Anda di halaman 1dari 31

Capital Rationing

Merupakan proses tentang bagaimana alternatif investasi


yang tersedia, sehingga yang dimiliki dapat tertanam
dengan profit yang maximum
dapat diperoleh.
Capital Rationing terjadi setiap waktu kalau
ada kendala mengenai jumlah dana yang dapat
diinvestasikan selama periode tertentu.

Capital Rationing, mengharuskan manajer


menyeleksi kombinasi dari usul-usul investasi
yang dapat menghasilkan nilai sekarang/NPV
yang paling tinggi sesuai dengan kendala
anggaran untuk periode bersangkutan.
Jenis – Jenis
Usulan Investasi
Jenis –Jenis Usulan Investasi

1 2 3

Mutually Independent Contingent


Exclusive
Dilakukan dengan Dilakukan dengan Dilakukan dengan
memilih salah satu mengurutkan usulan terlebih dahulu
proyek yang PI-nya investasi dari tingkat menentukan besarnya
paling tinggi PI yang paling tinggi PI gabungan dari
ke yang paling rendah kedua proyek yang
saling bergantung
Internal Rate of
Return
(IRR)
Internal Rate of Return
(IRR)
Internal Rate of Return (IRR) sebetulnya adalah metode untuk menghitung tingkat bunga
(discount rate) yang membuat nilai saat ini dari seluruh perkiraan arus kas masuk sama
dengan nilai sekarang dari ekspektasi arus kas yang keluar (Hazen, 2009). Prinsipnya, IRR
adalah rangkaian penghitungan yang membuat nilai NPV (Net Present Value) menjadi nol.
Metode penghitungan IRR ternyata memiliki
kekurangan dan kelebihannya.
Sedangkan kelemahannya adalah:
Keunggulannya antara lain (Lefley, 1997):
1. Metode ini membutuhkan nilai cost of
1. Menggunakan metode ini dapat
capital dalam penghitungannya.
mengetahui dengan jelas apakah investasi
2. Metode ini tidak dapat memberikan
yang dilakukan dapat menaikkan nilai
keputusan yang tepat ketika harus
perusahaan.
memperbandingkan mutually exclusive
2. Metode ini mempertimbangkan semua
projects.
arus masuk yang ada.
3. Metode ini tidak dapat memberikan
3. Metode ini mempertimbangkan konsep
hasil yang maksimal ketika harus
time value of money.
memilih suatu proyek yang capital-nya
4. Metode ini mempertimbangkan risiko dari
berupa rasio.
arus masuk pada masa depan untuk
pengembalian modal investasi.
Contoh :
Contoh : Ada 6(enam) alternatif investasi yang dapat dipilih yaitu proyek A,B,C,D,E dan F, dana
yang tersedia sebesar Rp 25.000.000,- IRR dan Net Invesment untuk masing-masing proyek
adalah sebagai berikut :
Proyek Net Investment IRR
A 8000000 12%
B 7000000 20%
C 10000000 16%
D 4000000 8%
E 6000000 15%
F 11000000 11%

Proyek mana yang sebaiknya diterima, bila sifat investasi adalah independent. Cost of capital =
10% ?
Penyelesaian :
Pertama disusun rangking dari alternatif proyek di mulai dari
IRR yang paling tinggi. Budget yang tersedia (budget line)
sebesar Rp 25.000.000,- dengan demikian alternatif investasi
yang dipilih adalah : 
Proyek B Net Invesment Rp 7.000.000,-
Proyek C Net Invesment Rp 10.000.000,-
Proyek E Net Invesment Rp 6.000.000,- (+)
Jumlah Investasi Rp 23.000.000,

Proyek A,F, ditolak, penolakan ini didasarkan atas


pertimbangan sebagai berikut :
1. Proyek A dan F mempunyai IRR yang tinggi
daripadaCut off Rate, tetapi karena budget yang
tersedia tidak mencukupi maka proyek ini terpaksa
ditolak.
2. Proyek D, ditolak karena tingkat IRR nya dibawah
Cut of Rate yaitu merupakan Cost of Capital
perusahaan adalah tingkat pembatas maksudnya
proyek proposal akan diterima apabila menghasilkan
Present Value
Approach
Present Value Approach
NPV atau Net Present Value merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang
telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital dengan diskon
factor atau dengan kata lain merupakan arus kan yang diperkirakan pada masa yang akan
dating yang didiskontokan pada saat ini.
Tabel Perhitungan NPV Dalam
Keputusan Investasi
Kelemahan Metode
NPVharus dapat
1. Manajemen
menaksir tingkat biaya
Keunggulan Metode modal yang relevan
NPV nilai
1. Memperhitungkan
selama usia ekonomis
proyek
waktu dan ruang 2. Jika proyek memiliki
2. Memperhitungkan arus nilai investasi inisial
kas selama usia yang berbeda, serta usia
ekonomi ekonomis yang berbeda
3. Memperhitungkan nilai , maka NPV yang lebih
sisa proyek besar belum menjamin
sebagai proyek yang
lebih baik
3. Derajat kelayakan tidak
hanya dipengaruhi oleh
arus kas, melainkan
dipengaruhi oleh factor
usia ekonomis proyek
Untuk present value approach ini perlu dicari dulu present value untuk masing-masing proyek dari data
dibawah ini misalkan PV Cash in Flow untuk masing-masing proyek sebgai berikut :
Proyek PV cash In Flow
A Rp 10.000.000
B Rp 11.200.000
C Rp 14.500.000
D Rp 3.600.000
E Rp 8.100.000
F Rp 12.650.000

Dari data tersebut dapat disusun rangking investasi sebagai berikut :


Proyek Net Investment IRR PV Cash In Flow
A Rp 8.000.000 12% Rp 10.000.000
B Rp 7.000.000 20% Rp 11.200.000
C Rp 10.000.000 16% Rp 14.500.000
D Rp 4.000.000 8% Rp 3.600.000
E Rp 6.000.000 15% Rp 8.100.000
F Rp 11.000.000 11% Rp 12.500.000
Penyelesaian :
Alternatif 1 :
Untuk priyek B,C,E menghasilkan PV = Rp
33.800.000
Dana yang dibutuhkan untuk investasi = Rp
23.000.000 (-)
NPV (Net Present Value) = Rp 10.000.000

Alternatif 2 :
Untuk proyek B,C,A menghasilkan PV = Rp
35.000.000
Dana yang dihasilkan untuk investasi = Rp
25.000.000 (-)
NPV (Net Present Value) = Rp 10.700.000

Berdasarkan hasil perhitungan, kombinasi proyek


Kesimpulan

Captal Rationing dapat digunakan untuk memilih


beberapa proyek dari berbagai proyek yang
tersedia. Analisis ini membantu pimpinan untuk
memilih proyek yang tersedia karena terbatasmya
dana.
CAPITAL
RATIONING
KOMBINASI
DENGAN
PENDEKATAN
Hubungan NPV dengan
IRR
Hubungan antara NPV dengan IRR terlihat
pada faktor diskonto (discount rate) yang
digunakan untuk menghitung nilai sekarang
(present value) dari suatu investasi. IRR
merupakan tingkat pengembalian (rate of
return) yang disyaratkan oleh investor
(perusahaan) ketika melakukan investasi. IRR
merupakan “discount rate” yang menjadikan
NPV sama dengan nol. Artinya, pada saat NPV
sama dengan nol maka besarnya tingkat
pengembalian investasi yakni sebesar IRR.
Kombinasi pendekatan NPV dan IRR
dengan Cost of Capital
Kombinasi pendekatan NPV dan IRR erat hubungannya dengan Cost of Capital
karena C of Capital berfungsi sebagai discount rate dan tingkat pembatas (Cut of
Rate). Suatu proyek menurut pertimbangan IRR hanya dapat diterima jika IRR >
Cost of Capital proyek. Sedangkan menurut NPV, discount rate yang digunakan
adalah sebesar Cost of Capital proyek. PI > 1 usul proyek bisa diterima.
Contoh :
Alternatif proyek yang mungkin diterima atau ditolak, berdasarkan proposal yang disusun
sebagai
Proyek
berikut :
Net Invesment PI(B/C ratio)
1 Rp 10.000.000 0,95
2 Rp 15.000.000 1,15
3 Rp 12.500.000 1,20
4 Rp 17.500.000 1,10
5 Rp 7.500.000 1,09

Budget yang tersedia untuk proyek tersebut Rp 35.000.000,- proyek-proyek manakah yang
sebaiknya diterima bila:
1. Masing-masing proyek independent (berdiri sendiri);
2. Proyek 2 dan 3 mutually exclusive (memilih salah satu);
3. Proyek 1 dan 3 Dependent (menerima satu harus menerima yang lain).
Penyelesaian :
Proyek 1 sebaiknya ditolak, karena menghasil kan PI kurang
dari 1(satu), sedang proyek-proyek yang bisa diterima
sebagai berikut :

Kombinasi proyek yang mungkin dipilih antara lain 3 + 2 + 5


dan 3 + 4 :
Proyek 2 dan 3 mutually exclusive (memilih salah
satu) yang dipilih proyek 3, karena PI > Pl proyek 2,
rangking proyek sekarang sbb :

Dari ranking tersebut, bila diukur dengan budget yang


tersedia, proyek-proyek yang bisa diterima adalah
proyek 3 dan 4, sedangkan proyek 5 walaupun PIN
nya > 1 tidak dapat dipilih karena dana tidak
mencukupi (proyek 1 jelas ditolak).
Proyek 1 dan 3 bersifat Independent (menerima satu
harus meneima lainnya). Dalam hal ini perlu dicari
lebih dulu PI gabungan dan Pl integrated sebagai
berikut :

Ranking investasi dapat disusun sebagai berikut :


Dari ranking ini berdasarkan dana yang tersedia, proyek-
proyek yang dipilih sekarang:
1. Proyek 2 dan 4 walaupun masih ada ada sisa dana Rp
2.500.000,- sedangkan total profit yang diterima =
(17.250.000 + 19.250.000) (15.000.000 +
17.500.000) = Rp 4.000.000,-
2. Proyek yang lain walaupun dapat diterima belum
dapat dipilih karena kekurangan dana;
3. Kombinasi lain yang dimungkinkan proyek 5 dan 3 +
1 sisa dana Rp 5.000.000,- sedang total profit hanya
sebesar Rp 2.655.000,- yaitu (Rp 8.175.000 + Rp
24.480.000) (Rp7.500.000 + Rp 22.500.000)
ANALISIS
WAKTU
TUNGGAL &
GANDA
Analisis Waktu Tunggal
Alternatif 1
Kombinasi dari usul-usul investasi 6,7, 3, 2, dan 5 yang
memerlukan dana investasi sebesar Rp 2,50 + Rp 2,00 + Rp 5,00 + Rp
3,00 + Rp 2,50 = Rp 15,00 (dalam jutaan rupiah). Keseluruhan NPV
dari alternatif ini adalah :

Usul 6 Rp 2.500.000,00 ( 1,15 – 1,0 ) = Rp 375.000,00


7 Rp 2.000.000,00 (1,13 – 1,0 ) = Rp 260.000,00
3 Rp 5.000.000,00 (1,12 – 1,0 ) = Rp 600.000,00
2 Rp 3.000.000,00 ( 1,09 – 1,0 ) = Rp 270.000,00
5 Rp 2.500.000,00 ( 1,07 – 1,0 ) = Rp 175.000,00
Rp 15.000.000,00 Total NPV Rp
1.680.000,00
Alternatif II
Kombinasi dari usul-usul investasi 6,7, 3, 2, dan 5 yang juga memerlukan dana investasi
sebesar 15 juta. Keseluruhan NPV dari alternatif ini adalah :
Usul 6 Rp 2.500.000,00 ( 1,15 – 1,0 ) = Rp 375.000,00
3 Rp 5.000.000,00 ( 1,12 – 1,0 ) = Rp 600.000,00
2 Rp 3.000.000,00 ( 1,09 – 1,0 ) = Rp 270.000,00
1 Rp 2.000.000,00 ( 1,08 – 1,0 ) = Rp 160.000,00
5 Rp 2.500.000,00 ( 1,07 – 1,0 ) = Rp 175.000,00
Rp 15.000.000,00 Total NPV = Rp 1.580.000,00

KESIMPULAN
Dari dua analisis tersebut ternyata alternatif I yaitu yang terdiri dari usul-usul investasi 6,
7, 3, 2 dan 5 mempunyai total NPV yang lebih besar daripada alternatif II, sehingga kita
harus memilih alternatif I atau kombinasi.
Analisis Waktu Ganda
Dalam analisis waktu ganda kita perlu mengetahui besarnya kehilangan angka dari
masing-masing usul investasi kalau usul tersebut terpaksa ditunda sampai tahun depan
yang ini dapat dilihat sebagai berikut :
PI Kalau
Kehilangan
Usul Investasi Outlay PI Sekarang Ditunda Tahun
Angka
Depan
6 Rp 2.500.000 1,15 1,11 0,04
7 Rp 2.000.000 1,13 1,11 0,02
3 Rp 5.000.000 1,12 1,07 0,05
2 Rp 3.000.000 1,09 1,03 0,06
1 Rp 2.000.000 1,08 1,01 0,07
5 Rp 2.500.000 1,07 1,05 0,02
4 Rp 3.000.000 1,05 1,01 0,04

Kita mencoba untuk menyusun berbagai kombinasi yang terdiri dari usul-usul investasi
yang akan dilakukan tahun ini dan yang akan ditunda sampai tahun depan sebagai berikut :
Kombinasi I
Tahun ini : Usulan 6, 7 , 3, 2, dan 5
Usulan 6 Rp 2.500.000,00 ( 1,15 – 1,0 ) = Rp 375.000,00
7 Rp 2000.000,00 (1,13 – 1,0) = Rp 260.000,00
3 Rp 5.000.000,00 ( 1,12 – 1,0 ) = Rp 600.000,00
2 Rp 3.000.000,00 ( 1,09 – 1,0 ) = Rp 270.000,00
5 Rp 2.500.000,00 ( 1,07 – 1,0 ) = Rp 175.000,00
Rp 15.000.000,00 Rp 1.680.000,00
Ditunda Tahun Depan :
Usulan 4 Rp 3.000.000,00 (1,01 – 1,0 ) = Rp 30.000,00

Rp 18.000.000,00
Total NPV = Rp 1.710.000,00
Dana investasi tahun ini yang digunakan Rp 15 juta dan usul investasi yang ditunda memerlukan
Rp 3 juta sehingga keseluruhan menjadi Rp 18 juta. (Masih dalam batas anggaran investasi
tambahan tahun depan = Rp 2 juta).

Kombinasi II
Tahun ini : Usulan 6, 3, 1, 5 dan 4
Usulan 6 NPV = Rp 375.000,00
3 = Rp 600.000,00
1 = Rp 160.000,00
5 = Rp 175.000,00
4 = Rp 150.000,00

NPV proyek tahun ini Rp 1.460.000,00


Ditunda Tahun Depan :
Usulan 7 ( Rp 2.000.000,00(1,11-1.0) = Rp 220.000,00

Total NPV Rp 1.680.000,00


Dana investasi yang digunakan tahun ini Rp 15 juta dan untuk usulan yang ditunda sampai tahun
depan membutuhkan dana investasi sebesar Rp 2 juta sehingga keseluruhan menjadi Rp 17 juta.
Kombinasi III
Tahun ini: Usulan 6, 2, 3, 1, dan 5
Usulan 6 NPV = Rp 375.000,00
2 = Rp 270.000,00
3 = Rp 600.000,00
1 = Rp 160.000,00
5 = Rp 175.000,00
NPV proyek tahun ini Rp 1.580.000,00
Ditunda Tahun Depan:
Usulan 7 ( Rp 2.000.000,00(1,11-1.0) = Rp 220.000,00
Total NPV Rp 1.800.000,00
Dari hasil perhitungan di atas tampak jelas bahwa kombinasi III adalah kombinasi yang
menghasilkan keseluruhan atau total NPV yang paling besar dibandingkan
dengan kombinasi I dan kombinasi II sehingga sebaiknya perusahaan memilih
kombinasi III.
Thank
you

Anda mungkin juga menyukai