Perekonomian Indonesia
Ciri Perekonomian
Indonesia dan
permasalahanya
Abstract Kompetensi
Indonesia merupakan negara yang memiliki ekonomi tinggi dengan potensi yang
menjadi perhatian Internasional. Bahkan beberapa tahun terakhir, ekonomi Indonesia telah
tumbuh mencapai rata-rata 5 – 6 % pertahunnya, angka ini memang lebih lambat dibandikan
dengan China yang pertumbuhannya ekonominya di angka 10 % namun Indonesia terhitung
relative masih lebih cepat dibandingkan sebagian besar Negara lainnya terutama di ASEAN.
Contoh real nya pada saat krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 – 2009,
Indonesia bila dibandingkan dengan Negara asia lainnya, masuk ke dalam kategori PDB
tinggi saat itu.
Namun berdasarkan data statistic dunia seperti ditulis oleh Krisnamukti (2009),
Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia adalah penghasil pertanian
terbesar keenam dunia dengan nilai keluaran sekitar 60 miliar dollar Amerika Serikat (2007).
Indonesia adalah produsen biji-bijian pangan (sereal) terbesar kelima dan produsen buah-
buahan terbesar kesepuluh di dunia. Indonesia juga produsen beras nomor tiga di dunia
setelah Cina dan India, meskipun juga merupakan konsumen terbesar ketiga dunia.
Indonesia juga termasuk nomor tiga untuk karet dan kakao, nomor empat untuk kopi, dan
nomor enam untuk teh.
Begitu besarnya bangsa Indonesia yang sudah dikaruniai kelimpahan kekayaan
alam yang luar biasa telah turut memberikan kemakmuran bagi dunia. Namun di tengah
kebesaran dalam jumlah dan angka-angka Indonesia tersebut, kiranya sungguh prihatin
Beberapa indicator ekonomi makro yang dapat dilihat adalah pertumbuhan ekonomi,
inflasi, pendapatan per kapita, pengangguran dan kemiskinan, dapat di lihat pada table
dibawah ini:
Tabel . Indikator Ekonomi
Penduduk 255,1 jt jiwa 258,2 jt jiwa 261,1 jt jiwa 263,9 jt jiwa 266,7 jt jiwa
Tabel di bawah ini menunjukkan perkembangan luar biasa komposisi PDB Indonesia.
Indonesia berubah dari negara yang perekonomiannya sangat bergantung pada pertanian
menjadi negara yang perekonomiannya lebih seimbang, di mana sektor manufaktur (sejenis
industri) kini lebih dominan daripada sektor pertanian. Hal ini juga menyiratkan bahwa
Indonesia mengurangi ketergantungan tradisionalnya pada sektor ekspor primer. Penting
juga untuk dicatat, bahwa bagaimanapun juga ketiga sektor utama tersebut mengalami
ekspansi selama periode yang disebut dibawah ini.
Pertanian 51 % 24 % 16 % 15 % 14 %
Industri 13 % 42 % 43 % 47 % 40 %
Jasa 36 % 34 % 41 % 38 % 46 %
Ada asumsi bahwa peran sektor industri akan menguat terhadap PDB Indonesia
sementara sektor pertanian dan jasa akan melemah, karena saat ini sektor manufaktur
adalah sektor yang paling popular di Indonesia untuk investasi asing langsung. Selain itu,
untuk industri-industri inovatif tertentu pemerintah Indonesia memberikan tax holiday
(membebaskan atau mengurangi pajak penghasilan sementara untuk investor asing) dan
dalam waktu yang bersamaan akan menyiapkan insentif-insentif guna merangsang industri
nasional dengan melarang ekspor bahan baku di tahun 2014 (untuk industri pertambangan).
Langkah ini memaksa dunia perindustrian untuk membangun pabrik dan fasilitas
pengolahan untuk menghasilkan produk nilai tambah.
Salah satu ciri khas Indonesia yang cukup menonjol adalah bahwa bagian barat
negeri ini secara signifikan mendapatkan porsi lebih besar berkaitan dengan kontribusinya
terhadap pertumbuhan PDB. Pulau Jawa (terutama Jakarta dan sekitarnya) dan Sumatra
Pertumbuhan jumlah penduduk usia kerja produktif yang signifikan diiringi dengan
tingkat kesejahteraan yang relatif lebih baik akan memacu terjadinya pertumbuhan tingkat
konsumsi industri dan rumah tangga yang meningkat. Namun sayangnya, mayoritas
pertumbuhan tingkat konsumsi itu masih didominasi oleh barang-barang impor yang tidak
saja akan mempengaruhi keseimbangan nilai tukar tapi juga berpotensi mendorong
membesarnya potensi terjadinya imported inflation.
Namun permasalahan perekonomian indonesia tidak hanya meliputi masalah-
masalah mikro seperti kekakuan harga, monopoli dan eksternalitas yang memerlukan
intervensi pemerintah. Permasalahan ekonomi juga terjadi dalam lingkup ekonomi makro
yang memerlukan kebijakan pemerintah. Permasalahan ekonomi Indonesia dalam
membangun negara sebenarnya tidak hanya sebatas itu. Inflasi yang tidak terkendali,
ketergantungan terhadap impor dan utang luar negeri merupakan beberapa masalah
pemerintah dalam bidang ekonomi makro.
1. Masalah Kemiskinan
Upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya
Program Inpres Data Tertinggal (IDT), pemberian kredit untuk para petani dan
pengusaha kecil berupa Kredit Usaha Kecil (KUK), Kredit Modal Kerja Permanen
(KMKP), Program Kawasan Terpadu (PKT), Program bapak Angkat, Gerakan
Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA) dan program wajib belajar.
2. Masalah Keterbelakangan.
Jika ditinjau dari segi penguasaan teknologi, indonesia masih dikategorikan negara
berkembang. Ciri lain negara adalah rendahnya tingkat pendapatan dan
pemerataannya, rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan kesehatan, kurang
terpeliharanya fasilitas umum, rendahnya tingkat disiplin masyarakat, rendah tingkat
keterampilan penduduk, rendahnya tingkat pendidikan formal, kurang modal,
kurangnya produktivitas tenaga kerja, serta lemahnya tingkat manajemen usaha.
Untuk mengatasi keterbelakangan ini, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas
SDM, melakukan pertukaran tenaga ahli, melakukan transfer teknologi dari negara-
negara maju.
3. Masalah Pengangguran dan Keterbatasan Kesempatan Kerja.
Letak geografis Indonesia yang tersebar pulau-pulau dari sabang sampai merauke
menjadikan perbedaan yang begitu besar jumlah angka kemiskinan antar areanya. Jumlah
penduduk yang sedikit dan berada pada lingkup pedesaan menjadikan Indonesia timur
sangat bergantung pada pencaharian sebagai petani. Satu-satunya cara agar mereka keluar
dari garis kemiskinan adalah dengan melakukan migrasi. Sedangkan jumlah penduduk yang
banyak dan rata-rata berada pada lingkut perkotaan, menjadikan Indonesia barat sangat
bergantung pada makanan pokok beras, sehinggga penghasilan yang diperoleh masyarakat
habis untuk membeli beras. Apalagi bila kita melihat tahun 2006 terjadi angka kemiskinan
yang tinggi karena saat itu pemerintah menaikkan harga BBM dan mengurangi subsidi BBM.
Table. Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan
utama tahun 2012 – 2013.
Lapangan pekerjaan utama Feb 2012 Agust 2012 Feb 2013 Agust 2013
Sumber: BPS
Daftar Pustaka
1. Santosa, Iwan.(2013). Perekonomian Indonesia: Masalah, Potensi, dan Alternatif
Solusi. Graha Ilmu.
2. Tambunan, Tulus.(2012). Perekonomian Indonesia: Kajian Teoritis dan analisis
empiris. Ghalia Indonesia.
3. Basri, Faisal.(2010). Perekonomian Indonesia. Erlangga. Indonesia.
4. Boediono. (2016). Ekonomi Indonesia: Dalam Lintasan Sejarah. PT. Mizan Pustaka
5. www.bps.co.id
6. www.data.worldbank.org
7. https://books.google.co.id/books?
id=mfY8DwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=perekonomian+indonesia&hl=id&sa=X
&ved=0ahUKEwigtOmTgd7kAhWt7nMBHaW-
DXwQ6AEILjAB#v=onepage&q=perekonomian%20indonesia&f=false
8. https://books.google.co.id/books?
id=TnUmDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=perekonomian+indonesia&hl=id&sa=
X&ved=0ahUKEwigtOmTgd7kAhWt7nMBHaW-
DXwQ6AEINTAC#v=onepage&q=perekonomian%20indonesia&f=false