Disusun Oleh:
Kelas 1 A MANAJEMEN
Kami juga akan mengemukakan contoh – contoh dimana ekuilibrium dalam 14.4 Kekuatan
pasar faktor bergantung pada seberapa besar kekuatan pasar dalam pasar Monopsoni Dalam Pasar
output. Pemain Bisbol
Suatu pasar faktor yang bersaing adalah pasar di mana ada sejumlah besar 14.6 Kemerosotan
penjual dan pembeli suatu faktor produksi, seperti tenaga kerja atau bahan Semangat Serikat Buruh
mentah . karena tidak satupun penjual atau pembeli tunggal dapat mempengaruhi Sektor Swasta
harga faktor suatu faktor tertentu, masing – masing adalah penentu harga ( price
14.7 Kesenjangan Upah-
faker ) . Misalnya masing – masing perusahaan yang membeli kayu untuk
Apakah Komputer
membangun rumah membeli sebagian kecil dari total volume kayu yang tersedia,
Mengubah Pasar Tenaga
Kerja?
2
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 3
3
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 4
MRPL= (MPL )( P )
Dalam $8.2 dijelaskan
Karena permintaan yang
dihadapi masing- masing
Bagian yang lebih tinggi dari kedua kurva dalam gambar 14.1 perusahan dalam satu pasar
melambangkan kurva MPRL untuk suatu perusahaan dalam pasar output yang yang bersaing adalah elastis
secara sempurna, masing-
bersaing. Perhatikan lah bahwa, karena terdapat laba(return) Yang makin
masing perusahaan akan
berkurang terhadap tenaga kerja, produk marjinal tenaga kerja tersebut turun menjual outputnya dengan
ketika jumlah jam tenaga kerja bertambah. dengan demikian,Kurva produk harga yang sama dengan
penerimaan marjinal turun melengkung ke bawah, meskipun harga produk penerimaan rata-ratanya dan
tersebut tetap konstan. dengan penerimaan
Dalam $6.2 dijelaskan
marjinalnya.
bahwa hokum penerimaan
Kurva yang lebih rendah dalam gambar 14.1 adalah kurva MPRL Ketika
marjinal yang menurun pada
perusahaan tersebut mempunyai kekuatan monopoli dalam pasar output. Apabila waktu penggunaan suatu
imput meningkat bersamaan
4 dengan input tetap yang
mengakibatkan tambhan
output lambat laun turun.
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 5
MRPL= w
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 6
MRPL= w
Gambar 14.2 memberikan ilustrasi tentang kondisi ini. Kurva permintaan
untuk tenaga kerja DL adalah MRPL. Perhatikan lah bahwa jumlah tenaga kerja
diminta meningkat pada saat tingkat upah turun. Karena pasar tenaga kerja
tersebut bersaing dengan sempurna, perusahaan itu dapat merekrut tenaga kerja
sebanyak yang diinginkannya dengan tingkat upah pasar ω*. Dengan demikian,
kurva penawaran tenaga kerja yang dihadapi perusahaan tersebut SL adalah suatu
garis horisontal. Jumlah tenaga kerja yang memaksimalkan laba yang direkrut
perusahaan tersebut, adalah pada titik potong antara kurva penawaran dan
permintaan.
6
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 7
Pasar faktor akan mirip dengan pasar output dalam banyak hal. Misalnya,
kondisi pasar faktor yang memaksimalkan laba bahwa produk penerimaan
marjinal tenaga kerja sama dengan tingkat upah adalah analog dengan kondisi
pasar output bahwa penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal. Untuk
Melihat mengapa hal ini terjadi, ingatlah kembali bahwa MRPL 5 (MPL)(MR)
Dan bagilah kedua Sisi persamaan(14.3) Dengan produk marjinal tenaga kerja
tersebut. Dengan demikian,
MR = w/MPL
Karena MPL mengukur output tambahan per unit input, Sisi kanan
persamaan(14.4) mengukur biaya marjinal unit tambahan output tersebut (tingkat
upah dikali tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu unit output).
Persamaan (14.4) menunjukkan bahwa pilihan Rekrutmen maupun pilihan otot
perusahaan tersebut mengikuti aturan yang sama: input atau output dipilih
sehingga penerimaan marjinal(Dari penjualan output) sama dengan biaya
marjinal (dari pembelian input). Prinsip ini berlaku dalam pasar yang bersaing
maupun yang tidak bersaing.
7
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 8
Apabila perusahaan tersebut pada waktu yang sama memilih jumlah dua
input yang berubah atau lebih, masalah Perekrutan tersebut akan menjadi lebih
sulit karena perubahan Harga satu input akan mengubah permintaan yang
lainnya. Andaikan lah, misalnya, tenaga kerja maupun mesin lini perakitan
adalah input yang berubah untuk memproduksi alat pertanian. Katakan lah kita
ingin menentukan kurva permintaan perusahaan tersebut. Karena tingkat upah
turun, akan makin banyak tenaga kerja diminta, meskipun investasi perusahaan
tersebut untuk mesin Tidak berubah. Tetapi, karena tenaga kerja akhirnya tidak
begitu mahal lagi, biaya marjinal untuk memproduksi alat pertanian tersebut
turun. Konsekuensinya, akan menguntungkan jika perusahaan tersebut
meningkatkan output nya. Dalam hal ini, perusahaan tersebut mungkin akan ber
investasi dalam mesin tambahan untuk menambah kapasitas produksinya.
Penambahan pemakaian mesin akan menyebabkan kurva produk penerimaan
marjinal tenaga kerja bergeser ke kanan; pada Gilirannya, jumlah tenaga kerja
yang diminta akan meningkat.
Gambar 14.4 memberikan ilustrasi tentang hal ini. Andaikan lah, pada
saat tingkat upah berada pada $20 perjam, perusahaan itu merekrut 100 tenaga
kerja yang dibayar perjam sebagaimana diperlihatkan. A pada kurva MPRL1.
Sekarang, bayangkanlah apa yang akan terjadi apabila tingkat upah turun
menjadi $15 per jam. Karena produk penerimaan marjinal tenaga kerja tersebut
sekarang sudah lebih besar daripada tingkat upah nya, perusahaan itu akan
meminta lebih banyak tenaga kerja. Tetapi kurva MPRL2 menggambarkan
permintaan untuk tenaga kerja ketika pemakaian mesin tersebut sudah tetap.
