Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

DEGENERASI PADA MASALAH TRANSPORTASI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Program Linier dan Aplikasinya.

Dosen : Darta, S.Pd., M.Pd.

Thesa Kandaga, S.Si.,M.Pd.

Disusun Oleh :

Ditta Millania 195050009


Fauzi Azis Pratama 195050010
Diky Muhamad Purnama 195050022
Rafli Alamsyah 195050026
Achmad Maulana Muzhaqi 195050027

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Degenerasi pada
Masalah Transportasi ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas pada mata
kuliah Program Linear. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang degenerasi pada masalah transportasi dalam program linier bagi para pembaca
maupun penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Thesa Kandaga, S.Si., S.Pd.,
M.Pd., selaku dosen pembimbing mata kuliah Program Linier yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 24 Juni 2022


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


BAB I................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 2
D. Manfaat .................................................................................................................. 2
BAB II .............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN............................................................................................................... 3
A. Degenerasi dalam Masalah Transportasi ............................................................... 3
B. Contoh Permasalahan Degenerasi Transportasi .................................................... 4
C. Permasalahan Degenerasi Transportasi dalam Tabel .......................................... 18
BAB III ........................................................................................................................... 20
PENUTUP ...................................................................................................................... 20
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 20
B. Saran .................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terdapat kasus khusus dalam program linier yang dapat diselesaikan
dengan menggunakan metode simpleks yang lebih sederhana. Kasus khusus
tersebut tentang pengaturan distribusi dari sumber – sumber yang menyediakan
produk – produk ke tempat – tempat yang membutuhkan, distribusi dilakukan
secara optimal dengan biaya termurah. Pengalokasian seperti ini harus diatur
sedemikian rupa karena terdapat perbedaan biaya alokasi dari satu sumber atau
beberapa sumber ke tempat tujuan yang berbeda. Dengan demikian, informasi
yang harus ada dalam masalah transportasi meliputi banyaknya sumber beserta
jumlah barang yang tersedia, banyaknya tempat tujuan beserta kapasitas atau
permintaan barang untuk masing – masing tempat dan jarak atau biaya angkut tiap
unit barang dari tempat asal ke tempat tujuan.
Metode transportasi khusus adalah metode linear programming yang
digunakan untuk meminimumkan biaya dari sejumlah (Source) ke sejumlah
tujuan (Destination), biasanya kapasitas sumber dan tujuan terbatas telah
ditentukan. Metode ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1941 dalam The
Distribution of a Product from Several Source to Numerous Localities ditulis oleh
F.I. Hitchock. Enam tahun kemudian T.C. Koopmans memperkenalkan Optimum
Utilization of Transportation System. Pada tahun 1953 A. Charnes and WW
Cooper mengembangkan Stepping Stone Method. Kemudian Modified
Distribution (MODI) Method dengan pendekatan terkomputerisasi mulai dibuat
tahun 1955.
Seperti halnya dengan metode simpleks, dalam masalah transportasi juga
ada yang disebut dengan degenerasi. Degenerasi lebih mudah untuk
diindentifikasi dan diatasi. Solusi optimum dari suatu masalah transportasi dengan
m kapasitas sumber dan n kapasitas tujuan yang akan dicapai ketika ada sejumlah
atau lebih dari ( m + n – 1) sel yang terisi. Jika jumlah sel yang terisi, baik saat
pembuatan TSA ( Tabel Simpleks Awal ) maupun TS ( Tabel Selanjutnya ),
kurang dari ( m + n – 1), maka kondisi itu disebut sebagai masalah pemerosotan
(degenerasi) transportasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana permasalahan dari degenerasi transportasi?
2. Bagaimana penyelesaian dari permasalahan yang disebabkan oleh degenerasi
transportasi tersebut?

