Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PERENCANAAN PELATIHAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pelatihan

Dosen Pengampu : Drs. Syamsudin, M. Pd.

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Arina Dewi Cahyani 20190720126


2. Sania Yolanda 20190720128
3. Ezza Ghina Izdihar H. 20190720130

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2022
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelatihan merupakan bagian dari pembelajaran sepanjang hayat
(continuing education). Tujuan dan keberadaan pelatihan berbeda antar
lembaga lain. Namun pada akhirnya tujuan dari lembaga yang
berhubungan dengan Pelatihan sangat berkaitan dengan bagaimana
efektivitas dalam mencapai tujuan.Jika setiap orang memiliki urutan yang
sama untuk mencapai tujuan maka pada akhirnya pencapaian tujuan ini
sangat tergantung pada keberadaan manajer yang memiliki tugas tertentu
dalam merencanakan mengatur dan mengevaluasi setiap kegiatan
pembentukan dalam upaya pencapaian tujuan

Manajemen ialah seni dan ilmu dalam upaya untuk mencapai


tujuan orang-orang.Dalam beberapa segi manajemen berbeda dengan
administrasi karena yang terakhir ini lebih menekankan pada
keterselenggaraan tugas dibandingkan dengan melakukan kerjasama
dengan orang-orang.

Lingkungan pendidikan yang sangat kompetitif akan memiliki


dampak seperti tuntutan untuk selalu membangun keunggulan kompetitif,
pemutakhirkan peta perjalanan (roadmap) organisasi secara berkelanjutan,
penentuan langkah-langkah strategik ke depan, pengerahkan, pemusatkan
kapabilitas dan komitmen seluruh staf dalam mewujudkan masa depan.

Dalam hal ini penyelenggara pelatihan dan pendidikan (diklat)


diperlukan pengelolaan yang efektif antara pihak pegawai dan panitia
penyelenggara sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang
berkompetesi dan handal dalam organisasinya. Peran sumber daya
manusia dalam organisasi atau perusahaan menjadi suatu kunci dari
pencapaian atau keberhasilan perusahan atau organisasi tersebut, sumber
daya manusia merupakan tolak ukur bagi perusahaan untuk menambah
nilai lebih kepada perusahaan tersebut.
Dalam hal ini diperlukan manajemen yang baik dalam mencapai
tujuan tersebut. Manajemen disini bertujuan untuk mengatur segala
kegiatan pelatihan dan pendidikan itu sendiri dan termasuk didalamnya
fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud manajemen pelatihan?
2. Bagaimana penyusunan rencana pelatihan?

