Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN

Perekonomian Indonesia

Ciri Perekonomian
Indonesia dan
permasalahanya

Modul Standar untuk digunakan


dalam Perkuliahan di
Universitas Mercu Buana
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
F041700013
01
FEB S1.Akuntansi Rieke Pernamasari,SE.,M.Ak

Abstract Kompetensi

Mampu mengenal ruang lingkup Mampu menjelaskan ciri-ciri


Perekonomian Indonesia. perekonomian Indonesia dan
permasalahan perekonomian indonesia
Ciri Perekonomian Indonesia
Tujuan pembangunan bukan hanya menginginkan adanya perubahan dalam arti
peningkatan PDB tapi juga adanya perubahan struktural. Perubahan struktur ekonomi
berkisar pada segi akumulasi (pengembangan secara kuantitatif dan kualitatif), segi alokasi
(pola penggunaan), segi institusional (kelembagaan ekonomi dalam kehidupan masyarakat),
segi distribusi (pola pembagian pendapatan nasional).
Semakin pesatnya pertumbuhan ekonomi saat ini, yang ditimbulkan oleh suatu
kegiatan atau prakarsa yang dampaknya berkelanjutan malampaui batas-batas kebangsaan,
batas-batas wilayah maupun batas-batas kenegaraan  membawa dampak yang sangat
signifikan bagi dunia usaha dan bisnis. Perkembangan dunia usaha maupun bisnis saat ini
tidak terlepas dari produk, layanan maupun jasa yang dihasilkan, ditawarkan dan diberikan
oleh setiap produsen,  perusahaan maupun para pelaku usaha terutama di Indonesia.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, berdasarkan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) dalam Pasal 33 diatur mengenai
perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial, dimana pasal tersebut menentukan
bahwa :
 
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,  berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional
Indonesia sebagai negara kepulauan (nusantara) memiliki ciri-ciri khusus, yang
berbeda dengan negara tetangga ASEAN, bahkan berbeda dengan negara-negara lain di
dunia sehingga perekonomiannya memiliki karakteristik sendiri.
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi karakteristik perekonomian Indonesia :
1. Faktor geografi
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari 13.677 pulau besar
– kecil (baru 6.044 pulau memiliki nama, diantaranya 990 pulau yang dihuni

‘13 Bisnis Internasional


2 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
manusia); terbentang dari 60LU sampai 110LS sepanjang 61.146 km., memiliki
potensi ekonomi yang berbeda-beda karena perbedaan SDA, SDm, kesuburan
tanah, curah hujan (Sutjipto, 1975).
Wilayah Indonesia seluas 5.193.250 km2, 70 persennya (± 3,635,000 km2) terdiri dari
lautan (menjadi negara bahari) letaknya strategis karena : memiliki posisi silang
(antara Benua Asia dan Benua Australia), menjadi jalur lalulintas dunia (antara Laut
Atlantik dan Laut Pasifik) dan menjadi paru-paru dunia (memiliki hutan tropis
terbesar).
Menghadapi kesulitan komunikasi dann transportasi antar pulau (daerah) baik untuk
angkutan barang maupun penumpang; arus barang tidak lancar; perbedaan harga
barang yang tajam; perbedaan kesempatan pendidikan dan kesempatan (lapangan)
kerja; kesemuanya itu merupakan potensi kesenjangan.
2. Faktor Demografi
Indonesia negara nomor 4 di dunia karena berpenduduk lebih dari 310 juta orang.
Penyebaran penduduk tidak merata (dua per tiga tinggal di P. Jawa), sebagian besar
hidup di pedesaan (pertanian), bermata pencairan sebagai petani kecil dan burah
tani dengan upah sangat rendah.
Mutu SDM rendah : ± 80% angkatan kerja berpendidikan SD. Produktivitas rendah
karena taraf hidup yang rendah: konsumsi rata-rata penduduk Indonesia RP 82.226
per bulan (1993), namun 82% penduduk berpendapatan di bawah RP 60.000 per
bulan per kapita (Sjahrir, 1996).
Indonesia yang berpenduduk lebih dari 210 juta orang membutuhkan berbagai
barang, jasa dan fasilitas hidup dalam ukuran serba besar (pangan, sandang,
perumahan dan lain-lain). Namun dilain pihak kemampuan kita untuk berproduksi
(produktivitasnya) rendah. Hal ini akan menciptakan kondisi munculnya rawan
kemiskinan.
3. Faktor sosial, budaya dan politik
Sosial : Bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku (heterogin) dengan beraagam
budaya, adat istiadat, tata nilai, agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Karena
perbedaan latar belakang, pengetahuan dan kemampuan yang tidak sama, maka
visi, persepsi, interpretasi dan reaksi (aksi) mereka terhadap isu-isu yang sama bisa
berbeda-beda, yang sering kali menimbulkan konflik sosial (SARA).
Budaya : Bangsa Indonesia memiliki banyak budaya daerah, tapi sebenarnya kita
belum memiliki budaya nasional (kecuali bahasa Indonesia). Namun sebagai salah
satu bangsa “Timur” (bangsa yang merdeka dan membangun ekonomi sejak akhir
Perang Dunia II), mayoritas bangsa Indonesia sampai sekarang masih terpengaruh
(menganut) “budaya” Timur, budaya status orientation. Budaya status orientation

‘13 Bisnis Internasional


3 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bercirikan: semangat hidupunya mengejar pangkat, kedudukan, status (dengan
simbol-simbol sosial); etos kerjanya lemah; senang bersantai-santai; tingkat
disiplinnya rendah, kurang menghargai waktu (jam karet). Lawannya “budaya” barat,
budaya achievement orientation dengan ciri-ciri sebaliknya.
Budaya status orientationn tidak produktif, konsumtif, suka pamer dan mudah
memicu kecemburuan sosial.
Politik : sebelum kolonialis Belanda datang, bangsa Indonesia hidup di bawah
kekuasaan raja-raja. Ratusan tahun bangsa Indonesia hidup di bawah pengaruh
feodalisme dan kolonialisme. Ciri utama feodalisme antara lain adalah kultus individu
(raja selalu diagungkan). Ciri utama kolonialisme antara lain adalah otoriter (laksana
tuan terhadap budak).
Sisa-sisa pengaruh feodalisme (kultus individu) dan pengaruh kolonialisme (otiriter)
sampai sekarang belum terkikis habis. Hal ini sangat terasa pada percaturan dan
pergolakan politik di Indonesia. Perilaku yang kurang demokratis dari para elit politik
dan perilaku kurang menghargai HAM dari para penguasa, menghambat kelancaran
proses demokratisasi politik di Indonesia. Pada gilirannya hal ini menghambat
terciptanya demokrasi ekonomi.
Dari uraian pengaruh faktor-faktor di atas dapat disimulkan bahwa perekonomian
Indonesia mengandung tiga potensi kerawanan. Tiga potensi kerawanan yang menjadi
karakteristik perekonomian Indonesia adalah:
1) Potensi rawan kesenjangan, terutama kesenjangan antara daerah (pulau). Hal ini
terutama sebagai akibat pengaruh faktor geografi.
2) Potensi rawan kemiskinan, terutama kemiskinan di darah pedesaan. Hal ini terutama
sebagai akibat pengaruh faktor demografi dan faktor budaya.
3) Potensi rawan perpecahan, terutama perpecahan antar suku, antar golongan (elit)
politik. Hal ini terutama sebagai akibat pengaruh faktor sosial-politik.
4) Sisa-sisa pengaruh feodalisme (kultus individu) dan pengaruh kolonialisme (otiriter)
sampai sekarang belum terkikis habis. Hal ini sangat terasa pada percaturan dan
pergolakan politik di Indonesia. Perilaku yang kurang demokratis dari para elit  politik
dan perilaku kurang menghargai HAM dari para penguasa, menghambat kelancaran
proses demokratisasi politik di Indonesia. Pada gilirannya hal ini menghambat
terciptanya demokrasi ekonomi. Berdasarkan uraian pengaruh faktor-faktor di atas
dapat disimpulkan bahwa  perekonomian Indonesia mengandung tiga potensi
kerawanan. Tiga potensi kerawanan yang menjadi karakteristik perekonomian
Indonesia yaitu : 1
1. Potensi rawann kesenjangan, terutama kesenjangan antara daerah (pulau). Hal
ini terutama sebagai akibat pengaruh faktor geografi. 2.

‘13 Bisnis Internasional


4 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.  Potensi rawan kemiskinan, terutama kemiskinan di darah pedesaan. Hal ini
terutama sebagai akibat pengaruh faktor demografi dan faktor budaya.
3. Potensi rawan perpecahan, terutama perpecahan antar suku, antar golongan
(elit) politik. Hal ini terutama sebagai akibat pengaruh faktor sosial-politik.
Kenyataan saat ini, banyak hal-hal yang perlu mendapat perhatian dari  pemerintah
maupun setiap stakeholders, misalnya dalam hal perdagangan dan distribusi  barang, jasa,
seperti kebutuhan pokok masyarakat, hal-hal seperti : -
a. Perbedaan harga barang kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan pokok antar
wilayah yang masih relatif tinggi terutama pada waktu menjelang hari besar
keagamaan.
b. Ketersediaan barang kebutuhan yang tidak cukup pada saat dibutuhkan dan kurang
tersedianya alternatif pilihan.
c. Rasa kepuasan yang belum merata antara produsen, lembaga-lembaga usaha
perdagangan (dalam tataniaga) dan konsumen

