Anda di halaman 1dari 32

Matakuliah : F0274 Manajemen Keuangan Perusahaan

Tahun : Sept 2006

STRUKTUR MODAL,
LEVERAGE DAN KEBIJAKAN DIVIDEN
Pert.21-22

1
Struktur modal adalah merupakan bauran atau perpaduan dari utang
jangka panjang, saham preferen dan saham biasa (saham biasa dan
laba ditahan) yang dikehendaki perusahaan dalam struktur modalnya.
Struktur modal adalah keputusan dalam mengambil keputusan
pembiayaan perusahaan karena secara langsung berakibat terhadap
biaya modal, keputusan investasi dan meningkatkan nilai perusahaan

Jenis-Jenis Modal
Dapat dilihat dari neraca passiva.

Aktiva Hutang lancar


Hutang jangka panjang Modal
Pinjaman
Modal Pemegang saham Total
1. Saham preferen Modal
Modal
2. Saham biasa Sendiri
3. Laba ditahan 2
Resiko Bisnis dan Keuangan
Resiko Bisnis
Adalah resiko yang berkaitan dengan proyeksi tingkat pengem-balian
atas ekuitas (ROE) suatu perusahaan di masa yang akan datang,
dengan asumsi bahwa perusahaan tersebut tidak meng-gunakan
utang.
Resiko keuangan
Adalah bagian dari resiko yang ditanggung pemegang saham, yang
melebihi resiko bisnis yang mendasar, sebagai akibat dari penggunaan
leverage keuangan.
Leverage Keuangan
Adalah ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana sekuritas ber-
penghasilan tetap (utang dan saham preferen) digunakan dalam struktur
modal perusahaan.
TINGKAT LEVERAGE
Leverage
Adalah penggunaan assets dan sumber dana (source of funds) oleh
perusahaan yang mengeluarkan biaya tetap dengan maksud agar dapat
meningkatkan keuntungan potensial bagi pemegang saham. 3
Dilihat dari income statement (full costing)
Sales Revenue XXX
Cost of good sold (Fc dan Vc) XX Operating Leverage
Gross profit XX (Degree of operating
Operating expences XX Levrage= DOL)

EBIT XX
_________________________________
Ineterst XX Financial Leverage
EBT XX (Degree of financial
Tax rate XX Leverage = DFL)
EAT XX
Tingkat leverage operasi = DOL
Hal ini telah dibahas pada pertemuan sebelumnya, namun perlu
diingkatkan kembali :
Contoh : = perubahan % EBIT
DOL
perubahan % penjualan
Q (P - V )
DOL Q =
Q (P - V ) - F
S -V C
DOL sales =
S - V C -F
Perusahaan A,B dan C laporan keuanganannya tahun 2005 sbb:
Laporan laba-rugi perusahaan A,B dan C ($ 000)
Keterangan Perus.A Perus B Perus C
Penjualan $ 60.000 $ 90.000 $ 120.000
Biaya variable 12.000 54.000 30.000
Marjin kontribusi 48.000 30.000 100.000
Biaya tetap 28.000 15.000 60.000
EBIT 20.000 15.000 40.000
Harga/unit $ 100 100 100
Sales volume/unit 600/u 900/u 1.200/u
Biaya variable/unit $20/u $60/u $,25/u

Q(P-V) 600(100-20)
> DOLA = ------------- =-------------------------- =2,4
Q(P-V)-F 600(100-20)- 28.000

900( 100-60)
>DOLB = -------------------------------- = 1,74
900( 100-60) 15.000

1.200 ( 100 25)


>DOLC=------------------------------------- = 3. 5
1.200 (100 25) 60.000
DOLA= 2,4 artinya tingkat elastisitas operasi pada out put penjualan
terhadap EBIT sebesar 24% , ini berarti bahw apabila penjualan perusahaan
A naik 10% maka laba operasi akan naik 2,4 x 10% = 24%. Sebaliknya , bila
penjualan turun 10% maka penurunan tersebut berakitbat EBIT juga turun
sebesar 2,4 x 10% = 24%.
Kondisi ini juga berlaku pada perusahaan B dan C Kalau di masing-masing
perusahaan,terjadi perubahan kenaikan atau penurunan atas penjualan,
biaya tetap, biaya variable, harga, sales volume, maka DOL ini akan berubah
juga.
Perusahaan C lebih besar resikonya ketimbang perusahaan A dan B,
karena kontribusi laba yang diperoleh digunakan untuk menutup biaya tetap
yang lebih besar atau $ 60.000 atau 60% dari total penjualan. Besarnya
tingkat perubahan laba operasi perusahaan sebagai akibat perubahan
DOL/Penjualan sangat erat hubungannya dengan break even point (titik
impas) . Hal ini dapat dibuktikan dengan perusahaan A, dapat dicari BEP
nya.
BEPQ /A = Fixed Ccost / Contribution margin/unit.
= $ 28.000/ ( 100 20)
= $ 28.000/80
= 350 unit,
6
BEP $ = 350 x $ 100 = $ 35.000
Tingkat Leverage keuangan (Degree of Financial leveraga)
Adalah persentase perubahan laba yang tersedia bagi pemegang saham
biasa yang diakibatkan oleh berubah-nya laba sebelum bunga dan pajak
(EBIT) dalam persentase tertentu.
% DEPS
Contoh: DFL =
% DEBIT
% perubahan EPS
DFL pada x =
% perubahan EBIT
EPS
EBIT
= EPS =
EBIT EBIT - I
EBIT
S - V C-F
=
S - V C -F -I
Data perusahaan A,B dan C digunakan untuk menghitung DFL,
asumsi perusahaan meminjam uang dari bank sebesar $ 100.000
dengan bunga per tahun 12% tahun , atau bunganya ( interest)=
$12.000/tahun. 7
DFL dengan menggunakan rumus dapat dicari.
= 600 ( 100 20) 28.000 .
600(100-20)-28.000-12.000
= 20.000/8.000
= 2,5 .
DFL sebesar 2,5 artinya , bila EBIT naik dengan 40% maka EPS akan naik
sebesar 2,5 x 40% = 100% dan sebaliknya bila terjadi penurunan. Hasil
perhitungan dari DFL, perusahaan berkepentingan terhadap EBIT blla digunakan
dengan beban tetap, sehingga satu sama lainnya saling berkaitan.
Untuk perusahaan B dan C dapat dicari dengan cara yang sama seperti diatas.

Tingkat leverage total (Degree of Total/Combined Leverage = DTL / DCL)


Adalah persentase perubahan EPS yang diakibatkan oleh perubahan penjualan
sebesar persentase tertentu
S- V C
DTL = DCL = DOL x DFL =
S - V C -F -I
DTL disebut juga Degree of Combined Leverage (DCL).
DTL perusahaan A dapat dihitung:
DOLA x DFLA =
2,4 x 2,5 = 6
8
Dapat disimpulkan bahwa masalah DFL baru akan timbul
setelah perusahaan menggunakan dana dengan beban
tetap, yang menghasilkan Favorable Financial Leverage
atau efek yang menghasilkan positif apabila pendapatan
yang diterima dari penggunaan dana tsb lebih besar
daripada beban tetapnya. Efek yang menguntungkan ini
(DFL) sering disebut Trading on the Equity

INDIFFERENCE POINT.
Menentukan struktur modal yang optimal
Adalah struktur modal yang memak-simumkan harga saham
perusahaan, dan hal ini memerlukan rasio utang yang lebih
rendah daripada rasio utang yang memaksimumkan EPS.
9
Analisa pengaruh leverage keuangan terhadap EBIT/EPS
Analisa atas EPS yang indiferen
Analisa Titik indiferen EPS (Indifference Point atau break Even Point EBIT dan EPS)
Adalah tingkat penjualan yang mengakibatkan EPS menjadi sama meskipun
perusahaan melakukan pembiayaan dengan utang, saham biasa ataupun saham
prerferen.
EPS indifference point = titik impas = SBE
( )( ) ( )( ) 1
Jml saham 2 I - jml saham 1 I
= 1 2 + F (
)
Jml saham 2 - jml saham 1 1- v
Jika sumber dana dari saham biasa dan obligasi (hutang jangka panjang) maka
( ) ( )( )
X 1- t X -I 1- t
EPS indifferen ce point = =
S1 S2
Keterangan :
X = EBIT pada indiffrence point (SBE,= titik impas)
I = bunga obligasi dalam rupiah/dolar.
t = tingkat pajak
S1= jumlah saham biasa yang beredar (kalau hanya menjual saham biasa)
S2= jumlah saham biasa beredar kalau menjual saham biasa dan obligasi bersama-
sama. 10
EPS indifference point akan lebih jelas dalam grafik
sehingga kelihatan keunggulan dari sumber dana yang
dibutuhkan oleh perusahaan.

Titik penjualan dibawah titik indiference point, nilai


EPSnya akan lebih tinggi jika perusahaan lebih banyak
menggunakan saham biasa.

Tingkat penjualan diatas titik indiferen, nilai EPSnya akan


lebih inggi jika perusahaan menggunakan utang.

Penjualan - Total biaya - Bunga = (EBIT - 1)(1 - T)


EPS =
Jml Saham yg beredar

11
Perusahaan dapat menggunakan dana operasinyan dengan memilih
alternatif antara hutang dengan dengan modal saham, atau modal saham
dengan saham preferen, atau ketiganya digunakan. Hubungan
Indifference Point (IP) berarti terjadi hasil EPS dengan EBIT adalah sama
(break even EPS dan EBIT). Pada kondisi ini, pertimbangan
pembelanjaan (financial mix) dalam tingkat leverage factor berapapan
EPS dan EBIT sama, sehingg manajemen dapat memilih sumber dana
yang paling menguntungkan perusahaan.

Analisis IP disebut juga tititk impas dalam financial leverage atau analisis
hubungan EBIT dengan EPS dalam struktur modal.

(EBIT- I) (i- t) PD
EPS= -----------------------------
NS
Dimana
I= Bunga hutang obligasi dllnya.
PD = Dividen tahuna saham preferen.
T= Tax rate.
NS atau S1 dan S2 = Jumlah lembar saham 12
Contoh:
Florida Coy dengan modal sebesar
$ 400.000. karena meningkatnya permintaan maka perusahahaan
membutuhan tambahan modal sebesar $200.000 yang dapat
diperoleh dari tiga alternatif yaitu:

a. Semuanya dengan emisi saham biasa.


b. Obligasi dengan bunga 12%
c. Saham preferen, dividen 11%.

Perusahaan mendapat EBIT $ 60 ribu. Dengan adanya ekspansi


laba diharapkan naik menjadi $ 108 ribu. Tax rate 40%, dan saat
ini saham biasa beredar 100.000 lbr. Saham biasa laku dijual $
2.000/lbr, dan apabila memilih pendanaan dari modal sendiri,
maka emisi saham biasa baru 50.000/lbr. Untuk menganalisis
sumber modal mana yang diambil manajemen dapat dihitung
dengan data berikut ini.
13
Keterangan Saham Biasa Hutang S.Preferen
EBIT $ 108.000 $108.000 $ 108.000
Bunga 12% --- 24.000 ---
EBT 108.000 96.000 108.000
Tax 40% 43.200 38.400 43.200
EAT 64.800 67.600 64.800
Div.S.preferen --- --- 22.000
Laba P.saham 64.800 67.600 42.000
Ttl.saham be
redar/lembar 150.000 100.000 100.000..
EPS $ 432 $ 676 $ 420
Untuk mencari besarnya EBIT untuk dapat menutup beban tetap, rumus tsb.diatas
harus di nol kan dulu EPS.
0 =( EBIT-I) ( I-t)PD/ NS = 0 = (EBIT-I)(I-t)PD

a. Bila menggunakan alternative Saham Biasa.


0 = (EBIT-I)( I-t)PD
= (EBIT-0) (1-0,4) -0
= EBIT (0,60)
EBIT = 0/0,6 = 0.
Dengan memilih saham biasa maka besarnya EPS sama dengan nol, maka EPS
14
juga sama nol
b. Bila tambahan dana dengan hutang (Debt).
0 = (EBIT-I)(I-t)PD
= (EBIT-12%x 200.000)( 1-0,40)- 0
= (EBIT -24.000) 0,60
= 0,6(EBIT- 14.400
EBIT = $ 24.000 atau sama dengan jumlah
Bunga yang harus dibayar.

c. Tambahan dana dengan Saham Preferen.


0 = (EBIT-I) (I-t)-PD
= (EBIT- 0)( 1- 0,40) 22.000
= EBIT (0,60)- 22.000
EBIT = $ 36.667.

15
Sekarang kita hitung Indiffrence Point.

a. Indiffrence Point Common Stock vs Debt.


Pergunakan rumus:
(EBIT1,2 I1) (I-t)PD1 = (EBIT1,2-I2)(1-t)PD2
NS1atau S1 NS 2 atau S 2

(EBIT1,2-0)(1-0,4) = (EBIT 1,2-24.000)(1-0,4)0


150.000 100.000
(EBIT1,2)(0,60) (100.000) = (EBIT1,2-24.000)(0,60) (150.000)
60.000 EBIT 1,2 = (0,6EBIT1.2-14.400)(150.000)
60.000 EBIT 1,2 = 90.000EBIT1,2- 2.160.000.000
30.000EBIT1,2 = 2.160.000.000
EBIT 1,2 = $ 72.000

b. IP dgn pendanaan Saham Biasa VS S.Preferen


Pergunakan rumus diatas dan subsitusikan.
(EBIT1,2=0)(1-0,40)-0 = (EBIT1,2-0)(1-0,40)-22.000
150.000 100.000

(EBIT1,2)(0,60)(100.000) = (EBIT1,2)(0,60)-22.000 (150.000)


(0,60EBIT1,2)(100.000) = (0,60 EBIT1,2)-22.000x 150.000
60.000EBIT1,2 = 90.000EBIT1,2 = 3.300.000.000
30.000EBIT1,2 = 3.300.000.000 16
EBIT1,2 = $ 110.000
Dari hal tsb diatas, jelas bahwa :
EBIT pendanaan Common Stock VS Debt adalah sama yaitu sebesar $ 72.000
EBIT pendanaan Common Stock VS Preferred Stock adalah sama $ 110.000
Bagaimana dengan EPS, apakah sama?
Keterangan Alternatif C.Stock Alt. dgn Debt
EBIT $72.000 $72.000
Interest12% --- 24.000
EBT 72.000 48.000
Tax 40% 28.800 19.200
EAT 43.200 28.800
T.Saham beredar 150.000 100.000
EPS $ 0,288 $0.288
EPS ribuan $ 288 $ 288
EPS antara Common Stock VS Preferred Stock
Keterangan Alt.Common Stock Prefer.Stock
EBIT $110.000 $ 110.000
Interest --- ---
Tax 40% 44.000 44.000
EAT 66.000 66.000
Div.P.Stock --- 22.000
Laba P.Sham 66.000 44.000
Saham beredar 150.000 100.000
EPS $ 0,44 $0,44
EPS(ribuan) $ 440 $ 440. 17
Grafik Indifference Point, ketiga sumber pendanaan tsb diatas
dapat dilihat pada : ANIMASI MATERI KULIAH INI.

Analisa Likuiditas dan arus kas.


Sejumlah kesulitan praktis sehubung-an dengan jenis
analisis.
a. Kesulitan dalam menentukan secara pasti pengaruh leverage
keuangan P/E (perbandingan antara harga dengan
keuntungan).
Stock Market Price
P/E =
EPS
b. Perbedaan tingkat kekonservatifan manajer dengan pemegang
saham
c. Keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang mungkin
berten-tangan dengan maksimisasi harga minimisasi biaya
modal yang berjangka pendek. 18
1. Studi kasus.
PT.Tungkir Jaya tahun akhir tahun 2005 mempunyai modal $
100.000 dengan EBIT sebesar $ 150.000 dan akan menambah
modalnya $ 50.000 untuk ekspansi dengan sumber modal dari
tiga alaternatif :
a. Emisi saham biasa semuanya.
b. Dengan bonds, coupon rate 12%
c. Saham preferen, dividen 11%

Dalam rangka ekspansi ini perusahaan tahun 2006 ini


mengharapkan laba naik menjadi $ 270.000, tax rate 40%.Saat
tahun 2005 saham biasa beradar 250.000 lbr dan dapat dijual $
50/lbr. Kebijakan manajemen bahwa kalau memilih sumber dana
dari modal sendiri, maka perusahaan harus mengemisi saham
biasa baru 12.500 lbr.
19
Diminta :
a. Dengan tambahan dana tsb diatas, hitunglah EBIT bila
perusahaan mengeluarkan saham biasa baru.
b. Hitunglah EBIT kalau dana tsb dari sumber hutang jangka
panjang(bonds)
c. Hitunglah EBIT bila dana tsb dari saham preferen.
d. Hitunglah break even point EBIT dan EPS antara dana dari
hutang dan saham biasa baru, dengan adanya tambahan
modal tsb..
e. Hitunglah break even point EBIT dan EPS antara saham biasa
dengan preferen dengan adanya tambahan modal tsb.
f. Buatlah grafik Indiffrence Point dari ketiga sumber modal tsb.
g. Menurut saudara, sumber modal mana yang dipilih oleh
manajemen untuk memncapi laba yang ditentukan tahun
2006?.

20
KEBIJAKAN DIVIDEN
Kebijakan dividen (dividen policy) dapat diartikan kebijakan untuk menentukan
berapa banyak dari laba harus dibayarkan kepada pemegang saham dan berapa
banyak yang akan ditanam kembali di perusahaan.

Tiga Pembagian Kebijakan Dividen.


1. Membagi dividen sebesar-besarnya.
2. Membagi dividen atau menerbitkan saham baru.
3. Membagikan dividen sekecil-kecilnya, kalau perlu tidak usah dibagikan
dividen.

Faktor- faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen


a. Peraturan hukum
b. Faktor likuiditas
c. Faktor biaya penerbitan saham baru (emisi saham)
d. Pengendalian
e. Stabilitas keuntungan dan kebangkrutan
f. Biaya transaksi dan kebutuhan modal
g. Tingkat pengembalian aset

Kebijakan Dividen yang optimal


Adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan di antara dividen saat
ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksi-mumkan harga 21
saham perusahaan.
Dua teori kebijakan Dividen
1. Teori ketidakrelevanan (irrelevansi) dividen.
Adalah teori yang menyatakan bahwa kebijakan deviden perusa-
haan tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan
maupun biaya modalnya.
Teori ini dikemukakan tahun 1966 oleh Merton H. Miller dan Franco
Modigliani yang terkenal dengan teori MM. Inti teori ini adalah
dalam dunia yang sempurna (ada kepastian, tidak ada pajak, tidak
ada biaya transaski dan tidak pasar lain yang sempurna) maka nilai
perusahaan tidak dipengaruhi oleh dividen. Teori MM memberikan
beberapa asumsi agar teori yang terkendali (manageable).
2. Teori bird in -the hand tallacy.
Adalah dividen memiliki resiko yang lebih kecil daripada resiko
kenaikan nilai modal, oleh karena itu, ks, akan naik jika pembagian
dividen dikurangi. Teori ini dikem-bangkan oleh Gordon-Lintner yang
intinya bahwa investor memandang seekor burung di tangan lebih
berharga dari pada seribu burung di udara. Teori Gordon-Lintner ini
ditentang oleh teori MM dan sebaliknya.
22
Dua isu lainnya tentang kebijakan deviden.
1. Information Content (Signaling Hypothesis)
Adalah teori yang menyatakan bahwa investor menganggap
perubahan dividen pertanda bagi perkiraan manajemen atas laba.
2. Clientele Effect
Adalah kecendrungan perusahaan untuk menarik jenis investor yang
menyukai kebijakan dividennya.
Kebijakan Dividen dalam praktek
1. Kebijakan dividen residual
Adalah kebijakan di mana dividen yang dibayarkan sama dengan laba
aktual dikurangi dengan laba yang perlu ditahan untuk membiayai
anggaran modal perusahaan yang optimal.
Dasar dari kebijakan ini adalah kenyataannya bahwa investor lebih
menginginkan perusahaan mena-han dan menginvestasikan kembali
laba daripada membagikannya dalam bentuk dividen, apabila laba
yang diinvestasikan kembali terse-but dapat menghasilkan laba yang
lebih tinggi daripada tingkat pengembalian (laba) rata-rata yang
dapat dihasilkan sendiri oleh investor dari investasi lain dengan
resiko yang sebanding. 23
2. Dividen yang konstan (naik secara mantap)
Adalah kebijakan dividen tahunan yang tidak akan pernah
diturunkan dalam jumlah persentase tertentu dari laba kepada
pemilik setiap periode pembayaran dividen. Dalam hal ini,
terdapat kebijakan Dividen Pay Out Ratio (DPR) adalah
persentase dari setiap rupiah/dolar yang dihasilkan kepada
pemegang saham dalam bentuk tunai, dihitung dengan membagi
dividen kas per saham dengan laba per saham.

Dividen rendah teratur dan ditambah ekstra (Low regular extra


dividen policy)
Adalah kebijakan dividen yang didasarkan pembayaran deviden
rendah secara teratur kemudian ditambah dengan dividen ekstra bila
ada jaminan kelebihan dana yang tersedia.

24
Rencana Reinvestasi Dividen (Dividen Reinvestmen Plan=DRP)
Adalah rencana yang memungkinkan pemegang saham untuk secara otomatis
menginvestasikan kembali dividennya dalam bentuk saham perusahaan.
Rencana Reinvestasi Dividen (Dividen Reinvestmen Plan=DRP)
Adalah rencana yang memungkinkan pemegang saham untuk secara otomatis
menginvestasikan kembali dividennya dalam bentuk saham perusahaan.

Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap ks


1. Keinginan pemegang saham akan penghasilan sekarang ini dibanding
penghasilan yang akan datang.
2. Tingkat resiko dividen dibanding dengan kenaikan nilai modal (capital gain).
3. Informasi atau pertanda yang terkandung pada dividen.

Stabilitas Dividen
Adalah para investor lebih tertarik pada kondisi stabilitas dividen peru-sahaan
daripada dividen pay out ratio yang tinggi. Stabilitas dividen disini, tetap
memperhatikan tingkat pertum-buhan perusahaan.
Saham yang memberikan dividen yang stabil selama periode tertentu akan
mempunyai harga yang lebih tinggi daripada saham yang mem-bayar dividennya
dalam persentase yang tetap terhadap laba.
25
Dividen Saham (Stock Dividend)
Adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk tambahan, bukan dalam bentuk
uang tunai/kas.
Stock Splits
Adalah pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai saham yang lebih kecil,
dan jumlah saham beredar meningkat secara proporsional sebagai akibat
penurunan nilai saham.
Reserve stock splits (pemecahan balik saham)
Adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan harga saham perusaha-an
dengan cara menukar sejumlah saham beredar untuk saham baru.

Saham yang dipecah 1 dari 2 1 saham baru ditukar dengan 2 saham lama
Saham yang dipecah 2 dari 3 2 saham baru ditukar untuk 3 saham lama

Pembelian kembali Saham (Stock Repurchace)


Adalah suatu transaksi dimana suatu perusahaan membeli kembali seba-gian
dari sahamnya sendiri.
Jumlah saham yang beredar akan berkurang dan harga saham mening-kat maka
laba juga akan meningkat.
Maksud pembelian kembali saham adalah mempertinggi nilai saham yang
dimiliki dan menolong untuk meng-halangi orang-orang/investor-investor yang
tidak diinginkan mengambil alih perusahaan. 26
Tiga cara peningkatan nilai saham dengan pembelian kembali
saham.
a. Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar dan dapat mening-
katkan EPS.
b. Memberi signal positif kepada investor di pasar dan manajemen
percaya saham dinilai rendah.
c. Memberi dasar sementara untuk harga saham yang mungkin turun.

Keputusan Pembiayaan Jangka Panjang


Ekuitas Saham Biasa
Adalah jumlah saham biasa modal disetor dan laba ditahan yang dimiliki
perusahaan yang setara dengan total investasi pemegang saham biasa
di dalam perusahaan.

Nilai buku per saham (Book value per share)


Adalah nilai akuntansi dari selembar saham biasa, setara dengan ekuitas
saham biasa (dengan saham biasa ditambah dengan laba yang ditahan)
dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar.
27
Hak-Hak Hukum dan Istimewa Pemegang Saham Biasa
Pengendalian perusahaan
1. Surat kuasa (Proxy)
Ialah suatu dokumen yang memberi seseorang wewenang untuk
bertindak atas nama orang lain, umumnya kuasa untuk
memberikan suara atas saham biasa.
2. Proxy Fight (Perebutan kuasa)
Adalah usaha yang dilancarkan oleh perseorangan atau suatu
kelompok untuk memperoleh pengendalian atas perusahaan
dengan jalan meminta kuasa dari pemegang saham untuk
mewakili hak suara pemegang saham dalam memilih mana-
jemen baru bagi perusahaan.
3. Pengambilalihan (Take over)
Adalah tindakan dengan jalan mana seseorang atau suatu
kelompok berhasil memecat manajemen perusahaan dan
mengambil kendali atau perusahaan.
4. Hak Preemtif (Preemptive Right)
Adalah ketentuan dalam anggaran rumah tangga perusahaan
yang memberikan kepada pemegang saham biasa hak untuk
membeli atas dasar prorata saham biasa yang baru diterbitkan. 28
Pasar untuk saham biasa
1. Bursa Pararel (Over the counter = OTC market)
Adalah jaringan dealer yang mengurus perdagangan seku-
ritas yang belum terdaftar (unlisted).
2. Bursa utama (Organized Security Exchange)
Adalah organisasi resmi yang mempunyai lokasi fisik yang
nyata, yang memudahkan perdagangan sekuritas terdaftar
(listed).
Tiga Jenis Transaski Pasar Saham
1. Pasar Sekunder (Secondary market)
Adalah pasar di mana saham yang telah beredar (used stock)
diperdagangkan sesudah saham-saham tersebut diterbitkan oleh
perusahaan. Perdagangan saham beredar dari perusahaan punlik
yang sudah mapan.
2. Pasar Perdana (Primary market)
Adalah pasar di mana perusahaan menerbitkan sekuritas baru
untuk menambah modal perusahaan. Saham tambahan dijual oleh
perusahaan publik yang sudah mapan. 29
Keputusan untuk Going Public
Adalah tindakan menjual saham kepada masyarakat umum oleh
suatu perusahaan keluarga atau pemegang saham utamanya.
Bursa Emisi (New Issue Market)
Adalah pasar yang terdiri dari saham perusahaan yang baru
saja Going public
Keunggulan dari Going Public
1. Membuka jalan bagi pemegang saham untuk melakukan
diversifikasi.
2. Menaikkan likuiditas.
3. Mempermudah perusahaan mendapatkan uang tunai.
4. Memberikan ukuran atau nilai perusahaan.
Kelemahan dari Going Public
1. Biaya pelaporan ke Bapepam atau SEC.
2. Pengungkapan informasi (Disclosure).
3. Kekurang leluasaan bagi diri Pemilik (Self Dealings)
4. Pasar yang lesu dengan harga yang rendah.
5. Pengendalian. 30
Proses Bank Investasi
Bank Investasi (Investment banker) adalah perantara dibidang keuangan
yang membeli sekuritas dari peru-sahaan dan pemerintah serta men-
jualnya kembali kepada perusahaan dan masyarakat.
Fungsi Bank Investasi
a. Menjamin penerbitan-penerbitan sekuritas.
b. Memberi nasehat kepada klien/ langganan.
Proses Penjaminan Emisi (Underwriting) adalah proses dimana pihak
bankir investasi membeli surat-surat berharga dari perusahaan penerbit
sekuritas tersebut dengan harga yang lebih rendah dari harga yang akan
dijual kembali.
Tanggung jawab bank investasi kepada emiten
1. Penjamin emisi dengan kesanggupan penuh (full commitment
underwriting) menanggung resiko.
2. Penjamin emisi dengan kesanggupan terbaik (best effort undrwriting)
berperan sebagai agen.
3. Penjamin emisi dengan kesanggupan siaga (stand by commitment)
Disamping menawarkan juga mau membeli sekuritas yang tidak
laku. 31
32

Anda mungkin juga menyukai