Teperdaya
Penulis:
Menuk Hardaniwati
menukhardaniwati@yahoo.com
Bengkarung Teperdaya
Penulis : Menuk Hardaniwati
Penyunting : Sulastri
Ilustrator : Giant Sugianto
Penata Letak: Asep Lukman Arif Hidayat
Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun
tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan
artikel atau karangan ilmiah.
ISBN: 978-979-069-275-6
1. KESUSASTRAAN RAKYAT-MINANGKABAU
2. CERITA RAKYAT-SUMATERA BARAT
Kata Pengantar
Karya sastra tidak hanya rangkaian kata demi kata, tetapi berbicara tentang
kehidupan, baik secara realitas ada maupun hanya dalam gagasan atau cita-cita manusia.
Apabila berdasarkan realitas yang ada, biasanya karya sastra berisi pengalaman hidup,
teladan, dan hikmah yang telah mendapatkan berbagai bumbu, ramuan, gaya, dan imajinasi.
Sementara itu, apabila berdasarkan pada gagasan atau cita-cita hidup, biasanya karya
sastra berisi ajaran moral, budi pekerti, nasihat, simbol-simbol filsafat (pandangan hidup),
budaya, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Kehidupan itu
sendiri keberadaannya sangat beragam, bervariasi, dan penuh berbagai persoalan serta
konflik yang dihadapi oleh manusia. Keberagaman dalam kehidupan itu berimbas pula pada
keberagaman dalam karya sastra karena isinya tidak terpisahkan dari kehidupan manusia
yang beradab dan bermartabat.
Karya sastra yang berbicara tentang kehidupan tersebut menggunakan bahasa sebagai
media penyampaiannya dan seni imajinatif sebagai lahan budayanya. Atas dasar media
bahasa dan seni imajinatif itu, sastra bersifat multidimensi dan multiinterpretasi. Dengan
menggunakan media bahasa, seni imajinatif, dan matra budaya, sastra menyampaikan
pesan untuk (dapat) ditinjau, ditelaah, dan dikaji ataupun dianalisis dari berbagai sudut
pandang. Hasil pandangan itu sangat bergantung pada siapa yang meninjau, siapa yang
menelaah, menganalisis, dan siapa yang mengkajinya dengan latar belakang sosial-budaya
serta pengetahuan yang beraneka ragam. Adakala seorang penelaah sastra berangkat
dari sudut pandang metafora, mitos, simbol, kekuasaan, ideologi, ekonomi, politik, dan
budaya, dapat dibantah penelaah lain dari sudut bunyi, referen, maupun ironi. Meskipun
demikian, kata Heraclitus, “Betapa pun berlawanan mereka bekerja sama, dan dari arah
yang berbeda, muncul harmoni paling indah”.
Banyak pelajaran yang dapat kita peroleh dari membaca karya sastra, salah satunya
membaca cerita rakyat yang disadur atau diolah kembali menjadi cerita anak. Hasil membaca
karya sastra selalu menginspirasi dan memotivasi pembaca untuk berkreasi menemukan
sesuatu yang baru. Membaca karya sastra dapat memicu imajinasi lebih lanjut, membuka
pencerahan, dan menambah wawasan. Untuk itu, kepada pengolah kembali cerita ini kami
ucapkan terima kasih. Kami juga menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
kepada Kepala Pusat Pembinaan, Kepala Bidang Pembelajaran, serta Kepala Subbidang
Modul dan Bahan Ajar dan staf atas segala upaya dan kerja keras yang dilakukan sampai
dengan terwujudnya buku ini.
Semoga buku cerita ini tidak hanya bermanfaat sebagai bahan bacaan bagi siswa
dan masyarakat untuk menumbuhkan budaya literasi melalui program Gerakan Literasi
Nasional, tetapi juga bermanfaat sebagai bahan pengayaan pengetahuan kita tentang
kehidupan masa lalu yang dapat dimanfaatkan dalam menyikapi perkembangan kehidupan
masa kini dan masa depan.
I
Sekapur Sirih
mite, dan fabel yang dapat dijadikan teladan. Oleh karena itu, isi cerita
Menuk Hardaniwati
II
Daftar Isi
Kata Pengantar
Sekapur Sirih
Daftar Isi
5. Teperdaya …….................…………….…........…... 28
Biodata
III
Bengkarung, Sang Penguasa Rimba Belantara
Biasanya, danau itu ramai oleh angsa dan itik yang berenang
1
2
sambil berkejar-kejaran, tetapi pagi ini tak tampak seekor pun
3
patuh kepadanya. Selain karena bisa yang sangat mematikan,
menawan itu.
4
”Mengapa wajahmu murung?”
serius kata demi kata yang diucapkan Kuda Poni. Setelah itu,
5
Bengkarung meninggalkan Kuda Poni yang masih berada di
6
“Pengawal, apa kamu mempunyai ide, bagaimana cara
7
Musuh Dalam Selimut
akan kekejaman sang penguasa rimba itu. Tidak ada satu pun
8
tidak semulus kulitku yang licin ini. Ia tidak bisa berganti kulit
hatinya geram.
binatang.”
itu.” Niat itu yang selalu ada di dalam pikiran Ular Tedung.
9
10
Sebuah Tantangan
11
Rombongan Ular Tedung mulai menuruni tebing, lalu satu
dan akan terpisah dari rombongan. Selain itu, ada musuh yang
setiap saat.
rombongan itu.
12
Kedatangan Ular Tedung disambut dengan pesta yang
pengawalnya.
13
14
“Pengawalku, hari ini kita kedatangan tamu yang tidak
15
bertindak. Pemimpin rombongan masih memikirkan cara
Bengkarung.
Bengkarung.
16
“Aku ingin tahu, apa resepnya sehingga kamu disegani oleh
17
itulah, aku ke sini hendak menantangmu, bisa siapa kiranya
mereka.”
18
Kelicikan Ular Tedung
19
“Ular Tedung, sudah aku katakan kepadamu bahwa
ada yang aku takuti. Adapun kekuatan bisaku yang telah aku
semuanya mati oleh bisaku,” jawab Ular Tedung tidak mau kalah.
dengan geram.
20
21
Pengawal mulai mencari tempat yang dianggap cocok
terdengar.
22
Jangkrik pun mulai mengalunkan suaranya untuk
23
Pengawal Bengkarung sudah mempersiapkan tempat
itu. Ia sangat yakin bahwa dia yang akan menang dalam adu
24
Ternyata, Ular Tedung sangat licik dalam melakukan
25
Pagi ini di suatu padang yang cukup luas, Bengkarung
kepada Bengkarung.
26
Ular Tedung sengaja memberi kesempatan Bengkarung
27
“Baiklah, aku akan menunjukkan kekuatan bisaku.”
28
Tedung ingin membuktikan bahwa semburan bisa Bengkarung
29
Teperdaya
berhenti.
ini.”
30
“Ssssttttt …,” bunyi desis dari mulut Bengkarung. Lalu,
31
kedatangan kembali Ular Tedung. Bengkarung tidak sadar
memperdayanya.
32
33
“Tuan tidak usah khawatir karena aku sudah punya
rencana.”
tahu bahwa manusia pemilik jejak itu mati. Jadi, kita dapat
Tuan.”
34
Bengkarung tidak mempunyai kecurigaan sedikit pun
Ular Tedung.
35
“Aku sudah mencobakan bisaku pada jejak manusia.
Sekarang coba kau lakukan hal yang sama pada jejak manusia
itu juga.”
Tedung.
36
37
“Ssstttt …, matilah engkau manusia pemilik jejak kaki
38
“Terserah kepadamu, Bengkarung. Engkau akan melihat
meyakinkan Bengkarung.
mencari korbannya.
39
Mereka berjalan diiringi oleh pengawal masing-masing.
40
41
melakukan kegiatannya. Jika manusia itu tidak mati dengan
bisaku, apalagi dengan bisa Ular Tedung yang tidak ada apa-
tadi itu? Jika kita sudah melihatnya sendiri, baru kita boleh
memercayainya, Tuan.”
ini, apakah benar ada jasad manusia yang memiliki jejak itu?”
42
bisa Bengkarung. Betapa terkejutnya Bengkarung melihat hal
mulut Bengkarung .
43
“Bengkarung, engkau melihat sendiri bagaimana bisaku
bisa berpikir jernih tentang apa yang baru saja dia alami.
suara lantang.
44
Akhirnya, saat yang ditunggu-tunggu Ular Tedung datang
mencemooh Bengkarung.
apanya.”
45
Bengkarung tidak membalas sedikit pun perkataan Ular
46
Sementara itu, Ular Tedung merayakan kemenangannya.
kedua binatang itu. Jadi, mereka pun ikut memakan sisa bisa
Bengkarung itu.
47
“Mana mungkin kita mendapatkan sisa bisa itu. Kita tadi
sisa bisa itu. Mereka beruntung karena bisa itu ternyata masih
48
“Kita beruntung. Coba kita tadi putus asa, pasti kita tidak
seru Sepesan .
49
memuntahkan bisanya. Ia benar-benar menginginkan sisa
bisa itu,” kata Ulat Bulu, menyesali nasibnya. Ulat Bulu pun
50
binatang yang paling lemah di dunia ini. Lalu, untuk apa aku
ini. Kenapa aku tidak mampu berlari secepat rusa dan kuda
berkali-kali.
tetapi untuk apa juga aku melakukan hal ini? Untuk apa lagi
aku menangis seperti ini? Sampai kapan pun aku tidak akan
51
mendapatkan sisa bisa Bengkarung yang mematikan itu. Aku
52
53
Biodata Penulis
Nama : Menuk Hardaniwati
Pos-el : menukhardaniwati@yahoo.co.id
Bidang Keahlian : Penulis
Riwayat Pekerjaan
1987—Sekarang: Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa
Riwayat Pendidikan
S-1: Fakultas Sastra, Universitas Diponegoro
Informasi Lain
Lahir di Ungaran pada tanggal 13 Maret 1961. Ikut serta
menyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi revisi,
menyusun Kamus Bidang Ilmu, membuat penelitian,
menyusun Kamus Pelajar, Kamus Dwibahasa Tonsea-
Indonesia, dan sejumlah cerita anak.
54
Biodata Penyunting
Nama : Sulastri
Pos-el : sulastri.az@gmail.com
Alamat Kantor :Jalan Daksinapati Barat IV,
Rawamangun, Jakarta Timur
Bidang Keahlian : Penyuntingan
Riwayat Pekerjaan
2005--Sekarang: Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa
Riwayat Pendidikan
S-1: Fakultas Sastra, Universitas Padjadjaran
Informasi Lain
Aktivitas penyuntingan yang pernah diikuti selama
sepuluh tahun terakhir, antara lain penyuntingan naskah
pedoman, peraturan kerja, dan notula sidang pilkada.
55
Biodata Ilustrator
Nama : Sugiyanto
Pos-el : giantsugianto@gmail.com
Bidang Keahlian : Ilustrator
Informasi Lain
Lahir di Semarang, pada tanggal 9 April 1973
56