C. Landasan Teori
1. Pengertian Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses menentukan apa saja
tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu mendatang serta
penyusunan cara atau strategi agar dapat mewujudkan tujuan yang
sudah ditentukan. (Terry dan Rue 1992:43)
Daft (2008:6) berpendapat bahwa perencanaan bermakna
proses pengidentifikasian tujuan-tujuan yang berkaitan dengan kinerja
organisasi pada masa mendatang dan menentukan pekerjaan serta
sumber daya apa saja yang perlu dipersiapkan agar dapat mencapai
tujuan.
Perencanaan didefinisikan juga sebagai penyusunan tujuan
organisasi dan penetapan sebuah strategi agar dapat mencapai tujuan
tersebut, serta pengembangan rencana guna dapat mengintegrasi dan
mengkoordinasikan suatu pekerjaan. Hal ini berkaitan dengan “apa”
dan “bagaimana” yang keduanya merupakan ujung sebuah
perencanaan. (Robbins & Coulter, 2016)
Maka dapat disimpulkan bahwasannya perencanaan disini yaitu
suatu proses penyusunan berbagai keputusan yang berkaitan dengan
kinerja organisasi dimasa mendatang sehingga dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Beberapa orang tidak menyadari seberapa pentingnya menyusun
perencanaan, mereka cenderung menjalankan suatu hal tanpa
merencanakannya terlebih dahulu. Memang benar bahwasannya bisa
jadi suatu hal yang telah kita rencanakan ternyata tidak berjalan sesuai
dengan rencana. Maka dari itu dari sini kita tahu, bahkan sesuatu yang
sudah direncanakan saja belum tentu bisa berjalan selancar apa yang
kita harapkan.
2. Pengertian Pelatihan
Pelatihan berarti sebuah upaya terencana yang dilakukan untuk
meningkatkan bakat, keterampilan, kecakapan, kemampuan, serta
keahlian dalam mengerjakan suatu tugas tertentu. (Aditya, dkk 2015:2)
Mangkunegara (2014:51) mengemukakan bahwa pelatihan
diselenggarakan guna meningkatkan pengetahuan serta keterampilan
teknis yang ditujukan kepada pegawai pelaksana.
Pelatihan merupakan suatu upaya pembelajaran yang
dilaksanakan oleh sebuah organisasi guna memenuhi suatu kebutuhan
atau untuk mewujudkan suatu tujuan. (Friedman dan Yarbrough
2005:4)
Sedangkan Wills 1993:10 mengemukakan bahwa pelatihan yaitu
sebuah kegiatan yang digelar ditujukan untuk peserta pelatihan serta
diselenggarakan di suatu tempat yang relevan dengan program, dan
harus mempunyai : tujuan yang jelas, metode yang spesifik, sasaran
yang jelas, rencana pengimplementasian, serta evaluasi terhadap hasil.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pelatihan yaitu
seluruh kegiatan yang dirancang guna meningkatkan kinerja pegawai
dalam suatu pekerjaan tertentu baik itu yang sedang maupun yang akan
dihadapi.
3. Pengertian Perencanaan Pelatihan
Perencanaan pelatihan merupakan suatu proses penyusunan
sebuah rancangan program pelatihan, atau mempersiapkan hal-hal
yang berkaitan dengan persiapan pelatihan. (Heru Setiawan 2018:44)
Berdasarkan pendapat Yayat Sudaryat yang memaparkan
bahwasannya perencanaan pelatihan ialah suatu proses penyusunan
serangkaian kegiatan agar dapat mencapai suatu sasaran yang disini
yaitu berupa kegiatan melatih.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perencanaan pelatihan ialah
penyusunan sebuah keputusan yang berupa langkah-langkah untuk
menyelesaikan sebuah permasalahan, dapat juga diartikan sebagai
pelaksanaan sebuah pekerjaan yang terorganisir serta memiliki target
tertentu.
Perencanaan pelatihan bertujuan untuk menghasilkan program
yang bermutu sesuai dengan kebutuhan peserta dan organisasinya serta
dapat menetapkan strategi yang tepat untuk pelatihan yang akan
diselenggarakan.
Faustino Cardoso Gomes berpendapat, bahwasannya terdapat
tiga tahapan dalam pelatihan, yakni tahap menilai kebutuhan,
melaksanakan pelatihan, dan evaluasi. Dapat juga disebut dengan fase
perencanaan pelatihan, fase pelaksanaan pelatihan dan fase pasca
pelatihan.
BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Manajemen Pelatihan
Manajemen pelatihan dapat diartikan sebagai suatu kesatuan proses
untuk pencapaian suatu tujuan yang berfokus pada pengembangan
pengetahuan, keterampilan, serta skill yang dimiliki oleh peserta pelatihan
dalam upaya tercapainya tujuan.

Berdasarkan pendapat Syarifudin (2005:1) manajemen ialah suatu


kemampuan untuk mengarahkan dan menggerakan guna mencapai hasil
yang diinginkan oleh suatu kelompok dengan memanfaatkan potensi-
potensi yang tersedia.

Sedangkan pelatihan yaitu seluruh kegiatan yang dirancang dengan


maksud agar dapat meningkatkan kinerja seorang pegawai pada pekerjaan
yang sedang atau yang nantinya akan dihadapi. (Sugiyono 1998:1)

Selain itu menurut Mangkunegara (2014:51) mengemukakan


bahwa pelatihan diselenggarakan guna meningkatkan pengetahuan serta
keterampilan teknis yang ditujukan kepada pegawai pelaksana.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwasannya


manajemen pelatihan secara konseptual dapat didefinisikan sebagai suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengevaluasian
terhadap kegiatan pelatihan dengan menggunakan aspek-aspek pelatihan
untuk mencapai tujuan pelatihan secara efektif dan efisien. Tahap-tahap
manajemen pelatihan dilaksanakan secara bersinergi dan sistematis.
Dengan demikian manajemen pelatihan disini yakni meliputi :

1. Perencanaan Pelatihan
Perencanaan pelatihan ialah suatu kegiatan yang dilakukan
untuk merancang dan menentukan kebutuhan pelatihan yang
diantaranya, tempat dilaksanakannya pelatihan, jadwal kegiatan
pelatihan, materi pelatihan, pemateri yang akan mengisi kegiatan
pelatihan, metode yang akan digunakan untuk pelatihan, media
pelatihan, dan pengelola kegiatan pelatihan.
2. Pengorganisasian Pelatihan
Pengorganisasian pelatihan yakni sebuah langkah yang
diambil untuk menetapkan, menggolongkan, serta mengatur
bermacam-macam kegiatan, menentukan tugas pokok, dan
pendelegasian wewenang oleh pemimpin kepada staff dalam
rangka mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi
dalam efisiensi.
3. Pelaksanaan Pelatihan
Pelaksanaan pelatihan yakni suatu tahapan kegiatan untuk
pelaksanaan pelatihan yang disesuaikan dengan terlebih dahulu
menganalisis kebutuhan yaitu kesesuaian tempat pelatihan,
kesesuaian jadwal pelatihan, kesesuaian pemateri, kesesuaian
metode, dan kesesuaian pengelola pelatihan
4. Evaluasi Pelatihan
Evaluasi pelatihan adalah tahapan terakhir yang berupa
proses penilaian terhadap kegiatan pelatihan yang berlangsung
dengan adanya feedback dari peserta pelatihan yang dilihat dari
kriteria-kriteria penilaian pelatihan dan bentuk hasil evaluasi
pelatihan.
Tujuan dari manajemen pelatihan sendiri sebenarnya berkaitan erat
dengan kategori dari lembaga, organisasi maupun perusahaan yang
bersangkutan. Seperti yang dikemukakan oleh Susilo Martoyo (2000:54)
bahwasaannya tujuan dari manajemen pelatihan ialah untuk memperbaiki
tingkat efektivitas kegiatan pegawai atau karyawan dalam usaha untuk
mencapai hasil-hasil yang sudah ditetapkan.
2. Bagaimana Penyusunan Rencana Pelatihan
Sebagai langkah awal, mengelola program pelatihan adalah penjajagan
dan analisis kebutuhan pelatihan, baik kebutuhan pelatihan yang bersifat
kelembagaan, kesatuan unit dalam lembaga atau kebutuhan pelatihan yang
bersifat individual. Kebutuhan pelatihan ini dapat dikategorikan dalam dua
jenis, yaitu kebutuhan yang ada saat ini maupun kebutuhan pelatihan di
masa yang akan datang, sebagai akibat adanya berbagai perubahan. Di sisi
lain, langkah ini disertai pula dengan identifikasi sumber daya yang
dimiliki sehingga memungkinkan permasalahan tersebut dapat
dipecahkan.
Dalam mendesain dan merencanakan program pelatihan,
hendaknya dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan berbagai pihak
terkait, terutama pihak manajemen untuk memperoleh komitmen lebih
jauh guna "menciptakan situasi yang mendukung dalam implementasi dan
pasca pelatihan. Keterlibatan dan komitmen semua pihak, terutama pihak
manajemen, akan menjadi kunci keberhasilan program pelatihan. Pepatah
mengatakan bahwa "perencanaan yang baik berarti setengah pekerjaan
telah terselesaikan". Pada umumnya, perencanaan pelatihan lebih banyak
membutuhkan waktu daripada pelaksanaannya.