Bahkan, jumlah tenaga kerja yang semakin besar akan mengakibatkan produk
marjinal modal tersebut meningkat. Yang akan mendorong perusahaan tersebut
menyewa lebih banyak mesin sebagaimana juga merekrut lebih banyak dah
kerja. Karena terdapat lebih banyak mesin, produk marjinal tenaga kerja tersebut
8
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 9
Apabila dua atau lebih input berubah, permintaan perusahaan untuk suatu
input bergantung pada produk penerimaan Marginal kedua input tersebut.
Apabila tingkat rupanya adalah $20. A melambangkan suatu. Pada kurva
permintaan tenaga kerja perusahaan tersebut. apabila tingkat upah turun menjadi
$15 , Produk Marginal modalnya naik, yang mendorong perusahaan tersebut
menyewa lebih banyak mesin dan merekrut lebih banyak tenaga kerja.
Akibatnya, kurva MRP bergeser dari MRPL1 ke MRPL2 Yang menghasilkan
suatu baru C Pada kurva permintaan tenaga kerja perusahaan tersebut. Dengan
demikian, A dan C berada pada kurva permintaan tenaga kerja tetapi B tidak.
Menggunakan sales 40 jam tak kerja. Hal ini ditunjukkan oleh. Baru pada
kurva permintaan nya, C, dan bukan lagi 120 jam sebagaimana diberikan titik B.
A dan C keduanya berada pada kurva permintaan tenaga kerja (dengan mesin
yang berubah) D2 perusahaan tersebut; B tidak ada. Perhatikan lah bahwa,
sebagaimana dilukiskan kan, kurva permintaan untuk tenaga kerja di terlihat
lebih elastis dari pada masing - masing, dari kedua kurva produk marjinal tenaga
kerja tersebut(Yang mengandaikan tidak terjadi perubahan dalam jumlah mesin).
Dengan demikian, apabila input modal berubah dalam jangka panjang, akan
terdapat Elastisitas permintaan yang lebih besar karena perusahaan perusahaan
dapat mengganti modal dengan tenaga kerja dalam proses produk tersebut
9
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 10
Andaikan lah pada awalnya bahwa tingkat upah untuk tenaga kerja
adalah $15 perjam dan perusahaan tersebut membutuhkan 100 jam tenaga kerja.
Sekarang, tingkat upah untuk perusahaan ini turun menjadi $10 perjam. Jika
tidak satupun perusahaan lain dapat merekrut pekerjaan dengan upah yang lebih
rendah tersebut, perusahaan kita akan merekrut tenaga kerja untuk 150 jam
(dengan mencari titik pada kurva MRPL1 yang sesuai dengan tingkat upah $10
perjam), tetapi, jika tingkat upah turun di seluruh perusahaan dalam suatu
industri, industri tersebut secara keseluruhan akan merekrut lebih banyak tenaga
kerja. Hal ini akan mengakibatkan lebih banyak output untuk industri tersebut,
10
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 11
suatu pergeseran ke kanan kurva penawaran industri tersebut, dan harga pasar
yang lebih rendah untuk produknya.
11
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 12
Kurva permintaan untuk tenaga kerja suatu perusahaan yang bersaing, MRP L1
dalam (1), Menerima harga produknya sebagaimana adanya tetapi, ketika tingkat
upah Turun dari $15 Menjadi $10 Perjam. Harga produk tersebut juga akan
turun. Dengan demikian, kurva permintaan perusahaan tersebut bergeser ke
bawah MRPL2 akibatnya, Kurva permintaan industri tersebut, yang ditunjukkan
dalam (b) adalah lebih elastis dari pada kurva permintaan yang tentunya akan
diperoleh andaikata harga produknya diasumsikan tidak berubah.
Pencarian kurva permintaan pasar untuk tenaga kerja (atau untuk semua
input lainnya) Pada dasarnya adalah sama apabilaPasar output tersebut tidak
bersaing. Satu-satunya perbedaan nya adalah bahwa lebih sulit memperkirakan
perubahan dalam harga produk sebagai tanggapan atas perubahan dalam tingkat
upah karena masing masing perusahaan dalam pasal tersebut mungkin saja akan
menetap harga secara strategis daripada penerima harga sebagaimana adanya
Sepanjang tahun 1970-an Dan awal 1098-an, Biaya bahan bakar untuk
perusahaan penerbangan Amerika Serikat. Naik pesawat, sejalan dengan naiknya
harga minyak dunia. Misalnya, ketika biaya bahan bakar merupakan 12,4% dari
total biaya operasi pada tahun 1971, bagaiannya dalam biaya operasi naik
menjadi kira kira 30% pada tahun 1980. Sebagaimana sudah kita duga jumlah
bahan bakar jet yang dipakai perusahaan penerbangan selama periode ini turun
karena harga naik. Dengan demikian, output industri penerbangan, yang diukur
dengan jumlah ton mil, naik 29,6%. Sementara jumlah bahan bakar jet yang
dikonsumsi hanya naik 8,8%. ( 1 ton-mil adalah singkatan dari 1 ton
penumpang, bagasi, atau barang yang diangkat satu mil).Relatif pada tingkat
tahun 1980, harga bahan bakar tetap rendah. Namun demikian, biaya bahan
bakar jet sebagai bagian dari biaya operasi, tetap merupakan pengeluaran
tertinggi kedua dari penerbangan yang menunjukkan angka11% di tahun 2001.
Memahami permintaan untuk bahan bakar jet akan berperan penting bagi
para manajer Penyulingan minyak, yang harus memutuskan berapa banyak bahan
bakar jet harus diproduksi. Hal itu juga sangat penting bagi para manajer
perusahaan penerbangan, yang harus memproyeksikan pembelian bahan bakar
dan biaya pada saat harga bahan bakar naik naik.
12
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 13
Analisis permintaan harus mengontrol faktor faktor selain harga yang dapat
menjelaskan permintaan beberapa perusahaan membutuhkan lebih banyak bahan
bakar daripada yang lainnya. Beberapa perusahaan penerbangan, misalnya,
menggunakan lebih banyak pesawat jet yang hemat bahan bakar daripada yang
lainnya. Faktor kedua adalah panjangnya penerbangan:Makin pendek jarak
penerbangannya, makin banyak bahan bakar yang dikonsumsi permil perjalanan.
Kedua faktor ini dimasukkan dalam analisis statistik yang menghubungkan
jumlah bahan bakar yang diminta dengan harganya. Tabel 14.1 menunjukkan
beberapa Elastisitas harga Jangka pendek.(faktor ini tidak memperhitungkan
pengenalan terhadap jenis jenis pesawat yang baru)
13
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 14
Permintaan jangka pendek untuk bahan bakar jet MRPSR terlihat lebih Tidak
elastis daripada permintaan jangka panjang MRPLR dalam jangka pendek.
Perusahaan penerbangan tidak dapat mengurangi adanya konsumsi bahan bakar
apabila harga bahan bakar naik namun dalam jangka panjang, perusahaan
perusahaan penerbangan dapat mengambil jalur yang lebih panjang dan lebih
efisien bahan bakar dan pesawat terbang yang lebih efisien bahan bakar.
14
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 15
Apabila besar untuk input faktor bersaing dengan sempurna, suatu perusahaan
dapat membeli input tersebut sebanyak yang dikehendaki nya dengan harga
tetap, yang ditentukan oleh perpotongan kurva permintaan pasar dan kurva
penawaran, sebagaimana diperlihatkan gambar 14.7(a) dengan demikian, kurva
penawaran input yang dihadapi suatu perusahaan adalah ELASTIS sempurna.
Jadi, dalam gambar 14.7B, perusahaan membeli kain sebesar $10 per yard untuk
dijahit menjadi pakaian. Karena perusahaan itu hanyalah sebagian kecil dari
pasar kain tersebut, perusahaan tersebut dapat membeli semua yang
diinginkannya tanpa mempengaruhi harga.
Dalam suatu pasar faktor yang bersaing, perusahaan dapat membeli seberapa pun
jumlah input yang diinginkannya tanpa mempengaruhi harga. Karena itu,
perusahaan tersebut menghadapi kurva penawaran yang elastis sempurna untuk
input tersebut. Akibatnya jumlah input yang dibeli produsen Produk tersebut
ditentukan oleh titik potong kurva permintaan dan penawaran input. Dalam a,
Jumlah kain yang diminta dan jumlah yang ditawarkan industri tersebut akan
sama dengan harga $10 per yard . Dalam B, perusahaan tersebut menghadapi
kurva pengeluaran Marginal horisontal pada harga $10 per yard Untuk kain dan
memilih untuk membeli 50 yard.
ME = MRP (14.5)
Apabila kita mempertimbangkan kasus khusus pasar output yang bersaing, kita
melihat perusahaan tersebut membeli input, seperti tenaga kerja, hingga pada
titik di mana produk penerimaan marjinalnya sama dengan harga input ω,
sebagaimana dalam persamaan (14.3). Karena itu, dalam kasus yang bersaing,
kondisi untuk memaksimalkan laba ialah bahwa harga input-nya harus sama
dengan pengeluaran marjinal.
ME = w (14.5)
16
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 17
Dalam contoh kita, harga kain tersebut ($10 per yard) ditentukan dalam pasar
kain yang yang bersaing sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 14.7(a) pada
titik potong kurva permintaan dan penawaran. Gambar 14.7(b) menunjukkan
jumlah kain yang dibeli suatu perusahaan pada titik potong kurva produk
pengeluaran marinal dan kurva produk penerimaan marjinal. Apabila dibeli 50
yard kain, pengeluaran marjinal m sebesar $10 sama dengan penerimaan yang
kurang dari 50 yard kain dibeli, perusahaan itu akan kehilangan kesempatan
untuk memperoleh laba tambahan dari penjualan pakaian. Jika lebih dari 50 yard
kain dibeli, biaya kain tersebut akan lebih besar daripada penerimaan tambahan
dari penjualan kain tambahan.
Kurva penawaran pasar untuk suatu faktor biasanya melengkung keatas. Dalam
bab 8 kita melihat bahwa penawaran pasar untuk barang yang dijual dalam pasar
yang bersaing melengkung keatas karena biaya marjianal untuk memproduksi
barang tersebut biasaynya meningkat. Hal ini berlaku untuk imput kain dan
bahan mentah lainnya.
Namun apabila imput tersebut adalah tenaga kerja, orang-orang tersebutlah dan
bukan perusahaan yang mengambil keputusan penawaran. Dalam kasus ini
pemaksimalan kegunaan oleh karyawan dan bukan pemaksimalan laba oleh
perusahaan menentukan penawaran. Dalam pembahasan berikutnya, kami
menggunakan analisis pendapatan dan efek substitusi dari Bab 4 untuk
menunjukan bahwa, walaupun kurva penawaran pasar untuk tenaga kerja dapat
melengkung ke atas, hal itu mungkin juga, sebagaimana dalam gambar 14.8,
melengkung ke belakang. Dengan kata lain, tingkat upah yang lebih tinggi dapat
mengakibatkan lebih sedikit tenaga kerja yang ditawarkan.
17
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 18
Apabila tingkat upah naik, jam kerja yang ditawarkan mula- mula naik,
tetapi akhirnya dapat turun karena orang- orang memilih untuk menikmati lrbih
banyak waktu renggang dan lebih sedikit bekerja. Bagian yang melengkung ke
belakang dalam kurva penawaran tenaga kerja tersebut muncul apabila efek
pendapatan upah yang lebih tinggi tersebut yang mendorong lebih banyak waktu
senggang lebih besar daripada efek substitusinya (yang mendorong lebih banyak
bekerja).
Tingkat upah tersebut mengukur harga yang diberikan pekerja pada wktu
senggang karena upahnya mengukur jumlah uang yang dikorbankan pekerja
tersebut untuk menikmati waktu senggangnya. Karena itu , apabila tingkat upah
meningkat, Harga waktu Senggang juga akan meningkat. Perubahan harga ini
menyebabkan efek substitusi (perubahan dalam harga relatif dengan kegunaan
yang Diupayakan tetap konstan) maupun efek pendapatan ( perubahan dalam
kegunaan harga relatif yang tidak berubah). Ada suatu efek substitusi karena
harga waktu Senggang yang lebih tinggi mendorong para pekerja untuk
mengganti waktu kerja dengan waktu Senggang. Efek pendapatan terjadi karena
tingkat upah yang lebih tinggi meningkatkan daya beli pekerja. Dengan
pendapatan yang lebih tinggi, pekerja dapat membeli Lebih banyak barang, dan
salah satu diantaranya adalah kesenangan. Jika makin banyak waktu Sanggang
dipilih itu terjadi karena efek pendapatan tersebut telah mendorong pekerja untuk
bekerja dalam waktu yang lebih sedikit. Efek pendapatan dapat menjadi besar
karena upa adalah komponen utama pendapatan kebanyakan orang. Apabila efek
18
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 19
pendapatan tersebut melebihi efek subtitusi nya, hasilnya adalah suatu kurva
penawaran yang melengkung ke belakang.
(Kita tidak perlu mengan sumsi kan bahwa tidak ada sumber pendapatan
lainnya). Mula mula, tingkat upah nya adalah $10 perjam, Dan garis
anggarannya diberikan oleh PQ. Titik P, misalnya, menunjukkan bahwa, jika
satu orang bekerja satu hari selama dua belum empat jam, ia akan memperoleh
pendapatan sebesar $240.
Apabila tingkat upah naik dari $10 menjadi $30 perjam, Garis anggaran
karyawan bergeser dari PQ ke RQ. Untuk menanggapinya, pekerja tersebut
bergeser dari A ke B sambil mengurangi jam kerja dari 8 ke 5. Pengurangan jam
kerja muncul karena efek pendapatan melebihi efek substitusi nya. Dalam hal ini
kurva penawaran tenaga kerja melengkung ke belakang
19
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 20
Dakam kehidupan nyata, kurva penawaran tenaga kerja yang melengkung keelakang
mungkin berlaku kepada mahasiswa bekerja selama musim panas untuk memperoleh
biaya hidup selama tahun akademis. Baru tingkat pendapatan yang ditergetkan
tercapai, mahasiswa tersebut berenti bekerja mengalokasikan lebih banyak waktu
untuk senggang. Dengan demikian kenaikan upah ini akan mengakibatkan jam kerja
lebih sedikit karena itu memungkinkan mahasiswa tersebut mencapai tingkat
pendapatan yang ditargetkan lebih cepat.
Salah satu perubahan yang paling dramatis dalam pasar tenaga kerja pada abad 20 ini
adalah meningkatnya partisiapasi wanita dalam Angkatan kerja. Wanita hanya
berjumlah 34% dari Angkatan kerja pada tahun 1950 dan lebih dari 60% pada tahun
2001.wanita yang telah menikah adalah bagoian yang paling besar dalam peningkatan
ini.peran wanita yang makin besar terhadap pasar perumahan dimana harus tinggal
dabn bekerja telah menjadi keputusan Bersama.
Sifat rumit pilihan kerja ini dianalisis dalam suatu studi yang membandingkan
keputusan kerja 94 wanita yang belum menikah dengan keputusan kerja kepala
keluarga dan pasanganya dalam 397 keluarga. Suatu cara untuk mengambarkan
keputusan kerja berbagai kelompok keluarga ini adalah mengitung elastisitas
penawaran tenaga kerja.masing masing elasitas menghubungkan jumlah jam kerja
bukan hanya dengan upah yang di peroleh kepala rumah tangga tersebut.
20
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 21
anak)
Wanita yang tidak berkeluarga (dengan 0,106
anak)
wanita yang tidak berkeluarga (tanpa 0,011
anak)
Keluarga berpenghasilan satu ( dengan -0, 078
anak)
Keluarga berpenghasilan satu ( tanpa 0, 007
anak)
Keluarga berpenghasilan dua ( dengan -0,002 -0,086 -0,004
anak)
Keluarga berpenghasilan dua ( tanpa -0,107 -0,028 -0,059
anak)
21
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 22
Suatu pasar factor yang bersaing berada dalam ekuilibrium apabila harga inputnya
menyamakan jumlah yang di minta dengan jumlah yang ditawarkan. Gambar 14.10 (a)
menunjukan ekuilibrium semacam itu untuk pasar tenaga kerja. Pada titik A, tingkat
upah ekulibriumnya adalah w c dan jumlah ekuilibrium yang ditawarkan adalah L,
karena mepunyai pengetahuan yang baik, semua pekerjaan menerima upah yang
identik dan menghasilkan product penerimaan marjinal tenaga kerja yang identic
dimana pun mereka di pekerjakan.jika setiap pekerja mempunya upahnya yang lebih
rendah dari produk merjinalnya, perusahan akan merasa lebih untung menawarkan
kepada pekerja tersebut upah yang lebih tinggi.
Jika pasar output tersebut juga bersaing dengan sempurna, kurva permintaan
untuk suatu input mengukur keuntungan yang diberikan konsumen product tersebut
pada pengunaan tambahan input tersebut dalam proses produksinya.tingkat upah juga
mencerminkan biaya untuk perusahan tersebut dan untuk masyarakat mengunakan
unit input tambahan. Dengan demikian, pada A dalam gambar 14.10(a),keuntungan
marjinal satu jam tenaga kerja(produk penerimaan marjinal MPR L) sama dengan biaya
marjinalnya (tingkat upah w ).
Dalam Ȿ9.2 dijelaskan
Apa bila pasar output dan input sama sama bersaing dengan sempurna, sumber bahwa
daya di gunakan secara efisien karna perbedaan antara keuntungan total dan biaya
Dalam suatu pasar
total di maksimalkan.efisiensi menuntut bahwa penerimaan tambahan yang di hasilkan bersaing sempurna,
dengan mempekerjakan unit tenaga kerja tambahan (produk) penerimaan marjinal efisiensi dicapai karena
tenaga kerja,MPR) sama dengan keuntungan bagi konsumen output tambahan jumlah keseluruhan
tersebut, yang diberikan harga produk tersebut dikali produk marjinal tenaga kerja. surplus konsumen dan
produsen dimaksimalkan.