1
2

C. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai berikut :
1. Bagi mahasiswa dan para pembaca diharapkan isi dari makalah yang disusun
ini dapat membantu proses pembelajaran dalam mata kuliah program linier
dan aplikasinya, khususnya pada degenerasi pada masalah transportasi.
2. Bagi penyusun, diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
di dalam penyusunan makalah ini.
3. Bagi dosen, sebagai bahan pertimbangan untuk nilai tugas pada mata kuliah
program linier dan aplikasinya.

D. Manfaat
Adapun makalah ini bermanfaat untuk :
1. Mempelajari masalah – masalah yang disebabkan oleh degenerasi
transportasi.
2. Menyelesaikan permasalahan yang disebabkan oleh degenerasi
transportasi.
3. Menjelaskah langkah – langkah yang dapat dilakukan untuk
menyelesaikan permasalahan oleh degenerasi transportasi.
4. Memahami jenis – jenis permasalahan yang disebut dengan degenerasi
transportasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Degenerasi dalam Masalah Transportasi


Degenerasi adalah suatu kejadian dalam model transportasi ketika terlalu
sedikit kotak atau rute pengiriman yang sedang digunakan sedemikian rupa
sehingga tidak mungkin dapat menelusuri satu jalur tertutup pada setiap kotak
yang terpakai. Proses degenerasi akan terjadi jika jumlah pengambilan tempat
atau rute dalam tabel solusi transportasi kurang dari jumlah baris ditambah jumlah
kolom dikurangi satu. Situasi tersebut akan muncul pada solusi awal maupun
langkah selanjutnya.
Degenerasi memerlukan beberapa prosedur khusus untuk memperbaiki
masalah. Tanpa square terpakai (used square) dan yang tidak dipergunakan(
unused square ) yang cukup, maka proses tersebut tidak mungkin diaplikasikan
ke metode Stepping Stone. Metode stepping stone adalah metode untuk
mendapatkan solusi optimal masalah transportasi (TC yang minimum), metode
ini bersifat trial and error, yaitu dengan mencoba-coba memindahkan sel yang
ada isinya (stone) ke sel yang kosong (water). Degenerasi juga tidak mungkin
diaplikasikan untuk meghitung nilai R dan K yang diperlukan untuk teknik
MODI.
Dengan demikian, langkah – langkah persoalan degenerasi pada masalah
transportasi dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Setiap pemecahan dari persoalan transportasi diharapkan
menghasilkan sel dasar sebanyak ( m + n – 1) buah dengan m = jumlah
baris dan n – jumlah kolom. Apabila tidak, disebut degenerate.
2. Persoalan degenerasi ini terjadi jika ada variabel dari pemecah dasar
yang bernilai nol,sehingga jumlah sel dasar kurang dari m + n -1.
3. Persoalan ini diatasi dengan memberi nilai nol pada salah satu sel
bukan dasar dan memperlakukannya sebagai sel dasar,
4. Dalam pemilihan sel itu diusahakan agar mata rantai (mengikuti
Northwest Corner Rule ) tidak terputus.

3
4

B. Contoh Permasalahan Degenerasi Transportasi


Contoh 1 : Pada musim panen, gandum di panen di Kansas City,
Oklahoma dan Des Moines. Kemudian, dikirimkan ke tiga penggilingan yang
berlokasi di Chicago, St. Louis dan Cincinnati dengan data sebagai berikut :

No. Tempat Panen Jumlah yang ditawarkan


1. Kansas City 150
2. Oklahoma 175
3. Des Moines 275
600 ton

Jumlah gandum yang diminta oleh tempat penggilingan, adalah :

No. Tempat Penggilingan Jumlah yang diminta


1. Chicago 200
2. ST. Louis 100
3. Cincinnati 300
600 ton

Biaya pengiriman 1 ton gandum dari setiap tempat panen :

Biaya Penggilingan
Tempat Panen Chicago ST. Louis Cincinnati
A B C
Kansas City 6 8 10

Oklahoma 7 11 11

Des Moines 4 5 12

Persoalannya adalah untuk mengirim gandum dari tempat panen ke


tempat penggilingan setiap bulannya agar total biaya transportasi minimum.
Rute Transportasi Pengiriman Gandum :
5

