubungan dengan suatu produk tunggal
Pada (sejenis) dari beberapa sumber (dalam masalah ini, sumber sebagai supply/
penawaran atau persediaan yang terbatas) menuju ke beberapa tujuan (dalam masalah ini,
tujuan sebagai demand/permintaan atau kebutuhan konsumen). dengan mengupayakan
biaya transportasi yang optimal/minimal.
Masalah transportasi sering dijumpai dalam keadaan bahwa produk yang sama
(sejenis) dari sejumlah pabrik di tempat-tempat yang terpencar harus diangkut ke
berbagai perusahaan/pasar sebagai konsumen yang berada di kota-kota atau tempat yang
berbeda dengan ongkos/biaya transportasi yang berbeda. Jika transportasi produk-produk
itu tidak diatur/dikelola dengan sebaik-baiknya, bila ditinjau dari sudut ekonomi, maka
biaya angkut/transportasinya sangat tinggi (mahal). Oleh karena itu, alokasi produk-
produk itu harus dibayar sedemikian rupa dengan memperhitungkan perbedaan biaya-
biaya pengalokasian dari beberapa sumber ke tempat-tempat tujuan yang berlainan
lokasi, sehingga diperoleh biaya transportasi yang minimal.
Di samping itu, metode transportasi dapat juga digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah dunia bisnis lainnya, seperti masalah-masalah yang meliputi periklanan,
pembelanjaan modal (capital finacing) dan alokasi dana untuk investasi, analisis alokasi,
dan production scheduling.
Masalah transportasi mulai dikembangkan oleh FL. Hitchcock pada tahun 1941,
dengan hasil penelitiannya berjudul The Distribution of a Product from Several Sources
to Numerous Location. Kemudian, pada tahun 1947, T.C. Koopmans secara terpisah
menerbitkan suatu hasil penelitian mengenai Optimum Utilization of the Transportation
System. Selanjutnya, perumusan program linear dan cara pemecahannya yang sistematis
(disebut metode simpleks) dikembangkan oleh Prof. George Danzig yang sering disebut
Bapak Linear Programming.
Ada beberapa macam metode transportasi, yang semuanya terarah pada
penyelesaian optimal, di antaranya adalah:
1. Metode North-West Corner Ruler, umumnya disebut Metode NWCR.
2. Metode Least Cost, umumnya disebut Metode LC.
3. Metode Vogel's Approximation, umumnya disebut VAM
4. Metode Batu Loncatan.
5. Metode Modified Distribution, umumnya disebut Metode Modi.
1.2 Rumusan masalahh
1. Apa itu persoalan transportasi?
2. Jelaskan Apa Saja Model Transportasi?
3. Bagaimana pemecahan transportasi?
4.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari persoalan transportasi
2. Untuk mengetahui berbagai model transportasi
3. Untuk memecahkan model trasportasi
4.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TRANSPORTASI
Persoalan transportasi adalah persoalan khusus dari persoalan program linier. Disebut
persolan khusus karena fungsi obyektif persoalan transportasi selalu meminimumkan dan
selalu mempunyai daerah fisibel, sedangkan persoalan program linier fungsi obyektifnya
bisa memaksimumkan atau meminimumkan, dan belum tentu mempunyai daerah fisibel.
Seperti halnya persoalan program linier, persoalan transportasi juga
diterjemahkan terlebih dulu dalam model matematis, sehingga jika suatu perusahaan
mempunyai gudang di beberapa tempat, katakanlah gudang G1 ,G2 , … ,Gi , … , Gm dimana
jenis barang yang disimpan digudang-gudang tersebut serba sama, dengan jumlah barang
yang disimpan sebanyak S1 , S 2 , … , S i ,… , Sm .Barang barang tersebut akan dikirim ke
beberapa konsumen yang lokasinya berbeda-beda, katakanlah konsumen tersebut adalah
K1 , K 2, … , K j , … , Kn , dimana permintaan masing-masing konsumen sebanyak di d2.
di dr. Biaya transportasi setiap unit barang dari gudang i ke konsumen j sebesar.
Dalam arti sederhana, model transportasi berusaha menentukan sebuah rencana
transportasi sebuah barang dari sejumlah sumber ke sejumlah tujuan Data dalam model
ini mencakup:
1. Tingkat penawaran di setiap sumber dan jumlah permintaan di setiap tujuan.
2. Biaya transportasi per unit barang dari setiap sumber ke setiap tujuan.
Karena hanya terdapat satu barang, sebuah tujuan dapat menerima permintaannya
dari satu sumber atau lebih. Tujuan dari model ini adalah menentukan jumlah yang harus
dikirimkan dari setiap sumber ke setiap tujuan sedemikian rupa sehingga biaya
transportasi total diminimumkan. Asumsi dasar dari model ini adalah bahwa biaya
transportasi di sebuah rute tertentu adalah proporsional secara langsung dengan jumlah
unit yang dikirimkan. Definisi "unit transportasi akan bervariasi bergantung pada jenis
"barang" yang dikirimkan. Misalnya, kita dapat membi- carakan unit transportasi sebagai
setiap balok baja yang diperlukan untuk membangun jembatan. Atau kita dapat
menggunakan beban truk dari sebuah barang sebagai unit transportasi. Bagai- manapun
juga, unit penawaran dan permintaan harus konsisten dengan definisi kita tentang "unit
yang dikirimkan".
1. Model Trasportasi
a. Model Transportasi Standar
MG auto compeny memiliki pabrik di Los Angeles. MG Auto Company memilà
6-1. pabrik di Los Angeles, Detroit, dan New Orleans. Pusat distribusinya terletak
di Denver de Miami. Kapasitas ketiga pabrik tersebut selama kwartal berikutnya
adalah 1000, 1500, dan 1200 pengembanga mobil. Permintaan kwartalan di kedua
pusat distribusi itu adalah 2300 dan 1400 mobil. Biaya transportasi darat per
mobil per mil adalah sekitar 8 sen. Bagan jarak antara pabrik dan pasa distribusi
tersebut adalah sebagai berikut:
Bagaian jarak diatas dapat diterjemahlkan menjadi biaya permobil dengan tarip 8
sen per mil. Ini menghasilkan biaya berikut ini (yang dibulatkan kedalam
terdekat), yang mewakili C ij dalam model umum:
ruus
Dengan menggunakan kode-kode numerik untuk mewakili pabrik dan pusat
distribusi, kita menganggap X ij mewakili jumlah mobil yang dikirimkan dari
sumber i ketujuan j. karena penawaran total (=100+1500+1200=3700) kebutukan
sama dengan permintaan total (=2300+1400=3700), model trasportasi yang
dihasilkan berimbang. Jadi model LP berikut yang mewakili masalah ini memiliki
Batasan yang semua berbentu persamaan.
Rumus
Sebuah metode yang lebih ringkas untuk mewakili modal transportasi ini adalah
menggunakan apa yang kita sebut tabel transportasi. Tabel ini adalah bentuk
matriks dengan baris-baris yang memiliki sumber dan kolam-kolam mewakili
tujuan. Untuk biaya C ij. Diringkas dalam sudut timur laut dari sel matriks (I,j).
model MG dapat diringkas seperti dilihat ditabel 6-1
Kita akan melihat dalam bagian berikutnya bahwa tabel transportasi ini
adalah dasar untuk pengembangan sebuah metode kasup yang didasri oleh
simpleks untuk memecahkan masalah transportasi.
b. Model Transportasi Berimbang
Dalam contoh model transportasi standar anggaplah bahwa kapasitas pabrik
dekroid adalah 1300 mobil (bukan 1500). Situaasi ini dikatakan tidak berimbang
karena penawaran total (=3500) tidal sama dengan permintaan total (=2700).
Dengan kata lain, situasi yang tidak berimbang ini berarti bahwa tidak semua
permintaan dipusat distribusi dapat dipenuhi. Tujuan kita adalah merumuskan
ulang modal transportasi ini dengan cara yang mendistribusikan kekurangan
jumlah (=3700-3500=200 mobil) secara optimal diantara pusat-pusat distribusi.
Karena permintaan lebih besar dari penawaran sebuah sumber buatan atau
bumi (pabrik) dapat ditambahkan kapasitas sama dengan 200 mobil. Pabrik bumi
tersebut diijinkan,
Tabel 6-2
Table 6,5
Penambahan suatu sumber semu atau tujuan semu tersebut, dimaksudkan agar
jumlah persediaan dan permintaan menjadi seimbang atau sama besar. Oleh karena telah
seimbang maka dapat dipecahkan dengan menggunakan
metode NWCR, LC, VAM sebagai pemecahan awal dan metode stepping stone dan Modi
sebagai pemecahan optimal, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pemecahan awal dengan metode NWCR tidak mengalami perubahan, atau sama
seperti pemecahan transportasi seimbang.
2. Dalam pemecahan awal dengan menggunakan metode LC, biaya dalam sel-sel
pada baris/kolom dummy (C ij, dummy) harus diabaikan, atau bukan merupakan
biaya minimum. Untuk itu, pengalokasian dialkukan berdasarkan biaya
transportasi per unit yang minimum, sedangkan kelebihan atau kekurangan
sumber, dialokasikan ke variabel dummy yang tidak menyimpang dari
persyaratan.
3. Dalam pemecahan awal dengan menggunakan VAM, ketika penghitungan
opportunity cost (row/colomn penalty) maka nilai Cij dummy digunakan sebagai
salah biaya terendah untuk menghasilkan selisih dari duan biaya yang terendah.
4. Pemcahan optimal dengan metode stepping stone dan Modi, sel-sel dummy
diperlakiukan seperti sel-sel lainnya.
Tabel 19.
Dalam kasus di atas, jumlah seluruh permintaan sebanyak 260 ton, sedangkan
Jumah seluruh persediaan pabrik sebanyak 280 ton. aUntuk memberi
keseimbangan maka hrus dicaptakan kolom semu (colmn dummy) dengan
permintaan sebanyka 280-260=20 ton, sehingga jumlah permintaan sama
dengan jumlah persediaan
Dapat dilihat dalam tabel 26 di atas bahwa proses pemecahan awal masalah transportasi
PT Mirdonk dengan menggunakan metode NWCR ini diperoleh biaya transpor total
sebesar 2 (35x4+ 20x8+ 25x24+ 35x24) Rp1.000 = Rp1.740.000