UJIAN PRAKTIK
Kolaborasi Mata Pelajaran Seni Budaya, Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa
TEMA
Cerita Daerah Setempat Nusantara Kreatif Tinggi Kekinian
JUDUL
LEGENDA KEONG MAS
Raja daha mempunyai 2 orang putri yang bernama Dewi Galuh dan Candra Kirana. Penyihir
muncul dan menyihir Candra Kirana menjadi keong. Candra Kirana hanyut ke sungai sampai
di temukan oleh seorang nenek tua bernama Mbok Rondo di Desa Dadapan. Sementara itu,
Raden Inu tak mau diam saat dirinya mengetahui bahwa Candra Kirana hilang. Raden Inu
mencarinya ke dalam hutan dan bertemu petapa tua. Petapa itu akhirnya menyuruh Raden Inu
untuk pergi ke Desa Dadapan. Raden Inu kemudian menemukan Candra Kirana di sebuah
pondok di Desa Dadapan.
Pesan moral
“berbuat baiklah pada semua orang apalagi saudara sendiri karena kebaikan membawamu
pada keindahan sedangkan kejahatan akan membawamu pada kesengsaraan.”
Lembar Pengesahan
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas naskah drama yang
berjudul “Keong Mas”. Atas dukungan moral dan materil yang di berikan dalam penyusunan
naskah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada, Ibu Kepala Sekolah Ibu Sunarti,
S.Pd.,M.Pd. yang telah memeberikan fasilitas serta dukungannya, Pak Iftato’uddin A Haris,
S.Pd.,M.Pd., Pak Pasan S.Pd., Bu Whike Fadilah Astarina S.Pd. Selaku Guru Bahasa
Indonesia, Bu Sulistyowati S.Pd., Bu Kholisoh S.Pd. Selaku Guru Bahasa Jawa, Bu Ellin Sri
Sundari S.Pd., Bu Anita Omega Atakusuma S.Pd., Selaku Guru Seni Budaya, Semua Bapak
Ibu Dewan Guru yang mengajar di SMP NEGERI 1 JOGOROTO, Semua pihak yang telah
membantu untuk menyelesaikan naskah drama ini.
Penulis menyadari bahwa naskah drama ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca untuk penyempurnakan naskah drama ini.
Penulis
Nama Anggota
Putri Manda Saras Wati Sebagai Kirana Yulia Tri Susanti Sebagai Mbok Rondo
Umur : 22 thn Umur : 60 thn
Watak : Baik Hati dan Sabar Watak : Baik Hati
ADEGAN 1
Di Istana Kerajaan Daha , hiduplah seorang Raja bernama Raja Daha bersama dua putrinya
yang cantik jelita. Putrinya yang bernama Dewi Galuh dan Candra Kirana, Candra Kirana
adalah seorang perempuan yang ramah dan cantik. Dia akan dinikahkan dengan pangeran
dari kerajaan kahuripan, Raden Inu kertapati.
Kirana : ( Menghampiri)
“ Wonten nopo, yah?”
Raja Daha : “ Iya, putriku. Ada yang ingin ayah sampaikan pada kalian berdua. Besok,
Raden Inu Kertapati dari kerajaan Kahuripan akan datang kemari.”
Ajeng : “ Pripun yah? Hubungane kaleh kulo lan adek nopo nggeh?”
Raja Daha : “ Ayah sudah membuat perjanjian dengan Ayahnya, bahwa Ayah akan
menikahkan salah satu putri Ayah dengan Raden Inu.”
Raja Daha : “ Kami sudah sepakat untuk menikahkan Candra Kirana dengan Raden Inu.”
Raja Daha : “ Benarkah putriku? Kalau begitu memang tidak salah, Ayah memilihmu
sebagai calon isteri Raden Inu. Ayo, kita persiapkan segala sesuatunya untuk menyambut
kedatangan Raden Inu besok.”
Ajeng : “ Aku tidak setuju mengenai pernikahan ini! Kenapa harus Kirana yang dipilih dan
bukan aku!? Padahal secara nyata jelas aku yang lebih cantik dari dia!! Huh, ini tidak adil!
Hanya aku satu-satunya yang menjadi istri Raden Inu!! Hanya aku, bukan Kirana! Sekarang
apa yang harus kulakukan?”
( Berpikir keras sembari mondar-mandir)
“ AHA! Aku punya Ide yang cemerlang!”
ADEGAN 2
Galuh Ajeng yang membuat sebuah rencana buruk untuk Kirana segera pergi ke dalam
hutan untuk menemui seorang penyihir.
“ Oh..ya..ya…ya aku mengerti maksudmu. Lalu kamu ingin aku melakukan apa untuk
Kirana? Mengutuknya?? Kutukan apa yang kamu inginkan? Berupa racun mematikan atau
aku mengutuknya terkena tetanus!!?”
Ajeng : “ Semuanya aku serahkan padamu! Yang jelas aku ingin Kirana
menderita!!”
Penyihir : “ Oke, aku akan mengutuk Candra Kirana sehingga dia tidak dapat menikah
dengan Raden Inu!!”
ADEGAN 3
Keesokan harinya Candra Kirana pergi ke sungai yang berada di dekat rumahnya. Dia duduk
di pinggir sungai, tiba – tiba penyihir yang buruk rupa datang menghampirinya.
Penyihir : “ Diam! Aku ke sini untuk mengutukmu menjadi keong!! Saudaramu yang
menyuruhku untuk mengutukmu! Hwahahaha!!”
Penyihir : “ Ya iyalah! Masa ya iya dong?? Hwahahaha!!!! Kamu hanya akan menjadi
manusia pada waktu siang hari, tapi bila menjelang malam, kamu akan kembali menjadi
keong!! Kutukan ini akan berakhir bila kamu bertemu dengan Raden Inu!! Hwahahaha
ADEGAN 4
Candra Kirana telah dikutuk menjadi keong mas. Dan terdampar begitu saja di pinggiran
sungai hingga dia hanyut ke sungai dan sampai di Desa Dadapan. Suatu hari, ada seorang
perempuan sedang mencari ikan di sungai. Dia menemukan keong mas itu, dan membawanya
pulang.
Mbok Rondo : “ Oh, keong yang sangat cantik!! Aku akan membawanya pulang!”
Mbok Rondo : “ Hufh, sampai jam segini aku belum juga mendapatkan ikan. Aku harus
mencari ikan lagi, kalau tidak mendapat ikan, aku mau makan apa?”
( Pergi keluar untuk mencari ikan)
Kirana : “ Loh, kenapa aku bisa di sini? Oh iya, tadi kan ada seorang Mbok Rondo
yang membawaku. Kasihan sekali Mbok Rondo itu, untuk makan saja dia harus mencari ikan
terlebih dahulu. Aku akan membuatkan makanan untuknya.”
Kirana : “ Aku harus cepat, Hari sudah mulai gelap.”
Kirana : “ AAAAA!!!”
Mbok Rondo : “ Sialan! Hari ini ikan-ikan pada kemana sih? Mau makan apa hari ini!?”
( Terkejut melihat ada makanan di atas meja)
“ Wow, darimana makanan ini datang?? Kelihatannya lezat sekali!! Siapa yang berbaik hati
memberikannya untukku ya? Ya, sudahlah…yang penting sekarang aku makan dulu.”
ADEGAN 5
Keesokan harinya, Kirana kembali menyediakan makanan untuk Mbok Rondo. Tapi dia tidak
tahu kalau hari ini Mbok Rondo akan pulang lebih cepat dari biasanya karena lagi-lagi tidak
memperoleh ikan.
Kirana : “ Mumpung Mbok Rondo belum pulang lebih baik aku segera menyiapkan
makanan untuknya…”
( menata makanan di atas meja)
Kirana : “ Panjenengan sing mbeto kula mbok. Kula keong mas sing njenengan
temoaken kala winggi mbok…”
Kirana :” Kula disabda dados keong mas mbok. Dulur kula ngutus dukun, Amergi iri
kaleh kula.”
ADEGAN 6
Raden Inu yang telah mengetahui bahwa Candra kirana yang menghilang dari kerajaan segera
menghampiri Raja Daha.
Raden Inu : “ Tuanku, sebenarnya kemana Chandra Kirana akhir-akhir ini aku tidak
melihatnya?”
Raja Daha : “ Saya yakin kamu tidak akan mempercayai berita ini. Dia sudah menghilang
sejak beberapa hari terakhir ini!”
Raden Inu : “ Tidak! Apakah itu benar, tuanku! Kalau begitu aku akan mencarinya, dan aku
akan berpura-pura menjadi rakyat biasa.
Raja Daha : “Baik lah jika kau menginginkan nya carilah sampai dia ketemu”
Setelah itu Raden Inu mengembara mencari Candra Kirana. Hingga akhirnya dia bertemu
seorang petapa yang sedang duduk bersandar di pohon.
Raden Inu : “Kek, mengapa engkau duduk dan diam saja di situ?”
Petapa : “Aku belum makan sama sekali anak muda, aku sangat lapar.”
Raden Inu : “ Kalau begitu marilah makan bersamaku kek, aku membawa cukup bekal
hari ini.”
Pepatapa : “ Anak muda, Aku tahu engkau sedang mencari seseorang carilah dia ke
desa dadapan.”
ADEGAN 7
Sembari makan Raden Inu menceritakan semua kepada petapa itu, Tanpa ia sadari petapa itu
adalah petapa yang sangat sakti hingga akhirnya petapa itu menyuruh Raden Inu untuk pergi
ke Desa Dadapan. Sampainya Raden Inu di Desa Dadapan ia sangat kelelahan dan ia
menghampiri sebuah pondok.
Raden Inu : “ Ah,…di sana ada pondok! Mungkin aku bisa numpang istirahat di sana untuk
sementara waktu dan setidaknya aku mendapat seteguk air. Aku merasa lelah sekali setelah
berjalan sejauh ini.”
( Menghampiri pondok itu)
“ Permisi!!...”
Raden Inu : “ Itu tidak penting. Yang jelas aku gembira karena sudah menemukanmu.
Berhari-hari aku mencarimu. Ayo, pulang... ayahmu sudah menunggu, dia tidak sabar ingin
bertemu denganmu.”
Mbok Rondo : “ Tidak apa-apa, Kirana. Kamu pulanglah, pasti kamu merindukan
keluargamu.”
Raden Inu : “ Begini saja, Mbok Rondo akan kita bawa ke Istana dan hidup bersama kita
bila kita nanti menikah. Mbok Rondo, ayo kita pergi ke Kerajaan Daha.”
Demikian Naskah Drama Ujian Praktik ini telah penulis susun sesuai dengan data-data yang
telah di dapatkan dan telah diolah menggunakan literatur-literatur yang telah disebutkan
sebelumnya.
Karena keterbatasan pengetahuan penulis dalam penyusunan naskah drama ujian praktik ini.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh
karenanya, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuannya dalam penyusunan laporan proyek akhir ini. Semoga laporan proyek akhir ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.