Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yunitasari

NIM : 16810301141
Kelas : Manajemen Keuangan II – A
Dasar-dasar Penganggaran Modal
A. Menciptakan Ide untuk Proyek-proyek Modal
Perbedaan penganggaran modal dengan valuasi efek adalah yang pertama investor
memilih dari sekumpulan saham dan obligasi yang tersedia di pasar efek, sedangkan dalam
penganggaran modal, perusahaan lah yang menciptakan suatu proyek. Kedua, sebagian besar
investor tidak memiliki pengaru atas arus kas yang diperoleh dari investasi masing-masing,
sedangkan perusahaan memiliki pengaru yag besar terhadap hasil proyek-proyeknya. Namun,
persamaannya yaitu pertama memprediksi arus kas, kedua menghitung nilai sekarang atau
present value (PV) dari arus kas tersebut, dan terakhir berinvestasi apabila PV arus kas
masuk lebih besar daripada biaya investasinya.
Apabila perusahaan ingin kelangsungan operasionalnya tetap berjalan, maka
diperlukan ide-ide pengelolaan dan pengembangan usulan penganggaran modal yang baik.
Ide-ide tersebut dapat berupa menghasilkan produk-produk baru, perbaikan pada produk-
produk yang sudah ada dan cara-cara untuk beroperasi secara lebih efisien, seperti
memberika bonus dan promosi jabatan kepada karyawan yang didasarkan pada
kemampuannya dalam bertugas yang dapat memenuhi atau melampaui sasarannya dan
sebagainya. Hal etersebut akan berdampak pada munculnya banyak ide-ide terkait dengan
investasi modal.
B. Klasifikasi proyek
1. Penggantian. Klasifikasi ini dibutuhkan ketika perusahaan akan mengambil keputusan
mengenai melanjutkan atau tidak terkait dengan operasi yang sedang berjalan.
2. Penggantian yang berupa penurunan biaya.
3. Perluasan produk atau pasar yang sudah ada dengan meningkatkan produksi atau
memperbanyak distribusi di pasar.
4. Perluasan ke produk atau pasar baru dimana membutuhka keputusan strategis yang
dapat mengubah sifat dasar usaha.
5. Proyek keselamatan dan/atau lingkungan hidup yang diperlukan sebagai pemenuhan
perintah dari pemerintah, kebijakan asuransi, dan kesepakata tenaga kerja.
6. Lain-lain yang berupa gedung kantor, tempat parkir, dan pesawat eksekutif.
Untuk keputusan mengenai proyek penggantian hanya diperlukan perhitungan
sederhana dan sedikit dokumen pendukung. Dan untuk proyek lainnya diperlukan analisis
yang makin mendalam dan persetujuan oleh manajer pada tingkat yang tertinggi.
C. Kriteria Nilai Sekarang Bersih
Metode nilai sekarang bersih atau net present value (NPV) merupakan metode yang
menilai usulan investasi menggunakan nilai sekarang dari arus kas di masa yang akan datang
dan didiskontokan menggunakan biaya modal. NPV ini juga merupakan kriteria keputusan
penganggaran modal yang utama karena dapat memperkiraka seberapa besar proyek akan
berkontribusi pada pemegang saham. Cara perhitungan NPV ini ialah pertama menghitung
nilai sekarang dari arus kas, termasuk biaya yang didiskontokan oleh biaya modal proyek
tersebut, kemudian jumlah arus kas diskonto tersebut merupakan NPV proyek. Perhitungan
NPV dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:

NPV =

Keterangan:
CFt : perkiraan arus kas bersih pada waktu ke-t
r : biaya modal proyek atau WACC
N : umur
Apabila beberapa proyek termasuk ke dalam mutually exclusive, artinya sekumpulan
proyek dimana hanya ada satu proyek yang diterima, maka proyek dengan NPV yang lebih
tinggi sebaiknya diterima. Sedangkan, jika beberapa proyek termasuk ke dalam proyek
independen yang artinya arus kasnya tidak dipengaruhi oleh diterima atau ditolaknya proyek
yang lain, maka proyek dengan NPV yang bernilai positif dapat diterima. Hal tersebut
dikarenakan nantinya akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Alasan di balik
metode NPV yakni jika NPV lebih besar dari nol, maka proyek tersebut akan meningkatkan
nilai perusaaan dan jika nilai NPV negatif, maka proyek tersebut akan mengurangi kekayaan
pemegang saham.
D. Tingkat Pengembalian Internal
Tingkat pengembalian internal atau internal rate of return (IRR) merupakan tingkat
diskonto yang memaksa NPV suatu proyek menjadi nol. Perhitungan IRR dapat dirumuskan
sebagai berikut:

NPV =

Alasan tingkat diskonto menyamakan biaya suatu proyek dengan nilai arus kasnya
yaitu jika IRR atau tingkat pengembalian yang diharapkan dari proyek lebih besar dari biaya
yang digunakan untuk mendanai proyek tersebut, maka kelebihannya akan diterima oleh
pemegang saham. Sebaliknya, apabila nilai IRR lebih kecil dari biaya modal, maka
pemegang saham harus menutupi kekurangan tersebut dimana dapat menyebabkan penurunan
harga saham perusahaan.
E. Perbandingan Metode NPV dengan IRR
Metode IRR dikenal oleh kalangan eksekutif perusahaan dibandingkan dengan NPV
karena IRR dapat mengetahui tingkat pengembalian yang akan dihasilkan dari suatu proyek.
 Profil NPV
Profil ini merupakan suatu grafik yang menjelaskan hubungan antara NPV suatu
proyek dengan biaya modal perusahaan.
 Peringkat NPV bergantung pada biaya modal. NPV akan bervariasi berdasarkan
tingkat biaya modalnya dan proyek dengan NPV yang lebih tinggi didasarkan pada
biaya modal aktual. Apabila dua proyek memiliki NPV yang sama, maka profil NPV
dari kedua proyek tersebut bersilangan atau dinamakan dengan tingkat persilangan.
 Proyek-proyek independen. Apabila suatu proyek independen yang memiliki arus kas
normal sedang dievaluasi, maka NPV dan IRR-nya akan selalu berfokus pada
keputusan diterima atau ditolak yang sama, artinya jika NPV dinyatakan diterima,
maka IRR juga diterima. Alasannya adalah kriteria IRR untuk dapat dikatakan
diterima yaitu jika biaya modal proyek lebih kecil dari IRR dan setiap biaya modal
yang nilainya kurang dari tingkat persilangannya, maka proyek tersebut dapat
diterima oleh NPV dan IRR.
 Proyek-proyek mutually exclusive. Apabila r lebih besar daripada tingkat persilangan,
tidak terjadi pertentangan. Dan jika biaya modal lebi rendah dari tingkat persilangan,
maka muncul pertentangan. Penyebab NPV bersilangan yaitu adanya perbedaan
waktu ketika arus kas dari satu proyek diterima lebih awal dibandingkan dengan arus
kas dari proyek lainnya dan adanya perbedaan ukuran atau skala proyek dimana
jumlah yang diinvestasikan ke dalam satu proyek lebih besar dibandingakan dengan
proyek yang lain.
Kunci dalam menyelesaikan pertentangan tersebut adalah pada tingkat berpakah
perusahaan dapat melakuka reinvestasi atau melakukan investasi kembali pada biaya
modal ketika menggunakan metode NPV atau pada IRR itu sendiri ketika
menggunakan metode IRR? Jika menggunakan nilai NPV, tingkat diskontonya adalah
WACC, yang artinya metode NPV berasumsi bahwa arus kas dapat diinvestasikan
kembali pada tingkat WACC. Sedangkan menggunakan metode IRR, arus kas dapat
diinvestasikan kembali pada tingkat IRR itu sendiri.
F. IRR Berganda
IRR berganda atau IRR lebih dari satu muncul karena suatu proyek memiliki arus kas
yang tidak normal, artinya satu arus kas keluar terjadi setelah arus kas masuk diterima atau
tanda arus kas berubah lebih dari sekali dan ketika mencari nilai IRR, dimungkinkan
mendapat lebih dari satu solusi nilai IRR.
G. Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi
Berdasarkan permasalahan adanya IRR berganda, maka muncullah solusi untuk
menemukan persentase penilaian yang lebih baik yaitu dengan cara memodifikasi IRR yang
dinamakan dengan tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi atau modified internal
rate of return (MIRR). Perhitungan tersebut berasumsi bahwa arus kas masuk akan
diinvestasikan kembali pada tingkat biaya modal dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
PV biaya = PV nilai akhir

PV biaya =

Keterangan:
COF : arus kas keluar (angka negatif)
CIF : arus kas masuk (angka positif)
TV : nilai majemuk arus kas masuk atau nilai akhir
MIRR : tingkat diskonto yang memaksa PV dari TV menjadi sama dengan PV
biaya
Kekuatan dari perhitungan MIRR dibandingkan dengan IRR yaitu MIRR berasumsi
arus kas akan diinvestasikan kembali menggunakan tingkat biaya modal, tidak akan ada lebih
dari satu nilai MIRR dan nilai MIRR dapat dibandingkan dengan biaya modal ketika
mengambil keputusan apaka suatu proyek akan diterima atau ditolak.
G. Periode Pelunasan
Adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk menutupi biaya suatu proyek dari arus
kas operasinya. Perumusannya adalah

Metode ini memiliki kekurangan yaitu pertama seluruh jumlah uang yang diterima
pada tahun-tahun yang berbeda mendapat bobot yang sama, kedua arus kas setelah tahun
pelunasan tidak diperhitungkan, dan ketiga hanya memberitahukan kapan kita dapat investasi
kembali. Ada suatu metode yang dapat memecahkan masalah kekurangan yang pertama yaitu
dengan mengembangkan pelunasan diskonto (discounted payback), artinya jumlah waktu
yang diperluka untuk melunasi biaya investasi dari arus kas diskonto. Cara ini
mendiskontokan arus kas terlebih dahulu menggunakan WACC dan menjadikannya sebagai
tahun pelunasan. Baik periode pelunasan maupun pelunasan diskonto sama-sama memiliki
kekurangan, kekurangan pada pelunasan diskonto yaitu tidak memperhitungkan arus kas
setelah tahun pelunasan. Namun, kedua metode tersebut dapat memberikan informasi
mengenai berapa lama dana harus terikat dalam suatu proyek. Semakin singkat periode
pelunasan, jika hal lain dianggap stabil, semakin besar likuiditas suatu proyek.
H. Kesimpulan tentang Metode-metode Penganggaran Modal
Metode NPV memberikan informasi langsung mengenai keuntungan suatu proyek
kepada pemegang saham dalam satuan mata uang, sehingga dapat dianggap sebagai ukuran
profitabilitas terbaik. IRR dan MIRR memberikan informasi mengenai tingkat persentase
pengembalian kepada para pengambil keputusan dimana MIRR merupakan parameter yang
lebih baik dibandingkan dengan IRR. Periode pelunasan dan pelunasan diskonto memberikan
informasi mengenai likuiditas dan risiko suatu proyek. Pelunasan yang lama artinya dana
investasi akan terikat selama beberapa tahun sehingga proyek tersebut tidak likuid dan arus
kas arus diprediksi jauh ke depan sehingga proyek tersebut lebih berisiko.
Metode-metode di atas memberikan informasi yang berbeda tergantung dari tujuan
kita ingin mengetahui jenis informasi apa dan sesuaikan dengan metode-metode tersebut.
Akan tetapi, sebaiknya diperlukan pertimbangan terhadap semua metode tersebut ketika akan
mengambil keputusan penganggaran modal.
I. Penggunaan Teknik Penganggaran Modal dalam Konteks Lain
Metode-metode yang ada dalam penganggaran modal dapat diaplikasikan kepada
jenis keputusan yang lain. Misalnya, analisis yang berkaitan dengan penggabungan usaha
korporasi dimana memiliki tujuan untuk memperluas pasar, meningkatkan kapasitas, dan
mengeluarkan biaya yang murah untuk kegiatan produksi. Contoh lainnya adalah keputusan
memilih menghemat dana operasi atau menjual aset atau divisi tertentu. Keputusan tersebut
akan membuat manajer membandingkan kas yang diterima dengan PV dari arus kas masuk
yang hilang dari penjualan aset. Jika PV positif, maka penjualan aset tersebut akan
meningkatkan nilai pemegang saham.
J. Post-Audit
Merupakan aspek penting dalam penganggaran modal yang berisi tentang
perbandingan hasil aktual dengan hasil yang diharapkan dari suatu proyek modal dan
penjelasan alasan perbedaan itu terjadi. Tujuan utama post-audit ini adalah peramalan yang
lebih baik dimana ketika pengambil keputusan dipaksa untuk membandingkan hasil aktual
dengan hasil yang diharapkan atau diperkirakan muncul estimasi-estimasi yang lebih baik
dan operasi yang lebih baik karena jika hasil aktual kurang dari hasil yang diharapkan maka
seluruh bagian atau divisi yang ada di dalam perusahaan, terutama bagian produksi,
pemasaran dan penjualan akan memperbaiki kinerja mereka menjadi lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai