KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Program
program merupakan daftar terinci mengenai acara dan usaha yang akan
didefinisikan sebagai seperangkat sumber daya dan kegiatan yang diarahkan pada
sebagai segala sesuatu yang dicoba lakukan seseorang dengan harapan akan
program perlu adanya sasaran, manfaat dan tujuan tertentu untuk dapat
evaluasi program.
a. Perencanaan Program
secara matang. Proses perencanaan yaitu menentukan tujuan, strategi dan segala
9
hal yang berhubungan dengan pelaksanaan program. Perencanaan program dapat
proses pemilihan dan penetapan tujuan, strategi, metode, anggaran, dan standar
yaitu, tujuan, anggaran, strategi, metode dan tolak ukur. Tujuan merupakan suatu
maksud yang ingin dicapai dalam suatu program sesuai dengan yang disampaikan
oleh Dwi Siswoyo dkk (2011: 26). Jadi tujuan merupakan sesuatu yang ingin
dicapai dalam suatu kegiatan, yang didalamnya berfungsi untuk membina manusia
agar berkepribadian dan bermoral serta dapat mempunyai skill dan dapat kreatif
serta produktif.
Menurut KBBI, strategi merupakan rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
tujuan yang telah dibuat. Saleh Marzuki (2012: 178) mengatakan tugas pertama
10
pemanfaatan sumber-sumber yang ada, keterampilan para pengelolanya, waktu
yang tersedia dan fasilitas maupun sumber dan kesempatan yang ada pada
yaitu metode. Menurut Djauzi Moedzakir (2010: 85) metode diartikan sebagai cara
Untuk itu metode dalam perencanaan program diperlukan sebagai faktor yang
telah ditentukan.
paling banyak adalah metode praktek. Dalam bukunya Djauzzi Moedzakir (2010:
143) menjelaskan bahwa tugas praktek pada dasarnya merupakan tugas yang
sangat baik untuk diberikan dan dilaksanakan pada akhir setiap sesi pembelajaran.
Tugas aplikasi ini merupakan bagian yang dapat membuat pembelajaran menjadi
lebih efektif ketimbang pembelajaran yang hanya membuat peserta didik paham
program merupakan proses memilih kegiatan apa saja yang harus dilakukan,
b. Pelaksanaan Program
dengan acuan dari perencanaan tersebut. Menurut Abdul Rohman Nurfaal dalam
11
skripsinya (2014: 37) menyebutkan pelaksanaan merupakan tahapan lanjutan dari
merupakan alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi
tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Jadi media adalah alat
terdapat peserta didik dan pendidik. Untuk memilih pendidik atau instruktur yang
Lippit dan Nadler dalam buku Saleh Marzuki (2012: 177) menyebutkan
proses belajar terjadi secara maksimal. Pengalaman dan komunikasi baik yang
12
dapat menjadi pengetahuan yang baik bagi pesertanya. Serta komunikasi yang
c. Evaluasi Program
membandingkan hasil program dan tujuan program semula, yang bertujuan untuk
mana program tersebut berhasil dan dampak yang dihasilkan dari program
13
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa evaluasi
2. Pengertian Pelatihan
datang sebagai hasil dari pengalaman. Begitu Ormond (2003: 188) mengatakan
bahwa belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku karena
pengalaman.
pelatihan dikatakan telah belajar apabila pada dirinya telah mengalami perubahan
definisi tersebut kita dapat menentukan aspek apa saja yang mesti diukur dalam
maupun pelatihan meliputi tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan.
14
Hal ini tidak berbeda dengan pendapat Bloom yang mengatakan bahwa perubahan
hasil pelatihan mencakup tiga aspek/ ranah, domain yang dikenal taksonomi
domain, affective domain, dan psychomotor domain). Oleh karena itu, ruang
lingkup penilaian hasil pelatihan juga mencakup tiga aspek tersebut. Dalam
suatu kegiatan pelatihan. Suatu program pelatihan tidak hanya menjadi acuan
metode pelatihan.
