Anda di halaman 1dari 21

HAFALAN SHALAT DELISA

IDENTITAS BUKU

Judul : Hafalan Shalat Delisa


Penulis : Tere Liye
Sutradara : Sony Gaoksak
Produser : Chand Parwez Servia
Desain cover : Eja-creative|4
Penerbit : Republika Penerbit
Tempat terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2008
Halaman : 266 halaman
Ukuran : 20,5 x 13,5 cm
Harga : Rp. 50.000,00

KEPENGARANGAN

Nama Tere Liye merupakan nama pena seorang penulis berbakat tanah air.
Tere Liye sendiri di ambil dari bahasa India dan memiliki arti untukmu.
Tere Liye lahir dan tumbuh dewasa di pedalaman Sumatera. Ia lahir pada
tanggal 21 mei 1979. Ia berasal dari keluarga sederhana yang orang tuanya berprofesi
sebagai petani biasa. Anak ke enam dari tujuh bersaudara. Tere Liye meyelesaikan
masa pendidikan dasar sampai di SDN 2 dan SMPN 2 Kikim Timur, Sumatera
Selatan. Kemudian melanjutkan ke SMUN 9 Bandar Lampung. Setelah selesai di
Bandar Lampung, ia meneruskan ke Universitas Indonesia dengan mengambil
Fakultas Ekonomi. Tere Liye menikah dengan Ny.Riski Amelia dan di karunia
seorang putra bernama Abdullah Pasai. Sampai saat ini ia telah menghasilkan 14
karya. Bahkan beberapa di antaranya telah di angkat ke layar lebar. Berdasarkan email
yang di jadikan sarana komunikasi dengan para penggemarnya
yaitudarwisdarwis@yahoo.com. Bisa di simpulkan sederhana bahwa namanya adalah
Darwis.

SINOPSIS

Novel ini menceritakan tentang kisah menyentuh dari seorang anak berusia 6
tahun bernama Delisa, yang hidup bersama Ummi Salamah dan ketiga kakak-
kakaknya, yaitu, Cut Fatimah siswa kelas 1 Madrasah Alia, si kembar Cut Aisyah dan
Cut Zahra yang duduk dikelas 1 Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Lhok Nga.
Sementara Abinya, Usman bekerja di tanker perusahaan minyak Internasional, yang
pulang setiap 3 bulan sekali untuk menemui keluarganya. Mereka tinggal bersama
dikomplek perumahan sederhana dipinggir pesisir pantai Lhok Nga, Aceh. Keluarga
Abi Usman memang bahagia, memiliki empat anak shaleh dengan karakter yang
berbeda, dengan sifat Delisa yang manja dan baik hati, Aisyah yang irihati dan egois,
Fatimah yang bijaksana, Zahra yang pendiam, menciptakan suasana keributan-
keributan kecil pada keluarga itu. Kehidupan mereka berkecukupan. Bertetanggan
yang baik dan bersahaja. Apa adanya.
Suatu hari Ummi dan Delisa pergi ke pasar Lhok Nga untuk membeli kalung
emas 2 gram ditoko Koh Acan sebagai hadiah ujian praktek hafalan shalat yang akan
dilakukan Delisa untuk di setorkan kepada Bu Guru Nur. Abi juga akan memberikan
hadiah berupa sepedah untuk Delisa, hal itu membuat Delisa semakin bersemangat
menghafal lafadz bacaan shalatnya.
Pagi, 26 Desember 2004 itu Delisa akan melaksanakan ujian praktek hafalan
shalatnya. Dengan raut wajah tegang, memucat, Delisa mengangkat tangan kecilnya
yang gemetar, namun mantap hatinya berkata: Delisa akan khusyu. Allaahu-
akbarlantai laut retak seketika. Gempa menjalar dengan kekuatan dahsyat. Vas bunga
pecah menggores lengan Delisa. Gelombang itu bergetar menyapu Banda Aceh.
Namun sedetik berikutnya sejuta air membuncah keluar, desiran dahsyat ombak
menggulung pesisir komplek Lhok Nga, anehnya Delisa tetap khusyu membaca
lafadz shalatnya. Gelombang itu menghantam tubuh Delisa keras-keras, terpelanting
jauh menghantam tembok. Entah kemana Delisa terbawa deru ombak.
Selama 6 hari Delisa tak sadarkan diri, dia ditemukan dengan keadaan yang
sangat menyedihkan, mirip seperti mayat. Kini Delisa dirawat dirumah sakit, tak lagi
terbaring disemak-semak belukar, tak lagi meminum air hujan, tak lagi kepanasan
terkena sinar mentari. Delisa dirawat dengan banyak selang ditubuhnya, kepalanya
dipangkas dengan banyak luka jahitan, lebih dari dua puluh jahitan ditemukan
disekujur tubuhnya, serta kaki yang telah membusuk terpaksa di amputansi,
tangannya diberi gips, sungguh malang nasib gadis kecil itu, walau begitu ia tak
pernah mengeluh.
Berkat data-data yang diberikan suster Sophi Delisa dapat bertemu dengan
Abinya. Ia menceritakan semua kondisinya tanpa ada raut wajah sedih, Abinya tidak
menyangka Delisa lebih kuat menerima semuanya, menerima takdir yang telah di
berikan oleh ALLAH. Delisa dan Abi memulai kembali kehidupan dari awal bersama,
mulai menerima keadaan pahit yang telah diterima mereka, sejak saat itu Delisa mulai
memahami kata ikhlas, ikhlas menghafal hafalan shalat hanya karena ALLAH SWT
semata .

Sore itu, Sabtu, 21 Mei 2005, Delisa sedang mencuci tangannya di sungai. Ia
terperangah ketika melihat kilauan cahaya dari semak belukar. Kilauan itu berwarna
kuning, seperti seutai kalung. Hati Delisa bergetar, bukan karena ia melihat kalung itu
berinisial D, tetapi hatinya bergetar ketika melihat sebuah kerangka manusia yang
bersandarkan semak belukar menggenggam kalung emas itu. Itu Umminya, Ummi
Salamah.

UNSUR-UNSUR INTRINSIK NOVEL

Tema : Perjuangan seorang anak berumur 6 tahun dalam menghafal bacaan


shalat serta keikhlasan dan ketegaran dalam menghadapi segala cobaan yang
menimpanya.

Tokoh/Penokohan:
Tokoh-tokoh dalam novel:

Delisa : Manja, baik hati, penyayang, sabar, dan pantang


menyerah.
Ummi Salamah : Bijaksana, rendah hati, penyayang, perhatian.
AbiUsman : Baik hati, sayang keluarga, perhatian.
Cut Fatimah : Tegas, penyayang.
Cut Aisyah : Egois, iri, dan baik hati.
Cut Zahra : Pendiam, sabar.
Koh Acan : Baik hati.
Ustadzt Rahman : Baik hati, perhatian.
Bu GuruNur : Baik hati.
Teuku Umam : Nakal.
Tiur : Baik hati.
Prajurit Smith/Salam : Perhatian.
Sersan Ahmed : Tegas.
Suster Sophi : Baik hati, penyayang.
Kak Ubai : Baik hati, penyayang.

Setting
Latar tempat:
Pesisir pantai Lhok Nga
Rumah sakit kapal Induk
Kamar rawat
Hutan

Waktu:
Pagi hari
Siang hari
Malam hari
Dini hari

Suasana:
Senang
Sedih
Haru

Sudut Pandang: Sudut pandang yang digunakan penulis dalam novel ini, yaitu
sudut pandang orang ketiga. Hal ini dibuktikan oleh penulis yang selalu menyebut
nama tokoh pemeran dalam novel.

Alur: Dalam novel ini alur yang digunakan adalah alur campuran (maju mundur).
Hal ini dapat dibuktikan ketika tokoh utama kembali mengingat ke masalalu
(membayangkan) saat-saat dulu ia bersama keluarganya.

Gaya Bahasa:
Menggunakan bahasa sehari-hati
Bahasanya mudah dipahami

Amanat:
Setiap permasalahan pasti ada jalannya.
Jangan menyerah dengan keadaan, tetap bertahan, berjuang, dan tegar untuk
menghadapi segala ujian.
Bersyukur dan tetap ikhlas atas segala pemberian ALLAH SWT.
UNSUR-UNSUR EKSTRINSIK
Nilai Moral
Disini terdapat nilai-nilai moral yang sangat kental. Kita dapat menganalisi dari
keadaan social dan kegiatan masyarakat di daerah tersebut, sangat sopan dan juga
sangat mengutamakan nilai-nilai agama dan budaya islam.

Agama
Dalam novel ini nilai agama yang terkandung sangatlah kuat, karena semua anak-anak
Ummi Salamah diwajibkan menghafal bacaan shalatnya dan diwajibkan untuk shalat
sesuai waktunya. Semua anak Ummi Salamah belajar mengaji di TPA bersama Ustadz
Rahman.

Budaya
Ketika semua anak Ummi Salamah lulus hafalan membaca shalatnya maka sebagai
hadiahnya, Ummi membelikan sebuah kalung. ( Hafalan Shalat Delisa, hal 17)

Nilai Sosial
Terbukti bahwa nilai sosialnya sangat mendalam, sebagai contoh kebersamaan
seorang ibu yang menyayangi ke 4 anaknya dengan sabar. Walau dalam keluarganya
tersebut tidak hadirnya seorang ayah. Contoh lainnya : CARI TERUS!
KUMPULKAN MAYAT SEBANYAK MUNGKIN! PERIKSA SELURUH
TEMPAT! (Hafalan Shalat Delisa, hal 101)

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN NOVEL

Kelebihan :
Novel ini menarik dan bacaannya mudah dipahami, dikemas dalam tulisan-tulisan
sederhana namun sangat menyentuh. Mengandung nilai raligius dan nilai sosial yang
kental. Dalam novel ini tercipta keharmonisan dalam keluarga, saling tolong
menolong dan hidup bertetanggan yang baik. Kisah ini mengandung banyak kisah
inspiratif, dari kisah seorang anak berumur 6tahun yang berjuang untuk menghafal
bacaan shalat untuk dapat dipraktekkan dengan sempurna. Dia juga telah banyak
menerima segala ujian dari Allah, namun ia selalu ikhlas dan tegar menjalaninya,
tanpa mengeluh. Kita dapat mengambil manfaat positif dengan meneladani nilai-nilai
moral yang terkandung didalamnya. Serta dalam novel ini terdapat kalimat-kalimat
indah yang di tulis oleh penulis semakin membuat novel ini menarik.

Kelemahan :
Dalam novel tidak ada daftar isi, kata pengantar dan sinopsis. Dan, biografi penulis
yang ditampilkan tidak lengkap.

KRITIK DAN SARAN


Menurut saya buku ini sangat bagus dibaca untuk semua kalangan. Baik anak-anak,
remaja, bahkan orang tua sekalipun. Pesan yang tersirat dalam novel ini memberikan
banyak inspirasi bagi para pembacanya.
Cinta Dalam Gelas
IDENTITAS NOVEL

Judul Novel : Cinta Dalam Gelas


Pengarang : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2010
Tebal Novel : 270 halaman
Harga Buku : Rp. 56.000

KEPENGARANGAN

Andrea Hirata. Pasti teman-teman sudah tidak asing dengna nama tersebut.
Penulis novel Best Seller Laskar Pelangi. Buku ini, Cinta Di Dalam Gelas, masih
menceritakan tanah Belitong. Orang-orang melayu yang tinggal disana. Dan berbagai
permasalahan, kegiatan sehari-hari masyarakat. misalnya, kebiasaan unik masyarakat
melayu yaitu, mengobrol sambil minum kopi di warung-warung kopi. Obrolan yang
dibicarakan kebanyakan tentang pemerintahan. Obrolan yang renyah, dan lucu
(menurut saya), tapi cukup juga sebagai kritikan pedas.
Jadi, tak jarang bila disana banyak berjejer warung-warung kopi. Salah
satunya adalah warung kopi Usah Kau Kenang lagi milik Paman Ikal. Ikal bekerja
disana bersama beberapa teman-teman lainnya. Mereka sering disebut 4 orang bujang
lapuk.

SINOPSIS
Novel Cinta Dalam Gelas ini bercerita tentang perjuangan seorang
Maryamah binti Zamzami atau biasa dipanggil Enong. Perjuangan Maryamah yang
tidak kenal menyerah dalam mengatasi kesulitan dan himpitan hidup. Maryamah yang
sudah miskin secara struktural menjadi lebih terhimpit lagi ketika nasib tidak berpihak
lagi padanya. Hal ini terjadi saat penopang hidupnya yaitu ayahnya Zamzami
meninggalkan keluarga dan Maryamahlah yang harus berjuang dan menahan himpitan
kemiskinan tersebut. Walaupun hidup dalam himpitan kemiskinan Maryamah masih
mempunyai resolusi hidup, Maryamah mengikuti kursus Bahasa Inggris yang sudah ia
cita-citakan sejak kelas 6 SD ingin menjadi guru Bahasa Inggris.
Maryamah disini diceritakan mendapat Suami yang kejam bernama Mutarom,
Mutarom ini suami yang suka menyiksa Maryamah dan suka main perempuan.
Hingga akhirnya Maryamah dan Mutarom bercerai. Dalam novel ini diceritakan
permaianan catur yang terkenal di Belitong. Permainan catur ini menjadi simbol
tersendiri yang bisa mengangkat derajat seseorang apabila bisa menjadi juara. Seperti
apa yang telah diraih Mutarom, Mutarom telah menjadi juara lomba catur selama dua
tahun berturut-turut dan terkenal dengan papan catur peraknya. Hal ini yang membuat
Mutarom begitu sombong akan dirinya.
Dari sini Maryamah ingin mengalahkan kesombongan mantan suaminya yang
pandai bermain catur. Maryamah sakit hati terhadap Mutarom yang seringkali
bersikap kasar saat mereka menikah dan seringkali bermain perempuan. Karena inilah
Marayamah ingin memberi pelajaran terhadap Mutarom dan memperjuangka harga
dirinya. Tetapi masyarakat tempat tinggal Maryamah sangat menentang adanya
perempuan main catur.
Banyak warga kampung yang mencibir bahwa perempuan tidak akan mampu
melawan laki-laki. Apalagi hal ini dilakukan oleh Maryamah yang tidak
berpendidikan tinggi dan hanyalah bekerja sebagai pendulang timah. Tetapi dari
sinilah Maryamah ingin membuktikan bahwa tidak selamanya perempuan bisa
disepelekan oleh laki-laki. Perjuangan Marayamah yang ingin memperjuangkan
harkat martabatnya tidak serta merta tanpa hambatan. Disini Maryamah mendapat
banyak cobaan tetapi Maryamah tidak pernah putus asa. Maryamah semakin
bersemangat, barangkali penderitaan dan tanggung jawab besar yang merundung
Maryamah sejak kecil, serta sebuah perkawinan yang menyiksa, telah membentuk
dirinya menjadi seorang survivor yang tangguh dan defenderyang natural. Hal ini
semuanya terlihat dalam permainan caturnya. Saat permainan catur Maryamah seolah
menggambarkan dirinya, jika ia melindungi rajanya, sebagaimana ia melindungi
dirinya.
Maryamah mampu membuktikan bahwa perempuan mampu membuktikan
bahwa perepuan mampu sejajar dengan laki-laki dan tidak dianggap sebelah mata
lagi. Maryamah mampu mengalahkan Mutarom dan menjadi juara abadi tiga tahun
berturut-turut. Dari sinilah titik awal perempuan mulai ikut bertanding dalam ajang
pencaturan. Perjuangan Maryamah sebagai perempuan yang ingin dihargai sebagai
perempuan tergambar dalam novel ini.

UNSUR INTRINSIK
tema : Perjuangan untuk dihargai sebagai perempuan
latar/seting :
tempat : Belitung (warung kopi, rumah, pasar, gedung,
jalan menuju warung kopi)
waktu
- pagi :kuduga, pagi ini akan berlalu dengan damai. ia
duduk dikursi malasnya (Hal.31).
- malam :malam esoknya dalam perjalanan ke rumah Maryamah, aku teryarik
melihat orang berkumpul di warung kopi(Hal.52)
- sore : ia mendelik padaku. mendengarkan kau itu bai ?
sore itu bolong panggung menteri pendidikan di jelek-jelekkan (hal. 58)
Suasana :
- sedih : melalui pintu kamar yang terbuka, ia menatap ibunya
yang terbaring lemah di atas tempat tidur. salah satu yang paling ia sesali dari
kehancuran rumah tangganya adalah karena ia merasa persoalann itu telah
membebani pikiran ibunya berulang kali menyatakan bahwa jodoh tak
ubahnya umur, bisa panjang dan bisa pula pendek. (hal. 88)
- Tegang :lulusan terbaik ke lima kata Bu Indri. Ia menunda menyebut
namanya mungkin karena sangat istimewa.(hal.30)
- Gembira :Maryamah berdiri dan menatap ke atas. Jiwanya seakan
terangkat ke langit (hal. 265)
Tokoh :
- Maryamah : Mantan istri Matarom, seorang pecatur
perempuan.
- Matarom : Mantan suami Maryamah, pecatur kelas handal
- Detektif M. Nur : seorang detektif yang profesional
- Sersan kepala zainudin : pensiuna dari kepolisian dan membuka warung
kopi.
- Ajudan pemegang bantal ambeien : menduduki jabatan yang ditinggalkan
sersan kepala.
- paman : membuka warung kopi dan mencalonkan diri menjadi anggota
DPRD
- Selamot : teman sekaligus meneger Maryamah.
Alur /Plot : Menceritakan kisah perjalanan nasib Enong alias Maryamah
yang berasal dari keluarga yang sederhana. Maryamah yang menyentuh bidak
catur saja belum pernah, harus mengalahkan juara catur selama dua tahunberturut-
turut yang sekaligus juga mantan suaminya. Namun, lebih dari itu Maryamah bisa
menjadi tantangan berat untuk bisa menyebur ke dalam pertandingan penuhharkat
bagi kaum lelaki ini.
Amanat : Belajar adalah tingkat kesuksesan. dengan belajar kita dapat
meraih apa yang kita impikan

UNSUR EKSTRINSIK
1. Latar Belakang Penciptaan
Novel tersebut diciptakan karena adanya ketidaksetaraan anatara kaum laki-laki
dengan kaum perempuan. Dimana kaum perempuan dianggap tidak layak menjadi
seorang pemain catur.
2. Kondisi masyarakat pada saat karya sastra diciptakan
Pada novel tersebut masyarakat yang ada masih berfikir kolot dan kuno, dimana
masyarakatnya menganggap laki-laki saja yang bisa menjadi juara catur.

KELEBIHAN DARI NOVEL INI :


Novel cinta didalam gelas mengandung banyak unsur pendidikannya, yaitu
bagaimana kegigihan seorang wanita yang dengan semangat berjuang keras
meninggikan martabatnya. Dengan kegigihannya berusaha dan belajar maka meraih
kesuksesan maka kita harus mencontoh karakter tersebut.

KEKURANGAN DARI NOVEL INI :


Alur ceritanya masih membingungkan dan ada unsur perbuatan yang tidak patut
dicontoh dari karakter tersebut yaitu membalas perbuatan tidak baik dengan perbuatan
tidak baik juga.

KESIMPULAN
Novel ini sangat sarat akan pelajaran hidup. mampu menggunggah hati pembaca
melalui setilan-setilan khas seorang Andrea Hirata. Gaya bahasa yang campuran yaitu
bahasa Indonesia, Melayu dan Inggris tidak membuat pembaca kesulitan memahami
alur cerita, justru pembaca larut dalam tiap untaian kata-kata dalam novel tersebut.
Selain itu, sampul novel ini juga menarik untuk dilihat. Tidak kaku dan
menggambarkan maksud isi novel. Penulis berkesimpulan, novel ini layak di baca.
Bulan Terbelah di Langit Amerika

IDENTITAS BUKU

Judul : Bulan Terbelah di Langit Amerika


Pengarang : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra
Desain sampul : Hendy Irawan
Desain isi : Suprianto dan Ayu Lestari
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 344 hlm
Rilis : Mei 2014
Harga : Rp75.000
ISBN : 9786020305455

KEPENGARANGAN
1. Hanum Salsabiela Rais adalah putri kedua Amien Rais lahir dan menempuh
pendidikan di Yogyakarta hingga mendapat gelar dokter gigi dari UGM, namun
justru mengawali karirnya sebagai jurnalis dan reporter-presenter di TransTV.
Tahun 2013 dia terpilih menjadi duta perempuan mewakili Indonesia untuk
Youth Global Forum di Sujuka Jepang. Sehari-hari menjabat sebagai direktris
PT. Arah Dunia Televisi (ADiTV), Tv islam modern di Yogyakarta.
Buku-buku yang telah diterbitkan yaitu,
Menapak Jejak Amien Rais (2010)
99 Cahaya di Langit Eropa (2011)
Berjalan di Atas Cahaya (2013)
Bulan Terbelah di Langit Amerika (2014)
2. Rangga Almahendra, adalah suami Hanum Salsabiela, teman perjalanan
sekaligus penulis kedua buku ini. Menamatkan pendidikan dasar hingga
menengah di Yogyakarta kemudian berkuliah di Institut Teknologi Bandung, dan
S2 di Universitas Gadjah Mada, keduanya lulus cumlaude.
Memenangkan beasiswa dari pemerintah Austria untuk studi S3 di menjelajah
Eropa. Pada tahun 2010 Ia menyelesaikan studinya dan meraih gelar doktor di
bidangInternational Business & Management.
Saat ini ia tercatat sebagai dosen di Johannes Kepler University dan Universitas
Gadjah Mada. Rangga sebelumnya pernah bekerja di PT Astra Honda Motor dan
ABN AMRO Jakarta

SINOPSIS
Amerika dan islam. Sejak 11 September 2001, hubungan keduanya
berubah. Semua orang berbondong-bondong membenturkan mereka. Mengakibatkan
banyak orang berjatuhan, saling curiga, saling tuding, dan menyudutkan banyak
pihak.
Ini adalah kisah perjalanan spiritual dibalik malapetaka yang mengguncang
kemanusiaan. Kisah yang diminta rembulan kepada Tuhan. Kisah yang disaksikan
bulan dan dia ingin Tuhan membelah dirinya sekali lagi sebagai keajaiban.
Namun, bulan punya pendirian. Ini untuk terakhir kalinya. Selanjutnya, jika dia
bersujud kepada Tuhan agar dibelah lagi, itu bukan keajaiban, melainkan agar dirinya
berhenti menyaksikan pertikaian antar manusia di dunia.
Apa? Wajah Nabi Muhammad junjunganku terpahat diatas gedung ini? Apa-
apaan ini! Penghinaan besar! seruku pada Julia. Mataku hampir berair menatap
patung di dinding Supreme Court atau Mahkamah Agung Amerika Serikat, tempat
para pengadil dan terhukum di titik puncak negeri ini.
Jangan emosi. Tak bisakah kau berfikir lebih jauh, Hanum? Bahwa negeri ini
telah dengan sadar mengakui Muhammad sebagai patron keadilannya. Bahwa Islam
dan Amerika memiliki tautan sejarah panjang tentang arti perjuangan hidup dan
keadilan bagi sesame.
Kisah petualangan Hanum dan Rangga dalam 99 Cahaya di Langit
Eropa berlanjut hingga Amerika. Kini mereka diberi dua misi berbeda. Namun, Tuhan
menggariskan mereka untuk menceritakan kisah yang dimohonkan rembulan. Lebih
dari pada sekedar misi. Tugas mereka kali ini akan menyatukan belahan bulan yang
terpisah. Tugas ini yang menyerukan bahwa tanpa Islam, dunia akan haus kedamaian.

UNSUR INTRINSIK
a. Tema
Menapak jejak islam di Amerika
b. Penokohan
Hanum : Pekerja keras, mempunyai rasa ingin tahu yang besar terhadap
Islam
Rangga : Suami yang baik, mendukung dan menemani Hanum
mengerjakan tugas-tugasnya
Gertrud : Atasan Hanum yang sangat mengandalkan Hanum, keras kepala
Khan : Pemuda Muslim asal Pakistan yang merupakan teman dekat
Rangga.sangat taat pada agamanya
Stefan : Teman kuliah doktorat sekaligus teman dekat Rangga di kampus.
pria yang tidak memeluk agama dan selalu egois namun teman
yang baik
Julia : Seorang mualaf yang kembali pada keyakinan sebelumnya, baik,
dan jujur.
c. Alur
Maju mundur

d. Amanat
Amanat yang terkandung dalam buku ini adalah kita harus menjaga perdamaian dan
kekeluargaan antar umat manusia, dikarenakan semua umat manusia itu bersaudara.
Terjadinya perceraian antara umat islam dan Amerika salah satu contoh telah
berkurangnya rasa persaudaraan antar umat manusia itu pun menandakan bahwa
kiamat sudah dekat, seperti yang terkandung dalam QS. Al-Qamar ayat 1 : Sungguh
telah dekat hari kiamat, dan bulan pun telah terbelah.
e. Latar
Tempat: Austria, New York, Wina, Kawasan Harlem, Washington DC
Waktu : Pagi, Siang, Malam

f. Sudut Pandang
Sudut pandang, orang pertama menggunakan kata ganti aku untuk dirinya(penulis).
UNSUR EKSTRINSIK

Nilai Agama : Novel ini menceritakan tentang sejarah Islam dan Amerika.
Mengajarkan keteguhan dalam memegang kepercayaan.
Nilai Moral : Kebersamaan sepasang suami istri. Kesetiaan Hanum pada
pekerjaan dan kerja keras untuk mendapatkan hasil yang sempurna.
Nilai Sosial : Saling tolong menolong, dan kepedulian kepada sesama.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


a. Kelebihan
Buku ini sangat menarik untuk dibaca. Buku ini merupakan perpaduan antara drama,
fakta dan fiksi. Mengajarkan banyak hal tentang keimanan, kesabaran, kerja keras dan
masih banyak lagi hal positif yang dapat kita ambil. Buku ini juga membuka wawasan
tentang Islam, toleransi dan perdamaian.

b. Kekurangan
Hanum dan Rangga menceritakan saatJulia Collins menyebutkan nama Islamnya
kepada Hanum. Nama muslimku Amala Hussein. Kalau nama muslim ibuku Azima
Hussein(hal.141). Padahal dalam kelanjutan cerita, Azima Hussein merupakan nama
Islam Julia Collins dan ibunya bukanlah penganut agama Islam.

PENUTUP

a. Kesimpulan
Kedamaian merupakan hal yang diinginkan setiap umat manusia, maka dari itu agar
kita dapat menjaga perdamaian dimuka bumi ini.
b. Saran
- Pembaca dapat memahami isi dan maksud dari buku ini.
- Pembaca dapat mengambil sisi positif dari membaca buku ini
MENGIDENTIFIKASI NOVEL

HAFALAN SHALAT
DELISA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

Nama : Anisah Amelia Rudin


Kelas : XI IPA 2

SMA NEGERI 3 PANDEGLANG


Tahun Pelajaran 2016/2017
MENGIDENTIFIKASI NOVEL

Cinta Dalam Gelas


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

Nama : Lintya
Kelas : XI IPA 2

SMA NEGERI 3 PANDEGLANG


Tahun Pelajaran 2016/2017
MENGIDENTIFIKASI NOVEL

Bulan Terbelah di Langit


Amerika
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

Nama : Nurlaela Sabrina


Kelas : XI IPA 2
SMA NEGERI 3 PANDEGLANG
Tahun Pelajaran 2016/2017
MENGIDENTIFIKASI NOVEL

WINTER IN TOKYO
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

Nama : S. Sulistyani Mulyani


Kelas : XI IPA 2
SMA NEGERI 3 PANDEGLANG
Tahun Pelajaran 2016/2017

Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

IDENTITAS NOVEL

Judul : Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin


Pengarang : Tere Liye
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Terbit : November 2011
Jumlah halaman : 256 halaman
Warna sampul : Hijau-coklat
Ukuran sampul :13.5 x 20 cm
Harga novel : Rp.45.000
Jumlah cetakan : 264
Kota terbit : Jl. Palmerah barat 29-37 Blok. 1 Jakarta
ISBN : 978-979-22-5780-9
No Produk : 40101100021

KEPENGARANGAN
Tere Liye adalah nama pena dari seorang penulis yang kehebatannya dalam mengolah
sebuah cerita sudah tak diragukan lagi. Tere Liye lahir dan tumbuh dewasa di
pedalaman Sumatera, pada tanggal 21 Mei 1979. Anak keenam dari tujuh bersaudara
ini telah menyelesaikan masa pendidikan di SDN 2 dan SMPN 2 Kikim Timur,
Sumatra Selatan dan melanjutkan SMUN 9 Bandar Lampung. Setelah selesai di
Bandar lampung, dia meneruskan studinya ke Universitas Indonesia (UI) Fakultas
Ekonomi jurusan Akutansi.

SINOPSIS
Novel ini menceritakan kehidupan seorang Tania dan Dede yang merupakan
dua kakak beradik yang harus putus sekolah dan harus menjadi pengamen karena
keterbatasan ekonomi keluarga sepeninggal ayah mereka. Mereka tinggal bersama
ibunya di sebuah rumah kardus. Hingga pada akhirnya mereka bertemu dengan
seseorang yang bernama Danar dan kehidupan mereka pun berubah.
Danar adalah seorang karyawan yang juga penulis buku anak-anak. Danar
begitu baik sehingga keluarga ini menganggapnya seperti malaikat. Tania sangat
mengagumi Danar karena selain baik juga memiliki paras yang menawan. Danar
menganggap mereka sudah seperti keluarga lalu memberikan mereka rumah
kontrakan sehingga Tania, Dede dan ibunya tidak perlu lagi tinggal di rumah kardus.
Selain itu mereka bisa kembali sekolah dan ibunya bisa berjualan kue. Mereka pun
semakin dekat seperti keluarga. Suasana agak berubah ketika danar membawa teman
dekatnya yang bernama Ratna. Tania merasa cemburu, ia tidak suka melihat
kedekatan Danar dengan Ratna. Rasa tidak suka itu bukan sekedar perasaan iri
seorang adik tapi Tania kecil belum bisa menerjemahkan apa arti perasaan itu. Suatu
ketika ibu mereka di vonis oleh dokter terkena kanker paru-paru stadium IV yang
membuat ibunya meninggal dunia. Berat sekali bagi Tania menerima kenyataan
bahwa kedua orang tuanya telah tiada dan sekarang ia yang harus bertanggung jawab
menjaga adiknya. Untung saja ada Danar yang selalu berada di samping mereka.
Tania tumbuh menjadi gadis yang cantik dan pintar. Ia berhasil mendapatkan beasiswa
ke Singapura. Sederet prestasi berhasil ia raih dalam studinya. Semua pengalaman
hidup yang telah Tania alami menjadikannya lebih dewasa dari gadis-gadis lain
seumurannya. Perasaannya terhadap Danar juga semakin jelas. Lambat laun Tania
tahu, perasaan itu bernama cinta.
Bertahun- tahun Tania memendam perasaan kepada Danar. Bertahun-tahun
juga mereka bersama dalam status kakak adik, terlebih lagi mereka terpaut usia 14
tahun. Sisi remajanya membuatnya ingin mengekspresikan perasaannya meskipun ia
tidak tahu apakah Danar memiliki perasaan yang sama dengannya atau tidak. Keadaan
semakin sulit saat Danar memutuskan untuk menikah dengan Ratna. Tania patah hati.
Ia memutuskan untuk tidak hadir dalam pernikahan mereka meskipun Danar dan
Ratna telah membujuknya. Seiring berjalannya waktu, Tania tahu bahwa kehidupan
rumah tangga Danar dan Ratna tidak bahagia. Melalui chatting Ratna bercerita kepada
Tania bahwa Danar telah banyak berubah. Danar menjadi pendiam dan sering pulang
larut malam bahkan jarang berada di rumah. Ratna tahu ada sesuatu yang
menghalangi mereka, ada seseorang di antara ia dan Danar tapi ia tidak pernah tahu
siapakah bayangan itu.
Dari cerita Dede akhirnya Tania tahu bahwa Danar juga mencintai Tania.
Danar menuliskan perasaannya dalam novel Cinta Pohon Linden yang tidak akan
pernah selesai ia tulis. Perbedaan usia yang cukup jauh membuat Danar merasa tidak
pantas mencintai Tania. Tidak seharusnya ia mencintai gadis kecil seperti Tania.
Ketika Tania dan Danar sama-sama tahu perasaan mereka masing-masing, semua
sudah terlambat. Dan tania memberitahukan tentang kehamilan Ratna. Biar
bagaimanapun Danar telah menikah dengan Ratna. Akhirnya Tania kembali ke
Singapura dan memutuskan untuk meninggalkan semua cerita cintanya.

UNSUR INTRIKSIK
a. Tema : Cinta yang dirahasiakan dan menyakitkan
b. Gaya Bahasa:
Hiperbola : Demi membaca e-mail berdarah-darah itu, esoknya aku
memutuskan pulang segera ke Jakarta (Hal. 230)
Metafora : Bagian tajamnya menghadap ke atas begitu saja, dan tanpa
ampun menghunjam kakiku yang sehelai pun tak beralas saat melewatinya.
(Hal. 22)
Personifikasi :Menuju tempat rumah kardus kami dulu berdiri kokoh dihajar
hujan deras, ditimpa terik matahari. (Hal. 231)
Personifikasi :Hujan deras turun membungkus kota ini (Hal. 13)

c. Sudut Pandang : Orang pertama pelaku utama


d. Tokoh dan Penokohan:
Tania:
Tekun (Mendapat beasiswa sekolah di Singapura)
Ramah (Disukai banyak orang)
Konsisten (Hanya mencintai Danar, walaupun banyak lelaki yang
mencintainya)
Pantang menyerah (Menjalani
Dede:
Suka iseng
Pandai menyimpan rahasia (Menyimpan rahasia Perasaan Tania dan Danar)
Sifat polos yang kental
Ibu
Tekun dan tidak mengandalkan orang lain (Rajin berjualan kue, demi
membiayai anak-anaknya sekolah, walaupun sudah dibantu oleh Danar)
Sabar (Sabar menghadapi hidupnya dan keluarganya yang miskin)

Danar :
Ringan tangan, suka menolong (Menolong Tania yang kakinya tertusuk paku,
ketika di bis)
Pemendam rasa (Memendam perasaan cintanya kepada Tania, dan
mengorbankan perasaannya untuk Ratna)
Bertanggung jawab (Mengurusi Tania dan Dede, setelah Ibu meninggal)
Tidak jujur atas apa yang di rasakan dalam hatinya
Ratna:
Tidak suka berprasangka buruk (Ketika Danar jarang pulang, Ratna tidak
berprasangka buruk bahwa Danar selingkuh) dan (Tidak berprasangka buruk
terhadap Tania dan Danar)
Tidak cemburuan (Tidak cemburu terhadap Tania dan Dede, yang selalu dekat
dengan Danar)
Sabar (Sabar menunggu Danar yang jarang pulang ke rumah, setelah mereka
menikah)

e. Alur : Pada awal cerita mundur dan pada akhir cerita campuran
f. Latar :
Tempat : Rumah Tania, Toko Buku, Asrama Tania di Singapura
Waktu : Pagi, siang, sore dan malam
Suasana : Hening, sedih, duka, tegang, senang, rindu
g. Amanat :
Ceritakanlah apa yang dirasakan hati kita walau susah dalam kenyataannya,
berusahalah meyakinkan diri bahwa dengan menceritakan apa yang kita rasakan kaan
melegakan dan menentramkan hati kita sendiri dengan tidak memendam perasaan.
h. Plot :
Perkenalan:
Ketika Danar menolong Tania yang tertusuk paku. Lalu Danar mengenal
Tania dan Dede, adik Tania, lebih dalam, hingga Danar sering mengunjungi rumah
Tania. Danar juga banyak membantu perekonomian keluarga Tania, hingga akhirnya
Tania dan Dede bisa bersekolah. Tania juga mendapatkan beasiswa ke Singapura.
Pertikaian:
Ketika Danar hendak menikah dengan Ratna,pacarnya, Tania tidak mau datang
ke pernikahan Danar dan Ratna. Selama beberapa tahun Tania dan Danar tidak
berkomunikasi.
Klimaks:
Ketika Danar dan Tania bertemu di daerah rumah kardus Tania, ketika Tania
miskin. Di situ, mereka mengutarakan perasaan mereka yang sebenarnya.
Antiklimaks:
Ketika Danar dan Tania mengetahui bahwa Ratna sudah hamil 4 bulan, dan
pada akhirnya Tania menerima keadaan tersebut, dan dia tidak akan kembali ke
Indonesia dan tetap berada di Singapura, agar perasaannya tidak kembali seperti
kejadian ketika di Indonesia.
UNSUR EKSTRINSIK
Nilai Sosial :
Menolong orang dengan tidak memandang siapa yang di tolong karena menolong
dengan ikhlas seperti dalam novel tokoh Danar yang menolong Tania dengan tidak
memandang siapa Tania.

Nilai Moral :
Memberi pengetahuan kepada kita bahwa sesuatu yang terlihat sulit nyatanya tidak
sesulit yang kita lihat jika kita ingin bersungguh sungguh mencapainya seperti dalam
novel tokoh Tania yang pantang menyerah menjalani hidupnya walau banyak
rintangan yang menghalanginya.
Memegang janji Aku menyeka sudut mataku yang berair. Tidak. Aku sudah berjanji
kepada Ibu untuk tidak pernah menangis. Apalagi menangis hanya karena mengingat
semua kenangan buruk itu. (Hal. 31)

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN


Keunggulan Dalam novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere
Liye ini menggunakan bahasa sehari-hari sehingga si pembaca mudah memahami isi
dari novel tersebut. Selain itu saat membaca novel ini kita seakan-akan masuk
kedalam cerita tersebut. Novelnya pun juga banyak memberikan inspirasi dan
motivasi.

Kelemahan Kadang saat membaca novel ini ada bagian-bagian yang membosankan,
kemudian alur yang maju mundur membuat pembaca sulit mencerna alur cerita.

PENUTUP
Buku ini penting dan perlu di baca untuk masyarakat umum, terutama remaja. Karena
novel karangan Tere Liye ini banyak menginspirasi dan memotivasi pembaca agar
tetap kuat, tabah, ikhtiar, dan tawakal dalam menjalani hidup, sekalipun masalah atau
cobaan itu berat. Dalam realita kehidupan kita sehari-hari entah ada berapa banyak
sosok kanak-kanak seperti Tania dan Dede diluaran sana, yang terpaksa menjalani
kejamnya kehidupan di jalanan, namun adakah orang seperti Danar? Tentu ada
walaupun Cuma sedikit.

Satu hal lagi yang saya suka dari buku ini dan siapapun harus membaca dan
memilikinya yaitu bagaimana seorang Tere-Liye menggambarkan kedekatan
hubungan antara ibu dan anak. Bagaimana ternyata sosok dan perkataan seorang Ibu
selalu menjadi penuntun dalam kehidupan anak-anaknya. Bagaimana dengan segala
kearifannya ia mampu menjadi batu sandaran bagi anak-anaknya dalam menghadapi
proses pasang surut kehidupan, sekalipun kelak jikalau ia telah berpulang. Sosok Ibu
yang bagai Pohon Linden. Selalu memberikan tempat berlindung dan keteduhan bagi
hati anak-anaknya.
Novel Winter In Tokyo
Identitas Buku

Judul Buku : Winter In Tokyo


Pengarang : Ilana Tan
Tahun Terbit : 2011
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Dimensi : Jumlah Halaman : 320 halaman
Tebal Buku : 20 cm
Harga Buku : Rp 42.000,00

KEPENGARANGAN
Novel karya Ilana Tan ini merupakan salah satu dari novel 4 musim yang bagi
saya cukup terkenal. Novel pertamanya berjudul Summer in Seoul, novel keduanya
berjudul Autumn in Paris, novel ketiganya berjudul Winter in Tokyo dan novel
keempatnya berjudul Spring in London. Alasan saya memilih novel ini adalah karena
judulnya 'agak' menarik hati saya, sinopsis buku ini sangat membuat saya ingin segera
pulang dan membaca buku ini di kamar saya.

Sinopsis
Semua berawal ketika Ishida Keiko yang tinggal di sebuah apartemen kecil
dua lantai di pinggiran Tokyo mendadak kedatangan tetangga baru. Nishimura
Kazuto, nama tetangga baru itu. Dia kembali ke Tokyo setelah 10 tahun lamanya
tinggal di Amerika dan tidak pernah pulang ke Jepang. Alasan kepulangannya satu,
untuk melupakan Yuri. Sahabat, tetangga, dan wanita yang dicintainya dan akan
menikah dengan sahabatnya sendiri. Perlahan, Keiko mulai akrab dengan Kazuto.
Meskipun kesan pertama Keiko setelah melihat Kazuto Nishimura adalah seorang pria
yang cukup berantakan, namun kebaikan hati Kazuto mampu menyentuh hati Keiko
dalam jangka waktu pendek, karena Kazuto ternyata seorang pria yang perhatian, baik
hati, menyenangkan dan bisa diandalkan. Apartemen mereka yang berhadapan,
semakin mempererat hubungan keduanya.
Keduanya tidak sadar ketika cinta perlahan menelusup di hati. Di sisi lain,
Keiko yang sejak kecil masih dibayang-bayangi oleh cinta pertamanya, seorang bocah
laki-laki bertopi biru yang menolongnya mencarikan kalung di hari bersalju,
nampaknya kurang bisa membuka hati ke pria lain walaupun Kazuto sedekat itu
dengannya. Keiko yang masih terbayang akan cinta pertamanya, Kitano Akira,
mencoba memungkiri perasaannya. Seolah melupakan Kazuto, Keiko terbuai dalam
angannya sendiri. Kazuto di pihak lain, lebih ekspresif, mengingat pekerjaannya
sebagai street photografer, ia lebih cepat menyadari perasaannya terhadap Keiko.
Fokus kameranya selalu membidik sosok Keiko. Mengejar sosok Keiko, dan frustasi
karena Keiko tidak pernah bisa melihatnya. Semua berjalan begitu salah. Sampai
suatu hari pertemuan tak terduga dengan cinta pertamanya menghampiri dengan tiba-
tiba. Ternyata cinta pertama Keiko sewaktu kecil dulu adalah sahabat Kazuto sejak
kecil yang bernama Kitano Akira. Keiko yang masih berbunga-bunga lantaran
bertemu dengan cinta pertamanya harus menghadapi kenyataan pahit yang lain ketika,
sesuatu yang berharga yang telah lama di sampingnya seakan menghilang tak
berbekas, karena sebuah kecelakaan tak terduga terjadi yang menyebabkan Kazuto
Nishimura kehilangan ingatannya.
Kemudian, Kazuto kehilangan ingatan karena sebuah kecelakaan.
Meninggalkan lubang besar dalam dadanya. Ia masih bisa mengingat hingga hari
sebelum kepulangannya ke Tokyo saat ia masih di Amerika. Celakanya ia melupakan
bagian terbaik kenangannya selama sebulan di Tokyo. Termasuk seseorang yang
sudah menjadi bagian dari hidupnya, atau kejadian saat malam natal, ucapannya di
stasiun, janjinya akan hari valentine. Disaat dia tidak bisa mengingat apapun, Yuri
bagian dari masa lalu itupun datang. Membuat dia semakin jauh dari orang yang
harusnya dia sayangi.
Tapi takdir tetap bermain disini. Terhalang apapun, hati tidak pernah
berbohong. Dia, dia yang hilang ingatan, yang seharusnya tidak ingat apa-apa selalu
berdebar setiap kali melihat orang itu. Orang yang tidak bisa dia ingat. Saat itulah
Keiko menyadari bagaimana perasaannya terhadap Kazuto. Ia merasa begitu
kehilangan. Dan sangat sakit hati ketika Yuri datang ke Jepang. Namun perasaan tidak
bisa berbohong. Kendati lupa akan kenangannya bersama Keiko, Kazuto tetap jatuh
ke dalam perangkap cinta yang sama. Ia sekali lagi jatuh cinta pada Keiko. Namun,
Kazuto tidak bisa berkutik ketika hubungan Keiko dengan Kitano Akira semakin
intim. Semua terasa begitu salah.
Hingga akhirnya Ishida Keiko benar-benar menyadari cintanya pada
Nishimura Kazuto, dan begitupun dengan Nishimura Kazuto yang sudah pulih dengan
ingatannya yang masih mencintai Ishida Keiko sebelum, saat dan sesudah amnesia.
Dan akhirnya mereka pun bersama.

UNSUR INTRINSIK
o Tema : Cinta
o Tokoh/penokohan :
Ishida Keiko, Nishimura Kazuto, Haruka,
Tomoyuki, Thakemiya Shinzo, Kitano Akira,
Yuri, Hirayama Jun
o Alur Cerita : Campuran
o Sudut Pandang : Orang ketiga serba tahu
o Karakter :
Ishida Keiko (ingin tahu yang tinggi, ramah, baik, pencemburu, cerewet)
Nishimura Kazuto (sopan, romantis, ramah, mudah bergaul, rendah hati)
Haruka (cerewet, lucu, baik)
Tomoyuki (lucu, baik)
Thakemiya Shinzo (Pengertian, sabar)
Kitano Akira (suka menolong, pintar)
Yuri (pencemburu, ramah)
Hirayama Jun (licik, pendendam)
o Latar/setting :
Tempat : Apartemen, kafe di Jalan Omotesando Harajuku, perpustakaan
umum di Shinjuku, gedung pertunjukan balet lake swan, restaurant paman
Kazuto, tempat ica skating, stasiun kereta api, rumah orang tua Keiko, rumah
sakit.
Waktu : Awal Desember sampai Februari
Suasana : Tegang, gembira, sedih,
ketakutan, cemburu
o Bahasa : Indonesia dan Jepang
Amanat : Pengorbanan dan perjuangan cinta yang takkan sia-sia

Unsur Ekstrinsik
o Nilai Pendidikan : Belajar untuk saling menghargai satu sama lain
o Nilai Sosial : Membantu orang lain yang sedang dalam kesulitan
o Nilai Budaya :
Terdapat beberapa kebudayaan di Jepang yang
tidak terdapat di Indonesia
TANGGAPAN/ KOMENTAR
Kelebihan : Novel Winter In Tokyo ini sangat bagus, ceritanya sangat bagus
dan menarik, konflik ceritanya sangat menarik dan tidak berlebihan, dari segi
bahasa mudah dimengerti.
Kelemahan : Beberapa kata-katanya masih menggunakan bahasa yang tidak
baku atau kurang baik dan masih ada beberapa kata yang menggunakan bahasa
Jepang sehingga sulit untuk dimengerti.

KESIMPULAN
Secara keseluruhan novel ini bagus dan kekurangan novel dapat ditutupi
dengan akhir cerita yang menyentuh hati pembaca. Novel ini cocok untuk dibaca
remaja karena tema yang diangkat sangat cocok dengan kehidupan remaja yang penuh
dengan roman percintaan.

Anda mungkin juga menyukai