1. Gambarkan dan jelaskan variasi sistem pelayanan dan analisislah keunggulan masing-
masing sistem pelayanan tersebut.
Jawaban :
Untuk mempertahankan pelanggan, sebuah organisasi selalu berusaha untuk memberikan
pelayanan yang terbaik. Pelayanan yang terbaik tersebut diantaranya adalah memberikan
pelayanan yang cepat sehingga pelanggan tidak dibiarkan menunggu (mengantri) terlalu lama.
Namun demikian, dampak pemberian layanan yang cepat ini akan menimbulkan biaya bagi
organisasi, karena harus menambah fasilitas layanan. Oleh karena itu, layanan yang cepat akan
sangat membantu untuk mempertahankan pelanggan, yang dalam jangka panjang tentu saja akan
meningkatkan keuntungan perusahaan.
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian :
1. Single Channel – Single Phase
Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki system pelayanan atau ada
satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.
2. Single Channel – Multi Phase
Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara
berurutan (dalam phasephase). Sebagai contoh : pencucian mobil.
Rumus ini menyatakan bahwa jumlah rata-rata dalam sistem (L) sama dengan tingkat
kedatangan (λ) dikalikan dengan waktu rata-rata dalam sistem (W), dan jumlah antrian rata-rata
(Lq) sama dengan tingkat kedatangan (λ) dikalikan dengan waktu antrian rata-rata (Wq).
Dalam kasus ini, kita tahu L1 = 24 truk dan L2 = 24 truk.
Dengan 1 karyawan:
24 truk = 3 truk/jam × W1 W1 = 8 jam
Dengan 2 karyawan:
24 truk = 3 truk/jam × W2 W2 = 8 jam
Selanjutnya, kita perlu menggunakan waktu yang diperoleh untuk menghitung waktu antrian
rata-rata.
Dengan 1 karyawan:
Lq1 = 3 truk/jam × Wq1 24 truk = 3 truk/jam × (W1 + Wq1) Wq1 = 8 jam
Dengan 2 karyawan:
Lq2 = 3 truk/jam × Wq2 24 truk = 3 truk/jam × (W2 + Wq2) Wq2 = 8 jam
Dengan demikian, hasil perhitungan adalah sebagai berikut:
1 Karyawan:
• Jumlah truk rata-rata dalam sistem (L1) = 24 truk
• Waktu rata-rata dalam sistem (W1) = 8 jam
• Jumlah antrian rata-rata (Lq1) = 24 truk
• Waktu antrian rata-rata (Wq1) = 8 jam
2 Karyawan:
• Jumlah truk rata-rata dalam sistem (L2) = 24 truk
• Waktu rata-rata dalam sistem (W2) = 8 jam
• Jumlah antrian rata-rata (Lq2) = 24 truk
• Waktu antrian rata-rata (Wq2) = 8 jam
Sebagai catatan, hasil perhitungan menunjukkan bahwa dengan menambahkan satu karyawan
lagi, tidak ada perubahan dalam jumlah truk rata-rata dalam sistem, waktu rata-rata dalam
sistem, jumlah antrian rata-rata, atau waktu antrian rata-rata.
Dalam kasus ini, penambahan satu karyawan tidak meningkatkan produktivitas
pekerjaan.
3. Setiap perusahaan berusaha untuk menghilankan pemborosan yang ada dengan menerapkan
sistem operasional yang ramping. Sebutkan dan jelaskan beberapa sumber pemborosan pada
perusahaan!
Jawaban :
Dalam konteks manajemen operasional, terdapat beberapa sumber pemborosan yang umumnya
diidentifikasi dan dianalisis untuk mencapai efisiensi dan produktivitas yang lebih baik.
Berikut ini beberapa sumber pemborosan yang sering terjadi dalam sebuah perusahaan:
1. Pemborosan dalam persediaan (Inventory Waste):
Terlalu banyak persediaan yang menyebabkan penggunaan ruang yang berlebihan, biaya
penyimpanan yang tinggi, risiko kerusakan atau kedaluwarsa, dan penundaan dalam
siklus produksi.
2. Pemborosan dalam produksi (Production Waste):
Produksi berlebihan yang tidak sesuai dengan permintaan pelanggan, menyebabkan
kelebihan persediaan, biaya penyimpanan, atau pemborosan bahan baku dan sumber
daya lainnya.
3. Pemborosan dalam pengiriman (Transportation Waste):
Transportasi yang tidak efisien, seperti pengiriman barang yang tidak perlu atau
penjadwalan pengiriman yang tidak optimal, mengakibatkan biaya transportasi yang
tinggi dan waktu yang terbuang.
4. Pemborosan dalam proses (Process Waste):
Kegiatan yang tidak bernilai tambah, seperti pergerakan yang tidak perlu, proses
pengulangan, perbaikan atau pengulangan yang tidak diperlukan, atau waktu tunggu
yang berlebihan.
5. Pemborosan dalam gerakan (Motion Waste):
Gerakan yang tidak perlu atau tidak efisien dalam pekerjaan, seperti jarak yang terlalu
jauh untuk mengambil atau menyimpan bahan, alat, atau dokumen.
6. Pemborosan dalam pengetahuan (Knowledge Waste):
Kekurangan atau ketidakmampuan dalam berbagi pengetahuan, komunikasi yang tidak
efektif, atau ketidaktahuan akan praktik terbaik, menyebabkan pengulangan kesalahan
atau penggunaan sumber daya yang tidak efisien.
7. Pemborosan dalam waktu tunggu (Waiting Waste):
Waktu yang terbuang karena menunggu, seperti menunggu bahan, persetujuan, atau
informasi, yang menghambat aliran kerja dan produktivitas.
8. Pemborosan dalam pengolahan (Processing Waste):
Pengolahan atau penggunaan sumber daya yang lebih dari yang diperlukan untuk
mencapai hasil yang diinginkan, seperti penggunaan tenaga kerja, bahan, atau waktu
yang berlebihan. Dalam upaya menghilangkan pemborosan ini, perusahaan sering
menerapkan prinsip-prinsip Lean Management atau Lean Six Sigma yang bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi, kualitas, dan kepuasan pelanggan dengan
mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan dalam operasi mereka.
Sumber :
• Render, B., Stair, R., & Hanna, M. (2012). Principles of Operations Management:
Sustainability and Supply Chain Management (9th ed.). Pearson.
• Rother, M., & Shook, J. (1998). Learning to See: Value Stream Mapping to Add Value
and Eliminate Muda. Lean Enterprise Institute.
• Womack, J. P., Jones, D. T., & Roos, D. (1991). The Machine That Changed the World:
The Story of Lean Production. Harper Perennial.
• https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/3223?show=full
• https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwiP_5mcscTm
AhVXfisKHUcZC8EQjRx6BAgBEAQ&url=http%3A%2F%2Ffirlizaa.blogspot.com
%2F2012%2F12%2Fdistribusi-probabilitas.html&psig=AOvVaw2NrDaSIn56i-
vgpoZpkiB8&ust=1576936524311354