Anda di halaman 1dari 10

Nama Mahasiswa : Zabar Rudin

Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen
NIM : 049675034
Kode / Nama MK : EKMA4565.13 / Manajemen Perubahan
Kelas Tuton : 13
Tugas Ke - :3
Tahun : 2023
Butir Soal No. : 1, 2, 3 dan 4
Skor Maks : 100

TUGAS 3 TUTORIAL ONLINE MK MANAJEMEN PERUBAHAN (EKMA4565)


Setiap organisasi tidak dapat menggantungkan pada kelemahan pihak lain dan memanfaatkan
kecerdasannya maka diperlukan kemampuan dalam mengelola pengetahuan dan
menjadikannya sebagai organisasi pembelajar. Sedangkan organisasi pembelajar yang berisi
individu pembelajar dan di dukung oleh infrastruktur yang kuat dapat menjalankan visi misi
dengan sukses. Individu pembelajar harus mengembangkan ilmu dan membangun peradaban
bukan hanya tetap eksis tetapi harus mampu berkembang dan menjadi tangguh serta dapat
bertahan di era yang penuh dengan ketidakpastian ini. Penumbuhan iklim organisasi
pembelajaran harus dibarengi dengan penciptaan mekanisme yang bisa mendorong kegiatan
proses pembelajaran diantara para individu bisa berlangsung lebih terpadu. Disini peran
knowledge management atau manajemen pengetahuan menjadi amat kritikal sebab melalui
mekanisme inilah proses pembelajaran dan akumulasi pengetahuan yang tersebar diantara
segenap individu bisa dikelola secara efektif dan didesain agar selaras dengan arah strategi
organisasi.

Pengetahuan tidak hanya berupa data dan informasi saja, tetapi perlu transfer pengetahuan dari
karyawan ke dalam sistem sehingga dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan
dalam pengambilan putusan. Persaingan bisnis menuntut organisasi untuk terus kompetitif,
sehingga bisnis yang berjalan dapat berubah dengan cepat. Para pengambil putusan menyadari
hal tersebut dan mereka perlu mengembangkan pengetahuan dan strategi untuk mendukung
pengambilan keputusan. Di sinilah peran kecerdasan buatan dan teknologi informasi dalam
membangun sebuah sistem baru yang dapat menangkap, menyimpan, membagi, memberikan
solusi data dan informasi serta pengetahuan. Struktur Organisasi yang begitu kompleks
menyebabkan pengetahuan menjadi terpecah-pecah dan sulit untuk menentukan, berbagi dan
menggunakan kembali pengetahuan tersebut yang dikatakan oleh Zack (dalam Natalea, 2010).
Ketika learning organization telah menjelma, dalam wujud yang sempurna, maka ia ibarat sebuah
taman impian. Itulah taman yang menjadikan semua anggota berkeinginan untuk terus menerus
belajar dan dengan penuh semangat saling berbagi pengetahuan serta pengalaman. Sebuah
taman semakin berat maka diperlukan perubahan paradigma diorganisasi.tempat semua anggota
dinaungi spirit keriangan untuk selalu mempersembahkan karya terbaik.

Organisasi Pembelajar
Secara general konsep ini dapat diartikan sebagai kemampuan suatu organisasi untuk terus
menerus melakukan proses pembelajar (self-learning) sehingga organisasi tersebut memiliki
kecepatan berpikir dan bertindak dalam merespon beragam perubahan yang muncul
(Tjakraatmadja & Lantu, 2006). Dalam konteks riil, tema tentang learning organization ini diyakini
telah menjadi satu jurus jitu untuk berkelit dari kekalahan suatu persaingan bisnis dan yang harus
dilakukan untuk membangun learning organization yang tangguh adalah dengan membangun
iklim dialog dan knowledge sharing yang kuat. Elemen ini penting sebab proses pembelajaran

1
tidak akan pernah bisa berlangsung jika tidak ada komitmen yang kokoh diantara para karyawan
apapun levelnya.

Untuk bertukar gagasan dan pengetahuan baik secara formal maupun melalui proses informal
learning (pembelajaran informal). Proses pembelajaran informal layak disebut sebab
berdasarkan riset kegiatan ini memiliki peran yang amat signifikan dalam mengembangkan
kemampuan belajar organisasi dan bahkan acap lebih efektif dibanding proses formal learning di
antara para karyawan bisa berlangsung lebih terpadu. Di sini peran knowledge management
menjadi amat kritikal, sebab melalui mekanisme inilah proses pembelajaran dan akumulasi
pengetahuan yang tersebar diantara segenap karyawan bisa dikelola secara efektif dan didisain
agar selaras dengan arah strategi perusahaan. Tentu saja proses penumbuhan learning
organization yang solid tidak bisa hanya berlangsung semalam. Tapi jika mampu benar-benar
diwujudkan, maka fantansi tentang hadirnya taman impina bisa menjadi kenyataan. Itulah taman
tempat setiap individu bisa terus belajar bergerak membangun peradaban yang agung nan mulia.

Menurut Tjakraatmadja & Lantu (2006) organisasi sejatinya sangat mirip dengan manusia.
Bukankah pada hakekatnya organisasi adalah sekumpulan manusia dengan tujuan, sistem,
struktur dan kultur tertentu, agar organisasi berkembang dan memiliki keunggulan kompetitif,
organisasi mesti memiliki otak yang cemerlang atau memiliki IQ (Intelligence Question) yang
tinggi. Untuk memperoleh IQ yang tinggi terdapat dua persyaratan yaitu: (1) mempunyai tradisi
sebagai organisasi pembelajaran (learning organization); (2) mempunyai kemampuan untuk
mengelola pengetahuan (knowledge management) dengan baik. Dalam organisasi pembelajaran
(learning organization), komitmen dan kapasitas belajar ditumbuhkan secara berkesinambungan
bagi seluruh anggota di tiap tataran organisasi. Salah satu contoh yang menerapkan pendekatan
ini adalah Honda dan Samsung. Organisasi pembelajaran memungkinkan organisasi merubah
informasi menjadi pengetahuan yang berharga (valued knowledge) yang akan meningkatkan
kemampuan organisasi. Boleh dikatakan, organisasi pembelajaran merupakan wadah dengan
sistem tertentu yang memungkinkan anggota organisasi untuk terus belajar sehingga dapat
meningkatkan kemampuannya.

Kultur Organisasi dan Knowledge Management


Budaya organisasi adalah sebuah nilai yang dipegang oleh orang-orang dalam organisasi
tersebut dan merupakan pembeda dari organisasi lainnya. Menurut Tjakraatmadja & Lantu (2006)
kultur organisasi adalah penggerak utama dalam laju bisnis organisasi. Untuk memulai sebuah
knowledge management dalam sebuah organisasi tidaklah mudah. Organisasi tersebut harus
sudah memiliki sebuah kultur sharing knowledge yang sudah berakar dan menjadi pola kerja para
karyawannya. Organisasi yang telah menerapkan hal ini dapat disebut sebagai Learning
organization yaitu organisasi yang memberikan kesempatan dan mendorong setiap individu yang
ada dalam organisasi tersebut untuk terus belajar dan memperluas kapasitas dirinya. Dia
merupakan organisasi yang siap menghadapi perubahan dengan mengelola perubahan itu
sendiri (managing change). Learning organization memiliki kemampuan untuk belajar dan
menfasilitasi aspek-aspek dari proses belajar dan bisa terus menerus melakukan perubahan
dengan demikian karyawan mempunyai semangat untuk terus menerus berkembang melakukan
perubahan-perubahan dan terus menerus. Perusahaan yang memiliki semangat “learning
organization” juga mempunyai karyawan yang bisa belajar dari kesalahan mereka, berbagi
pengetahuan dengan karyawan yang lain dan bisa berkomunikasi secara terbuka dengan
karyawan lainnya. Dilihat dari level managerial pun organisasi ini akan memiliki pemimpin yang
bisa melatih, membantu, memberikan motivasi, menjadi pendorong dalam pengambilan
keputusan. Menurut Senge (1990) karyawan harus merubah cara pandang mereka, harus bisa
mengembangkan kemampuan dan harus siap berubah, bisa mengerti keseluruhan dari fungsi
organisasi dan merumuskan misi perusahaan sebagai bagian dari team. Komponen dari suatu

2
learning organization secara umum adalah terdiri dari learning (belajar), organization (organisasi),
people (orang), knowledge (pengetahuan) dan technology (teknologi), komponen di atas sudah
banyak diterapkan di banyak organisasi. Seperti yang diusulkan Senge, terdapat lima unsur
penting mesti diperhatikan dalam pembentukannya, yakni visi bersama yang mesti digapai, model
mental, keahlian personal, pembelajaran tim, dan berpikir sistematik. Mengingat pentingnya
learning organization dalam suatu perusahaan terlebih dalam pengembangan suatu knowledge
management maka diperlukan suatu keinginan dari perusahaan untuk meningkatkannya.

Hakekat Knowledge Management


Knowledge yang dibicarakan di sini bukanlah sain atau ilmu pengetahuan dikutip dari Munir
(2008) menyatakan bahwa “Pengetahuan adalah keseluruhan kognisi dan ketrampilan yang
digunakan oleh manusia untuk memecahkan masalah.” Definisi yang lebih mengarah
menjelaskan bahwa pengetahuan adalah “informasi yang terstruktur dan terpakai secara merata
dan digunakan untuk memberikan arahan agar terjadi proses transformasi (proses kerja) yang
efisien dan efektif, sekaligus informasi itu pula dibutuhkan untuk pengendalian hasil yang dikutip
dari Tjakraatmadja & Lantu (2006). Faktor efektif menjadi amat menentukan dan suatu informasi
dapat menjadi pengetahuan jika memiliki kapasitas untuk melakukan tindakan atau memecahkan
masalah secara efektif.

Perkembangan perekonomian ke arah globalisasi yang diindikasikan dengan perkembangan


pesat dalam teknologi informasi dan teknologi komunikasi, membawa dampak pada pentingnya
pengembangan sumber daya manusia atau karyawan yang berbasis pengetahuan (knowledge
based worker) untuk kmenunjang setiap aktivitas dalam organisasi. Hal ini dikarenakan
perkembangan teknologi menuntut penguasaan teknologi untuk diaplikasikan dalam aktivitas
organisasi, sehingga dapat diperoleh manfaat dari teknologi tersebut. Di sisi lain, globalisasi telah
mengubah pandangan masyarakat bisnis dunia menjadi knowledge society dan membawa
dampak pada berkembangnya persaingan berbasis pengetahuan (knowledge based
competition). Untuk merespon perubahan tersebut, diperlukan pengelolaan pengetahuan yang
baik dan benar di dalam organisasi sehingga efektifitas dan kinerja organisasi dapat dioptimalkan.
Pengetahuan merupakan salah satu bentuk intangible asset yang sangat berperan dalam
persainga yang dialami organisasi. Semakin tinggi tingkat pengetahuan karyawan dalam
organisasi, maka semakin mudah untuk mengikuti perubahan sesuai dengan tugasnya.
Manajemen pengetahuan sebagai proses dimana organisasi mengumpulkan aset pengetahuan
(knowledge asset) dan menggunakannya untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Dengan
pengembangan pengetahuan yang dimiliki, karyawan akan mengetahui atau memahami apa
yang dibutuhkan untuk mampu mengerjakan tugasnya dengan baik. Ketika organisasi melakukan
investasi yang besar terhadap usaha mengumpulkan aset pengetahuan (knowledge asset), maka
organisasi harus dapat mengetahui seberapa besar dampak dari implementasi manajemen
pengetahuan terhadap kinerja organisasi dan yakin bahwa apa yang dilakukan organisasi dalam
rangka mengumpulkan aset pengetahuan sejalan dengan visi dan misi organisasi. Oleh karena
itu, pengetahuan ditempatkan secara strategis sebagai salah satu syarat pentingbbagi kemajuan
perilaku karyawan yang juga berdampak pada kinerja organisasi.

PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Telkom, Organisasi Pembelajar


Telkom telah memasuki bisnis telekomunikasi di era kompetisi sehingga seluruh sendi aktivitas
bisnis dituntut untuk lebih mampu merespon kompetisi tersebut secara efektif. Telkom telah
mencanangkan visi untuk menjadi digital telco pilihan utama untuk memajukan masyarakat,
sehingga untuk mewujudkannya diperlukan penyelarasan budaya korporasi dan kepemimpinan
transformasional guna mengkondisikan respon seluruh komponen organisasi pada model

3
perilaku yang selaras dengan nilai-nilai inti yang disesuaikan dengan strategi korporasinya
sehingga mampu mensinergikan seluruh upaya pencapaian tujuan secara efektif.
Visi TELKOM yaitu to become a leading InfoCom player in the region. TELKOM berupaya
untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia
Tenggara, Asia dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.
TELKOM memiliki misi memberikan layanan one stop InfoCom services with excellent
quality and competitive price and to be the role model as the best managed indonesian
corporation dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa
kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif.
TELKOM mengelola bisnis melalui praktik-praktik terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber
daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan
yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.

Untuk itu diperlukan kerangka budaya baru perusahaan yang disesuaikan dengan nuansa
kompetisi yang dihadapi Telkom serta diberlakukan sebagai landasan bagi proses transformasi
budaya secara menyeluruh. The Telkom Way memberikan pemahaman atas konsepsi budaya
perusahaan agar diperoleh kesamaan persepsi serta keseragaman pola pengembangannya.
Pengembangan Budaya Korporasi di Telkom adalah untuk menggugah kesadaran seluruh
komponen organisasi tentang pentingnya budaya korporasi dalam memelihara daya tahan dan
mensinergikan daya saing, terbentuknya keselarasan budaya perusahaan dengan strategi
perusahaan dan terbangunnya competitive advantage melalui penguatan nilai-nilai yang telah
dirumuskan dalam budaya korporasi The Telkom Way.

Sejalan dengan pengembangan budaya perusahaan mulai tahun 2003, Telkom juga telah
melakukan restrukturisasi internal dengan membangun pola kepemimpinan transformasional dan
melakukan penyesuaian kompensasi kepada segenap karyawannya, dua hal yang diyakini
mampu memberikan stimulan bagi pengembangan sumber daya manusia dan tujuan
perusahaan. Untuk melaksanakan strategi perusahaan dalam mencapai dan menjaga
sustainable growth, upaya pemenangan persaingan dikondisikan melalui pendekatan customer
centric sehingga perlu dilakukan perubahan yang fundamental dalam pengorganisasian dan
pengendalian aktivitas bisnis perusahaan pada seluruh unit bisnis.

Manajemen Pengetahuan di Telkom


Secara umum, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk telah menerapkan manajemen pengetahuan.
PT Telekomunikasi Indonesia, Tb adalah perusahaan publik yang berlatar belakang perusahaan
negara (Badan Usaha Milik Negara–BUMN). PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk juga merupakan
salah satu perusahaan yang menerapkan manajemen pengetahuan yang cukup berkembang
dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan diterimanya penghargaan berupa MAKE (Most Admired
Knowledge Enterprises) oleh sebuah organisasi konsultan, yaitu Dunamis (pemegang lisensi
Stephen Covey di Indonesia), yang memberikan penghargaan tahunan bagi perusahaan di
Indonesia yang dianggap terbaik dalam penerapan manajemen pengetahuan.
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk memiliki sasaran visi dan misi yang ingin dicapai. Untuk
mencapai sasarannya, perusahaan merancang suatu strategi. Strategi perusahaan merupakan
salah satu fondasi yang harus tetap diacu dalam implementasi setiap inisiatif-inisiatif suatu
organisasi, termasuk di dalamnya inisiatif implementasi manajemen pengetahuan.
Pengetahuan merupakan aset kunci agar suatu perusahaan memiliki keunggulan kompetitif yang
kontinu. Keunggulan kompetitif tersebut diperoleh dari dampak implementasi manajemen
pengetahuan terhadap kinerja organisai di berbagai bidang, diantaranya bidang operasi dan
pelayanan, bidang pengembangan kompetensi inti, bidang pemeliharaan ketersediaan
pengetahuan, dan bidang inovasi dan pengembangan produk. Oleh karena itu, pengelolaan
dalam suatu perusahaan dalam menciptakan nilai bisnis dan keunggulan kompetitif dapat

4
dilakukan dengan mengoptimalkan proses penciptaan, pengkomunikasian, dan pengaplikasian
semua pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.
Proses makro manajemen pengetahuan TELKOM yaitu:
1. Knowledge Acquisition
Proses akuisisi terjadi ketika para eksekutor proses bisnis utama perusahaan (perencanaan
strategis, pengembangan produk dan layanan, serta operasi infrastruktur dan layanan) sadar
bahwa mereka perlu mempelajari pengetahuan tertentu. Akuisisi pengetahuan terjadi ketika
proses interaksi antara eksekutor (knowledge buyer) dengan knowledge source (knowledge
seller) berlangsung dengan efektif yang ditandai dengan mengalirnya pengetahuan dari
knowledge source ke knowledge buyer. Knowledge source ini berasal dari brainware/knowledge
worker (human capital). Proses bisnis berupa inovasi yang muncul dari konsumen dan eksternal
perusahaan.

2. Knowledge Sharing
Knowledge sharing melibatkan komponen knowledge worker aplikasi distribusi dan kolaborasi.
Forum dalam knowledge sharing dibagi menjadi dua, yaitu forum formal dan forum informal.
Forum formal yaitu pertemuan rutin yang dilaksanakan untuk membahas performansi unit,
performansi operasional, serta inisiatif strategis perusahaan. Media yang digunakan dalam
knowledge sharing berupa online (Kampiun, intranet/portal, dan e-learning) dan offline (forum,
rapat, team, buletin, informal meeting, patriot pagi, counseling and coaching, dan training).
3. Knowledge Utilisation
Ukuran keberhasilan dari pengetahuan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menjalankan
proses bisnis perusahaan dengan lebih efektif dan efisien. Knowledge creation terjadi ketika
karyawan memperoleh ide-ide baru yang muncul saat karyawan menerapkan pengetahuan yang
tersedia.

Pembelajaran Organisasi di Telkom


PT. Telkom merasakan tantangan besar dalam menghadapi dinamika dan kompleksitas
lingkungan bisnis yang menuntut peran yang lebih besar dalam pembelajaran organisasinya.
Organisasi yang menerapkan keunggulan mengharuskan organisasi belajar secara terus
menerus dan mentransformasikan diri pada lingkunga organisasi. Dalam menghadapi persaingan
yang semakin ketat perusahaan dituntut secara terus- menerus dan mampu melakukan
perbaikan terhadap sumber daya dan modal intelektual atau kapabilitas yang dimiliki perusahaan,
karena sumber daya dan modal intelektual perusahaan merupakan fondasi dan pilar strategi
dalam perusahan, tanpa sumber daya dan modal intelektual yang unggul perusahaan akan
menghadapi banyak permasalahan dalam menghadapi persaingan di pasar.Keunikan sumber
daya dan kapabilitas perusahaan apabila dikelola dan dimobilisasi dengan baik dan tidak dimiliki
oleh kompetitor lain akan menghasilkan keunggulan kompetitif yang sustainable/berkelanjutan
dalam perusahaan yang mampu memenangkan persaingan dalam pasar. Hasil kajian Astuti,
Hendri and Nim (2011) menyimpulkan bahwa pembelajaran organisasi dan modal intelektual
menpunyai korelasi kuat, berpengaruh signifikan dan positif; pengaruh Pembelajaran Organisasi
terhadap Keunggulan Bersaing mempunyai korelasi kuat, berpengaruh signifikan dan positif;
sedangkan pengaruh Modal Intelektual terhadap Keunggulan Bersaing mempunyai berkorelasi
kuat, berpengaruh signifikan dan positif. Dalam perhitungan analisis korelasi parsial dan simultan
diperoleh hasil bahwa bahwa pengaruh secara parsial lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh
simultan pada Pembelajaran Organisasi dan Modal Intelektual.

Sumber: Andria dan Trisyulianti (2011); Sugandi (2011); Astuti, Hendri and Nim, (2011)

5
PERTANYAAN

1. Jelaskan karakteristik pengembangan organisasi/organization development (OD) pada


Telkom!
Jawaban :
Sebagaimana diketahui pengembangan organisasi secara konseptual didefinisikan
sebagai berikut.

Pengembangan organisasi (OD) menurut Beer (1990) adalah:


Aplikasi dan transfer pengetahuan berbasis ilmu perilaku (behavioral science) yang
diterapkan secara sistematik dan terencana dalam rangka untuk mengembangkan,
meningkatkan, dan menguatkan kembali strategi, struktur, dan proses organisasi
sehingga tercipta efektififtas organisasi.

Karakteristik pengembangan organisasi (OD) pada Telkom:


Pada konteks Telkom Indonesia, terdapat sistem pegaturan tata hubungan yang
ditentukan, agar terpeliharanya mekanisme umpan balik yang sistematis dari
manajemen internal agar mampu merespon dinamika dari para pemangku kepentingan
dan kebutuhan pasar melalui pengembangan strategi organisasi secara
berkesinambungan, efektif, dan efisien. Salah satu strategi Telkom yaitu untuk
mempercepat proses transformasi perusahaan dan mewujudkan kedaulatan digital 25
Indonesia yaitu melalui kerja sama dengan sejumlah perusahaan teknologi besar dunia
(global tech giant). Pengembangan organisasi Telkom dilakukan antara lain dengan
memberdayakan organisasi dan individu- individu dengan keterampilan, tools, dan
proses upaya digitalisasi. Salah satunya Telkom Indonesia sedang mencanangkan
intelligent cloud platform cocok dengan semangat kewirausahaan yang dikenal di
Indonesia - mulai dari startups hingga digital natives, dari warung hingga UMKM;
sehingga akan mendorong pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan bagi Indonesia.
Diharapkan seluruh jajaran Telkom mendukung Indonesia bersiap menyambut peluang
masa depan digital bersama-sama dengan terus berinovasi, sambil membangun
kemampuan untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan industri yang siap
menyambut masa depan.

Berdasarkan wacana di atas:


Karakteristik OD (Organization Development) yang dikemukakan oleh Harvey & Brown,
kemudian kaitkan penjelasan Anda dalam konteks Telkom!
Suatu visi merupakan suatu gambaran tentang masa depan yang diciptakan, yang
diuraikan dalam tata bahasa yang seakan-akan terjadi sekarang. Karena sifatnya yang
kasat mata dan langsung, suatu visi memberikan bentuk dan arah pada masa depan

6
organisasi. Untuk membangun visi bersama strategi-strategi visi bersama haruslah
bersifat pengembangan, yang dapat membantu membangun kapasitas mendengarkan
pimpinan. Akan tetapi dalam mencapai visi yang ingin dicapai tersebut terdapat
beberapa kendala antara lain:
1. Keragaman pandangan
2. Pertentangan visi karena sudah mulai pecah menjadi visi pribadi masing-masing
karena beragamnya tuntutan.
3. Faktor internal dan eksternal yang tidak mendukung.
Faktor Internal seperti:
• Kepemimpinan yang tidak solid
• Penetapan personal yang tidak tepat di jabatannya
• Tingginya tingkat mobilisasi karyawan d. Lemah dan rendah tingkat penilaian
kinerja karyawan
Faktor eksternal seperti:
• Sistem yang belum solid
• Kepemilikan yang tidak terbuka
2. Berdasarkan kasus di atas, jelaskan shared vision dari Telkom sebagai organisasi
pembelajar!
Jawaban :
PT. Telkom sebagai organisasi pembelajar yang sukses dan sistematis memadu
pengetahuan di seluruh organisasi melalui 4 langkah yaitu:
• Penguasaan
• Penciptaan
• Penyimpanan
• Transfer dan penggunaan
Menjadi digital Telco pilihan utama untuk memajukan masyarakat adalah salah satu
visi Telkom. Sampai saaat ini Telkom Indonesia masih melakukan proses perubahan
organisasi atau yang dalam internal Telkom Indonesia disebut sebagai transformasi. 25
Pendekatan yang dilakukan adalah dengan melakukan transformasi organisasi secara
bertahap dari waktu ke waktu, yang selain dipicu oleh perubahan struktur industri juga
terkadang dipicu oleh perubahan struktur, budaya, dan strategi Telkom Indonesia agar
leading menjadi digital Telco pilihan utama masyarakat.
Sebagai perusahaan telekomunikasi digital (digital telco company) terdepan di
Indonesia, Telkom berkomitmen untuk terus mendorong terwujudnya kedaulatan digital
nasional melalui terciptanya lingkungan digital, pembangunan masyarakat digital, dan
akselerasi ekosistem ekonomi digital. Pembangunan masyarakat digital dalam hal ini
diartikan dengan banyaknya talenta digital yang siap beraktivitas dan berkontribusi di
berbagai sektor ekonomi dan aspek kehidupan. Hal inilah yang akan mengakselerasi
Bangsa Indonesia menjadi kekuatan ekonomi digital di regional dan dunia.
3. Berdasarkan informasi pada artikel di atas, disebutkan bahwa:
Dalam organisasi pembelajaran (learning organization), komitmen dan kapasitas
belajar ditumbuhkan secara berkesinambungan bagi seluruh anggota di tiap tataran
organisasi. Salah satu contoh yang menerapkan pendekatan ini adalah Honda dan 25
Samsung. Organisasi pembelajaran memungkinkan organisasi merubah informasi
menjadi pengetahuan yang berharga (valued knowledge) yang akan meningkatkan
kemampuan organisasi. Boleh dikatakan, organisasi pembelajaran merupakan wadah

7
dengan sistem tertentu yang memungkinkan anggota organisasi untuk terus belajar
sehingga dapat meningkatkan kemampuannya.
Dari deskripsi tersebut, berikan simpulan tentang subsistem Pembelajaran, khususnya
pada Subsistem Pengetahuan pada organisasi pembelajar, dengan mengaitkan
penjelasan yang ada di BMP modul 5.
Jawaban :
Simpulan yang dapat diambil ialah organisasi pembelajar secara terencana dan terus
menerus memfasilitasi anggotanya agar berkembang dan mentransformasi diri dalam
usaha meningkatkan kinerja sesuai dengan kebutuhan organisasi. Saat ini ada banyak
pendapat yang menyamakan antara organizational learning dan learning organization,
hal itu merupakan salah kaprah. Untuk menghindari kerancuan definisi seperti tersebut
diatas, klarifikasi tentang pengertian masing masing istilah sangat penting
dikedepankan. Organizational learning diterjemahkan sebagai pembelajaran
organisasional atau pembelajaran dalam organisasi dimana lebih menekankan pada
aspek pembelajaran yakni proses pembelajaran yang terjadi di dalam organisasi.
Sedangkan learning organization diterjemahkan menjadi organisasi pembelajar
menekankan pada organisasi tempat pembelajaran tersebut berlangsung. Untuk
menjadi organisasi pembelajar yang baik, ada beberapa karakteristik yang harus
dipenuhi, seperti yang dikemukakan oleh schein (1985) dan marquardt (1996).
4 Berdasarkan artikel di atas, berikan simpulan tentang pentingnya knowledge
management sebagai bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sebuah
organisasi/perusahaan, lebih-lebih jika organisasi tersebut adalah organisasi yang
berbasis pengetahuan seperti Telkom. Lengkapi jawaban dengan memberikan ulasan
pelaksanaan knowledge management di Telkom.
Jawaban :
“Knowledge management” adalah sebuah konsep yang berasal dari tahun 1990an,
ketika para akademisi (terutama Nonaka, Takeuchi dan Davenport)
mengembangkangagasan tentang disiplin ilmu baru ini. Salah satu tujuan
utama Knowledge management adalah menggunakan praktik dan teknologi
perusahaan untukmemanfaatkan pengetahuan perusahaan. Sistem Knowledge
management tradisional difokuskan pada kemampuan untuk menangkap pengetahuan
dalam sistem terpusat dan membuatnya tersedia di kemudian hari. Namun, langkah
pertama ini memiliki sedikit keberhasilan sehingga pada awal Knowledge
25
management tampak ditinggalkan. Namun kemunculan Enterprise 2.0 (2006)
telah memberi kehidupan baru pada Knowledge management, berkat pergeseran
fokus dari “pengetahuan” itu sendiri kepada individu-individu yang memegang, berbagi
dan menggunakannya. Dalam beberapa hal, praktik dan teknologi baru yang
diperkenalkan oleh kolaborasi sosial perusahaan telah menyimpang perspektif
bagaimana memanfaatkan pengetahuan karyawan melalui model baru untuk
menciptakan, berbagi, dan menggunakan pengetahuan. Efek “jaringan” ini
memungkinkan menghubungkan orang dengan tujuan berbagi pengetahuan, sehingga
pengetahuan itu lebih mudah diakses. Di bawah ini adalah 5 alasan penting kenapa
Knowledge Management itu diperlukanbagi tiap organisasi:
1. Mempercepat akses terhadap informasi dan pengetahuan Knowledge
Management mempermudah pencarian informasi atau orang
yangmemegang informasi yang Anda butuhkan. Ini meningkatkan
efisiensi dan produktivitas dan memungkinkan Anda bekerja lebih baik.

8
2. Meningkatkan proses pengambilan keputusan Karyawan dapat meningkatkan
kualitas dan kecepatan pengambilan keputusan dengan mengakses
pengetahuan seluruh organisasi saat mereka membutuhkannya. Saat
membuat keputusan, alatkolaborasi perusahaan memfasilitasi akses terhadap
pendapat dan pengalaman orang yang berbeda, yang dapat memberi
kontribusi perspektif tambahan padapilihan yang dibuat.
3. Menciptakan inovasi dan perubahan Aktifkan dan dorong pembagian
gagasan,kolaborasi dan akses terhadap informasi terbaru. Knowledge
Managementmemungkinkan individu untuk merangsang inovasi dan perubahan
yang dibutuhkanuntuk mengembangkan organisasi dan memenuhi
kebutuhan bisnis yang terusberubah.
4. Meningkatkan efisiensi tiap unit operasi dan proses bisnis organisasi. Dengan
akses informasi dan sumber daya yang lebih cepat ke seluruh organisasi,
pekerja dapatbertindak cepat. Sebuah studi yang dilakukan oleh
McKinsey & Co pada bulan November 2011, dimana lebih dari 4.200 eksekutif
diwawancarai di seluruh dunia, menunjukkan bahwa penggunaan teknologi
kolaborasi sosial telah memperbaikiproses bisnis dan kinerja organisasi
secara umum.
5. Meningkatkan kepuasan pelanggan Berbagi pengetahuan dan kolaborasi
silang membantu meningkatkan nilai yang ditawarkan kepada pelanggan.
Organisasi mampu memberikan jawaban lebih cepat atau mempersingkat
waktu yang diperlukanuntuk memperbaiki produk atau layanan.

“Proses makro manajemen pengetahuan TELKOM yaitu:


1. Knowledge Acquisition
Proses akuisisi terjadi ketika para eksekutor proses bisnis utama
perusahaan (perencanaan strategis, pengembangan produk dan layanan,
serta operasi infrastruktur dan layanan) sadar 8 bahwa mereka perlu
mempelajari pengetahuan tertentu. Akuisisi pengetahuan terjadi ketika
proses interaksi antara eksekutor (knowledge buyer) dengan knowledge
source (knowledge seller) berlangsung dengan efektif yang ditandai dengan
mengalirnya pengetahuan dari knowledge source ke knowledge buyer.
Knowledge source ini berasal dari brainware/knowledge worker (human
capital). Proses bisnis berupa inovasi yang muncul dari konsumen dan
eksternal perusahaan.
2. Knowledge Sharing
Knowledge sharing melibatkan komponen knowledge worker aplikasi distribusi
dan kolaborasi. Forum dalam knowledge sharing dibagi menjadi dua, yaitu
forum formal dan forum informal. Forum formal yaitu pertemuan rutin
yangdilaksanakan untuk membahas performansi unit, performansi
operasional, sertainisiatif strategis perusahaan. Media yang digunakan
dalam knowledge sharing berupa online (Kampiun, intranet/portal, dan
e-learning) dan offline (forum, rapat, team, buletin, informal meeting, patriot
pagi, counseling and coaching, dan training).
3. Knowledge Utilisation
Ukuran keberhasilan dari pengetahuan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk
menjalankan proses bisnis perusahaan dengan lebih efektif dan efisien.

9
Knowledge creation terjadi ketika karyawan memperoleh ide-ide baru
yangmuncul saat karyawan menerapkan pengetahuan yang tersedia.

Skor Total 100

10

Anda mungkin juga menyukai