Indikator Perekonomian Indonesia

Indonesia merupakan negara yang memiliki ekonomi tinggi dengan potensi yang
menjadi perhatian Internasional. Bahkan beberapa tahun terakhir, ekonomi Indonesia telah
tumbuh mencapai rata-rata 5 – 6 % pertahunnya, angka ini memang lebih lambat dibandikan
dengan China yang pertumbuhannya ekonominya di angka 10 % namun Indonesia terhitung
relative masih lebih cepat dibandingkan sebagian besar Negara lainnya terutama di ASEAN.
Contoh real nya pada saat krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 – 2009,
Indonesia bila dibandingkan dengan Negara asia lainnya, masuk ke dalam kategori PDB
tinggi saat itu.

Namun berdasarkan data statistic dunia seperti ditulis oleh Krisnamukti (2009),
Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia adalah penghasil pertanian
terbesar keenam dunia dengan nilai keluaran sekitar 60 miliar dollar Amerika Serikat (2007).
Indonesia adalah produsen biji-bijian pangan (sereal) terbesar kelima dan produsen buah-
buahan terbesar kesepuluh di dunia. Indonesia juga produsen beras nomor tiga di dunia
setelah Cina dan India, meskipun juga merupakan konsumen terbesar ketiga dunia.
Indonesia juga termasuk nomor tiga untuk karet dan kakao, nomor empat untuk kopi, dan
nomor enam untuk teh.
Begitu besarnya bangsa Indonesia yang sudah dikaruniai kelimpahan kekayaan
alam yang luar biasa telah turut memberikan kemakmuran bagi dunia. Namun di tengah
kebesaran dalam jumlah dan angka-angka Indonesia tersebut, kiranya sungguh prihatin

‘13 Bisnis Internasional


5 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
mencermati situasi perekonomian bangsa Indonesia saat ini, khuusnya keadaan masyarakat
desa setelah merdeka dari tahun 1945.
1. Ekonomi Indonesia masih menjadi pemasok bahan mentah seperti halnya migas,
batubara, emas, CPO, kakao, susu dan berbagai produk mentah lainnya bagi lihak
luar negeri. Semua kekayaan tersebut berada di desa, tetai dari total 31 juta miskin
kita saat ini sebagian besarnya berada di desa.
2. Ekonomi Indonesia masih menjadi pasaran bagi pabrik atau perusahaan pertanian,
susu, air minum, dan otomotif dari luar negeri. Hampir semua sumber daya (bahan
baku) produk tersebut ada di desa, tetapi desa pun masih menjadi pasaran produk
perusahaan luar desa (luar negeri). Bangsa kita makin hanya menjadi pangsa pasar,
sungguhpun kita masih memiliki banyak pasar (tradisional), bangsa indonsia lebih
banyak membeli ketimbang membuat dan mengkreasi.
3. Ekonomi Indonesia masih menjadi tempat pemutar kelebihan modal pihak luar
negeri, baik melalui pasar modal, pasar uang, maupun utang luar negeri. Sampai
saat ini total utang luar negeri Indonesia mencapai 600 triliun sehingga total utang
mencapai 2000 triliun, hal ini terus bertambah setiap tahunnya. Pada saat yang
sama hampir 70% perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sudah
memiliki pemodal dai luar negeri. Pun lebih dari 85% kontrak-kontrak karya
pertambangan masih dipegang oleh kontraktor dari luar negeri.
4. Bangsa Indonesia masih mengalami ketergantungan yang parah dalam hal
penyusunan UU yang terkait dengan pengelolaan ekonomi social seperti UU BUMN,
Ketenagalistrikan, penanaman modal, sumber daya air, dan sebagainya pad apihak
luar negeri. UU tersebut member keleluasaan kepada pihak asing untuk mengelola
kekayaan alam di Indonesia dan prakteknya telah lama makin memerosotkan
keberdikarian dan kooperasi rakyat di pelosok desa.
5. Bangsa Indonesia masih menjadi pemasok tenaga kerja yang diupah murah bagi
perusahaan dan atau pihak asing. Sebagian besar dari mereka terutama Tenaga
Kerja Wanita (TKW) yang sering kali menjadi korban kesploitasi, marjinalisasi, dan
penyiksaan baik di Malaysia, Arab, dan Negara lainnya. Padahal Negara yang lebih
besar penduduknya dari Indonesia yang tidak terampil tidak mengirimkan tenaga
kerjanya ke Indonesia, misalnya tidak ada tenaga kerja india yang dikirim ke
Indonesia meskipun India jumlah penduduknya lebih tinggi dari Indonesia.

