disusun oleh:
Wanda Rosdiana Putri 185050059
Jidan Kamilah 195050038
Tiaradipta Putri Wibawa 195050041
Nurul Rachmawati Amanda 195050050
Khilda Rosyida 195050051
Bunga Padilla Permata 195050053
KELAS B
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalahmanajemen
sains adalah pemrograman linear. Pemrograman linear merupakan kelompok teknik
analisis kuantitatif yang mengandalkan model matematika atau modelsimbolik
sebagai wadahnya. Artinya, setiap masalah yang kita hadapi dalam suatusistem
permasalahan tertentu perlu dirumuskan dulu dalam simbol-simbol matematika
tertentu, jika kita inginkan bantuan pemrograman linear sebagai alat
analisisnya.Metode grafik merupakan salah satu metode yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah pemrograman linear yang melibatkan dua peubah
keputusan.Kasus-kasus dengan dimensi tiga atau lebih dapat diselesaikan dengan
algoritmasimpleks. Algoritma simpleks adalah prosedur matematik berulang
untuk menyelesaikan soal pemrograman linier dengan cara menguji titik-titik sudut
DaerahYang Memenuhi Kendala (DMK) hingga ditemukan titik sudut ekstrem
yaitu titik sudut yang akan memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan.
Namun, pada beberapa kasus menghasilkan penyelesaian yang tidak normal sehingga
memerlukan pembahasan khusus.Model pemrograman linier adalah model matematis
sehingga seluruh dalil matematika dan karakteristik fungsi matematika linier juga
akan bekerja pada model.Oleh karena itu, mungkin sekali pada penyelesaian kasus
pemrograman linier menghasilkan penyelesaian yang berbeda dengan harapan kita,
atau penyelesaian itu mengundang pertanyaan kritis karena menyimpang dari
perilaku umum. Keadaankhusus pada penyelesaian kasus pemrograman linier di
atantaranya di kelompokkan menjadi: degenerasi, penyelesaian optimal jamak,
tidak ada penyelesaian nyata, nilaitujuan yang tidak terbatas.
Model transportasi merupakan salah satu kasus khusus dari persoalan
pemrograman linier. Model transportasi pada dasarnya merupakan sebuah program
linear yang dapat dipecahkan oleh metode simpleks yang biasa. Tetapi, strukturnya
yang khusus memungkinkan pengembangan sebuah prosedur pemecahan, yang
disebut teknik transportasi, yang lebih efisien dalam hal perhitungan.
Dalam bagian ini, disajikan definisi dari model transportasi. Kemudian
menjabarkan beberapa variasi dari model ini yang memperluas ruang lingkup
aplikasinya ke berbagai masalah yang lebih luas di dunia nyata. Persoalan
transportasi membahas masalah pendistribusian suatu komoditas atau produk dari
sejumlah sumber (supply) kepada sejumlah tujuan (demand), dengan tujuan
meminimumkan ongkos pengangkutan yang terjadi.
Data dalam model ini mencakup:
1. Tingkat penawaran di setiap sumber dan jumlah permintaan di setiap tujuan.
2. Biaya transportasi per unit barang dari setiap sumber ke setiap tujuan.
1
2
3
4
4 6 4 3
𝑅2 = 700
3 2 1 0
𝑅3 = 900
5
Kebutuhan
900 800 500 400 2600
Gudang
Dengan menggunakan metode Sukia-Sukaba, akan didapatkan tabel
simpleks awal (TSA) sebagai berikut.
Gudang A B C D Kapasitas
Pabrik 𝐾1 = 𝐾2 = 𝐾3 = 𝐾4 = Pabrik
W 2 2 2 4
𝑅1 = 1000
4 6 4 3
𝑅2 = 700
3 2 1 0
𝑅3 = 900
Kebutuhan
900 800 500 400 2600
Gudang
Perhatikan pada TSA diatas, terdapat 4 sumber dengan 3 tujuan. Sehingga
agar dapat menemukan solusi optimum diharuskan memiliki sejumlah (m + n - 1)
sel yang terisi, dalam hal ini 4+3-1=6 sel yang harus terisi. Namun, pada TSA
tersebut hanya lima sel yang terisi, yaitu 𝑋11҆ , 𝑋12, 𝑋22, 𝑋33 dan 𝑋34 jadi contoh
diatas merupakan permasalahan degenerasi transportasi.
Solusi dari masalah degenerasi transportasi adalah dengan menambahkan
sejumlah tertentu kuantitas buatan yang diasumsikan sangat kecil, sehingga tidak
memberikan dampak terhadap solusi dan permintaan yang diberikan dalam soal.
Kuantitas buatan ini disimbolkan dengan d dan disimpan ke dalam sel yang
memiliki harga terkecil. Setelah penambahan d, tabel simpleks akan tampak sebagai
berikut.
TS-1
Gudang A B C D Kapasitas
Pabrik 𝐾1 = 2 𝐾2 = 2 𝐾3 = 1 𝐾4 = 0 Pabrik
W 2 2 2 4
1000
𝑅1 = 0 900 100
H 4 6 4 3
700
𝑅2 = 4 700
P 3 2 1 0
900 + d
𝑅3 = 0 d 500 400
Kebutuhan
900 800 + d 500 400 2600 + d
Gudang
TS-1 memiliki biaya angkut 900(2) + 100(2) + 700(6) + d (2) + 500(1) + 400(0) =
6700 + 2d
Tabel Indeks Perbaikan
Sel 𝐶 ij – 𝑅 i - K j Indeks Perbaikan
6
𝑋13 2–0–1 1
𝑋14 4–0–0 4
𝑋21 4–4–2 -2
𝑋23 4–4–1 -1
𝑋24 3–4–0 -1
𝑋31 3–0–2 1
Karena masih ada indeks perbaikan yang negatif, maka dilanjutkan kepada
tabel simpleks berikutnya.
TS-2
Gudang A B C D Kapasitas
Pabrik
Pabrik 𝐾 1= 2 𝐾 2= 2 𝐾 3= 1 𝐾 4= 0
W 200 2 800 2 2 4
1000
𝑅 1= 0 900 - 100 +
H 4 6 4 3
700
𝑅 2= 2 700 + 700 -
P 3 2 1 0
900 + d
𝑅 3= 0 d 500 400
Kebutuhan
900 800 + d 500 400 2600 + d
Gudang
Biaya angkut TS-2:
200(2) + 800(2) + 700(4) + d (2) + 500(1) + 400(0) = 5300 + 2d
7
DAFTAR PUSTAKA
Darta, S., & Thesa Kandaga, S. M. (2019). Program Linear dan Aplikasinya.
Bandung: Refika Aditama.
Hazhiyah. (2017, Mei 8). Metode Transportasi (Masalah dalam Metode
Transportasi). Retrieved from SlideShare:
https://www.slideshare.net/hazhiyah/metode-transportasi-masalah-dalam-
metode-transportasi
iii