22
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 23
Apabila pasar output tersebut tidak bersaing dengan sempurkan, kondisi MRP=(P)
(MP) tidak lagi berlaku.perhatikanlah dalam gambar 14.10 (b) bahwa kurva yang
melambangkan harga produk di kali produk penerimaan marjinal tenaga kerjanya[(P)
(MP)], berada di atas kurva produk penerimaan marjinal [(P)(MP)].titik B adalah upah
ekuilibrium w m dan penawaran tenaga kerja Lm. Tetapi karena harga produk tersebut
adalah ukuran nilainya bagi konsumen masind-masing unit tambahan output yang
mereka beli, (P)(MP L) adalah nilai yang diberikan konsumen pada unit tambahan
tenaga kerja. Karena itu, apabila kerja Lm di pekerjakan biaya marjinal bagi perusahaan
w m akan lebih kecil disbanding manfaat marjinalnya bagi konsumen v m. Walaupun
perusahaan itu memaksimalkan labanya outputnya berada dibawah tingkat yang
efisien dan perusahaan tersebut menggunakan lebih sedikit daripada tingkat imput
yang efisien. Efisiensi ekonomi akan naik jika lebih banyak tenaga kerja yang direkrut
23
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 24
24
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 25
Rente Ekonomis
Konsep rente ekonomis (economic rent) membantu menjelaskan bagaimana pasar
factor bekerja.Ketika membahas pasar output dalam jangka Panjang,dalam bab 8,kami
Dalam $8.7 dijelaskan
mendefinisikan rente ekonomis sebagai pembayaran yang diterima suatu perusahan bahwa rante ekonomis adalah
melebihi dan diatas biaya minimum untuk memproduksi outputnya.gambar 14.11 jumlah yang bersedia
memeberikan ilustrasi tentang konsep rente ekonomis tersebut sebagaimana dibayarkan perusahaan untuk
diterapkan pada suatu pasar tenaga kerja yang bersaing.harga ekuilibrium tenaga kerja, suatu imput dikurangi jumlah
minimal yang diperlukan
dan jumlah tenaga kerja yang di tawarkan adalah L.
untuk membelinya.
Dalam pasar yang bersaing sempurna,semua pekerja dibayar dengan upah,upah ini
di butuhkan untuk memungkin pekerja,” marjinal’’ terakhir untuk menawarkan
tenaganya,tetapi semua pekerja lainya Memperoleh rente karena upah mereka
ternyata lebih besar dari pada upah yang semestinya diperlukan agar mereka
bekerja.karena total pembayaran upah sama dnegan segi empat AL, rente ekonomis
yang di peroleh tenaga kerja diberikan oleh daerah AB
Sebagaimana di tunjukan gambar 14.12, salah satu contoh factor yang ditawarkan
dengan tidak elestis adalah tanah.kurva penawaranya sama sekali tidak elastis karena
tanah untuk perumahan ( atau untuk pertanian) adalah tetap setidaknya untuk jangka
pendek.dengan tanah yang di tawarkan secara tidak elastis harga di tentukan
sepenuhnya oleh permintaan.permintaan untuk tanah di berikan oleh D1,dan hargya
per unit adalah S1.total sewa tanah di berikan oleh arsiran segi empat yang berwarja
hijau. Tetapi apabila permintaan tanah naik menjadi D2 nilai sewa perunit tanah akan
meningkat menjadi s2; sekarang, total nilai tanah meliputi daerah arsiran yang
berwarna biru juga. Dengan demikian, suatu peningkatan permintaan untuk tanah
(pergeseran ke sebelah kanan dalam kurva permintaan) akan mengakibatkan harga
yang lebih tinggi per akre dan rante ekonomis yang lebih tinggi.
25
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 26
26
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 27
Struktur kepangkatan tentara pada dasarnya tetap tidak berubah selama bertahun-
tahun. Diantara pangkat perwira, kenaikan upah terutama ditentukan oleh lamanya
berdinas. Konsekuensinya, perwira yang mempunyai tingkat keterampilan dan
kemampuan yang berbeda biasanya menerima gaji yang sama.
4
Walter Y. Oi, “Paying Soldiers: On A Wage Structure for a Large Internal Labor Market” (Tidak
Diterbitkan, Makalah Diperbarui).
27
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 28
28
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 29
Selain itu, beberapa personil yang tampil dibayar terlalu rendah dibandingkan apa yang
mestinya dapat mereka terima andaikata mereka bekerja dalam sector swasta. Oleh
karena itu, pilot angkatan udara telah menikah dengan training 8 tahun akan menerima
gaji tahunan sebesar $45,00 di tahun 1989. Gaji ini akan meningkat menjadi $60,00 di
taun 2009, namun secara subtansi adalah lebih sedikit dari pada gaji pilot pesawat
komersial yang memiliki 10 tahun masa pengabdian. Akibatnya, personil yang terampil
yang tergabung dalam angkatan darat tersebut karena gaji yang menarik menemukan
bahwa produk penerimaan marjinal mereka akhirnya lebih tinggi dari pada upah
mereka.5 beberapa personil tetap bertahan dalam angkatan darat, tetapi banyak yang
angkat kaki.
Studi tentang upah Angkatan darat ini berlaku bagi semua Angkatan
bersenjata,gambar 14.13 menunjukan inefisiensi yang dapat terjadi akibat kebijakan
upah militer. Upah ekuilibrium w* adalah upah yang menyamakan permintaan untuk
tenaga kerja penawarannya. Namun, karena ketidakfleksibelan dalam struktur ipahnya,
militer membayar upah w0, yang berada dibawah upah ekuilibrium tersebut. Pada w0,
permintaan adalah lebih besar dari pada penawaran. Sebaliknya, pasar tenaga kerja
yang bersaing memberikan kepada pekerja yang lebih produktif upah yang lebih tinggi
dari pada rekan-rekannya yang kurang produktif.