Antara tahun 1965 sampai 1997 perekonomian Indonesia tumbuh dengan


persentase rata-rata per tahunnya tujuh persen. Dengan pencapaian ini Indonesia tidak lagi
berada di tingkatan “negara-negara berpendapatan rendah” melainkan masuk ke tingkatan
“negara-negara berpendapatan menengah”. Meskipun demikian, Krisis Keuangan Asia yang

‘13 Bisnis Internasional


6 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
terjadi di akhir tahun 1990an telah memberikan efek negatif bagi perekenomian nasional,
akibatnya produk domestik bruto (PDB) Indonesia turun 13.6 persen di tahun 1998 dan naik
sedikit di tahun 1999 sebanyak 0.3 persen. Antara tahun 2000 sampai 2004 perekenomian
mulai memulih dengan rata-rata pertumbuhan PDB sebanyak 4.6 persen per tahun. Setelah
itu PDB Indonesia meningkat dengan nilai rata- rata per tahun sekitar enam persen, kecuali
tahun 2009 dan 2013, ketika gejolak krisis keuangan global dan ketidakpastian terjadi. Meski
masih cukup mengagumkan, PDB Indonesia turun ke nilai 4.6 persen dan 5.8 persen pada
kedua tahun tersebut.

Beberapa indicator ekonomi makro yang dapat dilihat adalah pertumbuhan ekonomi,
inflasi, pendapatan per kapita, pengangguran dan kemiskinan, dapat di lihat pada table
dibawah ini:
Tabel . Indikator Ekonomi

Indikator 2014 2015 2016 2017 2018


ekonomi

PDB 5.02 % 4.79 % 5.02 % 5.07 % 5.17 %

Penduduk 255,1 jt jiwa 258,2 jt jiwa 261,1 jt jiwa 263,9 jt jiwa 266,7 jt jiwa

Kemiskinan 11.25 % 11.13 % 10.70 % 10.12 % 9.66 %

Penganggura 5.94 % 6.18 % 5.61 % 5.5 % 5.34 %


n
Sumber: Bank Dunia, Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia dan IMF

• Indikator ekonomi selanjutnya adalah kemiskinan. Prosentase jumlah


penduduk miskin pada periode tahun 2014– 2018 mengalami penurunan.
Namun jumlah penurunan tingkat kemiskinan tersebut Jika dihubungkan
dengan pertambahan penduduk maka sebenarnya terdapat indikasi bahwa
tingkat kemiskinan tidak mengalami penurunan, karena penurunan angka
kemiskinan itu dikarenakan jumlah penduduk yang meningkat.
• Namun BPS mencatat disparitas kemiskinan di perkotaan dan perdesaan
masih sangat tinggi. Persentase kemiskinan di perkotaan hanya 6,69% atau
setara 9,9 juta orang, sedangkan di perdesaan mencapai 12,85% atau 15,14
juta. Sehingga masih terdapat jenjang kemakmuran.

‘13 Bisnis Internasional


7 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Komposisi PDB Indonesia: Pertanian, Industri dan Jasa

Tabel di bawah ini menunjukkan perkembangan luar biasa komposisi PDB Indonesia.
Indonesia berubah dari negara yang perekonomiannya sangat bergantung pada pertanian
menjadi negara yang perekonomiannya lebih seimbang, di mana sektor manufaktur (sejenis
industri) kini lebih dominan daripada sektor pertanian. Hal ini juga menyiratkan bahwa
Indonesia mengurangi ketergantungan tradisionalnya pada sektor ekspor primer. Penting
juga untuk dicatat, bahwa bagaimanapun juga ketiga sektor utama tersebut mengalami
ekspansi selama periode yang disebut dibawah ini.

Tabel. Komposisi PDB di Indonesia

Sektor 1965 1980 1996 2010 2017

Pertanian 51 % 24 % 16 % 15 % 14 %

Industri 13 % 42 % 43 % 47 % 40 %

Jasa 36 % 34 % 41 % 38 % 46 %

Sumber: Bank Duna dan CIA World Factbook

Ada asumsi bahwa peran sektor industri akan menguat terhadap PDB Indonesia
sementara sektor pertanian dan jasa akan melemah, karena saat ini sektor manufaktur
adalah sektor yang paling popular di Indonesia untuk investasi asing langsung. Selain itu,
untuk industri-industri inovatif tertentu pemerintah Indonesia memberikan tax holiday
(membebaskan atau mengurangi pajak penghasilan sementara untuk investor asing) dan
dalam waktu yang bersamaan akan menyiapkan insentif-insentif guna merangsang industri
nasional dengan melarang ekspor bahan baku di tahun 2014 (untuk industri pertambangan).
Langkah ini memaksa dunia perindustrian untuk membangun pabrik dan fasilitas
pengolahan untuk menghasilkan produk nilai tambah.