a. Peserta Pelatihan
pelatihan adalah salah satu hal yang penting. Karena peserta pelatihan menjadi
Para peserta pelatihan merupakan individu yang akan membawa apa yang mereka
15
pelajari dalam pelatihan ke kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu peserta yang
5) Pribadi, menyangkut aspek moral, moril, dan sifat-sifat yang diperlukan untuk
dapat dikatakan berhasil apabila dalam diri peserta pelatihan tersebut terjadi suatu
2) Perubahan perilaku yang tercermin pada sikap, disiplin dan etos kerja
b. Pelatih (instruktur)
16
2) Terampil mengajar secara sistematik, efektif dan efisien. Serta mampu
Beberapa perilaku dan kualitas yang perlu dimiliki oleh seorang pelatih
yaitu sikap terbuka, mau menerima saran, tepat waktu, memiliki keterampilan
kreatif, non direktif (tidak memerintah), penampilan yang rapi, tidakn bertindak
seperti bos, fleksibel, menghargai peserta, praktis, sabar, berani jujur, mempunyai
rasa humor, ramah dan adil, mendorong peserta, suportif, mampu berimprovosi
c. Lamanya Pelatihan
1) Jumlah dan mutu kemampuan yang akan dipelajari dalam pelatihan tersebut,
3) Media pengajaran yang menjadi alat bantu bagi peserta dan pelatih. Media
pengajaran yang serasi dan canggih akan membantu kegiatan pelatihan dan
17
Berdasarkan pada uraian diatas, dalam penyusunan instrumen penelitian
yang didasarkan pada salah satu unsur pelatihan yaitu pada lamanya pelatihan,
d. Materi Pelatihan
Persiapan materi pelatihan disiapkan secara tertulis agar mudah dipahami. Untuk
2005:240).
Sebuah materi pelatihan yang baik harus selalu diperbarui sesuai dengan
kondisi yang ada agar isi dari pelatihan yang dilaksanakan benar-benar sesuai dan
Hal-hal mendasar untuk diketahui dalam menentukan isi materi yang dirancang
adalah apakah materi yang hendak diberikan merupakan sesuatu yang bersifat
essensial atau tidak. Apabila bersifat essensial, maka materi tersebut wajib
dimasukkan dalam pelatihan. Jika hal ini sudah ditentukan, selanjutnya barulah
dipilih topik penting yang perlu diajarkan dalam sebuah pelatihan serta
mengajarkannya dan hal-hal apa saja yang perlu dijelaskan lebih dalam agar lebih
e. Metode Pelatihan
18
Metode pelatihan yang digunakan dalam suatu pelaksanaan pelatihan,
pelatihan. Cascio (2006) dalam Kaswan (2011) menyatakan bahwa dalam memilih
secara aktif
dua metode, yaitu on the job training dan of the job training.
2) Coaching adalah bentuk pelatihan yang dilakukan di tempat kerja oleh atasan
19
3) Job rotation adalah program yang sebelumnya telah direncanakan secara
1) Lecture atau kuliah adalah ceramah atau presentasi yang diberikan oleh
pelatih atau pengajar kepada sekelompok pendengar. Hal ini dilakukan untuk
film, televisi atau video sebagai sarana presentasi tentang materi yang
disampaikan.
memerankan peran tertentu dalam suatu situasi (seperti kasus) dan diminta
5) Case study atau studi kasus adalah metode yang dilakukan dengan
20
6) Self study adalah meminta peserta pelatihan untuk belajar sendiri serta
BPRSR berdasarkan uraian diatas, metode yang sesuai dengan metode pelatihan
karena lebih mudah dan cepat untuk dipahami serta dimengerti peserta pelatihan
keterampilan.
yang didasarkan pada salah satu unsur pelatihan yaitu pada indikator peserta
yaitu minimal usia 12 tahun sampai usia 21 tahun. Untuk rentang usia dibagi
menjadi 3 kategori yaitu, kategori yang pertama rentang usia 12-15 tahun,
keterampilan menjahit di BPRSR apabila ditinjau dari indikator pertama yaitu usia
peserta, dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu kategori pertama Sekolah Dasar
(SD), kategori kedua Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan kategori ketiga
21
Hal yang penting dalam suatu pelatihan adalah menentukan siapa yang
format pelatihan, hal tersebut diungkapkan oleh Hamalik (2005). Oleh karena itu,
menjahit.
menemui kesulitan dalam mengerjakan blus. Hal tersebut menjadi salah satu sub
pelatih
yang tercermin pada sikap, disiplin dan etos kerja seperti halnya yang disampaikan
oleh Soekidjo Notoatmojo (1991:53). Oleh karena itu, salah satu indikator
dengan langkah kerja yang disampaikan oleh pelatih, yang kemudian menjadi
22
salah satu butir pada instrumen penelitian mengenai pelaksanaan pelatihan
berikut:
tujuan pelatihan yang diinginkan, dibutuhkan seorang pelatih yang memiliki latar
belakang pendidikan yang kurang lebih relevan dengan bidang pelatihan yang
diajarkan yaitu menjahit. Untuk itu salah satu sub indikator yang menjadi butir
merupakan salah satu sub indikator dalam butir instrumen pelaksanaan pelatihan
23
Kriteria utama yang dibutuhkan seorang pelatih menurut Atmodiwirio
(2005) salah satunya adalah menguasai materi pelatihan yang diajarkan. Oleh
karena itu penguasaan materi pelatihan menjadi salah satu sub indikator dalam
itu penyampaian materi pelatihan menjadi salah satu sub indikator dalam
motivasi kepada peserta pelatihan menjadi salah satu sub indikator dalam
serta mampu berimprovisasi dan menciptakan suasana pelatihan yang aktif. Oleh
karena itu mampu menciptakan suasana aktif dalam pelatihan menjadi salah satu
keterampilan menjahit.
24
Kriteria utama yang dibutuhkan seorang pelatih menurut Atmodiwirio
(2005) adalam mampu mengguakan metode dan media yang relevan dengan
pelatih menggunakan media/ alat pelatihan menjadi salah satu sub indikator
menjahit.
penelitian yang didasarkan pada salah satu unsur pelatihan yaitu pada lamanya
lamanya waktu pelatihan dalam satu periode pelatihan tepatnya dalam periode
apabila lebih banyak dan bermutu maka mengakibatkan lebih lama waktu
pelatihan hal tersebut dikemukakan oleh Oemar (2005:23). Untuk itu, diperlukan
berapa lamanya waktu pelatihan dalam satu periode pelatihan tepatnya dalam
25
Penyusunan instrumen penelitian yang didasarkan pada salah satu
unsur pelatihan yaitu pada materi pelatihan, didapatkan beberapa sub indikator
pelatihan yang diadakan. Oleh karena itu, kesesuaian materi dengan tujuan
dirancang adalah apakah materi yang hendak disampaikan telah sesuai dengan
tujuan pelatihan yang akan dicapai dan telah tersusun lengkap menjadi sebuah
materi pelatihan, karena kelengkapan materi pelatihan menjadi salah satu hal
penelitian yang didasarkan pada salah satu unsur pelatihan yaitu pada metode
berperan penting dalam penyampaian materi dari pelatih kepada peserta. Untuk
itu, metode pelatihan dengan materi pelatihan harus saling terkait atau sesuai,
26
karena dapat menjadi tolak ukur keberhasilan penyamapaian materi oleh metode
disampaikan oleh Cascio (2006). Oleh karena itu, metode pelatihan harus secara
4. Tahap Pelatihan
berurutan atau proses yang terus menerus (Procton 1987 dalam Anwar,
d) Pelaksanaan pelatihan
27
e) Evaluasi pelatihan
a) Analisis kebutuhan
b) Rencana instruksional
c) Validasi
d) Implementasi
5. Pengertian Keterampilan
berasal dari kata “terampil” yang berarti cakap dalam menyelesaikan tugas;
kesanggupan pemakai Bahasa untuk menanggapi secara betul stimulus lisan atau
28
tulisan menggunakan pola gramatikal dan kosakata Bahasa ke Bahasa lain, dan
sebagainya”.
kehidupan, kemudian secara proaktif dan kreatif, mencari dan menemukan solusi
tugas pekerjaan dengan baik dan cermat. Konsep keterampilan hidup memiliki
yang dilakukan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga
kerja yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam satuan waktu
frame dari belajar terampil. Konsep tersebut dalam jangka waktu tertentu
dimaksud adalah siap pakai di DUDI (dunia usaha dan dunia industri), artinya
sejauh mana seseorang memiliki keterampilan yang relevan dengan dunia usaha
dan industry yang ada di sekitarnya, lebih jauh lagi bagi keterampilan yang
29
detail masalah umum yang dihadapi oleh diri dan lingkungannya, dan dapat
karya diri yang dimiliki oleh seseorang. Keterampilan tersebut ada bermacam-
prosedur yang ada, namun dilakukan dengan kemampuan individu serta trampil
mengembangkan sikap cekatan terhadap tugas – tugas yang dimiliki oleh individu
untuk menyelesaikan tugas serta cekatan dalam kehidupannya agar individu atau
30
tersebut untuk teampil dalam tugasnya, serta untuk mengembangkan
mempunyai jiwa yang terampil dan cekatan dalam dirinya untuk dapat membuat
kreasi – kreasi kreatif dalam diri seseorang tersebut yang tentunya akan
metode yang paling dominan dalam membuat busana dalam setiap sektor industri
busana. Teknik menjahit yang benar dapat mempengaruhi kualitas dari hasil
(produk) busana, di samping pola yang baik dan ukuran yang tepat serta desain
yang bagus (Budiastuti, JPTK Vol 22, No. 1, 2014). Program ini diadakan setiap
hari senin-kamis, pada pukul 09:00-11:30. Materi yang diajarkan dalam program
menjahit antara lain langkah-langkah menjahit rok, kemeja, blus, celana, kebaya
31
09:00- • Pengantar • Ceramah • Peserta termotivasi menjadi wirausahawan
12:00 • Pengenalan mesin jahit • Praktik menjahit
• menjahit tempat pensil dan • Mampu mengoperasikan mesin jahit
dompet • Mampu bisa menjahit sesuai pola
Rok: Praktik • Peserta mampu mengukur secara cermat
• Cara mengukur dan tepat
• Menggambar pola dasar • Mampu menggambar pola sesuai ukuran
• Membuat pola rok • Mampu mengubah model dari pola dasar
• Memotong kain • Mampu membuat pola rol sesuai ukuran
• Menjahit rok • Mampu memotong kain sesuai pola
• Evaluasi hasil • Mampu mengevaluasi hasil jahitan
Hem: Praktik • Peserta mampu mengukur secara cermat
• Cara mengukur dan tepat
• Menggambar pola • Mampu menggambar pola skala ¾
• Membuat pola hem • Mampu membuat pola
• Memotong kain • Peserta memotong kain sesuai pola
• Evaluasi hasil • Menjahit dengan rapi dan sesuai pola
Blouse: Praktik • Peserta mampu mengukur secara cermat
• Cara mengukur dan tepat
• Menggambar pola dasar • Peserta mampu menggambar pola dasar
• Pecah model • Pecah model berdasarkan pola dasar
• Krah: macam-macam krah • Peserta mampu menguasai macam-macam
• Lengan: macam-macam krah, lengan
model lengan • Peserta membuat pola blouse sesuai ukuran
• Membuat pola blouse • Peserta menjahit blouse dengan teknik-
• Menjahit blouse teknik menjahit
• Evaluasi hasil • Peserta mengevaluasi hasil
32
Program tersebut juga dapat menjadi alternative bagi remaja untuk
kepada remaja putus sekolah, agar mereka mampu menghasilkan sumber daya
adalah pakaian yag enak dipandang mata, serasi, selaras dan harmonis sesuai
dengan kesempatan pemakaian. Ini sesuai dengan arti semula dari kata benda
busana yaitu “perhiasan’’, sebagai sesuatu yang memiliki makna yang indah,
bagus atau bernilai seni. Busana wanita adalah segala sesuatu yang dipakai oleh
wanita mulai dari ujung rambut hinga ujung kaki yang secara garis besar meliputi
Macam-macam busana wanita terdiri dari baby doll, bebe, blus, blazer,
balero, cardigan, rok, celana, duex pieces, jaket, jas, mantel, jump suit, kemeja,
piyama, rompi, safari, topper, vest dan tunik (Arifah A. Ariyanto, 2003:3-28).
Blus adalah busana luar wanita bagian atas, yang panjang umumnya
sampai panggul atau lebih pendek, baik dipakai dimasukkan ke dalam rok,
sedangkan blus yang panjangnya melewati batas panggul disebut dengan tunik.
Blus dapat dikenakan dengan pasangan rok maupun celana (Arifah A. Ariyanto,
2003:5). Menurut Feftina herawati (2005:27) blus adalah busana yang menutupi
33
badan dari pundak sampai kebawah garis pinggang. Sementara itu menurut
Ernawati, dkk (2008:325) blus merupakan pakaian yang dikenakan pada badan
atas sampai batas pinggang atau ke bawah hingga panggul sesuai dengan yang
diinginkan. Blus adalah pakaian yang dikenakan pada badan bagian atas. Panjang
blus biasanya sampai panggul, baik yang dikenakan di dalam rok (blus dalam)
Berdasarkan uraian diatas blus adalah bagian dari busana wanita yang
dikenakan badan bagian atas sampai di bawah pinggang, sedikit atau banyak. Blus
dapat dikenakan di luar maupun di dalam rok atau celana wanita. Pada
wanita.
a. Desain Blus
34
b. Ukuran Blus
1) Lingkar leher : 38 cm
2) Lingkar badan : 90 cm
3) Panjang muka : 33 cm
4) Lebar muka : 34 cm
5) Lingkar pinggang : 70 cm
6) Tinggi dada : 14 cm
7) Lebar dada : 23 cm
8) Panjang punggung : 37 cm
9) Lebar punggung : 35 cm
35
c. Prosedur Pembuatan Pola Blus
B – C = Panjang Muka
A1 – A2 = Panjang bahu
A2 – A3 = turun 4 cm
B – B1 = 5 cm
B1 – B2 = ½ Lebar muka
C – C1 = ¼ Lingkar pinggang + 1 + 3 cm
C2 – CC3 = 3 cm
36
C1 – C4 = naik 1,5 cm
C4 – K = Panjang sisi
C – M = Tinggi dada
M – O = ½ Jarak dada
A – B = 1,5 – 2 cm
B – C = Panjang punggung
C – D = A – E = ¼ Lingkar badan – 1 cm
A1 – A2 = Panjang bahu
A2 – A3 = Turun 3 cm
B – B1 = 10 cm
B1 – B2 = ½ Lebar punggung
C2 – C3 = 3 cm
C1 – K =Panjang sisi
37
Gambar 3. Pola Blus
a) Kain dilipat dua, lalu disemat dengan jarum pentul, ukur dari tepi kain sebesar
b) Samakan garis bantu pola belakang, seperti garis badan, pinggang, panggul
c) Beri kode yang sama, seperti titik G pada badan, titik C pada pinggang, titik D
38
f) D - D1 = ¼ lingkar panggul ditambah 1 cm.
1,5 cm.
bahu.
bagian muka).
n) E2 diukur 1,5 cm, dibuat garis putus-putus sampai ke C4 dan C5 (panjang kup)
Bahan blus dilipat dua, pada bagian tepi kain digambar pola blus bagian muka,
dan pada lipatan kain digambar pola blus bagian belakang, untuk langkah
a) Ukur tiga cm dari ujung kain, beri nama titik A, buat garis dari A ke F.
leher belakang.
39
e) A1 - B = 9 cm G - B1 = ½ lebar punggung
ditambah 1 cm.
h) A1 - C = panjang punggung.
k) Besar kup di bagi dua dibuat garis bantu sampai ketitik C4 dan C5 (panjang
o) E1 - E2 = 1 cm.
p) Bentuk garis sisi blus dengan menghubungkan titik G1 dengan C1, dan C1 ke
3) Pola lengan
3) Panjang lengan : 54 cm
40
Gambar 4. Pola Lengan
Menggambar pola lengan diatas kain yang terdiri dari dua lapis, dengan posisi
bagian baik bahan berhadapan, dengan kata lain bahagian buruk bahan terletak
b) A - B = panjang lengan.
d) Dari titik E buat garis vertikal lebih kurang 20 cm kekiri dan kanan.
e) Dari titik A ukur ke C dan D ½ lingkar kerung lengan, letak titik C dan D harus
h) A1 = 1 /3 A - C A2 = 1 /3 A - E A1 - A3 = A2 - A4 = 1,5 cm.
i) B3 = 1 /3 C1 - A C1 ke C2 turunkan 1 cm.
41
j) Hubungkan A dengan A4 dan D1 seperti gambar (lingkar kerung lengan bagian
muka).
belakang).
a) A - C = lipatan kain.
c) B- D = 7 cm, D - D1 = 4 cm.
dasar sistem praktis. Untuk para pemula dalam bidang menjahit, sistem pola dasar
42
B. Penelitian yang Relevan
Menjahit Busana Wanita Di Balai Latihan Kerja (BLK) Sleman Tahun 2017’’
ditinjau dari persiapan memiliki mean 10,5 dan 58,3% masuk dalam kategori
baik. Kegiatan ini terdiri dari persiapan job description, bahan ajar, persiapan
busana wanita yang ditinjau dari pelaksanaan memiliki mean 14 dan 46,6%
masuk dalam kategori baik. Kegiatan ini terdiri dari pelaksanaan kurikulum,
dari hasil yang dicapai yang memiliki mean 3 dan 46,6% masuk dalam
kategori baik. Kegiatan ini berupa bentuk penilaian yang digunakan dalam
(4) faktor – faktor penghambat, yaitu : adanya latar belakang pendidikan dan
usia yang berbeda – beda membuat daya tangkap peserta berbeda – beda
dan kurang percaya diri dengan hasil kerja. (5) faktor – faktor pendorong,
43
Yogyakarta “ dengan kesimpulan Motivasi belajar keterampilan menjahit
remaja putus sekolah di BPRSR Yogyakarta masih dipengaruhi oleh faktor dari
luar diri remaja seperti instruktur, pegawai, fasilitas dan layanan, (2) Upaya
Menjahit Tingkat Dasar Pada Anak Putus Sekolah Di Balai Latihan Kerja (BLK)
hasil nyata dengan hasil yang dicapai (3) Faktor pendukung dalam
pengelola, sarana prasarana media, faktor dari luar mitra kerja; (4) dampak
44
Tabel 2. Perbedaan penelitian yang digunakan
Dwi(2016) K. Eva(2013)
M.Ratna(2018) W
Amalia F.
Uraian Penelitian
yang relevan dalam penelitian ini, dengan demikian akan diacu dalam penelitian
yang dilakukan oleh peneliti lain. Perbedaan peneilitian ini dengan penelitian yang
sudah ada yaitu terletak pada tujuan penelitian, pada penelitian milik Dwi M.,
45
Ratna K. dan Eva W. belum meneliti secara rinci pelaksanaan pelatihan
keterampilan apabila ditinjau dari 5 unsur pelatihan berdasarkan pada teori Oemar
kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi M., Ratna K.
dan Eva W. yaitu pada jenis penelitian, metode penggunaan data serta teknik
unsur-unsur pelatihan.
C. Kerangka Berpikir
mantan peserta didik yang tidak mampu menyelesaikan suatu jenjang pendidikan.
Misalnya seorang warga masyarakat atau anak yang hanya mengikuti pendidikan
di SD sampai kelas lima, disebut sebagai putus sekolah SD. Remaja yang
daripada remaja yang sekolah hingga lulus dan akhirnya berpotensi besar menjadi
adalah lembaga yang berada di bawah naungan dinas sosial yang memberikan
layanan kepada remaja yang mengalami putus sekolah atau remaja terlantar serta
anak yang bermasalah dengan hukum (ABH). Salah satu program yang ditawarkan
46
mengembangkan kemampuan mandiri remaja putus sekolah agar memiliki
formal serta dapat membuka peluang usaha mandiri. Salah satu program
diajarkan dalam program tersebut antara lain pembuatan rok, kemeja, blus,
seperti pembuatan macrame, rajut, pemanfaatan kain perca, gantungan kunci dan
sebagainya.
Pada kenyataannya, banyak remaja putus sekolah dan ABH yang masih
metode pelatihan.
47
D. Pertanyaan Penelitian
diberikan pada remaja putus sekolah dan ABH di Balai Rehabilitasi dan
diberikan pada remaja putus sekolah dan ABH di Balai Rehabilitasi dan
diberikan pada remaja putus sekolah dan ABH di Balai Rehabilitasi dan
(lamanya pelatihan)?
diberikan pada remaja putus sekolah dan ABH di Balai Rehabilitasi dan
diberikan pada remaja putus sekolah dan ABH di Balai Rehabilitasi dan
48