Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

DEGENERASI PADA MASALAH TRANSPORTASI


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Program Linear
Dosen : Darta, S.Pd., M.Pd. / Subaryo, S.Pd., M.Pd.

disusun oleh:
Wanda Rosdiana Putri 185050059
Jidan Kamilah 195050038
Tiaradipta Putri Wibawa 195050041
Nurul Rachmawati Amanda 195050050
Khilda Rosyida 195050051
Bunga Padilla Permata 195050053

KELAS B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. karena berkat rahmat,
kemudahan serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Degenerasi Pada Masalah Transportasi” ini dengan baik. Selain itu penulis ingin
mencucapkan terima kasih kepada Bapak Darta, S.Pd., M.Pd. dan Bapak Subaryo,
S.Pd., M.Pd., selaku dosen pada mata kuliah Program Linear.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok pada mata kuliah Program Linear. Tidak hanya itu, makalah ini juga
bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan baru baik untuk kami
selaku penulis maupun bagi semua pihak yang membaca makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan di dalam proses
penyusunan makalah ini. Oleh karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Bandung, 22 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
2.1 Masalah Transportasi ............................................................................... 3
2.2 Degenerasi dalam Masalah Transportasi .................................................. 4
BAB III ................................................................................................................... 7
3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 7
3.2. Saran ......................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalahmanajemen
sains adalah pemrograman linear. Pemrograman linear merupakan kelompok teknik
analisis kuantitatif yang mengandalkan model matematika atau modelsimbolik
sebagai wadahnya. Artinya, setiap masalah yang kita hadapi dalam suatusistem
permasalahan tertentu perlu dirumuskan dulu dalam simbol-simbol matematika
tertentu, jika kita inginkan bantuan pemrograman linear sebagai alat
analisisnya.Metode grafik merupakan salah satu metode yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah pemrograman linear yang melibatkan dua peubah
keputusan.Kasus-kasus dengan dimensi tiga atau lebih dapat diselesaikan dengan
algoritmasimpleks. Algoritma simpleks adalah prosedur matematik berulang
untuk menyelesaikan soal pemrograman linier dengan cara menguji titik-titik sudut
DaerahYang Memenuhi Kendala (DMK) hingga ditemukan titik sudut ekstrem
yaitu titik sudut yang akan memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan.
Namun, pada beberapa kasus menghasilkan penyelesaian yang tidak normal sehingga
memerlukan pembahasan khusus.Model pemrograman linier adalah model matematis
sehingga seluruh dalil matematika dan karakteristik fungsi matematika linier juga
akan bekerja pada model.Oleh karena itu, mungkin sekali pada penyelesaian kasus
pemrograman linier menghasilkan penyelesaian yang berbeda dengan harapan kita,
atau penyelesaian itu mengundang pertanyaan kritis karena menyimpang dari
perilaku umum. Keadaankhusus pada penyelesaian kasus pemrograman linier di
atantaranya di kelompokkan menjadi: degenerasi, penyelesaian optimal jamak,
tidak ada penyelesaian nyata, nilaitujuan yang tidak terbatas.
Model transportasi merupakan salah satu kasus khusus dari persoalan
pemrograman linier. Model transportasi pada dasarnya merupakan sebuah program
linear yang dapat dipecahkan oleh metode simpleks yang biasa. Tetapi, strukturnya
yang khusus memungkinkan pengembangan sebuah prosedur pemecahan, yang
disebut teknik transportasi, yang lebih efisien dalam hal perhitungan.
Dalam bagian ini, disajikan definisi dari model transportasi. Kemudian
menjabarkan beberapa variasi dari model ini yang memperluas ruang lingkup
aplikasinya ke berbagai masalah yang lebih luas di dunia nyata. Persoalan
transportasi membahas masalah pendistribusian suatu komoditas atau produk dari
sejumlah sumber (supply) kepada sejumlah tujuan (demand), dengan tujuan
meminimumkan ongkos pengangkutan yang terjadi.
Data dalam model ini mencakup:
1. Tingkat penawaran di setiap sumber dan jumlah permintaan di setiap tujuan.
2. Biaya transportasi per unit barang dari setiap sumber ke setiap tujuan.

1
2

Karena hanya terdapat satu barang, sebuah tujuan dapat menerima


permintaannya dari satu sumber atau lebih. Tujuan dari model ini adalah
menentukan jumlah yang harus dikirimkan dari setiap sumber ke setiap tujuan
sedemikian rupa sehingga biaya transportasi total diminimumkan. Berguna untuk
memecahkan permasalahan distribusi (alokasi). Memecahkan permasalahan bisnis
lainnya, seperti masalah-masalah yang meliputi pengiklanan, pembelanjaan modal
(capital financing) dan alokasi dana untuk investasi, analisis lokasi, keseimbangan
lini perakitan dan perencanaan scheduling produksi.
Ciri- ciri khusus persoalan transportasi ini adalah:
1. Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu.
2. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber
dan yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.
3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan,
besarnya sesuai dengan permintaan dan atau kapasitas sumber.
4. Ongkos pengangkutan kapasitas dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya
tertentu.
Degenerasi sama halnya dengan metode simpleks, dalam masalah
transportasi juga ada yang sering disebut dengan degenerasi. Dalam masalah
transportasi, degenerasi lebih mudah diidentifikasi dan diatasi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Kapan pemprograman linear dikatakan mengalami degenerasi?
2. Bagaimana solusi dari masalah degenerasi transportasi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kapan pemprograman linear dikatakan mengalami
degenerasi.
2. Untuk mengetahui bagaimana solusi dari masalah degenerasi transportasi.
BAB II
ISI
2.1 Masalah Transportasi
Terdapat kasus khusus dslam program linear yang dapat diselesaikan
menggunakan metode simpleks yang lebih sederhana. Kasus khusus tersebut
tentang pengaturan distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk ke
tempat-tempat yang membutuhkan, distribusi dilakukan secara optimal dengan
biaya termurah. Pengalokasian produk seperti ini harus diatur sedemikian rupa
karena terdapat perbedaan biaya alokasi dari satu sumber atau beberapa sumber ke
tempat tujuan yang berbeda. Asumsi sumber dalam hal ini adalah tempat asal
barang yang hendak dikirim, sehingga dapat berupa pabrik, gudang, grosirm dan
sebagainya. sedangkan tujuan diasumsikan sebagai tujuan pengiriman barang.
Dengan demikian informasi yang harus ada dalam masalah transportasi meliputi:
banyaknya sumber beserta jumlah barang yang tersedia, banyaknya tempat tujuan
beserta jumlah barang yang tersedia, banyaknya tempat tujuan beserta kapasitas
atau permintaan barang dari tempat asal ke tempat tujuan.
Agar permasalahan transportasi dapat diselesaikan dengan optimal secara
matematis, maka haruslah diubah menjadi model matematika. Apabila diubah
menjadi model matematika, maka permasalahan tersebut merupakan masalah
program linear yang dapat diselesaikan dengan metode simpleks yang lebih
sederhana.
Terdapat beberapa metode yang sering digunakan untuk penyelesaian awal
pada masalah transportasi diantaranya sebagai berikut:
1. Metode North-west Corner (Sukia-Sukaba)
2. Metode harga terendah
3. Metode Vogel
Sedangkan beberapa metode yang sering digunakan pada tahap penentuan
hasil optimal diantaranya sebagai berikut:
1. Metode Stepping Stone
2. Modified Distribution Method (MODI)
Bila ditinjau dari bentuk masalahnya, transportasi dibedakan menjadi dua
bagian sebagai berikut:
1. Masalah seimbang, yaitu jika permintaan dan penawaran seimbang
2. Masalah tak seimbang, yaitu jika penawaran tidak sama dengan
permintaan, penawaran lebih dari permintaan atau sebaliknya. Untuk
kasus yang kedua akan terjadi penumpukan.
Seringkali terjadi dalam kenyataan dimana total permintaan tidak sama
dengan total penawaran. Masalah ketidakseimbangan ini dapat diatasi dengan
mempergunakan persediaan dan permintaan bayangan (dummy). Dummy resources

3
4

(permintaan bayangan) dan dummy destination (permintaan bayangan). Dalam


kasus dimana penawaran total lebih besar daripad permintaa total maka diciptakan
destination (gudang) dengan permintaan yang sama dengan surplus.
Jika permintaan total lebih besar daripada penawaran total maka kita akan
menciptkan dummy source (pabrik bayangan) dengan jumlah suplai sama dengan
kelebihan permintaan. Pada kasus yang lain maka koefisien biaya pengiriman
sejumlah nol akan digunakan untuk setiap lokasi atau rute bayangan karena
merupakan dummy factory maupun dummy warehouse yang tidak aktual.
Salah satu vontoh bentuk ketidakseimbangan pada masalah ttransportasi
adalah degenerasi.
2.2 Degenerasi dalam Masalah Transportasi
Seperti halnya dengan metode simpleks, dalam masalah transportasi juga
ada yang disebut dengan degenerasi. Dalam masalah transportasi, genenerasi lebih
mudah untuk diidentifikasi dan diatasi.
Proses degenarasi akan terjadi jika jumlah pengambilan tempat atau rute
dalam tabel solusi transportasi kurang dari jumlah baris ditambah jumlah kolom
dikurangi satu. Situasi tersebut akan muncul pada solusi awal maupun pada langkah
selanjutnya. Degenerasi memerlukan beberapa prosedur khusus untuk memperbaiki
masalah, tanpa square terpakai (used square) dan yang tidak dipergunakan (unused
square) yang cukup, maka proses tersebut tidak mungkin untuk diaplikasi ke
metode stepping stone atau untuk menghitung nilai-nilai R dan K yang diperlukan
untuk teknik MODI.
Solusi optimum dari suatu masalah transportasi dengan m kapasitas n
kapasitas tujuan akan dicapai ketika ada sejumlah atau lebih dari (m + n - 1) sel
yang terisi. Jika jumlah sel yang terisi, baik saat pembuatan TSA maupun TS,
kurang dari (m + n – 1) maka kondisi itu disebut sebagai masalah pemerosotan
(degenerasi) transportasi.
Perhatikan contoh berikut. Misalkan didapatkan suatu masalah transportasi
dalam tabel seperti dibawah ini.
Tabel Soal Transportasi
Gudang A B C D Kapasitas
Pabrik 𝐾1 = 𝐾2 = 𝐾3 = 𝐾4 = Pabrik
W 2 2 2 4
𝑅1 = 1000

4 6 4 3
𝑅2 = 700

3 2 1 0
𝑅3 = 900
5

Kebutuhan
900 800 500 400 2600
Gudang
Dengan menggunakan metode Sukia-Sukaba, akan didapatkan tabel
simpleks awal (TSA) sebagai berikut.
Gudang A B C D Kapasitas
Pabrik 𝐾1 = 𝐾2 = 𝐾3 = 𝐾4 = Pabrik
W 2 2 2 4
𝑅1 = 1000

4 6 4 3
𝑅2 = 700

3 2 1 0
𝑅3 = 900

Kebutuhan
900 800 500 400 2600
Gudang
Perhatikan pada TSA diatas, terdapat 4 sumber dengan 3 tujuan. Sehingga
agar dapat menemukan solusi optimum diharuskan memiliki sejumlah (m + n - 1)
sel yang terisi, dalam hal ini 4+3-1=6 sel yang harus terisi. Namun, pada TSA
tersebut hanya lima sel yang terisi, yaitu 𝑋11҆ , 𝑋12, 𝑋22, 𝑋33 dan 𝑋34 jadi contoh
diatas merupakan permasalahan degenerasi transportasi.
Solusi dari masalah degenerasi transportasi adalah dengan menambahkan
sejumlah tertentu kuantitas buatan yang diasumsikan sangat kecil, sehingga tidak
memberikan dampak terhadap solusi dan permintaan yang diberikan dalam soal.
Kuantitas buatan ini disimbolkan dengan d dan disimpan ke dalam sel yang
memiliki harga terkecil. Setelah penambahan d, tabel simpleks akan tampak sebagai
berikut.
TS-1
Gudang A B C D Kapasitas
Pabrik 𝐾1 = 2 𝐾2 = 2 𝐾3 = 1 𝐾4 = 0 Pabrik
W 2 2 2 4
1000
𝑅1 = 0 900 100
H 4 6 4 3
700
𝑅2 = 4 700
P 3 2 1 0
900 + d
𝑅3 = 0 d 500 400
Kebutuhan
900 800 + d 500 400 2600 + d
Gudang
TS-1 memiliki biaya angkut 900(2) + 100(2) + 700(6) + d (2) + 500(1) + 400(0) =
6700 + 2d
Tabel Indeks Perbaikan
Sel 𝐶 ij – 𝑅 i - K j Indeks Perbaikan
6

𝑋13 2–0–1 1
𝑋14 4–0–0 4
𝑋21 4–4–2 -2
𝑋23 4–4–1 -1
𝑋24 3–4–0 -1
𝑋31 3–0–2 1
Karena masih ada indeks perbaikan yang negatif, maka dilanjutkan kepada
tabel simpleks berikutnya.

TS-2
Gudang A B C D Kapasitas
Pabrik
Pabrik 𝐾 1= 2 𝐾 2= 2 𝐾 3= 1 𝐾 4= 0
W 200 2 800 2 2 4
1000
𝑅 1= 0 900 - 100 +
H 4 6 4 3
700
𝑅 2= 2 700 + 700 -
P 3 2 1 0
900 + d
𝑅 3= 0 d 500 400
Kebutuhan
900 800 + d 500 400 2600 + d
Gudang
Biaya angkut TS-2:
200(2) + 800(2) + 700(4) + d (2) + 500(1) + 400(0) = 5300 + 2d

Tabel Indeks Perbaikan


Sel 𝐶 ij – 𝑅 i - K j Indeks Perbaikan
𝑋13 2–0–1 1
𝑋14 4–0–0 4
𝑋22 6–2–2 2
𝑋23 4–2–1 1
𝑋24 3–2–0 1
𝑋31 3–0–2 1
Berdasarkan tabel indeks perbaikan di atas, solusi dari masalah transportasi
sudah optimum dengan biaya angkut 5300+2d, namun karena d diasumsikan sangat
kecil maka d bisa kemudian dihilangkan, sehingga biaya angkut optimumnya
adalah 200(2) + 800(2) + 700(4) + 500(1) + 400(0) = 5300.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dalam masalah transportasi, genenerasi lebih mudah untuk diidentifikasi
dan diatasi. Proses degenarasi akan terjadi jika jumlah pengambilan tempat atau
rute dalam tabel solusi transportasi kurang dari jumlah baris ditambah jumlah
kolom dikurangi satu. Situasi tersebut akan muncul pada solusi awal maupun pada
langkah selanjutnya. Degenerasi memerlukan beberapa prosedur khusus untuk
memperbaiki masalah, tanpa square terpakai (used square) dan yang tidak
dipergunakan (unused square) yang cukup, maka proses tersebut tidak mungkin
untuk diaplikasi ke metode stepping stone atau untuk menghitung nilai-nilai R dan
K yang diperlukan untuk teknik MODI.
3.2.Saran
Dalam masalah ini penyusun banyak melihat dari berbagai sumber baik
buku maupun internet, sehingga mungkin terdapat banyak kesalahan dari segi
penulisan ataupun pengertian. Oleh sebab itu, kami selaku penyusun memohon
maaf dan meminta saran dan kritikan yang membangun agar dapat menjadi
perbaikan bagi kami dalam membuat makalah-makalah selanjutnya. Segala bentuk
saran maupun kritikan akan sangat berarti untuk kami sebagai penyusun agar dapat
membuat makalah menjadi lebih baik lagi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Darta, S., & Thesa Kandaga, S. M. (2019). Program Linear dan Aplikasinya.
Bandung: Refika Aditama.
Hazhiyah. (2017, Mei 8). Metode Transportasi (Masalah dalam Metode
Transportasi). Retrieved from SlideShare:
https://www.slideshare.net/hazhiyah/metode-transportasi-masalah-dalam-
metode-transportasi

iii

Anda mungkin juga menyukai