Anda di halaman 1dari 12

Proses terjadinya emosi dan

takut pada saraf manusia


Oleh kelompok Barbar

Tugas matakuliah Sitem Perkembangan Hewan 1 ( SPH 1)


Sistem saraf
• Sistem saraf adalah suatu struktur yang terdiri dari komponen-komponen
sel saraf (neuron). Sistem saraf pada manusia memiliki sifat mengatur yang
sangat kompleks dan khusus. Sistem saraf menerima berjuta-juta rangsangan
yang berasal dari berbagai organ. Semua rangsangan tersebut akan bersatu
untuk dapat menentukan respon apa yang akan diberikan oleh tubuh.
Kinerja sistem saraf
• Sistem saraf bekerja melalui kompleks neuron. neuron ini terbagi atas 3 yaitu
neuron sensorik, motorik, penghubung atau neuron aosiasi. neuron sensorik
mengirimkan rangsangan atau impuls yang di diberikan oleh alat indra dan
meneruskan nya sampai ke otak dan sumsum tulang belakang. otak
memproses rangsangan tersebut dan mengirimkannya kembali ke bagian
tubuh lainnya pada saat ini yang bekerja adalah neuron motorik, neuron ini
melanjutkan rangsangan kepada otot dan terjadi lah gerakan
Sistem hormon
• Sistem Hormon merupakan salah satu bagian dari sistem koordinasi yang
didalamnya bertugas untuk mengatur aktivitas yang dilakukan oleh tubuh
manusia melalui sebuah hormon yang bekerja secara lambat. Hormon adalah
salah satu zat kimia yang diproduksi oleh tubuh manusai, didalam konsentrasi
kecil yang dapat menyebabkan beberapa efek fisiologis yang terjadi pada
organ target.
Kinerja system hormon
• Sebagai salah satu hormon yang ada didalam tubuh manusia, hormon
merupakan pesan yang berasal dari sistem endokrin. Hal ini lah yang
membuat mereka harus merubah sesuatu yang ada di dalam sel.Hormon ini
kemudian akan berjalan melalui sebuah aliran darah sampai menemukan sel
target dengan reseptor yang memiliki kecocokan sehingga dapat
mengikat.Ketika hormon sudah terikat dengan reseptor, hal ini lah yang
menyebabkan adanya perubahan didalam sel. Nemun, persisnya bagaimana
hal ini bekerja, tinggal tergantung pada apakah hormon tersebut adalah
hormon steroid atau hormon non-steroid.
Hubungan system saraf dan hormon
• Sistem saraf bersama sistem endokrin mengkoordinasikan seluruh sistem di
dalam tubuh. Sistem saraf dan sistem endokrin ini merupakan suatu sistem
yang saling berhubungan sehingga dinamakan sistem neuroendokrin.
Hormon bekerja atas perintah dari sistem saraf dan sistem yang mengatur
kerjasama antara saraf dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus.
Daerah hipotalamus sering disebut daerah kendali saraf endokrin
(neuroendocrine control).
Emosi
• Definisi emosi adalah suatu gejala dari psiko fisiologis yang akan
menimbulkan efek pada persepsi, sikap dan tingkah laku yang diwujudkan
dalam bentuk suatu ekspresi tertentu. Salah satu emosi yang kerap dirasakan
adalah takut. Ketika merasa terancam atau berada pada suatu situasi yang
gawat, seseorang akan merasa takut karena merasa bahwa situasi itu dapat
membuat dirinya tersakiti secara mental dan fisik. Namun rasa takut ini juga
dapat memberikan manfaat bagi manusia, karena dapat membuat seseorang
menjauhi bahaya dan merasakan inisiatif untuk memberikan perlindungan
atau mencari perlindungan.
Proses emosi dan takut
• Hal ini dimulai dari sistem limbic akan digerakkan. Emosi takut akan menimbulkan
reaksi behavioral untuk bersembunyi, berlai atau bersiap-siap untuk melawan.
Respon melawan atau lari, berarti tubuh perlu menyiapkan diri secara otomatis.
Sehingga akan terjadi perubahan fisiologis yang diperlukan untuk lari atau melawan,
respon lari atau melawan mekanisme fisiologisnya sama. Penggerak respon ini akan
deprogram oleh lobus frontalis yang menggerakkan dan meyusun respon-respon ke
hipotalamus. Hipotalamus (ada di otak) akan menstimulasi (memerintah) kelenjar
adrenal (letaknya diatas ginjal) untuk melepas adrenalin atau lebih tepatnya epineprin
kedalam aliran darah. Epineprin akan mengakibatkan denyut jantung meningkat,
napas dangkal dan glucose dalam darah meningkat. Selanjutnya glukosa akan
didistribusi kebagian tubuh yang akan memerlukan energy ekstra, misalnya karena
takut seperti contoh diatas, akan menimbulkan keinginan kuat pada seseorang untuk
lari, maka sebagian besar dari glukosa darah akan diditribusi ke kaki.
Proses emosi dan takut
• Sehingga tidak mengherankan orang yang mengalami ketakutan bisa lari kencang
atau meloncat jauh lebih tinggi, yang kiranya mustahil terjadi dalam kondisi normal
(dalam kondisi tidak ketakutan). Atau dapat juga dapat terjadi bila ada keinginan
kuat untuk melawan, siap memukul atau mencakar dengan tangan, maka sebagian
besar glukosa dalam darah sebagai sumber energy akan terpusat disekitar telapak
tangan. Akibat redistribusi ini bisa menyebabkan wajah tampak pucat, telapak
tangan dan telapak kaki menjadi lebih dingin (sebagai indikasi adanya kecemasan
dan kegugupan). Perlu dimengerti bahwa wajah yang pucat karena sedang
mengalami ketakutan, secara fisiologis bisa jadi sebenarnya ia lebih siap untuk
mengadakan perlawanan atau melarikan diri
Proses emosi dan takut
• Selain itu pada saat yang bersamaan berkaitan dengan respon menghadapi emosi takut,
hormone ACTH (adreno corticotrophic hormone) dilepas. Hormone ini akan mengaktifkan
kelenjar adrenal, yang selanjutnya akan melepaskan kortikoid ke dalam darah. Kortikoid akan
membawa pesan untuk dismpaikan ke kelnjar yang lain maupun ke organ tubuh lainnya.
Sebagai contoh limfa dimobilisasi untuk melepaskan lebih banyak sel darah merah ke dalam
aliran darah. Sel darah akan membawa oksigen dan sari makanan yang sangat diperlukan
untuk menghadapi tuntutan tubuh selama terjadi emosi takut tadi. Demikian pula dibagian
lain juga terjadi perubahan, misalnya kemampuan darah untuk membekukan diri meningkat.
Keadaan ini dimaksudkan untuk persiapan mengatasi kerusakan bagian tubuh tertentu yang
diakibatkan oleh adanya respon lari atau lawan mengahdapi ketakutan tadi. Hati akan
melepas sukrosa dan vitamin B dan C akan didistribusi ke seluruh otot oleh darah. Lambung
melepas asam hidrokrorik yang berfungsi untuk mempercepat proses pencernaan sebagai
penunjang adanya kebutuhan energi yang meningkat.
Proses emosi dan takut
• Jika ketakutan dirasakan terlalu dalam dan untuk jangka waktu lama, dapat
mulai mempengaruhi ginjal Anda dengan cara yang berbahaya. Ini
menjelaskan dorongan untuk buang air kecil setiap kali seseorang takut,
khususnya anak-anak.
Horee…

Selesai

Any question ?....

Anda mungkin juga menyukai