Anda di halaman 1dari 20

Analisis Leverage

Operasi dan Finansial


Pendahuluan
 Leverage secara harafiah diartikan sebagai kekuatan
pengungkit.
 Dalam manajemen keuangan leverage adalah
penggunaan asset (operating) dan sumber dana
(financial) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap.
 Tujuan penggunaan operating dan financial leverage
bertujuan agar keuntungan yang diperoleh menjadi lebih
besar (pengungkit). Hal ini terjadi jika keuntungan yang
diperoleh lebih besar dari biaya aset dan biaya
pendanaan.
 Tetapi penggunaannya juga akan memperbesar risiko .
 Oleh sebab itu konsep ini bermanfaat bagi analisis,
perencanaan dan pengendalian keuangan
Operating Leverage dan
Jenis Biaya
 Operating leverage terjadi pada saat
perusahaan menanggung biaya operasi tetap
yang harus ditutupi oleh hasil (laba) operasinya
 Penggunaan konsep ini membuat biaya yang
ditanggung perusahaan dipisah menjadi
menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
 Biaya tetap merupakan biaya yang secara total
tidak berubah pada kisaran produksi tertentu.
Ex: penyusutan, asuransi.
 Namun biaya tetap per unit produksi akan
berubah.
Jenis Biaya
 Biaya variabel merupakan biaya yang secara
total berubah apabila unit yang dihasilkan
berubah. Ex: B.bahan baku, upah.
 Namun biaya variabel perunit konstan
 Dalam prakteknya terdapat biaya yang bersifat
semi variabel. Ex: Listrik. Oleh sebab itu untuk
kepentingan analisis maka biaya yang bersifat
semi variabel dipisahkan unsur variabel dan
tetapnya.
Jenis Biaya
 Berdasarkan kedua biaya maka perilaku biaya
total akan terlihat sbb:
Biaya
Biaya total

Biaya variabel

Biaya tetap

0
Unit yang dihasilkan
Analisis Operating
Leverage
 Analisis operating leverage dimaksudkan
untuk mengetahui:
 Seberapa peka laba operasi terhadap
perubahan hasil penjualan
 Berapa penjualan minimal yang harus
diperoleh agar perusahaan tidak menderita
rugi (Break even Point)
 Dalam analisis operating leverage semua
beban/biaya hanya terkait dengan beban
operasi
Degree of Operating
Leverage (DOL)
 Seberapa peka laba operasi terhadap perubahan hasil
penjualan dapat diukur dengan tingkat operating
leverage (DOL)
 DOL pada tingkat penjulan tertentu dapat diukur
dengan
% Perubahan Laba Operasi
DOL 
% Perubahan Penjualan
X(P - V)
DOL x 
X(P - V) - F
S - TVC margin contribution
DOL rp  
S - TVC - F EBIT
DOL
 Keterangan:
 X: penjualan dalam unit
 P: harga jual /unit
 v: biaya variabel /unit
 F: total biaya tetap
 TVC: Total biaya variabel
 S: Penjualan dalam Rp
 Semakin tinggi DOL semakin peka laba operasi
terhadap perubahan penjualan perusahaan
 Semakin besar proporsi biaya tetap, maka
semakin besar DOL
DOL dan Risiko Bisnis
 Semakin tinggi proporsi biaya tetap semakin
peka laba operasi terhadap perubahan
penjualan perusahaan
 Hal ini memperlihatkan semakin tinggi risiko
bisnis perusahaan.
 Risiko bisnis adalah ketidakpastian laba operasi
perusahaan dimasa yang akan datang.
 Umumnya perusahaan yang memiliki risiko
bisnis yang tinggi (DOL tinggi) akan menghindari
penggunaan financial leverage yang tinggi
Analisis Break Even Point
(BEP)
 Analisis break even dilakukan untuk
menentukan berapa penjualan minimal (baik
dalam rupiah ataupun unit) yang harus
diperoleh agar perusahaan tidak menderita
rugi operasi.
 BEP dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
BEP x = TFC BEP Rp = TFC
P-V 1- (V/P)
Contoh Soal
 Berikut adalah laporan laba rugi sebuah perusahaan
kimia dalam jutaan rupiah
Penjualan bersih Rp 500
Biaya Variabel 240
Biaya tetap 130
Laba operasi (EBIT) 130
B. Bunga (I) 30
Laba sebelum pajak (EBT) 100
Pajak (T= 35%) 35
Laba setelah pajak (EAT) 65
 Penjualan dalam unit: 5.000.000 unit
 Tentukanlah besarnya DOL dan BEP dalam rupiah
ataupun unit
Jawab
X= 5 juta unit
P= Rp.100 /unit 500 - 240
DOL rp  2
(Rp 500jt/ 5 juta unit) 500 - 240 - 130
V= Rp. 48/unit
(Rp 240/5 juta unit) 130 jt
BEP rp   Rp. 250 juta
TFC = Rp. 130 juta 1 - 48100
TVC= Rp. 240 juta
S= Rp.500 juta
130jt
BEP x   2.500.000 unit
100 - 48
Jawab
 DOL pada tingkat penjualan Rp 500 juta adalah
2. Ini berarti jika terjadi perubahan penjualan
sebesar 10%, maka laba operasi akan berubah
sebesar 20%. Ini berarti jika penjualan naik
(turun) 10%, maka laba operasi akan naik (turun)
20%.
 Agar perusahaan tidak menderita kerugian pada
laba operasi perusahaan minimal harus
melakukan penjualan sebesar Rp. 250 juta atau
melakukan penjualan sebanyak 2,5 juta unit.
Financial Leverage
 Financial leverage terjadi pada saat perusahaan
menggunakan sumber dana yang menimbulkan
beban tetap. Ex: hutang dan saham preferen.
 Analisis financial leverage dimaksudkan untuk
mengetahui: Seberapa peka laba per lembar
saham (Earning Per Share =EPS) terhadap
perubahan laba operasi perusahaan.
 Seberapa peka EPS terhadap perubahan laba
operasi perusahaan dapat diukur dengan
menggunakan Degree of Financial Leverage
(DFL)
Degree of Financial
Leverage
 Degree of Financial Leverage dapat diukur
dengan menggunakan rumus
% Perubahan EPS
DFL 
% Perubahan Laba Operasi
X(P - V) - F EBIT
DFL x  
X(P - V) - F - I - Dp EBIT - I - DP
(1 - T)
(1 - T)
 Keterangan:
 I = biaya bunga
 Dp= Dividen Saham Preferen
 T = Tarif pajak
Contoh soal dan jawab
 Dengan soal yang sama, jika saham biasa
yang beredar sebanyak 10 juta lembar,
tentukanlah DFL perusahaan
130jt
DFL x   1,3
130jt - 30jt

 DFL pada tingkat EBIT 130 juta adalah 2. Ini


berarti Jika EBIT naik sebesar 10%, maka
EPS akan naik sebesar 13%
DFL dan Risiko Finansial
 Semakin tinggi proporsi biaya tetap dari
sumber dana semakin peka EPS terhadap
perubahan EBIT perusahaan
 Hal ini memperlihatkan semakin tinggi risiko
finansial perusahaan.
 Risiko finansial adalah risiko tambahan pada
perusahaan yang timbul karena perusahaan
menggunakan hutang untuk sumber dananya
Kombinasi Operating dan
Financial Leverage
 Kombinasi kedua leverage ini dapat membantu
dalam menganalisis seberapa jauh dampak
perubahan penjualan terhadap EPS
 Kepekaan ini dapat diketahui dengan Degree of
Combined Leverage (DCL) yang
perhitungannya dapat dilakukan dengan
mengalikan DOL dengan DFL
% Perubahan EPS
DCL 
% Perubahan Penjualan
DCL
 Perhitungan DCL
X(P - V) X(P - V)
DCL x  
X(P - V) - F - I - Dp EBIT - I - Dp
(1 - T) (1 - T)
 Dari contoh soal yang sama, maka
5jt(100 - 48)
DCL x   2,6
130jt - 30 jt
 Hasilnya sama dengan DOL x DCL= 2x1,3 = 2,6
 DCL pada tingkat penjualan 500 juta adalah 2,6
Ini berarti Jika penjualan naik sebesar 10%,
maka EPS akan naik sebesar 26%
DCL
 Semakin besar DCL, maka semakin besar
pengaruh perubahan penjualan terhadap
perubahan EPS. Hal ini dapat terjadi apabila
DOL sudah tinggi, dan diikuti oleh DFL yang
tinggi.
 Karena itu umumnya perusahaan akan
menghindari menggunakan financial leverage
yang tinggi apabila operating leveragenya (yang
mencerminkan risiko bisnis) sudah tinggi.

Anda mungkin juga menyukai