Teori Akuntansi
Conceptual Framework
04
FEB S1.Akuntansi W321700016 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Abstract Kompetensi
Dalam bab ini dibahas tentang pentingnya Agar mahasiswa dapat memahami alasan
conceptual framework, isi conceptual pentingnya conceptual framework, isi
framework, kritikan atas proses conceptual framework, kritikan atas
conceptual framework. proses conceptual framework.
Pengertian Kerangka Konseptual (Conseptual
Framework)
Kerangka Konseptual dalam perekayasaan akuntansi, jawaban atas
pertanyaan perekayasaan akan menjadi konsep-konsep terpilih yang dituangkan
dalam dokumen resmi yang di Amerika disebut kerangka konseptual (conseptual
framework). Bila operasi akuntansi dianalogikan dengan kegiatan kenegaraan,
kerangka konseptual dapat dianalogikan dengan konstitusi, sedangkan prosesnya
dapat dianalogikan dengan proses pemikiran dalam pembuatan konstitusi Negara.
Karena faktor lingkungan dan kebutuhan unik tiap negara harus dipertimbangkan,
kerangka konseptual yang dikembangkan dalam negara yang satu dapat berbeda
dengan kerangka konseptual negara yang lain. Dengan kata lain, kerangka
konseptual akan unik untuk tiap negara. Kerangka konseptual sebagai dokumen
resmi hasil perekayasaan sering disebut pula sebagai seperangkat prinsip umum (a
set of broad principles), seperangkat doktrin (a body of doctrine), atau suatu struktur
konsep-konsep yang terpadu atau saling berkaitan (a structure or scheme of
interrelated ideas). Secara resmi, Financial Accounting Standards Board (FASB)
mendeskripsi kerangka konseptual sebagai:"
Apa yang dikemukakan Kam di atas sejalan dengan apa yang ditegaskan
oleh FASB dalam tiap pengantar pernyataan konsep. FASB menegaskan bahwa
FASB sendirilah yang akan banyak memanfaatkan kerangka konseptual karena
kerangka konseptual akan memberi FASB suatu landasan umum dan penalaran
dasar (a common foundation and basic reasoning) untuk mempertimbangkan
keunggulan dan kelemahan alternatif-alternatif dalam pengembangan standar
1. Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan industri
atau ekonómi secara keseluruhan.
2. Lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan (approximation)
daripada hasil perhitungan yang pasti.
3. Sebagian besar merefleksi pengaruh transaksi dan kejadian yang telah terjadi
(historis).
4. Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh mereka
yang mengambil keputusan tentang badan usaha.
5. Penyediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan biaya (cost)
sehingga pertimbangan biaya-manfaat dapat membatasi apa yang harus
dilaporkan.
1. Tujuan pelaporan didasarkan pada keperluan para pemakai eksternal yang tidak
mempunyai autoritas untuk menentukan atau akses untuk memperoleh informasi
yang mereka perlukan sehingga mereka harus menggantungkan diri pada
infarmasi yang disampaikan oleh manajemen kepada mereka.
2. Oleh karena itu, tujuan pelaporan disusun atas dasar gagasan bahwa
kemampuan perusahaan untuk menciptakan aliran kas yang menguntungkan
merupakan fokus atau kepentingan umum/bersama (common interest) dari
berbagai pemikai informasi. Dengan kata lain, meskipun lingkup tujuan
pelaporan harus cukup luas, berbagai pemakai dianggap banyak
berkepentingan dengan keputusan investasi dan kredit.
3. Tujuan pelaporan berkaitan dengan penyediaan informasi luas untuk melayani
keputusan investasi dan kredit bukan hanya dengan informasi yang dapat
dituangkan dalam bentuk statemen keuangan. Dengan kata lain, tujuan
pelaporan lebih diarahkan untuk pelaporan keuangan (financial reporting) dan
tidak hanya untuk statemen keuangan (financial statements).
Aset merupakan elemen spesifik dari sumber daya ekonomik badan usaha
(elemen umum 2). Kewajiban dan ekuitas merupakan elemen spesifik dari klaim
terhadap sumber daya dari entitas lain dan pemilik. Aset, kewajiban, dan ekuitas
merepresentasi posisi keuangan sebagai informasi semantik. Aliran kas dari
kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan merupakan elemen spesifik aliran kas
bersih (elemen umum 1). Investasi, distribusi, laba komprehensif, pendapatan,
biaya, untung, dan rugi merepresentasi perubahan ketiga elemen posisi keuangan
akibat transaksi, kejadian, atau keadaan yang dibarengi dengan perubahan dalam
ekuitas.
Ada tiga jenis perubahan akibat transaksi, kejadian, atau kendaan yaitu
perubahan yang tidak mempengaruhi ekuitas, yang mempengaruhi ekuitas dan
elemen lain, dan yang hanya mempengaruhi ekuitas. Walaupun elemen-elemen di
atas berpaut untuk organisasi bisnis dan nonbisnis.
Pandangan ketiga atas aktiva muncul dari persepsi neraca sebagai bukan
bagian dari laporan posisi keuangan, tetapi sebagai bagian dari "laporan sumber dan
komposisi modal perusahaan." Menurut pandangan ini, aktiva membentuk
"komposisi saat ini dari modal yung diinvestasikan." jika kita mengeluarkan masalah
elemen "beban yang ditangguhkan" (deferred charges) dari laporan posisi
keuangan, definisi mengenai aktiva yang dinyatakan oleh ketiga pandangan yang
berbeda ini memiliki karakteristik umum sebagai berikut:
1. Aktiva menggambarkan potensi arus kas yang akan diterima perusahaan.
2. Keuntungan potensial yang diterima oleh perusahaan.