Formulasi Program Liniernya :


Minimumkan: Z = 6𝑥1𝐴 + 8𝑥1𝐵 + 10𝑥1𝐶 + 7𝑥2𝐴 + 11𝑥2𝐵 + 11𝑥2𝐶 + 4𝑥3𝐴 + 5𝑥3𝐵 + 12𝑥3𝐶
Batasan : 𝑥1𝐴 + 𝑥1𝐵 + 𝑥1𝐶 = 150
𝑥2𝐴 + 𝑥2𝐵 + 𝑥2𝐶 = 175
𝑥3𝐴 + 𝑥3𝐵 + 𝑥3𝐶 = 275
𝑥1𝐴 + 𝑥2𝐴 + 𝑥3𝐴 = 200
𝑥1𝐵 + 𝑥2𝐵 + 𝑥3𝐵 = 100
𝑥1𝐶 + 𝑥2𝐶 + 𝑥3𝐶 = 300
𝑥𝑖𝑗 ≥ 0

Solusi Model Transportasi :


Penyelesaian Program Linear dengan metode simpleks akan membutuhkan banyak
waktu karena melibatkan 9 peubah keputusan dan 6 batasan oleh karena itu digunakan
solusi alternatif yang lebih memerlukan sedikit usaha.

Pada model ini solusi fisibel awal dapat ditentukan dengan motede alternatif , yaitu :
metode northwest corner, metode biaya sel minimum, dan metode pendekatan vogel.
6

1) Dengan Metode Northwest Corner

Masukan 150 (pasokan paling besar) ke sel 1A, masukan nilai 50 ke sel 2A,
masukan 100 ke sel 2B, masukan nilai 15 ke sel 2C, masukan nilai 275 ke sel 3C.

Ringkasan langkah – langkah pada metode Northwest Corner adalah :


 Alokasikan sebanyak mungkin ke sel dipojok kiri atas disesuaikan dengan
batasan penawaran dan permintaan.
 Alokasikan sebanyak mungkin ke sel feasibel berikutnya yang
berdekatan.
 Ulangi langkah 2 sampai semua kebutuhan telah terpenuhi.

2) Metode Sel Biaya Minimum

Langkah-langkah yang dilakukan pada metode biaya sel minimum


 Alokasikan sebanyak mungkin ke sel fisibel dengan biaya transportasi
minimum, dan sesuaikan dengan kebutuhan.
 Ulangi langkahnya sampai semua kebutuhan terpenuhi.
7

3) Metode Pendekatan Vogel

 Alokasi Awal

 Alokasi VAM Kedua


8

 Alokasi VAM Ketiga

 Solusi VAM awal

Metode Northwest nilai Z = $5.925, metode biaya sel minimum


nilai Z = $4.550, dan Metode PendekatanVogel nilai Z = $5.125.
Ringkasan Langkah – Langkah Metode Pendekatan Vogel.
a) Tentukan biaya penalti untuk tiap baris dan kolom dengan cara
mengurangkan biaya sel terendah pada baris dan kolom terhadap biaya
sel terendah berikutnya pada baris atau kolom sel yang sama.
b) Pilih baris atau kolom dengan biaya tertinggi.
c) Alokasikan biaya sebanyak mungkin ke sel feasible dengan biaya
transportasi terendah pada baris atau kolom dengan biaya penalti
tertinggi.
d) Ulangi langkah 1, 2, dan 3 sampai semua kebutuhan terpenuhi.
9

4) Metode Stepping- Stone


Ada dua metode solusi yaitu : Stepping-Stone dan metode modified
distribution (MODI). Pertama, Metode Solusi Stepping-Stone. Gunakan tabel
solusi awal dari metode Solusi Biaya Sel Minimum karena mempunyai nilai Z
paling minimum.
Solusi Biaya Minimum :

Prinsipnya menggunakan sel-sel kosong yang ada. Apakah sel-sel kosong


tersebut jika digunakan dapat menghasilkan biaya transportasi yang lebih kecil ?
Alokasi satu ton ke sel A :
10

Pengurangan satu ton ke sel B :

Penambahan 1 Ton ke Sel 3B dan Pengurangan 1 Ton dari Sel 3A :

Lintasan Stepping-stone untuk sel 2A :


11

Lintasan Stepping-stone untuk sel 2B :

Lintasan Stepping-stone untuk sel 3C :


12

Kembali ke lintasan Stepping-stone untuk sel 1A :

Tujuan
Pasokan
A B C

+ 6 - 8 10 150
1
25 125
Sumber

7 11 11 175
2
175

- 4 + 5 12 275
3
175 100
Permintaan 200 100 300 600

Pengulangan kedua dari Metode Stepping-Stone :


13

Lintasan Stepping-Stone untuk sel 2A :

Lintasan Stepping-Stone untuk sel 1B :


14

Lintasan Stepping-Stone untuk sel 2B :

Lintasan Stepping-Stone untuk sel 3C :


15

Evaluasi atas ke-empat sel menunjukan tidak ada lagi penurunan biaya, sehingga solusi
optimalnya adalah :
𝑥1𝐴 = 25 𝑡𝑜𝑛, 𝑥1𝐶 = 125 ton, 𝑥2𝑐 = 175 ton dan 𝑥3𝐵 = 100 ton.
Z = 6(25) + 10 (125) + 11(175) + 5(100) + 4(175) = 4.525.
Ringkasan langkah – langkah pada metode Stepping-Stone adalah :
a. Tentukan lintasan Stepping-Stone dan perubahan biaya untuk setiap sel yang
kosong dalam Tabel.
b. Alokasikan sebanyak mungkin ke sel kosong yang mengalami penurunan
terbesar.
c. Ulangi langkah a dan b sampai semua sel kosong memiliki perubahan biaya yang
positif yang mengindikasikan tercapainya solusi optimal.
Solusi Optimal alternatif :
16

Kondisi permasalahan diatas dapat dipenuhi dalam semua tabel yang


memperlihatkan solusi permasalahan transportasi gandum.

m baris + n kolom – 1 = jumlah sel dengan alokasi.


Sebagai contoh pada sel seimbang sebelumnya berlaku m + n – 1 = 3 + 3 – 1 = 5 sel
dengan alokasi. Tabel-tabel akan selalu mempunyai sel dengan alokasi. Jika kondisi ini
tidak terpenuhi dan sel yang teralokasi mempunyai sel kurang dari m + n – 1, tabel
dinyatakan terjadi degenerasi. Misalkan :
Solusi Awal Biaya Sel Minimum :

Tabel diatas tidak memenuhi kondisi m + n -1 = 5 sel. Alasannya untuk lintasan


tertutup pada metode stepping-stone dan semua perhitungan 𝑢𝑖 + 𝑣𝑗 = 𝐶𝑖𝑗 pada MODI
tidak bisa dilengkapi. Untuk menciptakan suatu lintasan tertutup suatu sel artifisial harus
diperlakukan seperti sel beralokasi, masukan nilai nol pada sebuah sel. Sel tersebut akan
diperlakukan sebagaimana sel beralokasi baik pada stepping-stone ataupun MODI.

— Pengalokasian 0 pada sebuah sel bersifat acak, karena tidak ada jaminan
pengalokasian 0 pada sebuah sel akan terbentuk semua lintasan.

— Contoh jika, 0 dialokasikan ke sel 2B bukannya sel 1A tidak ada satupun lintasan
stepping stone akan terbentuk.
17

Solusi awal 0 dialokasikan ke sel 1A :

Pengulangan Stepping-Stone kedua :


18

C. Permasalahan Degenerasi Transportasi dalam Tabel

Pada contoh diatas square yang terpakai adalah : 4, padahal jumlah baris
ditambah kolom dikurangi 1 adalah 5. Sehingga disini terjadi degenerasi.
Jika jalur terputus maka penyelesaian menggunakan metode Stepping-
stone akan mengalami jalan buntu karena tidak dapat menemukan jalur untuk uji
perbaikan, demikian juga jika menggun akan MODI, akan tidak dapat
menemukan nilai R dan C, karena 𝑅𝑖 + 𝐶𝑗 = biaya pada segiempat terisi, tidak
akan dapat diselesaikan. Masalah degenerasi diatasi dengan cara mengisi
segiempat yang dapat membuat jalur menjadi tidak terputus ( membuat jembatan
) dengan muatan sebesar 0 (nol).
Jadi pada kasus diatas, jembatan dapat dibuat dengan menempatkan
muatan sebanyak nol (0) pada segiempat XC atau YB. Setelah diberi jembatan,
tabel pemecahan I yang baru adalah :

Ke
Pelanggan 1 Pelanggan 2 Pelanggan 3 Ketersediaan
Dari
Gudang 1 2 8 8
35 4 55
20 8 8
Gudang 2 1 2 2 0 1
25
16 25 24 0 16
Gudang 3 8 1 3 2
35
8 16 35 24
Permintaan
35 45 35 115
19

Untuk selanjutnya, persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan cara seperti


biasanya, baik menggunakan stepping-stone maupun MODI sampai didapatkan
pemecahan yang optimal. Degenerasi dapat terjadi baik pada pemecahan awal maupun
pada pemecahan selanjutnya. Jika terjadi degenerasi dipemecahan kedua , ketiga, dst.
Cara mengatasinya sama, yaitu dengan membuat jembatan 0 (nol) pada salah satu segi
empat kosong sehingga jalur tidak terputus.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses degenerasi akan terjadi jika jumlah pengambilan tempat atau rute
dalam tabel solusi transportasi kurang dari jumlah baris ditambah jumlah kolom
dikurangi satu. Situasi tersebut akan muncul pada solusi awal maupun pada
langkah selanjutnya.
Degenerasi memerlukan beberapa prosedur khusus untuk memperbaiki
masalah. Tanpa square terpakai (used square) dan yang tidak dipergunakan(
unused square ) yang cukup, maka proses tersebut tidak mungkin diaplikasikan
ke metode Stepping Stone. Metode stepping stone adalah metode untuk
mendapatkan solusi optimal masalah transportasi (TC yang minimum), metode
ini bersifat trial and error, yaitu dengan mencoba-coba memindahkan sel yang
ada isinya (stone) ke sel yang kosong (water). Degenerasi juga tidak mungkin
diaplikasikan untuk meghitung nilai R dan K yang diperlukan untuk teknik
MODI.
Sehingga diperlukan jembatan nol untuk menyelesaikan permasalahan
degenerasi kemudian dilanjutkan dengan metode seperti biasa agar diperoleh
solusi yang optimal.
B. Saran
Untuk mempelajari degenerasi pada masalah transportasi, mahasiswa
diharuskan untuk mempelajari dan menguasai terlebih dahulu berbagai metode
sebelumnya, misalnya Vogel, Stepping-stone dan MODI. Metode – metode
tersebut diperlukan sebagai tahap selanjutnya untuk menyelesaikan masalah
degenerasi agar didapatkan solusi yang optimal.

20
21

DAFTAR PUSTAKA

Darta, S.Pd., M.Pd., Thesa Kandaga, S.Si.,M.Pd. (2019). Program Linier dan
Aplikasinya. PT. Refika Aditama : Bandung.
Taha, Hamdy A. (1982). Riset Operasi Jilid 1. Tanggerang : Binarupa Aksara.
Siang, Jong Jek. (2011). Riset Operasi dalam Pendekatan Algoritma.
Yogyakarta : ANDI.
Dimyati, Tjutju Tarliah dan Akhmad Dimyati. (2003). Operations Research
Model–model Pengambilan Keputusan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Subagyo, Pangestu dkk. (2000). Dasar – dasar Operations Research.
Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
Asri, Marwan.,& Widayat,Wahyu. (2014). Linear Programming. Yogyakarta :
BPFE-Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai