Anda di halaman 1dari 64

KAJIAN

DEMOKRASI
TM 10
TIM DOSEN MKWU
Demos = Rakyat Kratos = Kuasa
Demokrasi :
“Government of the people, by the people and for the people”
-- Abraham Lincoln --

Government of the people


diakui atau tidak diakui oleh rakyat = legitimasi

Government by the people


pemerintahan menjalankan kekuasaan atas nama
rakyat

Government for the people


kekuasaan yang diberikan rakyat kepada pemerintah,
dijalankan untuk kepentingan rakyat
International Commision of Jurist (Konferensi Bangkok
1965) mengkaitkan demokrasi dengan sistem politik yang
demokratis sebagai :
“a form of government where the citizens exercise the
same right – the right to make dicissions – but through
representatives chosen by them and responsible to them
through the prosess of free selection“

1
Perspektif Demokrasi
Individu Liberal
Demokrasi
Perspektif Demokrasi
Masyarakat Non Liberal
Prinsip Pokok Demokrasi

Liberte Egalite Fraternite


Pada permulaan pertumbuhannya, demokrasi telah
mencakup beberapa azas dan nilai yang diwariskan
kepadanya dari masa yang lampau, yaitu gagasan
demokrasi Yunani kuno dan gagasan mengenai kebebasan
beragama yang dihasilkan oleh aliran reformasi serta
perang-perang agama yang menyusulnya

Perkembangan Demokrasi
Negara Demokrasi Athena
(Demokrasi langsung)
• Wilayah terbatas
• Jumlah penduduk sedikit
• Tidak semua warga negara punya hak politik

Gagasan demokrasi Yunani lenyap dari dunia Barat,


ketika Romawi yang masih mengenal budaya Yunani
mulai lemah, dan Eropa memasuki Abad Pertengahan
(600-1400 M)
Pada Abad Pertengahan…

Kehidupan sosial – spiritual Dunia Barat


dikuasai oleh para Paus dan pejabat-
pejabat agama lainnya

Kehidupan politik juga diwarnai oleh


perebutan kekuasaan antara para
bangsawan
Sebelum abat pertengahan (600-1400 M) berakhir, muncullah
aliran Renaisance dan aliran Reformasi. Kedua aliran ini, yang
kemudian disusul dengan adanya perang-perang agama,
menyebabkan manusia berhasil melepaskan din dari
belenggu/penguasaan Gereja, baik dibidang kebebasan beragama
maupun sosial politik.
Monarki-monarki absolut muncul dalam masa 1500-1700 M
sesudah berakhimya abad pertengahan. Raja-raja absolut
menganggap dirinya berhak atas tahtanya berdasarkan konsep
"Hak suci Raja". Raja-raja ini kemudian mendapat kecaman-
kecaman dari golongan menengah yang tidak setuju dengan
gagasan absolutisme

Perkembangan Demokrasi
Pendobrakan terhadap kedudukan raja-raja ini didasarkan
atas suatu teori rasionalistis yang umumnya dikenal sebagai
"kontrak sosial”. Salah satu azas dari gagasan kontrak sosial
ialah bahwa dunia dikuasai oleh hukum yang timbul dari
kondisi alamiah (nature) yang mengandung prinsip-prinsip
keadilan yang universal; artinya berlaku untuk semua waktu
serta semua manusia apakah raja, bangsawan atau rakyat
jelata. Hukum ini kemudian dinamakan “Hukum Alam”
(Natural Law). Unsur universal inilah yang kemudian
diterapkan pada masalah-masalah politik

Perkembangan Demokrasi
Teori kontrak sosial beranggapan bahwa hubungan antara
raja dengan rakyatnya didasari oleh suatu kontrak yang
ketentuan-ketentuannya mengikat kedua belah pihak.
Kontrak sosial menentukan, di satu pihak raja diberikan
kekuasaan oleh rakyat untuk menyelenggarakan penertiban
dan menciptakan suasana dimana rakyat dapat menikmati
hak-hak alamnya dengan aman, di pihak lain rakyat akan
mentaati pemerintahan raja asal hak-hak alam itu terjamin

Perkembangan Demokrasi
Pada hakekatnya teori-teori kontrak sosial merupakan
usaha untuk mendobrak dasar dari pemerintahan
absolut dan menetapkan hak-hak politik rakyat.
Filsuf-filsuf yang mencetuskan gagasan ini antara
lain John Locke dari Inggris dan J.J. Rousseau serta
Montesquieu dari Perancis
Menurut John Locke, hak-hak politik mencakup hak atas hidup,
hak atas kebebasan, dan hak untuk mempunyai milik.
“Trias Politika” menurut John Locke bahwa kekuasaan
pemerintahan dalam negara dipisahkan menjadi tiga cabang,
yaitu :
a. Kekuasaan Legislatif (kekuasaan untuk membuat Undang-
Undang) berada pada parlemen
b. KekuasaanEksekutif (kekuasaan untuk melaksanakan ndang-
Undang berada pada pemerintah
c. Kekuasaan Federatif (kekuasaan untuk menentukan perang
dan damai)
Sedangkan kekuasaan Yudikatif (kekuasaan untuk mengadili)
merupakan bagian dari kekuasaan Eksekutif

Perkembangan Demokrasi – John Locke


Montesquieu mencoba menyusun suatu sistem yang dapat
menjamin hak-hak politik itu yang kemudian terkenal dengan
istilah Trias Politika
Trias Politika menurut Montesquieu, bahwa kekuasaan negara
harus dibagi dan dilaksanakan oleh tiga orang atau badan yang
berbeda-beda dan terpisah satu sama lain secara independen
tanpa pengaruh badan yang lainnya, yaitu :
a. Badan Legislatif (memegang kekuasaan untuk membuat
Undang-undang)
b. Badan Eksekutif (memegang kekuasaan untuk melaksanakan
Undang-undang)
c. Badan Yudikatif (memegang kekuasaan untuk mengadili
jalannya pelaksanaan Undang-Undang)

Perkembangan Demokrasi – Montesquieu


Di akhir abad pertengahan, demokrasi mulai menunjukkan
wujud konkret sebagai program dan sistem politik.
Lahir negara konstitusional (negara hukum) yang
membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak sewenang-
wenang.
Abad 19 pengaruh dari pemikiran akan pengakuan hak-hak
individu (paham liberalisme) semakin besar. Fungsi negara dibuat
hanya sebagai “penjaga malam” (the least government is the best
government) karena ruang gerak kekuasaan dan wewenangnya
dipersempit dengan baru campur tangan dalam kehidupan
masyarakat bila terjadi pelanggaran ketertiban atau konflik
Konsep laisses faire laisses aller (liberalisme) ini memang
memberi peluang kepada masyarakat untuk mengatur
dirinya sendiri, tetapi juga memberikan peluang bagi
penindasan manusia atas manusia
Abad 20, pemikiran mengenai negara sebagai “penjaga malam”,
berubah. Negara harus diberi peran yang lebih besar dan aktif
mengatur kehidupan ekonomi dan sosial serta bertanggungjawab
terhadap kesejahteraan masyarakat

Konsep demokrasi pada abad ini jadinya memerlukan campur


tangan pemerintah terhadap hak-hak individu, namun dengan
tetap tunduk pada jaminan dalam rule of law
Faktor-Faktor Pendukung Demokrasi :
1. Keterbukaan sistem politik
2. Budaya politik yang partisipatif dan egaliter
3. Kepemimpinan politik berpihak pada rakyat
4. Rakyat terdidik, cerdas, tanggap
5. Ada partai politik yang tumbuh dari bawah
6. Menjunjung dan menghormati hukum
Syarat-Syarat Pemerintahan Demokratis :

1. Ada perlindungan konstitusional jaminan terhadap


hak-hak demokratis
2. Ada persamaan kedudukan di depan hukum dan
terdapat lembaga peradilan yang tidak memihak
3. Ada pemilu dan sistem politik yang bebas dan adil
4. Ada kebebasan menyatakan pendapat, berserikat,
berpolitik dan beroposisi
5. Ada prinsip mayoritas namun dengan tetap
mempertimbangkan kepentingan minoritas
6. Terdapat kontrol efektif terhadap pemerintah oleh
rakyat serta pemerintahan yang terbuka
7. Ada distribusi pendapatan secara adil dan
kesempatan memperoleh pendidikan
• Dalam perkembangannya pelaksanaan Demokrasi
berbeda dari suatu negara dengan negara lain
tergantung pada pandangan/filsafah hidup serta
dasar negara yang dilatar belakangi oleh pandangan
hidup, kehidupan sosial dan budaya masyarakat
setempat /negara yang bersangkutan

• Oleh karenanya timbul macam-macam nama


demokrasi seperti demokrasi parlementer, demokrasi
liberal, demokrasi absolut, demokrasi totaliter
(komunisme), demokrasi pancasila dan sebagainya
Soekarno Yudi Latif
1. krisis politik membuat orang 1. Politik tak berhidmat bagi
tidak percaya pada demokrasi. kepentingan orang banyak.
2. Krisis alat-alat kekuasaan 2. Aparatur negara gagal
negara menegakan hukum dan
3. Krisis cara berpikir dan cara ketertiban .
meninjau 3. Politisi dan pejabat negara
4. Krisis moral miskin visi dan wawasan
5. Krisis gezah (kewibawaan 4. Perilaku politik dan
otoritas) birokrasi jauh dari moralitas
5. Pegenggam otoritas
berlomba menghancurkan
gezah
Krisis yang Dapat
Mematikan Demokrasi
Indonesia memandang demokrasi sebagai suatu mekanisme dan
cita-cita kehidupan kelompok yang menimbulkan sifat demokratis,
yang di dalam UUD 1945 disebut "kerakyatan".

Sebagai mekanisme atau sistem hidup berkelompok, dapat


dikatakan bahwa demokrasi adalah suatu pola hidup berkelompok
didalam organisasi negara yang sesuai dengan keinginan orang-
orang yang hidup berkelompok tersebut. Keinginan orang-orang
(demos) yang berkelompok tersebut ditentukan oleh pandangan
hidup bangsa, falsafah hidup bangsa dan ideologi bangsa yang
bersangkutan

Pemahaman
Demokrasi di Indonesia
Paham yang dianut dalam sistem kenegaraan Republik Indonesia
adalah negara kesatuan. Penyelenggara kekuasaan adalah rakyat
(demokratis) dengan membagi kekuasaan pada enam lembaga yaitu :
a. Lembaga Legislatif (kekuasaan untuk membuat UUD/UU)
berada pada MPR, DPR, DPD
b. Lembaga Eksekutif (kekuasaan untuk melaksanakan UU) berada
pada Presiden/Wakil Presidan/Menteri
c. Lembaga Yudikatif (kekuasaan untuk peradilan dan penguji UU
serta pengawasan peradilan) berada pada MA, MK dan KY
d. Lembaga Auditif (kekuasaan untuk mengaudit keuangan negara)
berada pada BPK

Pemahaman
Demokrasi di Indonesia
Secara garis besar, terdapat dua konsep demokrasi yaitu :
a. Demokrasi Konstitusional
b. Demokrasi Proletar

Konsep Demokrasi
Ciri khas dari demokrasi konstitusional adalah adanya gagasan
bahwa pemerintah yang demokratis merupakan pemerintah yang
terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-
wenang terhadap warga negaranya. Pembatasan kekuasaan ini
tercantum dalam konstitusi, atau sering disebut "pemerintah
berdasarkan konstitusi

Lord Actor :
"Power tends to corrupt, but absolute power corrupts absolutely"
(kekuasaan cenderung untuk disalahgunakan, tetapi kekuasaan yang
mutlak pasti disalahgunakan)

Konsep Demokrasi
--- Demokrasi Konstitusional ---
Prinsip-prinsip Demokrasi Konstitusional
(Henry B. Mayo)

1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga


2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah
3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur
4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum
5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman
6. Menjamin tegaknya keadilan

Konsep Demokrasi
--- Demokrasi Konstitusional ---
Untuk menyelenggarakan prinsip-prinsip demokrasi
konstitusional perlu adanya lembaga lembaga :
• Badan Perwakilan Rakyat
• Partai Politik lebih dan satu
• Pers dan Mass Media yang bebas untuk menyatakan
pendapat
• Adanya Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin
hak asasi

Konsep Demokrasi
--- Demokrasi Konstitusional ---
Demokrasi ini merupakan usaha dari kaum proletar untuk
masyarakat dengan jalan revolusi. Untuk mencapai cita-
citanya, maka negara beserta alat kenegaraan dipakai
sebagai alat ampuh. Kekerasan dan paksaan merupakan
unsur yang fundamental, baik untuk merebut kekuasaan
maupun untuk mengkonsolidasikan kekuasaan. Ciri khas
dari demokrasi proletar adalah diktatorial. Negara proletar
tidak terbatas kekuasaannya dan tidak dibatasi kekuasaan
itu dengan suatu undang undang.

Konsep Demokrasi
--- Demokrasi Proletar---
Prinsip-prinsip dari Demokrasi Proletar :
1. Paksaan dipandang sebagai alat yang sah dan harus dipakai
2. Gagasan Monoisme (hanya satu partai)
3. Negara merupakan alat tunggal untuk mencapai tujuan

Untuk menyelenggarakan prinsip-prinsip ini :


4. Sistem satu partai (seperti di negara Komunis)
5. Supremasi kekuasaan secara formal memegang semua
kekuasaan (legislatif, eksekutif dan yudikattf) sekaligus

Konsep Demokrasi
--- Demokrasi Proletar---
• Hakekat demokrasi adalah mentalitas untuk membina
suatu kehidupan bersama dalam masyarakat, mentalitas
dalam berfikir, bersikap dan bertindak

• Mentalitas demokrasi mempunyai ciri pokok yang


mencita-citakan keselarasan antara kebebasan (liberte),
kesamaan hak (egalite) untuk nasib pribadi dan rasa
tanggung jawab atau kebaikan nasib hidup bersama atau
kelompok masyarakat (fraternite)

Hakekat Demokrasi
Keselarasan antara kebebasan, kesamaan hak dan
tanggung jawab kelompok akan menyebabkan demokrasi

Tanpa keselarasan, demokrasi dapat :


a. menjurus ke liberalisme yang dapat menjadi sumber
persaingan secara bebas
b. menjurus ke kolektivitas yang dipaksakan melalui
belbagai bentuk diktatorial

Baik liberalisme maupun kolektivitas, sesungguhnya dapat


melenyapkan kebebasan hak dan tanggung jawab pribadi.
Terjadilah penyelewengan dari demokrasi yang sebenarnya.

Hakekat Demokrasi
Perkembangan demokrasi di Indonesia
mengalami pasang surut

Masalah pokok yang dihadapi adalah bagaimana menyusun


sistem politik dengan kepemimpinan yang kuat untuk
melaksanakan pembangunan ekonomi melalui partisipasi
masyarakat sambil menghindari timbulnya diktatorial, baik
bersifat perorangan, partai maupun militer

Praktik Demokrasi di Indonesia


Demokrasi Parlementer : 1945-1959
• Ada tiga UUD yg berlaku masa ini, UUD 1945, UUD RIS 1949
dan UUDS 1950, yang mengatur sistem pemerintahan
(Presidensial atau Parlementer), termasuk didalamnya sistem
ketatanegaraan

• Dari thn 1945 s.d 1959 hanya satu kali diadakan Pemilu yaitu
tanggal 15 September1955 untuk memilih anggota DPR dan
Dewan Konstituante yang diikuti oleh hampir 172 parpol. Pemilu
dilaksanakan secara langsung

• Pemerintahan menganut demokrasi konstitusional yang


menonjolkan peranan parlemen serta partai-partai (karena itu
dapat dinamakan demokrasi parlementer). Koalisi parpol lemah
dan partai-partai dalam koalisi tidak segan-segan menarik
dukungannya sewaktu-waktu. Kabinet jadinya sering jatuh.
Pembangunan ekonomi jadinya terhambat
Demokrasi Terpimpin : 1959 -1968

• Mulanya dibentuk sebagai lawan demokrasi


parlementer tahun 1950-an yang diwarnai jatuh bangun
kabinet

• Namun dalam pelaksanaannya menjadi Guided


Democration (demokrasi yang dipandu) berciri :
1. Dominasi dari Presiden
2. Peranan partai politik terbatas
3. Pengaruh komunis berkembang
4. Peranan ABRI meluas sebagai unsur sosial politik
Demokrasi Terpimpin : 1959 -1968
Terjadi penyimpangan perundang-undangan pada penode ini,
seperti :
• UUD 1945 menyatakan bahwa jabatan presiden adalah 5
tahun dalam satu periode, tetapi berdasarkan Ketetapan
MPRS no III tahun 1963 Soekarno diangkat sebagai presiden
seumur hidup
• Tahun 1960 Presiden Soekarno membubarkan DPR hasil
pemilu, padahal dalam penjelasan UUD 1945 dinyatakan
bahwa presiden tidak mempunyai wewenang untuk
melakukan itu
• Pelbagai tindakan pemerintah dilaksanakan melalui
penetapan presiden (Penpres) yang memakai Dekrit Presiden
5 Juli 1959 sebagai sumber hukum
Demokrasi Pancasila Orde Baru : 1968-1998

Dikenal mekanisme 5 tahun yaitu :


• Pemilu dilaksanakan 5 tahun sekali
• Pemilih memilih keanggotaan DPR/DPR I/II untuk
masa 5 tahun
• Anggota DPR menjadi anggota MPR untuk 5 tahun
• MPR membuat haluan negara (GBHN) untuk 5 tahun
• MPR memilih Presiden untuk 5 tahun
• Mengadakan PEMILU 5 tahun sekali
• Presiden dapat dipilih kembali sesudah 5 tahun (tak
terbatas berapa kali)
Demokrasi Pancasila Orde Baru : 1968-1998

Demokrasi menjurus pada aristokrasi dan kekuasaan


otoriter yang berpusat pada Presiden.
Kekuasaan yang sentralistis dan penyumbatan aspirasi oleh
pemerintah menyebabkan kebebasan berbicara terkebiri.
Pemerintah kerap memakai delik SARA untuk
membungkam publik. Terjadi berbagai penindasan HAM
dan kesewenang-wenangan penguasa.
Demokrasi Pancasila 1998-2004
( Era Reformasi 1)

• Demokrasi berdasarkan konstitusi


• Pada era ini dikenal sistem mekanisme 5 tahunan yaitu :
• Pemilu memilih anggota MPR/DPR/DPR I/II 5 tahun.
• MPR memilih Presiden/Wapres 5 tahun
• Hinga tahun 2004 MPR membuat GBHN untuk 5
tahun
Demokrasi Pancasila 2004-2009
( Era Reformasi 2)
• Secara konseptual, kedaulatan berada di tangan rakyat
dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar melalui
Pemilu
• Demokrasi Pancasila sesuai sila ke IV yang bunyinya
tetap dan tak mengalami perubahan, tetapi aplikasinya
berbeda sesuai paradigma pada masa yang berbeda sesuai
tuntutan kehendak dan dinamika masyarakat yang selalu
berubah
• Pelaksana Pemilu oleh KPU diawasi Panwas
• Pemilihan Caleg/DPD,Capres/Cawapres.Pilkada
dilaksanakan secara langsung (demokrasi langsung)
Demokrasi Pancasila 2009-2014
( Era Reformasi 3)
• Dilaksanakan pemilihan Kepemimpinan Nasional
• Pelaksana KPU
• Dilaksanakan dalam 5 tahun sekali
• Pemilihan untuk Presiden/Wakil Presiden dan anggota
MPR/DPR/DPRD
• Pemilihan secara langsung
• Pemilihan Presiden/Wakil Presiden dalam satu paket
• Presiden dapat dipilih hanya untuk 2 periode

• Haluan Negara dibuat oleh Presiden/Wapres


• DPR/DPD dipilih oleh rakyat langsung menjadi anggota
MPR untuk masa 5 tahun
• Indonesia bisa dikatakan termasuk kategori Electoral
Democracy dan Free Country dilihat dari kebebasan
politik dan sipil.
• Dilihat dari Indikator yg lebih komprehensif dan
mencakup kepemimpinan, masih belum dianggap
demokrasi bermutu (quality democracy) karena
lemahnya akuntabilitas Rule of Law dan kebijakan yg
responsif
• Menurut indeks Demokrasi The Economist , termasuk
Flawed Democracy, belum Full Democracy

Realita Demokrasi
Mengapa ?
• Lemahnya Demokrasi perwakilan yang mencakup warga
negara, Parpol, Pemilu, eksekutif, DPR/DPRD dan
pelaksanaan kebijakan publik pada pasca pemilu .

• Pemilu yang Jurdil masih merupakan demokrasi


prosedural, belum diikuti oleh demokrasi substantif,
yakni terpenuhinya aspirasi warga melalui kebijakan
publik pada pasca pemilu

Masih Lemahnya Sistem Demokrasi


Perwakilan
• Pengalaman otoriter masa lalu .
• Belum adanya budaya politik yang positif
• Kepemimpinan yang lemah
• Peraturan politik yang kurang pro publik
• Kurang aktifnya masyarakat mengontrol elite publik
• Politik menjadi ajang bisnis

Terjadi Pelemahan Demokrasi Pasca Pemilu


Manfaat Demokrasi
• Adanya kesetaraan sebagai warga
negara.
• Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum.
• Pluralisme dan Kompromi.
• Menjamin hak-hak dasar.
• Pembaruan Kehidupan Sosial
Nilai-nilai Demokrasi

• Kesadaran akan pluralisme


• Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat.
• Demokrasi membutuhkan kerja sama antar
warga masyarakat dan sikap serta itikad baik.
• Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan.
• Demokrasi membutuhkan pertimbangan
moral.
Parameter untuk mengukur demokrasi
dapat dilihat dari empat hal, yaitu:

• Pembentukan pemerintahan melalui pemilu.

• Sistem pertanggungjawaban pemerintahan.

• Pengaturan sistem dan distribusi kekuasaan negara.

• Pengawasan oleh rakyat


Jenis Demokrasi

Berdasarkan cara menyampaikan pendapat:


• Demokrasi langsung: rakyat diikutsertakan dalam proses
pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan
pemerintahan.

• Demokrasi tidak langsung: Demokrasi dijalankan oleh


rakyat melalui wakil rakyat yang dipilih melalui Pemilu.
Berdasarkan Prinsip Ideologi:

• Demokrasi Liberal : memberikan kebebasan yang luas pada


individu. Campur tangan pemerintah diminimalkan.
Tindakan sewenang-wesang pemerintah terhadap warganya
dihindari.
• Demokrasi rakyat/demokrasi proletar: bertujuan
menyejahterakan rakyat. Negara yang dibentuk tidak
mengenal perbedaan kelas. Semua warga negara mempunyai
persamaan dalam hukum, politik.
Demokrasi konstitusional.

• Adanya DPR.
• Adanya Partai Politik lebih dari satu.
• Adanya Pers dan MassMedia yang bebas utk menyatakan
pendapat.
• Adanya sistem peradilan yang bebas utk menjamin HAM.
Berdasarkan wewenang dan hubungan antar alat kelengkapan negara:
• Demokrasi sistem parlementer.
• Demokrasi sistem presidensial.

Ciri-ciri pemerintahan parlementer:


• DPR lebih kuat daripada pemerintah.
• Kepala pemerintahan/kepala eksekutif disebut Peradana Menteri dan
memimpin kabinet dengan sejumlah menteri yang bertanggung jawab
kepada DPR.
• Program kebijakan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota
parlemen.
• Kedudukan kepala Negara terpisah dari Kepala Pemerintahan, biasanya
hanya berfungsi sebagai symbol Negara
• Jika pemerintah dianggap tidak mampu, maka anggota DPR (parlemen)
dapat meminta mosi tidak percaya kepada parlemen untuk membubarkan
pemerintah.
Ciri-ciri pemerintahan sistem presidensial:

• Negara dikepalai presiden.


• Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan
yang dipilih dan oleh rakyat langsung.
• Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan
memberhentikan menteri.
• Menteri tidak bertanggungjawab kepada DPR melainkan kepada
presiden.
Demokrasi Semu.

• Demokrasi terpimpin, yaitu demokrasi terdidik karena ada


anggapan ada jurang antara penguasa dengan rakyat. Indonesia
pernah menganut demokrasi ini.

• Demokrasi tengah, fasisme dan nazisme di Italia dan Jerman


masa pemerintah Mussolini dan Hitler, terkenal dg semboyan
satunya penguasa dengan rakyat, artinya kalau penguasa berkata
maka rakyat harus ikut.
Demokrasi sebagai Bentuk Pemerintahan:

Plato membagi bentuk pemerintahan:

1. Monarki : suatu bentuk pemerintahan yang dipegang


oleh seseorang sebagai pemimpin tertinggi dan dijalankan
untuk keperluan rakyat banyak.

2. Tirani : → dipegang oleh seseorang sebagai pemimpin


tertinggi dan dijalankan untuk kepentingan pribadi.
3. Aristokrasi : → dipegang oleh sekelompok orang yang
mempimpin dan dijalankan untuk kepentingan rakyat
banyak.

4. Oligarki : → dipegang oleh sekelompok dan dijalankan


untuk kelompok itu sendiri.

5. Demokrasi : → dipegang oleh rakyat dan dijalankan untuk


kepentingan rakyat banyak.

6. Mobokrasi : → dipegang oleh rakyat tetapi rakyat yang


tidak tahu apa-apa.
Machiavelli membedakan bentuk pemerintahan:

• Monarki: bentuk pemerintahan yang bersifat kerajaan.


Pemimpin negara umumnya bergelar raja, ratu, kaisar,
atau sultan.

• Republik: bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh


seorang presiden atau perdana menteri.
Perkembangan demokrasi di Indonesia :

• Periode 1945 – 1959 masa demokrasi parlementer

Pada masa berlakunya demokrasi parlementer, kehidupan


politik dan pemerintahan tidak stabil karena pelaksanaan
pemerintahan silih berganti dalam waktu yang relatif
singkat sehingga program pembangunan dari suatu
pemerintahan tidak dapat dilaksanakan dengan baik.
• Periode 1959 – 1965 masa demokrasi terpimpin.

Demokrasi Terpimpin lahir dari keinsyafan, kesadaran, dan


keyakinan terhadap keburukan praktik Demokrasi
Parlementer (demokrasi Liberal) yang menimbulkan
masyarakat terpecah, baik dalam kehidupan politik maupun
dalam tatanan kehidupan sosial dan ekonomi.
Masa Demokrasi Terpimpin yang dalam banyak aspek telah
menyimpang dari demokrasi konstitusional. Masa ini
ditandai dengan dominasi presiden, terbatasnya peran partai
politik, perkembangan pengaruh komunis, dan peran ABRI
sebagai unsur sosial-politik semakin meluas.
• Periode 1966 -1998 masa demokrasi Pancasila era Orde
Baru.

Masa demokrasi Pancasila era Orde Baru yang merupakan


demokrasi konstitusional yang menunjukan sistem
presidensial. Landasan formal periode ini adalah Pancasila,
UUD 1945 dan ketetapan MPRS/MPR dalam rangka untuk
meluruskan kembali penyelewengan terhadap UUD 1945
yang terjadi di masa Demokrasi Terpimpin. Namun dalam
perkembangannya peran presiden semakin dominan
terhadap lembaga-lembaga negara yang lain
• Periode 1999 – sekarang masa demokrasi Pancasila era
reformasi

Dengan berakar pada kekuatan multi partai yang berusaha


mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga
negara, antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Pada masa
ini peran partai politik kembali menonjol, sehingga iklim
demokrasi memperoleh nafas baru.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan dan praktik
pelaksanaan demokrasi, terdapat beberapa perubahan, yaitu:
• Pemilu lebih demokratis.
• Partai politik lebih mandiri.
• Pengaturan ham lebih jelas,
• Lembaga demokrasi lebih berfungsi.

Kelemahan dalam pelaksanaannya:


• Demokrasi Pancasila masih terkesan ada di atas konsep,
dalam pelaksanaannya demokrasi yang tidak berpangkal
tolak pada paham kekeluargaan dan gotong-royong.
• Praktik KKN masih berkembang.
• Masih adanya mafia peradilan dalam lembaga peradilan.
Demokrasi Pancasila

Nilai-nilai demokrasi yang terjabar dalam Pancasila :


• Kedaulatan rakyat.
• Republik.
• Negara berdasarkan hukum.
• Pemerintahan yang konstitusional.
• Sistem perwakilan
• Prinsip musyawarah.
• Prinsip Ketuhanan.

Anda mungkin juga menyukai