Salah satu ciri khas Indonesia yang cukup menonjol adalah bahwa bagian barat
negeri ini secara signifikan mendapatkan porsi lebih besar berkaitan dengan kontribusinya
terhadap pertumbuhan PDB. Pulau Jawa (terutama Jakarta dan sekitarnya) dan Sumatra

‘13 Bisnis Internasional


8 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berkontribusi lebih dari delapan puluh persen total PDB Indonesia. Alasan utama situasi ini
adalah karena bagian barat Indonesia posisinya lebih dekat dengan Singapura dan
Malaysia. Ketiga wilayah ini dilihat secara historis dulunya sama-sama berfungsi sebagai
pusat kegiatan ekonomi di Asia Tenggara. Sementara itu, bagian timur Indonesia terletaknya
di vakum ekonom dan populasi penduduknya cukup rendah.

Pertumbuhan jumlah penduduk usia kerja produktif yang signifikan diiringi dengan
tingkat kesejahteraan yang relatif lebih baik akan memacu terjadinya pertumbuhan tingkat
konsumsi industri dan rumah tangga yang meningkat. Namun sayangnya, mayoritas
pertumbuhan tingkat konsumsi itu masih didominasi oleh barang-barang impor yang tidak
saja akan mempengaruhi keseimbangan nilai tukar tapi juga berpotensi mendorong
membesarnya potensi terjadinya imported inflation.
Namun permasalahan perekonomian indonesia tidak hanya meliputi masalah-
masalah mikro seperti kekakuan harga, monopoli dan eksternalitas yang memerlukan
intervensi pemerintah. Permasalahan ekonomi juga terjadi dalam lingkup ekonomi makro
yang memerlukan kebijakan pemerintah. Permasalahan ekonomi Indonesia dalam
membangun negara sebenarnya tidak hanya sebatas itu. Inflasi yang tidak terkendali,
ketergantungan terhadap impor dan utang luar negeri merupakan beberapa masalah
pemerintah dalam bidang ekonomi makro.

1. Masalah Kemiskinan
Upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya
Program Inpres Data Tertinggal (IDT), pemberian kredit untuk para petani dan
pengusaha kecil berupa Kredit Usaha Kecil (KUK), Kredit Modal Kerja Permanen
(KMKP), Program Kawasan Terpadu (PKT), Program bapak Angkat, Gerakan
Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA) dan program wajib belajar.
2. Masalah Keterbelakangan.
Jika ditinjau dari segi penguasaan teknologi, indonesia masih dikategorikan negara
berkembang. Ciri lain negara adalah rendahnya tingkat pendapatan dan
pemerataannya, rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan kesehatan, kurang
terpeliharanya fasilitas umum, rendahnya tingkat disiplin masyarakat, rendah tingkat
keterampilan penduduk, rendahnya tingkat pendidikan formal, kurang modal,
kurangnya produktivitas tenaga kerja, serta lemahnya tingkat manajemen usaha.
Untuk mengatasi keterbelakangan ini, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas
SDM, melakukan pertukaran tenaga ahli, melakukan transfer teknologi dari negara-
negara maju.
3. Masalah Pengangguran dan Keterbatasan Kesempatan Kerja.

‘13 Bisnis Internasional


9 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Masalah lain yang dihadapi Indonesia dalan pembangunan di bidang eknomi adalah
masalah lapangan kerja dan pengangguran. Masalah ini saling berhubungan satu
sama lain. Masalah pengangguran timbul karena terjadi  ketimpangan antara jumlah
angkatan kerja yang tersedia. Untuk mengatasi masalah pengangguran dan
terbatasnya kesempatan kerja, pemerintah melakukan pelatihan bagi tenaga kerja
sehingga tenaga kerja memiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang
tersedia, pembukaan investasi-investasi baru, terutama bersifat padat karya(labour
intensive), pemberian penyuluhan dan informasi yang cepat mengenai lapangan
kerja.
4. Masalah Kekurangan Modal
Kekurangan Modal adalah satu ciri penting setiap negara yang memulai proses
pembangunan. Kekurangan ini bukan saja menghambat kecepatan pembangunan
ekonomi yang dapat dilaksanakan tetapi dapat menyebabkan kesulitan negara
tersebut untuk lepas dari kemiskinan.masalah kemiskinan, keterbelakangan,
pengangguran dan kekurangan modal yang terjadi disuatu negara berkembang
disebabkan oleh lingkaran yang sulit diputuskan. Lingkaran keterbelakangan dan
kemiskinan tersebut adalah pendapatan rendah menyebabkan kemampuan investasi
rendah, investasi rendah menyebabkan pemupukan modal rendah, modal rendah
menyebabkan produktivitas rendah, produktivitas rendah menyebabkan pendapatan
rendah dan seterusnya berputar tanpa terputus. Untuk mengatsi masalah-masalah
tersebut, pemeritah harus melakukan suatu program besar sehingga dapat
memutuskan lingkaran setan, misalnya melalui peningkatan kualitas SDM atau
peningkatan investasi menjadi lebih produktif.
5. Masalah Pemerataan Pendapatan
Masalah lain yang dihadapi pemerintah dalam melaksanakan pembangunan
ekonomi adalah masalah pemerataan pembangunan. Pembangunan ekonomi
Indonesia terkonsentrasi hanya di kota-kota besar terutama di Pulau Jawa dan
didominasi oleh kelomok tertentu. Pada hakikatnya, pembangunan nasional adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya sehingga keberhasilan pembangunan
nasional tidak hanya diukur dengan keberhasilan dibidang ekonomi (secara materi)..
6. Inflasi dan Tingkat Pengangguan yang Terus Meningkat
Inflasi atau kenaikan tngkat harga secara umum dan terus menurus bagi sebuah
negara sebenarnya merupakan hal yag wajar, selama tidak melebihi batas normal,
berlangsung singkat dan masih dapat terkendalikan oleh pemerintah. Inflasi ini
dianggap berbahaya karena dapat menyebabkan dampak negatif seperti
menurunkan tingkat kesejahteraan rakyat, memburuknya distribusi pendapatan dan
mengganggu stabilitas ekonomi. Seperti halnya inflasi, pengangguran yang terus

‘13 Bisnis Internasional


10 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
meningkat merupakan masalah bagi pebangunan ekonomi. Pengangguran yang
terus meningkat biasanya berdampak buruk terhadap kehidupan sosial ekonomi
masyarakat dan stabilitas nasional.
7. Ketergantungan Terhadap Impor dan Utang Luar Negeri.
Indonesia masih tergantung akan impor dan utang luar negeri dalam memenuhi
kebutuhan warganya.

Permasalahan Perekonomian Indonesia


Sejak awal kemerdekaan, tentunya Indonesia mempunyai perhatian yang besar
terhadap terciptanya masyarakat yang adil dan makmur. Namun kemiskinan selalu menjadi
permasalahan utama bangsa ini, meskipun sudah banyak program-program yang
dilaksanakan guna menekan angka kemiskinan seperti KUR, BLT, Bansos, dan lainnya,
namun kemiskinan selalu masalah utama.

Indikator ekonomi selanjutnya adalah kemiskinan. Prosentase jumlah penduduk


miskin pada periode tahun 2009 – 2014 mengalami penurunan. Namun jumlah penurunan
tingkat kemiskinan sangat rendah, bahkan pada tahun 2012 sampai dengan 2014 tidak
mengalami perubahan karena hanya bergeser turun sedikit, dari 11,7% menjadi 11,5 dan
11,3%. Jika dihubungkan dengan pertambahan penduduk maka sebenarnya terdapat
indikasi bahwa tingkat kemiskinan tidak mengalami penurunan, karena penurunan angka
kemiskinan itu dikarenakan jumlah penduduk yang meningkat. Fakta ini sungguh
memprihatinkan, karena ternyata pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membanggakan
belum berhasil mengangkat kesejahteraan rakyat. Padahal pemerintah juga sudah
melakukan berbagai program pengentasan kemiskinan (wiwik utami,2015).

Angka kemiskinan di Indonesia memang mengalami penurunan secara perlahan


setiap tahunnya Namun indikator kemiskinan yang digunakan oleh Pemerintah kurang
menjelaskan secara spesifik, karena standar yang digunakan sangatlah rendah apalagi bila
kita membandingkan dengan nilai garis kemiskinan menurut bank dunia yang
mengklasifikasikan penduduk Indonesia berpenghasilan kurang dari USD 1 perhari nya,
maka persentase pada table tersebut tidaklah akurat, itu artinya pada keadaan rill nya
jumlah tersebut lebih besar. Tentunya ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan yang
baru, meskipun penurunan ini diprediksi akan melambat di masa depan namun kelompok
yang berada di paling bawah garis kemiskinan inilah yang harus dibantu untuk bangkit.

Table. Propinsi dengan angka kemiskinan relative tinggi

‘13 Bisnis Internasional


11 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Area Angka (%)
Papua 31.5
Papua Barat 27.1
Nusa Tenggara Timur 20.2
Maluku 19.3
Gorontalo 18.3
Sumber world bank dan BPS

Table. Propinsi dengan angka kemiskinan absolute tinggi

Area Angka (%)


Jawa timur 4.9
Jawa tengah 4.7
Jawa barat 4.4
Sumatra utara 1.4
Lampung 1.1
Sumber world bank dan BPS

Letak geografis Indonesia yang tersebar pulau-pulau dari sabang sampai merauke
menjadikan perbedaan yang begitu besar jumlah angka kemiskinan antar areanya. Jumlah
penduduk yang sedikit dan berada pada lingkup pedesaan menjadikan Indonesia timur
sangat bergantung pada pencaharian sebagai petani. Satu-satunya cara agar mereka keluar
dari garis kemiskinan adalah dengan melakukan migrasi. Sedangkan jumlah penduduk yang
banyak dan rata-rata berada pada lingkut perkotaan, menjadikan Indonesia barat sangat
bergantung pada makanan pokok beras, sehinggga penghasilan yang diperoleh masyarakat
habis untuk membeli beras. Apalagi bila kita melihat tahun 2006 terjadi angka kemiskinan
yang tinggi karena saat itu pemerintah menaikkan harga BBM dan mengurangi subsidi BBM.

Tabel. Perkembangan Tenaga Kerja dan Pengangguran Indonesia


indikator 2005 2009 2010 2011 2012 2013
Penyerapan tenaga Kerja
Sektoral
a. Tradeable 58.16 53.47 52.92 50.98 50.57 49.31
b. Nontradeable 41.84 41.84 46.53 47.08 49.02 50.69
Jenis Usaha
a. Formal 29.78 30.04 32.17 37.77 39.68 39.9
b. Informal 70.22 69.96 67.83 62.23 60.32 60.1
Pendidikan
a. SD ke bawah 56.23 52.64 50.38 49.4 48.62 47.23
b. SMP 19.55 32.4 33.78 34.47 33.82 18.05
c. SMA ke Atas 24.22 14.96 15.85 16.13 17.56 34.72
Pengangguran Berdasarkan Keterampilan
a. Memiliki Keterampilan n.a n.a n.a 87.69 97.54 99.7
b. Tidak Memiliki Keterampilan n.a n.a n.a 12.31 2.46 0.3

‘13 Bisnis Internasional


12 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tentunya tingkat kemiskinan tidak terlepas dari tingkat pengangguran yang ada. Kita
ketahui krisis ekonomi yang melanda asia juga memberikan efek bagi Indonesia, salah
satunya dengan bertambahnya angka pengangguran. Untuk mengatasinya pemerintah terus
mengupayakan pembangunan ekonomi dari segala sector. Meskipun Indonesia telah
mengalami pertumbuhan ekonomi makro yang kuat beberapa tahun ini baik di desa maupun
di perkotaan namun masyarakat Indonesia sebagian besarnya masih bekerja sebagai
tenaga informal, khususnya di sector pertanian. Bila kita melihat pada table 8, sector
pertanian masih menjadi posisi terdepan menyerap tenaga kerja, dibandingkan dengan
sector lainya. Begitupun hal nya dengan pekerja rentan (vulnerable employment), indonesia
memiliki angka vulnerable employment tinggi baik untuk pria maupun wanita, dan mereka
masuk ke dalam kategori sektor informal.

Tingkat kemiskinan yang lambat bergerak turun disebabkan oleh tingkat


pengangguran yang masih relatif tinggi. Tingkat pengangguran pada tahun 2009 sebesar
7,9%, turun menjadi 6,3% pada tahun 2013.
Tahun 2005 - 2013 : menyerap tenaga paling banyak, lebih dari 60% tenaga kerja
bekerja disektor informal. Mengapa ? karena mayoritas pendidikan angkatan kerja adalah
SMA ke bawah. Misal dengan data th 2013 jumlah tenaga kerja lulusan sekolah dasar ke
bawah 47,23% dan SMP sebesar 18,05%, mereka hanya punya peluang untuk bekerja di
sektor informal. Mereka yang berpendidikan SMA ke atas adalah sebesar 34,72%,
mempunyai peluang jauh lebih besar untuk bekerja disektor formal.

Table. Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan
utama tahun 2012 – 2013.
Lapangan pekerjaan utama Feb 2012 Agust 2012 Feb 2013 Agust 2013

Pertanian 42.36 39.92 41.11 39.22

Industri 14.39 15.62 15.00 14.96

Konstruksi 6.18 6.87 6.97 6.35

Perdagangan 24.48 23.60 25.36 24.10

Transportasi, pergudangan dan 5.26 5.07 5.30 5.10


komunikasi

Keuangan 2.81 2.69 3.04 2.90

Jasa kemasyakatan 17.68 17.38 17.84 18.45

Lainnya 1.92 1.86 1.82 1.68

Sumber: BPS

‘13 Bisnis Internasional


13 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Hal ini jelas menjadi perhatian pemerintah, bahwa sektor industri sektor yang paling
popular di Indonesia untuk investasi asing langsung, selain itu untuk industri tertentu
pemerintah memberikan tax holiday atau mengurangi pajak insentif guna merangsang
industri nasional dengan melarang ekspor bahan baku di tahun ini (tambang). Tentunya
langkah ini memaksa pemangku pasar dan investor untuk membangun pabrik dan fasilitas
pengolahan guna menghasilkan produk nilai tambah. Namun pembangunan infrastruktur
harus juga dilakukan dengan merata agak pertumbuhan industri tumbuh meningkat
mengingat infrastruktur Indonesia menempati peringkat 61 dari 144 negara. Peringkat ini
masih di bawah Thailand yang berada pada posisi 47 dan Malaysia di peringkat 29 (review
The Global Competitiveness Report 2013-2014). Panjang jalan raya di Indonesia yang
sepanjang 502 kilometer, tidak sebanding dengan luas daratannya yang mencapai
1.919.443 kilometer persegi., hal ini tidak mampu menunjang aktivitas ekonomi secara
optimal, begitu juga dengan infrastruktur udara dan laut. Apalagi perbedaan area juga
sangat menonjol, dimana Indonesia bagian barat lebih mendapatkan porsi lebih besar
berkaitan dengan pertumbuhan PDB, dengan alasan karena Pulau Jawa dan Sumatra
berdekatan dengan pusat ekonomi di asia tenggara yakni Singapore dan Malaysia,
dibandingkan dengan Indonesia bagian timur yang terletak di vacum ekonomi dan populasi
penduduk yang rendah.
Permasalah perekonomian Indonesia lainnya adalah paragdigma perencana
(pemimpin) daerah yang terlalu pro-growth dan pro-modal besar (asing). Kemudian
desentralisasi tanpa diikuti demokratisasi ekonomi yang mengakibatkan eksploitasi daerah
oleh pusat (modal asing). Dan Indonesia selama ini lebih banyak mengandalkan pada
sumber daya alam (mineral, tambang, minyak) sebagai pendapatan Negara sehingga
inovasi rendah. Bisnis yang mengandalkan sumber daya alam yang tidak terbarukan ini
sangat rentan dengan ancaman kerusakan lingkungan.
Dalam lteratur ekonomi pembangunan, selain sebagai sumber peningkatan taraf
hidup penduduk, pertumbuhan ekonomi juga merupakan proses utama yang dapat
membawa perekonomian menuju tahap yang lebih maju. Salah satu pengertian tentang
perekonomian maju adalah apabila perekonomian itu mampu tumbuh secara berkelanjutan
dalam jangka panjang berdasarkan peningkatan produktivitas yang berkelanjutan. Diukur
dengan criteria ini, perekonomian nusantara tidak berhasil maju meskipun mengalami masa-
masa pertumbuhan yang panjang dalam kurun waktu dua abad.
Menurut boediono dalam bukunya Indonesia dalam lintasan sejarah, terdapat
catatan penting bahwa kekuasaaan politik dan ekonomi yang saling mengontrol satu sama
lain tidak harus berarti bahwa keduanya selalu berkonfrontasi satu sama lain, tidak harus
pula yang satu menganggap yang lain sebagai “musuh” . situasi yang ideal sebenarnya

‘13 Bisnis Internasional


14 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
adalah apabila kekuatan politik dan kekuatan ekonomi dapat mencari titik – titik temu untuk
bersinergi mencapai sasaran bersama jangka panjang bangsa.

Daftar Pustaka
1. Santosa, Iwan.(2013). Perekonomian Indonesia: Masalah, Potensi, dan Alternatif
Solusi. Graha Ilmu.
2. Tambunan, Tulus.(2012). Perekonomian Indonesia: Kajian Teoritis dan analisis
empiris. Ghalia Indonesia.
3. Basri, Faisal.(2010). Perekonomian Indonesia. Erlangga. Indonesia.
4. Boediono. (2016). Ekonomi Indonesia: Dalam Lintasan Sejarah. PT. Mizan Pustaka
5. www.bps.co.id
6. www.data.worldbank.org
7. https://books.google.co.id/books?
id=mfY8DwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=perekonomian+indonesia&hl=id&sa=X
&ved=0ahUKEwigtOmTgd7kAhWt7nMBHaW-
DXwQ6AEILjAB#v=onepage&q=perekonomian%20indonesia&f=false
8. https://books.google.co.id/books?
id=TnUmDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=perekonomian+indonesia&hl=id&sa=
X&ved=0ahUKEwigtOmTgd7kAhWt7nMBHaW-
DXwQ6AEINTAC#v=onepage&q=perekonomian%20indonesia&f=false

‘13 Bisnis Internasional


15 Rieke Pernamasari, SE,M.Ak
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai