Anda di halaman 1dari 8

Analisis Pengenaan Pajak Final dan Non Final pada Perusahaan Jasa Konstruksi Di Bei

ANALISIS PENGENAAN PAJAK FINAL DAN NON FINAL PADA


PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI DI BEI
Mazda Eko Sri Tjahjono
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jalan Raya Jakarta KM. 4, Kec. Serang, Banten
mazda_tjahjono@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara pengenaan pajak final dan pajak non
final. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan yang telah dipublikasi selama kurun waktu
2010-2014 (lima tahun). Metode statistik dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas, uji
homogenitas, uji ANOVA, dan Uji Independent t-Test. Berdasarkan hasil analisis statistik bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara pengenaan pajak final dan pajak non final dalam
menentukan besarnya pajak yang terutang. Pengenaan pajak final lebih besar secara signifikan
dibandingkan dengan pengenaan pajak non final. Bagi pemerintah, pengenaan pajak secara final
dinilai sangat menguntungkan karena dapat menambah sumber penerimaan dalam keuangan
negara. Namun, disisi lain bagi wajib dinilai sangat merugikan karena pengenaan pajak secara final
tidak memperhatikan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam memperoleh penghasilan tersebut.

Kata kunci: Pajak final, Pajak non final, Biaya memperoleh, Penerimaan negara

Abstract
This study was conducted to determine the difference between the taxation of non tax -finals and
final. This study uses the data of financial statements that have been published by Indonesian Stock
Exchange. Statistical methods in this study using normality test , homogeneity test , ANOVA test and
Independent t- Test.Based on the results of statistical analysis that there are significant differences
between the taxation of non tax -final and final in determining the amount of tax payable. Final
taxation significantly greater than the taxation of non-final. For the government, the final taxation
considered to be very beneficial because it can increase revenue sources in state finances. However,
on the other hand for compulsory considered to be very harmful because the final taxation does not
pay attention to the costs incurred in obtaining such income.

Keywords : Final Tax, Tax non-final, obtain fee, state revenue

Pendahuluan Pasal 1 Undang-Undang No.16 Tahun


Dewasa ini pemerintah sedang 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
mengejar pembangunan di segala sektor. Perpajakan menyatakan bahwa, pajak adalah
Dampaknya adalah kebutuhan dana yang kontribusi wajib kepada negara yang terutang
diperlukan semakin tinggi. Oleh karena itu orang pribadi atau badan yang bersifat
pemerintah dalam APBN 2016 menargetkan memaksa berdasarkan undang-undang,
raihan pajak sebesar Rp1350 triliun. Target dengan tidak mendapatkan imbalan secara
pajak ini meningkat sekira 30 persen dari total langsung dan digunakan untuk keperluan
raihan pajak pada tahun 2015 yang hanya negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
mencapai Rp1.060,85 triliun. Namun, Menteri rakyat. Pembangunan infrastruktur, biaya
Keuangan Bambang Brodjonegoro mengaku pendidikan, biaya kesehatan, subsidi bahan
optimis terhadap raihan pajak pada 2016. bakar minyak (BBM), pembayaran para
Menurutnya, pemerintah tak boleh menyerah pegawai negara dan pembangunan fasilitas
dengan pertambahan ekonomi yang terjadi publik semua dibiayai dari pajak. Semakin
saat ini (Okezone.com, 10 Februari 2016). banyak pajak yang dipungut maka semakin
Untuk meningkatkan penerimaan tersebut, banyak fasilitas dan infrastruktur yang
pemerintah selalu berusaha membuat dibangun. Karena itu, pajak merupakan ujung
kebijakan dan peraturan perpajakan yang tombak pembangunan sebuah negara.
diharapkan mampu menciptakan iklim usaha Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari
dan investasi yang kondusif dan mampu kewajiban kenegaraan dan peran serta wajib
mendorong kesadaran masyarakat untuk pajak untuk secara langsung dan bersama-
melaksanakan kewajibannya dalam membayar sama melaksanakan kewajiban perpajakan
pajak. untuk pembiayaan negara dan pembangunan
nasional. Jadi memang sudah sepatutnya kita

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, Novembern 2015 1


Analisis Pengenaan Pajak Final dan Non Final pada Perusahaan Jasa Konstruksi Di Bei

sebagai warga negara yang baik untuk taat Pengenaan pajak atas penghasilan dari
akan bayar pajak. Wujud nyata dari pajak yang usaha jasa konstruksi yang diatur dalam
kita bayarkan dapat dilihat dari pembangunan Peraturan Menteri Keuangan
sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, No.187/PMK.03/2008 menetapkan bahwa atas
sekolah, rumah sakit/puskesmas dan kantor penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak
polisi dimana semua itu menggunakan uang dalam negeri dan bentuk usaha tetap dari
yang berasal dari pajak (Iqbal, 2015). usaha di bidang jasa konstruksi, dikenakan
Penerimaan pajak penghasilan (PPh) pajak penghasilan berdasarkan undang-undang
merupakan salah satu penerimaan terbesar pajak penghasilan, dimana penghasilan yang
dari penerimaan negara di luar migas. diterima dapat dikenakan pemotongan pajak
Penerimaan PPh ini diharapkan dapat terus yang bersifat final berdasarkan Undang-
meningkat seiring dengan pertumbuhan dunia Undang Perpajakan No.36 Tahun 2008 tentang
usaha nasional. Untuk itu pemerintah mulai Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2. Bersifat final
melaksanakan suatu terobosan yaitu dengan artinya bahwa penghasilan tersebut tidak perlu
menerapkan sistem pengenaan PPh yang digabung dengan penghasilan lainnya dalam
bersifat final (PPh-Final). Kebijaksanaan ini perhitungan pajak penghasilan terutang.
diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan Dalam hal perusahaan jasa konstruksi yang
dan memberikan kemudahan bagi wajib pajak hanya memperoleh penghasilan dari usaha jasa
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya konstruksi yang dikenakan pajak bersifat final,
sehingga penerimaan pajak diharapkan dapat maka dalam hal menghitung pajak penghasilan
meningkat (Utama, 2014). terutang dihitung dari tarif tertentu
Penelitian ini dilakukan pada berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
perusahaan jasa yang bergerak di bidang No.187/PMK.03/2008 (Nurhayati, 2011).
konstruksi. Berbagai peraturan maupun Seiring dengan perkembangan dunia
undang-undang mengenai jasa konstruksi usaha dan perekonomian dunia, pemerintah
diatur khusus oleh pemerintah. Hal tersebut menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
disebabkan karena jasa konstruksi merupakan 51 Tahun 2008 tanggal 20 Juli 2008 dan
salah satu kegiatan dalam bidang ekonomi, berlaku mundur mulai tanggal 1 Januari 2008
sosial dan budaya yang mempunyai peranan untuk menyederhanakan pengenaan pajak
penting dalam pencapaian berbagai sasaran penghasilan atas penghasilan dari usaha jasa
guna menunjang terwujudnya tujuan konstruksi dan memberikan kemudahan serta
pembangunan nasional. Peraturan perpajakan mengurangi beban administrasi bagi wajib
mengenai usaha jasa konstruksi juga diatur pajak usaha jasa konstruksi. Pengenaan pajak
khusus, dalam hal ini pengenaan pajak atas final atas usaha jasa konstruksi ini
usaha jasa konstruksi berbeda dengan wajib menimbulkan kritis dan protes dari wajib pajak
pajak badan pada umumnya (Nurhayati, 2011). (Butar Butar, 2010). Pada akhirnya pemerintah
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 51 memutuskan untuk mengubah PP Nomor 51
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Atas Tahun 2008 dengan PP Nomor 40 Tahun 2009
Penghasilan Dari Usaha Jasa Konstruksi. dengan dasar pertimbangan untuk memberikan
Berdasarkan pasal 1 angka 2 dan angka 3 kemudahan dalam pengenaan pajak
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008, penghasilan atas penghasilan dari usaha jasa
jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi konstruksi serta menjaga iklim sektor jasa
perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan konstruksi tetap kondusif (Novitasari, 2012).
jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan Peraturan pemerintah ini sangat
layanan jasa konsultansi pengawasan berpengaruh kepada perusahaan konstruksi.
pekerjaan konstruksi. Pekerjaan konstruksi Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008
adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian yang berlaku sejak Januari 2008 sampai
kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan sekarang. Peraturan Pemerintah Nomor 40
beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan Tahun 2009 merupakan peraturan penjelas
arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan untuk pelaksanaan Peraturan Pemerintah
tata lingkungan masing-masing beserta Nomor 51 Tahun 2008 yang mengatur
kelengkapannya untuk mewujudkan suatu pembayaran pajak penghasilan atas jasa
bangunan atau bentuk fisik lain. konstruksi. Dalam peraturan tersebut
menjelaskan bahwa perusahaan konstruksi

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, Novembern 2015 2


Analisis Pengenaan Pajak Final dan Non Final pada Perusahaan Jasa Konstruksi Di Bei

harus memenuhi duapersyaratan, antara lain: Jika ditinjau dari penelitian yang telah
kontrak pekerjaan yang ditandatangani dilakukan oleh Butar Butar (2010) dan
sebelum tanggal 1 Agustus 2008 dan Novitasari (2012) mengenai dampak
pembayaran atas jasa konstruksi tersebut pengenaan tarif final yang menimbulkan
dilakukan paling lama sampai dengan tanggal ketidakadilan, maka penelitian ini melakukan
31 Desember 2008. Untuk penandatanganan analisis apakah sesungguhnya pengenaan
kontrak yang sebelum tanggal 1 Agustus 2008 pajak penghasilan final berdasarkan PP Nomor
dan pembayarannya dilakukan sampai dengan 51 Tahun 2008 jo. PP Nomor 40 Tahun 2009
tanggal 31 Desember 2008. Pajak dan UU Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun
penghasilannya terbagi 2, yaitu: pajak 2008 pada jasa konstruksi lebih memberatkan
penghasilan yang bersifat final (2% untuk Jasa dalam beban pajak terutangnya atau
Pelaksanaan Konstruksi dan 4% untuk Jasa sebaliknya beban pajak yang terutang menjadi
Perencana atau Pengawas). Untuk wajib pajak lebih ringan.
yang memenuhi kualifikasi sebagai usaha kecil
dan nilai pengadaannya maksimal sebesar 1 Kerangka Pemikiran
milyar rupiah. Untuk pajak penghasilan yang Berdasarkan permasalahan dan
bersifat non final, untuk wajib pajak non usaha identifikasi permasalahan yang telah
kecil dan atau pengadaannya lebih besar dari 1 dijelaskan, maka kerangka pemikiran yang
milyar rupiah (Novitasari, 2012). dibentuk adalah sebagai berikut:

Perusahaan Jasa Konstruksi


di BEI Tahun 2010-2014

UU Nomor 36/2008 UU Nomor


Pasal 4 ayat 2 dan PP 36/2008 Pasal 17
Nomor 51/2008 jo. PP
Nomor 40/2009

Pajak Final Versus Pajak Non-Final

Analisis Beban Pajak


Penghasilan Terutang

Gambar 1
Kerangka Pemikiran
(Novitasari, 2012)

Hipotesis Penelitian Metode Penelitian


Berdasarkan permasalahan, identifikasi Penelitian ini bersifat komparatif
permasalahan, dan kerangka pemikiran yang deskriptif kuantitatif, yaitu membandingkan
telah dijelaskan, maka hipotesis yang diajukan dan menjelaskan hubungan antar variabel
adalah sebagai berikut: dengan menganalisis data numerik (angka)
Ha : Terdapat perbedaan pengenaan pajak menggunakan metode statistik melalui
final perusahaan jasa konstruksi terhadap pengujian hipotesa. Metode penelitian yang
beban pajak penghasilan terutang. digunakan adalah metode survey crossectional
Ho : Tidak terdapat perbedaan pengenaan yaitu suatu penelitian untuk mempelajari
pajak final perusahaan jasa konstruksi dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko
terhadap beban pajak penghasilan dengan efek dengan cara pendekatan,
terutang. observasi, atau pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat (point time

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, Novembern 2015 3


Analisis Pengenaan Pajak Final dan Non Final pada Perusahaan Jasa Konstruksi Di Bei

approach)(Notoatmodjo, 2005).Dalam terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-


penelitian ini yang menjadi populasi adalah 2014 sebanyak sembilan perusahaan antara
seluruh perusahaan jasa konstruksi yang lain sebagai berikut:
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun
teknik yang digunakan dalam penentuan Tabel 1
sampel adalah dengan menggunakan Perusahaan Jasa Konstruksi Yang Terdaftar Di
purposive sampling. Bursa Efek Indonesia
Tanggal
No Nama Perusahaan
Operasional Variabel Listed
Definisi operasional pada penelitian PT. Wijaya Karya (Persero)
1
adalah unsur penelitian yang terkait dengan Tbk. 29-Okt-07
variabel yang terdapat dalam judul penelitian PT. Pembangunan
2
Perumahan (Persero) Tbk. 09-Feb-10
atau yang tercakup dalam paradigma
PT. Adhi Karya (Persero)
penelitian sesuai dengan hasil perumusan 3
Tbk. 18-Mar-04
masalah. Adapun variabel yang digunakan PT. Waskita Karya (Persero)
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 4
Tbk. 19-Des-12
1. PPh Final 5 PT. Acset Indonusa Tbk. 24-Jun-13
Pajak Penghasilan Final (PPh Final) adalah PT. Nusa Konstruksi
pajak yang dikenakan dengan tarif dan 6
Enjiniring Tbk. 19-Des-07
dasar pengenaan pajak tertentu atas PT. Total Bangun Persada
7
penghasilan yang diterima atau diperoleh Tbk. 25-Jun-06
selama tahun berjalan. Pembayaran, 8 PT. Nusa Raya Cipta Tbk. 27-Jun-13
pemotongan atau pemungutan Pajak PT. Surya Semesta
9
Penghasilan Final (PPh Final) yang dipotong Internusa Tbk. 27-Mar-97
pihak lain maupun yang disetor sendiri Sumber : Hasil olah data 2015
bukan merupakan pembayaran dimuka atas
PPh terutang akan tetapi merupakan Berdasarkan hasil kriteria penentuan
pelunasan PPh terutang atas penghasilan sampel yang telah dilakukan, maka perusahaan
tersebut, sehingga wajib pajak dianggap jasa kontruksi yang digunakan menjadi sampel
telah melakukan pelunasan kewajiban penelitian ini adalah sebagai berikut:
pajaknya. Dalam penelitian ini pengenaan
Tabel 2
tarif PPh berdasarkan pada Undang-Undang
Daftar Perusahaan Yang Diteliti
Perpajakan No.36 Tahun 2008 tentang Tanggal
No Nama Perusahaan
Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2 jo. Listed
Peraturan Menteri Keuangan 1 PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. 29-Okt-07
No.187/PMK.03/2008. 2 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. 18-Mar-04
2. PPh Non Final 3 PT. Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. 19-Des-07
Pajak Penghasilan Non Final (PPh Final) 4 PT. Total Bangun Persada Tbk. 25-Jun-06
adalah pajak yang dikenakan dengan tarif
Sumber : Hasil olah data tahun 2015
dan dasar pengenaan pajak tertentu atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh Berdasarkan UU Perpajakan Nomor 36
selama tahun berjalan. Pembayaran, Tahun 2008 pasal 4 ayat 2 tentang pajak
pemotongan atau pemungutan pajak penghasilan dijelaskan bahwa penghasilan dari
penghasilan yang dipotong pihak lain usaha jasa konstruksi dikenakan tarif final.
maupun yang disetor sendiri merupakan Pengenaan tarif final pajak penghasilan untuk
pembayaran dimuka atas PPh terutang. jasa konstruksi pada perusahaan yang menjadi
Dalam penelitian ini pengenaan tarif objek penelitian ini bertindak sebagai
berdasarkan pada Undang-Undang pelaksana jasa konstruksi dengan tarif masing-
Perpajakan No.36 Tahun 2008 tentang masing sebesar 3%. Hal ini sesuai dengan PP
Pajak Penghasilan Pasal 17 (tarif tunggal). Nomor 40 tahun 2009 tentang Perubahan Atas
PP Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak
Analisis Data Penghasilan Atas Penghasilan dari Usaha Jasa
Populasi yang menjadi penelitian ini Konstruksi menjelaskan bahwa tarif pajak
adalah perusahaan jasa konstruksi yang penghasilan untuk usaha jasa konstruksi

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, Novembern 2015 4


Analisis Pengenaan Pajak Final dan Non Final pada Perusahaan Jasa Konstruksi Di Bei

adalah 3% (tiga persen) untuk pelaksanaan sama. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai
konstruksi yang dilakukan oleh penyedia jasa signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat
selain penyedia jasa yang memiliki kualifikasi dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih
usaha kecil dan/atau tidak memiliki kualifikasi kelompok data adalah sama.
usaha.Sedangkan untuk tarif non final,
berdasarkan UU Perpajakan Nomor 36 Tahun Tabel 4
2008 Pasal 17 ayat 2b dijelaskan bahwa tarif Hasil Uji Homogenitas
Pajak Penghasilan atas wajib pajak badan Test of Homogeneity of Variances
adalah dengan menggunakan tarif tunggal Levene Statistic df1 df2 Sig.
yaitu sebesar 25%. 2.759 1 38 .105
Sumber : hasil olah data tahun 2015
Uji Normalitas
Dalam pengujian terhadap normalitas Berdasarkan pada tabel 4 kemudian
data, SPSS menyajikan dua tabel hasil membandingkan nilai signifikasi pada sig.
pengujian secara bersamaan yaitu Kolmogrov- dengan nilai signifikasi yang digunakan yaitu
Smirnov dan Shapiro-Wilk. Apabila jumlah data sebesar 0.05. Untuk pengujian varians apabila
yang akan diuji berjumlah ≥ 50, maka dapat nilai siginifikasi (probabilitas) > 0.05 maka data
menggunakan tabel Kolmogrov-Smirnov mempunyai varians sama. Apabila nilai
dengan membandingkan nilai α dan sig. siginifikasi < 0.05 maka data mempunyai
Sedangkan apabila data yang akan diuji ≤ 50, varians yang berbeda. Dari hasil pengujian di
maka dapat menggunakan tabel Shapiro-Wilk atas terlihat bahwa nilai signifikasi probabilitas
dengan membandingkan nilai α dan sig sebesar 0.105, maka dapat disimpulkan bahwa
(Sarjono dan Winda, 2011). data yang dipergunakan mempunyai varians
yang sama (0.105 > 0.05). Dengan demikian
Tabel 3 data tersebut telah memenuhi syarat uji
Hasil Uji Normalitas ANOVA.
Tests of Normality Tabel 5
Hasil Uji ANOVA
Kolmogorov-
ANOVA
Smirnova Shapiro-Wilk
Sum of Mean
Statist Statisti Df F Sig.
Squares Square
Df Sig. df Sig.
ic c Between Groups 3.100 1 3.100 5.702 .022
Final1 .203 20 .130 .883 20 .120 Within Groups 20.657 38 .544
NonFinal .159 20 .200* .930 20 .152 Total 23.757 39
1 Sumber : Hasil olah data tahun 2015
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber : Hasil Olah Data 2015 Berdasarkan hasil pengujian
menggunakan ANOVA diperoleh nilai
Berdasarkan hasil pengujian dengan Ftabel < Fhitung (4.10 < 5.702) maka Ho ditolak
menggunakan Shapiro-Wilk diperoleh nilai dan menerima Ha. Dengan demikian terdapat
signifikansi kelompok Final sebesar 0,120 dan perbedaan pengenaan pajak final dan non final
kelompok Non Final sebesar 0,152. Dengan perusahaan jasa konstruksi terhadap beban
demikian dapat disimpulkan bahwa data yang pajak penghasilan terutang.
digunakan dalam penelitian ini berdistribusi
normal, karena nilai sig. pada kolom Shapiro- Uji Independent Sample t-test
Wilk menunjukan ≥ 0,05. Pengujian ini digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-
Uji Homogenitas rata antara dua kelompok sampel yang tidak
Uji homogenitas digunakan untuk berhubungan. Jika ada perbedaan, rata-rata
mengetahui apakah beberapa varian populasi manakah yang lebih tinggi. Dalam pengujian ini
adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan menggunakan data yang telah
sebagai prasyarat dalam analisis independent ditransformasikan dalam bentuk logaritma
sample t test dan ANOVA. Asumsi yang natural/ LN. Adapun hasil pengolahan data
mendasari dalam analisis varian (ANOVA) menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:
adalah bahwa varian dari populasi adalah

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, Novembern 2015 5


Analisis Pengenaan Pajak Final dan Non Final pada Perusahaan Jasa Konstruksi Di Bei

Tabel 6
Hasil Uji Independent Sample t-test
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
Levene's Test
for Equality of 95% Confidence
Variances Interval of the
Difference
Sig. (2- Mean Std. Error
F Sig. t Df Lower Upper
tailed) Difference Difference
Jumlah1 Equal 2.759 .105 2.388 38 .022 .55677 .23316 .08477 1.02877
variances
assumed
Equal 2.388 37.227 .022 .55677 .23316 .08445 1.02909
variances not
assumed
Sumber : Hasil olah data tahun 2015
Berdasarkan tabel 6 diperoleh besarnya Bagi pemerintah, pengenaan pajak
nilai thitung adalah 2,388. Sedangkan ttabel dapat penghasilan dengan tarif final sangat
dicari pada  = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) menguntungkan bagi penerimaan negara
dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 40-2 (Revenue Adequacy Principle) . Hal ini
= 38. Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = dikarenakan penghasilan yang telah dikenakan
0,025) hasil diperoleh untuk ttabel sebesar pajak penghasilan final tidak dilaporkan dan
0,68100. Dengan demikian nilai thitung> ttabel diperhitungan sebagai penghasilan kena pajak
(2,388 > 0,68100) dan nilai sig. 2 tailed (0,022 dan seluruh beban yang dikeluarkan dalam
< 0,05) maka Ho ditolak, artinya bahwa ada rangka memperoleh penghasilan final tidak
perbedaan antara terdapat perbedaan secara boleh dikurangkan. Pengenaan pajak
statistik dalam pengenaan pajak final dan non penghasilan final bagi seluruh wajib pajak
final perusahaan jasa konstruksi terhadap usaha konstruksi dinilai sangat tidak adil
beban pajak penghasilan terutang. karena tidak memperhatikan keadaan wajib
pajak (Equity Principle) (Butar Butar, 2010).
Pembahasan Dalam penelitian lainnya, Yoke
Berdasarkan hasil analisis data, Feriyanto (2013) menyimpulkan bahwa ada
diperoleh informasi bahwa terdapat perbedaan perbedaan nilai Economic Value Added dari
signifikan secara statistik dalam pengenaan hasil penerapan pajak penghasilan final dan
pajak penghasilan final dan non final. non-final. Nilai Economic Value Added dari hasil
Perhitungan pengenaan tarif pajak penghasilan penerapan pajak penghasilan final (EVAf) lebih
badan menurut Pasal 17 ayat 2(a) kecil dari nilai Economic Value Added dari hasil
menunjukkan bahwa pengenaan tarif non final penerapan pajak penghasilan non-final
untuk perusahaan jasa konstruksi menjadikan (EVAnf).
jumlah pajak penghasilan terutang menjadi Namun pada sisi administratif,
lebih kecil dibanding dengan pengenaan tarif pengenaan pajak final sangat memudahkan
final. Hal ini sesuai dengan penelitian wajib pajak dalam menyelesaikan administrasi
Novitasari (2012) yang menyatakan bahwa perpajakannya. Penentuan besarnya pajak
terdapat perbedaan secara singnifikan antara yang terutang cukup dihitung berdasarkan tarif
pengenaan pajak final dan non final. yang berlaku. Selain itu bagi perusahaan yang
Pengenaan pajak atas jasa konstruksi murni melakukan usaha jasa konstruksi dan
yang berdasarkan PP Nomor 51 Tahun 2008 jo. memiliki tambahan penghasilan lainnya yang
PP Nomor 40 Tahun 2009, wajib pajak tidak bersifat final tidak perlu menyampaikan Surat
lagi mendapatkan kompensasi atas kerugian Pemberitahuan Tahunan (SPT). Hal ini
yang diderita pada tahun sebelumnya maupun dikarenakan, administrasi perpajakan telah
pada tahun berjalan. Dengan demikian selesai saat perolehan penghasilan.
perusahaan yang mengalami kerugian pun
akan tetap dikenakan pajak penghasilan. Hal Kesimpulan
ini tentu bertentangan konsep Ability to Pay Berdasarkan hasil penelitian yang
Principle, dimana pembebanan pajak dilakukan pada perusahaan jasa konstruksi
berdasarkan kemampuan masing-masing wajib yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, maka
pajak.

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, Novembern 2015 6


Analisis Pengenaan Pajak Final dan Non Final pada Perusahaan Jasa Konstruksi Di Bei

dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai manfaat dan dampak dari pengenaan
berikut: pajak final dan non final dalam dunia
1. Hasil pengujian homogenitas terlihat usaha serta pengaruhnya terhadap
bahwa nilai signifikasi probabilitas sebesar variabel yang lainnya.
0.105, maka dapat disimpulkan bahwa
data yang dipergunakan mempunyai Daftar Pustaka
varians yang sama (0.105 > 0.05). Novitasari, RA. Annisa. Zulaikha. (2012).
2. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan Analisis Pengenaan Pajak Final
ANOVA diperoleh nilai Ftabel < Fhitung (4.10 Perusahaan Jasa Konstruksi (Studi Kasus
< 5.702) maka Ho ditolak dan menerima pada Perusahaan Jasa Konstruksi di BEI
Ha. Dengan demikian terdapat perbedaan Periode Tahun 2009-2011. Diponegoro
pengenaan pajak final dan non final Journal Of Accounting Vol. 2 No. 2.
perusahaan jasa konstruksi terhadap
beban pajak penghasilan terutang. Afrianto, Dedy. (20 Februari 2016). Menkeu:
3. Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = Penerimaan Pajak Tak Boleh Salahkan
0,025) hasil diperoleh untuk ttabel sebesar Kondisi Ekonomi. Okezone. diakses melalui
0,68100. Dengan demikian nilai thitung> http://economy.okezone.com/read/2016/
ttabel (2,388 > 0,68100) dan nilai sig. 2 02/10/20/1309096/menkeu-penerimaan-
tailed (0,022 < 0,05) maka Ho ditolak, pajak-tak-boleh-salahkan-kondisi-
artinya bahwa ada perbedaan antara ekonomi.
terdapat perbedaan secara statistik dalam
pengenaan pajak final dan non final Iqbal, Muhammad. (25 November 2012). Pajak
perusahaan jasa konstruksi terhadap Penghasilan: Pengertian dan Tarif PPH
beban pajak penghasilan terutang. Final. Kompasiana. Diakses melalui
4. Bagi pemerintah, pengenaan pajak http://ekonomi.kompasiana.com/moneter
penghasilan dengan tarif final sangat /2012/11/25/pajak-penghasilan-
menguntungkan bagi penerimaan negara pengertian-dan-tarif-pph-final-
(Revenue Adequacy Principle). Pengenaan 511671.html
pajak penghasilan final bagi seluruh wajib
pajak usaha konstruksi dinilai sangat tidak Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis
adil karena tidak memperhatikan keadaan Multivariate Dengan Program SPSS (Edisi
wajib pajak (Equity Principle). Keempat). Semarang: Universitas
5. Namun pada sisi administratif, pengenaan Diponegoro.
pajak final sangat memudahkan wajib
pajak dalam menyelesaikan administrasi Nazir, Moh. (2009). Metode Penelitian (Cetakan
perpajakannya. Selain itu bagi perusahaan Kelima). Jakarta: Ghalia Indonesia.
yang murni melakukan usaha jasa
konstruksi dan memiliki tambahan Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi
penghasilan lainnya yang bersifat final Penelitian Kesehatan. Jakarta: P.T.
tidak perlu menyampaikan Surat Rineka Cipta.
Pemberitahuan Tahunan (SPT).
Sarjono, Haryadi dan Winda Julianita. (2011).
Saran SPSS vs LISREL sebuah pengantar
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Penerbit
dilakukan, maka saran yang dapat diberikan Salemba Empat.
antara lain sebagai berikut:
1. Perlu adanya kajian lebih lanjut, terkait Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif
dengan penentuan tarif pajak final Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta.
sehingga pemungutan pajak dapat
memenuhi unsur Equity Principle namun Sugiama-Gima, A.(2008). Metode Riset.
dengan tidak mengabaikan Revenue Bandung: Guardaya Intimarta.
Adequacy Principle.
2. Penelitian selanjutnya hendaknya dapat Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis.
mengkaji lebih mendalam mengenai Yogyakarta: Andi Offset.

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, Novembern 2015 7


Analisis Pengenaan Pajak Final dan Non Final pada Perusahaan Jasa Konstruksi Di Bei

Supranto, J. (2000). Statistik (Teori dan


Aplikasi). Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.

Wirartha, I Made. (2006). Metode Penelitian


Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Andi Offset.

Butar Butar, Risna N. M. (2010). Analisis


Pemenuhan Kriteria Asas-Asas
Perpajakan Dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 51 Tahun 2008. Skripsi. Jakarta:
UniversitasIndonesia.

Feriyanto,Yoke.(2013). Analisis Perbedaan


Kinerja Keuangan atas Penerapan Pajak
Penghasilan Final dan Nonfinal (Studi
pada Perusahaan Jasa Konstruksi di
Bursa Efek Indonesia).Tesis. Yogyakarta:
UGM.

Nurhayati, Linda Puji. (2011). Evaluasi


Kewajiban Perpajakan Pph Badan Pada
Perusahaan Jasa Konstruksi (Studi Kasus
pada PT. Nurcahya Jaya Mandiri Demak).
Skripsi. Semarang: Undip.

Rachmat Putra Utama, Muhammad. (2011).


Analisis Pengaruh Pemungutan Pph Final
Atas Pengalihan Hak Atas Tanah
Dan/Atau Bangunan Pada Aspek
Keuangan Perusahaan Real Estate PT.
Baruga Asrinusa Development. Skripsi.
Makassar: Univ. Sultan Hasanudin.

Iqbal, Muhammad. (2015). Pajak Sebagai


Ujung Tombak Pembangunan [Artikel
Weblog]. Diakses melalui
http://www.pajak.go.id/content/article/pajak-
sebagai-ujung-tombak-pembangunan.

[artikel weblog]. Diakses dari


http://www.nusahati.com/2013/08/sekilas-tentang-
jasa-konstruksi/#sthash.aLfEycFF.dpuf.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18


Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi.

Jurnal Ekonomi Volume 6 Nomor 2, Novembern 2015 8

Anda mungkin juga menyukai