Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR SOAL

TUGAS TUTORIAL KE-3

Nama Mahasiswa : Zabar Rudin


Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen
NIM : 049675034
Kode / Nama MK : EKMA4369.40 / Manajemen Operasi Jasa
Kelas Tuton : 40
Tugas Ke - :3
Tahun : 2023
Butir Soal No. : 1, 2, dan 3
Skor Maks : 100

1. Gambarkan dan jelaskan variasi sistem pelayanan dan analisislah keunggulan masing-
masing sistem pelayanan tersebut.
Jawaban :
Untuk mempertahankan pelanggan, sebuah organisasi selalu berusaha untuk memberikan
pelayanan yang terbaik. Pelayanan yang terbaik tersebut diantaranya adalah memberikan
pelayanan yang cepat sehingga pelanggan tidak dibiarkan menunggu (mengantri) terlalu lama.
Namun demikian, dampak pemberian layanan yang cepat ini akan menimbulkan biaya bagi
organisasi, karena harus menambah fasilitas layanan. Oleh karena itu, layanan yang cepat akan
sangat membantu untuk mempertahankan pelanggan, yang dalam jangka panjang tentu saja akan
meningkatkan keuntungan perusahaan.
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian :
1. Single Channel – Single Phase
Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki system pelayanan atau ada
satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.
2. Single Channel – Multi Phase
Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara
berurutan (dalam phasephase). Sebagai contoh : pencucian mobil.

3. Multi Channel – Single Phase


Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih
fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal, sebagai contoh model ini adalah antrian
pada teller sebuah bank.

4. Multi Channel – Multi Phase


Sistem Multi Channel – Multi Phase Sebagai contoh, herregistrasi para mahasiswa di
universitas, pelayanan kepada pasien di rumah sakit mulai dari pendaftaran, diagnosa,
penyembuhan sampai pembayaran. Setiap sistem – sistem ini mempunyai beberapa
fasilitas pelayanan pada setiap tahapnya (Subagyo, 2000).
• Model antrean single channel
Model antrean ini merupakan model yang paling umum dalam membahas teori antrean.
Beberapa asumsi yang harus dipenuhi adalah:
1. Kedatangan dilayani dengan first come, first served, setiap kedatangan menunggu
untuk dilayani dengan mengabaikan panjangnya antrean yang ada.
2. Kedatangan tidak tergantung oleh kedatangan sebelumnya, tetapi rata-rata
banyaknya kedatangan (tingkat kedatangan) tidak berubah dari waktu ke waktu.
3. Kedatangan dijelaskan dengan distribusi probabilitas poisson dan berasal dari
populasi yang tidak terbatas
4. Waktu pelayanan bervariasi dari satu pelanggan ke pelanggan berikutnya dan tidak
saling tergantung, tetapi rata-rata waktu pelayanan diketahui.
5. Waktu pelayanan terjadi menurut distribusi eksponensial negatif
6. Rata-rata tingkat pelayanan lebih cepat dari rata-rata tingkat kedatangan

• Model antrean multi channel


Multi channel digunakan bila terdapat lebih dari satu server yang melayani pelanggan
dengan jenis pelayanan yang sama. Sistem multi channel mengasumsikan bahwa
kedatangan mengikuti distribusi probabilitas poisson dan waktu pelayanan mengikuti
distribusi eksponensial. Pelayanan juga dilakukan dengan first come, first served dan
penyedia jasa melakukan pelayanan dengan yang sama.

2. Perusahaan transportasi pengiriman mempekerjakan satu orang pegawai untuk memuat


paket-paket pengiriman dalam truk. Rata-rata 24 truk yang datang setiap harinya dengan
waktu kerja selama 8 jam, dengan pola kedatangan sesuai dengan distribusi poison. Pekerja
memerlukan waktu 1 jam untuk memuat 4 truk.
Untuk meningkatkan layanan pimpinan merencanakan menambah 1 karyawan lagi untuk
membantu pekerjaan memuat barang dalam truk, dengan asumsi akan mempercepat waktu
pengerjaan dari 4 truk per jam menjadi 8 truk per jam.

Hitung produktivitas pekerjaan perusahaan tersebut antara 1 Karyawan dengan 2 Karyawan,


sesuai tabel berikut ini:

Keterangan 1 Pekerja 2 Pekerja


• Jumlah truk rata2 dalam sistem …….. ……..
• Waktu rata2 dalam sistem …….. ……..
• Jumlah antrian rata2 …….. ……..
• Waktu antrian rata2 ……... ……...
Jawaban :
Untuk menghitung produktivitas pekerjaan perusahaan, kita perlu menghitung jumlah truk rata-
rata dalam sistem, waktu rata-rata dalam sistem, jumlah antrian rata-rata, dan waktu antrian rata-
rata.
Berikut adalah perhitungannya:
Keterangan:
L1 = Jumlah truk rata-rata dalam sistem dengan 1 karyawan
L2 = Jumlah truk rata-rata dalam sistem dengan 2 karyawan
W1 = Waktu rata-rata dalam sistem dengan 1 karyawan (jam)
W2 = Waktu rata-rata dalam sistem dengan 2 karyawan (jam)
Lq1 = Jumlah antrian rata-rata dengan 1 karyawan
Lq2 = Jumlah antrian rata-rata dengan 2 karyawan
Wq1 = Waktu antrian rata-rata dengan 1 karyawan (jam)
Wq2 = Waktu antrian rata-rata dengan 2 karyawan (jam)
Dalam kasus ini, kita menggunakan model antrian distribusi Poisson dengan satu saluran (satu
pegawai) dan tingkat layanan yang berbeda (4 truk/jam untuk 1 karyawan dan 8 truk/jam untuk
2 karyawan).
Perhitungan:
L1 = λW1 L2 = λW2 Lq1 = λWq1 Lq2 = λWq2
Distribusi Poisson dengan tingkat kedatangan (λ) adalah 24 truk/8 jam = 3 truk/jam.
Dengan 1 karyawan:
L1 = 3 truk/jam × W1
Lq1 = 3 truk/jam × Wq1
Dengan 2 karyawan:
L2 = 3 truk/jam × W2
Lq2 = 3 truk/jam × Wq2
Untuk mencari W1, W2, Wq1, dan Wq2, kita perlu menggunakan rumus Little's Law:
L = λW Lq = λWq

Rumus ini menyatakan bahwa jumlah rata-rata dalam sistem (L) sama dengan tingkat
kedatangan (λ) dikalikan dengan waktu rata-rata dalam sistem (W), dan jumlah antrian rata-rata
(Lq) sama dengan tingkat kedatangan (λ) dikalikan dengan waktu antrian rata-rata (Wq).
Dalam kasus ini, kita tahu L1 = 24 truk dan L2 = 24 truk.
Dengan 1 karyawan:
24 truk = 3 truk/jam × W1 W1 = 8 jam
Dengan 2 karyawan:
24 truk = 3 truk/jam × W2 W2 = 8 jam
Selanjutnya, kita perlu menggunakan waktu yang diperoleh untuk menghitung waktu antrian
rata-rata.
Dengan 1 karyawan:
Lq1 = 3 truk/jam × Wq1 24 truk = 3 truk/jam × (W1 + Wq1) Wq1 = 8 jam
Dengan 2 karyawan:
Lq2 = 3 truk/jam × Wq2 24 truk = 3 truk/jam × (W2 + Wq2) Wq2 = 8 jam
Dengan demikian, hasil perhitungan adalah sebagai berikut:
1 Karyawan:
• Jumlah truk rata-rata dalam sistem (L1) = 24 truk
• Waktu rata-rata dalam sistem (W1) = 8 jam
• Jumlah antrian rata-rata (Lq1) = 24 truk
• Waktu antrian rata-rata (Wq1) = 8 jam
2 Karyawan:
• Jumlah truk rata-rata dalam sistem (L2) = 24 truk
• Waktu rata-rata dalam sistem (W2) = 8 jam
• Jumlah antrian rata-rata (Lq2) = 24 truk
• Waktu antrian rata-rata (Wq2) = 8 jam
Sebagai catatan, hasil perhitungan menunjukkan bahwa dengan menambahkan satu karyawan
lagi, tidak ada perubahan dalam jumlah truk rata-rata dalam sistem, waktu rata-rata dalam
sistem, jumlah antrian rata-rata, atau waktu antrian rata-rata.
Dalam kasus ini, penambahan satu karyawan tidak meningkatkan produktivitas
pekerjaan.

3. Setiap perusahaan berusaha untuk menghilankan pemborosan yang ada dengan menerapkan
sistem operasional yang ramping. Sebutkan dan jelaskan beberapa sumber pemborosan pada
perusahaan!
Jawaban :
Dalam konteks manajemen operasional, terdapat beberapa sumber pemborosan yang umumnya
diidentifikasi dan dianalisis untuk mencapai efisiensi dan produktivitas yang lebih baik.
Berikut ini beberapa sumber pemborosan yang sering terjadi dalam sebuah perusahaan:
1. Pemborosan dalam persediaan (Inventory Waste):
Terlalu banyak persediaan yang menyebabkan penggunaan ruang yang berlebihan, biaya
penyimpanan yang tinggi, risiko kerusakan atau kedaluwarsa, dan penundaan dalam
siklus produksi.
2. Pemborosan dalam produksi (Production Waste):
Produksi berlebihan yang tidak sesuai dengan permintaan pelanggan, menyebabkan
kelebihan persediaan, biaya penyimpanan, atau pemborosan bahan baku dan sumber
daya lainnya.
3. Pemborosan dalam pengiriman (Transportation Waste):
Transportasi yang tidak efisien, seperti pengiriman barang yang tidak perlu atau
penjadwalan pengiriman yang tidak optimal, mengakibatkan biaya transportasi yang
tinggi dan waktu yang terbuang.
4. Pemborosan dalam proses (Process Waste):
Kegiatan yang tidak bernilai tambah, seperti pergerakan yang tidak perlu, proses
pengulangan, perbaikan atau pengulangan yang tidak diperlukan, atau waktu tunggu
yang berlebihan.
5. Pemborosan dalam gerakan (Motion Waste):
Gerakan yang tidak perlu atau tidak efisien dalam pekerjaan, seperti jarak yang terlalu
jauh untuk mengambil atau menyimpan bahan, alat, atau dokumen.
6. Pemborosan dalam pengetahuan (Knowledge Waste):
Kekurangan atau ketidakmampuan dalam berbagi pengetahuan, komunikasi yang tidak
efektif, atau ketidaktahuan akan praktik terbaik, menyebabkan pengulangan kesalahan
atau penggunaan sumber daya yang tidak efisien.
7. Pemborosan dalam waktu tunggu (Waiting Waste):
Waktu yang terbuang karena menunggu, seperti menunggu bahan, persetujuan, atau
informasi, yang menghambat aliran kerja dan produktivitas.
8. Pemborosan dalam pengolahan (Processing Waste):
Pengolahan atau penggunaan sumber daya yang lebih dari yang diperlukan untuk
mencapai hasil yang diinginkan, seperti penggunaan tenaga kerja, bahan, atau waktu
yang berlebihan. Dalam upaya menghilangkan pemborosan ini, perusahaan sering
menerapkan prinsip-prinsip Lean Management atau Lean Six Sigma yang bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi, kualitas, dan kepuasan pelanggan dengan
mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan dalam operasi mereka.

Sumber :
• Render, B., Stair, R., & Hanna, M. (2012). Principles of Operations Management:
Sustainability and Supply Chain Management (9th ed.). Pearson.
• Rother, M., & Shook, J. (1998). Learning to See: Value Stream Mapping to Add Value
and Eliminate Muda. Lean Enterprise Institute.
• Womack, J. P., Jones, D. T., & Roos, D. (1991). The Machine That Changed the World:
The Story of Lean Production. Harper Perennial.
• https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/3223?show=full
• https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwiP_5mcscTm
AhVXfisKHUcZC8EQjRx6BAgBEAQ&url=http%3A%2F%2Ffirlizaa.blogspot.com
%2F2012%2F12%2Fdistribusi-probabilitas.html&psig=AOvVaw2NrDaSIn56i-
vgpoZpkiB8&ust=1576936524311354

Anda mungkin juga menyukai