Pilihan struktur upah militer tersebut memengaruhi kemampuan negara itu untuk
mempertahankan kekuatan tempur yang efektif, dan 4,1 persen kenaikan gaji militer
berakibat pada januari 2003. Namun demikian, gaji militer tetap rendah : tamtama
pertama bergaji $15,480, sarsan $20,804, kapten $39,603 dan mayor $45,993. Dalam
menghadapi maslah personilnya tersebut, militer sudah mulai mengubah struktur
gajinya dengan menambah jumlah ukuran bonus bagi anggota militer yang didaftar
ulang. Bonus langsung tersebut menciptakan lebih banyak insentif dari pada janji yang
tidak pasti tentang upah yang lebih tinggi di masa mendatang. Karena permintaan
uantuk tugas militer membutuhkan keterampilan meningkat, kita dapat mengharapkan
angkatan bersenjata lebih memanfaatkan bonus daftar ulang ini dan insentif-insentif
berbasis pasar lainnya.
29
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 30
5
Departemen Pertahanan, Department of Defense Avitor Retention Study – 1988, Table 2-4
(Wasington GPO, November 28 1988)
Dalam seluruh bagian ini, kita akan mengasumsikan bahwa pasar ouput bersaing
dengan sempurna.karn satu pembeli akan lebih mudah divisualisasikan dari pada
beberapa pembeli yang semuanya mempunyai suatu kekuatan monopsoni.
Kurva penawaran faktor yang dihadapi para pelaku monopsoni adalah kurva
penawaran pasar yang menunjukan berapa banyak yang bersedia di jual pemasok
30
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 31
faktor tersebut apabila harganya naik. Karena para pelaku monopsoni membayar harga
yang sama untuk masing masing unit, kurna penawaranya adalah kurva pengeluaran
rata ratanya, kurva pengeluaran rata rata akan melandai ke atas karena keputusan
untuk membeli suatu unit tambahan akan menaikan harga yang harus di bayarkan
untuk semua unit,bukan hanya unit terakhirnya. Namun untuk suatu perusahan yang
memaksimalkan laba,kurva pengeluaran marjinalnya akan relevan dalam memutuskan
berapa banyak yang harus di beli. Kurva pengeluaran marjinal terdapat di atas kurva
pengeluaran rata rata:
Sebagaimana telah kami perlihatkan dalam Bab 10, seorang pembeli yang
mempunyai kekuatan monopsoni akan memaksimalkan keuntungan bersih (kegunaan
dikurangi pengeluaran) dari suatu pembelian dengan membeli hingga titik di mana nilai
marjinalnya (MV) sama dengan pengeluaran marjinal.
MV = ME
bagi suatu perusahaan yang membeli input faktor, MV benar-benar merupakan
produk penerimaan marjinal faktor MRP tersebut. Jadi, kita mendapatkan
(sebagaimana dalam kasus pasar faktor yang bersaing).
ME = MRP (14.7)
Perhatikanlah dari Gambar 14.14 bahwa para pelaku monopsoni merekrut lebih
sedikit tenaga kerja daripada suatu perusahaan atau kelompok perusahaan yang tidak
memiliki kekuatan monopsoni. Dalam pasar tenaga kerja yang bersaing, Lc pekerja
akan direkrut. Pada tingkat itu, jumlah tenaga kerja yang diminta (yang diberikan oleh
kurva produk penerimaan marjinalnya) akan sama dengan jumlah tenaga kerja yang
diawarkan (yang diberikan oleh kurva pengeluaran rata-ratanya). Perhatikanlah juga
bahwa perusahaan monopsoni tersebut akan membayarkan kepada pekerjanya upah
31
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 32
w* yang lebih rendah daripada w c yang mestinya akan dibayarkan dalam pasar
bersaing.
Kekuatan monopsoni dapat timbul dengan cara yang berbeda.satu sumber dapat
menjadi sifat khusus bisnis suatu perusahan. Jika perusahan tersebut membeli
komponen yang tidak di beli satu perusahan lain,perusahan itu sangat mungkin
menjadi paleku monopsoni dalam pasar untuk komponen tersebut. Sumberlainnya bisa
saja berupa lokasi suatu bisnis - perusahaan mungkin saja merupakan satu-satunya
pemberu pekerjaan terbesar dalam suatu wilayah. Kekuatan monopsony dapat timbul
apabila para pembeli suatu faktor membentuk kartel untuk membatasi pembelian
kartel tersebu, sehingga dapat membelinya dengan harga yang lebih rendahdaripada
harga yang bersaing.
32
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 33
Misalnya, andaikata pasar para pemain nemerima gaji kira-kira $42.000pada tahun
1969 mestinya menerima gaji $300.000 dalam tahun 1969 ( yang berarti $1,5 juta
denan dolar di tahun 2000).
Untungnya bagi para pemain tersebut, dan sialnya bagi para pemiliknya terjadi
pemogokan pada tahun 1972 yang di ikuti suatu tuntutan hukum oleh seorang
pemain (curt flood dari st.louis cardinalis) dan suatu kesepakatan antara manajemen
dan pekerja melalui arbitrase. Proses ini akhirnya pada tahun 1975 menghasilkan
suatu kesepakatan yang mengatakan bahwa pemain bisbol dapat menjadi agen yang
bebas setelah bermain untuk satu tim selama enam tahun.
Akibatnya adalah suatu eksperimen yang menarik dalam ekonomi pasar tenaga
kerja.antara tahun 1975 dan 1980, pasar untuk para pemain bisbol menyesuaikan diri
dengan ekulibrium paska klausa persyaratan baru tersebut. Sebelum tahun 1975
pengeluaran untuk kontrak pemain mencapai kira-kira 25 % dari seluruh pengeluaran
tim, tetapi menjelang tahun 1980 pengeluaran itu meningkat menjadi 40%. Slain itu,
gaji pemain meningkat dua kali lipat dalam arti yang sesungguhnya. Menjelang tahun
1992, rata-rata pemain bisbol menghasilkan $1.014.942 – suatu peningkatan yang
sangat besar daru upah monopsonistik pada tahun 1960-an. Pada tahun 1969,
misalnya, gaji pemain bisbol rata-rata menjadi $42.000. apabila disesuaikan dengan
inflasi angka ini akan menjadi $200.000 dalam dolar 1999.
Gaji atau penghasilan untuk para pemain baseball terus meningkat pada
periode 1995. gaji pemain tersebut rata rata adala kurang dari $600000 pada tahun
1990,kemudian meningkat menjadi $1,895,000pada 200 dan banyak pemain bergaji
lebih dari angka tersebut. Kelompok baseball “the new York yunkees” rata-rata
bergaji $3.656.542 per pemaian ketika mereka memenangkan pertandingan dunia di
tahun2000. Pada tahun 2001 Alex Rodoiquez menandatangani kontrak berjangka
waktu 10 tanun dengan nilai$252 juta dengan texas ranger, merupakan kontrak
tertinggi disbanding olahraga pada waktu itu.
6
contoh ini didasarkan pada suatu analisis tentang struktur gaji para pemain bisbol oleh Roger
Noll, yang dengan murah hati telaj memberikan data yang relevan
Contoh 14.5 Pasar Tenaga Kerja Remaja Dan Upah Minimum
Kenaikan tingkat upah minimum nasional (dari $4,50
pada awal tahun 1966 menjadi $5,15 pada tahun
1997) telah mejadi kontroversial yang menimbulkan
pertanyaan tentang apakah biaya setiap pengangguran
yang mungkin di akibatkanya akan di kalahkan oleh
keungtungan dari pendapatan yang lebih tingga bagi
meraka yang gajinya telah di naikan tersebut.suatu
studi tentang akibat upah minimum tersebut terhadap lapangan kerja di restoran
cepat saji di new jersey menambah persoalan dalam kontroversi tersebut.
Beberapa Negara bagian mempunyai upah minimum diatas tingkat feredal. Pada
bulan april 1992, upah minimum di new jersey dinaikan dari $4,25 menjadi $5,05 per
jam. Dengan menggunakan survai terhadap 410 restoran cepat saj, David Card dan
Alan Krueger menemukan bahwa lapangan kerja benar-benar telah meningkat
sebesar 13 persen setelah upah minimum naik. Apa penjelasan untuk hasil yang
33
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 34
7
Misalnya, lihat Donald Deere, Kevin M. Murphy, dan Finis Welch, "Employment and the 1990-1991
Minimum Wage Hike", American Economic Review Papers and Proceedings 85 (Mei 1995): 232-237;
dan David Neumark dan William Wascher. Minimum Wages and Employment: A Case Study of the Fast-
Food Industry in New Jersey and Pennsylvania Comment: American Economic Review (Desember 2000),
vol 90, hlm. 1362-96.
34
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 35
35
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 36
Gambar 14.15 menunjukkan suatu kurva permintaan tenaga kerja dalam pasar
tanpa kekuatan monopsoni. Kurva tersebut menjumlahkan produk-produk penerimaan
marjinal perusahaan yang bersaing untuk membeli tenaga kerja. Kurva penawaran
tenaga kerja menggambarkan bagaimana anggota-anggota serikat buruh akan
menawarkan tenaga kerja jika serikat buruh tersebut tidak menggunakan kekuatan
monopoli. Dalam kasus ini, pasar tenaga kerja tersebut mestinya akan bersaing, dan
pekerja L* akan direkrut dengan upah w*, di mana permintaan D L, sama dengan
penawaran S L.
Namun, karena kekuatan monopolinya, serikat buruh ini dapat memilih setiap
Tingkat upah dan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan sesuai dengannya, sama seperti
penjual monopoli output memilih harga dan jumlah output yang sesuai. Jika serikat
buruh tersebut ingin memaksimalkan jumlah pekerja yang direkrut lembaga itu akan
memilih hasil yang bersaing pada A. Namun, jika serikat buruh itu ingin memperoleh
gaji yang lebih tinggi daripada gaji yang bersaing, lembaga tersebut dapat membatasi
telah keanggotaannya pada pekerja L1. Akibatnya, perusahaan tersebut akan
membayar tingkat upah w 1. Walaupun anggota-anggota serikat buruh yang bekerja
akan lebih diuntungkan, orang-orang yang tidak dapat memperoleh pekerjaan akan
lebih dirugikan.
Apakah suatu kebijakan pembatasan keanggotaan serikat buruh bermanfaat? Dalam $7.1 dijelaskan bahwa
Jika serikat buruh tersebut ingin memaksimalkan rente ekonomis yang diperoleh biaya kesempatan adalah
pekerja-pekerjanya, jawabannya adalah ya. Dengan membatasi keanggotaan, serikat biaya yang terkait dengan
buruh tersebut akan bertindak seperti seorang pelaku monopoli, yang membatasi kesempatan-kesempatan
output untuk memaksimalkan laba. Bagi suatu perusahaan, laba adalah penerimaan yang dilewatkan karena tidak
yang didapatkannya dikurangi biaya-biaya kesempatannya. Bagi suatu serikat buruh, menggunakan sumber daya
suatu perusahaan sesuai
dengan nilainya yang paling
36 tinggi.
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 37
Ketika serikat buruh menjadi pelaku monopoli, lembaga ini menjamin diantara
titik-titik pada kurva permintaan pembeli untuk tenaga kerja D L penjual tersebut
dapat memaksimalkan jumlah pekerja yang di rekrut pada L*, dengan menyetujui
bahwa pekerja akan bekerja dengan upah W* . Jumlah tenaga kerja L1 yang
memeaksimalkan rante yang diperoleh karyawan yang ditentukan oleh titik potong
kurva penerimaan marjinal tenaga kerja dan kurva penawaran tenaga kerja ; anggota-
angota serikat buruh akan menerima tingkat upah W 1. Akhirnya, jika serikat buruh
tersebut ingin memaksimalkan upah total yang dibayarkan kepada para pekerja,
lembaga ini seharusnya membiarkan anggota-anggota serikat buruh L2 dipekerjakan
dengan tigkat upah W 2 . Pada titik itu penerimaan marjinal bagi serikat buruh tersebut
menjadi nol.
37
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 38
Kombinasi tingkat upah dan jumlah pekerja yang memaksimalkan rante diberikan
oleh potongan kurva MR dan S L. Kami telah memilih kombinasi antara upah dan
kesempatan kerja w 1 dan L1 Dengan tetap menngingat premis pemaksimalan rante
tersebut. Daerah yang diarsir dibawah kurva permintaan tenaga kerrja, diatas kurva
penawaran tenaga kerja yang sebelah kiri L1, melambangkan rante ekonomis yang
diterima semua pekerja. Suatu kebijakan pemaksimalan rante memungkinkan
menguntungkan pekerja nonserikat, buruh jika merekadapat memperoleh pekerjaan
nonserikat buruh. Namun, jika pekerjaan ini tidak tersedia, pemaksimalan rantai dapat
menciptakan perbedaan yang tajam antara pemenang dan pecundang. Tujuan
alternatifnya adalah untuk memaksumalkan seluruh upah yang diterima seluruh
anggota serikat buruh. Untuk mencapai tujuan ini jumlah pekerja yang direkrut
dinaikan dari L1 hingga penerimaan marjinal bagi serikat uruh tersebut sama dengan
nol. Karena setiap lapangan kerja selanjutnya akan menurunkan total pembayaran
upah, upah secara keseluruhan akan dimaksimalkan apabila upah tersebut sama
dengan W 2 dan jumlah pekerjanya sama dengan L2.
Andaikan serikat buruh tersebut memilih untuk menaikan tingkat tingkat upah
pekerjanya diatas upah bersaing W*, menjadi w u . pada tingkat upah tersebut, jumlah
pekerja yang direkrut dalam sektorsektorserikat buruh turun sebesar ∆ Lu,
sebagaimana ditunjukan pada sumbu horizontal. Karena para pekerja ini memperoleh
pekerjaan dalam sector serikat non buruh, tingkat upah dalam sector non buruh
disesuaikan sampai pasar tenaga kerja tersebut mencapai ekuilibrium.
38
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 39
39
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 40
GAMBAR 14.16 Diskriminasi Upah Dalam Sektor Serikat Buruh Dan Non
Serikat Buruh
Apabila suatu serikat buruh memonopolistik menaikan upah sector serikat buruh
perekonomian tersebut dengan w*, lapangan kerja dalam sector itu turun, sebagaimana
ditunjukan gerakan sepanjang kurva permintaan D U . untuk penawaran tenaga kerja, yang
diberikan S L, supaya tetap tidak berubah, upah dalam sector non serikat buruh harus turun
dari W* menjadi W NU , sebagaimana ditunjukan gerakan sepanjang kurva permintaan
D NU .
40
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 41
GAMBAR 14.17 Presentase Pekerja Serikat Buruh dari Total Angkatan Kerja
10
Contoh ini berdasarkan pada Richard Edwards dan Paul Swaim, “Union-
nation Earnings Differentials And The Decline Of Private Sector Unionism” ,
American Economic Review 76 (Mei 1986): 97-102.
41
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 42
upah antara serikat buruh dan non-serikat buruh pada dasarnya tetap tidak
berubah. Pada tahun-tahun terakhir ini, upah pekerja non serikat buruh
meningkat lebih cepat dibandingkan upah pekeria serikat buruh. Namun demikian
perbedaan upah pekerja yang tergabung dalam Serikat Buruh dan yang tidak
berbeda sangat signifikan. Sebagai contoh, data dari Emplover Cost untuk Survey
Kompensasi pekerja menunjukkan bahwa pada Maret 1999, upah dan gaji untuk
pekerja industri non serikat buruh rata-rata adalah $16.21 per jam dibandingkan
dengan $13.54 untuk pekerja yang tergabung dengan serikat buruh
Salah satu penjelasan tentang pola tanggapan antara upah dan lapangan
kerja ini adalah perubahan dalam strategi serikat buruh suatu gerakan untuk
memaksimalkan tingkat upah bagi anggota-anggotanya ketimbang upah total
yang dibayarkan kepada seluruh anggota serikat buruh. Namun, permintaan
untuk karyawan non-serikat buruh barangkali telah makin clastis lama-kelamaan
karena perusahaan-perusahaan merasa lebih mudah menggantikan modal
dengan tenaga kerja yang terampil dalam proses produksi. Karena dihadapkan
dengan permintaan yang elastis untuk jasanya, serikat buruh tentunya akan
mempunyai sedikit pilihan selain mempertahankan tingkat upah anggota-
anggotanya dan membiarkan tingkat lapangan kerja harun. Tentu saja,
penggantian pekerja non-
serikat buruh dengan pekerja serikat buruh mungkin akan menyebabkan
kehilangan lebih jauh daya tawar serikal buruh. Bagaimana hal ini akan
memengaruhi perbedaan antara upah serikat buruh dan non-serikat buruh tetap
masih harus dibuktikan.
42
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 43
Apakah kenaikankenaikan dalam upah relatif pekerja yang terampil ini selalu
merupakan sesuatu yang jelek? Setidaknya seorang pakar ekonomi berpendapat
bahwa jawabannya adalah tidak.12 memang benar kesenjangan yang makin besar
tersebut dapat merugikan pekerja berupah rendah, yang kesempatan mereka
terbatas itu mungkin akan mengakibatkan mereka keluar dari angkatan kerja;
ekstrimny, mereka bahkan akan beralih ke kejahatan. Namun, hal itu dapat
memotivasi pekerja, yang kesempatannya untuk merasakan mobilitas keatas
lewat pekerjaan berupah tinggi belum pernah lebih baik.
43
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 44
RINGKASAN
1. Dalam pasar input yang bersaing,
permintaan untuk suatu input diberikan
oleh produk penerimaan marjinalnya,
produk penerimaan marjinal perusahaan
tersebut, dan produk marjinal input-nya.
44
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 45
45
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 46
SOAL-SOAL LATIHAN
kedua variable tenaga kerja dan teknologi yang meningkatkan
mesin. Jelaskan mengapa. puput sebesar 25 persen untuk
Peningkatan dalam upah rata-rata berapa pun tingkat tenaga kerja.
menyebabkan pergerakan kurva Dapatkan tingkat tenaga kerja
baru untuk laba maksimal.
46
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 47
47
BAB 14 - Pasar Untuk Imput Faktor | 48
48