Penyusunan rencana pelatihan secara hierarkis dapat diuraikan sebagai


berikut:

1) Identifikasi dan Analisis Kebutuhan Pelatihan


Langkah pertama dan utama dalam manajemen pelatihan adalah
menemukan dan menentukan kebutuhan pelatihan dan sejauh mana
kebutuhan ini terpenuhi. Langkah ini mutlak dan esensial.Mengingat
pentingnya langkah ini, diperlukan perhatian dan persiapan yang
matang.
Pendekatan sistematis untuk identifikasi kebutuhan pelatihan ini
memiliki hubungan yang jelas antara kebutuhan pelatihan dan
kebutuhan pekerjaan. Tujuan pendekatan manajemen program
pelatihan ini adalah:
a. Meningkatkan prestasi kerja (performance) melalui pengembangan
pengetahuan dan keterampilan.
b. Biaya terukur yang dikeluarkan beserta manfaat yang diperoleh
(Cost benefit ratio)
c. Spesifikasi tujuan pelatihan konsisten dengan spesifikasi dan
persyaratan penugasan yang ada.
d. Ada peningkatan yang terukur dalam pencapaian tujuan organisasi
atau institusi.
2) Menguji dan Menganalisis Jabatan dan Tugas
Menguji dan menganalisis jabatan adalah suatu proses
mendapatkan informasi (data) tentang suatu jabatan untuk penyusunan
standar-standar tertentu. Secara umum, untuk melakukan analisis
jabatan dan analisis tugas dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menganalisis Uraian Tugas (Job Description)
b. Mengananalisis spesifikasi tugas
c. Menganalisis kualifikasi
3) Klasifikasi dan Menentukan Peserta Pelatihan
Berdasarkan pada tahap tersebut di atas dapat diketahui adanya
berbagai klasifikasi peserta sesuai dengan "jabatan dan tugas" yang
diemban oleh masing-masing peserta. Banyak hal yang harus
dipertimbangkan dalam penentuan peserta. Namun, yang pasti bahwa
"makin heterogen/beragam" makin tajam pula sudut pandang yang
timbul karena adanya berbagai "posisi" dalam melihat dan
mempertimbangkan sesuatu. Disamping itu, penentuan peserta,
khususnya dalam hal jumlah, perlu pula mempertimbangkan
ketersediaan sumberdaya yang mendukung pelatihan.
4) Merumuskan Tujuan Pelatihan
a. Pada dasarnya tujuan pelatihan dapat dibedakan dalam tiga
kategori pokok domain, yang meliputi: (Bloom, 1971)
b. Cognitive Domain, adalah tujuan pelatihan yang berkaitan dengan
meningkatkan pengetahuan peserta.
c. Affective Domain, adalah tujuan pelatihan yang berkaitan dengan
sikap dan tingkah laku dan,
d. Psychomotor Domain yaitu tujuan pelatihan yang berkaitan dengan
ketrampilan/skill peserta diklat.
5) Rancangan Program Pelatihan
Langkah-langkah penting di dalam menyusun Rancangan Kurikulum
& Silabus adalah sebagai berikut di bawah ini.
a. Menentukan & Memprioritaskan Isi/Muatan Materi Pelatihan
Pada dasarnya, bilamana penjajagan atau identifikasi kebutuhan
pelatihan dilakukan dengan baik dan benar serta perumusan tujuan
pelatihan dan tingkat kedalamannya disusun dan dirumuskan
dengan baik, maka sebenarnya sudah dapat teridentifikasi apa isi
materi pelatihan yang diharapkan.
b. Membangun Hubungan Logis dan Urutannya
Pada dasarnya dalam membangun hubungan logis dan urutannya;
dapat ditempuh dalam dua tahap, yaitu :
· Hubungan logis dan urutannya berdasarkan antar bidang
topik/isi
· Hubungan logis dan urutannya berdasarkan pada satu bidang
topik/isi yang dipecah menjadi sub topik yang lebih rinci
c. Menentukan Metode & Media Pelatihan
Sesuai dengan prinsip pendidikan orang dewasa yang menghendaki
adanya keterlibatan aktif peserta pelatihan, maka di dalam
menentukan metoda pelatihan, hal yang paling mendasar untuk
diperhatikan adalah "adanya keterlibatan maksimal" peserta
pelatihan.
d. Menentukan Kebutuhan Waktu
Biasanya, dalam menentukan perkiraan kebutuhan waktu
didasarkan pada "skala prioritas". Artinya bahwa "topik utama"
yang menjadi prioritas akan mendapatkan alokasi waktu yang
cukup panjang, sedangkan "topik yang lain" memperoleh alokasi
waktu yang relatif pendek.
6) Rencana Program Pelatihan
Uraian berikut ini merupakan uraian rinci perencanaan
penyelenggaraan pelatihan sehingga "kurikulum pelatihan"
sebagaimana telah diuraikan di atas dapat tercapai. Secara rinci
perencanaan penyelenggaraan pelatihan harus menentukan hal-hal
sebagai berikut :
a. Siapa peserta pelatihan dan berapa jumlahnya
b. siapa fasilitator/pelatih
c. dimana tempat pelatihan akan dilaksanakan
d. waktu penyelenggaraan
e. kelengkapan pendukung
f. kebutuhan biaya dan menetapkan sumber dana
g. bahan pelatihan
h. tempat penyelenggaraan
i. konsumsi
j. akomodasi
k. Transportasi
l. Dokumentasi
m. sekretariat
7) Menyusun dan Mengembangkan Kerangka Acuan
Langkah penting selanjutnya adalah menyusun dan
mengembangkan suatu kerangka Acuan Pelatihan atau Terms of
Reference (TOR). Pada umumnya garis besar isi Kerangka Acuan
Pelatihan (TOR) ini meliputi pokok pokok sebagai berikut:
a. Latar Belakang/Pendahuluan (Mengapa)
b. Tujuan Pelatihan (Untuk Apa)
c. Pokok Bahasan/Materi Pelatihan (Apa)
d. Pendekatan dan Metodologi Pelatihan (Bagaimana)
e. Peserta Pelatihan dan Fasilitator (Siapa)
f. Waktu dan Tempat Pelatihan (Kapan dan Dimana)
g. Sumber dana dan Pembiayaan (Berapa)
8) Pelaksanaan Program Pelatihan
Secara garis besar, dalam penyelenggaraan pelatihan ada dua hal
penting yang perlu dilakukan oleh "Panitia Penyelenggara", yaitu
Tahap Persiapan dan Tahap Pelaksanaan Pelatihan.
- Tahap Persiapan
Persiapan operasional ini antara lain meliputi:
a. Pemberitahuan/Undangan kepada peserta
b. Pemberitahuan/Undangan kepada Fasilitator/Nara Sumber
c. Menetapkan tempat penyelenggaraan dan fasilitas yang tersedia
d. Mempersiapkan Kelengkapan Bahan Pelatihan.
e. Mempersiapkan Konsumsi
- Tahap Pelaksanaan Pelatihan
Secara umum, alur pokok yang ditempuh dalam pelaksanaan
pelatihan adalah sebagai berikut di bawah ini:
a. Pembukaan Pelatihan
b. Pencairan Suasana
c. Pembahasan Materi Pelatihan
d. Rangkuman, Evaluasi dan Tindak Lanjut pelatihan
9) Evaluasi Program Pelatihan
Evaluasi pelatihan dilakukan dengan tujuan:
a. Menemukan bagian-bagian mana saja dari suatu pelatihan yang
berhasil mencapai tujuan, serta bagian-bagian yang tidak mencapai
tujuan atau kurang berhasil sehingga dapat dibuat langkah-langkah
perbaikan yang diperlukan.
b. Memberi kesempatan kepada peserta untuk menyumbangkan
pemikiran dan saran saran serta penilaian terhadap efektifitas
program pelatihan yang dilaksanakan.
c. Mengetahui sejauh mana dampak kegiatan pelatihan terutama yang
berkaitan dengan terjadinya perilaku di kemudian hari.
d. Identifikasi kebutuhan pelatihan untuk merancang dan
merencanakan kegiatan pelatihan selanjutnya.
10) Tindak Lanjut Pelatihan
Rencana Tindak Lanjut pelatihan adalah setiap upaya atau kegiatan
yang dilakukan oleh peserta pelatihan setelah kegiatan pelatihan
selesai. Rencana Tindak Lanjut hendaknya dibuat secara spesifik dan
realistis sesuai dengan tanggung jawabnya.
Agar hasil pelatihan mempunyai dampak yang signifikan, maka
peluang yang kondusif untuk mempraktekkannya dalam pekerjaan
sehari-hari perlu diciptakan. Karena seringkali ditemukan banyak
peserta pelatihan tidak bisa mempraktekkannya karena sistem lain
yang kurang mendukung. Untuk itu maka proses perlu dilakukan
secara terus menerus guna melakukan perbaikan secara bertahap dan
berkesinambungan.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan Pelatihan Perencanaan pelatihan ialah suatu kegiatan
yang dilakukan untuk merancang dan menentukan kebutuhan pelatihan
yang diantaranya, tempat dilaksanakannya pelatihan, jadwal kegiatan
pelatihan, materi pelatihan, pemateri yang akan mengisi kegiatan
pelatihan, metode yang akan digunakan untuk pelatihan, media pelatihan,
dan pengelola kegiatan pelatihan.
Pada umumnya garis besar isi Kerangka Acuan Pelatihan (TOR)
ini meliputi pokok pokok sebagai berikut: a.Latar Belakang/Pendahuluan
(Mengapa) b. Tujuan Pelatihan (Untuk Apa) c.Pokok Bahasan/Materi
Pelatihan (Apa) d.Pendekatan dan Metodologi Pelatihan (Bagaimana)
e.Peserta Pelatihan dan Fasilitator (Siapa) f. Waktu dan Tempat Pelatihan
(Kapan dan Dimana) g.Sumber dana dan Pembiayaan (Berapa)
Pelaksanaan Program Pelatihan Secara garis besar, dalam penyelenggaraan
pelatihan ada dua hal penting yang perlu dilakukan oleh "Panitia
Penyelenggara", yaitu Tahap Persiapan dan Tahap Pelaksanaan Pelatihan.
DAFTAR PUSTAKA

Sudaryat, Y. (2010). Manajemen Pelatihan. Artikel. Diunduh di http://file. upi.


edu/Direktori/FPBS/JUR. _Pend.
_Bahasa_Daerah/196302101987031yayat_Sudaryat/Mkl_Bind/Manajemen_Pelat
ihan. Pdf pada tanggal, 15.

Setiawan, H. (2018). Manajemen Pelatihan. Aktualita: Jurnal Penelitian Sosial


Keagamaan, 8(2), 32-47.

Nuraeni, I. PENGERTIAN MANAJEMEN PELATIHAN.

Rahman, A. (2010). Pengembangan pegawai melalui perencanaan pelatihan yang


efektif. Jurnal Borneo Administrator, 6(2).

Wiliandari, Y. (2014). Rancangan Pelatihan Dan Pengembangan SDM Yang


Efektif. SOCIETY, 5(2), 93-110.

Nadeak, B. (2019). Buku Materi Pembelajaran Manajemen Pelatihan dan


Pengembangan.

Cahyani, S. S. A., Timan, A., & Sultoni, S. (2019). Manajemen Pelatihan


Kewirausahaan Bagi Peserta Didik Di Kampoeng Kidz. JAMP: Jurnal
Administrasi dan Manajemen Pendidikan, 2(1), 1-9.

Andzarini, N., & Sutarto, J. (2020). Manajemen Pelatihan Operator Komputer


Tingkat Lanjutan. Jurnal Eksistensi Pendidikan Luar Sekolah (E-Plus), 5(2).

Suryosubroto. 2005. Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Yogyakarta: FIP


UNY

Syarif, Rusli. 1987. Teknik Manajemen Latihan dan Pembinaan. Bandung:


Angkasa.

Mustari, M., & Rahman, M. T. (2014). Manajemen pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai